Anda di halaman 1dari 12

AGENDA : Analisis Gender dan Anak , Vol.

4 (1), 2022, (Juni)


ISSN Print: 2615-1502 ISSN Online: 2723-3278
Tersedia online di
http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/agenda

The Criminal Law Reform On Completion


Of Samenleven In Indonesia
Ranie Sayulina Abstract:
Pengadilan Agama, Cikarang, Pancasila as state fundamentalnorom must be
Indonesia reflected in the life of nation and state.
E-mail: raniesayulina@yahoo.com Consequently, all attitudes and behavior dwell the
values of Pancasila. Likewise, people as
Roni Efendi* constitutive elements should also base their
Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, attitudes and behavior on Pancasila. However,
Sumatera Barat, Indonesia there are some complex problems occurred
E-mail: roniefendi@iainbatusangkar.ac.id during the development of human being. One of
them is samenleven. It is a term used to describe
unmarried couples who are in a relationship and
*) Corresponding Author
live together. This samenleven behavior is
certainly not corresponding with the soul of
Indonesian nation. This phenomenon addresses
issue that needs immediate solution. From the
results of this research, it is explained that in
positive law, samenleven is part of adultery.
While as a part of legal reform, various efforts
have been made to minimize samenleven by
committing decency violations because
samenleven is considered an act that destroys the
sense of decency in society.
Abstrak:
Pancasila sebagai staatfundamentalnorom harus
tercermin dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga segala sikap dan perilakunya
mencerminkan nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila. Begitu juga dalam kehidupan
masyarakat sebagai unsur konstitutif negara juga
harus berpedoman kepada Pancasila, namun
seiring dengan perkembangan manusia
permasalahan yang tumbuh juga semakin
komplek satu di antaranya adalah kumpul kebo.
Perilaku kumpul kebo ini tentu tidak sesuai
dengan jiwa bangsa Indonesia, hal ini tentu
menjadi kegelisahan dan permasalahan yang
harus dicarikan solusi untuk penanggulangannya.
Dari hasil penelitian ini dijelaskan bahwa dalam
hukum positif kumpul kebo merupakan bagian
dari zina, sedangkan sebagai bagian dari

42
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
pembaruan hukum berbagai upaya telah
dilakukan guna meminimalisir kumpul kebo
dengan menjadikan delik kesusilaan karena
kumpul kebo dianggap suatu perbuatan yang
merusak rasa susila masyarakat..

Keywords: Criminal Law Reform, Samenleven, and Decency

PENDAHULUAN memelihara struktur-struktur sosial


yang berlaku2.

I ndonesia harus menghadapi era Salah satu masalah yang harus


globalisasi saat ini yang disertai dijadikan sorotan saat ini adalah
dengan masuknya budaya-budaya kebiasaan masyarakat Indonesia yang
asing secara bebas tanpa ada filterisasi. seolah-olah telah “melegalkan”
Pada umumnya masyarakat Indonesia kehidupan bersama tanpa adanya
terbuka dengan inovasi-inovasi yang hubungan perkawinan yang sah seperti
hadir dalam kehidupannya, tetapi yang kita kenal dengan istilah “kumpul
belum sepenuhnya bisa memilah mana kebo”.Kebiasaan ini telah merusak
yang sesuai dengan aturan dan norma moral dan etika yang berarti sistem
yang berlaku dan mana yang tidak nilai tentang bagaimana manusia harus
sesuai dengan aturan serta norma yang hidup baik sebagai manusia yang telah
berlaku di Negara Republik Indonesia. diinstitusionalisasikan dalam sebuah
Perkembangan dalam aspek adat istiadat kebiasaan yang kemudian
penghidupan tersebut akan berdampak terwujud dalam pola prilaku yang ajek
pada perkembangan nilai kesusilaan dan terulang dalam kurun waktu yang
yang tidak dapat dihindari1. lama3.
Negara Indonesia mempunyai Dalam berbagai istilah asing,
norma-norma yang harus dipatuhi oleh kumpul kebo ini dapat
masyarakatnya, norma tersebut diidentifikasikan dengan sebutan
meliputi norma agama, norma hukum, samenleven, living in non-matrimonial
norma sosial, norma kesopanan, union, conjugal union, atau
termasuk norma kesusilaan. Setiap cohabitation4. Di Jawa Tengah terdapat
butir norma memiliki peranan masing- istilah “bedangan” yang artinyahidup
masing dalam mengatur hidup bersama antara laki-laki dan
manusia. Norma merupakan suatu perempuan seolah-olah sebagai suami
ketetapan yang ditetapkan oleh isteri diluar perkawinan atau tidak
manusia dan wajib dipatuhi oleh diikat dengan nikah5.
masyarakat dan memiliki manfaat
positif bagi kelangsungan hidup 2
Peter L. Berger, Tafsir Sosial atas Kenyataan,
khalayak. Di antara norma tersebut ada LP3S, Jakarta:2000, hlm. XX.
yang bersifat memaksa karena aturan- 3
Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum
aturan sosial yang bersifat memaksa Progresif, Kompas, Jakarta: 2006, hlm. 215.
4
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai
secara dialektis bertujuan untuk Kebijakan Hukum Pidana, Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru, cet. ke-3,
1
Leden Marpaung, Kejahatan Terhadap Kencana, Jakarta: 2011,hlm. 299-300.
5
Kesusilaan dan Masalah Prevensinya, Sinar MG. Endang Sumiarmi, Makalah Aspek
Grafika, Jakarta: 1996, hlm. 6-7. Hukum Kumpul Kebo, 2003, hlm 2.

43
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
Kumpul kebo merupakan suatu kejahatan kesusilaan secara eksplisit.
perbuatan yang bukan tabu lagi untuk Pengaturan ini dapat dilihat dalam Bab
didengar, namun tanpa XIV Buku II Pasal 281 sampai dengan
diperbincangkan secara mendalam pun Pasal 303 KUHP dan Buku III Bab VI
semua orang mengakui bahwa Pasal 532 sampai dengan Pasal 547
perbuatan tersebut sudah jelas tidak KUHP, padahal akibat kejahatan
boleh dilakukan karena bagaimanapun kesusilaan tidak hanya menyangkut
juga kumpul kebo tidak diperbolehkan perkara yang menyangkut atau berhu-
oleh agama apapun dan dilakukan bungan dengan masalah "kesusilaan"
tanpa ada hubungan status yang sah saja, seperti perzinahan, perkosaan, dan
dan resmi secara faktual dan yuridis. pencabulan melainkan meliputi
Semakin meluasnya kumpul kebo di perbuatan seperti pengguguran
kalangan remaja menunjukkan kuatnya kandungan, mabuk, pengemisan,
pengaruh budaya tertentu dengan pola menganiaya binatang, perjudian, dan
hidup hedonis tanpa perlu memikirkan ilmu-ilmu gaib.
akibat jangka panjang dan biasanya Melihat kenyataan tersebut,
terjadi akibat melemahnya pengawasan banyak perubahan-perubahan yang
orang tua dan rendahnya pengetahuan diharapkan terjadi, misalnya mencoba
agama, sikap hidup yang masa bodoh, mengkriminalisasi aktivitas kumpul
kenikmatan sesaat berdasarkan sikap kebo. Membahas tentang keberanian
suka sama suka, disamping beribu-ribu masyarakat melakukan kebiasaan
alasan lain. kumpul kebo, yang harus
Kumpul kebo yang berasal dari digarisbawahi adalah apapun yang
bahasa Belanda "Samenleven" memang dilakukan oleh hukum, ia tidak dapat
tidak ada dalam KUHP yang sekarang mengabaikan bahwa manusia yang
berlaku. Pada dasarnya perbuatan berada di pusatnya, sehingga kita
kumpul kebo tidak dapat dikenakan berkesimpulan bahwa “hukum untuk
sanksi hukum, karena dalam ketentuan manusia” dan bukan sebaliknya6.
hukum, hidup bersama sebelum Kebijakan ini merupakan wilayah
menikah itu tidak diatur secara tegas pembaharuan hukum pidana yang
sebagai perbuatan yang dapat menghendaki segala aktivitas manusia
dipersalahkan. Namun apabila berlangsung dengan cepat, transparan
perbuatan hidup bersama tersebut serta tanpa dibatasi oleh wilayah7. Oleh
dilakukan oleh seorang laki-laki yang karena itu, sudah saatnya ada aturan
telah beristeri disertai hubungan badan, hukum yang mengakomodasi masalah
maka perbuatan tersebut dapat kumpul kebo tersebut.
dikenakan sanksi hukuman Pasal 284 Kenyataan inilah yang akhirnya
KUHP mengenai zina. Akan tetapi membuat penulis tertarik untuk
pelaku perzinahan tersebut baru dapat membahas masalah penanggulangan
dituntut apabila ada pengaduan dari kumpul kebo ini karena semakin
isterinya yang sah yang telah
dirugikan. 6
Satjipto Rahardjo, Sisi-Sisi Lain Hukum di
Kebijakan hukum pidana di Indonesia, Kompas, Jakarta: 2003, hlm. 34.
Indonesia dalam penanggulangan 7
Yesmil Anwar dan Adang, Pembaharuan
kejahatan kesusilaan bukanlah Hukum Pidana Reformasi Hukum, PT
merupakan suatu pengaturan tentang Gramedia Widia Sarana, Jakarta: 2008, hlm.
1.

44
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
maraknya kasus kumpul kebo yang kamus Indonesia, kumpul kebo
dihadapi meskipun perbuatan tersebut diartikan sebagai suatu perbuatan
telah melanggar norma agama dan tinggal bersama di bawah satu atap
susila sehingga timbul pertanyaan seperti layaknya suami isteri tanpa
dalam pikiran penulis apakah ini adanya ikatan perkawinan8. Kumpul
disebabkan karena tidak adanya aturan kebo dalam bahasa Inggris dikenal
ketat seperti ancaman pidana yang dengan istilah “cohabitation”.
membuat pelakunya jera? Bagaimana Terminologi hukum Inggris-Indonesia
cara yang dianggap paling efektif untuk memberikan pengertian mengenai
menanggulangi fenomena kumpul kebo cohabitation adalah hidup sebagai
ini? Apakah perbuatan kumpul kebo ini suami isteri, tetapi tidak diikat oleh
nantinya harus dikriminalisasi? perkawinan9. Dalam ilmu psikologi,
kumpul kebo diartikan hidup bersama
METODE dan melakukan hubungan seksual
Penulisan artikel ini antara pria dengan wanita tanpa
menggunakan metode penelitian menikah. Itu sebabnya, masyarakat
yuridis normatif dengan tipologi memberikan penilaian buruk bagi
kualitatif yaitu penelitian yang pasangan kumpul kebo.
berorientasi pada sumber data Dalam Hukum Pidana “kumpul
sekunder. Di mana peneliti menggali kebo” bukan merupakan persoalan
bahan kepustakaan yang beraitan hukum, akan tetapi di dalamnya akan
dengan pembaharuan hukum pidana dapat berhubungan pada persoalan
terhadap penanggulangan samenleven hukum yang lain seperti perzinahan
di Indonesia. Langkah-langkah yang diatur dalam Undang-Undang
penelitian ini meliputi: 1) melakukan Nomor 73 Tahun 1958 tentang
penelusuran bahan sekunder (dalam berlakunya Undang-Undang Nomor 1
rangka mancari bahan dari anaisis ahli, Tahun 1946 Republik Indonesia
2) melakukan penelusuran tentang Peraturan Hukum Pidana untuk
kepustakaan dan peraturan perundang- seluruh wilayah Republik Indonesia
undangan, 3) mencermati peraturan dan mengubah Kitab Undang-Undang
hukum tidak tertulis yang hidup di Hukum Pidana tentang Peraturan
dalam masyarakat, 4) melakukan HukumPidana selanjutnya disingkat
analisis secara deskripttf terhadap KUHP Pasal 284:
hukum positif yang berkatan dengan (1) Diancam dengan pidana penjara
permasalahan yang akan diteliti paling lama sembilan bulan:
melalui penalaran teori-teori hukum,l.a. Seorang pria yang telah kawin yang
5) dengan melakukan parbandingan melakukan gendak (overspel), padahal
hukum. diketahui bahwa pasal 27 BW berlaku
baginya,

HASIL DAN PEMBAHASAN


8
a. Kumpul Kebo Ditinjau Dari Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahas
Indonesia Kontemporer, edisi ke-2, Modern
Pidana English Pers., Jakarta:1995, hlm. 794.
Kumpul kebo merupakan salah 9
I.P.M Rahunandoko, Terminologi Hukum
satu bentuk dari perbuatan zina. Dalam Inggris-Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta:
1996.

45
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
b. Seorang wanita yang telah menerapkan konsep victimless crimes
kawin yang melakukan gendak; terhadap delik-delik (perbuatan pidana)
2.a. Seorang pria yang turut serta kesusilaansebagaimana yang berlaku di
melakukan perbuatan itu, padahal Barat karena melihat korban sebagai
diketahuinya bahwa yang turut korban individual, namun dalam
bersalah telah kawin; Konsep Timur konsep korban harus
b. Seorang wanita tidak kawin yang turut dilihat dalam konteks sosial10.
serta melakukan perbuatan itu, Padahal dalam kenyataan yang
padahal diketahui olehnya bahwa yang terjadi, kumpul kebo mempunyai
turut bersalah telah kawin dan pasal akibat hukum yang dapat berupa
27 BW berlaku baginya. perdata maupun pidana. Bentuk perdata
(2)Tidak dilakukan penuntutan melainkan misalnya kedudukan anak hasil dari
atas pengaduan suami/istri yang perbuatan kumpul kebo sedangkan
tercemar, dan bilamana bagi mereka pidana seperti aborsi anak hasil
berlaku pasal 27 BW, dalam tenggang perbuatan kumpul kebo.Penentuan
waktu tiga bulan diikuti dengan suatu perbuatan apakah merupakan
permintaan bercerai atau pisah-meja suatu perbuatan pidana atau tidak
dan ranjang karena alasan itu juga. tergantung dari kebijakan kriminal
Overspel hanya dapat terjadi jika suatu negara, dalam hal ini hukum
salah satu pelaku atau keduanya terikat pidana yang berisi kaidah-kaidah
perkawinan dan dapat ditindak dengan penentu, mengadakan dasar-dasar dan
hukum pidana jika ada pengaduan dari aturan untuk11;
isteri atau suami. Pembuktian overspel 1. menentukan perbuatan-perbuatan
ini cukup sulit, pembuktian fisik yaitu mana yang tidak boleh dilakukan,
berupapembuktian terhadap alat dilarang dengan disertai ancaman
kelamin wanita apakah terdapat sperma atau sanksi yang berupa pidana
atau tidak. Salah satu bentuk tertentu bagi barang siapa
perzinahan ini dapat disebabkan oleh melanggar larangan tersebut
kumpul kebo. Dari pasal di atas, jelas (criminal act).
terlihat bahwa perbuatan zina saja akan 2. menentukan kapan dan dalam hal-
sangat sulit disentuh oleh hukum hal apa kepada mereka yang telah
karena sifat manusia Indonesia yang melanggar larangan-larangan itu
pemaaf sehingga apabila suami atau dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
isteri didapati berzina, belum tentu sebagaimana yang telah diancamkan
pasangan resminya tega (criminal liability).
memperkarakannya, apalagi perbuatan 3. menentukan dengan cara bagaimana
kumpul kebo yang jelas belum diatur pengenaan pidana itu dapat
secara tegas. dilaksanakan apabila ada orang yang
Terhadap hal ini ada pendapat disangka telah melanggar larangan
yang menginginkan agar kumpul kebo tersebut (criminal responsibility).
dan persetubuhan antara orang dewasa
yang tidak kawin atau fornication 10
http://cms.sip.co.id/hukumonline/detail.asp?i
diatasi saja dengan hukum adat. d=9233&cl=Berita, “Islamisasi RUU KUHP
Menurut Muladi, pakar hukum pidana, Bukan Mau Menerapkan Hukum Islam”,
adanya kecenderunganmasyarakat diakses tanggal 07 April 2015.
perkotaan yang sekuler untuk 11
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Rineka
Cipta, Jakarta: 2002, hlm.1.

46
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
1. Perbuatan apa yang seharusnya
b. Kriminalisasi Kumpul Kebo. dijadikan tindak pidana;
Kriminalisasi berasal dari kata2. Sanksi apa yang sebaiknya digunakan
dasar kriminal, yang dalam Kamus atau dikenakan kepada si pelanggar;
Besar Bahasa Indonesia berarti Segala usaha yang dilakukan
”berkaitan dengan kejahatan melalui pembentukan undang-undang
(pelanggaran hukum) yang dapat dan tindakan dari badan-badan resmi,
dihukum menurut undang-undang yang bertujuan untuk
pidana. Sementara masih menurut menegakkannorma-norma pokok dari
Kamus yang sama, kata kriminalisasi masyarakat dikenal sebagai suatu
diartikan sebagai “proses yang kebijakankriminal dalam arti yang luas.
memperlihatkan perilaku yang semula Sedangkan kebijakan kriminal atau
bukan dianggap sebagai politikkriminal (criminal policy) dalam
peristiwapidana, tetapi kemudian arti sempit diartikan sebagai usaha
digolongkan sebagai peristiwa pidana yangrasionil dari masyarakat untuk
oleh masyarakat”. menanggulangi kejahatan16.
Kriminalisasi merupakan tindakan Upaya rasional dalam
atau penetapan penguasa mengenai penanggulangan kejahatan tersebut
perbuatan-perbuatan tertentu yang oleh dilaksanakan dengan menggunakan
masyarakat ataugolongan-golongan penegakan hukum pidana (sarana
masyarakat dianggap sebagai perbuatan penal) dan sarana di luar hukum pidana
yangdapat dipidana menjadi perbuatan (non-penal). Kebijakan kriminal
pidana12.Atau dapat disebut juga proses merupakan bagian dari kebijakan
penetapansuatu perbuatan sebagai perlindungan masyarakat (social
perbuatan yang dilarang dan diancam defence policy) yang bersama-sama
denganpidana bagi barang siapa yang dengan kebijakan kesejahteraan
melanggar larangan tersebut13. Atau masyarakat (social welfare policy)
suatu proses penetapan suatu perbuatan adalah bagian dari kebijakan sosial
yang semula bukan tindak (social policy)17.Sebagai sarana
pidanamenjadi tindak pidana. Proses penanggulangan kejahatan, kebijakan
ini diakhiri dengan kriminal dapat terwujud dalam
terbentuknyaundang-undang di mana berbagai bentuk. Bentuk pertama
perbuatan itu diancam dengan suatu berupa usaha-usaha prevention without
sanksi yang berupa pidana14. punishment(tanpa menggunakan sarana
Dalam proses kriminalisasi, penal). Kedua adalah mendayagunakan
terdapat dua masalah sentral, yaitu usaha-usaha pembentukan opini
masalah penentuan15: masyarakat tentang kejahatan dan
sosialisasi hukum melalui mass media
12
Soerjono Soekanto, Kriminologi Suatu secara luas. Ketiga adalah
Pengantar, Ghalia Indonesia, Jakarta: menggunakan sarana penal yang sering
1981,hlm. 62. disebut sistem peradilan pidana
13
Suwondo, Himpunan Karya Tentang Hukum
Pidana, Liberty, Yogyakarta: 1982, hlm. 61.
(criminal justice system). Dalam hal ini
14
Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana,
Alumni, Bandung: 1981, hlm. 31. 16
Soedarto, Hukum Pidana dan Perkembangan
15
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-Teori Masyarakat, Sinar Baru, Bandung: 1992,
dan Kebijakan Pidana, Alumni, Bandung: hlm. 161.
17
1998, hlm. 160. Barda Nawawi Arief, Op. Cit., hlm. 302.

47
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
secara luas meliputi pula proses c. Pembaharuan Hukum Pidana
kriminalisasi18. Terhadap Kumpul Kebo
Kebijakan kriminal juga tidak Pembaharuan hukum pidana pada
terlepas dari kebijakan yang lebih luas, hakekatnya mengandung makna suatu
yaitu “kebijakan sosial” (social policy) upayauntuk melakukan reorientasi dan
yang terdiri dari “kebijakan/upaya- reformasi hukum pidana yang sesuai
upaya untuk kesejahteraan social” dengan nilai-nilai sosio-politik, sosio-
(social-welfare policy) dan “kebijakan/ filosofik dan sosio-kultural masyarakat
upaya-upaya untuk perlindungan Indonesia yang melandasi kebijakan
masyarakat” (social-defence policy)19. sosial, kebijakan kriminal dan
Dalam menentukan masalah kebijakan penegakan hukum di
kriminalisasi, harus diperhatikan hal- Indonesia21.
hal sebagai berikut: Pembaharuan hukum diarahkan
1. Penggunaan hukum pidana harus untuk berbagai macam kepentingan
memperhatikan tujuanpembangunan umum yang hendak dilindungi oleh
nasional yaitu mewujudkan hukum, salah satunya adalah rasa
masyarakat adil dan makmur yang kesusilaan masyarakat yang kini mulai
merata materiil dan spirituil mempersoalkan timbulnya fenomena
berdasarkan Pancasila. baru dalam kehidupan masyarakatnya
2. Perbuatan yang diusahakan untuk yaitu berupa penyimpangan kehidupan
dicegah atau ditanggulangi dengan seksual. Penyimpangan tindakan
hukum pidana harus merupakan kesusilaan itu salah satunya adalah
“perbuatan yang tidak dikehendaki” kumpul kebo (cohabitation). Kumpul
yaitu perbuatan yang mendatangkan kebo ternyata tidak hanya dilakukan
kerugian (materiil dan/atau spirituil) oleh orang-orang sudah dewasa atau
atas warga masyarakat. bekerja tetapi tidak jarang sepasang
3. Penggunaan hukum pidana harus mahasiswa pun acap kali terlihat
pula memperhitungkan prinsip tinggal satu atap. Jelas hal ini dapat
“biaya dan hasil” (cost-benefit merusak rasa kesusilaan masyarakat
principle). Indonesia. Tindak pidana/kejahatan
4. Penggunaan hukum pidana seksual memang harus diakui
harus pula memperhatikan merupakan suatu kejahatan yang sangat
kapasitas atau kemampuan daya pelik, mulai dari perumusannya hingga
kerja dari badan-badan penegak pembuktiannya di muka peradilan,
hukum, yaitu jangan sampai ada contohnya adalah tindak pidana
kelampauan beban tugas perzinahan seperti kumpul kebo ini,
20
(overblasting) . apakah si pelaku dapat didakwa delik
aduan atau delik biasa. Apakah kumpul
kebo juga harus diancam pidana
18
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Bunga ataukah tidak. Itu adalah sebagian
Rampai Hukum Pidana, Alumni: 1982, hlm persoalan yang cukup rumitdalam
8. membahas kejahatan seksual. Hal
19
Barda Nawawi Arief,Masalah Penegakan
Hukum dan Kebijakan tersebut diakui oleh banyak penyusun
PenanggulanganKejahatan, Citra Aditya
Bakti, Bandung: 2001, hlm. 73.
20
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Op. Cit., Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Hukum
21

hlm. 161 Pidana, Alumni, Bandung: 1992, hal.11.

48
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
Rancangan Undang-Undang Kitab meminimalisasi kumpul kebo seperti
Undang-undang Hukum Pidana desakan agar kumpul kebo dijadikan
Nasional Indonesia. salah satu delik kesusilaan karena
Dari sinilah hukum terutama kumpul kebo dianggap merupakan
hukum pidana Indonesia diharapkan suatu perbuatan yang merusak rasa
sangat memegang peranan penting. susila masyarakat, hukum adat dan
Seiring dengan perkembangan zaman, hukum agama karena agama apapun
kualifikasi kejahatan seksual pun tidak menyetujui keberadaaannya.
mengalami pergeseran, dalam kaitan Eratnya hubungan antara agama dan
ini kita bertemu dengan masalah hukum, khususnya hukum pidana
kriminalisasi dan deskriminalisasi yang hendak diperbaharui, dapat
seperti yang terjadi terhadap delik dilihat secara filosofis-politis dan
overspel (perzinahan dalam juridis. Secara filosofis-politis,
perkawinan) maupun perbuatan hidup eratnya hubungan keduanya dapat
bersama tanpa ikatan perkawinan yang dilihat dari perspektif Pancasila yang
sah antara seorang perempuan dan laki- menurut doktrin ilmu hukum di
laki yang sama-sama belum menikah Indonesia merupakan sumber dari
(cohabitation) ataudalam bahasa segala sumber hukum. Dalam
22
Belanda disebut samenleven . Di Pancasila itu sendiri, agama
Indonesia, akhir-akhir ini timbul mempunyai posisi yangsentral. Di
desakan atau pemikiran dari berbagai dalamnya, terkandung prinsip yang
pihak khususnya para ulama dan menempatkan agama dan Ketuhanan
masyarakat yang menginginkan agar Yang Maha Esa dalam posisi yang
keberadaan kejahatan seksual seperti pertama dan utama. Oleh karena itu,
kumpul kebo tersebut dilarangdan tidak dapat tidak, agama juga harus
diancam pidana karena hal semacam diakui mempunyai posisi yang
itu dianggap telah merusak rasa penting dan utama dalam usaha
kesusilaan masyarakat dan pembaharuan hukum pidana
bertentangan dengan kepribadian nasional24.
bangsa Indonesia. Demikian juga dengan tinjauan
Secara yuridis hukum pidana yuridis, kedudukan agama dalam
yang berlaku di Indonesia sekarang konteks hukum dan eratnya hubungan
ini tidak dapat mengancam dengan antara keduanya dijamin menurut
sanksi pidana terhadap orang yang Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945
melakukan hubungan badan di luar yang menyatakan Negara berdasar
perkawinan yang sah ini, apalagi bila atas Ketuhanan yang Maha Esa; dan
dilakukan oleh orang dewasa atau negara menjamin kemerdekaan tiap-
kedua belahpihak tidak terikat oleh tiap penduduk untuk memeluk
sebuah perkawinan dengan orang lain agamanya masing-masing dan
dan dilakukan tanpa adanya beribadat menurut agamanya dan
23
paksaan . kepercayaannya itu.
Berbagai upaya telah dilakukan Kedudukan agama di Indonesia
guna mengeliminasi atau setidaknya sangat berarti mengingat banyak hal.

Jimly Asshiddiqie, Pembaharuan Hukum


24
22
Soedarto, Op. Cit.,hlm.53. Pidana Indonesia, Angkasa, Bandung: 1996,
23
Ibid, hlm. 54. hlm. 6.

49
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
Secara hipotesis, ini dapat dibuktikan (conflictoplossing) diadopsi sebagai
dengan kenyataan bahwa meskipun salah satu tujuan pemidanaan26.
sistem hukum di Indonesia sangat Penanggulangan kejahatan dengan
dipengaruhi oleh pemikiran hukum menggunakan hukum pidana
barat, tetapi falsafah hukum dan sebagaimana telah disebutkan di atas,
budaya hukum Indonesia menuntut melalui tahapan tahapan, yaitu tahap
watakhukum yang berbeda dari watak legislatif (peraturan perundang-
hukum barat. Bahkan, secara formil undangan), tahap aplikatif (penerapan
masalah kedudukan agama dalam peraturan perundang-undangan) dan
pemikiran hukum pidana di Indonesia tahap eksekutif (penegakan peraturan
itu juga dapat ditelusuri pada perundang-undangan). Tahap legislatif
kenyataan adanya Pancasila dimana berupa kajian terhadap peraturan
sila Ketuhanan Yang Maha Esa perundang-undangan dan upaya
merupakan “prima causa”nya, dan pembaharuannya tentang kejahatan
pada adanya tradisi pengundang- kesusilaan dalam KUHP dan Konsep
undangan di Indonesia dengan kata Rancangan KUHP Baru, serta
pembukaan undang-undang “Dengan Peraturan Daerah. Tahap aplikatif
Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”. Di berbicara bagaimana cara aturan-aturan
samping itu, dalam setiap putusan yang telah dibentuk dari tahap legislatif
Hakim terdapat pula kata pembuka dapat diterapkan dan tahap eksekutif
yang berbunyi “Demi Keadilan ditujukan kepada para penegak hukum.
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Usaha pembaharuan KUHP,
Esa”. disamping ditujukan terhadap
Selain norma agama, norma adat pembaharuan dan penjelasan kembali
juga memegang peranan penting. terhadap 3 (tiga) permasalahan utama
Kejahatan memang tidaklah identik dalam hukum pidana, yaitu perumusan
dengan perilaku yang menyimpang dari perbuatan yang dilarang (criminal act),
norma agama dan atau norma adat, perumusan pertanggungjawaban pidana
akan tetapi tidak dapat diingkari (criminal responsibility) dan
adanya hubungan yang erat, dalam arti perumusan sanksi baik berupa pidana
bahwa norma agama dan norma adat (punishment) maupun tindakan
dapat mempengaruhi pembuat undang- (treathment), juga berusaha secara
undang25.Dalam merumuskan tujuan maksimal memberikan landasan
pemidanaan, aspirasi yang berkembang filosofis terhadap hakikat KUHP
dalam masyarakat adat bahwa setiap sehingga lebih bermakna dari sisi nilai-
sanksi harus dapat mengembalikan nilai kemanusiaan (humanitarium
keseimbangan yang terganggu akibat values) baik yang berkaitan dengan
terjadinya pelanggaran hukum pelaku tindak pidana (offender)
(evenwichtverstoring) dan maupun korban (victim).
menyelesaikan konflik

Muladi, Beberapa Catatan Berkaitan Dengan


26

RUU KUHP Baru, Makalah yang


disampaikan dalam sosialisasi RUU KUHP,
Topo Santoso, Seksualitas dan Hukum
25
diselenggarakan oleh Departemen
Pidana, Penerbit Ind-Hill-Co, Jakarta: Kehakiman dan HAM RI, Hotel Sahid
1997,hlm. 80. Jakarta, 21 Juli 2004.

50
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
Kumpul kebo merupakan realitas1. Penyusunan konsep KUHP Baru
sosial dan mamunculkan problem dilatarbelakangi oleh kebutuhan dan
sosial tetapi tidak ada aturannya dan tuntutan nasional untuk melakukan
belum terjamah oleh hukum, oleh pembaharuan dan sekaligus perubahan/
karena itu wajar jika diwadahi aturan penggantian KUHP lama (Wetboek van
yang lebih konkrit27. Telah banyak Strafrecht) warisan zaman kolonial
konsep pembaharuan hukum pidana Belanda. Jadi, berkaitan erat dengan
mengenai delik kesusilaan yang ide “penal reform” (pembaharuan
dirumuskan oleh para ahli hukum hukum pidana).
pidana dalam merancang Kitab Upaya melakukan pembaharuan
Undang-Undang Hukum Pidana. Yang hukum pidana (penal reform) pada
terakhir kali adalah konsep tahun 2012 hakikatnya termasuk bidang penal
yang dituangkan dalam Pasal 485 yang policy yang merupakan bagian dan
bunyinya: terkait erat:
“Setiap orang yang melakukan hidup a) Dengan law enforcement policy,
bersama sebagai suami isteri diluar artinya pembaharuan hukum
perkawinan yang sah, dipidana pidana pidana pada hakikatnya merupakan
penjara paling lama 1 (satu) tahun bagian dari kebijakan (upaya
atau pidana denda paling banyak rasional) memperbaharui substansi
kategori II”. hukum (legal substance) untuk
lebih mengefektifkan penegakan
Untuk menentukan seberapa besar hukum;
denda tersebut, kita dapat merujuk b) Dengan criminal policy, artinya
kepada aturan yang juga terdapat dalam pembaharuan hukum pidana pada
Rancangan KUHP sebagai berikut: hakikatnya merupakan bagian dari
1. Kategori I Rp 1.000.000,- (enam kebijakan (upaya rasional) untuk
juta rupiah); memberantas/ menanggulangi
2. Kategori IIRp 30.000.000,- (tiga kejahatan dalam rangka
puluh juta rupiah); perlindungan masyarakat; dan
3. Kategori III Rp 120.000.000,- c) Dengan social policy, artinya
(seratus dua puluh juta rupiah); pembaharuan hukum pidana pada
4. Kategori IVRp 300.000.000,- (tiga hakikatnya merupakan bagian dari
ratus juta rupiah); kebijakan (upaya rasional) untuk
5. Kategori V Rp 1.200.000.000,- mengatasi masalah sosial dan
(satu milyar dua ratus juta rupiah); masalah kemanusiaan dalam
dan rangka mencapai/ menunjang
6. Kategori VI Rp 12.000.000.000,- tujuan nasional (yaitu sosial
(dua belas milyar rupiah). defence dan social welfare)
Ada beberapa latar belakang Di samping itu, dilihat dari
pemikiran/ dasar pertimbangan konsep pendekatan nilai, pembaharuan hukum
KUHP mengangkat perbuatan kumpul pidana merupakan upaya peninjauan
kebo menjadi suatu tindak pidana dan dan penilaian kembali (re-orientasi dan
dimasukkan sebagai salah satu jenis re-evaluasi) pokok-pokok pemikiran,
delik kesusilaan antara lain: ide-ide dasar, atau nilai-nilai
sosiofilosofis, sosiopolitik, dan
sosiokultural yang melandasi kebijakan
Barda Nawawi Arief, Op. Cit.,hlm. 302.
27

51
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
kriminal dan kebijakan (penegakan) kriminalisasi yaitu untuk mengangkat/
hukum pidana selama ini. Bukanlah menetapkan/ menunjuk suatu perbuatan
pembaharuan hukum pidana apabila yang semula bukan perbuatan tindak
orientasi nilai dari hukum pidana lama
pidana menjadi tindak pidana (delik/
warisan penjajah (KUHP lama atau
WvS). Dengan demikian, pembaharuan tindak kriminal) merupakan keputusan
hukum pidana harus ditempuh dengan tepat. Perbuatan pidana pada
pendekatan yang berorientasi pada hakikatnya memang merupakan
kebijakan (policy oriented approach) perbuatan yang diangkat atau
dan sekaligus pendekatan yang perbuatan yang ditunjuk/ ditetapkan
berorientasi pada nilai (value oriented (benoemd gedrag atau designated
approach).
behaviour), sebagai perbuatan yang
Bertolak dari pemikiran di atas,
maka penyusunan Konsep KUHP Baru dapat dipidana oleh pembuat undang-
tidak dapat dilepaskan dari undang. Penunjukan atau penetapan ini
ide/kebijakan pembangunan Sistem merupakan kebijakan kriminal
Hukum Nasional yang berlandaskan (criminal policy) untuk menetapkan
Pancasila sebagai nilai-nilai prilaku manusia sebagai suatu
berkehidupan kebangsaaan yang dicita- 28
kejahatan atau tindak pidana .
citakan. Ini berarti, pembaruan hukum
pidana Nasional seyogyanya juga
dilatarbelakangi dan berorientasi pada KESIMPULAN
ide-ide dasar (basic ideas) Pancasila Bahwa saat ini, kumpul kebo
mengandung didalamnya merupakan gejala sosial yang harus
keseimbangan nilai/ide/paradigma: (a) ditanggulangi karena efek yang
moral religius (ketuhanan); (b) ditimbulkan selain merusak tatanan
kemanusiaan (humanistis); (c) kehidupan sosial, juga menimbulkan
kebangsaan; (d) demokrasi; dan (e) kejahatan-kejahatan pengikutnya
keadilan sosial. seperti aborsi, namun sayangnya
Di samping bertolak belakang peraturan perundang-undangan saat ini
dari ide keseimbangan Pancasila, baik itu KUHP atau peraturan lainnya
pembaruan hukum pidana di Indonesia belum dapat mengakomodasi
(khususnya penyusunan Konsep KUHP pemidanaan terhadap tindak ini. Bahwa
Baru), dilatarbelakangi oleh ide yang terhadap kumpul kebo perlu diterapkan
berulang kali dinyatakan dalam kriminalisasi untuk mewujudkan tujuan
berbagai forum seminar nasional umum dari politik kriminal, yakni
maupun internasional, bahwa perlindungan masyarakat untuk
pembaruan hukum pidana dan mencapai kesejahteraan sosial. Bahwa
penegakan hukum pidana hendaknya kriminalisasi kumpul kebo merupakan
dilakukan dengan menggali dan salah satu proses pembaharuan hukum
mengkaji sumber hukum tidak tertulis pidana yang kini lebih berorientasi
dan nilai-nilai hukum yang hidup di pada nilai-nilai yang hidup dalam
dalam masyarakat, antara lain dalam masyarakat (living law).
hukum agama dan hukum adat. REFERENSI
Dengan adanya kriminalisasi kumpul
kebo di dalam RUU KUHP, kebijakan 28
Barda NawawiArief, Op. Cit., hlm. 299-300.

52
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022
Anwar, Yesmil dan Adang, _______________,Sisi-Sisi Lain
Pembaharuan Hukum Pidana Hukum di Indonesia, Kompas,
Reformasi Hukum, PT Jakarta: 2003.
Gramedia Widia Sarana, Rahunandoko, I.P.M, Terminologi
Jakarta: 2008. Hukum Inggris-Indonesia,
Arief, Barda Nawawi,Bunga Rampai Sinar Grafika, Jakarta: 1996.
Hukum Pidana, Alumni, Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus
Bandung: 1992. Bahas Indonesia
_________________,Bunga Rampai Kontemporer, edisi ke-2,
Kebijakan Hukum Pidana, Modern English Pers.,
Perkembangan Penyusunan Jakarta:1995.
Konsep KUHP Baru, cet. ke- Santoso, Topo, Seksualitas dan Hukum
3, Kencana, Jakarta: 2011. Pidana, Penerbit Ind-Hill-Co,
__________________, Masalah Jakarta: 1997.
Penegakan Hukum dan Soedarto, Hukum dan Hukum Pidana,
Kebijakan Penanggulangan Alumni, Bandung: 1981.
Kejahatan, Citra Aditya Bakti, ________,Hukum Pidana dan
Bandung: 2001. Perkembangan Masyarakat,
Asshiddiqie, Jimly, Pembaharuan Sinar Baru, Bandung: 1992.
Hukum Pidana Indonesia, Soekanto, Soerjono, Kriminologi Suatu
Angkasa, Bandung: 1996. Pengantar, Ghalia Indonesia,
Berger, Peter L., Tafsir Sosial atas Jakarta: 1981.
Kenyataan, LP3S, Jakarta: Suwondo, Himpunan Karya Tentang
2000. Hukum Pidana, Liberty,
Lamintang, Dasar-dasar Hukum Yogyakarta: 1982.
Pidana Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung: 1997. Lain-lain:
Marpaung, Laden,Kejahatan Terhadap http://cms.sip.co.id/hukumonline/detail
Kesusilaan dan Masalah .asp?id=9233&cl=Berita,
Prevensinya, Sinar Grafika, “Islamisasi RUU KUHP
Jakarta: 1996. Bukan Mau Menerapkan
Moeljatno, Azas-Azas Hukum Pidana, Hukum Islam”, diakses
Rineka Cipta, Jakarta: 2002. tanggal 07 April 2015.
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Muladi, Beberapa Catatan Berkaitan
Bunga Rampai Hukum Dengan RUU KUHP Baru,
Pidana, Alumni, Bandung: Makalah yang disampaikan
1982. dalam sosialisasi RUU KUHP,
_____________________________, diselenggarakan oleh
Teori-Teori dan Kebijakan Departemen Kehakiman dan
Pidana, Alumni, Bandung: HAM RI, Hotel Sahid Jakarta,
1998. 21 Juli 2004.
Rahardjo,Satjipto,Membedah Hukum Sumiarmi, MG. Endang, Makalah
Progresif, Kompas, Jakarta: Aspek Hukum Kumpul Kebo,
2006. 2003.

53
Agenda, Volume 4 Nomor 1, Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai