Anda di halaman 1dari 18

STUDI MATERIAL PADA MEKANISME PENGEREMAN

SEPEDA MOTOR HONDA MEGAPRO

Material Analysis of Braking Mechanism of Honda Megapro Motorcycle

laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pemilihan Material &
Proses Program Studi D-4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Mesin
di Jurusan Teknik Mesin

Oleh :

Pandita Rabbi Kinaya Muqa

NIM 221234058

Dosen :

Dr. Ir. Rachmad Imbang Tritjahjono, M.T.

NIP 196003161987101001

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2023

1
ABSTRAK

Pengereman pada kendaraan berfungsi untuk memperlambat laju kendaraan agar


dapat berhenti sebagaimana mestinya. Namun sistem pengereman dituntut untuk
tidak mengalami kegagalan sehingga diperlukan material yang sesuai dengan
kondisi pengereman pada saat bekerja. Umumnya pengereman mengalami
kegagalan karena panas berlebih yang disebabkan gesekan dari kampas dan
cakram rem yang bekerja keras pada saat kendaraan membawa beban berat.

Selain faktor gesekan, elevasi jalan di Indonesia yang cenderung tidak rata
mengakibatkan sistem rem harus bekerja dengan lebih keras. Kondisi inilah yang
dapat memicu sistem pengereman mengalami kegagalan akibat panas maupun
kegagalan mekanis. Maka dari itu dilakukanlah analisis pada material sistem
pengereman pada kampas dan cakram rem. Analisis ini memberikan luaran berupa
literatur material yang cocok digunakan pada kendaraan bermotor roda dua.

Kata kunci : Kegagalan pengereman, material cakram, material kampas, beban


rem.

2
DAFTAR ISI

Contents
ABSTRAK .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ...................................................... 4
1.4 Metodologi Analisis ................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 5
2.1 Jenis-Jenis Material Pada Kampas .......................................................... 5
2.1.1 Material Asbes ................................................................................... 5
2.1.2 Material Semi Logam ........................................................................ 6
2.1.3 Material Komposit ............................................................................ 6
2.1.4 Material Keramik .............................................................................. 6
2.1.5 Material Karbon ................................................................................ 7
2.2 Jenis-Jenis Material Pada Cakram ............................................................ 7
2.2.1 Baja Karbon ...................................................................................... 7
2.2.2 Besi Cor............................................................................................. 7
2.2.3 Baja Paduan ....................................................................................... 8
2.2.4 Serat Karbon...................................................................................... 8
2.3 Jenis-Jenis Tegangan ............................................................................... 8
2.4 Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Material ................................11
BAB III KARAKTERISTIK OBJEK DAN CARA PENYELESAIAN .............. 12
3.1 Identifikasi Modus Kegagalan .............................................................. 12
3.2 Analisis Tegangan ................................................................................. 12
3.3 Kandidat Material yang Memenuhi Kualifikasi .................................... 13
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................... 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14
4.2 Rekomendasi Material ............................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16
LAMPIRAN ANALISIS TEGANGAN ................................................................ 17

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan merupakan alat transportasi bagi manusia dari satu tempat ke


tempat lain dengan lebih cepat. Kendaraan pada masa kini telah mengalami
kemajuan pesat dalam 100 tahun terakhir. Kemajuan tersebut melingkupi jenis
mesin yang digunakan, mekanisme yang bekerja, hingga sistem kelistrikan untuk
menunjang performa dan keandalan kendaraan pada saat digunakan.
Kemajuan teknologi pada kendaraan memicu peningkatan bobot
kendaraan yang cukup signifikan. Maka dari itu dibutuhkan mekanisme
pengereman yang mumpuni karena semakin besar bobot kondaraan, semakin
besar pula usaha yang diperlukan untuk memperlambat laju kendaraan.
Pemilihan material yang tepat pada mekanisme pengereman akan
memberikan fungsionalitas maksimal pada saat pengereman bekerja. Namun tidak
semata-mata karena membutuhkan gaya yang besar, melainkan juga banyak faktor
yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan material pada mekanisme
pengereman seperti kenaikan temperatur kerja, lelah material, keausan, dan
lainnya.

1.2 Tujuan

Studi analisis material pada mekanisme pengereman dilakukan untuk


banding terhadap material yang biasa digunakan pada mekanisme pengereman
kendaraan. Setiap material yang digunakan memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing sehingga perlu ditentukan secara pasti karakter
penggunaan kendaraan apakah untuk keperluan balap, harian, offroad, ataupun
ketahanan. Karakter penggunaan kendaraan yang berbeda akan memberikan daftar
tuntutan yang berbeda pula pada mekanisme pengereman tergantung kebutuhan.

1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup dari studi analisis pengereman meliputi :

1. Material yang cocok digunakan pada kampas dan cakram

4
2. Tegangan yang terjadi
3. Pengaruh kenaikan temperatur terhadap efektivitas pengereman
4. Keausan yang mungkin terjadi

Batasan masalah dari studi analisis pengereman meliputi :

1. Berfokus pada kendaraan sepeda motor Honda Megapro 2011 sebagai


kendaraan harian
2. Faktor gangguan seperti partikel halus diabaikan

1.4 Metodologi Analisis

Studi analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif.


Metode ini dilakukan secara objektif dan berpatokan pada data berupa angka yang
dapat dihitung dan diketahui nilainya secara pasti. Nilai diambil berdasarkan uji
coba pada tuas rem dan dikonversi sehingga dapat memberikan data yang aktual.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis Material Pada Kampas

Perbedaan pengaplikasian material pada kampas rem merupakan hasil


pertimbangan dari pabrikan dan telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada
sistem rem kendaraan. Setiap material yang digunakan memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.

2.1.1 Material Asbes

“Asbestos merupakan nama umum untuk menyebut 6 jenis mineral


berserat yang banyak digunakan dalam produk komersial, yaitu: krisotil
(asbestos putih), krosidolit (asbestos biru), amosit (asbestos cokelat),
anthofilit, tremolit dan aktinolit. Beberapa alasan mengapa asbestos
banyak digunakan adalah karena murah harganya, mudah dibentuk, stabil

5
secara kimia, tahan panas, tahan tekanan dan rendah konduktivitasnya”
(Melanie:2022).
Kampas rem membutuhkan sifat isolator panas. Maka material
asbes adalah salah satu yang memenuhi syarat. Namun paparan dari
partikel halus asbes dapat mengakibatkan penyakit serius pada pernapasan
seperti kanker paru-paru, mesothelioma, dan asbestosis. Akibat paparan
ini, setidaknya 66 negara pada tahun 2018 telah melarang penggunaan
asbes dalam segala bentuk.

2.1.2 Material Semi Logam


Material semi logam adalah golongan di antara logam dan non
logam pada tabel periodik unsur. Material semi logam meliputi Boron,
Silikon, Germanium, Arsenik, dan lainnya. Material ini sebagai peralihan
antara unsur logam dan non logam. Maka material ini juga memiliki sifat
semi konduktor, mengkilap, dan padat dalam suhu ruang.
Material semi logam pada dasarnya mempertemukan titik tengah
antara kelebihan pada material logam dan kelebihan pada material non
logam. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa material ini tidak dapat
bertahan lama maupun memiliki performa yang baik dalam pengereman.

2.1.3 Material Komposit


Komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri
dari dua atau lebih bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu
sama lainnya baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah
dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan komposit). Dengan adanya
perbedaan dari material penyusunnya maka komposit antar material harus
berikatan dengan kuat.
Semakin banyak campuran penguat daripada matriks maka akan
mengasilkan komposit yang memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi
serta laju keausan yang semakin kecil (Alamsyah. 2020:1).

2.1.4 Material Keramik

Material keramik merupakan material non logam yang bersifat


isolator sehingga cocok untuk digunakan pada sistem pengereman. Hal ini

6
dikarenakan material keramik memiliki nilai kekerasan yang tinggi
sehingga dapat menjadi poin lebih karena tahan terhadap keausan.

2.1.5 Material Karbon

Material karbon pada saat ini merupakan material terbaik yang


dapat digunakan pada kampas rem. Serat karbon merupakan komposit
antara campuran penguat Karbon dan matriks. Karbon sendiri diketahui
merupakan material utama penyusun intan yang memiliki nilai kekerasan
yang sangat tinggi.
Material Karbon pada kampas rem didukung juga dengan
campuran matriks yang memperkuat lagi campuran serta memberikan nilai
lebih pada koefisien gesek sehingga dapat menghentikan laju kendaraan
dengan lebih cepat. Namun karena terlampau keras, material ini harus
dipadukan juga dengan cakram yang terbuat dari Karbon juga sehingga
dikhawatirkan harga jual kendaraan melambung tinggi.

2.2 Jenis-Jenis Material Pada Cakram

2.2.1 Baja Karbon

Baja Karbon merupakan baja dengan paduan besi (Fe) dan Karbon
(C) dengan kandungan Karbon dibawah 2% dari keseluruhan kandungan
material. Baja karbon memiliki sifat konduktor, namun pemuaian terbilang
minim. Kandungan Karbon pada baja ini dapat meningkatkan kekuatan
serta ketahanan terhadap tekanan tinggi akibat kampas yang menjepit
piringan cakram.

2.2.2 Besi Cor

Besi Cor adalah material baja dengan kandungan Karbon diatas


2%. Kandungan Karbon yang lebih tinggi ini memungkinkan cakram
untuk dapat menahan getaran berlebih pada saat pengereman. Hal ini
dikarenakan setiap butiran Karbon dapat menahan material ferrous untuk
tidak mengalami deformasi berlebih.

7
2.2.3 Baja Paduan

Baja paduan adalah istilah untuk ferrous dan 10% kandungan


material pendukung lain seperti Aluminium, Silikon, Polymer, Rubber, dan
bahan lainnya. Material ini sebenarnya lebih umum digunakan pada
komponen kaliper dan dudukan mesin. Namun tidak sedikit juga
penggunaan material ini karena biayanya murah serta sifat mekaniknya
yang tidak kalah dengan material Besi Cor.

2.2.4 Serat Karbon

Material serat karbon hanya digunakan pada kendaraan


berperforma tinggi dan keperluan balap karena sifatnya yang tahan
terhadap panas hingga 800°C dan tidak akan berubah fasa nya. Berbeda
dengan baja yang Ketika telah menyentuh suhu diatas 600°C cenderung
berubah fasanya dan perubahan fasa ini mengakibatkan perubahan sifat
mekanik.

2.3 Jenis-Jenis Tegangan

Tegangan atau stress adalah kondisi material pada saat menerima beban
dengan besaran tertentu, maka luas penampang material akan menahan beban
tersebut sehingga rumus tegangan adalah beban atau gaya dibagi dengan luas
penampang. Semakin besar luas penampang material yang digunakan maka
semakin kecil pula tegangan yang terjadi. Hal ini dikarenakan beban akan
terdistribusi pada penampang atau area dari material yang menerima beban.

Secara umum, rumus tegangan adalah sebagai berikut :

𝐹
Tegangan σ =
𝐴

F = gaya atau beban yang bekerja pada penampang (N)

A = Luas Penampang (m2)

σ = Tegangan (N/m2) = Pascall (Pa)

8
Jenis-jenis tegangan yang umum terdapat pada konstruksi adalah :
1. Tegangan Tarik dan Tegangan Tekan
Tegangan ini diakibatkan adanya beban atau gaya yang bekerja pada arah
tegak lurus penampang sehingga material memiliki kecenderungan
tertekan atau tertarik sehingga mengalami elongasi atau perubahan
panjang.
2. Tegangan Bending
Tegangan ini diakibatkan adanya beban atau gaya yang bekerja pada
penampang sehingga material memiliki kecenderungan untuk terjadinya
deformasi berupa tekukan.
3. Tegangan Dukung
Tegangan ini diakibatkan adanya beban atau gaya yang bekerja pada
penampang karena kontak antara dua penampang.
4. Tegangan Geser
Tegangan ini diakibatkan adanya beban atau gaya yang bekerja sejajar
pada penampang karena 2 beban atau gaya yang berlawanan arah dari
masing-masing sisi material sehingga penampang memiliki kecenderungan
untuk bergeser.
5. Tegangan Puntir
Tegangan ini diakibatkan adanya beban atau gaya yang bekerja sejajar
pada penampang dan gaya terletak di ujung luar material sehingga material
memiliki kecenderungan untuk twisting.

Gambar II.3 Tegangan tarik, tegangan tekan, dan tegangan geser

9
Gambar II.4 Tegangan Bending

Gambar II.5 Tegangan Puntir

Gambar II.6 Tegangan Dukung

10
2.4 Pengaruh Temperatur Terhadap Kekuatan Material

Gambar II.7 Grafik Kekuatan Terhadap Temperatur

Pola dan perubahan perilaku dari suatu material baja yang mengalami
kenaikkan temperatur akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini
diakibatkan karena kandungan dan mikrostruktur pembentuknya saling berlainan,
akan tetapi pengaruh kenaikkan temperatur secara umum dapat dilihat pada
gambar II.7.
Perubahan kekuatan pada logam ini disebabkan adanya perubahan fasa ɑ
pada logam yang bergantung dengan perlakuan panas (Heat Treatment). Cakram
rem mengalami perubahan fasa yang berulang akibat perlakuan panas yang
berbeda. Contohnya sistem pengereman yang panas pada saatu hujan, dan
pengereman yang panas pada saat cuaca panas.
Cakram rem diasumsikan temperatur kerja maksimum 200°C. Maka bila
dililhat pada grafik II.7, kekuatan pada logam menjadi 0,9 pada temperatur 400°F.
Bila Tensile Strength material sebesar 480 MPa maka pada 200°C (400°F) Tensile
Strength nya menjadi 432 MPa. Nilai Tensile Strength ini digunakan sebagai
acuan untuk menentukan faktor keamanan.

11
BAB III
KARAKTERISTIK OBJEK DAN CARA PENYELESAIAN

3.1 Identifikasi Modus Kegagalan

Modus kegagalan diketahui dengan memperkirakan berdasarkan analisis


terhadap sistem pengereman kendaraan bermotor. Berikut modus kegagalan yang
umum terjadi :

1. Pada pusat cakram mengalami puntiran karena kampas mengunci


pergerakan cakram tetapi cakram masih cenderung ingin berputar
sehingga terjadilah tegangan putir.
2. Bengkok atau peyang (unbalance) akibat kelelahan material dari faktor
tegangan tekan-tarik berulang
3. Aus yang tidak merata akibat debu dan partikel halus lain sehingga
mengurangi luasan penampang kampas yang kontak langsung dengan
cakram.
4. Pemuaian berlebih karena elevasi sehingga pengendara menekan tuas
rem terus menerus.
5. Getaran berlebih akibat tekanan dari kampas rem yang tidak duduk
dengan baik.
6. Keausan berlebih pada kampas sehingga dapat berakibat volume
minyak rem pada reservoir berkurang. Pada saat elevasi tertentu,
mungkin saja udara masuk ke dalam sistem hidrolik.

3.2 Analisis Tegangan

Percobaan dilakukan dengan memberikan gaya tekan pada tuas


pengereman dan didapat sebesar 53 N. Dengan konversi perhitungan didapatkan
gaya yang diberikan pada piston di master rem (diameter 8mm) adalah sebesar
424 N. Kemudian gaya tersebut dikonversi lagi dengan formulasi sistem hidrolik
F1/A1 = F2/A2 dengan besaran F2 (gaya pada piston kaliper) sebesar 13.569 N.
Gaya pada piston penekan kaliper sebesar 13.569 N tersebut dibagi dengan
luasan penampang kampas sebesar 822 mm2 maka akan menghasilkan tegangan
tekan dinamis berulang sebesar 16,5 MPa. Tegangan tersebut tidak akan memicu

12
deformasi plastis yang berarti karena nilainya jauh dibawah tegangan yield
material baja.
Tegangan tekan tersebut memicu munculnya gaya normal sebesar 13.569
N dengan koefisien gesek bernilai tertentu sehingga memunculkan gaya gesek
untuk menahan laju putaran cakram. Gesekan ini sangat memberi pengaruh pada
kenaikan temperatur cakram dan kampas itu sendiri. Kenaikan temperatur
berbanding lurus dengan kecepatan putaran cakram dan tekanan yang diberikan.

3.3 Kandidat Material yang Memenuhi Kualifikasi

Pilihan kandidat material diambil berdasarkan data karakteristik material


pada software Solidworks. Berikut pilihan kandidat material untuk cakram :

Jenis Material Sifat Mekanik Kelebihan Kekurangan


AISI 1035 UTS = 585 MPa. Pemuaian rendah, Mudah korosi pada
Thermal Expansion = kekuatan tarik permukaan, kurang
1,1e-5 lebih tinggi baik meredam
getaran
AISI 1045 UTS = 625 MPa Pemuaian rendah, Mudah korosi pada
Thermal Expansion = kekuatan tarik permukaan, kurang
1,15e-5 tinggi, faktor baik meredam
keamanan tinggi getaran
AISI 304 UTS = 517 MPa Kekuatan tarik Pemuaian lebih
Thermal Expansion = lebih tinggi, tahan tinggi
-5
1,8e korosi
Cast Carbon Steel UTS = 482 MPa Mampu meredam Tegangan sisa max
Thermal Expansion = getaran, pemuaian 112 MPa, rentan
1,2e-5 rendah korosi permukaan,

AISI 1040 UTS = 620 MPa Pemuaian rendah, Mudah korosi pada
Thermal Expansion = kekuatan tarik permukaan, kurang
1,15e-5 tinggi, faktor baik meredam
keamanan tinggi getaran

13
Jenis Material Sifat Mekanik Kelebihan Kekurangan
Asbes Isolator, ulet Koefisien gesek Debunya berbahaya
tinggi untuk kesehatan
Komposit Isolator, ulet Ekonomis Cepat aus
Keramik Kuat, keras Tidak mudah aus Koefisien gesek
rendah, suara bising
Serat Karbon Kuat, keras Material kuat, tidak Tidak ekonomis,
mudah aus mengikis cakram
logam
Logam Konduktif, keras Tidak mudah aus, Menimbulkan suara
kuat bising, potensi
percikan api

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan

Dari beberapa faktor yang dipertimbangkan meliputi tegangan tekan,


geser, dan temperatur, terdapat material yang dapat menjadi pilihan yang cukup
baik untuk diaplikasikan pada kampas rem dan cakram. Semua kandidat material
dapat dikatakan memenuhi kriteria untuk mengatasi adanya tegangan pada saat
rem bekerja.
Pertimbangan utama pabrikan dalam menentukan material pada sistem
pengereman adalah segi ekonomis dan material yang rencana akan dikalahkan.
Dalam hal ini, kampas rem menjadi material yang akan dikalahkan karena
mengganti kampas rem akan lebih mudah dan lebih murah dibandingkan
mengganti cakram rem.

4.2 Rekomendasi Material

Material Cast Carbon Steel disarankan untuk diaplikasikan pada cakram


rem karena dengan tegangan fatigue maksimum 160,6 MPa cukup untuk menahan
beban. Dengan kemampuannya yang mampu meredam getaran, minim pemuaian

14
dan ekonomis, material ini cocok karena dapat membantu untuk menghindari
terjadinya kegagalan pengereman akibat getaran berlebih pada cakram.
Sementara itu, komponen kampas rem disarankan untuk menggunakan
material komposit dikarenakan koefisien geseknya yang cukup tinggi serta
harganya yang ekonomis. Kekurangan dari material ini adalah cepat terkikis atau
aus. Namun pada sistem pengereman, lebih baik cepat aus dibandingkan awet
tetapi koefisien geseknya rendah, hal ini akan mengakibatkan pengereman tidak
optimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.advicsaftermarket.com/technical-resources/tech-tips/ceramic-vs-
semi-metallic-brake-pads-how-they-work-and-what-theyre-made-of/

https://mechanical.uii.ac.id/mengenal-material-komposit/

https://insights.tuv.com/blog/asbestos-dan-kehidupan-kita

Thermal Fatigue - Metal Fatigue Life Prediction (fatigue-life.com)

5 Bahan Pembuat Kampas Rem, Mana Yang Lebih Baik? (moladin.com)

https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/29/115334869/metaloid-unsur-
peralihan-logam-dan-non-logam?page=all

Alamsyah, Mochamad Hisam, dan Gugun. 2020. Analisis Sifat Mekanik Komposit
Bahan Kampas Rem yang Diperkuat Serbuk Kayu Jati dan Serbuk
Kuningan. Sidoarjo. Rekayasa Energi Manufaktur.
Al Hassany, Ibnu Rosyid. Nasir. Sumeru. 2023. Investigasi Kekuatan Tarik dan
Komposisi Besi Cor Kelabu FC 25 dengan Penambahan Krom 1%.
Klaten. Jurnal Foundry.
Saputra, Alfian Ady, dan Royani. 2022. Analisis Dinamik Rem Cakram (Disc

Brake) atau Rem Piringan pada Sepeda Motor Supra X 125. Bekasi.

Jurnal Universitas Pancasila.

Sumiyanto, Abdunnaser, dan Achmad. 2020. Analisa Pengujian Gesek, Aus dan
Lentur Pada Kampas Rem Tromol Sepeda Motor. Jakarta Selatan. Ejournal
UPNVJ.
Wibawa, Teguh Esa, dan Suprapto. 2011. Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap
Kekuatan Leleh dan Kuat Tarik pada Bahan Baja Melalui Uji Ketahanan
Api. Surabaya. Jurnal Permukiman.

16
LAMPIRAN
ANALISIS TEGANGAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai