Anda di halaman 1dari 23

Konsumsi dan Kecernaan

Zat-zat Makanan
Pengertian

Konsumsi
❑ Konsumsi terbatas : pemberian pakan
dibatasi (restricted feeding)
❑ Konsumsi bebas (voluntary intake) :
pemberian pakan tidak dibatasi (ad libitum)
❑ Definisi ad libitum?
Faktor yang mempengaruhi konsumsi

◼ Ketersediaan pakan (feed availability) dan frekuensi


pemberiannya (feeding frequency)
◼ Kualitas pakan (feed quality)
- palatabilitas (palatability)
- tingkat kesegaran (freshness)
- tidak berjamur (mouldy)
- tidak busuk (spoilage)
- kandungan zat gizi
❑ Ternak
- Umur, berat badan, tingkat produksi, status fisiologis
Faktor yang mempengaruhi konsumsi
(lanjutan)
◼ Pengolahan pakan (feed processing)
- Chopping
- Grinding
- Perlakuan lainnya (kimia, biologi)
❑ Faktor lingkungan (environmental factors)
- cekaman panas (heat stress)
- cuaca dan ketinggian tempat
- tingkat kebisingan
❑ Penyakit
Kecernaan (digestibility)
◼ Kecernaan semu (apparent digestibility)
◼ Kecernaan sejati (true digestibility),
mempertimbangkan produk metabolik dalam
feses
◼ Yang lazim dipakai adalah kecernaan semu
◼ Zat makanan yang dapat dicerna (nutrient
digestible) : dinyatakan secara kuantitatif
◼ Koefisien cerna (coefficient of digestibility) :
dinyatakan dalam persen
Faktor yang mempengaruhi kecernaan

◼ Faktor ternak
- Spesies (monogastrik vs ruminansia)
- Individu ternak dalam satu spesies (variasi
sekitar 4-5%)
- Umur (< 6 bln vs ternak dewasa)
- Kerja (kerja ringan vs kerja berat )
❑ Jumlah konsumsi
- Tinggi (passage rate naik, retention time turun,
kecernaan rendah)
- Rendah (passage rate turun, retention time naik,
kecernaan tinggi)
Faktor yang mempengaruhi kecernaan
(lanjutan)
◼ Komposisi kimia pakan
- kandungan fraksi serat / lignin
- keseimbangan zat-zat makanan terutama protein dan
energy (mempengaruhi aktivitas dan populasi
mikroba rumen)
- kandungan lemak sangat mempengaruhi kecernaan
(terutama serat)
- umur pemotongan tanaman / hijauan (berkaitan
dengan komposisi kimia)
❑ Bentuk pakan
- chopping, grinding, peletting
Pengukuran kecernaan
◼ Secara in vivo
- Melalui pengukuran konsumsi dan koleksi total feces
- Metoda paling banyak digunakan karena mendekati
kesempurnaan
- Kelebihan dan Kekurangannya?
❑ Secara in vitro (metoda Tilley & Terry)
- digunakan untuk prediksi
- dapat mengukur kecernaan di rumen dan pasca rumen
- Kelebihan dan Kekurangannya?
❑ Secara rumen in sacco / in situ
- digunakan untuk prediksi
- hanya kecernaan dalam rumen
- dapat mengukur tingkat dan kecepatan degradasi
- Kelebihan dan Kekurangannya?
Evaluasi Nilai Nutrisi Secara In Vitro
(Tilley & Terry 1963)

1. Evaluasi bahan pakan dengan menggunakan


media rumen tiruan
2. Dapat mengevaluasi kecernaan zat-zat
makanan dari bahan pakan secara tunggal
maupun campuran (ransum)
3. Dapat mengevaluasi karakteristik fermentasi
(pH, NH3, VFA)
4. Cepat dan murah
Bahan dan alat

a. Cairan rumen sebagai inokulum (syarat


ransum?, sebaiknya diambil dari ternak
berfistula rumen)
b. Water shaker bath
c. Gas CO2
d. Tabung erlenmeyer (100 ml)
e. Centrifugal
Larutan McDougall’s (buffer/saliva buatan)

a) NaHCO3 : 9.8 g
b) NaHPO4.7H2O : 7.0 g
c) KCl : 0.57 g
d) NaCl : 0.47 g
e) MgSO4.7H2O : 0.12 g
f) CaCL2 : 0.04 g
Semua zat diatas dilarutkan dlm aquades
sampai columenya 1 liter.
* Inokulum : buffer = 1 : 4
Larutan Pepsin 0.2 % (untuk tahap 2)

- Digunakan dalam in vitro tahap 2 untuk


menentukan kecernaan protein di pasca rumen

Larutkan 2 g pepsin dan 17.8 ml HCl dalam 850


ml aquades
Teknik In vitro
Pengukuran gas metode Menke & Steingas

a. Larutan micro-mineral
- CaCl2.2H2O : 13.2 g
- MnCl2.4H2O : 10.0 g
- CoCl2.6H2O : 1.0 g
- FeCl3.6H2O : 8.0 g
Semua zat tersebut dilarutkan dalam aquades
sampai volumenya 100 ml
b. Larutan macro-mineral
- NaHPO4 : 5.7 g
- KH2PO4 : 6.2 g
- MgSO4.7H2O : 0.6 g
Semua zat tersebut dilarutkan dlm aquades
sampai volumenya 1 liter
c. Larutan buffer
- NH4HCO3 : 4.0 g
- NaHCO3 : 35.0 g
Zat tersebut dilarutkan dlm aquades sampai
volumenya 1 liter
Larutan medium metode Menke &
Steingas

Kedalam 400 ml aquades, tambahkan 0.1 ml


larutan micro mineral, 200 ml larutan macro-
mineral dan 200 ml larutan buffer. Kocok
sampai jenuh dengan gas CO2.

* Inokulum : buffer = 1 : 2
Perhitungan produksi gas

➢ Prod. gas (ml/g BK) = (Vsampel – Vblanko)/berat sampel

➢ Karakteristik produksi gas :

Y = b (1 – e-ct)

Y = Volume gas pada waktu t


b = Potensial produksi gas
e = Epsilon
c = Kecepatan produksi gas
t = waktu inkubasi (jam)
Perhitungan prediksi kecernaan dari produksi
gas

Untuk hijauan :
% Kecernaan Bahan Organik
= 14.88 + 0.889 PG + 0.045 PK + 0.065 Abu
PG = produksi gas (ml/200 mg BK)
PK = kandungan protein kasar bahan (g/kg BK)
Abu = kandungan abu bahan (g/kg BK)
Kandungan Enersi Metabolik :
Enersi Metabolis (MJoule/kg BK)

ME = 1.242 + 0.146 PG + 0.007 PK + 0.0224 LK

ME = Energi metabolis
PG = Produksi gas total
PK = Protein kasar
LK = Lemak kasar
Kantong nilon utk teknik in sacco
Sapi berpistula rumen

Anda mungkin juga menyukai