Bagian 2
Interpretasi Data Hujan
Bambang Setiawan
Grafik Pengukuran
g Curah Hujan
j
0
06.00 06.12 06.28 06.46 07.03 07.13 07.22 07.30 Pukul
Bambang Setiawan
Analisa Data Curah Hujan
j
Bambang Setiawan
Intensitas Hujan
15
m/jam)
ujan (mm
10
nsitas hu
5
inten
0
0 16 34 51 61 70 menit
Bambang Setiawan
Garis Massa Hujan
5
umlah hu
ju
0
0 16 34 51 61 70 menit
Bambang Setiawan
M
Memperkirakan
ki k D Data
t HHujan
j yang Hil
Hilang
Bambang Setiawan
Hujan Rata-
Rata-rata pada Suatu
Daerah
Bambang Setiawan
M
Metoda
t d RRata
Rata-
t -rata
t AAritmatik
it tik
Metoda ini menghasilkan perkiraan yang baik di daerah datar,
bila alat ukurnya ditempatkan tersebar merata dan masingmasing--
masing g tangkapannya
g p y tidak bervariasi banyak
y dari nilai rata
rata--
ratanya..
ratanya
Tinggi--rata
Tinggi rata--rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai
rata
rata-
t -rata
t hit
hitung (arithmetic
ith ti mean)) pengukuran
mean k h j
hujan di
beberapa stasiun pengukur curah hujan
hujan..
n
d i d 1 d 2 d 3 ...... d n
d
i 1 n n
Dengan:
D
Dengan:
d = tinggi curah hujan rata
rata--rata
d1, d2,....,dn
....,dn
dn = tinggi curah hujan pada stasiun 1,2, .. , n
n = banyaknya stasiun pengukur curah hujan
Bambang Setiawan
Metoda Thiessen
1 Stasiun
1. Stasiun--stasiun pengukur curah
hujan diplot pada suatu peta.
2. Gambar garis penghubung antara
stasiun
stasiun.
3. Garis bagi tegak lurus dari garis-
garis-
2 garis penghubung membentuk
3
poligon--poligon disekitar masing
poligon masing--
A2 masing stasiun. Sisi
Sisi--sisi setiap
A3
poligon merupakan batas luas efektif
1
A4
untuk masing-
masing-masing stasiun.
A1 A5 5 4. Luas masing-
masing-masing poligon
4 A6
ditentukan dengan planimeter dan
dinyatakan sebagai prosentase dari
A7
luas total
total.
7 6 5. Curah hujan rata-
rata-rata untuk seluruh
luas dihitung dengan mengalikan
hujan pada masing-
masing-masing stasiun
dengan prosentase luasnya dan
menjumlahkannya.
6. Hasilnya
y biasanyay lebih teliti dari
pada metoda rata-
rata-rata aritmatik.
Bambang Setiawan
Contoh Perhitungan
g
Metode Thiessen
Hujan yg Curah
Luas Bobot Luas
Stasiun Diamati Hujan
(Km2) Wilayah
(mm) (mm)
1 2 3 4 5=2x4
1 10,63 45 0,18 1,91
2 15,03 30 0,12 1,80
3 21,09 70 0,28 5,91
4 20,08 25 0,10 2,01
5 7 11
7,11 30 0 12
0,12 0 85
0,85
6 45,54 50 0,20 9,11
TOTAL 250 1,00
, 21,59
,
Maka:
C hh
Curah hujan
j rata-
rata
t -rata
t = 21,59
21 59 mm
Bambang Setiawan
Metoda Isohiet
1 Lokasi
1. L k i stasiun
t i &b besarannya
diplot pada suatu peta
38 mm
2. Gambar kontur hujan yang
67 mm
sama (isohiet).
A4
57 mm 3. Hujan rata
rata--rata suatu daerah
A3
45 mm
A5
dihitung dengan mengalikan
10 mm
20 mm
A6 hujan rata
rata--rata antara isohiet
A1 A2 42 mm
51 mm
yang berdekatan (biasanya
35 mm di bil sebagai
diambil b i rata-
rata
t -rata
t dari
d i
10 mm
30 mm
50 mm
65 mm
dua nilai isohiet) dengan luas
antara isohiet.
40 mm
20 mm
Bambang Setiawan
Contoh Perhitungan
g
Metode Isohiet
Luas yg Hujan Volume
Isohiet Luas
Tertutup Rata-rata Hujan
(mm) (Km2) (Km2) (mm) (mm)
1 2 3 4 5=3x4
> 65 10 10 68,00 680,00
65 80 70 57,50 4.025,00
50 160 80 45,00 3.600,00
40 205 45 35,00 1.575,00
30 235 30 25,00 750,00
< 20 250 15 15,00 225,00
TOTAL 250 10.855,00
Maka:
Hujan rata-
rata-rata = 10
10.855,00
855 00 / 250 = 43
43,42
42 mm
Bambang Setiawan
THE END
TERIMA KASIH……
Bambang Setiawan