Anda di halaman 1dari 9

Keruangan serta konektivitas antar ruang

Disusun oleh :

Kelompok 2

1. Lapaso
2. Land
3. Wind
4. Owhd
Kelas X-TKR-2
SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO
2022/2023

1. Konektivitas antar ruang dan waktu

1
Untuk memahami suatu peristiwa, kita dapat melihatnya dari berbagai aspek ruang,
waktu,kebutuhan dan kemasyarakatan. Dalam hubungannya dengan keadaan alam dak
aktivitas penduduk secara sederhana, kita dapat melihat dari konsep konektivitas antar ruang
dan waktu.Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang merupakan tempat hidup manusia,
tumbuhan, danhewan. Ruang juga bisa mengandung arti sebagai tempat terjadinya berbagai
peristiwa baik alam maupun sosial. Dalam setiap peristiwa memiliki koneksi antar ruang dan
waktu.

Dalam sejarah, konsep waktu amat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan
perkembangannya sampai saat ini. Konsep waktu dalam sejarah memiliki arti masa/periode
berlangsungnya perjalanan tentang kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi
3(tiga) bagian, yaitu waktu lampau, sekarang, dan yang akan datang. Kisah masa lampau
suatumasyarakat tentu saja terjadi di satu ruang. Ruang yang dimaksud bisa merupakan daerah
dalamruang lingkup kecil seperti desa atau dusun, bisa juga mencakup wilayah yang ruang
lingkupnyalebih luas seperti sebuah negara.

Manusia menggunakan ruang atau tempat sebagai tempat tinggal dan melakukan interaksi
antarasatu dan yang lainnya. Manusia saling menyapa, berkenalan, menegur, dan saling
berinteraksi.Manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu berhubungan dengan manusia
lainnya.Hubungan tersebut tercermin dalam hubungan interaksi sosial. Interaksi sosial
merupakan kuncidalam sendi-sendi kehidupan sosial karena tanpa interaksi, tidak mungkin
terjadi aktivitas sosial.Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, baik
yang menyangkuthubungan antara individu dengan individu lainnya, antara individu dengan
kelompok, maupunantara kelompok dengan kelompok lain.Bumi dan seluruh isinya merupakan
bukti kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk rasa syukurdapat kamu wujudkan dalam
berbagai tindakan, seperti mengelola kekayaan alam secara bijaksana, menjalin kerja sama
dengan sesama, dan menjaga kelestarian lingkungan.Indonesia merupakan negara yang
memiliki kekayaan alam dan keragaman budaya. Keragaman budaya Indonesia terlihat dari
beragamnya adat istiadat pada tiap-tiap suku bangsa. Setiapaktivitas penduduk tidak lepas dari
konteks ruang dan waktu.

2. Kondisi geografis di Indonesia

2
Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi
yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi
Utara, sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak astronomis, Indonesia
terletak di antara 6°LU - 11°LS dan 95°BT -141°BT. Indonesia secara geografis terletak di antara
Benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia,
sedangkan menurut letak geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda
yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Pasifik di sebelah timur.
Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api
yang aktif dan rawan terjadi gempa bumi.

Keberadaan vulkan gunungapi tidak ada yang benar-benar sama. Secara garis besar bentuk-
bentuk vulkan dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu Gunungapi Perisai, Gunungapi Kerucut,
dan Gunungapi Maar (Moch. Munir, 2003: 218-220). Gunungapi aktif di Indonesia dibagi
menjadi tiga tipe, yaitu Gunung Aktif Tipe A, Gunungapi Aktif Tipe B, dan Gunungapi Aktif Tipe C
(Sutikno Bronto, 2001: 10).

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai gunungapi terbanyak di dunia. Selain
itu, merupakan negara yangterancam bahaya gunungapi, seperti terlihat dari data yang
menunjukan bahwa separuh lebih dari korban letusan gunungapi di dunia adalah penduduk
Indonesia. Provinsi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta memiliki Gunung Merapi (2968 m dpl),
dengan posisi geografis 110°26ʼ30ˮBT dan 7°32ʼ30ˮLS. Potensi bahaya vulkanik Gunung Merapi
dapat dibedakan menjadi bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya primer adalah bahaya
yang ditimbulkan secara langsung saat terjadi erupsi atau letusan gunung api (Sutikno Bronto,
2001: 9- 4). Bahaya sekunder adalah bahaya yang terjadi secara tidak langsung setelah aktivitas
gunung api berlalu (Sutikno Bronto, 2001: 9- 5).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 pasal 1, bencana adalah
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Lahar hujan adalah lahar yang terjadi akibat pencampuran antara bahan piroklastis yang belum
lama diendapkan dengan air hujan (Sutikno Bronto, 2001: 8- 3). Hujan lebat dengan intensitas
curah hujan yang lama di kawasan puncak dan lereng gunung api dapat mengakibatkan lahar
hujan. Hasil erupsi Gunung Merapi di akhir tahun 2010 telah menghasilkan banyak material
vulkanik yang belum lama diendapkan dan bercampur dengan air hujan sehingga berpotensi
terjadi banjir lahar hujan. Banjir tersebut terjadi sejak bulan Desember 2010 dan diperkirakan
terus berlangsung hingga beberapa tahun berikutnya.Aktivitas Gunung Merapi mempunyai
dampak atau pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut dapat dilihat dalam dua

3
hal, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak positifnya adalah kesuburan
tanah di sekitar lereng Gunung Merapi sehingga pertanian dan peternakan berkembang dengan
baik. Dampak positif lainnya adalah adanya material vulkanik yang dibawa oleh banjir lahar
hujan, yaitu material pasir dan batuan sehingga menjadi berkah bagi para penambang pasir.
Aktivitas Gunung Merapi juga bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kebencanaan, khususnya bencana kegunungapian.

Dampak negatif dari erupsi Gunung Merapi adalah kerusakan pada wilayah-wilayah yang dilalui
awan panas dan aliran lava, bahkan hal ini dapat menimbulkan korban jiwa. Gas beracun yang
berada di sekitar kawah gunung membahayakan keselamatan manusia, sedangkan abu
vulkaniknya dapat menyebabkan gangguan kesehatan, yaitu pernapasan, penglihatan, dan
kulit, bahkan dapat mengganggu lalu lintas penerbangan. Dampak negatif lainnya berasal dari
banjir lahar hujan. Banjir tersebut menyebabkan kerusakan pada lembah sungai dan wilayah di
sekitar sungai yang dilalui aliran lahar hujan seperti lahan permukiman, persawahan, jalan, dan
jembatan.

3. Kondisi sosial di Indonesia


Masyarakat pada umumnya tidak terlepas dari keadaan sosial yang terjadi dalam kehidupan,
sebab masyarakat adalah zoon politicon atau masyarakat sosial yang saling berhubungan antara
satu dengan yang lain, saling berinteraksi untuk mencapai tujuan hidup, akan tetapi pada
interaksi sosial yang negatif akan menjerumuskan ke hal-hal yang negatif pula, contohnya

4
kejahatan yang sering terjadi dalam lingkungan baik merugikan diri sendiri maupun orang lain
yaitu seperti narkoba, pesta miras, dan lain-lain. Sebaliknya apabila dalam lingkungan sosial
terjadi interaksi yang positif maka akan melahirkan perbuatan atau tingkah laku yang posistif
pula untuk mencapai tujuan hidup yang positif dalam kehidupan. Contoh kondisi sosial adalah
masalah pendidikan, masalah kesehatan, masalah narkoba, ketersediaan pasokan pangan, dan
pengangguran tingkat kejahatan.

Untuk kondisi sosial tentang masalah pendidikan yaitu untuk memastikan bahwa warga negara
memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan yang memadai kondisi
sosial uatama yang politisi pertimbangkan. Gaji guru, anggaran sekolah dan ketersediaan
pasokan pendidikan semua mempengaruhi tingkat pendidikan yang tersedia untuk anak-anak.
Demikian pula, sebuah komunitas perlu memiliki sumber daya yang memadai untuk
mendukung fasilitas medis yang berkualitas dan penyedia layanan kesehatan.

Ketika populasi mendapatkan keuntungan dari faktor kondisional yang menguntungkan,


kualitas hidup secara keseluruhan juga cenderung menguntungkan. Ketika faktor-faktor ini
berdampak negatif terhadap kualitas hidup, mereka dikenal sebagai masalah sosial. Untuk
kondisi sosial masyarakat tentang keketersediaan pasokan pangan, kemampuan masyarakat
untuk memasok makanan dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung warganya
adalah signifikan. Pekerjaan yang tersedia adalah kekhawatiran yang yang terkait erat. Ketika
pengangguran tinggi dan banyak orang yang hidup dalam kemiskinan, persediaan makanan
yang meregang.

Tingkat kejahatan di suatu masyarakat juga berdampak pada kualitas hidup. Kejahatan,
kekerasan, dan risikokeseluruhan kejahatan berdampak pada hidup keluarga. Banyak orang tua
mencoba untuk menghindari membesarkan keluarga mereka di daerah yang angka
kejahatannya tinggi memberikan kontribusi untuk tumbuh dan berkembangnya anak-anak
mereka. Kondisi sosial lain yang mempengaruhi masyarakat yaitu termasuk keanekaragaman,
belanja konsumen, membangun infrastruktur, bisnis dan industri, moralitas, dan pencemaran
lingkungan.

Kondisi sosial masyarakat Indonesia masa kini pula adalah terjadi banyak perubahan dalam
perilaku sosialnya. Hal ini disebabkan oleh modernisasi yang berkembang di Indonesia.
Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti
layaknya yang ada di kehidupan sehari-hari seperti televisi, telepon genggam, komputer,
laptop, dan lainnya.

Sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian-kajian
penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih

5
modern. Akan tetapi dari perkembangan teknologi tersebut dapat pula membawa dampak
negatif disamping terdapat dampak positif nya, yaitu masuknya budaya asing ke Indonesia yang
disebabkan oleh salah satu nya karena ada krisis globalisasi yang meracuni Indonesia.

Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu
saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan
masyarakat. Yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai
pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam
kehidupan masyarakat yang bersangkutan.

Adanya penyerapan unsur budaya luar yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu
proses internalisasi yang mendalam dapat menyebabkan terjadinya ketimpangan antara wujud
yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa di sebut
ketimpangan budaya. Teknologi yang berkembang pada era globalisasi ini mempengaruhi
karakter sosial dan budaya dari lingkungan sosial.

4. Kerjasama antar negara


Kerjasama internasional merupakan suatu perwujudan kondisi masyarakat yang saling
tergantung satu sama lain. Dalam melakukan kerjasama ini dibutuhkan suatu wadah yang dapat
memperlancar kegiatan tersebut. Tujuannya ditentukan oleh masing masing pihak yang terlibat
di dalamnya dan juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan negaranya. Kerjasama
internasional ini dapat terbentuk karena kebutuhan internasional yang meliputi bidang ideologi,
ekonomi, politik, sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan dan keamanan (Yani, 2006).
Dalam usaha sebuah Negara untuk menyelesaikan suatu masalah yang bersifat regional

6
maupun internasional bisa diselesaikan bersama dengan kerjasama. Menurut Teuku May
Rudidalam bukunya, Teori, Etika dan Kebijakan Hubungan Internasional, kerjasama
internasional dapat didefinisikan sebagai :

“Pola kerjasama yang melintasi batas-batas negara, dengan didasari struktur yang jelas dan
lengkap serta diharapkan akan diproyeksikan untuk berlangsung serta melaksanakan fungsinya
secara berkesinambungan dan melembaga guna mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang
diperlukan serta disepakati bersama, baik antara pemerintah dengan pemerintah maupun
antara sesama kelompok non pemerintah pada negara yang berbeda” (Rudy, 2003)

Dari pemahaman teori di atas, kerjasama bisa dikategorikan dapat berlangsung dalam berbagai
konteks yang berbeda. Sedangkan menurut Holsti, kerjasama di definisikan sebagai :

“ kerjasama yaitu proses-proses dimana sejumlah pemerintah saling mendekati dengan


penyelesaian yang diusulkan, merundingkan atau membahas masalah, mengemukakan bukti
teknis untuk menyetujui satu penyelesaian atau lainya, dan mengakhiri perundingan dengan
pernajnjian atau perundingan tertentu yang memuaskan kedua belah pihak” (M & Betsill, 2008)

K.J. Holsti (1988) mengutarakan dalam buku Politik Internasional : Suatu Kerangka Teoritis,
tentang adanya beberapa alasan mengapa negara melakukan kerjasama, antara lain, yaitu
pertama, demi meningkatkan kesejahteraan ekonominya, dimana melalui kerjasama dengan
negara lainnya, negara tersebut dapat mengurangi biaya yang harus ditanggung dalam
memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena keterbatasan yang dimiliki negara
tersebut. Kedua untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan biaya.
Ketiga, karena adanya masalah-masalah yang mengancam keamanan bersama. Keempat dalam
rangka mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan tindakan individual negara
yang memberi dampak terhadap negara lain.

Kerjasama internasional merupakan wadah bertemunya berbagai macam kepentingan dari


berbagaikelompok kepentingan yang tidak dapat dipeneuhi oleh negerinya sendiri (Yani, 2006).
Kerjasama internasional adalah sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan salah
satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama dari kerjasama internasional yaitu
berdasarkan pada sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui kerjasama
tersebut dapat mendukung konsepsi dari kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif.

Kerjasama internasional itu sendiri diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya. Karena itu dalam pelaksanaannya sendiri dapat dilakukan
dengan saling tukar menukar barang dan jasa, memperluas penggunaan teknologi, atau dalam
pengelolaan sumber daya alam.

7
Pemerintah Indonesia menjalankan kebijakan perikanan khususnya bagi Kementerian Kelautan
dan Perikanan sebagai strategi mengembangkan kerjasama baik di dalam maupun kerjasama
initiative dengan negara-negara di kawasan maupun internasional. Melalui kebijakan sectoral,
diharapkan pembangunan di sektor kelautan dapat terwujud sesuai dengan kemampuan
bangsa Indonesia guna melindungi dan mengelola sumber daya kelautan, terutama masalah
nelayan-nelayan tradisional dan nelayan lintas batas negara yang melanggar kedaulatan
Indonesia.

~Daftar pustaka~

1. id.scribd.com

Diakses tanggal 09/01/2023

Pukul 10.07

2. Kompasiana.com

8
Diakses tanggal 09/01/2023

Pukul 13.22

3. repository.umy.ac.id

Diakses tanggal 09/01/2023

Pukul 13.41

Anda mungkin juga menyukai