Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ES PUTER

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Kimia

Disusun oleh :

Kelompok 1
12 MIPA 8
Diaz Daytona (11)
Haryo Fadhil (15)
Nakhwa Abida (21)
Salma Azahra (26)
Vania Reva Raisa (31)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 24 BANDUNG

TAHUN AJARAN 2023/2024


1. Tujuan
Untuk mengetahui penerapan penurunan titik beku dalam kehidupan sehari-hari.

2. Latar Belakang
Dahulu es krim dianggap sebagai makanan yang mewah dan hanya dihidangkan pada
acara-acara yang spesial. Namun, saat ini es krim telah bisa dinikmati semua golongan.
Dulu orang-orang beranggapan bahwa membuat es krim adalah hal yang sangat
merepotkan. Namun, seiring perkembangan tegnologi saat ini, membuat es krim adalah
hal yang sangat mudah.
Sebagian besar masyarakat di dunia menyukai es krim. Namun tak sedikit pula yang
beranggapan bahwa es krim adalah makanan penyebab flu dan batuk. Hal tersebut sama
sekali tidak benar karena ketika masuk ke mulut, es krim dengan segera akan mencair yang
dipicu oleh suhu tubuh individu yang mengonsumsinya. Dengan demikian, saat es krim
masuk ke kerongkongan, suhunya sudah tidak sedingin air es. Meskipun demikian, es krim
sebaiknya dihindari oleh penderita radang tenggorokan, amandel, atau asma.
Tidak hanya sebagai makanan yang enak namun, es krim juga memiliki beberapa
manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya. Namun, manfaat itu dapat dirasakan dengan
catatan “Mengkonsumsi es krim berdasarkan porsi yang sesuai” manfaatnya antara lain :
a) Merangsang sistem kekebalan tubuh,
b) Memiliki gizi yang sangat tinggi,
c) Menjaga kesehatan jantung,
d) Menurunkan resiko terkena kanker payudara.
Salah satu cara sederhana dalam membuat es krim dengan menerapkan salah satu sifat
koligatif larutan yaitu penurunan titik beku. Es krim adalah sebuah makanan yang dibuat
dari produk susu yang digabungkan dengan perasa dan pemanis. Dalam hal ini, yang kami
lakukan adalah pembuatan secara manual yaitu menggunakan media dan cara yang
sederhana. Selain itu, pembuatan es krim ini dapat menambah pengetahuan dan
menjadikan kita kreatif dan bisa menjadi prospek masa depan untuk menambah
penghasilan.

3. Landasan Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel terlarutnya. Sifat koligatif
larutan di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar
partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antar-
molekul yang sangat kuat. Adanya partikel zat terlarut mengakibatkan proses pergerakan
molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul
diperlukan suhu lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku
pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (ΔTf).
Dinyatakan dengan persamaan :
ΔTf = Kf . m atau ΔTf = Kf . (n . 1000) : p
ΔTf = Penurunan titik beku
Kf = Tetapan penurunan titik beku molal
n = Jumlah mol zat pelarut
p = Massa zat pelarut
Proses pembuatan es puter ini sebenarnya sama dengan proses penurunan titik beku.
Perlu diketahui, titik beku air murni pada tekanan 760 mmHg adalah 0℃. Adonan es puter
ini bukan lagi berbentuk air murni karena sudah ditambahkan berbagai bahan pembuatan
es puter sehingga diperlukan suhu yang lebih dingin untuk membekukannya. Air murni
beku pada suhu 0ºC, dengan adanya zat terlarut misalnya gula ditambahkan ke dalam air,
maka titik beku larutan ini turun dibawah 0 ºC. Ini yang dimaksud penurunan titik beku.
Larutan akan memiliki tiitk beku lebih rendah dari pelarut murninya. Contoh yaitu larutan
garam dalam air memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding pelarut murninya yaitu
air.
Adonan es krim ditempatkan pada wadah yang terendam es batu dan air yang telah
diberi garam dapur sambil diputar. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim
membeku dengan titik beku beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Ketika es
dicampur garam, es mencari dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan
temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapat panas dari
adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat siap dihidangkan. Proses
pengguncangan selama proses bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang
terbentuk agar es krim semakin lembat dan untuk menghasilkan busa yang
seragam/homogen.

4. Alat dan Bahan


1) Baskom
2) Kaleng
3) Es batu
4) Garam batu
5) Kukis
6) Susu cair
7) Susu kental manis
8) Sendok
9) Cup

5. Cara Kerja
1) Pertama-tama, campur dan aduk susu cair, susu kental manis dengan oreo yang telah
di haluskan sebelumya ke dalam kaleng.
2) Letakkan es batu yang telah dihancurkan menjadi bongkahan kecil ke dalam baskom
dan hamburkan garam yang juga telah dihaluskan.
3) Letakkan kaleng di tengah baskom yang dikelilingi es batu.
4) Jangan lupa untuk menutup kaleng dengan penutupnya, dan putar-putar kaleng
tersebut di atas baskom yang berisi es batu dan garam.
5) Putar kaleng tersebut hingga adonannya menjadi es krim, sekali-kali lihatlah untuk
memastikan apakah telah menjadi es krim atau belum (jangan sampai tercampur
dengan garam).
6) Ketika es krim telah membeku maka siap dihias untuk dihidangkan.
6. Hasil Pengamatan
Adonan es krim membeku setelah belasan/puluhan menit proses pengguncangan pada
wadah yang berisi larutan air garam. Es krim yang terbentuk bertekstur lembut.

7. Pembahasan
Beberapa saat diputar, terlihat gumpalan es kecil terlihat di bagian luar kaleng dan juga
di bawah baskom serta es yang mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es batu
di campur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut
dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak.
Adonan es krim di dalam kaleng yang terendam es batu dan telah diberi garam dapat
membeku seiring proses pengguncangan. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor
dari adonan es krim ke campuran es batu, dan garam. Temperatur normal campuran es dan
air adalah 0℃, sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es krim yakni di
bawah 0℃. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambah garam.
Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Garam larut dengan es yang mencair
membentuk air garam dan menurunkan temperaturnya. Selama proses ini memerlukan
panas. Larutan tersebut mendapat kalor dari adonan es krim sehingga es krim memadat.
Pengguncangan selama proses pembekuan bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es
yang terbentuk sehingga es krim semakin halus. Hasilnya terbukti dengan tekstur es krim
yang beku memiliki tekstur lembut.

8. Kesimpulan
Dalam pembuatan es krim terdapat keterkaitannya dengan sifat kalogatif larutan. Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dalam larutan. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan uap jenuh,
kenaikkan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Penurunan titik beku
adalah perbedaan titik beku akibat partikel zat terlarut. Pembuatan es krim dengan
campuran es batu dan penambahan garam sebagai penurun titik beku larutan, sehingga
terjadi proses perpindahan kalor dari adonan es krim ke campuran es batu dan garam.
9. Lampiran
Daftar Pustaka

http://kikitoaba.blogspot.com/2016/09/laporan-praktikum-kimia-larutan.html
http://myworldlibrary.blogspot.com/2017/07/laporan-praktikum-kimia-tentang.html?m=1
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/penurunan-titik-beku
Watoni, Haris A., Dini Kurniawati, Meta Juniastri, 2016, Kimia untuk Siswa SMA/MA
Kelas XII, Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai