Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUGAS P5

DIBUAT OLEH : KELOMPOK 3


KELAS : 7.2
ANGGOTA :
 Bayu
 Farel
 Rava
 Riski
 Juan
 Siti
 Putri
 Raisya
 Nabila
 Rekno

SMP NEGEGERI 24 PEKANBARU


T.P 2022/2023
Sejarah Provinsi Riau
Pembentukan Provinsi Riau telah memerlukan waktu paling kurang 6 tahun, Yaitu dari tahun
1952 sampai 1958. Usaha pembentukan Provinsi ini melepaskan diri dari provinsi Sumatera
Tengah (yang meliputi Sumatera Barat, Jambi dan Riau) dilakukan di tingkat DPR pusat oleh
Ma’rifat Marjani, dengan dukungan penuh dari seluruh penduduk Riau.

Pembentukan Provinsi ini telah ditetapkan dengan undang-undang darurat No 19/1957 yang
kemudian diundangkan dengan Undang-Undang No 61 tahun 1958. Provinsi Riau ini
merupakan gabungan dari sejumlah kerajaan Melayu yang pernah berdri di rantau ini, di
antaranya ialah kerajaan Inderagiri (1658-1838), Kerajaan Siak (1723-1858), Kerajaan
Pelalawan (1530-1879), Kerajaan Riau-Lingga (1824-1913), dan banyak lagi kerajaan kecil
lainnya, seperti Tambusai, Rantau Binuang Sakti, Rambah, Kampar dan Kandis (Rantau
Kuantan).

Dalam sejarahnya, daerah Riau pernah menjadi penghasil berbagai hasil bumi dan barang
lainnya. Pulau Bintan pernah di juluki sebagai pulau segantang lada, karena banyak
menghasilkan Lada. Daerah Pulau tujuh, terutama pulau Midai pernah menjadi penghasil
Kopra terbesar di Asia Tenggara, paling kurang sejak tahun 1906 sampai tahun 1950-an.

Bagan siapi-api sampai tahun 1950-an adalah penghasil ikan terbesar di Indonesia, Batu bata
yang di buat perusahaan Raja Aji Kelana di pulau Batam, pasarannya mencapai Malaysia
sekarang ini. Kemudian dalam bidang penghasil karet alam, dengan sistem kupon tahun
1930-an belahan daratan seperti Kuantan, Inderagiri dan kampar juga daerah yang amat
potensial.

Provinsi ini memiliki 15 sungai, di antaranya adalah 4 sungai besar yang mempunyai arti
penting sebagai sarana perhubungan, seperti Sungai Siak (300 Km), Sungai Rokan (400 Km),
Sungai Kampar (400 Km), dan Sungai Indragiri (500 Km). Ke-4 sungai tersebut membelah
dari pegunungan daratan tinggi Bukit Barisan. Sungai-sungai tersebut bermuara di Selat
Malaka serta Laut Cina Selatan.

Saat ini Provinsi riau terdapat 12 Kabupaten dan Kota, yakni Kota Pekanbaru sebagai Ibukota
Provinsi. Kabupaten kampar, Kabupaten Rokan Hilir, kabupaten Rokan Hulu, Kota Dumai,
kabupaten Pelalawan, kabupaten Siak, kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kuantan Singgingi,
Kabupaten Indragiri Hulu, kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Kepulauan Meranti
Sejarah Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Riau
Perkembangan kota ini pada awalnya tidak terlepas dari fungsi Sungai Siak sebagai sarana
transportasi dalam mendistribusikan hasil bumi dari pedalaman dan dataran tinggi
Minangkabau ke wilayah pesisir Selat Malaka. Pada abad ke-18, wilayah Senapelan di tepi
Sungai Siak, menjadi pasar (pekan) bagi para pedagang Minangkabau.[8] Seiring dengan
berjalannya waktu, daerah ini berkembang menjadi tempat permukiman yang ramai. Sultan
Siak ke-4 Sultan Alamuddin Syah memindahkan pusat kekuasaan Siak dari Mempura ke
Senapelan pada tahun 1762.[9][10] Pada tanggal 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah
"Dewan Menteri" dari Kesultanan Siak, yang terdiri dari datuk empat suku (Pesisir,
Limapuluh, Tanah Datar, dan Kampar), kawasan ini dinamai dengan Pekanbaru, dan
dikemudian hari diperingati sebagai hari jadi kota ini.[10][11]

Berdasarkan Besluit van Het Inlandsch Zelfbestuur van Siak No. 1 tanggal 19 Oktober 1919,
Pekanbaru menjadi bagian distrik dari Kesultanan Siak. Sejak tanggal 1 Mei 1932
berdasarkan Staatsblad Tahun 1932 Nomor 135, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah
Onderafdeeling Kampar Kiri dan Pekanbaru dijadikan sebagai ibu kota Onderafdeeling
Kampar Kiri yang dikepalai oleh controleur. Pada tanggal 1 Januari 1941 berdasarkan
Staatsblad Tahun 1940 Nomor 565, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Residentie
Riouw (Keresidenan Riau) yang sebelumnya berada di Residentie Oostkust van Sumatra
(Keresidenan Sumatra Timur).[12] Pada saat Pendudukan Jepang, Pekanbaru dijadikan sebagai
ibu kota Rio Shū yang dikepalai oleh shūchōkan.

Selepas kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Sumatra di Medan tanggal


7 Mei 1946 Nomor 103, Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut haminte
(kotapraja).[10] Kemudian pada tanggal 19 Maret 1956, berdasarkan Undang-undang Nomor 8
Tahun 1956, Pekanbaru (Pakanbaru) menjadi daerah otonom kota kecil dalam lingkungan
Provinsi Sumatra Tengah.[13] Selanjutnya sejak tanggal 9 Agustus 1957 berdasarkan Undang-
Undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957, Pekanbaru dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi
Riau yang baru terbentuk.[14]

Kota Pekanbaru resmi menjadi ibu kota Provinsi Riau pada tanggal 20 Januari 1959
berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Desember 52/I/44-25.[10] Sebelumnya,
ibu kota Provinsi Riau adalah Tanjung Pinang, yang kini menjadi ibu kota Provinsi
Kepulauan Riau.[15]
Air Mata Pengantin

Munuman Air Mata Pengantin merupakan salah satu minuman asal Kabupaten Indragiri Hulu
(Inhu) Provinsi Riau.

Munuman ini memang memiliki nama yang unik, begitu juga dengan bentuk, rasa dan warnanya
yang sangat segar jika dihidangkan bersama es. Pada zaman dulu minuman ini biasa disajikan
saat acara pernikahan maupun acara-acara lainnya yang mengandung unsur kebahagiaan.
Sehingga seringkali orang menyebut minuman ini sebagai simbol dari air mata yang bahagia.

Es Air Mata Pengantin menyuguhkan cita rasa yang menyegarkan. Isinya tak jauh beda
dengan sajian es campur pada umumnya. Di dalamnya terdapat berbagai macam agar-agar
yang kenyal dan berwarna-warni. Selain itu, minuman ini juga dilengkapi dengan biji selasih,
sirup, es batu. Sebagai pelengkap, biasanya ditambahkan blewah yang memiliki manfaat
untuk kesehatan.

Tak perlu jauh-jauh ke Inhu atau menunggu pernikahan adat Riau untuk bisa menyantap
segarnya es air mata pengantin. Anda bisa membuatnya di rumah dengan kreasi sendiri.
Minuman ini bisa dibilang mirip dengan es campur yang disajikan dengan beragam buah.
Perpaduan cita rasa buah yang menggugah selera dicampur dengan manisnya agar-agar
pastinya sangat menyegarkan di tenggorkan. Apalagi disajikan dingin dan disantap. Minuman
ini tak hanya ada di Inhu, di kota lain di Riau, seperti Pekanbaru, es air mata pengantin juga
dikenal.

Bahan :

1. agar agar 3 warna, diserut


2. blewah,, dikerok
3. nata de coco
4. biji selasih
5. sirup cocopandan
6. es batu
7. air putih
Cara Membuat :

Langkah 1
Rebus agar-agar bubuk, air, dan gula pasir
sampai mendidih.
Langkah 2
Tuang ke dalam 3 buah wadah. Tambahkan
pewarna masing-masing warna merah, kuning
dan hijau. Biarkan hingga mengeras.
Langkah 3
Serut masing-masing agar-agar warna.
Langkah 4
Tata di gelas saji, berselang-seling masing-
masing warna dan nata de coco, beri topping
selasih. Tambahkan es batu dan sirup sesuai
selera.

Anda mungkin juga menyukai