Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN

UJIAN PRAKTEK

PRAKARYA dan KEWIRAUSAHAAN

MochieEZe (Mochi Cheese)

Kelas:

XII MIPA 6

Anggota:

Alfazahra Nabilla Hermawan


Aliyah Zainah Nursa
Alya Dhiya Lestari
Sekar Arum Aisyah Sabani
Siti Nabila

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA BOGOR


2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmatnya
kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan ujian praktek prakarya dan
kewirausahaan ini tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Laporan kegiatan ini telah kami selesaikan semaksimal mungkin berkat kerjasama dan
bantuan dari ber bagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Aditya Sukma Ghazali selaku guru mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan
sekaligus guru yang telah membimbing kami
2. Bapak H Imran Rasyadi selaku wali kelas XII MIPA 6 dan Orang tua yang selalu
memberikan dukungan
3. Pihak-Pihak lain yang telah membantu dalam pembuatan maupun pengumpulan data
dalam proposal ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Diluar itu semua, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
kegiatan ini, baik dalam segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat membuat laporan yang lebih
baik lagi untuk kedepannya.
Semoga laporan kegiatan ini dapat menambah ilmu pengetahuan pembacanya dan
memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor,3 Maret 2019

PENYUSUN
Susunan Anggota

ALFAZAHRA
NABILLA

ALYA DHIYA
SITI NABILA
LESTARI

PENGELOLA

SEKAR
ALIYAH
ARUM
ZAINAH
AISYA
NURSA
SABANI
DAFTAR ISI
BAB I Profil Daerah dan Sejarah Makanan

A. Profil Daerah
Ada yang mengatakan bahwa nama Sukabumi berasal dari bahasa Sunda, yaitu Suka-Bumen,
yang bermakna bahwa pada kawasan yang memiliki udara sejuk dan nyaman ini membuat
orang-orang suka bumen-bumen atau menetap.[2] Penjelasan yang lebih masuk akal adalah
bahwa nama "Sukabumi" berasal dari bahasa Sansekerta suka, "kesenangan, kebahagiaan,
kesukaan" dan bhumi, "bumi". Jadi "Sukabumi" artinya "bumi kesukaan".

Sebelum berstatus kota, Sukabumi hanyalah dusun kecil bernama "Goenoeng Parang"
(sekarang Kelurahan Gunungparang) lalu berkembang menjadi beberapa desa seperti Cikole
atau Parungseah. Lalu pada 1 April 1914, pemerintah Hindia Belanda menjadikan kota
Sukabumi sebagai Burgerlijk Bestuur dengan status Gemeente (Kotapraja) dengan alasan
bahwa di kota ini banyak berdiam orang-orang Belanda dan Eropa pemilik perkebunan-
perkebunan yang berada di daerah Kabupaten Sukabumi bagian selatan yang harus mendapat
pengurusan.

Selanjutnya pada 1 Mei 1926, Mr. G.F. Rambonnet diangkat menjadi Burgemeester. Pada masa
inilah dibangun Stasiun Kereta Api, Mesjid Agung, gereja Kristen; Pantekosta; Katholik;
Bethel; HKBP; Pasundan, pembangkit listrik Ubrug; centrale (Gardu Induk) Cipoho, Sekolah
Polisi Gubermen yang berdekatan dengan lembaga pendidikan Islam tradisionil Gunung
Puyuh.

Nama Soekaboemi sebenarnya telah ada sebelum hari jadi Kota Sukabumi yaitu 13 Januari
1815. Kota yang saat ini berluas 52,46 Km² ini mendapatkan namanya dari seorang ahli bedah
bernama Dr. Andries de Wilde menamakan Soekaboemi. Perlu diketahu Andris de Wilde ini
juga adalah seorang Preanger Planter (kopi dan teh) yg bermukim di Bandoeng, dimana eks
rumah tinggal dan gudang kopinya sekarang dijadikan Kantor Pemkot Bandung.

Awalnya ia mengirim surat kepada kawannnya Pieter Englhard mengajukan permohonan


kepada pemerintah untuk mengganti nama Cikole (berdasar nama sungai yg membelah kota
Sukabumi) dengan nama Soekaboemi 13 Januari 1815. Sejak itulah Cikole resmi menjadi
Soekaboemi. Namun, bukan berarti hari jadi Kota Sukabumi jatuh pada tanggal tersebut.
Ceritanya memang tidak singkat, bermula dari komoditas kopi yang banyak dibutuhkan VOC,
Van Rie Beek dan Zwadecroon berusaha mengembangkan lebih luas tanaman kopi di sekitar
Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Tahun 1709 Gubernur Van Riebek mengadakan inspeksi ke
kebun kopi di Cibalagung (Bogor), Cianjur, Jogjogan, Pondok Kopo, dan Gunung Guruh
Sukabumi. Inilah salah satu alasan dibangunnya jalur lintasan kereta-api yg menghubungkan
Soekaboemi dengan Buitenzorg dan Batavia di bagian barat dan Tjiandjoer (ibukota Priangan)
dan Bandoeng di timur. Saat itu, de Wilde adalah pembantu pribadi Gubernur Jenderal
Daendels

Pada 25 Januari 1813, ia membeli tanah di Sukabumi yang luasnya lima per duabelas bagian
di seluruh tanah yang ada di Sukabumi seharga 58 ribu ringgit Spanyol. Tanah tersebut
berbatasan dengan Lereng Gunung Gede Pangrango di sebelah utara, Sungai Cimandiri di
bagian selatan, lalu di arah barat berbatasan langsung dengan Keresidenan Jakarta dan Banten
dan di sebelah Timur dengan Sungai Cikupa. Pada tanggal yang sama 354 tahun yang lalu,
Belanda bangga memenangkan perang melawan Spanyol.Setelah Mr. G.F. Rambonnet
memerintah ada tiga “Burgemeester” sebagai penggantinya yaitu Mr. W.M. Ouwekerk, Mr.
A.L.A. van Unen dan Mr. W.J.Ph. van Waning.
B. Sejarah Makanan
Mochi merupakan salah satu makanan kecil asal Jepang yang populer di semua negara.
Makanan khas Jepang ini mempunyai rasa yang unik, lembut dan lama kelamaan akan menjadi
lengket.

Mochi terbuat dari beras ketan yang nantinya akan ditumbuk hingga lembut dan lengket,
kemudian dibentuk jadi bulat. Mochi biasanya dibuat dan dimakan pada saat perayaan
tradisional Mochitsuki atau bisa disebut dengan perayaan tahu baru Jepang. Kue ini juga
dijual dan dapat diperoleh dari toko-toko kue sepanjang tahun, jadi kue ini tidak hanya tersedia
pada saat perayaan tahun baru Jepang.

Sebelumnya, kue Mochi ini juga mempunyai sejarah mengenai namanya dan alasan menjadi
tradisi di Jepang tiap tahun baru. Nama ‘Mochi’ ini berasal dari berbagai kata, salah satunya
adalah kata kerja ‘Motsu’ yang berarti ‘untuk menahan atau memiliki’, yang bermaksud
bahwa Mochi berupa pemberian dari para dewa. Ada juga ‘Mochizuki’ yang berarti ‘bulan
purnama’ dan ‘Muchimi’ yang berarti ‘lengket’.

Sejarah mengenai tradisi Mochi ini berawal dari pada zaman dahulu, Mochi sering dimakan
oleh para petani Jepang pada saat musim dingin untuk meningkatkan stamina mereka. Selain
para petani, Mochi juga sering dimakan oleh para samurai. Kue ini memberikan semangat
kepada samurai karena sangat mudah disiapkan dan mudah dibawa kemana-mana. Suara
tumbukan pada saat pembuatan Mochi juga dikatakan para samurai hendak maju ke medan
perang.

Namun karena para samurai dan hal-hal lainnya dari zaman dahulu yang sekarang sudah tidak
ada, maka diambil waktu yang tepat untuk memakan Mochi. Dan sejak itu ditentukanlah pada
tanggal 1 Januari.
BAB II
PRODUKSI

A.Jenis Produk
B.Alat dan Bahan
C.Proses pembuatan
D.Keunggulan dan kelemahan Produk
C. Bahan
 Tepung Ketan
 Pewarna makanan
 Gula
 Santan Kelapa (Kara)
 Keju
 Milo bubuk
 Energen
 Biskuit
D. Alat
 Piring
 Penggorengan
 Pisau
 Sendok
 Gelas
 Steamer
 Tisu
E. Cara Pembuatan
1. Tuangkan Tepung Ketan Putih sebanyak 200gr kedalam mangkuk

2. Tuangkan Gula 100gr kedalam adonan Tepung Ketan


3. Tuangkan 200gr santan

4. Aduk semua adonan yang telah dimasukan sampai rata

5. Siapkan alat untuk mengukus

6. Lalu bagi adonan menjadi 3 bagian


7. Teteskan 2-3 pewarna makanan yang berbeda, aduk hingga rata

8. Masukan adonan yang telah dibagi menjadi 3 dan berwarna kedalam


alat pengukus

Tunggu 20-25 menit


9. Sembari menunggu, siapkan penggorengan untuk menyangrai tepung
ketan.

10. Angkat mochi yang telah matang.

11. Siapkan isian ( milo, keju, dan cookies)


12. Siapkan wadah untuk membentuk mochi

13. Bentuk mochi sesuai selera, lalu masukan isiannya.


14. Taburkan tepung ketan yang sudah di sangrai
15. Siap dinikmati.
BAB III Laporan Keuangan dan Konsep Desain

A. Laporan Keuangan

No Keterangan Jumlah Harga


1. Tepung Ketan 500gr Rp 10.000
Putih
2. Sun Kara 3 Buah Rp 10.500
3. Pewarna Makanan 3 Buah Rp 9.000
4. Gula Pasir 250gr Rp 4.000
5. Biskuit Roma 300gr Rp 5.000
6. Keju Batang Cheddar 35gr Rp 8.000
7. Kemasan 6 Buah Rp 7.000
8. Sticker 10 Buah Rp 5.000
Total Rp 58.500

Dalam satu kali produksi kami dapat menghasilkan 36 buah Mochi dan kami
bagikan kepada 9 tempat yang berisikan 4 biji mochi yang dijual dengan harga Rp 7000

B. Konsep Desain

Garis melingkar melambangkan mochi yang berbentuk bulat


Warna kuning pada tulisan MochieEZe melambangkan warna dari salah satu varian rasa
yaitu “keju”
Nama Ghibah_official sendiri diambil karena pengelola MochieEZe ini terdiri dari 5 wanita,
wanita indentik dengan “ghibah”
BAB IV Pemasaran

A. Pemasaran

Untuk mempromosikan produk yang telah kami buat, kami memilih


konsep penjualan langsung kepada orang orang yang berada di sekitar
MAN 2 Kota Bogor. Selain itu kami juga menggunakan konsep social
media marketing seperti Instagram, Line , Whatsapp.

B. Metode Pemasaran

Sasaran utama pemasaran kami yaitu warga MAN 2 Kota Bogor dan
masyarakat sekitar lingkungan Bogor.

C. Strategi Pemasaran
BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Mochi merupakan kue tradisional yang berasal dari kota Sukabumi
kue ini berbentuk bulat berwarna putih dengan isian kacang didalamnya.
Seiring perkembangan zaman ditambah ke eksisan kue tradisional yang
semakin menurun karna kami tak ingin kue tradisional hilang kami
melakukan modifikasi makanan daerah yang kami lakukan terhadap mochi
Modifikasi yang kami lakukan yaitu dengan mengisi isian mochi
dengan berbagai varian rasa,varian rasa yang kami buat menyesuaikan
dengan varian rasa yang sedang hits saat ini, kami menambahkan varian
rasanya yaitu Milo, Keju, Cookies.

B. Saran

Diperlukan pengembangan lebih dalam hal pemasaran juga


diperlukannya inovasi baru dalam menarik pembeli dan momodifikasi
tampilan mochi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai