JENDRAL SUDIRMAN
NAMA:ALISHA NURAENI
KELAS:X IPS 1
A.Latar Belakang
Panglima Besar Jenderal Soedirman, merupakan salah satu tokoh yang sangat baik untuk
dijadikan inspirasi, sosok seorang yang mempunyai jiwa yang pantangmenyerah melawan
para penjajah di Indonesia. Beliau mengawali hidup nya bersama orang tua angkatnya yang
selalu mendidik dengan cara yang sangatdisiplin, sehingga membentuk karakter nya menjadi
seorang yang kuat. Dia jugasangat senang membantu teman-teman nya, dan mempunyai rasa
kepedulian yangtinggi serta rendah hati.Setelah menyelesaikan sekolahnya ia memilih untuk
menlajutkan hidup nyamenjadi seorang guru, yang mengajari banyak hal tentang ilmu sosial,
sejarah, bahasa belanda, dan agama. dia juga tidak malu untuk terus mencari ilmu ke
guruseniornya. Selama dia mengajar Soedirman tidak lupa untuk mengajari tentangsemangat
jiwa nasionalisme kepada murid-murid nya, ia ingin siswanyamempunyai budi pekerti luhur
dan berkelakuan baik. Kemudian beliau sempatmendirikan sebuah koperasi, untuk mengatasi
masalah yang pendistribusian bahan pokok dan harga.Masuk pendidikan militer, karena
beliau adalahsalah satu orang yangterpandang dan dihormati di daerahnya, dia terpilih
menjadi komandan yangmengatur anak buahnya untuk melawan sekutu.Soedirman tidak
tinggi hati dantetap setia kepada martabat anak buah nya walaupun dengan jabatan
yangdipegangnya. Ketika anak buahnya ditindas dan mendapat perlakuan tidakmengenakan,
Soedirman dengan lantang membela anak buahnya. Setelah jepangkalah dari sekutu dan
Indonesia Merdeka, Soedirman diangkat menjadi PanglimaBesar yang pertama di Indonesia
dan menjadi sosok yang paling dihormati. Beliau berperang menggunakan strategi gerilya
untuk mengalahkan Belanda.Beliau sakit, kemudian wafat dan menjadi sosok yang paling
dihormatiseluruh Indonesia. Banyak hal-hal yang perlu di teladani dari sosok
JenderalSoedirman. Semangat juang, keteladanan, ketaatan, fokus, dan kecerdasan. Tandjasa
nya sampai sekarang membekas dan tercatat dengan tinta emas dalam perjalanan sejarah
bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.
Pada saat ini jiwa Nasionalisme mulai luntur dikarenakan campur aduk daridunia luar.
Banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi pola pikir generasi mudauntuk tidak mau
mendengarkan atau mengapresiasi perjuangan para pahlawanIndonesa. Selain itu terlalu
banyak pahlawan fiktif / non fiktif yang menjamur dilayar bioskop, komik, buku, atau televisi
di Indonesia menjadikan muda-mudimemilih untuk lebih mengagumi dan mencintai budaya
luar dari pada budaya nyasendiri. Selain itu, pembuatan buku yang menceritakan tentang
sejarah perjuangandi Indonesia sampai 2 saat ini masih banyak yang menggunakan visual dan
alurcerita yang masih baku, dan terlalu berat tidak mudah untuk dicerna oleh banyakorang,
membuat masyarakatyang tidak suka baca, cepat sekali bosan. Ini Sangatdisayangkan, karena
ini termasuk pendidikan sejarah, dan sangat baik untukmemberikan mental nasionalisme
yang kuat untuk anak muda dan masyarakat diIndonesia. Setelah di survey ternyata cukup
banyak orang yang ingin sekalimembaca atau mendengar kembali cerita tentang pahlawan di
Indonesia. Itumenandakan bahwa masyarakat masih ingin melihat, mendengarkan dan
membacakembali cerita dari para pejuang di negeri ini. Padahal banyak sekali media
danteknik yang modern untuk menciptakan suatu gaya visual yang unik, seru dan baru untuk
menjadikan cerita sejarah perjuangan di Indonesia menarik dan tidakmembosankan untuk
dibaca
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kehidupan Jenderal Soedirman?
2. Bagaimana peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
B. Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk:
A. Mengetahui sejarah kehidupan Jenderal Soedirman
B. Mengetahui peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan
kemerdekaan RI
C. Menyelesaikan tugas mata Kuliah Sejarah Nasional Indonesia
A. PENELITIAN SEJARAH
Penelitian sejarah atau yang juga disebut dengan riset sejarah merupakan
salah satu metode penelitian yang meneliti mengenai apa yang terjadi di
masa lalu atau di masa lampau. Penelitian sejarah ini merupakan riset yang
mana terjadinya upaya untuk mempelajari, memahami, dan juga
menafsirkan peristiwa dari masa lalu.
Penelitian sejarah ini bisa meliputi berbagai hal dari berbagai tema,
kejadian, atau pokok bahasan lainnya. Misalnya meneliti mengenai
bagaimana sejarah kerajaan Indonesia, bagaimana sejarah penjajahan di
Tanah Air, bagaimana sejarah seorang tokoh dengan berbagai karyanya,
dan lain sebagainya.
Data primer tersebut juga dapat didukung dengan data sekunder yang
berupa informasi dari orang yang tidak menyaksikan peristiwa tersebut,
misalnya ensiklopedia, surat kabar, atau buku pelajaran.
Data yang didapatkan pada penelitian sejarah tadi juga biasanya tunduk
terhadap kritik eksternal atau dari proses verifikasi keaslian atau validitas
sumber dan juga kritik internal yang berasal dari eksplorasi makna sumber.
Setelah menentukan topik, langkah berikutnya adalah heuristic. Heuristic adalah tahap-tahap
untuk melakukan mencari, menemukan dan mengumpulkan berbagai sumber informasi
berupa data atau lainnya yang relevan dengan topik.
Hal itu dilakukan untuk mengetahui dengan jelas segala bentuk kejadian atau peristiwa yang
terjadi di masa lampau. Secara etimologi, kata heuristic itu sendiri berasal dari bahasa Yunani
yaitu heurishein yang artinya menemukan/memperoleh.
Menurut G. J. Reiner (1997), Heuristic adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk mencari
dan mengumpulkan sumber. Seorang peneliti harus memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup baik terhadap topik penelitian dan informasi mengenai peristiwa atau kejadian
tertentu.Hal ini karena data atau sumber sejarah yang didapatkan dari dokumen-dokumen
tersebut biasanya terdiri dari berbagai macam informasi di dalamnya. Seperti yang diketahui
bahwa jejak-jejak sumber atau peristiwa sejarah tersebut sangat beragam dan sejarah pun
terdiri dari banyak periode.Selain itu, banyak pula bidang-bidangnya seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, militer dan lain sebagainya. Oleh karena itu, untuk mempermudah penelitian,
perlu dilakukan upaya dalam penggolongan dan klasifikasi terhadap sumber atau jejak
sejarah yang dikumpulkan.
Proses selanjutnya adalah melakukan verifikasi atau kritik terhadap sumber atau data yang
diperoleh untuk menguji keaslian dan kebenarannya. Proses verifikasi atau kritik sumber itu
sendiri terbagi menjadi dua macam, antara lain:
•Verifikasi Eksternal
Verifikasi eksternal dilakukan untuk melihat keaslian atau keabsahan dari sebuah sumber
sejarah. Hal ini bisa diketahui dengan mencari tahu penulis, tanggal pembuatan, gaya bahasa
dan penulisan, usia dan bahan kertas dan lainnya.
• Verifikasi Internal
Verifikasi internal dilakukan untuk melihat kredibilitas isi atau konten yang ada pada sumber
tersebut. Hal ini bisa diketahui dengan melihat isi/informasi dari sumber/penulis tersebut bisa
dipercaya atau tidak dan lain sebagainya.Verifikasi atau kritik sumber tersebut dilakukan
dengan langkah-langkah penelitian sejarah intrinsik terhadap sumber dan membandingkan
dengan kesaksian yang ada. Langkah-langkah intrinsik tersebut antara lain:
-Menentukan sifat sumber yaitu resmi/tidak resmi, sumber tidak resmi dinilai lebih berharga
karena lebih objektif, terus terang dan apa adanya
-Membandingkan kesaksian atau informasi dari berbagai sumber yang tidak saling
berhubungan (independent witness)
Setelah dilakukan verifikasi atau kritik sumber akan dipilih beberapa sumber yang diakui
kebenarannya dan dianggap sebagai fakta. Proses verifikasi menjadi sangat penting dilakukan
dalam menentukan keaslian/keabsahan dan kredibilitas sumber sejarah agar tidak terjadi
kekeliruan atau kesalahan.Menurut Gilbert J. Garaghan (1957) adanya kekeliruan saksi ini
dapat disebabkan karena dua hal, antara lain:
-Kekeliruan sejak awal yaitu mengenai kesalahan dalam mengambil sumber formal yang
digunakan dalam proses penelitian
Kekeliruan ini bisa karena disengaja atau para saksi terbukti tidak jujur, tidak cermat ataupun
tidak mampu memberikan penjelasan yang benar.
KESIMPULAN
Penelitian sejarah harus dilandasi atau berpedoman pada
kaidah-kaidah metode sejarah. Jika tidak, penelitian itu
hanya akan menghasilkan tulisan sejarah semi ilmiah atau
bahkan sejarah populer. Oleh karena itu calon peneliti
sejarah harus memahami kaidah-kaidah metode sejarah dan
mampu mengimplementasikannya, agar penelitian itu
menghasilkan karya sejarah ilmiah.
Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menghasilkan
eksplanasi mengenai permasalahan yang dibahas.
Eksplanasi itu diperoleh melalui analisis. Untuk
mempertajam analisis, dalam proses penulisan sejarah,
aplikasi metode dan teori sejarah perlu ditunjang oleh teori
dan konsep ilmu-ilmu sosial yang relevan (sosiologi,
antropologi, ekonomi, politik, dan lain-lain). Dengan kata
lain, penulisan sejarah yang dituntut memberikan eksplanasi
mengenai masalah yang dibahas, perlu dilakukan secara
interdisipliner dengan menggunakan pendekatan
multidimensional. Hal itu sesuai dengan ciri-ciri dan
karakteristik sejarah sebagai ilmu.
DAFTAR PUSAKA