RPP Mandiri X
RPP Mandiri X
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran ceramah dan visualisasi,
siswa paham untuk menerapkan sikap mandiri dalam lingkungan sekolah, siswa mampu
menerapkan sikap mandiri dalam lingkungan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap
mandiri dalam lingkungan sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku
korupsi.
1. Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah penilaian
diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan memberikan tanda
ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian), BP (Belum Paham).
Kelas :X
Tema : Mandiri
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan karakter sikap mandiri pada orang lain dan diri sendiri
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen) menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap siswa
untuk bersikap mandiri
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 saya menyiapkan keprluan sekolah sendiri
2 Saya meminta bantuan orang tua dalam mengerjakan
tugas sekolah
3 Saya meminta bantuan teman dalam mengerjakan soal
ulangan
4 Saya mengerjakan tugas sekolah sendiri
5 Saya membuat rencana belajar saya sendiri
Penilaian Bisa/Mampu/Terampil
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
Skor Perolehan
Nilai = -------------------- x 4
12
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
Kesesuaian respon dengan
1
pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
Proyek kewarganegaraan
Rpp 1 :
Aspek-aspek Kemandirian
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran Meta plan, siswa paham
untuk menerapkan sikap mandiri dalam lingkungan sekolah, siswa mampu menerapkan sikap
mandiri dalam lingkungan sekolah, siswa terbiasa menerapkan sikap mandiri dalam lingkungan
sekolah sehingga secara aktif menghindari serta menolak perilaku korupsi.
1. Pengetahuan
Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah penilaian
diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan memberikan tanda
ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian), BP (Belum Paham).
Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah materi
pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan apabila
pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan BP (Belum Paham)
coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, supaya kalian
cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang atau belum
memahaminya.
b) Penilaian pengetahuan dilakukan dalam tes tertulis/lisan dengan mengerjakan uji
kompetensi
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 saya mencuci piring bekas makan saya sendiri
2 Ketika mengalami kesulitan dalam belajar, saya selalu
mencoba memecahkan dengan mencari sumber belajar
lain.
3 Saya meminta bantuan orang dalam mengerjakan tugas
sekolah
4 Saya meminta orang tua memasakan makanan
kesukaan saya
5 Saya langsung mengerjakan tugas apabila ada tugas
dari guru
Materi :
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Menurut Masrun (dalam Yessica, 2008: 26)
faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah: a. Pola asuh orang tua Remaja yang
mempunyai kemandirian tinggi adalah remaja yang orang tunya dapat menerima secara
positif. b. Usia Remaja akan berusaha melepaskan diri dari orang tuanya, dalam hal ini berarti
individu cenderung tidak akan meminta bantuan kepada orang lain dalam memecahkan
masalah yang sedang dihadapinya. c. Pendidikan Pendidikan yang dialami oleh seseorang
tidak harus berasal dari sekolah atau pendidikan formal, akan tetapi bisa juga berasal dari luar
sekolah atau non formal. Pendidikan ini secara tidak langsung teleh membawa individu
kepada 18 suatu bentuk suatu usaha dari lingkungan keluarganya ke dalam kelompok teman
sabayanya sehingga terlihat adanya kecenderungan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
tenyata semakin tinggi kemandirian seseorang. d. Urutan kelahiran Urutan kelahiran dalam
suatu keluarga tentunya memiliki ciri tersendiri bagi setiap anak yang disebabkan karena
adanya perlakuan dan perhatian yang berbeda. e. Jenis kelamin Wanita mudah dipengaruhi,
sangat pasif, merasa kesulitan dalam memutuskan sesuatu, kurang percaya diri dan sangat
tergantung. f. Intelegensi Remaja yang cerdas akan memiliki metode yang praktis dan tepat
dalam setiap memecahkan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga akan dengan cepat
mengambil keputusan untuk bertindak. Kondisi ini menunjukan adanya kemandirian setiap
menghadapi masalah yang sedang dihadapinya. g. Interaksi sosial Remaja memiliki
kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, serta mampu menyesuaikan diri
dengan baik akan mendukung perilaku yang bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan
segala permasalahan yang dihadapinnya. 19 Ali, (2010:118) ada sejumlah faktor yang
mempengaruhi kemandirian remaja yaitu sebagai berikut: a. Gen atau keturunan orang tua
Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki
kemandirian. b. Pola asuh orang tua Cara orang tua atau mendidik anak akan mempengaruhi
perkembangan kemandirian pada masa remajanya. Orang tua yang terlalu banyak melarang
atau mengeluarkan kata “jangan” tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan
menghambat perkembangan kemandirian remaja. Kondisi tersebut berbeda dengan orang
tua yang menciptakan suasana aman dalam berinteraksi dengan keluarganya maka akan
dapat mendorong kelancaran perkembangan remaja. Orang tua yang cenderung sering
membanding- bandingkan anak yang satu dengan yang lainnya juga akan berpengaruh kurang
baik terhadap perkembangan kemandirian anak. c. Sistem pendidikan di sekolah Proses
pendidikan disekolah yang tidak mengembangkan demokratisasi pendidikan dan cenderung
menekankan indoktrinasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan remaja.
Proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi atau hukuman
(punishment) juga dapat menghambat perkembangan kemandirian remaja namun, proses
pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi 20 remaja,
pemberian reward, dan menciptakan kompetisi positif maka akan memperlancar
perkembangan kemandirian remaja. d. Sistem kehidupan di masyarakat Sistem kehidupan
masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa kurang aman
atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi remaja dalam kegiatan
produktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian remaja. Lingkungan
masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam bentuk kegiatan dan
terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian remaja.
Berdasarkan faktor-faktor kemandirian yang dikemukakan oleh Masrun dan Ali, kemandirian
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor kemandirian menurut Masrun ada
tujuh hal yang mempengaruhi kemandirian remaja yaitu pola asuh, usia, pendidikan, urutan
kelahiran, jenis kelamin, intelegensi dan interaksi sosial sedangkan menurut Ali ada empat
faktor yang memengaruhi kemandirian yakni gen atau keturunan orang tua, pola asuh orang
tua, sistem pendidikan di sekolah dan sistem kehidupan orang tua.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan metode partisipatif, dengan model pembelajaran Bermain peran, siswa
paham untuk memahami ciri ciri sikap mandiri dalam lingkungan sekolah sehingga secara aktif
menghindari serta menolak perilaku korupsi.
Penilaian Pengetahuan
a) Pemahaman Materi
Dalam mempelajari materi pada bab ini, tentu saja ada materi yang dengan mudah
kalian pahami, ada juga yang sulit kalian pahami. Oleh karena itu, lakukanlah penilaian
diri atas pemahaman kalian terhadap materi pada bab ini dengan memberikan tanda
ceklist (√) pada kolom PS (Paham Sekali), PSb (Paham Sebagian), BP (Belum Paham).
Apabila pemahaman kalian berada pada kategori PS (paham sekali) mintalah materi
pengayaan kepada guru untuk menambah wawasan kalian, sedangkan apabila
pemahaman kalian berada pada kategori PSb (Paham Sebagian) dan BP (Belum Paham)
coba bertanyalah kepada guru serta mintalah penjelasan lebih lengkap, supaya kalian
cepat memahami materi pembelajaran yang sebelumnya kurang atau belum
memahaminya.
1. Bagaimana cara menerapkan sikap mandiri dalam lingkungan keluarga dan kelas !
2. Bagaimana menumbuhkan sikap mandiri dalam lingkungan keluarga dan kelas !
3. Uraikan manfaat bersikap mandiri,jika dilakukan secara terus menerus lingkungan
keluarga dan kelas !
LEMBAR PENILAIAN PEMBIASAAN SIKAPJUJUR BAGI SISWA
Kelas :X
Tema : Mandiri
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan karakter sikap mandiri pada orang lain dan diri sendiri
Deskripsi Tugas : Menggali (assesmen)menggunakan kuisioner terkait kebiasaan sikap siswa
untuk bersikap mandiri
KUISIONER
Tanggal :...................................
Nama Peserta Didik :...................................
PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya berusaha untuk mengumpulkan tugas tepat waktu
2 Saya mencari buku bacaan di perpustakaan untuk
membantu dalam menyelesaikan tugas.
3 Saya mempersiapkan alat-alat yang perlu dibawa ke sekolah
4 Saya meminta orang tua mencucikan baju seragam
sekolah
5 Saya menanyakan sendiri kepada guru mengenai tugas yang
belum diketahui
Berbicara tentang kemandirian, kita tentu ingin mengetahui “Ciri-ciri Kemandirian”. Dengan
mengetahui, kita dapat memastikan goal kemandirian yang akan dicapai. Apakah sudah tepat jika
menyatakan mandiri?
Beberapa ahli mengemukankan pendapatnya tentang ciri-ciri kemandirian. Pendapat-pendapat
para ahli, seperti Gilmore dalam Chabib Thoha, Lindzey & Ritter, Hasan Basri, Antonius,
menyebutkan hal-hal berikut ini dalam ciri-ciri kemandirian:
Materi :
Ciri-ciri tersebut diambil oleh para ahli melalui melalui pengamatan kehidupan bermasyarakat
dan adat istiadat masyarakat ataupun penelitian.
Banyak ya, ciri kemandirian itu. Teorinya!. Ya ?
Kenyataannya, 12 ciri kemandirian di atas, tidak mudah dilakukan oleh seorang anak. Eh kok anak,
manusia dewasa saja tidak mudah. Betul kan? Jadi apakah ini artinya tidak ada seorangpun yang
mandiri?
He he he… selalu ada standar ideal, tidak berarti semua orang perlu mencapai ke-ideal-an
Nah karena begitu banyak kriteria tentang kemandirian, yang pada kenyataannya tidak mudah
dilakukan, maka saya lebih suka menikmati proses memandirikan anak, daripada mengukur anak
sudah mandiri atau belum. Dimana proses kemandirian yang saya maksud, merujuk pada acuan
tumbuh kembang anak. Dengan menggunakan empat kriteria perkembangan penilaian atas
proses. Empat kriteria tersebut adalah Motorik Kasar, Motorik Halus, Bahasa dan Wicara, terakhir
Personal social. (ada ahli yang menambahkan sebuah kriteria lagi yaitu kognitif).
Anak yang lebih cepat mencapai perkembangan sesuai usia, yang dijadikan rujukan atas 9
kecerdasan anak. Anak-anak yang tertinggal/ bermasalah dijadikan rujukan oleh para ahli sebagai
anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan. Baik yang terlalu cepat dan yang terlalu
lambat, perlu diperhatikan, karena akan menganggu pencapaian kemandiriannya. (Dimana untuk
batasannya anak tertinggal atau bermasalah atau anak terlalu cepat perkembangannya sebaiknya
berkonsultasi dengan ahlinya agar mendapatkan dukungan yang tepat.)
Contoh, ada anak yang lebih dulu bicara daripada berjalan. Artinya kemandirian untuk berbicara
dan bahasa sudah lebih dulu dicapai dari kemandirian untuk yang berkaitan dengan motorik kasar.
Tetapi masih dalam batasan yang menurut para ahli, belum ketinggalan/ bermasalah, sesuai
usianya. Artinya lagi, secara keseluruhan kemandirian untuk usianya tercapai. Anak sudah mandiri
di usia tersebut. Beda jika terlalu cepat atau terlalu lambat. Hal ini akan berpotensi gangguan
dalam perkembangan secara umum. Seperti anak yang (terlalu) terlambat bicara. Anak ini akan
berpotensi dalam mandiri di kriteria bahasa dan wicara. Ini masalah perkembangan. Betul ya?
Lalu bagaimana orangtua memastikan anaknya sudah mandiri di usia tertentu? Belum
ketinggalan/ bermasalah atau terlalu cepat?
Kita pakai acuan orangtua saja ya, bukan berpijak pada pandangan para ahli.
Begini, setiap orangtua pasti punya buku bayi. Yang didapat setelah seorang ibu melahirkan
bayinya. (jaman sekarang, kalau gak punya pasti lahirannya gak ke rumah sakit, gak ke klinik, gak
juga di bantu bidan. Dengan kata lain, lahiran sendiri. he he he.. ). Di dalam buku bayi, umumnya
selalu ada informasi tentang perkembangan yang seharusnya sudah dicapai sesuai usianya.
Contoh
Tinggal cari usia anak dalam buku bayi, baca perkembangan yang perlu dicapai anak dan
bandingkan dengan perkembangan ananda. (kalau sudah mencapai artinya anak sudah mandiri, di
kriteria tersebut. Ingat ya ada 4 kriteria perkembangan). Cek satu demi satu. Kalau belum
tercapai, orangtua juga tidak perlu langsung gelisah, karena ada tengat waktu antara yang tertera
di buku dengan waktu pencapaian anak. Untuk lebih menenangkan, kekhawatiran orangtua, maka
bapak dan ibu bisa konsultasi sama dokter/ bidan/ perawat/ petugas posiandu yang ikut
mengawasi tumbuh kembangnya. Mereka akan membantu bapak dan ibu, menentukan apakah
ananda perlu mendapat penanganan serius atau belum terkait tumbuh kembangnya.
Untuk memudahkan juga, saya posting acuan mandiri (secara umum) yang perlu dicapai anak di
setiap perkembangannya. Dan apa yang diperlukan anak, untuk dipenuhi orangtuanya.
Apa itu?
Di link tersebut, ada 5 area kemandirian secara umum sesuai dengan kelompok
perkembangannya. Yaitu di kelompok anak yang baru lahir, balita, anak, remaja dan dewasa.
Karena dengan memahami mandiri yang perlu dicapai di setiap kelompok perkembangan,
menurutku, orangtua lebih mudah mengarahkan anaknya mandiri. Orangtua juga bisa lebih fokus
pada proses daripada hasil.
Setelahnya, baru kita ngobrol lagi soal kemandirian lagi ya? Terutama untuk mengetahui
perbedaan kemandirian untuk anak reguler dan anak berkebutuhan khusus. Beda? Tentu saja.
Anak berkebutuhan khusus punya kondisi yang tidak sama dengan anak reguler.