Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN MEDIA LAGU TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MI DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti seminar proposal

Disusun Oleh :

Muhammad Zidni Irfan 1202090057

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MEDIA LAGU TERHADAP PEMAHAMAN SISWA MI DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Muhammad Zidni Irfan


1202090057

Telah disetujui pada Januari 2024

Dosen Pembimbing Akademik

Drs. Nasihudin, M.Pd.


NIP. 197410042007011020

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

H. Yayan Carliyan, M.Pd., CPE.


NIP. 196910141994121001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas segala petunjuk, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian yang berjudul
“Penerapan Media Lagu Terhadap Pemahaman Siswa MI Dalam Pembelajaran Matematika”
tepat pada waktunya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, sebagai rahmat bagi semesta alam dan teladan yang mulia.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Yayan Carlian, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung.
2. Bapak Drs. Nasihudin, M.Pd.selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahanya.
3. Kedua orang tua dan keluarga, yang telah memberikan doa, dorongan serta semangat
selama penyusunan proposal ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih banyak kekurangan baik isi maupun
susunannya. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga
bagi para pembaca.

Bandung, 11 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................vi
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................3
E. Kerangka Berfikir............................................................................................................4
F. Hipotesis........................................................................................................................11
II. METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................12
A. Pendekatan dan Metode Penelitian...............................................................................12
B. Jenis dan sumber data....................................................................................................15
C. Teknik pengumpulan data.............................................................................................16
D. Teknik Analisis data......................................................................................................16
III. PENELITIAN TERDAHULU...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
DAFTAR TABEL

Tabel 1 - Interval Penilaian Ketuntasan Siswa........................................................................17


Tabel 2 - Interoretasi Ketuntasan Belajar Klasikal..................................................................18
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 - Kerangka Berfikir.................................................................................................11


Gambar 2 - Siklus Penelitian Tindakan Kelas.........................................................................13
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam undang undang Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat (BP & dkk, 2022).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka menjelaskan, bahwa kata
Pendidikan berasal dari kata dasar didik, yang artinya memelihara dan memberi latihan
(ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan arti dari
Pendidikan adalah Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
dan perbuatan mendidik (BP & dkk, 2022).

Al-Ghazali dalam karyanya Ihya’ Ulum al din dan Bidayah Al-Hidayah memosisikan
ilmu itu pada posisi yang pertama disebutkan bahwa sebaiknya dalam melakukan sesuatu itu
didasari oleh ilmu, ini menandakan bahwa ilmu itu sesuatu yang penting dan harus ditempuh
terlebih dahulu. Karena menurutnya datangnya petunjuk itu melalui ilmu terlebih dahulu.
Arahan pendidikan Al-Ghazali menuju manusia sempurna yang dapat mencapai tujuan
hidupnya, yakni kebahagiaan dunia akhirat (Suban, 2020)

Dari beberapa pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan adalah usaha
seseorang untuk mengubah dirinya agar dapat bermanfaat bagi dirinya, dan lingkunganya
sehingga mencapai tujuan hidupnya, yakni kebahagian dunia dan akhhirat.

Setiap anak mempunyai gaya belajar yang tidak sama. Seperti halnya kemampuan dalam
menerima, menyimpan ingatan atau memori dalam fikirannya. Gaya belajar pada anak dapat
diidentifikasi menjadi tiga yaitu visual, auditori dan kinestetis. Siswa dengan gaya belajar
visual lebih banyak memanfaatkan indera penglihatan, sehingga lebih menyukai membaca
langsung atau didukung dengan media gambar atau grafik. Siswa dengan gaya belajar
audiotori lebih banyak menggunakan indera pendengaran ketika belajar sehingga lebih
senang dengan metode ceramah atau menggunakan media lagu. Sedangkan untuk anak
dengan gaya belajar kinestetik lebih senang belajar melui aktifitas fisik atau keterlibatan
langsung. Sebenarnya ketiga gaya tersebut dapat digunakan oleh setiap siswa dalam belajar,
namun siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan
dengan gaya belajar yang lainnya.

Siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan media pembelajaran yang
berkaitan dengan lagu atau musik. Menggunakan unsur musik dalam pembelajaran telah
dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan mewariskan pembelajaran adat melalui
lagu berima. (K Egan, 2009). Sebagai contoh, sejak dahulu siswa MI sudah diberikan
pembelajaran dengan media lagu berima seperti pada pembelajaran mengenai arah mata
angin. “Barat barat laut, utara timur laut, timur tenggara, selatan barat daya” Tidak ada
seorang pun yang mengetahui dengan pasti siapa yang memulai menggunakan media lagu
berima ini, namun seperti yang kita tahu penulis rasa siapapun akan dengan mudah mengenali
lagu tersebut jika pernah mengalaminya ketika sekolah dasar.

Kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika pada peserta didik di


MI Al-Misbah dapat dikatakan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
wawancara dengan salah satu guru bahwasanya model yang digunakan masih berpusat pada
guru, dan konvensional, sehingga siswa hanya mendengarkan, mencatat dan mengerjakan
tugas. Maka dari itu pemahaman pembelajaran Matematika masih sangat rendah. Selain itu
dapat dilihat dari hasil belajar yang masih dibawah KKM.

Helmiati sebagaimana dikutip oleh Fahrudin & dkk bahwa proses belajar dalam
pembelajaran konvensional biasanya berlangsung pasif atau hanya satu arah, dimana siswa
tidak aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional yang dilkaukan satu arah
merupakan transfer atau pengalihan pengetahuan, informasi, nilai dan lain lainya. Proses
pembelajaran seperti ini karena adnaya asumsi bahwa siswa seperti sebuah botol kosong atau
krtas putih, sedangkan guru yang harus mengisi botol atau kertas kosong tersebut. Konsep
seperti itu disebut dengan banking concept (Fahrudin & dkk, 2021) .

Penggunaan media atau alat bantu pembelajaran dirasa sangat diperlukan untuk dapat
membantu aktivitas proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, terutama
membantu peningkatan minat siswa dalam belajar sehingga berdampak positif pada prestasi
belajar siswa. Menurut Utami (2014) Penggunaan media dalam pembelajaran akan lebih
menarik perhatian siswa karena siswa dapat melihat langsung, merasakan, mengalami,
mengucapkannya sendiri sehingga siswa akan lebih memahami pembelajaran. Terlebih lagi
jika pembelajaran yang memili banyak teori yang sulit dipahami bila hanya dijelaskan dengan
ceramah saja tanpa media, contohnya mata pelajaran matematika.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul “ PENERAPAN MEDIA LAGU TERHADAP
PEMAHAMAN SISWA MI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
SATUAN WAKTU ”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah
yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pemahaman siswa sebelum menggunakan media lagu pada pembelajaran


matematika?
2. Bagaimana pelaksanaan penerapan media lagu pada pembelajaran matematika?
3. Bagaimana pemahaman siswa setelah menggunakan media lagu pada pembelajaran
matematika?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum menggunakan media lagu pada


pembelajaran matematika
2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan media lagu untuk meningkatkan pemahaman
siswa pada pembelajaran matematika.
3. Untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menggunakan media lagu pada
pembelajaran matematika

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil setelah penelitian ini selesai adalah sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan baru tentang upaya meningkatkan pemahaman pada mata
pelajaran matematika dengan menggunakan media lagu untuk meningkatkan
pemahaman siswa MI pada pembelajaran Matematika.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman baru
untuk menerapkan media lagu pada siswa.
b. Bagi guru, Agar guru terinspirasi untuk menggunakan media yang menarik
dalam proses pembelajaran.
c. Bagi siswa, Agar siswa memahami proses mengingat materi akan relatif lebih
mudah jika menggunakan media yang menarik.

E. Kerangka Berfikir

Kata media menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat (sarana) komunikasi
seperti koran, majalah, radio, televise, film, poster dan spanduk. Yang dimana berarti suatu
perantara/sarana yang berisikan tentang suatu informasi dengan segala bentuk.

Menurut Musaddad yang mengutip dari Azhar Arsyad kata Media berasal dari bahasa
Latin yaitu medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengatar”.
Sementara dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. (Azhar Arsyad, 2011: 3). Kemudian jika merujuk dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia media disana diartikan sebagai perantara, penghubung, yang terletak
di antara dua pihak (orang, golongan), juga sebagai alat (sarana) komunikasi seperti koran,
majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk. (Musaddad Harahap, 2018)
Sedangkan menurut Sadiman, dkk (2006), media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi. Sementara itu, menurut Sukiman (2012) yang dimaksud dengan media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik
sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif.
Berdasarkan pengertian media tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa media
adalah perantara atau pengantar pesan ataupun informasi. Media tersebut bisa berupa sesuatu
atau kejadian yang bisa mempengaruhi orang atau siswa yang menerima informasi tersebut.
Artinya, media berperan sebagai benang merah antara siswa dengan bahan pelajaran atau
materi agar terjalin proses belajar yang efektif dan diharapkan berhasil maksimal.
Seorang guru harus memiliki keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran
untuk mengatasi kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi. Variasi
dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan minat belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar contohnya dengan menggunakan media
lagu pembelajaran.
Menurut Kem dan Dayton (Azhar, 2011), media pembelajaran mempunyai 3 fungsi
utama yaitu, memotivasi minat atau tindakan, menyajikan informasi, memberi intruksi. Pada
dasarnya media pembelajaran mempunyai fungsi dan manfaat positif yang dapat
memperlancar proses belajar mengajar.
Sebetulnya fungsi dan manfaat media pembelajaran ini sangat variatif dikalangan para
ahli. Namun disini penulis hanya menuangkan beberapa pendapat ahli saja sebagai bahan
perbandingan untuk memahami apa fungsi dan manfaat media pembelajaran itu. Misalkan
Hamalik (1986) dalam Arsyad menjelaskan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan pembelajaran dan penyampaian
pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran ini juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
(Azhar, 2011)
Fungsi media audio menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Rivai, 2012) adalah
untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan
dengan aspek-aspek keterampilan pendengaran yang dapat dicapai dengan media audio
berupa: pemusat perhatian dan mempertahankan perhatian, mengikuti pengarahan, melatih
daya analisis, menentukan arti dan konteks, memilih informasi dan gagasan, dan merangkum,
serta mengingat kembali dan menggali informasi.
Berdasarkan uraian di atas, Media audio berfungsi untuk melatih segala kegiatan
pengembangan keterampilan terutama berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan
pendengaran yang dapat dicapai dengan baik dan dapat melatih daya penafsiran anak dalam
pembelajaran. Sebelum menggunakan media audio yang diperlukan adalah memahami
terlebih dahulu pertimbangan-pertimbangan dalam menggunakan media audio untuk anak.
Sehingga penggunaan media audio dapat digunakan secara optimal dalam proses
pembelajaran.
Menurut (Sadiman, 1993), ada tiga kategori utama bentuk media pembelajaran yaitu:
1. Media Penyaji
Media yang mampu menyajikan informasi dan muatan grafis, bahan cetak,
gambar, media proyeksi diam, gambar hidup (film) telivisi, dan multi media.
2. Media Obyek
Meliputi dua kelompok yaitu obyek yang sebenarnya dan obyek pengganti
berupa tiga dimensi yang mengandung informasi tidak dalam bentuk penyajian tetapi
melalui ciri fisiknya seperti ukurannya, beratnya, bentuknya, susunannya, warnanya,
fungsinya dan sebagainya.
3. Media Interaktif
Media yang lebih menekankan pada perhatian siswa tidak hanya pada
penyajian atau obyek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran.
Sedangkan menurut Suranto (2005), berdasarkan bentuknya media komunikasi dapat
dikelompokkan sebagai berikut Media cetak, ialah segala barang cetak yang
dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti surat kabar, leaflet, brosur,
bulletin, dan sebagainya. Media visual, atau media pandang artinya untuk menerima
pesan yang disampaikannya digunakan indera penglihatan. Misalnya film, televisi,
lukisan, foto, pameran, dan lain-lain. Media audio, untuk menerima pesan yang
disampaikan digunakan indera pendengaran, seperti radio, telepon, taperecorder, dan
sebagainya. Media audio-visual, ialah media komunikasi yang dapat dilihat sekaligus
didengar, jadi untuk dapat mengakses informasi yang disampaikan, digunakan indera
penglihatan dan pendengaran sekaligus, termasuk jenis ini adalah televisi dan film.
4. Media Audio
Penggunaan lagu sebagai media pembelajaran. Lagu termasuk ke dalam media
audio karena lagu merupakan sesuatu yang berkaitan dengan indera pendengaran.
Secara fisiologis, pendengaran adalah suatu proses gelombang-gelombang suara
masuk melalui telinga bagian luar, terus ke gendang telinga, kemudian dirubah
menjadi getaran mekanik di bagian tengah telinga, selanjutnya berubah menjadi
rangsangan syaraf, dan diteruskan ke otak. Mendengarkan adalah suatu proses yang
dimulai dengan kesadaran seseorang untuk mendengarkan bunyi suara si pembicara,
kemudian diidentifikasi secara khusus dan berakhir dengan suatu pengertian. Berbeda
dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang- lambang auditif, baik verbal (ke
dalam kata-kata bahasa lisan) maupun non verbal. ada beberapa jenis media yang
dapat kita kelompokan dalam media audio yaitu, radio, alat perekam pita magnetik,
dan alat perekam dalam Laboratorium Bahasa (Sadiman, 1993)
Media lagu merupakan salah satu alat bantu dalam menyampaikan pesan atau bahan
ajar kepada siswa secara audio. Pesan yang disampaikan disajikan dalam bentuk auditif
verbal maupun nonverbal atau kombinasinya. Media lagu ini dapat dijadikan alat bantu untuk
berbagai macam materi pelajaran. Media lagu ini dapat digunakan sebagai salah satu cara
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan seperti dalam penguasaan materi,
karena lagu dapat menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga memberi
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
Keberadaan media audio muncul karena keterbatasan kata-kata waktu, ruang, dan
ukuran. Ditambahkan bahwa media pembelajaran audio berfungsi untuk menyampaikan
pesan dan mempermudah penerimaan pesan dalam memahami isi pesan yang disampaikan.
Media audio memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan media audio menurut (Azhar, 2011) adalah:
1. Peralatan yang murah dan lumrah, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
2. Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan, sehingga isi pesan dapat
berada ditempat secara bersamaan
3. Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
4. Rekaman dapat digunakan sendiri oleh anak untuk mendengarkan diri sendiri sebagai
alat diagonis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji,
dan berpidato,
5. Dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.

Sedangkan kekurangan media audio menurut (Azhar, 2011), adalah:


1. Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan
atau informasi tersebut berada ditengah-tengah pita, dan apabila radio, tape tidak
memiliki angka-angka penentu putaran.
2. Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan
kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang di rekam pada suatu mesin
perekam yang berbeda.
Dengan adanya kelebihan dan kekurangan tersebut, media audio tetap dianggap
efektif untuk digunakan dalam pembelajaran di MI. Sehingga saat kegiatan belajar anak
tertarik untuk mengikuti pembelajaran dan tidak membuat bosan anak dalam pembelajaran,
serta media audio dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
Pemahaman berasal dari kata dasar “paham” yang artinya adalah mengerti, tahu,
pandai. Selanjutnya “paham” mendapat imbuhan pe- dan –an menjadi “pemahaman”,
sehingga pemahaman memiliki arti proses, perbuatan, cara cara meahami atau memahamkan.
(Muniroh, 2015)

Menurut Faye sebagaimana dikutip oleh Radiusman Pemahaman memiliki kata dasar
yaitu paham. Paham adalah memiliki pengetahuan luas terhadap suatu hal, sedangkan
pemahaman adalah kegiatan memahami suatu permasalahan. Pemahaman seseorang terhadap
suatu permasalahan sangat bergantung pada pemikiran individu tersebut. Pemahaman adalah
suatu proses aktif yang terjadi pada individu dalam menghubungkan informasi yang baru
dengan pengetahuan yang lama melalui koneksi fakta (Radiusman, 2020).

Menurut Purwanto sebagaimana dikutip oleh Muniroh Pemahaman adalah tingkatan


kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta
fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini dia tidak sekedar hafal secara verbalitas, tetapi
memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat
membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan,
menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan dan
mengambil keputusan. (Muniroh, 2015)
Mengacu pada berbagai kutipan mengenai pemahaman di atas, dapat ditarik sebuah
kesimpulan mengenai hakikat pemahaman, bahwa pemahaman adalah kemampuan mengolah
informasi yang sudah diingat dan dipahami sebelumnya, kemudian menuangkan kembali
pemahaman tersebut di objek lain sekurangkurangnya sama dengan pemahaman tersebut atau
bahkan lebih diperluas.
Berikut ini merupakan ayat Al-Quran yang menerangkan betapa pentingnya
pemahaman bagi manusia.

‫َلَقْد َاْنَز ْلَنٓا ِاَلْيُك ْم ِكٰت ًبا ِفْيِه ِذ ْك ُر ُك ْۗم َاَفاَل َتْع ِقُلْو َن‬
Artinya: “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di
dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka Apakah kamu tiada
memahaminya?” (QS. Al-Anbiya’ (21): 10)
Pemahaman merupakan aspek yang paling penting dalam dunia pendidikan. Produk
yang diharapkan daripada proses pendidikan di samping kemampuan bersikap merupakan
kemampuan memahami berbagai aspek dalam lingkungan pendidikan. Karena dengan
memahami, manusia menjadi tau makna yang sesungguhnya dari segala hal yang ada di muka
bumi.
Menurut tokoh psikologi yang bernama Benjamin S. Bloom atau yang biasa dikenal
sebagai Bloom, ranah kognitif mengurutkan pemahaman sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Proses pemahaman ini terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge
(pengetahuan), (2) comprehension (pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan),
(4) analysis (penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation
(penilaian) (Utari, 2014).
Untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami konsep atau tidak, terdapat
indikator indikator pemahaman konsep yang harus terpenuhi. Menurut Sumarno sebagaimana
dikutip oleh Rahayu & Pujiastuti indikator pemahaman konsep adalah : (1) Menyatakan
ulang konsep; (2) Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat sifat tertentu; (3) Memberikan
contoh dan yang bukan contoh dari konsep; (4) Menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematis; (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; (6)
Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; (7)
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah (Rahayu & Pujiastuti, 2018).
Menurut Mashuri (2019) matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai
peranan penting dalam berbagai displin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia, serta
mendasari perkembangan teknomologi moderen. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik dari jenjang Sekolah Dasar hingga sekolah lanjut
untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis
dan kreatif serta dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.
Kemudian menurut (Kamarullah, 2017) Matematika merupakan ilmu yang selalu
berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manusia akan teknologi. Oleh sebab itu
matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan disetiap jenjang dan jenis
pendidikan, sesuai dengan tingkatan kebutuhan setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Selanjutnya menurut Fahrurrozi dan Syukrul (2017) kamus besar Bahasa Indonesia,
mengartikan matematika sebagai ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan,
dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah bilangan. Dalam
perkembangannya, bilangan tersebut diaplikasikan ke bidang ilmu-ilmu lain sesuai
penggunaannya.
Menurut Ningsih (2014) Prinsip-prinsip pokok pembelajaran matematika, yaitu:
1. Prinsip Aktivitas. Prinsip ini menyatakan bahwa matematika adalah aktivitas manusia.
Matematika paling baik dipelajari dengan melakukannya sendiri.
2. Prinsip Realitas. Prinsip ini menyatakan bahwa pembelajaran matematika
dimulai dari masalah-masalah dunia nyata yang dekat dengan pengalaman
siswa (masalah yang realistis bagi siswa).
3. Prinsip Penjenjangan. Prinsip ini menyatakan bahwa pemahaman siswa
terhadap matematika melalui berbagai jenjang yaitu dari menemukan (to invent)
penyelesaian kontekstual secara informal ke skematisasi. Kemudian perolehan insight dan
penyelesaian secara formal.
4. Prinsip Jalinan. Prinsip ini menyatakan bahwa materi matematika di sekolah tidak di
pecah-pecah menjadi aspek-aspek (learning strands) yang diajarkan terpisah-pisah.
5. Prinsip Interaksi. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar matematika dapat dipandang
sebagai aktivitas sosial selain sebagai aktivitas individu. (Prinsip ini sesuai dengan
pandangan filsafat konstruktivisme, yaitu bahwa di satu pihak pengetahuan itu adalah
konstruksi sosial (Vijgotskij) dan di lain pihak sebagai konstruksi individu (Piaget)
6. Prinsip Bimbingan. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam menemukan kembali (reinvent)
matematika, siswa perlu mendapat bimbingan.
Menurut Kemendikbud menyatakan tujuan pembelajaran matematika diantaranya
adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika,
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah,
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
6. Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan
pembelajarannya, seperti taat azas, konsisten, menjunjung tinggi kesepakatan, toleran,
menghargai pendapat orang lain, santun, demokrasi, ulet, tangguh, kreatif,
menghargai kesemestaan (konteks, lingkungan), kerjasama, adil, jujur, teliti, cermat,
bersikap luwes dan terbuka, memiliki kemauan berbagi rasa dengan orang lain.
7. Menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan
kegiatan-kegiatan matematika. Sekalipun tidak dikemukakan secara eksplisit,
kemampuan berkomunikasi muncul dan diperlukan di berbagai kecakapan, misalnya
untuk menjelaskan gagasan pada Pemahaman Konseptual, menyajikan rumusan dan
penyelesaian masalah, atau mengemukakan argumen pada penalaran.
Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran untuk penelitian diatas adalah :

KONDISI AWAL

TINDAKAN
Masalah:
Penggunaan Media Lagu
Pada pembelajaran Matematika , masih
dengan langkah-langkah :
banyak siswa yang kurang memahami
pembelajaran. Contohnya : masih  Guru memutar lagu yang
banyak nilai siswa pada pembelajaran sudah disiapkan.
Matematika yang dibawah KKM  Bernyanyilah bersama
dengan anak-anak dalam
kondisi riang dan senang
ulangilah lagu itu.
 Kemudian, ajaklah anak
Indikator pemahaman adalah : untuk memaknai isi lagu
berkaitan dengan materi
1. Menyatakan ulang konsep; pmebelajaran.
2. Mengklasifikasi objek-objek menurut  Setelah itu, ajaklah anak
sifat sifat tertentu; untuk membuka buku
3. Memberikan contoh dan yang bukan berkaitan dengan isi lagu.
contoh dari konsep;  Siswa mengaitkan isi lagu
4. Menyajikan konsep dalam bentuk dengan isi buku.
representasi matematis;
 Lalu, siswa membuat
5. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup suatu konsep; deskripsi dengan bahasa
6. Menggunakan, memanfaatkan, dan sendiri
memilih prosedur atau operasi tertentu;
7. Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pemecahan masalah.

Gambar 1 - Kerangka Berfikir


F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Penerapan Media Lagu diduga dapat
meningkatkan Pemahaman Siswa MI Dalam Pembelajaran Matematika”
II. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


1) Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan mixed methode atau
metode kombinasi. Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat Pragmatisme, digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah maupun
buatan, dengan menggunakan metode kombinasi baik secara berurutan maupun campuran.
(Hermawan, 2019)
2) Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tundak kelas. Metode


penelitian tindak kelas adalah penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Mu'alimin, 2014).

Adapun model yang digunakan pada penelitian ini yaitu model siklus. Model
ini dikenalkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen,
yaitu:

a. Rencana, rencana berisi mengenai bagaimana tindakan yang akan dilakukan


untuk memperbaiki, mengubah atau meningkatkan perilaku dan sikap
sebagai solusi.

b. Tindakan, tindakan yaitu bagaimana tindakan guru atau peneliti untuk


memperbaiki, meningkatkan atau merubah sesuai tujuan pembelajaran yang
diinginkan.

c. Observasi, observasi yaitu peneliti akan mengamati hasil dari tindakan yang
teah dilakukan.

d. Refleksi, refleksi yaitu ketika peneliti sudah mengetahui bagaimana hasil


dari tindakan yang telah dilakukan, peneliti akan mengetahui apasaja
kekuranganya. Berdasarkan hal tersebut pada bagian refleksi ini peneliti atau
guru dapat melakukan revisi terhadap rencana awal (Mahmud & Priatna,
2008)

Adapun tahapan tahapan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Tindakan

Observasi
Perencanaan

Refleksi
SIKLUS II Tindakan

Observasi

gambar 2 - Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari
beberapa tahap yang telah disebutkan diatas yaitu: perencanaan, tindakan,
observais, refleksi. Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 tahap.
Secara rinci dipaparkan sebagai berikut:

Siklus 1
a. Perencanaan

1) Menyusun RPP

2) Menentukan pokok bahasan

3) Menyiapkan sumber belajar

4) Menyusun tes

5) Menyusun Lembar Observasi Siswa

b. Tindakan
Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan lembar kerja
siswa dengan tahapan sebagai berikut:

1) Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap


melaksanakan proses pembelajaran. Tahap persiapan ini berupa kegiatan
guru menyapa siswa, menanyakan keadaan siswa, memancing siswa
menyampaikan pendapatnya agar termotivasi dalam belajar, dan
menyiapkan tempat duduk siswa.
2) Tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai RPP,
kemudian pada akhir pembelajaran siswa mengisi tes yang sudah
disiapkan untuk mengetes pemahaman siswa terhadap pembelajaran.
3) Tahap akhir guru mengklarifikasi hasil kerja siswa dan menutup dengan
berdo’a.
c. Pengamatan

1) Peneliti melakukan observasi dengan memakai lembar observasi.


2) Peneliti menilai aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
format lembar observasi.
3) Peneliti mengamati langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
guru.

d. Refleksi

1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format observasi siswa.


2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Menilai pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
Siklus 2
e. Perencanaan

1) Menyusun RPP

2) Menentukan pokok bahasan

3) Menyiapkan sumber belajar

4) Menyusun tes

5) Menyusun Lembar Observasi Siswa


f. Tindakan

Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan lembar kerja


siswa dengan tahapan sebagai berikut:

1) Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap


melaksanakan proses pembelajaran. Tahap persiapan ini berupa kegiatan
guru menyapa siswa, menanyakan keadaan siswa, memancing siswa
menyampaikan pendapatnya agar termotivasi dalam belajar, dan
menyiapkan tempat duduk siswa.
2) Tahap pelaksanaan yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai RPP,
kemudian pada akhir pembelajaran siswa mengisi tes yang sudah
disiapkan untuk mengetes pemahaman siswa terhadap pembelajaran.
3) Tahap akhir guru mengklarifikasi hasil kerja siswa dan menutup dengan
berdo’a.
g. Pengamatan

1) Peneliti melakukan observasi dengan memakai lembar observasi.


2) Peneliti menilai aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
format lembar observasi.
3) Peneliti mengamati langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
guru.
h. Refleksi

1) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format observasi siswa.


2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
3) Menilai pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus berikutnya.
B. Jenis dan sumber data
1. Jenis data

Data adalah catatan fakta-fakta atau keterangan yang akan diolah dalam kegiatan
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dapat
menggambarkan keberhasilan dan ketidakberhasilan penelitian.

2. Sumber Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini
adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu informan (orang) yang
dapat memberikan informasi tentang data penelitian. Hal ini menjadi pertimbangan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam pembelajaran yang diberikan dengan
diterapkannya penggunaanMedia lagu terhadap pembelajaran Matemateika. Sumber data
sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang lain.

C. Teknik pengumpulan data


1. Pengamatan (observasi)

Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya terjun langsung ke


lapangan terhadap objek yang diteliti, populasi (sampel).

Observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pemahaman siswa pada
proses Penerapan Media Lagu Terhadap Pemahaman siswa kelas VI MI dalam
pembelajaran Matematika dalam satuan waktu, bentuk observasi dilakukan dengan
menggunakan format observasi (instrumen observasi terlampir), selain itu juga
digunakan untuk mengamati aktivitas guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan
oleh kolaborator.

2. Tes

Metode tes merupakan seperangkat instrumen atau alat yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penentu skor angka.
Metode tes oleh peneliti digunakan untuk mendapatkan data hasil keterampilan siswa
dalam menulis teks berita sebagai evaluasi setelah proses tindakan berlangsung.

D. Teknik Analisis data


Teknik analisis data merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Analisi data
pada penelitian PTK terbagi menjadi dua yaitu:
1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data yang sering digunakan pada data kualitatif ini adalah menurut teknik
Miles dan Huberman, yaitu:
a. Reduksi data
Menurut Patilima sebagaimana dikutip oleh Salim & dkk, reduksi data
adalah suatu proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian,
menyederhanakan, serta menginformasikan data yang muncul dari catatan
catatan lapangan. Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-
hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola, serta
membuang yang dianggap tidak perlu. Dengan demikian, data yang direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika
diperlukan (Salim & dkk, 2019).
b. Pemaparan Data
Memaparkan data adalah membuat poin penting dari data yang saling
berkaitan sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan dan mengetahui apa
yang harus dilakukan untuk tindakan selanjutnya (Farhana & dkk)
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat
sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, dibuktikan oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel (Sidiq & Choiri, 2019).
2. Analisis Data Kuantitatif
a. Analisis Ketuntasan Individu
Ketuntasan individu digunan untuk mengetahui ketuntasan individu
siswa dari hasil belajar dihitung dengan menggunakan rumus:
SS
KI = ×100%
JS
Keterangan : KI : Ketuntasan Individu
SS : Skor hasil belajar siiswa
JS : Jumlah skor keseluruhan

No Bobot Skor Kategori


1 81 - 100 Baik Sekali
2 71 - 80 Baik
3 61 - 70 Cukup
4 51 – 60 Kurang
5 ≤ 79 Sangat Kurang

Tabel 1 - Interval Penilaian Ketuntasan Siswa

b. Ketuntasan Klasikal
Presentase ketuntasan klasikal dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
JST
KK = × 100%
JS
PKeterangan : KK : Presentase ketuntasan klasikal
JS : Jumlah siswa keseluruhan
JST : Jumlah siswa yang tuntas

Table 1 Interpretasi Ketuntasan Belajar Klasikal

Presentase % Nilai Predikat


86 – 100 % A Sangat Baik
71 – 85 % B Baik
56 – 70 % C Cukup
41 -44% D Kurang
≤ 40 % E Sangat Kurang

Tabel 2 - Interoretasi Ketuntasan Belajar Klasikal

c. Analisis rata rata hasil belajar


Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari rata rata nilai
tes. Apabila rata rata pemahaman konsep siswa dari tes kesatu dan kedua
meningkat, maka dikatakan tindakan berhasil. Untuk mencari rata rata
pemahaman konsep siswa, rumus yang digunakan yaitu:
ΣX
X=
N
Keterangan : X : Rata rata
ΣX : Jumlah nilai seluruh siswa
N: Banyak peserta didik
III. PENELITIAN TERDAHULU

1. Jurnal karya Qulub, M Churriyatul; dkk dengan berjudul “PENGGUNAAN MEDIA


LAGU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
TERHADAP SATUAN PANJANG” Hasil penelitian bahwa Penggunaan media lagu
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas 5 SDN Primpen.
2. Skripsi karya Ramadhani, Laela dengan berjudul “PENGGUNAAN METODE
BERNYANYI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VI B DI MI
MA’ARIF NU 01 DAWUHAN WETAN KABUPATEN BANYUMAS“ Hasil penelitian
bahwa penggunaan metode bernyanyi dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa di
kelas 6B MI MA’ARIF NU 01.
3. Jurnal karya Fita, Mei; dkk. Dengan berjudul “PENGEMBANGAN MEDIA LAGU
MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS V SD” Hasil Penelitian bahwa
media lagu rumus matematika dapat digunakan sebagai solusi atau di katakan berhasil
dalam menciptakan variasi pembelajaran matematika yang aktif.

Adapun perbedaan dari ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan
yaitu:

1. Pada penelitian yang dilakukan M Churriyatul metode yang digunakan adalah


penelitian tindakan kelas (PTK), variabel yang ditelitinya pemahaman siswa
dan objek penelitianya adalah siswa SD kelas 5. Sedangkan pada penelitian
yang akan didilakukan variabel yang ditelitinya pemahaman konsep dan objek
penelitianya siswa MI kelas II.
2. Pada penelitian yang dilakukan Laela Ramadhani menggunakan metode
penelitian lapangan (Field Research), objek penelitianya siswa kelas 6B di MI
MA’ARIF. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan
metode penelitian tindak kelas dan objek penelitianya adalah siswa MI kelas
II.
3. Pada penelitian yang dilakukan Mei Fita menggunakan metode penelitian dan
pengembangan (research and development) dan objek penelitianya adala
siswa SD kelas 5. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah
menggunakan metode penelitian tindak kelas dan objek penelitianya adalah
siswa MI.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persasda.


Bahasa, T. P. (1993). Kamus Besar Bahasa Indonesia : Edisi Kedua . Jakarta.
BP, A. R., & dkk. (2022). PENGERTIAN PENDIDIKAN, ILMU PENDIDIKAN DAN
UNSUR UNSUR PENDIDIKAN. Al-Urwatul Wutsqa, 2.
Churriyatul Qulub, d. (2022). PENGGUNAAN MEDIA LAGU SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP SATUAN PANJANG.
Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar.
Delfiyan, A. (2021). PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGENEGARAAN. Jurnal
Kalacakra.
dkk., p. (2019). Impelementasi penilaian autentik pada mata pelajaran fikih materi sholat di
MI Al-Huda Karangnongko. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 10.
Fahrudin, & dkk. (2021). PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN KRITIS KREATIF
DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM. Hikmah, 68.
Farhana, H., & dkk. (n.d.). PENELITIAN TINDAK KELAS. Publisher.
Hermawan, I. (2019). Metodologi penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed
Methode. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.
Mahmud, & Priatna, T. (2008). PENELITIAN TINDAK KELAS Teori dan Praktik. Bandung:
Tsabita.
Mu'alimin. (2014). PENELITIAN TINDAK KELAS TEORI DAN PRAKTIK. Pasuruan:
Ganding Pustaka.
Muniroh, A. (2015). PROFIL PEMAHAMAN BERDASAR TAKSONOMI BLOOM
SISWA KELAS XI IPA MA PEMBANGUNAN PACITAN DALAM
MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SUKU BANYAK
DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK. IAIN TULUNGAGUNG.
Musaddad Harahap, L. M. (2018). MENGEMBANGKAN SUMBER DAN MEDIA
PEMBELAJARAN. ReseacrhGate.
Radiusman. (2020). STUDI LITERASI: PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA. FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika
dan Matematika, 3.
Rahayu, Y., & Pujiastuti, H. (2018). ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN
MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI HIMPUNAN: STUDI KASUS DI
SMP NEGERI 1 CIBADAK. Pasundan Journal of Research in Mathematics
Learning and Education, 93-102.
Rivai, N. S. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sadiman, d. (1993). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Salim, & dkk. (2019). PENELITIAN TINDAK KELAS. Medan: Perdana Publishing.
Sidiq, U., & Choiri, M. M. (2019). METODE PENELITIAN KUALITATIF DI BIDANG
PENDIDIKAN. Ponorogo: CV. Nata Karya.
Suban, A. (2020). KONSEP PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF AL-GHAZAL. Jurnal
Idaarah, 91.
Sugiono. (2020). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA. DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan.
Utari, R. (2014, Desember Senin). Taksonomi Bloom. Retrieved from
http://www.bppk.depkeu.go.id/

Anda mungkin juga menyukai