Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENELITIAN BIOLOGI

Pemanfaatan Limbah Sisa Pabrik Gula untuk Kompos, Desa Karangdoro,


Kec.Tegal Sari, Banyuwangi.

KELOMPOK 3
ANASTASYA MERY KRISTANTI GULTOM (06)
ANINDYA LATIFA SYIFAULHAQ ALMADINA (07)
BAYU ANGGA PUTRA RUMAMPUK (11)
BILQIS OKTARI SETIA RAMADHANI (12)
DIAN ZALZABILLA FAHLEVI (14)
GAZA AKBAR MAULANA (19)
HAKAN YAQIN (20)
LINTANG ALFARANI ATIKAFITRA (22)
MOHAMMAD BAHARUDIN HABIBIE ADENAN (27)

SMA NEGERI 1 GLAGAH


2023
ABSTRAK

Limbah industri gula merupakan hasil sisa dari proses pengolahan tebu menjadi gula, limbah ini
seringkali dibuang ke sungai tanpa pengolahan yang mamadai sehingga bahan-bahan organik yang
terkandung di dalamnya cukup tinggi yang dapat menimbulkan damapak negatif bagi lingkungan. Hasil
sisa tersebut kaya bahan organik yang mengandung sebagian besar unsur hara dari tanaman. Proses daur
ulang dengan memanfaatkan limbah cair berupa nira kotor yang akan diolah untuk diambil blotongnya
kemudian dimanffaatkan menjadi kompos merupakan langkah yang menguntungkan dan dapat
mengurangi pencemaran serta memberi nilai tambah bagi pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui cara terbaik pemanfaatan blotong. Dilakukan dengan rancangan percobaan postest only
design terhadap limbah pabrik gula yang dicampur dengan kotoran ayam dalam tiga kali perbadingan
yaitu 3:1 ; 3:1,5 ; 3:3. Campuran ketiga tersebut ditempatkan pada kantong plastik polyvinil masing-
masing tiga kantong. Untuk mengetahui perbedaan waktu pengomposan digunakan uji ANA VA yang
dilanjutkan dengan uji Duncan apabila diketahui terdapat perbedaan waktu pematangan kompos. Hasil
penelitian menunjukan bahwa dari ketiga campuran pada perbandingan limbah pabrik gula dan kotoran
ayam 3:3 merupakan campuran yang paling efektif dalam proses pengomposari, hal ini disebabkan pada
campuran tersebut terbukti paling cepat yaitu hanya dibutuhkan 32 untuk menghilangkan bau dan 31
hari untuk merubah warna menjadi coklat kehitaman. Uji Analisis varian menunjukkan Fhitung (61,65)
> Ftahel (4,26) ini berarti terdapat perbedaan waktu pengomposan limbah pabrik gula secara signifikan
pada ketiga perbandingan campuran.

Keywords: limbah sisa industri gula, pengolahan blotong, kompos untuk tumbuhan.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 1
1.4 Hipotesis ...................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum ........................................................................................................ 3
2.2 Limbah Pabrik Gula .................................................................................................... 3
2.3 Limbah Cair................................................................................................................. 4
2.4 Produksi Bersih ........................................................................................................... 4
2.5 Karakteristik Air Limbah ............................................................................................ 4
2.6 Pencegahan limbah produk samping ........................................................................... 6
2.7 Pengolahan dan pemanfaatan kembali limbah produk samping ................................. 6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................................... 7
3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan .................................................................................... 7
3.3 Metode Pemerolehan Data .......................................................................................... 7
3.4 Metode Pengolahan Data ............................................................................................ 7
3.5 Cara Membuat Pupuk Organik dari Blotong............................................................... 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kandungan yang Terkandung dalam Limbah Cair.................................................... 10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 14
5.2 SARAN ..................................................................................................................... 14
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 16
LAMPIRAN FOTO ................................................................................................................. 17

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah cair merupakan cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,
perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-
bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Salah satu penghasil limbah cair adalah pabrik gula.
Apabila terjadi kebocoran pada saluran pembuangan pabrik akan menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan. Seperti yang terjadi di PT Industri Gula Glenmore, desa Karangdoro,
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia yang menyebabkan
beberapa sungai di sekitar pabrik menjadi tercemar. Sungai tersebut biasa digunakan oleh warga
sekitar untuk kebutuhan sehari-hari sehingga saat terjadi kebocoran menyebabkan penyakit gatal-
gatal yang dialami oleh beberapa warga setelah menggunakan air dari sungai tersebut. Oleh
karena itu, kita perlu mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Pengelelolaan limbah
cair di pabrik gula dilakukan dalam upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Oleh sebab itu, kami melakukan penelitian ini untuk menelusuri cara cara memanfaatkan
limbah cair dari pabrik gula. Salah satu caranya yaitu dengan mengolah limbah cair menjadi
pupuk. Penelitian ini menggunakan limbah cair dari pabrik gula tersebut yang akan di olah
dengan kotoran sapi menjadi pupuk kompos. Hal tersebut dilakukan guna memanfaatkan limbah
cair dan kotoran sapi agar bermanfaaat bagi kehidupan sehari-hari. Jika dibiarkan terlalu lama
akan teus menumpuk dan akhirnya akan membuat lingkuman menjadi tercemar. Dengan adanya
uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Pemanfaatan Limbah
Sisa Industri Gula Menjadi Kompos”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting
sebagai berikut,

1.2.1 Apa saja yang terkandung di dalam limbah cair dari pabrik gula?
1.2.2 Bagaimanakah dampak dari pencemaran limbah cair pabrik gula?
1.2.3 Bagaimanakah pengaruh pemanfaatan limbah sisa pabrik gula sebagai kompos terhadap
tingkat pencemaran di Desa Karangdoro?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penulis dapat menuliskan tujuan
dari penelitian ini adalah :

1.3.1 Bagaimana cara memanfaatkan secara maksimal limbah sisa pabrik gula

1.3.2 Menemukan cara terbaik mengolah limbah sisa pabrik gula untuk menjadi kompos yang
sesuai dengan tanaman tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya

1.3.3 Diharapkan penelitian dapat menjadi media pembelajaran untuk industri gula dan
masyarakat yang ingin memanfaat kan limbah cair untuk menjadi sesuatu yang
bermanfaat yaitu kompos

1
1.4 Hipotesis
Dari penelitian ini kami menduga bahwa limbah sisa pabrik gula dapat dijadikan kompos
melalui suatu proses dengan kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian tebu itu
sendiri atau masyarakat sekitarnya. Kami berharap bahwa dari penelitian ini dapat menghasilkan
kompos yang sesuai dengan tanaman tanpa menimbulkan efek samping. Dalam pengolahan
limbah sisa pabrik perbedaan komposisi antara limbah dan kotoran akan menghasilkan kompos
yang berbeda pula. Dan penggunaan kotoran sapi lebih baik untuk campuran limbah. Lama waktu
pengomposan juga berpengaruh terhadapa kualitas kompos

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1.5.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia industri, pertanian serta
lingkungan hidup khususnya industri gula agar dapat menjalankan industrinya tanpa
merusak lingkungan sekitarnya dan juga menjadi potensi suatu inovasi industri baru di
kalangan masyarakat.
1.5.2 Manfaaat praktis
a. Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam melakukan
penanganan limbah industri menjadi inovasi yang lebih bermanfaat kedepannya baik untuk
industri itu sendiri maupun manssyarakat
b. Pelaku industri gula
Dapat memberikan dampak positif bagi para pelaku industri untuk terus mengembangkan
industrinya tanpa khawatir limbah yang dihasilkan akan tebuang sia-sia ataupun
mencemari lingkungan
c. Masyarakat
Diharapkan dapat mengembangkan atau menggerakan masyarakat di Glenmore, Desa
Karangdoro untuk memanfaatkan limbah industri menjadi inovasi yang baru yang dapat
menjadi potensi memajukan kondisi ekonomi mereka. Serta meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap keadaan ekosistem lingkungan sekitar industri

d. Mahasiswa/pelajar
Penelitian ini digunakan untuk menerapkan ilmu pencemaran lingkungan yang telah
mereka pelajari dan juga dapat menambah pengetahuan ddan pengalaman dalam
pemnfaatan limbah sisa industri

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum


PT Industri Gula Glenmore (IGG) mulai dibangun sejak Tahun 2012 dan menempati lahan
seluas 102 ha. PT Industri Gula Glenmore (IGG) merupakan konsorsium PT Perkebunan
Nusantara XII dan XI yang berlokasi di Jalan Lintas Selatan Km. 4, Desa Karangharjo,
Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Melalui power plant dan
kota satelitnya, PT IGG memiliki target 54 ribu ton/tahun dengan nilai investasi mencapai 1,5
triliun rupiah dan menjadikannya sebagai industri gula termodern di Indonesia (PTPN, 2013).

Visi dari PT Industri Gula Glenmore (IGG) adalah "Menjadi Perusahaan Industri Gula
Modern Terpadu". Sedangkan misi dari PT Industri Gula Glenmore (IGG) sebagai berikut:

1. Memproduksi gula dan produk turnannya dengan mutu tinggi;


2. Membangun perusahaan yang tumbuh dan kuat sehingga lebih bermakna dan mampu
memberikan nilai tambah bagi shareholder dan stakeholder;
3. Berkomitmen menjalankan bisnis dengan mengutamakan Kelestarian lingkungan;
4. Menumbuhkembangkan budaya usaha tani tebu yang berkualitas di kawasan Kabupaten
Banyuwangi.ambaran Umum

2.2 Limbah Pabrik Gula


Limbah adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan,limbah yang dihasilkan dari proses
produksi di setiap industri dapat sama maupun berbeda-beda tergantung pada jenis industri
tersebut. Jenis limbah dapat diketahui berdasarkan sumber dimana timbulan berasal, kemudian
limbah akan dikelompokkan sesuai dengan karakteristik pencemarannya. (Lestari, 2006)

Limbah yang dihasilkan pada Pabrik Gula secara umum dapat berupa limbah cair, limbah
padat, limbah udara, dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dapat berpotensi mencemari
lingkungan dan menggangu kelestarian lingkungan hidup. Beberapa limbah yang dihasilkan
dapat digolongkan sebagai berikut ; (Misran, 2005)

1. Produk samping yang berasal dari proses pengolahan bahan baku Tebu berupa ampas tebu,
blotong, abu ketel, pucuk tebu, tetes tebu (molase).
2. Limbah Cair berasal dari penggunaan air dalam proses produksi yang mengandung zat
tersuspensi, dan kandungan kimia di dalamnya seperti air bekas pendingin atau air kondensasi
serta limbah cair domestik.
3. Limbah udara merupakan ga sbuang yang berasal dari cerobong boiler dan mesin diesel.
4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun seperti Oli bekas, bahan pelumas dan minyak, lampu
bekas, aki bekas, cartridge, kemasan terkontaminasi dan filter oil

3
2.3 Limbah Cair
Air limbah secara garis besar berdasarkan sumbernya dapat berasal dari kegiatan domestik
dan proses produksi dari sebuah Limbah Cair Industri

2.3.1 Limbah Cair Industri


Limbah Cair Industri sangat bervariasi bergantung dari jenis industrinya. Utuk mengetahui
jumlah serta beban polutan yang ada di air limbah industri dapat dapat dilakukan dengan
cara pengukuran langsung atau dapat juga diperkirakan berdasarkan industri sejenis.
Dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah digunakan untuk mengolah limbah cair yang
dihasilkan sehingga aman dibuang ke industri.

2.4 Produksi Bersih


Produksi Bersih merupakan strategi untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan secara
bersamaan mengurangi konsumsi sumber daya. Fokus utamanya yakni meminimalkan imput
seperti sumber daya, bahan, modal dan energi dengan memaksimalkan output (pendapatan
perusahaan).(ILO, 2013)

Prinsip-prinsip pokok produksi bersih prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih
dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih dituangkan dalam 5R (Rethink, Reuse, Reduction,
Recovery, dan Recycle). Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan
limbah langsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi sampai produk. (ILO,
2013)

1. Rethink (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiaran yang harus dimiliki pada saat awal
kegiatan akan beroperasi, dengan implikasi : maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus
dipahami betul analisis daur hidup produk. adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan
tingkah laku dari semua pihak terkait pemerintah, masyarakat maupun kalangan usaha.
2. Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah
pada sumbernya.
3. Reuse (pakai ulang / penggunaan kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah
dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.
4. Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah
kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia, dan biologi.
5. Recovery / Reclaim (pungut ulang) adalah upaya mengambil bahan – bahan yang masih
mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses
produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia, dan biologi.

2.5 Karakteristik Air Limbah


Sifat karakteristik limbah tidak lepas dari kandungan zat dan proses dimana ia berasal,
beberapa parameter kimia ditetapkan sebagai indikator untuk mengetahui komponen polutan
dalam limbah yang dapat mengakibatkan pencemaran, Secara sebagian besar limbah cair industri
gula meliputi:

4
⚫ BOD

BOD merupakan uji pengukuran karbon organik yang dapat didegradasi atau disisihkan
secara biologis dalam kondisi tertentu. Pengukuran BOD menunjukkan bahwa oksigen
yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh mikrobiologi sel untuk mendegradasi bahan
organik dalam air limbah untuk respirasi bakteri dalam air limbah. (W. Eckenfelder, 2000).

Jika tersedia cukup oksigen dalam air limbah maka dekomposisi kandungan organik dalam
air limbah dapat berlanjut dan kandungan dalam air limbah dapat didegradasi oleh sel
mikroba secara aerobik. Beberapa zat dalam air limbah dikonversi menjadi sel baru dengan
menggunakan sebagian energi yang dihasilkan selama oksidasi, ketika kandungan organik
sudah habis. Pemeriksaan BOD5 diperlukan untuk menentukan beban pencemaran air
limbah dan digunakan untuk mendesain sistem pengolahan limbah biologis. (Metcalf and
Eddy, 2003)

⚫ COD

COD merupakan pengukuran total karbon organik dengan pengecualian terhadap senyawa
aromatik seperti benzena, dimana senyawa tersebut tidak teroksidasi sama sekali pada
reaksi COD. Uji COD merupakan reaksi kimia oksidasi dan reduksi, sehingga kandungan
dalam air limbah dapat berkurang seperti sulfida, sulfit, logam besi dinyatakan sebagai
angka COD yang menunjukkan kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi kandungan zat
pencemar air limbah yang dapat teroksidasi secara kimia, hal ini menunjukkan adanya
beberapa kandungan zat kimia dalam air limbah. (W. Eckenfelder, 2000)

⚫ TSS

Limbah pada umumnya mengandung padatan yang bervariasi baik berupa padatan
tersuspensi yang berbentuk koloid maupun padatan terlarut dalam air. TSS dapat
didefinisikan sebagai padatan dalam air yang terperangkap oleh filter. Untuk mengukur
TSS sampel air disaring melalui filter pra – ditimbang, residu yang ditahan pada filter
dikeringkan dalam oven pada suhu 103 – 105oC sampai berat filter tidak lagi berubah,
dimana pori – pori kertas saring memiliki ukuran sekitar 1,58 µm. TSS merupakan
parameter universal yang digunakan untuk standar effluent (bersama dengan BOD) yang
mana hasil dari pengolahan digunakan untuk proses pengontrolan (Metcalf & Eddy, 2003).

⚫ Minyak dan lemak

Minyak / Lemak merupakan zat yang sulit larut dalam air, lemak dapat berwujud solid
maupun semi – solid pada suhu tertentu serta memiliki massa jenis yang lebih ringan
daripada air, sedangkan minyak dalam bentuk cair, zat ini memiliki komponen rantai
hidrokarbon dengan struktur kimia yang panjang, beberapa membentuk ikatan ion pada
ujung rantai hidrokarbon, misalnya –COOH. Struktur zat ini membentuk lapisan pada
permukaan air yang sulit larut dalam air atau berwujud emulsi. Satu liter minyak dapat
mengkontaminasi satu juta liter air, polutan minyak dapat mengakibatkan kerusakan
ekosistem lingkungan pada air, minyak tersebut akan menutupi permukaan perairan
dengan membentuk tipis dan menutupi cahaya matahari ke dalam perairan sehingga kadar
oksigen dalam perairan akan berkurang, hal ini disebabkan karena alga maupun
fitoplankton yang berada dalam perairan tidak dapat melakukan proses fotosintesis
sebagaimana mestinya. (Oil Care Campaign, 2015)

5
⚫ Sulfida

Sulfida adalah anion anorganik sulfur dengan rumus kimia S2- atau senyawa yang
mengandung satu atau lebih ion S2-. Sulfida adalah anion sulfurpaling sederhana, banyak
logam sulfida tidak larut dalam air memiliki sifattidak terlalu beracun, sedangkan hidrogen
sulfida adalah gas yang beracun dan korosif, dapat ditandai dengan bau khas mirip “telur
busuk”, sejumlah sulfida dalam air dapat membunuh tanaman maupun ikan. (Flagan, 1988)

⚫ pH

pH atau singkatan dari Power of Hydrogen adalah ukuran konsentrasi ion hidrogen (H+)
Larutan dapat dikatakan sangat asam jika memiliki ion H+ dengan konsentrasi tinggi dan
bisa dikatakan sangat basa jika memiliki ion OH dengan konsentrasi tinggi. Skala pH
berkisar 0 – 14 dengan nilai pH 7 dianggap sebagai nilai netral. (Qasim, 1999).

pH air sangat penting untuk reaksi kimia yang terjadi di dalam air, dan nilai pH yang terlalu
tinggi atau rendah dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, nilai pH rendah
digunakan sebagai dasar bahwa tingkat konsentrasi H+ tinggi maka dikatakan sebagai
asam, sedangkan nilai pH besar dikatakan basa karena memiliki konsentrasi OHyang
tinggi. pH yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah dapat membunuh sel mahkluk hidup.
(Qasim, 1999).

2.6 Pencegahan limbah produk samping (Blotong)


Pada proses pemurnian nira yang diendapkan di clarifier akan menghasilkan nira kotor
yang kemudian diolah di rotary vacuum filter. Di alat ini akan dihasilkan nira tapis dan endapan
yang biasanya disebut “blotong” (filter cake). Blotong dari PG Sulfitasi rata-rata berkadar air 67
%, kadar pol 3 %, sedangkan dari PG. Karbonatasi kadar airnya 53 % dan kadar pol 2 %. Blotong
dapat dimanfaatkan antara lain untuk pakan ternak, pupuk dan pabrik wax. Penggunaan yang
paling menguntungkan saat ini adalah sebagai pupuk kompos.

2.7 Pengolahan dan pemanfaatan kembali limbah produk samping


Kandungan Nutrisi Pupuk Blotong

✓ Karbon
✓ Nitrogen
✓ Fosfor
✓ Mineral
✓ Carbondioksida
✓ Celulotic bacteria
✓ Pseudomonas
✓ Bacillus
✓ Lactobacillus

6
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu yaitu sejak disetujuinya judul
“Pemanfaatan Limbah Sisa Industri Gula Menjadi Kompos” pada tanggal 15 Mei 2023
hingga 26 Mei 2023. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah Jl. Moh. Husni Thamrin,
Perumahan Villa Bukit Mas Blok XX No. 1, Lingkungan Payaman, Giri, Kec. Giri, Kabupaten
Banyuwangi, Jawa Timur.

3.2 Sumber Data, Alat, dan Bahan


Dalam menyusun penelitian ini, penulis menggunakan sumber data berupa literatur jurnal-
jurnal penelitian dan sumber sumber informasi elektronik yang memiliki kaitan dengan tujuan
dan tujuan penulisan. Data dalam penelitian ini juga bersumber dari hasil wawancara dengan
Bapak Yudha dari Pabrik Gula Soedhono.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah laptop dan mouse untuk mencari dan
mencatat data data yang diperlukan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan perekam untuk merekam hasil wawancara yang dilakukan dengan informan.
Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah data hasil dari literatur jurnal jurnal
penelitian. Penelitian ini juga menggunakan bahan dari hasil wawancara dengan Bapak Yudha
dari Pabrik Gula Seodhono.

3.3 Metode Pemerolehan Data


Metode pemerolehan data dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dan wawancara
kepada informan terkait limbah pabrik gula. Dalam studi literatur, penulis memperoleh data
dengan melakukan literasi melalui jurnal-jurnal penelitian dan sumber sumber informasi digital
terkait kandungan limbah pabrik gula, dampak limbah pabrik gula, dan kandungan dalam limbah
pabrik gula yang dapat dijadikan sebagai pupuk kompos untuk memanfaatkan limbah tersebut
agar tidak merusak lingkungan.
Dalam metode wawancara, hal ini dilakukan melalui jarak jauh yaitu dengan menghubungi
Bapak Yudha dari Pabrik Gula Seodhono. Meskipun tidak bertatap muka secara langsung,
penulis mendapatkan informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin diketahui
terkait kandungan limbah pabrik gula yang kemudian akan diteliti untuk pembuatan pupuk
kompos serta cara pengolahan limbah dari pabrik gula. Penulis juga dapat mendengarkan
pendapat dari Bapak Yudha selaku informan dari Pabrik Gula Seodhono mengenai dampak dari
limbah pabrik gula bagi lingkungan sekitar apabila tidak dikelola dengan baik. Saat wawancara
berlangsung, penulis merekam percakapan audio sehingga dapat mendengarkan kembali dan
mencatat hasil wawancara serta memastikan bahwa data tercatat dengan akurat.

3.4 Metode Pengolahan Data


Metode pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, sebagai berikut:
1. Identifikasi Sumber Data
Penulis memulai identifikasi dengan merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang jelas dan spesifik, sehingga dapat memilih sumber data yang relevan. Kemudian, penulis
mencari literatur menggunakan kata kunci yang tepat dengan topik pemanfaatan limbah sisa
industri gula menjadi kompos. Dan terakhir, penulis menyeleksi sumber data melalui

7
pertimbangan kualitas sumber data, kebaruan informasi, keakuratan data yang disajikan, serta
relevansi dengan topik pemanfaatan limbah sisa industri gula menjadi kompos.
2. Pemilihan Data
Penulis memastikan data yang dipilih dapat mendukung penelitian ini. Selain itu,
penulis menghapus data yang tidak relevan dengan pertanyaan penelitian sehingga data yang
dipilih tetap fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Ketersediaan Data
Penulis mengambil beberapa sumber data yang tersedia secara terbuka untuk umum,
sehingga tidak perlu meminta izin atau menghubungi pemilik data untuk memperoleh akses.
Penulis juga mendapatkan data dan izin akses dari Bapak Yudha selaku informan dari Pabrik
Gula Seodhono.
4. Pengumpulan Data
Setelah menemukan dan memilah data-data yang diperlukan, penulis mengumpulkan
data-data tersebut menjadi satu. Selama proses pengumpulan data, penulis
mendokumentasikan asal data-data yang digunakan dan informasi yang relevan.
5. Pengolahan Data
Setelah semua data terorganisir, penulis melanjutkan ke tahap pengolahan data. Hasil
pengolahan data tersebut kemudian diinterpretasikan dan dianalisis untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Temuan dan kesimpulan penelitian disusun berdasarkan hasil analisis
data yang telah diperoleh.

3.5 Cara Membuat Pupuk Organik dari Blotong


3.5.1 Persiapan Membuat Pupuk Organik dari Blotong
Karena jumlah blotong semakin banyak berbeda jika anda melihat tentunya ini
menjadi masalah utama bagi pabrik. Untuk itu penelitian berusaha menggunakannya
sebagai bahan pembuatan pupuk organik. Hal ini karena selain dari limbah tebu, pupuk
organik blotong memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik. Adapun kandungan blotong
sebagai berikut :
• Karbon
• Nitrogen
• Fosfor
• Mineral
• Carbondioksida
• Celulotic bacteria
• Pseudomonas
• Bacillus
• Lactobacillus

Untuk melakukan cara membuat pupuk organik dari blotong, anda harus mempersiapkan
alat dan bahannya terlebih dahulu. Berikut penjelasannya :
• Untuk peralatan, anda bisa menggunakan beberapa jenis peralatan kebun seperti
cangkul, sekop, wadah berupa ember ataupun baskom, dan alat pemotong.
• Untuk baskom ataupun ember bisa anda sesuaikan dengan banyaknya jumlah pupuk
yang ingin anda buat.
• Setelah peralatan siap, anda juga harus menyiapkan bahan- bahan dalam pembuatan
pupuk.

8
• Ada dua jenis bahan yang harus anda siapkan, pertama yaitu bahan penunjang berupa
kotoran ternak. Untuk kotoran ternak yang baik yaitu kotoran sapi ataupun kerbau.
• Adapun bahan utama dalam pembuatan pupuk yaitu blotong tebu, anda bisa
mendapatkannya dengan mudah dari pabrik gula.
• Biasanya blotong yang sudah tidak dipakai akan diberikan dengan Cuma- Cuma oleh
pabrik sehingga akan sangat ekonomis.
• Setelah anda mendapatkan blotong, jangan lupa untuk melakukan proses pengeringan
terlebih dahulu.
• Letakkan karung beras di atas lahan kosong ataupun halaman rumah anda dimana sinar
matahari mengenainya secara langsung.
• Letakkan blotong di atas karung beras bekas, biarkan beberapa hari hingga blotong
benar- benar mengering.
• Tujuan mengeringkan blotong, selain untuk menghilangkan kadar air juga untuk
menghilangkan bau.
• Setelah kering, potong- potong dan cincang blotong menjadi potongan- potongan kecil
dan masukkan ke dalam wadah berupa baskom ataupun ember.
• Selain blotong kering, anda juga harus menyediakan abu ketel, campuran bakteri, fungi,
kotoran ayam, dan aktinomisetes sebagai bahan campuran dalam pengomposan
nantinya.

3.5.2 Pengomposan Pupuk Organik dari Blotong


Langkah selanjutnya dalam cara membuat pupuk organik dari blotong yaitu
melakukan pengomposan. Pengomposan harus dilakukan dengan tepat berbeda jika anda
melihat, berikut penjelasannya :
• Tumpuklah 600 kg serasah, 300 kg blotong, dan 100 kg abu ketel ke dalam sebuah
cetakan berbentuk kotak dengan ukuran bagian bawah 1,5 x 1,5 m; ukuran atas 1x 1m;
dan tinggi 1,25m.
• Tambahkan 5 kg TSP dan 10 KG urea kedalam cetakan, setelah itu campurkan juga
kotoran ayam dan sapi sebanyak 10 kg.
• Campurkan juga mikroorganisme selulotik sebanyak 5 kg, bakteri dan aktinomisetes
masing-masing sebanyak 2,5kg.
• Setelah semua tercampur dan tercetak, beri lubang aerasi pada masing- masing sisi dan
bagian atas tumpukan menggunakan sebatang bambu yang ditusukkan.
• Lakukan pembalikan kompos setiap 2 minggu sekali untuk melancarkan sirkulasi udara
sehingga mempercepat pertumbuhan mikroorganisme selulotik.
• Pupuk siap digunakan jika warnanya sudah hitam dan teksturnya menyerupai pasir.
• Setelah jadi, ayaklah menggunakan ayakan pasir untuk memisahkanpupuk yang
menggumpal.
• Masukkan ke dalam wadah berupa plastik ataupun botol bekas untuk mempermudah
penyimpanan.
• Simpanlah di tempat yang kering dan tidak terkena sinar matahari langsung.

8
3.5.3 Manfaat Pupuk Organik dari Blotong
Kita juga harus mengetahui cara menggunakan pupuk blotong dengan benar agar
mendapatkan manfaatnya dan berikut penjelasannya:
• Pupuk organik dari blotong sangat baik digunakan untuk memupuk tebu, apalagi tebu
yang baru saja ditanam.
• Dengan menambahkan pupuk organik blotong sebagai salah satu pupuk tebu maka,
tebu akan mendapatkan nutrisi cukup untuk menambah kandungan gula sehingga air
tebu yang dihasilkan akan lebih manis.
• Dengan itu pula maka dihasilkan tebu dengan kualitas baik, selain itu tebu yang
dihasilkanpun lebih berisi dan padat.
• Adapun manfaat lain yang bisa anda dapatkan, karena pupuk termasuk jenis pupuk
organik maka anda tidak perlu khawatir akan keadaan media tanam.
• Tanah sebagai media tanam tidak akan berubah tekstur ataupun mutunya, justru pupuk
blotong dapat meningkatkan kualitas tanah.
• Dan karena termasuk pupuk organik, maka pupuk tidak akan merusak lingkungan justru
pupuk ramah lingkungan.

9
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan yang Terkandung dalam Limbah Cair


Analisis awal yang dilakukan adalah mengukur parameter limbah cair meliputi kadar
COD, TSS, BOD, dan pH.

Tabel 1: Hasil Setelah Mengukur Parameter Limbah Cair Pabrik Gula

Parameter Sebelum pengolahan Permen LH Nomer 5 Tahun 2014

Kadar COD (mg/L) 276,00 100

Kadar TTS (mg/L) 746,67 50

Kadar BOD (mg/L) 18,10 60

Nilai pH 6 6

Berdasarkan analisis limbah cair pabrik gula sebelum dilakukan adsorpsi, menunjukkan
bahwa kadar COD dan kadar TSS melebihi ambang batas yang ditetapkan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 5 Tahun 2014. Oleh sebab itu, diperlukan pengolahan
kembali terhadap sampel air limbah yang digunakan.

Chemical Oxygen Demand (COD)

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara
kimia. Diagram dibawah ini menunjukkan pengaruh variasi waktu kontak dan rasio adsorben
terhadap penurunan COD limbah cair pabrik gula. Kandungan awal COD pada limbah cair pabrik
gula sebelum pengolahan adalah sebesar 276 mg/L. Kandungan tersebut.masih diatas baku mutu
air limbah industri gula KLHK No. 5 Tahun 2010, sehingga kandungan COD tersebut harus
dikurangi dengan cara adsorpsi.

Gambar 1: Tingkat Kemampuan Adsorpsi

10
Menurut Gaikwad & Mane, kemampuan adsorpsi cenderung meningkat seiring
bertambahnya waktu kontak dan banyaknya adsorben. Berdasarkan hasil yang diperoleh semakin
banyak rasio adsorben dan waktu kontak yang semakin lama tidak menentukan semakin besarnya
penurunan COD dari limbah cair pabrik gula. Hal ini dikarenakan ada beberapa kemungkinan,
yang pertama, semakin banyak adsorben yang digunakan maka semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai keadaan setimbang. Kedua, kadar air dan zat mudah menguap yang
terkandung di dalam adsorben dapat mempengaruhi daya serap adsorben terhadap adsorbat
karena pori-pori adsorben tertutup sehingga adsorpsi tidak berlangsung secara optimal. Rasio
adsorben 1% dan waktu kontak 3 jam dipilih sebagai kondisi operasi terbaik dengan konsentrasi
COD setelah adsorpsi adalah 12 mg/L dan persentase penyerapan 95,65%. Konsentrasi tersebut
sudah berada dibawah standar yang diizinkan berdasarkanPeraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2014 mengenai Baku Mutu Air Limbah Industri Gula Kapasitas Produksi 2500–
10.000 Ton/hari, yaitu sebesar 100 mg/L.

Total Suspended Solid (TSS)

TSS adalah jumlah padatan tersuspensi yang terkandung dalam air limbah. TSS juga
digunakan sebagai parameter untuk mengukur kualitas air.Diagram dibawah ini menunjukkan
pengaruh variasi waktu kontak dan rasio adsorben terhadap penurunan TSS limbah cair pabrik
gula. Kandungan TSS pada limbah cair pabrik gula sebelum pengolahan adalah sebesar 746,667
mg/L. Kandungan tersebut masih diatas baku mutu air limbah industri gula Permen HK No. 5
Tahun 2014.

Gambar 2: Total Suspended Solid

Penurunan TSS dengan beberapa variasi waktu kontak dan rasio adsorben mengalami
penurunan yang sangat signifikan. Penurunan TSS terbaik terjadi pada rasio adsorben 3% dan
waktu kontak selama 3 jam dengan kandungan TSS sebesar 26,670 mg/L dengan persentase
penurunan sebesar 96,428%. Hasil ini telah memenuhi baku mutu air limbah industri gula untuk
kadar TSS maksimal sebesar 50 mg/L. Kandungan TSS tidak sesuai dengan baku mutu terjadi
pada rasio adsorben 2% dan 3% dengan waktu kontak selama 4 jam dapat disebabkan karena
beberapa kemungkinan. Pertama, adsorben belum mengendap sempurna saat dilakukan
dekantasi, sehingga beberapa material dapat menambah berat kertas saring. Kedua, adsorben
yang digunakan mengalami masa jenuh sehingga tidak dapat menyerap padatan tersuspensi di
dalam limbah tersebut, hal ini dapat menyebabkan material yang telah terserap oleh adsorben
dapat terlepas kembali karena adanya pengadukan

11
Biological Oxygen Demand (BOD)

Analisis BOD dilakukan dengan rentang waktu selama 5 hari. BOD adalah jumlah oksigen
yang diperlukan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan yang terkandung dalam air
limbah, BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang diperlukan sehingga jika nilai BOD yang besar dapat menjadi
acuan bahwa pencemaran pada air limbah tersebut juga besar . Diagram dibawah ini
menunjukkan rasio adsorben campuran terhadap kadar BOD limbah cair pabrik gula dengan
keempat rasio adsorben. Nilai BOD sebelum dilakukan proses absorbsi yaitu sebesar 18,10 mg/L.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai BOD pada waktu kontak 4 jam mengalami kenaikan maksimal
sebesar 36% yaitu 28,72 mg/L pada rasio adsorben sebesar 2%. Namun, nilai BOD tersebut masih
dibawah baku mutu air limbah industri gula menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 5 Tahun 2014. Kenaikan nilai BOD tersebut dapat disebabkan oleh adanya polutan zat
organik yang masih terkandung dalam adsorben dari kotoran sapi dan ampas tebu yang
digunakan.

Gambar 3: Biological Oxygen Demand

Nilai pH

Salah satu parameter baku mutu limbah cair pabrik gula menurut Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 adalah kandungan pH. Diagram dibawah ini
menunjukkan pengaruh variasi waktu kontak dan rasio adsorben terhadap nilai pH limbah cair
pabrik gula.

Gambar 4: Nilai pH

12
Diagram tersebut menunjukkan bahwa keempat rasio menunjukkan hasil yang fluktuatif.
Pada waktu kontak 1 jam dan 2 jam, nilai pH dari seluruh sampel cenderung mengalami
penurunan. Hal ini dapat disebabkan karena adsorben masih bersuasana asam meskipun telah
dilakukan pencucian berulang-ulang. Kondisi operasi terbaik terjadi pada variasi waktu kontak
selama 3 jam, karena keempat rasio memiliki nilai pH 6 dan sesuai dengan standar minimum
baku mutu untuk nilai pH air limbah industri gula. Dapat disimpulkan bahwa pada waktu kontak
3 jam proses adsorpsi berlangsung optimal. Namun pada waktu kontak 4 jam, pH sampel dari
keempat rasio kembali mengalami penurunan, hal ini dapat terjadi karena adsorben mengalami
penurunan kemampuan adsorpsi karena lapisan luar pada adsorben telah jenuh sehingga tidak
mampu mengadsorpsi senyawa organik/ion yang ada dalam limbah cair. Selain itu adanya
pengadukan juga berdampak pada lepasnya polutan/ion yang terjerap di poripori adsorben,
sehingga kondisi operasi tidak ideal.

13
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Dari penelitian diatas tentang Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula sebagai Kompos
Organik kesimpulannya pemanfaatan limbah pabrik gula sebagai kompos organik adalah
langkah terbaik, karena dengan menggunakan limbah pabrik gula sebagai bahan baku untuk
pembuatan kompos organik dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan oleh pabrik gula
tersebut. Hal ini juga membantu dalam pengelolaan limbah dan mengurangi pencemaran air dan
tanah yang disebabkan oleh limbah tersebut. Selain itu pemanfaatan limbah pabrik gula sebagai
kompos organik juga dapat memberikan manfaat ekonomi, Kompos organik yang dihasilkan
dapat digunakan sebagai sumber pendapatan tambahan bagi pabrik gula atau dapat dijual kepada
petani sebagai pupuk organik.

5.2 SARAN
Diharapkan Kesadaran dan kerja sama antara pabrik gula,dan pemerintah perlu
ditingkatkan untuk mendorong pemanfaatan limbah pabrik gula sebagai kompos organik. Pabrik
gula harus memiliki program dan fasilitas yang memadai untuk mengolah limbah menjadi
kompos organik agar pengelolaan limbah tersebut terkelola secara maksimal.

14
UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan
judul “Pemanfaatan Limbah Sisa Pabrik Gula Menjadi Pupuk Kompos”.
Dengan selesainya karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari betul bahwa ada orang-orang yang
berjasa dibalik selesainya karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih
kepada Ibu Winda Anista M.Pd selaku guru pembimbing yang telah sabar, merelakan tenaga
dan pikiran serta turut memberi perhatian dalam memberikan pendampingan selama proses
penulisan karya tulis ilmiah ini.
1. Terima kasih kepada Bu Winda Anista M. Pd yang telah membimbing kami dalam
pembuatan laporan ini
2. Terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Yudha dari Pabrik Gula Seodhono atas
informasi dan data terkait kandungan limbah sisa pabrik gula yang sangat membantu
penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, Nurul. 2019. Sistem Pengolahan Limbah Padat Industri Gula PT Industri Gula
Glenmore (IGG) Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi.
https://www.academia.edu/43593597/Sistem_Pengolahan_Limbah_Padat_Industri_G
ula_PT_Industri_Gula_Glenmore_Laporan_PKL
Sinuhaji, Engelina Mariani. 2005. Pemanfaatan Limbah Padat Pabrik Gula sebagai Kompos
[Skripsi]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.
Wiwoho, Laksono Hari. 2017. Limbah Pabrik Gula Glenmore Masuk Sungai, Warga Gatal-
gatal. https://amp.kompas.com/regional/read/2017/01/10/15305181/limbah-pabrik-
gula-glenmore-masuk-sungai-warga-gatal-gatal [18 Mei 2023]

Budhiman, Ilham. 2023. 9 Contoh Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Lainnya
Untuk Skripsi Hingga Proposal. https://berita.99.co/contoh-metode-penelitian/ [18 Mei
2023]

Rasihan, Fahri Fauzi. 2022. 5 Contoh Metode Penelitian yang Bisa Dipraktikkan untuk
Mahasiswa. https://buku.kompas.com/read/2021/5-contoh-metode-penelitian-yang-
bisa-dipraktikkan-untuk-mahasiswa [18 Mei 2023]

Maulid, Reyvan. 2022. Contoh Teknik Analisis Data dengan Studi Literatur.
https://dqlab.id/contoh-teknik-analisis-data-dengan-studi-literatur [19 Mei 2023]

Uceo. 2016. Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian.


https://informatika.uc.ac.id/2016/02/2016-2-18-metode-pengumpulan-data-dalam-
penelitian/ [19 Mei 2023]

Riskiana, Ikki. 2022. 6 Tahapan Pengolahan Data Penelitian yang Baik dan Benar.
https://mamikos.com/info/tahapan-pengolahan-data-penelitian-pljr/ [19 Mei 2023]

Anonim. 2018. Cara Membuat Pupuk Organik dari Blotong (Limbah Pabrik Gula).
https://ilmubudaya.com/cara-membuat-pupuk-organik-dari-blotong-limbah-pabrik-
gula/amp [20 Mei 2023]

Salma. 2023. Studi Literatur: Pengertian, Ciri-ciri, dan Teknik Pengumpulan Datanya.
https://penerbitdeepublish.com/studi-literatur/ [20 Mei 2023]

Anonim. 2022. Apa Itu dan Bagaimana Pengolahan Data dalam Penelitian.
https://lp2m.uma.ac.id/2022/06/20/apa-itu-dan-bagaimana-pengolahan-data-dalam-
penelitian/#:~:text=Pengolahan%20data%20dalam%20penelitian%20adalah,digunaka
n%20oleh%20banyak%20pemangku%20kepentingan [20 Mei 2023]

Sahendra, Surahman Latif., Hamsyah, Ridha Aulia., Sa’diyah, Khalimatus. 2021. Pengolahan
Limbah Cair Pabrik Gula Menggunakan Adsorben dari Kotoran Sapi dan Ampas Tebu.
https://media.neliti.com/media/publications/370881-none-a3f917f3.pdf

16
LAMPIRAN FOTO

17

Anda mungkin juga menyukai