Anda di halaman 1dari 31

EVALUASI PROGRAM KAJIAN RUTIN JAUHAR MENGAJI

DI BIMBINGAN BELAJAR JAUHAR PRINGSURAT

Proposal disusun guna memenuhi tugas evaluasi program

Mata kuliah : Evaluasi Program Pendidikan

Dosen pengampu : Yenny Aulia Rahman, M. Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Lufi Sabila

NIM : 2520002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA

TEMANGGUNG

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan seluruh manusia, karena esensi dari
pendidikan adalah mendapatkan informasi, pemahaman, serta menggali
potensi manusia. Peran pendidikan yang begitu fundamental menjadikan
pengaruhnya memiliki posisi yang sangat penting. Dalam UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Dari isi undang-undang tersebut, dapat dipahami bahwa seluruh warga negara
Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
berkualitas. Hal ini diperjelas lagi di UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 yaitu
pendidikan bertujuan menjadikan individu menjadi aktif dalam
mengembangkan potensi, memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Di Indonesia terdapat tiga pendidikan yang diakui oleh pemerintah,
yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Menurut Marzuki (2012),
pendidikan formal adalah proses belajar secara hirarkis, terstruktur dan
berjenjang, termasuk akademiknya, memiliki beragam program dengan waktu
penuh, pelatihan teknis, dan profesional. Pendidikan nonformal adalah
pendidikan yang disengaja dan teratur, tidak terikat dengan peraturan,
diperuntukkan kepada masyarakat yang memerlukan pelayanan pendidikan
pengganti atau penambah. Kedua pendidikan ini dilengkapi dengan
pendidikan informal yang pada umumnya terdapat pada lingkungan keluarga.
Semua jenis pendidikan memiliki tujuan yang baik, serta diharapkan dapat
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat merasakan
pendidikan yang berkualitas.
Seperti halnya di bimbingan belajar Jauhar yang berada di Dusun
Mlobo Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat, yang berkonsentrasi pada

2
belajar membaca, menulis, dan berhitung, serta program unggulan kajian rutin
keagamaan, dimana segmentasinya adalah anak-anak mulai dari usia 5 tahun
atau setara dengan TK sampai usia 15 tahun atau setara SMP. Bimbingan
belajar ini mengintegrasikan ilmu umum dan ilmu-ilmu keagamaan
khususnya, guna menciptakan peserta didik yang unggul dan berkarakter, serta
memiliki wawasan keagamaan yang baik.
Program kajian rutin keagamaan di bimbingan belajar Jauhar sudah
berjalan sejak bulan Oktober 2021. Tentu dalam pelaksanaannya masih perlu
adanya pemaksimalan efektifitas program serta peningkatan kualitas, baik dari
pengelola, sarana prasarana dan sebagainya. Selain itu, masalah-masalah yang
terjadi selama proses program berjalan tentu menjadi hambatan tersendiri.
Salah satu masalah utama dalam keberjalanannya program kajian rutin ini
adalah minat siswa dan orang tua yang dirasa masih enggan mengikuti
program kajian rutin. Hal ini terbukti dari daftar hadir atau absen yang
menunjukkan hanya sekitar 60% siswa yang mengikuti program dari jumlah
keseluruhan siswa. Selain itu, dikarenakan program kajian rutin belum pernah
dievaluasi, mendorong penulis untuk melakukan evaluasi program guna
mendapat hasil maksimal dengan tujuan yang tercapai.
Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan evaluasi mengenai
program dengan judul “EVALUASI PROGRAM KAJIAN RUTIN
JAUHAR MENGAJI DI BIMBINGAN BELAJAR JAUHAR
PRINGSURAT “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka
diajukan rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana efektifitas program kajian rutin Jauhar Mengaji di Bimbingan
belajar Jauhar Pringsurat?
C. Tujuan Evaluasi Program
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian secara umum adalah:

3
- Untuk mengetahui seberapa efektif program Jauhar Mengaji
terlaksana.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian secara khusus adalah:
- Untuk mengetahui ketercapaian komponen-komponen yang ada di
program Jauhar Mengaji.
D. Metodologi Evaluasi Program
1. Komponen-Komponen

NAMA
KOMPONEN SUBKOMPONEN INDIKATOR
PROGRAM
JAUHAR Datang sesuai jadwal; Datang tepat
MENGAJI a. Kedisiplinan waktu; Memakai pakaian rapi dan
(Kajian Rutin sopan; Absen tertib.
Keagamaan Semangat belajar tinggi; Mandiri;
Bimbel A. Siswa b. Motivasi Adanya dorongan belajar; Adanya
Jauhar) keinginan untuk berhasil.
Adanya kegiatan yang menarik; Sesuai
c. Minat minat dan bakat siswa; Perasaan
senang.
Penyusunan rencana pembelajaran;
Kepribadian stabil dan baik;
a. Kompetensi Kemampuan pedagogik; Memiliki
jiwa sosial yang baik; Profesional;
Evaluasi diri; Perbaikan kinerja.
Datang tepat waktu; Disiplin masuk
B. Guru
b. Kedisiplinan mengajar; Patuh terhadap tugas pokok
guru.
Penguasaan materi; Metode
c. Inovasi dan pembelajaran baru dan
Kreatifitas menyenangkan; Memanfaatkan sarana
dan prasarana secara maksimal
C. Sarana dan Ruang kelas; Ruang administrasi,
Prasarana a. Ruang Ruang penunjang (aula, pojok baca,
dll)
Perabot pendidikan (meja, kursi,
b. Perabot papan tuils, dll); Perabot administrasi
(komputer, meja guru, dll)
c. Bahan Buku; Modul; Proyektor, LCD, Materi
Ajar/Media pembelajaran.
Pembelajaran

4
a. Jadwal Jam Waktu Belajar; Waktu Istirahat;
Belajar Waktu Selingan.
D. Aturan b. Jadwal Kelas A (Tk, Kelas 1-2= Mingggu
Rombongan pertama); Kelas B (Kelas 3-6=
Belajar Minggu ketiga)

2. Model Evaluasi Program


Model evaluasi program yang dipilih adalah model CIPP (Context,
Input, Process, Product), dimana model evaluasi ini menitkberatkan pada
penilaian program dan penyajian informasi untuk pembuatan keputusan.
Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh para
ahli evaluasi, yang biasanya diberi nama yang sama dengan pembuatnya
atau tahap evaluasinya. Sedangkan menurut Eko Putra Widoyoko (2009),
pembagian evaluasi sesuai dengan misi yang akan dibawakan dan
kepentingan yang ingin diraih serta ada yang menyesuaikan dengan paham
yang dianutnya yang disebut dengan pendekatan. Model CIPP
dikemukakan oleh Stufflebeam tahun 1985. Pada dasarnya model ini
melayani 4 macam keputusan, yaitu:
a. Perencanaaan keputusan yang mempengaruhi pemilihan tujuan umum
dan tujuan khusus.
b. Keputusan pembentukkan yang kegiatannya mencakup pemastian
strategi dan desain proses untuk mencapai tujuan.
c. Keputusan implementasi, dimana evaluator mengusahakan sarana
prasarana untuk menghasilkan keputusan (eksekusi) dan strategi yang
dipilih.
d. Keputusan pemutaran yang menentukan suatu program diteruskan,
diteruskan dengan modifikasi, atau diberhentikan total atas dasar
kriteria yang ada.

Adapun penjabaran mengenai model evaluasi CIPP adalah:

a. Evaluasi Konteks (Context)


Evaluator melakukan penelitian tentang lingkungan program
Jauhar Mengaji, mengevaluasi status objek secara keseluruhan,

5
termasuk dukungan dan partisipasi dari masyarakat melalui
wawancara dengan salah satu orang tua siswa yang aktif dan rutin
mengikuti program.
b. Evaluasi Masukan (Input)
Evaluator melakukan penelitian tentang sumber daya, termasuk
didalamnya adalah guru, siswa, sarana prasarana, serta prosedur dan
aturan yang terdapat di bimbingan belajar Jauhar, khususnya sumber
daya yang dimanfaatkan atau digunakan dalam proses program Jauhar
Mengaji, melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
c. Evaluasi Proses (Process)
Evaluator melakukan penelitian tentang pelaksanaan strategi
yang digunakan untuk mendeteksi rancangan prosedur selama tahap
implementasi program Jauhar Mengaji, seperti proses pengelolaan
lembaga, proses pelaksanaan program, dan manajemen pembelajaran
termasuk metode pembelajaran yang digunakan dalam proses Jauhar
Mengaji.
d. Evaluasi Hasil (Product)
Evaluator membantu membuat keputusan selanjutnya apakah
program Jauhar Mengaji akan dilanjutkan, dilanjutkan dengan
modifikasi, atau diberhentikan berdasarkan hasil dari program yang
berdampak pada siswa baik dari aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotorik.
Model CIPP memberikan format evaluasi yang lebih komprehensif,
sedangkan tujuan dari evaluasi program yang diambil adalah untuk
mengetahui sejauh mana program dan komponen program tercapai,
sehingga model CIPP dianggap tepat sebagai model dari evaluasi program
ini.
E. Langkah-Langkah Evaluasi Program
Evaluasi program ini dilaksanakan di bimbingan belajar Jauhar Dusun
Mlobo Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.

6
Adapun rencana perkiraan waktu evaluasi dilaksanakan mulai bulan Oktober
sampai Desember dengan rincian sebagai berikut.

MINGGU KE-
N
KEGIATAN Oktober November Desember
O
I II III IV I II III IV I II III IV
Persiapan dan
1
Penyerahan Izin
2 Studi Dokumen
3 Wawancara
4 Observasi Kegiatan
Daftar Ceklis
5 Sarana dan
Prasarana
6 Penyusunan Hasil

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Evaluasi Program
Dalam dunia pendidikan dan pengetahuan tentu sudah tidak asing
lagi dengan evaluasi. Banyaknya kajian evaluasi program membawa
implikasi semakin banyaknya model evaluasi yang bermuara pada satu
tujuan yang sama yaitu menyediakan informasi dalam kerangka keputusan
bagi pemangku kebijakan. Menurut Sukardi (2008), dalam dunia
pendidikan evaluasi dapat dikelompokkan pada beberapa cakupan,
diantaranya evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaaluasi
sistem, yang dapat dilakukan untuk peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan baik formal maupun non formal. Sedangkan pengertian
evaluasi program berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang
bervariatif yag dikemukakan oleh pakar evaluasi. Stufflebeam (1986)
mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses memperoleh dan
menyajikan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan alternatif-
alternatif pengambilan keputusan. Sedangkan Suharsini (1999)
mengemukakan evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program. Dengan
demikian melakukan evaluasi program merupakan kegiatan untuk
mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan kegiatan yang telah
direncanakan.
Pada konteks pelaksanaan program, kriteria keberhasilan
pelaksanaan dan hal yang dinilai adalah hasil atau proses itu sendiri dalam
rangka pengambilan keputusan. Evaluasi dapat digunakan untuk
memeriksa tingkat keberhasilan program berkaitan dengan program
tersebut diteruskan, ditunda, diperbaiki, dikembangkan, ditingkatkan,
ataupun diberhentikan. Seperti yang diungkapkan oleh Cronbach (2003)
bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk
disampaikan kepada pengambil keputusan, tentang keberlanjutan program

8
tersebut. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat kita ketahui bersama
bahwa evaluasi program merupakan kegiatan mengumpulkan data dan
informasi tentang proses sebuah program yang selanjutnya data dan
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif atau pilihan
yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
B. Kajian Rutin
Menurut KBBI, kajian berasal dari kata kaji yang berarti pelajaran
terutama dalam hal keagamaan. Dan menurut Kamus Ilmiah Populer,
kajian bermakna telaah, mempelajari, dan analisa. Sedangkan rutin
bermakna sehari-hari atau kebiasaan. Sehingga, kajian rutin dapat
diartikan sebagai pelaksanaan analisa atau telaah dalam hal keagamaan
yang dilakukan dalam waktu tertentu dan bersifat terus menerus. Jika
melihat sejarah, kajian di Indonesia hadir secara kronologis dalam konteks
ruang dan waktu yang jelas. Dalam bukunya, Syamsun Niam (2011)
menyebutkan kajian keislaman di abad 13 sampai 17 diwarnai dengan
proses transformasi nilai keagamaan secara besar-besaran yang dilakukan
oleh para pemimpin, terutama di lembaga pendidikan tradisional seperti
pesantren. Saat ini kajian rutin tidak hanya menggunakan kitab klasik saja,
namun juga menggunakan buku-buku modern. Kajian lebih menekankan
pada usaha untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan keagamaan.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kajian rutin merupakan bentuk
usaha mempelajari ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keagamaan
yang dilakukan secara rutin dalam waktu tertentu.
C. Jauhar Mengaji
Bimbingan belajar atau lebih dikenal dengan bimbel menurut
Sukardi (2013) adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu agar
dapat mengatasi masalah yang dihadapi dalam belajar sehingga setelah
melalui proses perubahan dalam belajar mereka dapat mencapai hasil yang
optimal. Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa bimbel
merupakan salah satu lembaga nonformal atau kegiatan tambahan diluar
sekolah yang dilakukan guna memberikan bantuan kepada para siswa agar

9
mendapat prestasi atau hasil belajar yang optimal di sekolah. Salah satu
bimbel yang ada yang ada di Kecamatan Pringsurat adalah Bimbel Jauhar.
Setiap bimbel pasti memiliki program utama dan program unggulan yang
dijalankan. Begitu juga dengan bimbel Jauhar, yang memiliki program
unggulan Jauhar Mengaji.
Jauhar Mengaji merupakan salah satu program di bimbel Jauhar
dan sudah berjalan sejak bulan Oktober 2021. Program ini merupakan
bentuk implementasi dari salah satu komponen visi bimbel Jauhar, yaitu
berakhlak mulia. Pada awalnya, program ini hanya bernama Kajian Rutin
Keagamaan, namun untuk menarik minat siswa juga orang tua maka
pengurus memberi nama program Jauhar Mengaji. Hingga saat ini Jauhar
Mengaji sudah melakukan pertemuan sebanyak 7 kali dengan materi yang
berbeda di setiap pertemuan. Program Jauhar Mengaji merupakan ide dari
salah satu guru atau pengurus di bimbel Jauhar, yaitu Zahirotul Azizah, S.
Pd., dimana melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dan
penggunaan gadget yang tidak memandang usia, sehingga menggerus
sikap dan perilaku mulia anak-anak terutama yang masih dibawah umur.
Materi yang disampaikan dalam Jauhar Mengaji diantaranya adalah materi
Fasholatan (Fikih Dasar), Tajwid, dan Kitab Taisirul Khalaq untuk
rombongan belajar B (SD/sederajat). Sedangkan untuk rombongan belajar
A (TK/sederajat) terdapat materi Kisah Nabi dan Rasul dan Qiro’ati.
Dalam pelaksanaannya tentu tidak terlepas dari dukungan orang tua,
masyarakat, dan juga minat dari siswa sendiri.

10
BAB III

HASIL EVALUASI PROGRAM

Dari hasil evaluasi yang dilakukan melalui kegiatan wawancara,


observasi, serta dokumentasi, maka diperoleh data dan diuraikan dalam
bentuk deskripsi. Pemaparan hasil evaluasi menggunakan model CIPP
sebagai berikut.
A. Evaluasi Context (Konteks)
Lembaga bimbingan belajar Jauhar merupakan lembaga pendidikan
dibawah naungan organisasi Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama
(IPPNU) Kecamatan Pringsurat yang berdiri pada tanggal 13 Juli 2021.
Terletak di Dusun Mlobo 01/03 Karangwuni Pringsurat, bimbel Jauhar
memiliki posisi yang strategis dan mudah dijangkau dari segala arah.
Bimbel ini berada di pemukiman warga yang tidak begitu padat, sehingga
tidak terlalu bising untuk proses belajar mengajar. Saat ini bimbel Jauhar
dipimpin oleh Zahirotul Azizah, S. Pd., sebagai ketua lembaga yang mana
dia juga ketua IPPNU Kecamatan Pringsurat. Visi dari bimbel Jauhar
adalah “Menjadi Lembaga Pencetak Generasi Berprestasi, Berakhlak
Mulia, dan Maju Dalam Persaingan Zaman”. Adapun misi lembaga
adalah (1) Melayani pendidikan masyarakat guna menyiapkan siswa
berprestasi di sekolah; (2) Mengembangkan metode pembelajaran yang
kreatif dan inovatif; (3) Menyediakan program berkualitas sesuai
perkembangan zaman. Sedangkan tujuan dari lembaga adalah dalam
rangka memberikan layanan pendidikan yang berasaskan pada Islam
Aswaja agar siswa tumbuh dan berkembang menjadi manusia beriman,
berakhlak mulia, dan berkemampuan akademik yang tinggi.
Bimbel Jauhar memiliki program unggulan Jauhar Mengaji yang
berisi kajian keagamaan dan dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
Program ini sudah terencana kurang lebih satu bulan setelah bimbel Jauhar
berdiri, yaitu sekitar bulan Agustus. Namun karena terkendala beberapa
hal dan perlu adanya perencanaaan yang matang, program unggulan ini

11
baru dapat terealisasikan dua bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 3
Oktober 2021. Pengurus lembaga memilih kajian rutin keagamaan
bertajuk Jauhar Mengaji menjadi program unggulan di bimbel Jauhar tentu
dengan berbagai alasan, salah satunya adalah memberikan wadah kepada
siswa untuk mempelajari ilmu agama terutama menanamkan sikap dan
akhlak yang baik. Walaupun sebagian besar siswa sudah mengaji di
masing-masing tempat tinggalnya, namun di bimbel Jauhar akan
mendapatkan pembelajaran dengan media yang lebih menarik dan
menyenangkan. Target yang ingin dicapai dari program Jauhar Mengaji
adalah mencetak siswa yang berpribadi baik, berakhlak mulia, serta unggul
dalam akademik. Program Jauhar Mengaji juga merupakan implementasi
dari visi yang dimiliki bimbel Jauhar dimana siswa diberikan ilmu untuk
membekali mereka dalam kehidupan sehari-hari dan juga sebagai ajang
dakwah Nahdhatul Ulama. Masyarakat sangat mendukung dengan adanya
bimbingan belajar ini, terutama adanya program Jauhar Mengaji karena
selain merupakan kegiatan yang positif juga masyarakat semakin yakin
dengan generasi NU masa kini yang mampu meneruskan perjuangan para
pendiri melalui pendidikan.
B. Evaluasi Input (Masukan)
Pendidik di program Jauhar Mengaji berjumlah 4 pendidik, dengan
rincian 2 pendidik tetap bimbel Jauhar dan 2 lainnya adalah pendidik tidak
tetap. Keempat pendidik ini adalah lulusan pesantren, sehingga ilmu
keagamaannya tidak perlu dipertanyakaan lagi. Proses perekrutan pendidik
di bimbel Jauhar, terutama untuk pendidik program Jauhar Mengaji adalah
dengan proses seleksi dan memprioritaskan mereka yang menjadi anggota
IPNU-IPPNU Kecamatan Pringsurat. Selain itu, tentunya dengan melihat
latar belakang kelinieran pendidikan yang ditempuhnya. Adapun materi
yang disampaikan di program Jauhar Mengaji ada 5 materi, yaitu
Fasholatan (Fikih Dasar), Tajwid, dan Kitab Taisirul Khalaq, Qiro’ati dan
Kisah Nabi&Rasul. Koordinator untuk program unggulan Jauhar Mengaji
adalah Sie. Program Pembelajaran, yaitu Eno Arjuni Riska A, S. Pd.

12
Sedangkan untuk sumber dana yang digunakan dalam proses Jauhar
Mengaji adalah dari dana murni yang dimiliki lembaga bimbel Jauhar.
Dikarenakan bukan program wajib, sehingga dari 28 siswa yang
bergabung di bimbel Jauhar, tercatat hanya ada kurang lebih 60% yang
mengikuti program Jauhar Mengaji. Konsep penjadwalan program Jauhar
Mengaji adalah dengan membagi siswa menjadi dua rombongan belajar,
yaitu kelas A dan Kelas B. Kelas A untuk siswa TK, kelas 1-2, sedangkan
untuk kelas B adalah siswa kelas 3-6. Kondisi sarana prasarana yang
digunakan untuk program Jauhar Mengaji, diantaranya ruang kelas atau
aula yang digunakan untuk proses keberlangsungan program cukup
memadai dengan luas yang cukup untuk siswa. Untuk perabot pendidikan
seperti meja dan kursi siswa tidak ada karena program Jauhar Mengaji
dilaksanakan dengan menggunakan karpet atau lesehan. Sebanyak 3 buah
karpet yang digunakan dengan ukuran masing-masing 5x3 meter. Terdapat
sebuah papan tulis, ATK, lemari dan meja kecil untuk pendidik. Sistem
yang digunakan dalam program Jauhar Mengaji adalah ceramah, sehingga
hanya ada 10 buku atau panduan dari masing-masing materi untuk siswa
yang diletakkan di lemari. Untuk struktur kepengurusan, visi, misi, dan
tujuan sudah ada namun tidak dipasang. Proyektor dan LCD belum
tersedia. Walaupun secara standar sarana dan prasarana belum memenuhi,
namun lembaga mampu memanfaatkannya secara maksimal.
C. Evaluasi Process (Proses)
Pada implementasinya, program Jauhar Mengaji dilaksanakan satu
bulan sekali untuk setiap rombongan belajarnya. Minggu pertama untuk
kelas atau rombel A dan minggu ketiga untuk kelas atau rombel B. Jauhar
Mengaji dilaksanakan di jam 09.00 dengan durasi waktu satu jam.
Pendidik menyiapkan materi atau rencana pembelajaran yang akan
disampaikan maksimal satu hari sebelum pelaksanaan, sehingga proses
Jauhar Mengaji berlangsung dengan lancar, nyaman, dan menyenangkan.
Pendidik dan siswa masuk ke dalam kelas atau aula maksimal 10 menit
sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian siswa mengambil materi atau

13
buku yang tersedia sesuai dengan jadwal untuk dibaca kembali atau
sekedar mengobrol dengan teman-temannya. Kemudian pendidik akan
memulai pembelajaran maksimal 10 menit lebihnya dari jam yang telah
ditentukan. Proses pembelajaran diawali dengan berdo’a bersama,
kemudian absen, dan sedikit mengulas materi yang telah disampaikan
bulan lalu. Pendidik menyampaikan materi dengan metode ceramah dan
praktik. Untuk materi Fasholatan dan Tajwid disampaikan dengan
ceramah dan beberapa kali mempraktikkannya. Kemudian materi Taisirul
Khalaq dan Kisah Nabi & Rasul lebih dominan dengan ceramah,
sedangkan untuk Qira’ati sepenuhnya dengan praktik.
Pada menit-menit awal proses pembelajaran, siswa terlihat serius
dan antusias untuk mengikutinya. Namun memasuki 30 menit mulai
terlihat beberapa siswa yang kehilangan fokus belajar dan memilih untuk
mengobrol sendiri. Tidak lama setelah itu, hanya ada beberapa siswa yang
masih fokus namun terlihat sudah bosan. Sehingga tidak jarang pendidik
menyelesaikan proses pembelajaran sebelum waktunya. Pembelajaran
ditutup dengan berdo’a dan musyafahah atau bersalam-salaman. Setiap
dua bulan sekali dari lembaga memberikan perhatian khusus untuk
program Jauhar Mengaji yaitu pemberian hadiah atau reward bagi siswa
yang aktif dan berani menyampaikan pendapat selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal ini juga untuk mendorong siswa agar
kreatif dan tertarik untuk mengikuti program. Selain itu, karena bukan
program wajib sehingga tidak ada penilaian secara formal yang dilakukan.
Walaupun dalam pelaksanaannya menerapkan prinsip asik dan
menyenangkan, namun sepertinya prinsip ini tidak berjalan seperti yang
diharapkan. Hal ini terlihat dari minat orang tua dan siswa yang dirasa
kurang, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai. Hal lain yang
menjadi alasan orang tua untuk tidak mengikutsertakan putranya adalah
waktu pelaksanaan atau jangka waktu dari pertemuan pertama ke
pertemuan selanjutnya dianggap terlalu singkat. Beberapa kendala ini tentu
sangat memengaruhi proses keberlangsungan program, yaitu pelaksanaan

14
Jauhar Mengaji yang seharusnya sudah dilaksanakan sebanyak 12 kali
pertemuan, namun sampai saat ini program Jauhar Mengaji baru
dilaksanakan 7 kali pertemuan. Hal ini juga berpengaruh bagi siswa yang
rutin atau semangat mengikuti program menjadi sedikit bermalas-malasan.
D. Evaluasi Product (Hasil)
Sejauh ini pencapaian siswa yang mengikuti program Jauhar
Mengaji sesuai dengan yang diharapkan, walaupun belum optimal. Hal ini
juga dipengaruhi oleh kemampuan serta karakter anak yang berbeda-beda,
sehingga pendidik harus mampu memahami akademik maupun
nonakademik anak yang berbeda-beda. Ada siswa yang keterampilan
motoriknya hebat, namun lemah pada intelektualnya. Ada juga yang sikap
atau minatnya biasa saja namun cerdas intelektualnya.
Dapat dilihat siswa yang mengikuti program Jauhar Mengaji lebih
semangat, percaya diri, serta aktif daripada siswa yang jarang mengikuti
program. Selain itu mereka yang mengikuti program juga dapat
mempraktikkan materi yang diperoleh, seperti ada peningkatan siswa
dalam membaca AlQur’an mengenai makhraj, hukum bacaan, dan
sebagainya karena siswa tersebut telah menerima materi tajwid dan
qiro’ati. Contoh lain adalah siswa TK yang dapat menceritakan kembali
tentang kisah Nabi kepada teman sebayanya, karena dia ingat dan
memahami materi yang disampaikan oleh pendidik.

15
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang diperoleh mengenai proses


keberlangsungan program Jauhar Mengaji di bimbingan belajar Jauhar
Pringsurat, program Jauhar Mengaji telah dilaksanakan dengan baik,
lancar dan sesuai rencana. Jauhar Mengaji merupakan program unggulan
yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar Jauhar yang bernaungan
Nahdhatul Ulama di wilayah kecamatan Pringsurat. Program unggulan
Jauhar Mengaji sudah berjalan kurang lebih satu tahun, tentu dengan
konsep dan perencanaan yang sudah dibahas secara matang sebelumnya.
Jauhar Mengaji merupakan implementasi dari visi yang dimiliki oleh
bimbel Jauhar, dimana mencetak generasi berprestasi, berakhlak mulia,
serta maju dalam persaingan zaman sebagai fokus utama. Pendidik untuk
program Jauhar Mengaji sebanyak 4 orang, dimana mereka adalah anggota
IPNU-IPPNU Kecamatan Pringsurat yang direkrut dengan cara seleksi.
Dalam proses seleksi, pihak lembaga juga harus memperhatikan latar
belakang atau track record dari masing-masing calon pendidik, sehingga
nantinya dalam proses keberjalanan program sesuai dengan yang
diharapkan. Sampai saat ini, siswa yang mengikuti Jauhar Mengaji
sebanyak 60% dari jumlah siswa yang tergabung di bimbel Jauhar, atau
kurang lebih sebanyak 16-20 siswa di setiap bulannya (rombel A dan B).
Hal ini mendorong lembaga untuk melakukan perluasan, dalam arti
membuka cabang bimbel dengan program unggulan yang sama di desa
lain sehingga target akan tercapai secara maksimal.
Program ini merupakan sebuah kegiatan yang direncanakan dalam
jangka waktu tertentu, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi
masalah atau kendala yang menghambat berjalannya program. Hal ini juga
terjadi dalam implementasi program Jauhar Mengaji. Salah satu kendala
yang paling menghambat adalah minat siswa dan orang tua terhadap
program ini. Masih banyak orang tua yang menganggap program ini sama

16
seperti mengaji pada umumnya. Dan juga minat siswa yang masih belum
paham tujuan diadakannya program sehingga mereka tidak mau mengikuti
dengan alasan bosan dan sebagainya. Selain itu waktu yang dianggap
terlalu singkat antara pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya
juga menjadi kendala yang disampaikan orang tua siswa. Hal ini tentu
menjadi bahan evaluasi yang sangat penting bagi pendidik dan pengurus
lembaga. Pendanaan juga menjadi masalah yang cukup serius, karena jika
tidak ada biaya maka program tidak akan berjalan, sehingga pendidik
ataupun pengurus lembaga harus mampu mencari ataupun melakukan
lobbying kepada pihak tertentu guna mendapatkan sokongan dana dan
lembaga mampu melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan seperti
LCD, proyektor sehingga proses program Jauhar Mengaji tidak terkesan
monoton dengan memanfaatkan sarana dan prasana tersebut. Selain itu,
siswa dan orang tua akan lebih merasa terfasilitasi dengan sarana dan
prasana yang lengkap. Pemberian hadiah atau reward bagi siswa yang
aktif juga merupakan faktor pendukung untuk menarik siswa lain agar
mengikuti program. Namun di sisi lain juga memberikan dampak negatif
bagi siswa yang tidak begitu aktif sehingga dia jarang bahkan tidak pernah
mendapatkan hadiah dan membuat siswa tersebut enggan mengikuti
program lagi. Tentu permasalahan ini juga perlu mendapatkan perhatian
dari pendidik ataupun pengurus.
Di sisi lain, faktor pendukung tentu ada sehingga mendorong
program Jauhar Mengaji tetap terlaksana. Adapun faktor pendukung
keberjalanan program adalah dukungan masyarakat dan orang tua siswa,
siswa yang mengikuti program dengan aktif dan semangat, juga pendidik
yang ahli dalam bidangnya. Secara garis besar, program Jauhar Mengaji
merupakan program yang sangat luar biasa karena program ini fokus pada
perkembangan dan pendidikan siswa disertai dengan pembentukan
karakter siswa sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini terbukti dengan
sikap dan pengetahuan siswa yang mengikuti program akan lebih mampu
mempraktikkan materi yang diterima dalam kehidupan sehari-hari, seperti

17
ada peningkatan siswa dalam membaca AlQur’an dan juga perilaku siswa
yang lebih dapat terkendali. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan,
terutama pendidikan Islam untuk menumbuhkan keimanan melalui
pemberian pengetahuan, pengamalan serta pengalaman siswa tentang ilmu
agama sehingga menjadi manusia yang terus berkembang dalam hal
agama, berbangsa dan benegara. Interaksi yang baik dapat dilihat dari
kemampuan guru untuk membuat siswa terdorong untuk belajar oleh
kemauannya sendiri.
Faktor pendukung dan penghambat tersebut menjadi catatan
tersendiri untuk lebih mengoptimalkan kegiatan Jauhar Mengaji. Catatan
mengenai hambatan yang terjadi harus dilakukan upaya perbaikan, seperti
mengubah dan memperbaiki metode yang digunakan dalam proses
program agar lebih menarik. Dari siswa sendiri sudah bisa diketahui
bahwa kualitas pendidikan, terutama dalam bidang agama sudah
terebentuk sebelum mereka memasuki dunia sekolah, karena pengaruh dari
pendidikan informal yang mereka terima, yaitu lingkungan keluarga.
Dengan demikian, berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan
melalui observasi, wawancara serta dokumentasi, dan menggunakan model
evaluasi CIPP dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program unggulan
kajian rutin Jauhar Mengaji di bimbingan belajar Jauhar sudah efektif.

18
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil evaluasi melalui
wawancara, observasi, dan dokumentasi maka dapat disimpulkan bahwa
efektifitas program unggulan kajian rutin Jauhar Mengaji sudah memenuhi
standar, walaupun masih ada beberapa kendala yang terjadi. Secara khusus
kesimpulan dari evaluasi adalah sebagai berikut.
1. Lembaga Bimbingan Belajar Jauhar berdiri pada tanggal 13 Juli 2021
dan terletak di Dusun Mlobo Desa Karangwuni Kecamatan Pringsurat.
Diketuai oleh Zahirotul Azizah, S. Pd., bimbel Jauhar memiliki tujuan
untuk memberikan layanan pendidikan yang berasaskan pada Islam
Aswaja agar siswa tumbuh dan berkembang menjadi manusia beriman,
berakhlak mulia, dan berkemampuan akademik tinggi.
2. Bimbel Jauhar memiliki program unggulan bernama Jauhar Mengaji,
yang berisi kajian rutin keagamaan dengan koordinator dari Seksi
Program Pembelajaran lembaga bimbel Jauhar dan mulai terlaksana
pada tanggal 3 Oktober 2021. Jumlah pendidik program unggulan
berjumlah 4 orang (2 pendidik tetap dan 2 pendidik tidak tetap).
Adapun 5 materi yang disampaikan dalam Jauhar Mengaji diantaranya
Fasholatan (Fikih Dasar), Tajwid, Kitab Taisirul Khalaq, Qiro’ati, dan
Kisah Nabi&Rasul. Konsep penjadwalan siswa dibagi menjadi 2
rombel sesuai dengan kelas dan usia, yaitu kelas A (TK, Kelas 1-2)
dan kelas B (kelas 3-6) dilaksanakan satu bulan sekali untuk masing-
masing rombel dengan durasi waktu satu jam.
3. Pelaksanaan Jauhar Mengaji sejumlah 7 kali pertemuan dan tidak
sesuai rencana yang seharusnya sudah 12 kali pertemuan. Kendala
yang paling utama adalah minat dari siswa serta orangtua untuk
mengikuti program Jauhar Mengaji. Salah satu alasannya adalah
karena Jauhar Mengaji bukan program yang wajib diikuti. Kendala lain
adalah waktu pelaksanaan satu bulan sekali dianggap teerlalu cepat dan

19
juga sarana dan prasarana yang kurang memadai. Disamping itu, faktor
pendukung mendorong program Jauhar Mengaji tetap terlaksana
seperti dukungan masyarakat dan juga pendidik yang ahli dalam
bidangnya.
4. Pencapaian siswa yang mengikuti program Jauhar Mengaji sesuai yang
diharapkan walaupun belum optimal. Salah satu alasannya adalah
karakter dan kemampuan siswa yang berbeda-beda, termasuk
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B. Rekomendasi
Setelah mengetahui hasil, pembahasan serta kesimpulan dari
evaluasi mengenai program unggulan Jauhar Mengaji, maka evaluator
memberikan rekomendasi untuk program tersebut yaitu dilanjutkan
dengan modifikasi, diantaranya adalah waktu pelaksanaan program Jauhar
Mengaji yang semula dilaksanakan satu bulan sekali diubah menjadi 35
hari sekali (selapan) dan sekali waktu diadakan pertemuan kajian bersama
seluruh siswa (rombel A dan rombel B), misal setiap 3 bulan sekali
(triwulan). Selain itu metode pembelajaran bisa dengan menggunakan
LCD dan proyektor untuk mengurangi kesan pembelajaran yang monoton.

20
DAFTAR PUSTAKA

A, Eno Arjuni R. 2022. “Program Unggulan Jauhar Mengaji”. Hasil Wawancara


Pribadi: 10 Desember 2022, Gedung Bimbel Jauhar.

Arikunto, S. & Jabar Abdul S.C. 20100. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Azizah, Zahirotul. 2022. “Lembaga Bimbingan Belajar Jauhar”. Hasil


Wawancara Pribadi: 7 Desember 2022, Gedung Bimbel Jauhar.

Bulkani, Fatchurahman & Hendri. 2016. Evaluation Of Green Islamic Campus


Program. Indonesian Journal Of Education Review. Vol 3, No 2.

Indonesia. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Sekretariat Negara. Jakarta.

KBBI. 2022. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Online diakses tanggal 30
November 2022.

Marzuki, Shaleh. 2012. Pendidikan Nonformal “Dimensi dalam Keaksaraan


Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mustofa. 2007. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia. Jurnal


Ekonomi & Pendidikan. Vol 4, No 1.

Rivai, Veithzal & Murni Sylviana. 2009. Educaton Management. Jakarta:


Rajawali Pers.

Stufflebeam, Daniel L., dan Anthony J. Shinkfield. 1986. Systematic Evaluation:


A Self-Instructional Guide ti Theory and Practice. Boston: Kluwer-Nijhoff
Publishing.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

21
Lampiran 1
DOKUMENTASI

Gambar 1. Data Siswa Bimbingan Gambar 2. Notulen Rapat


Belajar

Gambar 3. Daftar Hadir Kelas A Gambar 4. Daftar Hadir Kelas B

22
Gambar 5. Materi Qiro’ati

23
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI

1. Identitas Observasi
a. Nama Lembaga : Bimbingan belajar Jauhar
b. Program yang Diamati: Kajian Rutin “Jauhar Mengaji”
c. Hari, Tanggal : Minggu, 20 November 2022
d. Waktu : Pukul 10.00
2. Lembar Observasi
a. Sarana dan Prasarana Lembaga
(diisi dengan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

KETERANGAN
NO SARANA DAN PRASARANA TIDAK
ADA
ADA
1 Visi, Misi dan Tujuan

2 Struktur Kepengurusan

Ruang

a. Ruang Kelas

3 b. Ruang Administrasi

c. Ruang Penunjang (Aula, Pojok Baca, dll)

Perabot
a. Perabot Pendidikan (Meja, Kursi, Papan
Tulis, dll) 
4
b. Perabot Administrasi (Meja Guru,
Komputer, dll) 
Bahan Ajar/Media Pembelajaran

a. Buku, Modul, Materi, dsb



5
b. Proyektor dan LCD

b. Pelaksanaan Program
(diisi dengan tanda ceklis dan catatan yang perlu)

24
OBSERVASI
NO ASPEK YANG DIAMATI
YA TIDAK
Guru menggunakan media yang membuat siswa
1
tertarik dan aktif dalam mengikuti program 
Guru menggunakan media pembelajaran sesuai
2
dengan kompetensi dasar 
Guru menyusun skenario pembelajaran yang
3
sesuai dengan perkembangan siswa 
Guru menyusun skenario pembelajaran sesuai
4
dengan tema program 
Guru menyampaikan kompetensi yang dicapai
5
kepada siswa 
Guru mengaitkan materi program dengan
6
pengetahuan lain yang relevan 
Guru mengaitkan materi dengan realitas
7
kehidupan 
Guru menyelenggarakan proses pembelajaran
8
yang berorientasi pada kegiatan siswa 
Guru menggunakan media pembelajaran secara
9
efektif dan efisien 
Guru menggunakan bahasa lisan dan tulis
10
dengan benar dan lancar 

11 Guru memantau kemajuan belajar siswa



Guru melaksanakan evaluasi akhir sesuai
12
dengan kompetensi siswa 
Guru menyusun rangkuman pembelajaran
13
dengan melibatkan siswa 

14 Guru memberikan tugas pengayaan lebih lanjut


25
Lampiran 3

PEDOMAN OBSERVASI DENGAN MODEL CIPP

NO. DATA OBSERVASI HASIL OBSERVASI


Letak bimbingan belajar sangat
strategis, yaitu di pertigaan Mlobo RT
a. Keadaan geografis 01 RW 03 Karangwuni Pringsurat,
Lembaga Bimbingan kurang lebih 1,5 KM dari jalan raya
belajar Jauhar Medono-Pringsurat. Berada di
pemukiman warga sehingga tidak
1. Konteks
terlalu bising untuk proses belajar.
(Context)
Masyarakat sangat mendukung dengan
b. Dukungan dan adanya Bimbingan Belajar, karena
partisipasi masyarakat selain merupakan kegiatan yang positif
terhadap program juga sebagian besar mereka
lembaga mempercayakan putranya untuk
bergabung di lembaga ini.
Visi : Menjadi Lembaga Pencetak
Generasi Berprestaasi, Berakhlak
Mulia, dan Maju Dalam Persaingan
Zaman.
Misi : 1. Melayani pendidikan
masyarakat guna menyiapkan siswa
berprestasi di sekolah; 2.
c. Visi, Misi dan Tujuan Mengembangkan metode pembelajaran
Lembaga Bimbingan yang kreatif dan inovatif; 3.
belajar Jauhar Menyediakan program berkualitas
sesuai perkembangan zaman.
Tujuan : Dalam rangka memberikan
layanan pendidikan yang berasaskan
pada Islam Aswaja agar siswa tumbuh
dan berkembang menjadi manusia
beriman, berakhlak mulia, dan
berkemampuan akademik yang tinggi.
Program unggulan Bimbingan belajar
ini adalah Kajian Rutin atau Jauhar
a. Program unggulan
Mengaji tersebut. Selain karena baru
Lembaga Bimbingan
satu program tersebut (diluar program
belajar Jauhar
2. Masukan utama Calistung), juga mengingat visi
(Input) dan misi serta tujun lembaga.
b. Keadaan Kepala Karena kami adalah Lembaga
Sekolah, Guru, Siswa, Pendidikan Non Formal sehingga tidak
dan Tenaga ada Kepala Sekolah, namun Ketua
Kependidikan di Bimbingan Lembaga, Guru, dan Tenaga

26
Kependidikan. Dimana untuk ketiga
komponen ini sudah terisi dan berjalan.
Untuk siswa sampai saat ini berjumlah
Lembaga kurang lebih 25 siswa tidak hanya dari
lingkungan lokal, namun juga diluar
daerah, namun masih satu lingkup
Kecamatan.
Untuk kurikulum menyesuaikan dengan
kurikulum yang digunakan siswa di
sekolah formal. Materi untuk siswa SD
juga menyesuaikan dengan materi
c. Keaadaan Kurikulum, mereka di sekolah, juga ditambah
Materi, dan Sarpras dengan materi yang dibutuhkan. Untuk
Lembaga siswa TK lebih menekankan pada
belajar membaca, menulis, dan
berhitung dengan trik yang
menyenangkan. Sarpras sudah
memenuhi walaupun belum maksimal.
Struktur kepengurusan lembaga sudah
dibentuk dan masing-masing bagian
a. Proses pengelolaan
menjalankan tanggung jawabnya sesuai
kelembagaan Lembaga
dengan tupoksi masing-masing.
Bimbingan belajar
Kemudian diadakan evaluasi atau rapat
Jauhar
koordinasi rutin tiga bulan sekali dan
jika ada keperluan ang mendesak.
Untuk program utama (Calistung)
langsung diimplementasikan ketika
proses belajar mengajar berlangsung.
b. Proses implementasi
3. Proses Kemudian untuk program unggulan
program di Lembaga
(Process) Jauhar Mengaji dilaksanakan sesuai
Bimbingan belajar
jadwal yang telah dibentuk yaitu
Jauhar
sebulan dua kali dengan jumlah dua
rombongan belajar. Waktunya adalah
pagi hari.
Guru sudah menyiapkan materi atau
rencana pembelajaran yang akan
c. Manajemen
disampaikan dan juga guru bertanggung
Pembelajaran di
jawab atas siswa yang menjadi anak
Lembaga
didiknya. Selain itu, guru juga
melakukan penilaian setiap tiga bulan.
Non akademik siswa biasanya lembaga
melakukan kegiatan yang
a. Proses nonakademik
4. Hasil menyenangkan, seperti nonton bareng
siswa
(Produk) kisah nabi, dsb. Juga kegiatan
eksperimen lain.
b. Lulusan siswa sesuai Sejauh ini pencapaian siswa sesuai

27
dengan yang diinginkan baik untuk
program Calistung maupun Jauhar
target Mengaji. Hal tersebut juga dipengaruhi
oleh kemampuan masing-masing siswa
yang berbeda-beda.
Kembali lagi pada kemampuan masing-
masing siswa yang berbeda-beda,
sehingga dari lembaga (guru) harus
c. Aspek Kognitif, mampu memahami kemampuan siswa
Afektif, dan Psikomotor tersebut. Ada siswa yang keterampilan
siswa motoriknya hebat, namun lemah pada
intelektualnya. Ada juga yang sikap
atau minatnya biasa saja namun cerdas
intelektualnya.

28
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
1. Informan Wawancara
a. Ketua Lembaga Bimbingan belajar Jauhar
b. Seksi Program Kajian Rutin
2. Materi Wawancara
a. Profil Lembaga
b. Data Guru
c. Pelaksanaan Program Kajian Rutin
d. Pendukung dan Penghambat Program Kajian Rutin
3. Uraian Pedoman Wawancara
A. Instrumen Wawancara dengan Ketua Lembaga Bimbingan belajar
Jauhar

NO ASPEK BUTIR PERTANYAAN


1. Kapan Lembaga
Bimbingan belajar Jauhar
didirikan?
2. Bagaimana visi Lembaga
Bimbingan belajar Jauhar?
3. Bagaimana misi Lembaga
1 Profil Lembaga Bimbingan belajar Jauhar?
4. Bagaimana tujuan
berdirinya Lembaga
Bimbingan belajar Jauhar?
5. Apa saja program yang ada
di Lembaga Bimbingan
belajar Jauhar?
6. Berapa jumlah guru di
Lembaga Bimbingan belajar
Jauhar?
7. Apakah semua guru linier
dengan pendidikannya?
2 Data Guru
8. Berapa jumlah guru yang
lulusan dibawah S1?
9. Bagaimana cara perekrutan
guru di Lembaga Bimbingan
belajar Jauhar?

B. Instrumen Wawancara dengan Seksi Program Kajian Rutin

NO ASPEK BUTIR PERTANYAAN

29
10. Sejak kapan program
kajian rutin ini ada?
11. Bagaimana konsep
penjadwalan dilakukan?
12. Mengapa memilih kajian
rutin menjadi salah satu
program di Lembaga
Bimbingan belajar Jauhar?
13. Apa target yang ingin
3 Pelaksanaan Program Kajian Rutin dicapai melalui program
kajian rutin?
14. Apa saja materi dalam
kajian rutin?
15. Bagaimana cara
mengorganisir program
dalam rangka peningkatan
kompetensi siswa?
16. Siapa pengisi materi
dalam kajian rutin?
17. Adakah kendala yang
dihadapi dalam program
kajian rutin? Jika ada,
kendala apa yang dihadapi?
Pendukung dan Penghambat Program Kajian
4
Rutin 18. Adakah kendala lain?
19. Adakah faktor pendukung
program kajian rutin?
Jelaskan!
20. Adakah faktor lain?

30
BUKTI SUBMIT OJS

31

Anda mungkin juga menyukai