Anda di halaman 1dari 4

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

PUBLISISTIK THAWALIB JAKARTA


“TERAKREDITASI BAN-PT”
Jl. Kramat II, No. 13 Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 Telp. (021) 31905971
E-mail: staithawalib.jkt@gmail.com website: www.thawalib.com

Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah : Kapita Selekta


Dosen Pengampu : Dr. Marjuki, M.Pd.
Waktu :-
Sifat : Take Home
Nama Mahasiswa : Fakhriza Zhilan Ramadhan
NIM : 2214.20.0083
Semester : VI (Enam)
Program Studi : Kependidikan Islam

1.Mengelola Lembaga Pendidikan Islam dibutuhkan konsep dan manajemen tata kelola yang prfesional dan
porposional sehingga menjadi lembaga yang maju dan berkualitas. Jelaskan menurut pendapat saudara faktor2 apa
saja pendorong majunya lembaga pendidikan Islam?
Jawab:

Berbicara mengenai upaya untuk mendukung kemajuan atau peningkatan kualitas pendidikan diIndonesia, pasti
ada faktor atau hal yang mempengaruhinya. Berdasarkan penelitian di sebuah perguruan tinggi di Surabaya di
mana untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan, faktor-faktor (indikator) yang menentukan kualitas
pendidikan adalah proses pembelajaran, kurikulum program studi, sumber daya manusia, kemahasiswaan,
prasarana dan sarana, suasana akademik.

A. Peran Guru
Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang
sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subjek pendidikan sangat
menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri (Widoyoko dan Rinawat, 2012).
Seorang guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi di kelas, tetapi juga dituntut
memiliki karakter yang baik untuk diikuti oleh siswa. Dengan kepribadian yang baik tersebut, ia akan memberikan
dampak positif bagi sikap dan perilaku siswa di sekolah.

B. Peran Kurikulum
Di samping dipengaruhi guru berkualitas, kualitas pendidikan juga sangat ditentukan kurikulum yang digunakan.
Kurikulum yang baik, terbuka, dinamis dan dapat mengakomodasi keterampilan global, dan yang didukung guru
berkualitas.
Kurikulum berfungsi sebagai landasan yang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta isi yang akan dipelajari,
sedangkan pembelajaran adalah proses yang berlangsung dalam interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa.

C. Peran Sarana dan Prasarana


Salah satu sumber daya utama dan terpenting yang menunjang proses pendidikan di sekolah adalah sarana dan
prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja pendidikan. Contoh: mobil, computer, pulpen, kertas, tinta printer, dan
lain-lain.
Tujuan dari adanya manajemen sarana adalah untuk mamberikan bahwa sebuah institusi pendidikan dapat
memanfaatkan gedung dan infrastruktur secara maksimal dengan adanya kebijakan yang ada. Pengelolaan sarana
dan peralatan merupakan kegiatan pendidikan yang turut menentukan keberhasilan suatu pendidikan.

2. Pendidikan Islam memiliki akar sejarah yang kuat secara Idiologis, karena lahirnya turunnya Al Qur'an yang
pertama adalah perintah tentang substansi pendidikan yaitu membaca. Berilah alasan apa penyebab pendidikan
Islam banyak yang mengalami kemunduran padahal memiliki akar idiologis yang kuat yaitu Wahyu Allah!

Jawab:

A. Berlebihannya filsafat Islam yang bersifat sufistik


Dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam” editor Samsul Nizar (2009) yang mengutip dari Zuhairini dkk,
menjelaskan tentang 2 pola intelektual yang saling berlomba mengembangkan diri dan memiliki pengaruh yang
besar dalam pengembangan pola pendidikan umat Islam yang muncul dalam sejarah panjang dunia Islam. Dari
pola pikir yang bersifat tradisional yang selalu mendasarkan diri pada wahyu yang kemudian berkembang menjadi
pola sufistik dan mengembangkan pola pendidikan sufi. Pola ini sangat memperhatikan aspek-aspek batiniyah dan
akhlak (budi pekerti). Sedangkan pola pemikiran rasional mementingkan akal pikiran yang menimbulkan pola
pendidikan empiris rasional. Pola yang kedua ini sangat memperhatikan intelektual dan penguasaan materi.[4]

B. Sedikitnya kurikulum Islam


Dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam” editor Samsul Nizar (2009) yang mengutip dari Mahmud Yunus,
menjelaskan tentang sedikitnya materi kurikulum dan mata pelajaran umum yang ada di madrasah-madrasah,
seperti menafikan perhatian kepada ilmu-ilmu kealaman dan hanya terbatas pada ilmu-ilmu keagamaan yang
ditambah dengan sedikit gramatikal dan bahasa sebagai alat yang diperlukan. Dengan penyempitan kurikulum yang
ada juga sudah mulai meninggalkan ilmu-ilmu keagamaan yang murni (tafsir hadits, fiqih, usul fiqih, ilmu kalam,
dan teologi Islam). Sedangkan ilmu-ilmu keagamaan yang ada adalah yang tujuannya untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan menyucikan diri dan ditambah dengan pendidikan sufi.[5]

C. Tertutupnya pintu ijtihad


Ini disebabkan dengan runtuhnya kota-kota pendidikan Islam, sehingga pelaksanaan pendidikan Islam banyak
dilaksanakan dirumah-rumah para ulama yang pada akhirnya madrasah-madrasah kurang berfungsi. Namun
demikian, pendidikan di madrasah masih terus dilakukan akan tetapi dengan mata pelajaran yang beraliran sufi dan
sehingga para ulama banyak yang meninggalkan ijtihad. Selain itu, hal ini akan mengakibakan semakin
ditinggalkannya pendidikan intelektual yang mengakibatkan semakin statis kebudayaan Islam karena daya
intelektual generasi penerus tidak mampu mengadakan kreasi-kreasi budaya yang baru, bahkan ketidak mampuan
untuk mengatasi persoalan-persoalan baru yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai