Anda di halaman 1dari 6

Nama : Muhammad Al Amin

Nrp : 56204113188
Prodi : TAK-B

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN FENOTIPE BAKTERI


IKAN LELE Sangkuriang (Clarias gariepinus)
Latar Belakang
Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari semakin menggiurkan. Menurut laporan
Badan Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan perkapita penduduk dunia mencapai
19,6 kg per tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak dipasok oleh ikan laut, namun
pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip perikanan tangkap. Hal ini karena
perikanan tangkap akan mengalami penurunan akibat overfishing. Oleh karena, guna
memenuhi kebutuhan ikan masyarakat dunia, diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan
air tawar sebagai substitusi ikan laut (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2017).
Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat popular dikalangan masyarakat Indonesia
adalah ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Jenis ikan ini banyak dibudidayakan oleh
para petani karena ikan lele dumbo mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, memiliki
kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, pertumbuhannya cepat serta mudah
untuk dibudidayakan. Maka tak heran, banyak masyarakat yang berminat untuk
membudidayakan ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) (BBAT Sukabumi, 2005).
Dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele sangkuriang ada kendala-kendala
yang sering dihadapi oleh para pembudidaya yaitu adanya penyakit yang menyerang pada
ikan lele dumbo yang dibudidayakan. Menurut Yanuhar (2005 dalam Simatupang et al.,
2013) untuk mencapai target produksi sesuai yang diharapkan, berbagai permasalahan
menghambat upaya peningkatan produksi. Salah satu permasalahan yang terkait, antara lain
kegagalan akibat wabah ikan yang bersifat patogenik dari golongan bakteri.
Bakteri patogen ikan banyak yang termasuk golongan bakteri gram negatif seperti
Aeromonas, Vibrio, Flexibacter.Bakteri Aeromonas dapat menyerang hampir semua jenis
ikan air tawar (Kordi, 2004). Penyakit pada ikan timbul karena adanya interaksi yang tidak
serasi antara inang, lingkungan, dan patogen. Bakteri penyebab penyakit pada lele dumbo
antara lain Aeromonas hydrophila, Streptococcus sp., Vibrio sp., Edwardsiella sp., Nocardia
sp., Yersinia sp., dan Acinetobacter sp.
Tujuan dilakukannya praktik ini adalah isolasi, identifikasi dan fenotif bakteri ikan
lele sangkuriang (Clarias gariepinus) yang bertempatan di Laboratorium Politeknik Ahli
Usaha Perikanan yang beralamat Jl. STP Raya, Banten, Kec. Kasemen, Kota Serang, Banten
42191, Indonesia.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik ini adalah alat tulis, bunsen spirtus, alat
penggaris, sampel ikan lele 4 ekor, beakerglass, media agar, cawan petri, jarum ose, alkohol
70% tisu iodine, kertas alas, sarung tangan, pematik (api), air mineral.

Pembahasan
A. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktik ini adalah alat tulis, bunsen spirtus, alat
penggaris, sampel ikan lele 4 ekor, beakerglass, media agar, cawan petri, jarum ose, alkohol
70% tisu iodine, kertas alas, sarung tangan, pematik (api), air mineral.
B. Metode
Praktik ini menggunakan metode survey melalui pengambilan sampel pada lokasi secara
langsung untuk mengidentifikasi keragaman bakteri patogen pada ikan lele sangkuriang
(Clarias gariepinus). Dalam praktik ini ikan yang digunakan sebagai ikan uji adalah ikan lele
sangkuriang dengan rata-rata berat tubuh 50-100 gram. Pengambilan sampel dilakukan pada
lokasi pembudidaya lele sangkuriang yang ada di kampus serang.
C. Cara Kerja
1. Sterilisasi alat dan bahan
Peralatan seperti beaker glass, cawan petri, jaru ose, alat bedah, disterilisasi dengan
menggunakan alkohol 70% tersebut ke semua permukaan alat-alat tersebut kemudian dilap
dengan menggunakan tisu.
2. Pengambilan Sampel Uji
Pada praktik ini sampel ikan yang diambil sebanyak 4 ekor. Sampel ikan yang diambil untuk
praktik diambil secara selektif (ikan-ikan yang menunjukkan gejala/tanda-tanda klinis
terserang penyakit), dan jika tidak menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit dapat diambil
secara acak terkait dengan pemeriksaan laboratoris penyakit ikan.
3. Pemeriksaan Bakteri
 Preparasi sampel ikan uji untuk pemeriksaan sampel ikan dinekropsi (pembedahan)
dan dilakukan pengamatan klinis yang terdiri dari pemeriksaan eksternal (sirip, sisik,
lendir, kulit, insang) dan pemeriksaan internal (ginjal, limpa, hati). Masukkan ikan ke
dala beaker glass yang sebelumnyanya telah diisi aguades guna memberikan
kotoran/mikroorganisme yang barangkali adanya bakteru yang menempel.
Pembelahan iakn (ginjal) panaskan jarum ose dengn bunsen, cawan petri dipanaskan
pada bagian pinggirnya lalu ginjal yang diambil menggunakan jarum ose dan digoras
langsung pada media agar yang sudah dipanaskan, selanjutnya ditutup dan dilapisi
kertas, dimana inkubasi bakteri diletakkan terbalik (bagian agarnya diatas) dan ditutup
kertas. Selanjutnya bagian tubuh eksternal maupun internal yang mengalami
perubahan patologi dijadikan target untuk isolasi bakteri.
 Isolasi bakteri Isolat bakteri dari sampel ditumbuhkan pada media agar tryptic soy
agar (TSA) plate, diinkubasi selama 24 jam. Koloni bakteri yang tumbuh terpisah dan
tampak berbeda selanjutnya dibuat menjadi kultur isolat murni.
 Pemurnian bakteri Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara mengambil satu koloni
bakteri pada media tumbuh TSA plate berdasarkan koloni bakteri dominan yang
tumbuh, kemudian inokulasi kemedia TSA miring dengan menggunakan jarum ose
yang sudah disterilkan. Kemudian diinkubasi di inkubator selama 24 jam.

4. Pengujian moltilitas dengan cara hanging drop (testes gantung)


 Media
Pengujian testes gantung dilakukan dengan cara meenggunakan slide glass dan
diamati dibawah mikroskop. Pengunian testes gantung dilakukan untuk membedakan bakteri
mortil dangan bakteri non-motil.

 Metode
- Teteskan atu tetes aguades pada cover glass
- Ambil isolate bakteri dengan jarum ose steril
- Celupkan jarum ose tersebut pada aguades
- Cover glass kemudian ditempelkan pada bagian tengah slide glassyang terdapat
lakukan dan kemudian dibalik
- Setelah cover galss menempel pada bagian dlide glass amati dibawah mikroskop
 Pembacaan hasil
- Bakteri yang mitil dakan terlihat bergerak-gerak dibawah mikroskop
- Bakteri non-motil terlihat diam atau tidak bergerak.

5. Instruksi kerja teknis pengujian katalase


 Media
Pengujian katalase meggunakan reagent Hidrogen Peroksida (H2O2 3 %). Hidrogen
Peroksida bersifat toksik terhadap sel karena menginaktivasikan enzim dalam sel. Katalase
merupakan enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan Hidrogen perioksida
menjadi H2O dan O2.

 Metoda
- Ambil isolat murni bakteri dengan ose steril
- Goreskan isolat pada slide glass
- Teteskan H2O2 3 % pada goresan isolat di slide glass
- Amati pembentukan gelembung udara yang terjadi pada saat koloni bakteri bercampur atau
bereaksi dengan H2O2 3 %
 Pembacaan Hasil
- Bakteri atau organisme yang bersifat katalase (+) akan terjadi gelembung udara
- Bakteri atau organisme yang bersifat katalase (-) tidak terjadi gelembung udara.
D. Identifikasi Bateri
Dalam identifikasi kali ini menggunakan perbandinagn antara dominan dengan mencurikan:

Identifikasi Dominan Mencurigakan

Bentuk Circular Irregular


Tepian Margin Entire Curled

Elevasi Convex Flat


Ukuran 1,3 mm 0,6 mm

Penampilan Koloni Bening (glosi) Kusam (cloudy)


Properti Optik Tembus Tidak tembus

Tekstur Mentega Tepung


Pigmentasi Putih kuning

Morfologi Coccus flat Diplococcic encapsulated


E. Pengujian Mortalitas dengan cara Hanging
Pengujian tetes gantung dilakukan dengan menggunakan slide glass dan diamati
dibawah mikroskop. Pengujian tetes gantung dilakukan untuk menbedakan bakteri motil
dengan bateri non-motil (pergerakan bakteri didalam media tumbu).
Dominan Curiga
mortil bergerak Non-motil
F. Pengujian gram dengan menggunakan KOH3
Media atau reagen yang digunakan dalam penguian gram adalah KOH 3 % (B.4)
Media ini digunakan untuk memnbedakan bakteri gram (+) dengan bakteri gram (-)
berdasarkan lendir atau gel yang terbentuk saat isolat bakteri dicampur dengan KOH 3 %.
Dominan Curiga
Tida berlendir (+) Tidak berlendir (+)
G. Pengujian Oksidasi
Pengujian oksidase berfungsi untuk menentukan adanya oksidase sitokrom
yangditemukan pada mikroorganisme tertentu. Pengujian oksidase menggunakan kertas
baktiden oksidase.
Dominan Curiga
Negatif (-) Negatif (-)
H. Pengujian Katalase dengan cara Hanging
Pengujian katalase meggunakan reagent Hidrogen Peroksida (H2O2 3 %). Hidrogen
Peroksida bersifat toksik terhadap sel karena menginaktivasikan enzim dalam sel.
Katalasemerupakan enzim yang digunakan mikroorganisme untuk menguraikan Hidrogen
perioksida menjadi H2O dan O2.
Dominan Curiga
Berbusa (+) Berbusa (+)

I. Identifikasi Jenis Bakteri (Mencurigakan)


 Bakteri Staphylococus
 Bakteri Corynebacterium
 Bakteri Nocardia
 Bakteri Mycobacterium

MOTILITY 1,2,3,4,6,7,9,10,12,13,14,15,16,19,20,21

GIA 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,18,19,20,21

CATALASE 1,2,8,9,10,11,13,14,18,19,20,21

OXSIDASE 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,19,20,21

J. Identifikasi Jenis Bakteri (Dominan)


 Bakteri listeria

MOTILITY 11

GIA 1,2,3,4,5,6,8,9,10,11,12,13,18,19,10,21

CATALASE 1,2,8,9,10,11,13,14,18,19,20,21

OXSIDASE 2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,19,20,21

Kesimpulan
Keragaman bakteri yang didaptkan pada sampel ikan lele sangkuring 4 ekor dapat
dilihat bakteri yang ditemukan adalah Bakteri Staphylococus, Bakteri Corynebacterium,
Bakteri Nocardia, Bakteri Mycobacterium dan Bakteri listeria.
Saran
Untuk meminimalisir perkembangan bakteri patogen perlu dilakukan monitoring
kualitas air agar mencegah hidup berkembangnya bakteri patogen dalam perairan.

Anda mungkin juga menyukai