Disusun Oleh:
Ari Mardian 22107251050
Elfatihan Egista 22107251063
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Model desain sistem pembelajaran Dick &
Carey” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Desain Pembelajaranl, Prof. C.
Asri Budiningsih
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan materi-materi yang penulis peroleh
dari buku panduan dan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan Model desain sistem
pembelajaran Dick & Carey, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar
mata kuliah Desain Pembelajaran atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah
ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah ikut andil dalam penyusunan
makalah ini. Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga
semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan
kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak
meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan
selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis. Sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi
kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Model desain
sistem pembelajaran Dick & Carey bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Judul ............................................................................................................................ 1
3. Tujuan .............................................................................................................. 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek kunci dalam perkembangan masyarakat dan
individu. Pengembangan metode pembelajaran yang efektif dan efisien adalah salah
satu hal yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Model desain sistem pembelajaran merupakan alat yang sangat berguna dalam
merancang dan mengembangkan proses pembelajaran yang efektif.
Salah satu model desain sistem pembelajaran yang telah dikenal dan digunakan
secara luas adalah Model Dick & Carey. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh
Walter Dick dan Lou Carey pada tahun 1978. Sejak itu, model ini telah mengalami
berbagai perkembangan dan modifikasi, tetapi intinya tetap menjadi landasan dalam
merancang pembelajaran yang berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran.
Model Dick & Carey menekankan pendekatan sistematis dalam perancangan
pembelajaran. Dalam model ini, proses pembelajaran dipecah menjadi langkah-
langkah yang terstruktur, dimulai dari analisis kebutuhan pembelajaran hingga evaluasi
hasil pembelajaran. Model ini menempatkan mahasiswa sebagai subjek aktif dalam
proses pembelajaran, dengan pendekatan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran
yang jelas.
Latar belakang makalah ini didasarkan pada pentingnya memahami dan
mengaplikasikan Model Dick & Carey dalam konteks pendidikan saat ini. Terdapat
beberapa alasan kuat untuk mengkaji lebih lanjut model ini. Pertama, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah cara pembelajaran dilakukan.
Model Dick & Carey dapat disesuaikan dengan baik dalam konteks pembelajaran
online dan berbasis teknologi. Kedua, model ini memberikan landasan yang kuat untuk
memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan efisien. Dengan
model ini, pendidik dapat merancang pembelajaran yang lebih terstruktur dan mudah
diukur.
Selain itu, model ini juga dapat membantu dalam meningkatkan partisipasi dan
keterlibatan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Dengan adanya panduan yang
jelas dan tahapan yang terstruktur, mahasiswa dapat lebih fokus pada pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian dan pemahaman lebih lanjut tentang Model
Dick & Carey sangat penting untuk memaksimalkan hasil pembelajaran di berbagai
tingkat pendidikan.
Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi lebih dalam tentang Model Dick &
Carey, termasuk Latar Belakang desain pembelajaran Dick dan Carey, Tahap-tahap
4
penelitian Dick dan Carey, Karakteristik Model Dick dan Carey, dan Kelebihan dan
kekurangan model dick and Carey. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang model
ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran di berbagai institusi pendidikan.
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana latar belakang perkembangan Model Desain Sistem Pembelajaran Dick
& Carey dan mengapa model ini menjadi relevan dalam konteks pendidikan?
b. Apa saja tahap-tahap penelitian yang ditempuh dalam pendekatan Dick & Carey
dalam merancang sistem pembelajaran, dan bagaimana tahap-tahap ini
berkontribusi pada perencanaan pembelajaran yang efektif?
c. Apa karakteristik utama dari Model Desain Sistem Pembelajaran Dick & Carey,
dan bagaimana karakteristik ini membedakannya dari model-model desain
pembelajaran lainnya?
d. Apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh Model Dick & Carey dalam
merancang pembelajaran, dan sejauh mana kelebihan tersebut dapat meningkatkan
efektivitas proses pembelajaran?
3. Tujuan
a. Memahami Latar Belakang: Menjelaskan sejarah dan latar belakang
pengembangan Model Dick & Carey untuk memahami relevansinya dalam konteks
pendidikan modern.
b. Menguraikan Tahap-tahap Penelitian: Menganalisis tahap-tahap penelitian yang
digunakan oleh Model Dick & Carey dalam merancang pembelajaran, sehingga
dapat memahami bagaimana pendekatan ini membantu perencanaan pembelajaran
yang efektif.
c. Mengidentifikasi Karakteristik Model: Mengidentifikasi karakteristik utama dari
Model Dick & Carey untuk memahami aspek-aspek kunci yang membedakannya
dari model-model desain pembelajaran lainnya.
d. Mengevaluasi Kelebihan Model: Mengevaluasi kelebihan-kelebihan yang dimiliki
oleh Model Dick & Carey dalam merancang pembelajaran dan memahami sejauh
mana kelebihan tersebut dapat meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
e. Menganalisis Kekurangan Model: Menganalisis kekurangan-kekurangan yang
mungkin ada dalam penerapan Model Dick & Carey dan bagaimana kekurangan
tersebut dapat mempengaruhi hasil pembelajaran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dalam mengembangkan bahan ajar pada materi Bahasa Indonesia, dimana model
pembelajaran ini mengacu pada tahapan umum pengemabangan pembelajaran,
sehingga mata Pelajaran ini tepat diaplikasikan dalam proses pembelajaran berbasis
keterampilan.
Model desain pembelajaran dick dan carey merupakan suatu model
pembelajaran yang sistematis, dan urut. hal tersebut dapat dilihat dari setiap langkah
model pembelajaran yang digunakan mulai dari tahap analisis kebutuhan sampai
dengan dilakukannya evaluasi pembelajaran, sehingga menghasilkan proses
pembelajaran yang lebih baik.
Berdasarkan gambar tersebut, model pembelajaran dick dan carey terdiri dari
10 langkah yaitu : 1. Identifikasi tujuan instruksional/pembelajaran, 2. Analisis
instruksional/pembelajaran, 3. Analisis karekteristik siswa dan konteks, 4.
Merumuskan tujuan instruksional/pembelajraan khusus, 5. Mengembangkan
instrument penilaian, 6. Mengembangakan strategi intruksional/pembelajaran, 7,
mengembangkan dan memilih materi intruksional/pembelajaran, 7. Merancang dan
melakukan evaliasi formatif, 9. Melakukan revisi terhadap program
instruksional/pembelajaran yang dikembangkan dan 10. Melakukan evaluasi sumatif.
Berikut penjelasan dari setiap Langkah peneltiian dick dan carey.
7
a. Identifikasi tujuan instruksional/pembelajaran
Langkah ini mencakup analisis tujuan program atau produk pembelajaran, yang
sering kali mencakup penilaian kebutuhan (Brog & Gall, 2003). Pada langkah ini,
perancang program pembelajaran melakukan analisis terhadap kemampuan dan
kompetensi yang diperoleh siswa ketika proses pembelajaran selesai. Perumusan
tujuan pembelajaran umum ini biasanya di rumuskan dari silabus atau dari hasil
analisis kinerja pembelajaran (Muthmainnah, dkk. 2021). Dick dan Carey (2014)
mengungkapkan terdapat beberapa pendekatan yang umum digunakan dalam
mengidentifikasi tujuan instruksional yaitu:
1. Pendekatan ahli, penentuan tujuan instruksional ditentukan oleh seseorang yang
memiliki pengetahuan mendalam terhadap materi pembelajaran. Dalam hal ini
ahli materi biasanya tenaga pendidik maupun instruktur. Dalam hal ini, ahli
materi materi merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan pemahaman
mereka terkait dengan apa saja yang harus dipelajarai dan diperoleh siswa pada
mata Pelajaran tersebut.
2. Pendekatan garis besar isi, pendekatan ini, menunjukkan bahwa tujuan
pembelajaran dirumuskan dari kurikulum yang telah ditetapkan Lembaga
Pendidikan. Tujuan instruksional/pembelajaran dikembangkan atas dasar
topik/materi yang terdapat dalam kurikulum. Pendekatan ini memastikan
bahwa tujuan pembelajaran yang dikembangkan sejalan dengan tujuan
pembelajaran yang dikembangkan oleh Lembaga Pendidikan.
3. Pendekatan mandat administrasi, pendekatan ini berkaiatan dengan proses
penyusunan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada kebijakan dan peraturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, organisasi atau instansi tertentu.
Pendekatan ini mencakup segala bentuk aturan dan kebijakan yang harus
dipatuhi oleh siapa saja, baik guru maupun siswa.
4. Pendekatan teknologi kinerja, pendekatan ini terkait dengan pendekatan dalam
merumuskan dan mengiditentifikasi tujuan instruksional/pembelajaran dalam
dunia kerja, dimana tujuan pembelajaran tersebut dapat diperoleh melalui
kegiatan pelatihan atau pengembagan kinerja di tempat kerja. Pendekatan ini
memungkinkan proses pembelajaran menggunakan teknologi maupun media
pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Analisis instruksional/pembelajaran
Analisis instruksional dilakukan untuk mengidentifikasi keterampilan, prosedur,
dan tugas-tugas pembelajaran khusus yang terlibat dalam mencapai tujuan
instruksi. Analisis instruksional/pembelajaran ialah sebuah prosedur yang
8
digunakan untuk menentukan keterampilan, pengetahuan yang relevan dan
diperlukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan analisis instruksional, beberapa langkah diperlukan untuk
mengidentifikasi kompetensi, berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan
(psychomotor), dan sikap (atitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran (Muthmainnah, dkk. 2021). Analisis instruksional
mencakup dua langkah mendasar, yaitu (Dick dan Carey, 2014):
1. Mengklasifikasikan tujuan menurut jenis pembelajaran yang akan terjadi. Hal
ini bertujuan untuk membantu guru dalam merancang dan memilih metode
yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Jenis pembelajaran yang
dimaksud disini ialah pembelajaran kognitif, pembelajaran afektif dan
pembelajaran psikomotor.
2. Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama yang diperlukan
untuk melaksanakan tujuan tersebut. Hal ini melibatkan pemecahan komponen-
komponen pembelajaran menjadi hal yang lebih kecil lagi.
9
keterampilan, atau sikap yang akan dipelajari oleh para siswa. Tujuan
instruksional/pembelajaran khusus merupakan gambaran dari kompetensi atau
tujuan pembelajaran yang spesifik yang perlu dikuasai siswa untuk pemcapai
tujuan intrulsional/pembelajaran yang bersifat umum. Dalam merumuskan tujuan
pembelajaran khusus ini, perancang harus memerhatikan pengetahuan dan
keterampilan siswa setelah melakukan pembelajaran, kondisi siswa untuk unjuk
kemampuan dan menentukan indicator atau kriteria yang digunakan untuk
menentukan keberhasilan siswa (Muthmainnah, dkk. 2021).
Guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang efektif, sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan.
10
g. Mengembangkan dan memilih materi intruksional/pembelajaran
Langkah 7 melibatkan pengembangan dan pemilihan materi instruksional, yang
dapat mencakup materi cetak seperti buku teks dan panduan pelatihan guru, atau
media lain seperti rekaman audio atau sistem video interaktif. Dick dan Carey
(2014) mengungkapkan bahwa ketika guru merancang dan mengambangkan materi
yang bersifat indivual, maka peran guru sebagai seorang penyampai pembelajaran
akan bersifat pasif, namun peran guru sebagai fasilitator akan aktif. Ketika guru
atau perancang instruksional memilih dan mengadaptasi materi pembelajaran dari
berbagai sumber, maka peran seorang guru atau perancang intruksional menjadi
lebih besar dalam pengelolaan materi. Benny dan Pribadi (2009) mengungkapkan
bahwa Pengadaan bahan ajar yang akan digunakan dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu: membeli produk pembelajaran, memodifikasi bahan ajar yang
telah tersedia, dan memproduksi sendiri bahan ajar sesuai tujuan.
Dick dan Carey mengungkapkan tahap evaluasi ini sangat bergantung pada metode
kualitatif, misalnya wawancara dan observasi. Berdasarkan hasil awal, program
pendidikan dimodifikasi dan dikembangkan lebih lanjut, dan kemudian diuji
cobakan dengan jumlah siswa yang lebih besar (meskipun masih agak kecil).
Berdasarkan hasil-hasil ini, program disempurnakan dan kemudian dilakukan uji
11
coba lapangan di mana program tersebut akan digunakan Pada tahap ini, evaluasi
cenderung bersifat kuantitatif, yang melibatkan tes dan langkah-langkah lain untuk
menentukan sejauh mana program mencapai tujuan yang diinginkan (Brog & Gall,
2003).
12
evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai
dan untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Hasil dari evaluasi ini
digunakan untuk melakukan revisi pada desain pembelajaran.
Siklus ini menciptakan mekanisme di mana pengembang kurikulum dan
instruktur dapat terus memperbaiki pembelajaran mereka berdasarkan pengalaman
yang mereka dapatkan. Ini mengakui bahwa perencanaan pembelajaran yang
sempurna mungkin tidak selalu tercapai pada percobaan pertama, dan perbaikan
perlu terus menerus dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas yang optimal.
Dengan kata lain, siklus peningkatan berkelanjutan memungkinkan pembelajaran
untuk berkembang dan meningkat seiring waktu.
13
4. Kelebihan Dan Kekurangan Yang Dimiliki Oleh Model Dick & Carey
• Kelebihan dari Model Dick dan Carey meliputi langkah-langkah yang jelas dan
terperinci, memudahkan untuk diikuti.
• Model ini memiliki struktur yang teratur, efektif, dan efisien dalam pelaksanaan
pembelajaran.
• Kehadiran perencanaan pembelajaran yang terperinci membuatnya mudah diikuti
dan diimplementasikan.
• Model ini memungkinkan revisi pada analisis instruksional, yang memungkinkan
perbaikan jika terjadi kesalahan sebelum mempengaruhi tahap-tahap berikutnya.
• Model Dick & Carey memiliki komponen yang sangat lengkap, mencakup hampir
semua aspek yang diperlukan dalam perencanaan pembelajaran.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Benny. R, Pribadi. A. 2009. Model-model Desain Sistem Pembelajaran. Jakatra: Dian Rakyat.
Dick. W, Carey. L. Carey J.O. 2014. The System Design Of Instruction. Person Education.
Gall, M.D., Gall, J.P., Brog, W.R. 2003. Educational Research AN Introduction Seven Edition.
USA.
Magdalena, I., Apriliani, A., Qur’ani. F.C. 2023. Implementasi Model Desain Pembelajaran
Dick dan Carey Dalam Mengembangkan Bahan Ajar Materi Bahasa Indonesia Kelas 3
SDN Kemiri 3. Jurnal Pendidikan Guru Indonesia. Vol. 3, No. 3: 374-385.
https://doi.org/10.58578/tsaqofah.v3i3
Marwiji. M.H. 2018. Sistem Pembelajaran dan Pendekatan Sistem. Jurnal Pendidikan Agama
Islam. Vol. 3, No. 1: 1-9.
Muthmainnah, dkk. 2022. Sistem Model dan Desain Pembelajaran. Aceh : Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini .
Octaviani, D.R, Sutomo, M. Mashudi. 2022. Model Pembelajaran Dick dan Carey Serta
Implementasinya dalam Pembelajaran PAI. Jurnal Tawadhu. Vol. 6, No. 2: 114-126
Setyawan, M.D., Hakim. L.E. 2023. Pengembangan Desain Pembelajaran Matematika
Menggunakan Model Dick dan Carey pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal
Pendidikan Indonesia. Vol. 4, No. 7 : 709-721. doi:10.59141/japendi.v4i7.2036
Trianto, M. 2019 . Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara
16