Validasi Metode Penentuan Kadsar Asam Klorida
Validasi Metode Penentuan Kadsar Asam Klorida
Tanggal :
Awal : 20 Maret 2023
Akhir : 27 Maret 2023
Dosen Pengampu :
Dra. Wiwi Siswaningsih, M. Si
Drs. Asep Supryatna, M. Si
Nama :
Nurshifa (2207279)
Syifa Tarhimul Bari (2206338)
2022/B
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
VALIDASI METODE PENENTUAN KADAR ASAM KLORIDA
Tanggal :
Awal : 20 Maret 2023
Akhir : 27 Maret 2023
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi,
sebagai contoh melibatkan reaksi asam basa maka disebut titrasi asam basa
titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi dan oksidasi, titrasi
kompleks simetri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks
dan lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titran
dan biasanya diletakkan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah
diketahui konsentrasinya disebut sebagai titer dan biasanya diletakkan dalam
buret baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
(Marwati,2012)
Suatu zat asam dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat memberi proton
atau H+ kepada zat lain atau zat basa ataupun menerima pesanan elektron
bebas dari suatu zat basa. berbagai macam zat yang dapat ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Larutan basa merupakan larutan dengan kandungan pH
lebih dari 7. suatu zat bisa dapat didefinisikan sebagai zat yang menerima
proton dan menyerap ion hidronium ketika dilarutkan dalam air.
(Keenan,1984)
Titrasi asam basa disebut juga titrasi penetralan atau bisa juga titrasi as Siddiq
alkimetri titik kadar atau konsentrasi asam basa larutan dapat ditentukan
dengan metode volumetrik dengan teknik titrasi asam basa. Volumetri adalah
teknik analisis kimia kuantitatif untuk menetapkan kadar sampel dan
pengukuran volume larutan yang terlibat reaksi berdasarkan kesetaraan kimia.
Kesetaraan kimia diterapkan melalui titik akhir titrasi yang diketahui dari
perubahan warna indikator dan kadar sampel untuk ditetapkan melalui
perhitungan berdasarkan persamaan reaksi. Reaksi penetralan asam basa dapat
digunakan untuk menentukan kadar larutan asam ditetesi dengan larutan basa
atau sebaliknya sampai mencapai titik ekuivalen atau asam dan basa bisa tepat
habis bereaksi. Jika molaritas salah satu larutan asam atau basa diketahui
maka molaritas larutan yang satu lagi dapat ditentukan.
(Maryani,2012)
Titrasi asidimetri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu larutan
yang menggunakan larutan asam sebagai larutan standar titik larutan standar
yang umum digunakan yaitu asam klorida atau HCl dan asam sulfat atau
HSO4 dalam konsentrasi yang tinggi atau pekat. Kelebihan asam klorida
sebagai larutan standar yaitu mudah larut dalam air dan tidak membentuk
garam sukar larut.
Titrasi alkalimetri merupakan salah satu metode penentuan kadar suatu larutan
dengan menggunakan larutan basa sebagai larutan standar yang menggunakan
fenoftalein atau PP. Larutan basa standar yang umum digunakan yaitu natrium
hidroksida atau NaOH. Kelebihan natrium hidroksida sebagai larutan standar
yaitu mudah larut dalam air, murah, dan memiliki tingkat kemurnian yang
tinggi.
(Gandjar,2008)
Indikator asam basa merupakan zat warna yang dapat memberikan perubahan
warna pada larutan yang titrasi saat mencapai titik akhir titrasi. Indikator asam
basa akan berubah warna apabila lingkungan pH larutan berubah karena
indikator asam basa berupa asam organik lemah atau basa organik lemah
maka di dalam larutan akan terjadi proses ionisasi sehingga membentuk
molekul indikator akan memiliki warna yang berbeda dengan warna
indikatornya.
(Padmaningrum,2013)
C. DATA PENGAMATAN
Normalitas asam oksalat Normalitas NaOH Warna % kadar Simpangan Simpangan baku
Volume HCl 10 mL
Molaritas HCl 0,012
Mr HCl 36,5
SUM 0,999913
SD 0,447194
% RSD 8,686194
% CV 2,967148
% Trueness 59,51974
% Bias 40,48026
Volume NaOH (mL)
No Volume HCl (mL) Indikator phenoptalein (tetes)
Awal Akhir Terpakai
1 5 3 0 5,39 5,39
2 5 3 5,39 10,42 5,03
3 5 3 10,42 15,48 5,06
4 5 3 15,48 20,72 5,24
5 5 3 20,72 25.89 5,17
6 5 3 25.89 30,89 5,00
Rata-rata 5 3 10,402 16,58 5,15
D. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul validasi metode penentuan kadar asam klorida
yang bertujuan untuk Menentukan kadar (%) asam klorida dan menentukan
validitas metode penentuan kadar (%) asam klorida ditinjau dari akurasi dan
presisi metode dengan prinsip dasar yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah dengan menggunakan metode analisis yang memberikan akurasi dan
presisi yang sesuai, maka dari itu semua alat harus terkalibrasi.
Langkah kedua adalah menstandarisasi larutan induk HCl 1,2 M dengan cara
mengencerkan larutan HCl 10 mL pada gelas kimia menggunakan aquades
hingga 50 mL lalu dihomogenkan.
Berikut data yang didapatkan setelah dilakukan proses titrasi pada asam
oksalat:
Berikut data yang didapatkan setelah dilakukan proses titrasi pada HCl:
1. Penentuan Akurasi
Pada praktikum kali ini, dalam menentukan akurasi, dapat dilakukan
dengan cara menghitung % Trueness dan % Bias. Jika % Trueness sebesar
80% - 120% dan % Bias sebesar -30% - 25% maka metode dinyatakan
akurat. Setelah dilakukan praktikum titrasi dan dilakukan pengolahan data
menggunakan exel didapatkan data % Truenesss sebesar 66,70% pada
asam oksalat dan 59,52% pada HCl dengan % Bias sebesar 33,30% pada
asam oksalat dan 40,48% pada HCl. Maka dapat dikatakan bahwa hasil
pengukuran asam oksalat dan HCl menggunakan larutan standar NaOH
pada titrasi kali ini kurang akurat. Hal ini diketahui karena hasil akurasi
tidak memenuhi syarat.
E. KESIMPULAN
Pada praktikum yang berjudul validasi metode penentuan kadar asam klorida
yang bertujuan untuk Menentukan kadar (%) asam klorida dan menentukan
validitas metode penentuan kadar (%) asam klorida ditinjau dari akurasi dan
presisi metode dengan prinsip dasar yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah dengan menggunakan metode analisis yang memberikan akurasi dan
presisi yang sesuai, maka dari itu semua alat harus terkalibrasi menghasilkan
dua kesimpulan yakni :
1. Rata – rata kadar % asam klorida sebesar 0,042 % sedangkan untuk asam
oksalat sebesar 0,52%.
2. Ditinjau dari akurasi dan presisinya penentuan kadar % asam klorida dan
asam oksalat menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak presisi karena
dihasilakan data yang tidak memenuhi syarat.
F. DAFTAR PUSTAKA