Anda di halaman 1dari 2

KDRT DAN KESETARAAN GENDER

Oleh: Yasmin Octa Adilah


SMA NEGERI 1 SEMARANG 2022/2023

Kesetaraan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima


perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka yang
bersifat kodrati. Identitas gender dalam hal ini adalah laki-laki dan perempuan. Pada
kenyataannya sampai saat ini praktek diskriminasi masih ada dalam semua bidang
kehidupan. Artinya, kesetaraan gender sampai saat ini masih harus diperjuangkan.
Kesetaraan gender di Indonesia dipelopori oleh RA. Kartini sejak tahun 1908.
Perjuangan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam bidang
pendidikan sebagai wujud perlawanan atas ketidakadilan terhadap kaum perempuan pada
masa itu.
Dalam kehidupan sekarang, ketidakadilan gender sering menimbulkan masalah
sosial. Salah satunya adalah praktek kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), yang sering
dialami oleh perempuan. Peran gender telah membedakan karakter laki-laki dan
perempuan. Karakter ini kemudian menimbulkan ciri-ciri psikologis seperti laki-laki
dianggap gagah, kuat, berani, dan sebagainya. Sebaliknya, perempuan dianggap lemah,
lembut, penurut dan sebagainya. Adanya hirarki dimana laki-laki merasa kodratnya lebih
tinggi merupakan bentuk ketidaksetaraan gender dalam kehidupan pernikahan.

Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mencatat,


sebanyak 25.050 perempuan menjadi korban kekerasan di Indonesia sepanjang tahun 2022.
Jumlah tersebut meningkat 15,2% dari tahun sebelumnya sebanyak 21.753 kasus. Menurut
usianya, 30,3% perempuan yang menjadi korban kekerasan berusia 25-44 tahun. Ada pula
30% perempuan yang menjadi korban kekerasan berusia 13-17 tahun. Dilihat dari tempat
kejadian 58,1% kekerasan terhadap perempuan terjadi di lingkup rumah tangga. Kemudian
24,9% kekerasan terhadap perempuan terjadi di ruang lingkup lainnya.
Tidak ada difinisi tunggal dan jelas berkaitan dengan kekerasan dalam rumah
tangga. Meskipun demikian, kekerasan dalam rumah tangga meliputi (a) kekerasan fisik,
yaitu setiap perbuatan yang menimbulkan kesakitan bahkan kematian terhadap perempuan,
(b) kekerasan psikologis, yaitu setiap perbuatan dan ucapan yang mengakibatkan
ketakutan, kehilangan percaya diri, kehilangan kemampuan untuk bertindak dan rasa tidak
berdaya terhadap perempuan, (c) kekerasan seksual, yaitu setiap perbuatan yang
mencakup pelecehan seksual sampai kepada memaksa seseorang untuk melakukan
hubungan seksual terhadap perempuan, (d) kekerasan ekonomi, yaitu setiap kegiatan yang
membatasi perempuan untuk bekerja atau membiarkan perempuan untuk dieksploitasi atau
ditelantarkan.
Pemahaman kesetaraan gender yang baik merupakan kunci utama dalam upaya
mencegah terjadinya kenaikkan kasus KDRT. Kesetaraan gender merupakan suatu
pandangan bahwa semua orang harus diperlakukan dengan adil dan setara tanpa
memandang jenis kelamin. Kesetaraan gender dapat diterapkan dalam rumah tangga,
sehingga tidak ada pihak yang merasa lebih berkuasa diatas yang lainnya.
Kesetaraan gender dalam keluarga menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi. Bukan
hanya terkait dengan kesetaraan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam di dalam rumah
tangga dalam pengambilan keputusan atau perencanaan keluarga ke depan, berbagi peran
dalam mengurus rumah tangga, mengasuh dan mendidik anak, pihak perempuan diberikan
kesempatan untuk memberikan dukungan secara ekonomi dengan bekerja untuk
menambah penghasilan keluarga. Kesetaraan gender dalam keluarga membuat keluarga
lebih harmonis dan bahagia. Pihak laki-laki menghargai pihak perempuan, demikian pula
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai