Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Rela Berkorban “

Oleh Kelompok :

1.nadina Triana lestari


2.jupvia khasla Olivia
3.juan maicel Nababan
4.muhammad ikbal

SMPN 24 Pekanbaru
Tahu Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 13 Januari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3

2.1 Sikap Pengorbanan Diri.................................................................................................3

2.2 Contoh Sikap Rela Berkorban.......................................................................................3

2.3 Kapan Pengorbanan Diri Menjadi Altruisme Patologis?...............................................5

2.4 Bagaimana Agar Tahu Saat Kita Terlalu Banyak Berkorban?......................................6

2.5 Apa Alasan Mengorbankan Kebutuhan Kita Untuk Orang Lain?.................................7

2.6 Cara Merawat Diri Sendiri dan orang Lain dengan Tepat.............................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara adalah tempat yang menaungi seluruh aktivitas masyarakat dan pemerintahan,
termasuk di dalamnya tentang pengaturan dan aktivitas pembangunan, ekonomi, transportasi,
perdagangan, politik, dan lain sebagainya. Sebuah tempat atau wilayah dapat dikatakan
sebuah negara apabila memenuhi tiga unsur utama, yaitu apabila terdapat wilayah, rakyat,
serta pemerintahan. Dalam sebuah negara pasti memiliki beberapa tujuan misalnya
memenuhi kebutuhan masyarakat, mempertahankan wilayah NKRI, menjaga keamanan
wilayah dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut masyarakat juga harus
berpartisipasi didalamnya, dengan memiliki sikap rela berkorban untuk bangsa dan bemegara.
Rela berkorban untuk bangsa negara adalah sikap kesediaan warga negara dengan
ikhlas maumemberikan segala sesuatu yang dimilikinya untuk kepentingan bangsa dan
negara. Rela berkorban merupakan penerapan pancasila pada sila ketiga, dengan melakukan
sikap tersebut maka kita mengamalkan nilai nilai pancasila. Sikap rela berkorban juga sudah
dicontohkan oleh para pendahulu kita, khususnya para pahlawan yang dengan rela
memberikan hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan negara kesatuan Republik
Indonesia. Para pahlawan mau dan rela meninggalkan rumah dan keluarganya kemudian
berangkat ke medan perang untuk melawan para penjajah hingga titik darah penghabisan.
Sebagai generasi sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai
berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI/ Negara Kesatuan
Republik Indonesia seperti pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan
NKRI

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Itu Sikap Rela Berkorban?
2. Mengapa kita perlu Sikap Rela Berkorban?
3. Bagaimana menerapkan Sikap Rela berkorban di kehidupan sehari- hari?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui Pengertian Sikap Rela Berkorban
2. Untuk mengetahui pentingnya sikap rela berkorban

1
3. Untuk menerapkan Rela berkorban

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Sikap Pengorbanan Diri

Pengorbanan diri berarti mengorbankan kepentingan seseorang demi Tuhan, negara,


atau orang lain. Rasa kasihlah yang mendorong pengorbanan diri. Tidak semua bentuk sikap
pengorbanan diri diperhatikan oleh banyak orang.

Berikut arti dari sikap pengorbanan menurut Yourdictionary (pen.):

 Pengorbanan kepentingan atau kesejahteraan pribadi seseorang demi orang lain atau
untuk suatu tujuan.
 Pengorbanan diri sendiri atau kepentingan sendiri untuk keuntungan, atau manfaat yang
diharapkan, orang lain.
 Menyerahkan keuntungan diri sendiri, terutama mengorbankan nyawanya, demi
kebaikan orang lain.
 Pengorbanan diri adalah menyerahkan sesuatu yang kita inginkan untuk kebaikan yang
lebih besar atau untuk membantu orang lain. (Contoh pengorbanan diri adalah ketika kita
pergi tanpa kopi di pagi hari sehingga dapat menyumbangkan uang itu untuk amal.)

2.2 Contoh Sikap Rela Berkorban


1. Membantu Tetangga yang Sakit
Ketika ada tetangga kita yang sakit, membantunya adalah salah satu contoh sikap rela
berkorban yang patut dipraktikkan. Contohnya, kita bisa memberinya dana berobat jika kita
mampu, atau membelikan makanan yang sehat untuk membantunya agar cepat pulih.
Kita juga bisa menolong dengan memasakkan makanan untuk tetangga tersebut atau keluarga
yang merawatnya, jika kebetulan tetangga kita tak bisa memasak. Apa pun dan sekecil apa
pun pertolongan terhadap mereka yang membutuhkan, akan sangat berarti!

2. Menghargai Pendapat Orang Lain


Di dunia ini, perbedaan merupakan hal yang sangat wajar kita temui. Sikap seseorang yang
punya rasa hormat dan sanggup menerima setiap perbedaan yang ada tanpa memandang
kepemilikan dan status orang lain sangatlah diperlukan. Inilah yang disebut menghargai
orang lain dan pendapatnya.

3
3. Tidak Memperdengarkan Musik Pribadi dengan Keras
Terkadang, kita ingin menikmati musik kita dengan puas dan maksimal. Namun, contoh
sikap rela berkorban lainnya ialah merelakan diri untuk tidak terlalu hanyut dalam musik
dengan menyetelnya terlalu keras.

Sikap rela berkorban yang juga termasuk sadar ini diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat, yakni kita mengerti situasi tetangga yang lain dan tidak semena-mena hanya
karena kita punya fasilitas tertentu.

4. Mengikuti Kegiatan Kerja Bakti


Kita seringkali mendapatkan jadwal kewajiban kerja bakti di lingkungan sekitar pada akhir
pekan. Meskipun sudah membayangkan untuk berleha-leha selama waktu senggang, relalah
berkorban demi kepentingan banyak orang dengan saling membantu pada kegiatan ini.

Ini adalah salah satu contoh sikap rela berkorban demi membantu kepentingan bersama.

5. Membayar Iuran Bulanan demi Membantu Sesama


Membayar iuran bulanan yang akan dipergunakan untuk warga lain yang membutuhkan ialah
salah satu contoh sikap rela berkorban. Sebagai contoh, saat seorang warga meninggal, iuran
tersebut bisa dipakai menjadi uang duka demi meringankan beban keluarga yang
ditinggalkan.

6. Memasak Lebih Banyak, Juga untuk Tetangga


Dengan memasak lebih banyak agar dapat diberikan juga ke tetangga di samping diri kita
sendiri, kita telah melakukan salah satu wujud sikap rela berkorban. Terlebih, kita kita
kebetulan memasak menu yang unik dan lezat, seperti makanan dengan daging atau ayam.
Tentunya, tetangga juga akan senang jika kita memberikan lauk yang nikmat secara cuma-
cuma dan tiba-tiba. Apalagi, jika mereka jarang memakan makanan tersebut. Kita pun akan
mendapat pahala dan disenangi Tuhan karenanya, Grameds.

7. Diajak Bermain, Tetap Memilih Belajar


Negara kita sangat memerlukan penerus bangsa yang cerdas demi menjadikan kita sebagai
negara yang terus utuh dan maju. Sebab itulah, menuntut ilmu sangatlah penting terutama

4
bagi seorang pelajar. Kita sebagai seorang siswa, mesti rela mengorbankan waktu bermain
yang terlalu banyak dengan teman, demi belajar. Jadi, tak perlu merasa terlalu bersalah jika
kita sesekali menolak ajakan bermain dari teman jika itu terlalu sering.

8. Mempersilahkan Ibu Hamil atau Lansia Duduk di Transportasi Umum


Saat kita melihat orang tua atau lansia, atau bahkan ibu hamil yang berdiri, dalam kendaraan
yang biasanya akan penuh sesak di jam-jam tertentu, jangan ragu untuk memberikan tempat
duduk yang kita pakai, apalagi saat fisik kita masih sangat kuat untuk berdiri sepanjang
perjalanan. Dengan memberi tempat duduk pada mereka yang membutuhkan, kita telah
melakukan salah satu bentuk sikap rela berkorban.

9. Membersihkan Sampah yang Berserakan


Banjir menjadi salah satu akibat dari banyak dan tidak teraturnya sampah. Oleh sebab itu, tak
ada salahnya jika kita sedikit meluangkan waktu untuk memungut dan membuang sampah
yang berserakan ke tempatnya. Meskipun sederhana, tetapi tindakan ini bisa membantu
banyak orang terhindar dari banjir ataupun penyakit karena sampah kotor, tak hanya
membuat lingkungan jadi lebih bersih.

2.3 Kapan Pengorbanan Diri Menjadi Altruisme Patologis?


Contoh pengorbanan diri ada di sekitar kita. Seorang ibu meninggalkan karirnya
untuk tinggal di rumah dan mengurus keluarganya, seorang prajurit mempertaruhkan
nyawanya untuk negaranya, sampai anak-anak mengorbankan keinginan dan keinginan
mereka sendiri untuk merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia.

Namun, ada perbedaan antara contoh-contoh ini dan pengorbanan diri yang kronis. Banyak
perilaku ketika orang mengorbankan diri sendiri tidak bermasalah. Ada situasi di mana
mereka dapat dianggap normal dan bahkan biasa.

Seseorang yang memiliki skema “pengorbanan diri” tidak membutuhkan alasan untuk
mengorbankan kebutuhannya untuk memprioritaskan kebutuhan orang lain. Mereka
melakukannya karena mereka meremehkan diri mereka sendiri, dan itu adalah situasi
patologis. Orang seperti itu sangat percaya bahwa mereka tidak layak menjadi prioritas dan
berhenti memperhatikan diri mereka sendiri.

5
Akibatnya, mereka tidak pernah memuaskan kebutuhan mereka sendiri dan menyangkal hal-
hal yang dapat membuat mereka bahagia dan terpenuhi. Orang-orang seperti itu mungkin
gagal untuk berpikir secara rasional, dapat kehilangan nilai-nilai mereka, dan biasanya
memiliki harga diri yang rendah.

Mengutip Social Connect, Arifin (2015) menyebut bahwa altruisme ialah suatu kondisi saat
kita memperhatikan kesejahteraan orang lain tanpa melihat diri sendiri. Kondisi ini murni
dialami tanpa mengharapkan keuntungan atau ganjaran. Orang awam seperti kita banyak
menyebutnya sebagai kebalikan dari sikap egois yang hanya peduli pada diri sendiri.

Rasa bahagia akan dialami oleh suatu individu karena sikap menolong yang memberi
perasaan mampu bagi kita untuk menempatkan diri pada keadaan orang lain.

Meski altruisme bisa muncul sebagai pikiran sesaat, ini bisa tumbuh menjadi nilai atau cara
hidup seseorang jika sudah terlalu sering dilakukan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap altruisme, yakni suasana hati, empati, rasa welas asih, faktor situasional, lingkungan
sosial, sampai motivasi.

Menurut McCullough, Emmons & Tsang (2004), cenderung mudah untuk berempati, merasa
bersyukur, serta puas dan bermakna bagi orang yang punya kepedulian tinggi. Baik untuk
dirinya sendiri ataupun orang lain.

2.4 Bagaimana Agar Tahu Saat Kita Terlalu Banyak Berkorban?


Kita diajarkan untuk menjadi baik, suka menolong, murah hati, dan peduli. Oleh
karena itu, sampai tingkat tertentu, kita semua mengorbankan diri kita sendiri untuk orang
lain di beberapa titik. Faktanya, hubungan dekat membutuhkan pengorbanan, dan meskipun
tidak selalu mudah, hal itu berpotensi meningkatkan kepercayaan dan kebahagiaan jika
dilakukan dalam bentuk kompromi.

Penelitian telah mengungkapkan bahwa pasangan lebih mungkin untuk bertahan dalam
hubungan mereka jika kedua pasangan bersedia berkorban untuk satu sama lain. Pengorbanan
dalam suatu hubungan untuk seseorang yang kita cintai dapat menunjukkan kepada mereka

6
bahwa kita benar-benar peduli dan bahkan dapat membuat kita merasa nyaman dengan diri
sendiri.

Namun, kapan itu menjadi terlalu berlebihan? Bagaimana bisa tahu jika kita mengorbankan
diri terlalu banyak? Jika menjawab “ya” untuk sebagian besar pertanyaan berikut, Grameds
mungkin memiliki kecenderungan untuk mengorbankan diri sendiri:

 Apakah kamu merasa egois atau bersalah ketika memprioritaskan kebutuhan dan
keinginan sendiri di atas orang lain?
 Apakah kamu mengklaim bertanggung jawab atas perilaku orang lain?
 Apakah kamu merasakan kekosongan emosional yang besar?
 Apakah kamu kekurangan waktu, energi, dan sumber daya untuk mengurus diri sendiri
karena menghabiskannya untuk orang lain?
 Apakah kamu percaya pengorbanan diri lebih merupakan kewajiban dan bukan tindakan
sukarela?
 Apakah orang-orang di sekitar kamu tampaknya berhak atas kecenderungan
pengorbanan dirimu?
 Apakah kamu mengatakan “ya” untuk semuanya bahkan ketika jawaban yang tepat
adalah “tidak”?
 Apakah sebagian besar hubunganmu melibatkan kamu sebagai pemberi lebih dari yang
kamu terima?

2.5 Apa Alasan Mengorbankan Kebutuhan Kita Untuk Orang Lain?


1. Dipaksa Membuat Kebiasaan oleh Keadaan
Beberapa orang menemukan diri mereka dalam situasi di mana mereka pasti
mengembangkan perilaku rela berkorban. Semuanya dimulai di masa kecil. Mungkin, kita
harus merawat orang tua atau adik yang cacat sejak usia muda.Sebagai seorang anak, kita
harus mengambil alih tanggung jawab orang dewasa, memasuki peran pengasuh.Secara
bertahap, kita mulai mengasosiasikan harga diri dan nilai diri dengan membantu orang lain.
Kita menjadi percaya bahwa kita selalu harus mendahulukan orang lain dan bahwa kebutuhan
serta keinginan kita tidak sepenting kebutuhan orang lain.

7
2. Membuat Kita Merasa Lebih baik
Perilaku mengorbankan diri tampaknya sering dikaitkan dengan kecemasan yang dapat
dikaitkan dengan rasa takut dianggap egois. Orang-orang seperti itu khawatir untuk
mengutamakan kebutuhan mereka atau takut bahwa mereka mungkin ditolak ketika mereka
tidak melayani orang lain.Seringkali, orang yang rela berkorban hanya perlu merasa bahwa
usaha mereka dihargai.Membantu orang lain bahkan ketika kita mengorbankan diri sendiri
membuat kita merasa lebih baik. Grameds merasa telah memenuhi atau menambah kehidupan
mereka. Yang terpenting, kita merasa seperti “orang baik” dan ketika berfokus pada
kebutuhan diri sendiri, kita sering merasa egois dan bersalah.

3. Takut Akan Konfrontasi atau Mengganggu Orang Lain


Orang yang selalu mengorbankan diri seringkali adalah orang yang menyenangkan, orang
yang hidup dalam ketakutan bahwa jika mereka menolak untuk melakukan apa yang
diinginkan orang lain, orang lain tidak akan menyukainya atau marah.Kita bisa jadi juga
memiliki kasus pengorbanan diri kronis karena tidak peduli seberapa keras pun mencoba, kita
tidak dapat mengatakan “tidak”. Mengatakan “tidak” sepertinya merupakan risiko besar yang
akan menghancurkan dan mengakhiri hubungan. Sebab itu, kita mengambil jalan keluar yang
mudah dan mengorbankan diri sendiri.

2.6 Cara Merawat Diri Sendiri dan orang Lain dengan Tepat

Tetapkan batasan dan tindak lanjuti


Menetapkan batasan bukanlah membangun tembok untuk menjauhkan orang lain. Ini adalah
cara untuk menjaga kesejahteraan diri. Ketika kita mengidentifikasi batas fisik dan
emosional, kita dapat mengetahui kapan energi kita sedang terkuras.

Prioritaskan apa yang kita inginkan


Tidak buruk untuk membantu orang yang kita cintai. Namun, kita harus ingat bahwa
kebutuhan kita juga penting, dan rahasianya terletak pada keseimbangan. Lagipula, mencintai
diri sendiri bukanlah hal yang egois. Kita perlu bersikap baik dan mendukung diri sendiri.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil adalah kita sebagai warga Negara harus dan wajib
memiliki sikap rela berkorban terhadap Negara dan memiliki sikap nasionalisme
demi kepentingan bangsa dan Negara untuk menggapai cita-cita Negara. Dan kita
juga pelru menerapkan di lingkungan sekolah,rumah,dll.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sikap-rela-berkorban/

10

Anda mungkin juga menyukai