Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Health Organization (WHO) menyatakan 40% kematian ibu dinegara
berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia
pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan
tidak jarang keduanya saling berinteraksi (WHO, 2020).
Anemia pada ibu hamil masih menjadi masalah global yang
menimbulkan dampak bagi ibu dan janin. Anemia pada masa kehamilan
dikaitkan dengan angka kesakitan ibu dan penyebab tidak langsung kematian
ibu di seluruh populasi ibu hamil (Daru et al, 2018). Anemia merupakan
kondisi kadar hemoglobin di bawah 12 g/dl untuk wanita tidak hamil pada usia
reproduksi (15-49 tahun) dan di bawah 11 g/dl untuk wanita hamil trimester 1
dan 3 serta 10,5 g/dl pada trimester 2 (Saifuddin, 2015). Prevalensi anemia
pada ibu hamil tahun 2019 secara global yaitu 36,5% (WHO, 2019). Kejadian
anemia pada ibu hamil di Indonesia tahun 2018 sebesar 48,9% (Kemenkes RI,
2021).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018, angka
anemia pada ibu hamil mencapai 48,9 persen. Sementara target global nutrisi
tahun 2025 adalah menurunkan angka anemia pada wanita usia subur (WUS)
hingga mencapai 50 persen. Target Indonesia tahun 2025 berdasarkan data
Riskesdas 2018 setidaknya harus menurunkan persentase ibu hamil penderita
anemia menjadi sebesar 19 persen. Penyebab anemia dalam kehamilan
utamanya adalah terjadinya proses hemodilusi yang terjadi pada awal trimester
2 dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu Selain karena
proses fisiologis, kasus anemia dalam kehamilan 75%-90% disebabkan oleh
defisiensi zat besi (Kemenkes RI, 2018).
Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia
yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi. Selain itu banyak
dijumpai ibu hamil dengan ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet Fe, cara
mengolah makanan yang tidak benar, serta kehamilan dan persalinan dengan

1 Universitas Faletehan
jarak yang berdekatan. Untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
kematian bayi, Departemen kesehatan telah melaksanakan berbagai program
yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak dan salah satunya
pencegahan Anemia (Noverstiti, 2016).
Kekurangan zat besi juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb)
dimana zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. Hemoglobin
berfungsi sebagai pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolism
sel, hal ini dapat menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah,
keguguran dan juga menyebabkan anemia pada bayinya (Ridwanamiddin,
2017) .
Anemia berat hubungan dengan asupan gizi dari makanan kita sehari-
hari, karena itu memperbaiki pola makan sangat penting untuk mengatasi
anemia. Terapkan pola makan yang sehat, dengan selalu memperhatikan
jumlah, jadwal dan jenisnya. Jumlah yang dimaksud adalah sesuai dengan
kebutuhan tubuh (Manuaba, 2018).
Adapun dampak anemia terhadap hasil konsepsi bisa terjadi kematian
mudigah (keguguran), kematian janin dalam kandungan, kematian janin
waktu lahir, kematian perinatal tinggi, prematuritas, dapat terjadi cacat
bawaan, cadangan besi kurang. Sedangkan pengaruh anemia terhadap
kehamilan diantaranya adalah keguguran, partus premature yang
menyebabkan perdarahan, syok, afibrinogenemia dan hipofibrinogenemia,
infeksi intrapartum, dan bila terjadi anemia gravis (Hb kurang dari 4 gr%)
terjadi payah jantung yang bukan saja menyulitkan kehamilan dan persalinan,
bahkan bisa fatal (Fatmawati, 2015). Besarnya angka kejadian anemia ibu
hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan
trimester III sebesar 70% (Artisa, 2015).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan
berdasarkan karakteristik diantaranya umur, paritas, tingkat pendidikan, status
ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dan penyebab lainya terjadinya
anemia adalah ketidak patuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat
mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia pemberian
informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka dan

2 Universitas Faletehan
mengubah sikap maupun tindakan mereka tentang anemia, karena ketiga hal
tersebut memegan penaran yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh
meminum zat besi. (Keisnawati,2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Hariyani dan
Darmawati tentang Pencegahan Anemia Pada ibu nifas di RSUD Cibinong
Bogor menunjukkan bahwa 56,8% ibu hamil memiliki perilaku pencegahan
anemia yang kurang baik, namun masih ada 43,2% ibu hamil memiliki
perilaku pencegahan anemia yang baik yang di domisasi faktor penyebabnya
adalah kurangnya pada kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe (Hariyani &
Darmawati, 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
penyusunan studi kasus dengan judul “ Gambar Pentalaksanaan Keletihan Pada
Ny A Dengan Post Sectio Caesarea (SC) Atas Indikasi Anemia Di Ruang
Nifas RSUD Berkah Pandeglang Tahun 2023 ”.

B. Tujuan Penulisan Tugas Akhir


1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pentalaksanaan keletihan pada ny A dengan post
sectio caesarea (sc) atas indikasi anemia Di Ruang Nifas RSUD Berkah
Pandeglang Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien nifas dengan anemia
b. Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien nifas dengan anemia
c. Menyusunan perencenaan keperawatan pada pasien nifas dengan
anemia
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien nifas dengan anemia
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien nifas dengan anemia

C. Ruang Lingkup Tugas Akhir


Studi kasus ini berjudul gambaran pentalaksanaan keletihan pada ny A
dengan post sectio caesarea (sc) atas indikasi anemia Di Ruang Nifas RSUD
Berkah Pandeglang Tahun 2023. Kasus ini dilaksanakan untuk mengatasi

3 Universitas Faletehan
masalah pada keletihan pada ny A dengan post sectio caesarea (SC) atas
indikasi anemia studi kasus ini dilakukan di ruang nifas RSUD Berkah
Pandeglang. kasus ini dilakukan dengan menggunakan manajemen kebidanan
7 langkah varney dan metode pendokumentasian SOAP.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir berisi tentang sususnan tugas akhir
yang dimulai dari :
BAB 1 PENDAHULUAN : berisi latar belakang tujuan penulisan, ruang
lingkup dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN TEORI : berisi konsep penyakit dan konsep diagnosa
keperawatan, konsep proses keperawatan.
BAB 3 TINJAUAN KASUS : berisi asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah sesuai judul yang telah
ditetapkan.
BAB 4 PEMBASAHAN : berisi kesenjangan antara bab 2 dan bab 3
alasan terjadinya kesenjangan dan
penanggulangan atau solusi akibat adanya
kesenjangan.
BAB 5 PENUTUP : berisi kesimpulan dan saran.

4 Universitas Faletehan

Anda mungkin juga menyukai