Petunjuk : Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya
Keterangan : Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-butir sikap yang dinilai.
B. Penilaian Keterampilan
1. Kisi-kisi tes tulis
No KD Materi Indikator Bentuk soal Jumlah
1 4.7 Menyimpulkan isi teks Teks 1. Menentukan isi teks Tulis 1
tanggapan berupa kritik, tanggapan tanggapan berupa kritik,
sanggahan, atau pujian sanggahan, atau pujian
(mengenai lingkungan (mengenai lingkungan
hidup, kondisi sosial, hidup, kondisi sosial,
dan/atau keragaman dan/atau keragaman
budaya) yang didengar dan budaya) yang didengar
dibaca dan dibaca
2. Butir soal
a. Bacalah teks berikut!
Anime Sebagai Tontonan Anak - Anak dan Remaja
Anime(a – ni – me) adalah film animasi atau bisa disebut dengan kartun yang dibuat oleh negara
Jepang. Anime sendiri berasal dari kata “Animation” dalam bahasa Inggris yang artinya animasi atau gambar
yang dapat bergerak. Anime biasanya dibuat dari imitasi “Light Novel” (novel ringan), “Manga” (ma – n –
ga: komik versi Jepang), atau anime itu sendiri. Anime juga memiliki ciri khas yaitu gambar wajah yang
unik dan berbeda-beda disetiap animenya. Dan anime juga memiliki cerita yang berbeda-beda juga.
Cerita pada anime biasanya diselingi oleh genre. Genre pada anime sangat bervariasi seperti comedy
(komedi), action (aksi), romance (romantis), fantacy (fantasi), dan lain-lain. Kebanyakan anime memiliki
lebih dari satu genre. Sebagian besar anime berbahasa Jepang. Karena itu, sebelum anime diedarkan di
Indonesia, anime akan diberi “Subtitle” (teks film) Indonesia atau didubbing dengan bahasa Indonesia.
Anime banyak ditonton oleh sebagian anak-anak dan remaja, biasanya yang berhubungan dengan
game, komputer, dan komik. Anime dapat mengisi kebosanan mereka. Akan tetapi, banyak hal-hal yang
berdampak kurang baik dari anime. Berikut ini hal-hal yang menunjukkan dampak kurang baik. Tidak
sedikit anime terutama yang bergenre action (aksi) menerapkan kekerasan yang sebenarnya tidak disarankan
untuk dilihat secara langsung.
Banyak anime yang isinya tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Wanita berpakaian minim
atau tidak pantas ditemui di anime. Adegan dewasa seperti ciuman dan sebagainya. Karena anime biasanya
harus diunduh dari internet dan ukurannya sangat besar. Jadi mengunduh anime lebih banyak menghabiskan
kuota dari pada beramain game online. Karena itu, anak dan remaja akan menjadi boros. Anak yang
kecanduan melihat anime, kesehatan mata, kebugaran fisik, dan pola hidup sehat menjadi dampak yang tidak
dapat dihindari apabila anak-anak terlalu banyak menghabiskan waktu untuk melihat anime.
Pendapat yang telah disajikan tersebut mungkin benar. Akan tetapi, anime juga memiliki hal-hal yang
berdampak positif. Berikut adalah hal-hal positif yang terdapat pada anime seperti bekerja keras akan
membuahkan hasil yang memuaskan. Ada tokoh yang selalu berusaha dan memiliki sifat optimis yang
mengajarkan bahwa lebih baik hidup bersama orang-orang dari pada hidup sendiri.
Anime dapat memberikan inspirasi bagi yang minat atau hobi menggambar dan menginspirasi dalam
membuat cerita. Jadi jika hanya mengambil sisi positif dari anime seperti saling menolong, kerja sama,
berbagi, kerja keras, dan lain sebagainya maka akan memberikan dampak yang baik. Anime juga dapat
mengajarkan cara menabung, karena kuota internet harus dibeli dengan harga yang cukup mahal, jadi
mereka akan berusaha menabung untuk membelinya. Anime juga dapat mengehindarkan dari narkoba,
karena mereka hanya akan di rumah atau di warnet untuk mengunduh atau menonton anime.
Secara umum saya sebagai penanggap setuju bahwa anime memiliki dampak negatif. Akan tetapi,
alasan-alasan tersebut perlu dikaji secara akademis atau mereka dapat mengabaikan dampak negatif dari
anime. Banyak juga dampak positif pada anime yang diterima oleh penontonnya jika dikaji secara positif.
Jadi, anime dapat mengakibatkan dampak positif jika hanya mengambil yang positif.
Tetapi, meskipun begitu peran orang tua juga harus aktif. Orang tua harus memberikan arahan dan
bimbingan kewajiban belajar. Mengarahkan penggunaan internet secara positif. Dan juga pembimbingan
kesadaran pemenuhan hobi diperlukan. Akan tetapi, penyaluran hobi yang positif perlu didukung.
(Ramadhan, 2015).