Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, sebab itu di antara bidang-bidang
pendidikan yairu: manajemen pendidikan, kurikulum, dan layanan siswa, kurikulum
merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian integral dalam studi pengembangan kurikulum,
bahkan sering dianggap bahagian yang lebih penting dibandingkan dengan dimensi lainnya,
karena produk akhir dari proses pengembangan kurikulum adalah suatu kurikulum siap pakai.
Sekolah dan Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan tempat berlangsungnya
pembinaan, pengembangan, dan implementasi kurirkulum.

Makalah ini menyajikan pembahasan mengenai Pengembangan Kurikulum MI yang


meliputi Kurikulum MI, Pengertian Kurikulum MI, Kedudukan Kurikulum MI, Fungsi
Kurikulum MI, dan Organisasi Kurikulum MI serta Pengembangan Kurikulum MI yang
meliputi Pengertian Kurikulum MI, Latar Belakang MI, Urgensi Kurikulum MI, dan Prosses
Kurikulum MI. Dalam pembuatan makalah ini,kami menyadari terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan agar makalah ini menjadi lebih baik.

Bandar Lampung, 28 Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu komponen dalam pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan
komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh
pengelola maupun penyelenggara: khususnya oleh Guru dan Kepala Sekolah. Oleh karena
itu, sejak bangsa Indonesia memiliki kebebasan dalam menyelenggarakan pendidikan sejak
saat itu pula bangsa Indonesia mengembangkan kurikulumnya sendiri. Dalam hal ini
pemerintah telah menyusun kurikulum secara sentralistik untuk diberlakukan kepada seluruh
anak bangsa di seluruh Indonesia. Namun kurikulum bersifat dinamis, Karena selalu ada
penyempurnaan-penyempurnaan secara periodik sesuai dengan factor-faktor yang
mempengaruhinya, misalnya factor lembaga pendidikan, kajian pendidikan, factor
masyarakat, system nilai, situasi dan kondisi dan sebagainya. Penyempurnaan juga dilakukan
terhadap struktur kurikulum yang meliputi jumlah mata pelajaran, beban belajar, alokasi
waktu, mata pelajarahn pilihan dan muatan local, serta system pelaksananya. Penyempurnaan
kurikulum selanjutnya dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Penyempurnaan dilakukan berdasarkan hasil kajian para pakar yang tergabung di BSNP dan
masukan dari masyarakat, yang fokusnya dalam 2 hal, yaitu pengurangan beban belajar
kurang lebih 10% dari penyederhanaan kerangksa dasar dan struktur kurikulum.
Penyempurnaan tersebut mencakup singkronisasi kompetensi untuk setiap mata pelajaran
antar pendidikan, beban belajar dan jumlah mata pelajaran serta validasi empiric terhadap
standar kompetensi dan kompetensi dasar.1
Masalah pendidikan dasar telah menjadi pembicaran penting dan strategis dalam 1
Dasawarsa terakhir ini, sebab hal tersebut berkaitan dengan persoalan yang menrupakan
kebutuhan dasar dari setiap warga Negara dan sekaligus merupakan titik awal untuk
melangkah kejenjang pendidikan selanjutnya.2 Pada makalah kali ini akan di fokuskan pada
masalah Pengembangan Kurikulum MI yang meliputi Kurikulum MI, Pengertian Kurikulum
MI, Kedudukan Kurikulum MI, Fungsi Kurikulum MI, dan Organisasi Kurikulum MI serta
Pengembangan Kurikulum MI yang meliputi Pengertian Kurikulum MI, Latar Belakang MI,
Urgensi Kurikulum MI, dan Prosses Kurikulum MI.

Sukati, “Konsep dan struktur pengembangan kurikulum SD/MI”. PGMI STIA ALMAATA
1

YOGYAKARTA, Vol 3 No.1 (1 Juni 2012), h. 61.


2
Syafruddin Nurdin, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 1.
PEMBAHASAN

Pengembangan Kurikulum MI

A.1.Kurikulum MI

Madrasah Ibtida’iyah disingkat MI adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal
di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh
Kementerian Agama. Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun,
mulai dari kelas 1sampai kelas6. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan
kurikulum Sekolah Dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai
pendidikan Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga
ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alqur’an dan Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqh,
Sejarah Kebudayaan Islam, dan Bahasa Arab. Undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat (3) menyatakan bahwa kurikulum
disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan
kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembvangan pembangunan
masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi, dan
tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan
ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diripada
kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan (Pasal 36
(2)). Demikian juga,sehubungan dengan sekolah Madrasah Ibtidaiyah penggolongannya
dan tanggungjawabnya diserahkan kepada Menteri Agama setelah mendengar
peertimbangan dari menteri. Dengan demikian pengadaan, dan pemeliharaan, serta
perbaikan gedung, penyediaan tanah, pengelolaannya diselenggarakan oleh Menteri
Agama (Pasal 10).3

2. Pengertian Kurikulum MI

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga.
Secara Etimologis curriculum yang berasal dari Yunani, yaitu currir yang artinya
”pelari” dan curere yang berarti ”tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman
Romawi Kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855, istilah kurikulum

3
Syafruddin Nurdin, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 26.
dipakai dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada
perguruan tinggi. Dalam kamus Webster diartikan dalam dua macam, yaitu:

a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau
perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau
departemen.

Kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah.


Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah.
Kurikulum mempunyai berbagai arti, yaitu: 1). Sebagai rencana pengajaran, 2). Sebagai
rencana belajar murid, 3). Sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah
atau madrasah. Dari pengertian tersebut, kurikulum didefinisikan sebagaisuatu bahan
tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah atau madrasah yang
harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.4

Menurut Mac Donald (1965) menyatakan bahwa system persekolahan terbentuk atas
empat subsistem, yaitu mengajar (teaching),belajar (learning), pembelajaran
(instruction), dan kurikulum (curriculum). Mengajar merupakan kegiatan profesional
yang diberikan oleh guru kepada peserta didik. Belajar merupakan kegiatan yang
dilakukan peserta didik sebagai respons terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik
sebagai respons terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Interaksi belajar-
mengajar disebut pembelajaran. Kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi
pedoman atau pegangan dalam proses belajar-mengajar agar berlangsung seacara efektiv
dan efisien.5 Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya terbatas dalam sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang
dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Menurut Sailor, Alexander,
dan Lewis (1974)yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk

4
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja rosdakarya Offset, 2015), h.
19-20.
5
Herry Widyastono, Pengembangan kurikulum di Era Otonomi Daerah dari kurikulum 2004, 2006,
keKurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 20014), h. 2.
memengaruhi siswa supaya belajar, baik dalam ruang kelas, dihalaman sekolah, maupun
di luar sekolah.6

3. Kedudukan Kurikulum MI

Mutu lulusan, dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar-mengajar, sedangkan mutu


kegiatan belajar-mengajar ditentukan oleh berbagai factor, antara lain input peserta
didik, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dana,
manajemen, dan lingkungan, yang saling terkait satu sama lain, yang merupakan
subsistem. Apabila mutu lulusannya baik, dapat di prediksi bahwa mutu kegiatan
belajar-mengajarnya juga baik, input siswa, kompetensi pendidik, dan tenaga
kependidikan, sarana prasarana, pengelolaan dana, manajemen, dan lingkungannya
memadai. Akan tetapi, dari berbagai factor tersebut, kurikulum mempunyai kedudukan
yang sangat strategis dalam seluruh proses pendidikan. Artinya kurikulum merupakan
ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan pendidikan tertentu.

Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah


berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu, ataup[un
kemampuan bekerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan
kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian, serta alat-alat bantu
tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat-
alat penilaian tertentu pula. Hal tersebut, yaitu tujuan, bahan ajar, metode alat, dan
penilaian merupakan komponen-komponen utama kurikulum. Dengan berpedoman pada
kurikulum, interaksi pendidikan antara guru dan peserta didik berlangsung lebih terarah.7

Menurut Johnson (1967) kurikulum prescribes (or at least anticipates) the result of
instruction. Kurikulum juga merupakan suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman

6
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2015), h. 2.
7
Herry Widyastono, Pengembangan kurikulum di Era Otonomi Daerah dari kurikulum 2004, 2006,
keKurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 20014), h. 7-8.
dan pegangan tentang jenis linkup, dan urutan isi, serta proses pendidikan. Hal ini
ditegaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka (19) yang menyatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum merupakan inti dari
pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan kemana peserta didik
akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang
akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta nilai-
nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas pekerjaan di masa
yang akan datang. Kurikulum memberikan dasar-dasar bagi pengembangan kepribadian
dan kemampuan professional, yang akan menentukan kualitas insan dan sumber daya
manusia suatu bangsa. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah (1). Sebagai
construct yang dibangun untuk mentransfer apayang sudah terjadi dimasa lalu kepada
generasi selanjutnya untuk dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan; (2). Jwaban
untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan; dan
(3). Untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, dan
sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa dijadikan
dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan (Sutarto, Dkk., 2013); serta (4).
Sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003).8

Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, pada


dasarnya kurikulum memiliki 3 dimensi pengertian, yaitu kurikulum sebagai mata
pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar, dan kurikulum sebagai perencanaan
pembelajaran. Sekolah didirakan untuk membimbing peserta didik agar berkembang
sesuai tujuan yang diharapkan. Ini berarti titik sentral kurikulum adalah anak didik itu
sendiri. Namunkurikulum juga berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang
bersangkutan. Perkembangan anak didik hanya akan tercapai apabila dia memperoleh
pengalaman belajar, baik melalui mata pelajaran ataupun kegiatan lainnya.9

8
Herry Widyastono, Pengembangan kurikulum di Era Otonomi Daerah dari kurikulum 2004, 2006,
keKurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 20014), h. 8-9.
9
Sariono, “Kurikulum Generasi Emas”. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Vol.3, H.1
4. Fungsi Kurikulum MI

Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua,
dan peserta didik fungsi kurikulum sebagai berikut.

1. Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses


pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada kurikulum tidak
akan berjalan dengan sistematis dan efektif, sebab pembelajaran adalah proses yang
bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan
untuk mencapai tujuan. Tanpa kurikulum, dapat diapstikan pembelajaran tanpa arah
dan tujuan.
2. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program
sekolah. Penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana-prasarana sekolah kepada
komite sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah baik intrakurikuler,
kokurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Di dasarakan pada
kurikulum yang digunakan.
3. Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pamnduan dalam melakukan supervise
ke sekolah. Dengan berpendoman pada kurikulum, pengawas dapat melihat apakah
program sekolah, termasuk pelaksaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai
dengan tuntutan kurikulum, bagian-bagian mana yang sudah dilaksanakan, bagian-
bagian mana yang sedang dilaksanakan, dan bagian-bagian mana yang belum
dilaksanakan. Dengan demikian, pengawas bisa memberikan masukan atau saran
perbaikan.
4. Bagi orangtua peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk memberikan bantuan
bagi penyelanggaraaan program sekolah dan membantu putra putrinya belajar
dirumah sesuai dengan program sekolah. Melalui kurikulum, orantua dapat
mengetahui tujuan yang harus dicapai peserta didik serta ruanglingkup materi
pelajarannya.
5. Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar. Melalui
kurikulum, peserta didik dapat memahami kompetensi yang harus dicapai, baik itu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Ketika memulai pembalajaran guru
memberitahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah
mengikuti pembelajaran, maka peserta didik bisa self-evaluation, melakukan
penialaian diri ketika pembelajaran sudah selesai.
5. Organisasi Pebgembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan perangkat program pengajaran yang wajib disusun oleh setiap
lembaga satuan pendidikan. Kurikulum juga bagian dari unsure terpenting dalam
pendidikan dan tiap lembaga pendidikan memiliki cirri dan modelnya masing-masing
sehingga penetapan kurikulum harus disesuaikan dengan model satuan lembaga
pendidikan. Pencapaian misi lembaga pendidikan sangat di dukung oleh pola dan model
kurikulum yang diterapkan oleh satuan lembaga tersebut. Maka dari itu, penetapan
denggunaan kurikulum perlu di analisis serta ditinjau dari berbagai aspek sehingga
kurikulum tersebut tidak bertolak belakang dengan karakter lembaga pendidikan.
Organisasi kurikulum, pola atau bentuk bahan pelajaran disusun dan disampaikan kepada
murid-murid, merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum
dan berhubungan erat dengan tujuan program pendidikan ysng hendak dicapai, karena
bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelaran, urutannya dan cara penyampaiannya
kepada murid-murid. Tujuan-tujuan yang di capai dengan proyek atau unit berlainan
dengn apa yang di capai dengan kurikulum berdasarkan mata pelajaran yang berpisah-
pisah. Organisasi kurikulum sangat mempengaruhi bentuk-bentuk pengalaman apakah
yang disajikan kepada anak-anak berdasarkan proyek atau unit dengan sendirinya
misalnya menyuruh anak-anak menyelidi sendiri, mengadakan karya wisata,mengadakan
wawancara, menggunakan berbagai sumber, dan sebagainya dan tidak terikat pada satu
buku pelajaran tertentu. Selain dari itu organisasi kurikulum menentukan juga peranan
guru dalam pembinaan kurikulum.10

Pada dasarnya pola organisasi kurikulum memiliki banyak model atau pola yaitu :
separated subject curriculum,correlated curriculum dan integrated curriculum.

1. Seperated subject curriculum


Organisasi separated subject curriculum dianggap berasal dari zaman yunani kuno.
Orang yunani telah mengajarkan berbagai bidang study seperti kesusateraan,
matematika, filsafat dan ilmu pengetahuan ditambah dengan musik. Mereka
mengadakan dua trivium (gramatika, retorika dan logika) dan kuadrivium
(arithametika, geometri, astronomi, dan music) yang kemudian dikenal sebagai “the
seven liberal arts” yang diberikan padapendidikan umum.

10
S. Nasution, azas-azas kurikulum (Jakarta : bumi aksara, 2006), h.176.
Pada abad ke 19 mulai berkembang berbagai mata pelajaran dengan pesatnya. Setiap
mata pelajaran harus lebih dulu berjuang sebelum diakuinya dan diterima sebagai
mata pelajaran disekolah seperti bahas ibu, bahasa asing, fisika, biologi dan
sebagainya. Juga timbul sebagai mata pelajaran yang dianggap non akademik seperti
tata buku, pekerjaan tangan, pertanian, pendidikan jasmani, pendidikan kesejahteraan
keluarga dan sebagainya.11. Model kurikulum yang berkembang dan digunakan oleh
banyak Negara dan Indonesia merupakan salah satu Negara yang menggunakan
kurikulum seperti ini, baik ditingkat sekolah dasar maupun sekolah ditingkat
menengah.
Separated subject curriculum mengandung beberapa hal yang positif dalam praktek
pendidikan disekolah yakni :
1. Bahan pelajaran di sajkan secara sistematis dan logis
2. Organisasi kurikulum ini sederhana : mudah disusun, mudah di tambah, atau
mudah dikurangi jumlah pelajaran yang diperlukan.
3. Penilaian lebih mudah karena bahan pelajran di tentukan bedasarkan buku-buku
pelajaran tertentu sehingga dapat di hadapkan ujian umum atau test hasil belajar.
4. Kurikulum ini memudahkan guru dalam melaksanakan pengajaran karena bersifat
“subject centered” ; guru-guru yang sudah berpengalaman dan menguasai seluruh
bahan pelajran dari buku maka pekerjaannya menjadi rutin setiap tahun hanya
mengulang yang sudah pernah dilakukan.
5. Kebanyakan orang beranggapan bahwa sekolah adalah persiapan masuk
perguruan tinggi ; diperguruan tinggi biasanya organisasi kurikulum sesuai
dengan prinsip terpisah-pisah itu.12
Kelemahan separted subject kurikulum :
1. Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain hal ini tidak sesuai dengan kehidupan
yang sebenarnya.
2. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Dari sudut psikologis banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan
pelaran kurang dihayati oleh peserta didik.
4. Cenderung statis dan ketinggalan zaman.
5. Kurang mengembangkan kemampuan berfikir.

11
Ibid. hal. 179
12
B. Suryosubroto, tatalaksana kurikulum, cet.VI, Jakarta : rinekacipta, 2005, h.2
Organisasi kurikulum ini tidak mendorong guru-guru mengadakan integrasi dalam
bebagai bidang mata pelajaran. Bila kita memperhatikan rencana pelajaran,
nyatalah bahwa ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan dan tubuh manusia
kesehatan boleh dikatakan tidak ada hubungannya antara mata pelajaran-mata
pelajaran itu. Sebagai contoh dikutip bahan pelajaran ilmu hayat untuk kelas 5 :
1. Ilmu tumbuh-tumbuhan : cempaka kuning, mangga, ketela pohon (singkong),
jagung, teh, ubi jalar, ikan, tebu, dan sebagainya.
2. Ilmu hewan ; cecak, kodok, ular, keong, ikan, dan sebagainya.
3. Tubuh manusia-kesehatan : rangka tulang, daging, makanan, bernafas,
peredaran darah, urat saraf, kulit, lidah, hidung, mata, telinga, pengeluaran
kotoran dan beberapa penyakit. 13
2. Corraleted curriculum
Organisasi kurikulum ini menghendaki agar mata pelajaran itu satu sama lain ada
hubungan, bersangkut paut walaupun mungkin batas satu dengan yang lain masih di
pertahankan. Model kurikulum mengintegrasikan semua bidang ilmu, sehingga pada
model kurikulum ini bisa dilihat keterpaduan antara semua mata pelajran. Kelebihan
organisasi kurikulum correlated curriculum antara lain :
1. Bersifat korelasi walau sebatas beberapa mata pelajaran.
2. Memberikan wawasan lebih luas dalam lingkup satu bidang studi
3. Menambah minat siswa berdasarkan korelasi mata pelajaran yang sejenis.
Kekurangan organisasi kurikulum correlated curriculum antara lain :
1. Bahan pelajaran yang diberikan kurang sistematis dan mendalam.
2. Menggunakan bahan pelajaran yang actual yang langsung berhubungan dengan
kehidupan nyata siswa
3. Kurang memerhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa.

3. Integrated curriculum
Integrated curriculum meniadakan batasbatas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dan bentuk unit atau keseluruhan. Diharapkan mampu
membentuk murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang
diajrkan disekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.
Kelebihan dari integrated curriculum antara lain :

13
S. Nasution, azas-azas kurikulum (Jakarta : bumi aksara, 2006), h, 186.
1. Memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat, minat,
dan potensi yang dimiliki.
2. Memperaktikan nilai-nilai demokrasi dalam pembelajaran
3. Meningkatkan hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan
menghillangkan batas yang terdapat dalam jenis kurikulum yang lain.

Kekurangan dari integrated curriculum antara lain :


3. Tidak memiliki urutan yang logis dan sistematis.
4. Diperlukan waktu yang banyak dan bervariasi.
5. Menimbulkan keberatan, ditinjau dari ujian akhir atau test masuk yang
seragam.
Organisasi kurikulum merupakan salah satu upaya pendukung untuk mencapai tujuan
tersebut. Juga bagian dari penyempurnaan dalam kurikulum agar kurikulum dan
pengembangan imtek sejalan. Usaha ini terus dilakukan untuk terlihat adanya
relevansi dalam pengembangan kurikulum dan berbagai aspek lainnya termasuk
peserta didik. Berkaitan dengan organisasi kurikulum, meskipun banyak model yang
dikembangkan oleh ahli pendidikan, namun pada dasarnya terdapat tiga organisasi
kurikulum yang sering dijelaskam dan terdapat dalam berbagai referensi. Ketiga tipe
organisasi tersebut adalah : separated subject curriculum, correlated curriculum, dan
integrated curriculim. Model-model ini menjadi patron pertimbangan dalam
pengembangan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan yang produktif.14

B. 1. Pengembangan Kurikulum
Dalam bahasa arab kurikulum diartikan dengan “manhaj” yakni jalan yang terang atau
jalan terang yang di lalui oleh manusia pada bidang kehidupannya. Dalam konteks
pendidikan kurikulum berarti jalan terang yang di lalui pendidik dengan peserta didik
untuk menggembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai-nilai. Al-
khauly menjelaskan al manhaj sebagai seperangkat rencana dan media untuk
mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang di
inginkan 15

14
Sulaiman, “Pola Modern Organisasi Pengembanan Kurikulum”.Jurnal Ilmiah Didakdika, Vol. XIF
No. 1, h. 61-72.
15
Suparta, pengantar teori dan aplikasi pengembangan kurikulumPAI (Jakarta PT.Raja grafindo
persada, agustus 2016) h. 2.
Madrasah ibtidaiyah adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal diindonesia
setara dengan sekolah dasar yang pengelolaan nya dilakukan oleh kemntrian agama.
Kurikulum madrasah ibtidaiyah sama dengan kurikulum sekolah dasar, hanya saja
pada MI terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama islam. Selain
mengajarkan mata pelajaran sebagai mana sekolah dasar, juga ditambah dengan
peljaran-pelajaran seperti :
Alquran dan hadist, aqidah dan akhlak, fiqih, sejarah kebudayaan islam, dan bahasa
arab. Berdasarkan UU nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 “Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdeaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peseerta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Latar Belakang Pengembangan Kurikkulum


Pendidikan islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya islam ke Indonesia.
Dalam perkemabangan berikutnya lahirlah lembaga pendidikan islam diluar masjid.
Lembaga ini di jawa disebut pesantren, di aceh disebut rangkang dan dayah, di
Sumatra barat disebut surau. Dilembaga-lembaga ini terkonsentrasilah mata pelajaran
yang mengajarkan ilmi-ilmu agama. Kurikulum Madrasah ibtidaiyah di susun sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan
ini dapat member kesempatan kepada peserta didik untuk belajar hal-hal berikut: (1)
Menyelaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, dan seni. (2)
Mmperhatikan karakteristik social budaya masyarakat setempat dan menjunjung
kelestarian keragaman budaya dan karakter bangsa (3) Memperhatikan perkembangan
keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual emosianal, spiritual dan
karakteristik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya. (4)
Meningkatan toleransi dan kerukunan umat beragama dan memperhatikan norma
agama yang berlaku di lingkungan madrasah (5) Mengoptimalkan pelajaran
berkeadilan untuk mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan Gender.16

16
Hasil observasi dokumen , dokumen kurikulum KTSP MI Tarbiyah islamiyah kelakahkasihan
gembung pati, th pelajaran 2015/2016. Hal.4, tanggal 5 januari 2015.
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat
mendasar. Perubahan tersebut anatara lain; perubahan dalam pandangan kehidupan
masyarakat global perubahan dari kohesi social menjadi partisipasi demokratis, dan
perubahan dari pertumbuhan ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Perubahan
mendasar tersebut berkaitan dengan kurikulum, yang dengan sendirinya nenuntut dan
mempersyaraktkan berbagai perubahan pada kompenen-komponenn pendidikanlain.
Baik kurikulum berbasis kompetensi ataupun penuatan karakter diharapkan mampu
memecahkan berbagai persoalan banvgsa,khususnya dalam bidang pendidikan,dengan
mempersiapkan peserta didik, melalui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap system pendidikan secara efektif, efisien, dan berhasil guna. Oleh karena itu,
meruapakan langkah yang positif ketika pemerintah merevitalisasi pendidikan
karakter dalam seluruh jenis dan jenjang pendidikan, termasuk dalam perkembangan
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter terutama
pada tingkat dasar yang akan menjadi pondasi bagi tingkat berikutnya. Bedanya
dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 13 lebih focus dan berangkat dari karakter
serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan tujuan
yang akan dicapai.17
Di Indonesia sendiri sekarang sedang memakai kurikulum 2013 yang serentak
dilaksanakan diseluruh Indonesia. Pada dasarnya kurikulum 2013 sama dengan
kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hanya saja di kurikulum 2013 ini penilaian lebih
diarahkan pada sikap peserta didik. Kemendikbud mengungkapkan bahwa perubahan
dan pengembangan kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman 18

3. Urgensi Pengembangan Kurikulum

17
Herry Widyastono, Pengembangan kurikulum di Era Otonomi Daerah dari kurikulum 2004, 2006,
keKurikulum 2013, (Jakarta: Bumi Aksara, 20014), h. 119.
18
Fattah yasin, Kurikulum 2013 (Malang: Universitas Islam Negeri, 2014), h. 4.
4. Proses Pengembangan Kurikulum

Anda mungkin juga menyukai