Anda di halaman 1dari 3

KASUS 1.

Ny. A, berusia 71 tahun, agama islam, pendidikan SLTA, memiliki pekerjaan pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga, di diagnosa dokter GEA (Gastroenteritis akut). TB 157 cm, BB sebelum
masuk RS 61 kg (5 bulan yang lalu). Di rawat di RS dengan keluhan demam, mual dan muntah
(+), BAB 20x/hari, dengan konsistensi cair, berwarna kuning. Pasien gelisah, lemas, pengeluaran
urin melambat, pusing dan nyeri abdomen. Tekanan darah 130/90 mmHg, suhu tubuh 38 oC, nadi
85x/menit, nadi 22x/menit. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 13,2 mg/dl, laukocyte 8,7 UI,
hematocryte 38%, Thrombocyte 267 UI, natrium 136 mmol/l, kalium 2,68 mmol/l, chloride 98
mmol/l, glucose random 113 mg/dl.
Hasil wawancara diketahui bahwa pasien hanya makan 2x sehari yaitu nasi sebanyak ½ porsi,
lauk hewani semua disukai, setiap makan selalu ada tahu atau tempe goreng. Sayur satu
mangkuk setiap kali makan yang disenangi sayur asem, buah sangat jarang dikonsumsi, biasanya
3-4x/minggu. Pasien menyukai sambel yang berasa pedas, asin, gurih, asem dan dingin, juga
menyukai cuka, untuk masakan ikan atau sayur, pasien suka menambahkan cuka 2 sdm. Pasien
menyukai makanan selingan seperti pisang rebus, singkong rebus, keripik singkong, roti,
gorengan, rengginang, opak. Tetapi pasien lebih sering mengkonsumsi teh manis, sehari pasien
bisa mengkonsumsi teh manis 2 kali.. pasien juga menyukai bakso, seminggu bisa
mengkonsumsi mie bakso 3x, dengan penambahan cuka ke dalam kuah bakso. Pasien memiliki
riwayat penyakit maag. Saat ini pasien seorang janda dengan 7 orang anak, dan semua anaknya
sudah menikah. pasien tinggal dengan anak pertama nya dan beserta cucu-cucunya sebanyak 3
orang. Keseharian pasien adalah mengaji selama 3 kali seminggu, pada hari Senin, Kamis,
minggu jam 16.30. Selain mengaji keseharian pasien adalah menjaga cucu-cucunya. Cucu dari
pasien sudah beranjak dewasa. Jadi pasien tidak terlalu capek untuk menjaganya. pasien tidak
berolahraga,tetapi setiap subuh pasien selalu berjalan ke mesjid untuk menjalankan sholat subuh.
pasien sama sekali tidak pernah mengikuti konseling gizi. pasien tergolong sosial ekonomi
menengah kebawah. Infus yang diberikan Asering 1500 ml. Sedangkan obat cefriaxone,
ranitidin, ondancentron, loperamid dan metronidasol.

Pertanyaan :

1. Jabarkan kasus tersebut ke dalam penulisan laporan hasil assessment


2. Tentukan diagnosa gizi kasus
KASUS 2.
Tn. S, berusia 59 tahun, beragama islam, pendidikan SMA, pekerjaan sebagai staf RT, suku
Jawa, didiagnpasiena dokter menderita DHF + DM tipe II. BB 56 kg, TB 159 cm. Hasil
pemeriksaan lab. Hb 16,4 mg/dl, leukocyte 6,9 UI, hematocryte 45%, thrombocyte 151 UI,
glucpasiene random 219 mg/dl. Pasien mengeluh mual, pusing, demam, lemas, muntah dan
kurang nafsu makan. Suhu tubuh 38,2oC, tekanan darah 120/80 mmHg, respirasi 62x/menit, nadi
82x/menit. Pasein memiliki kebiasaan makan utama 3x/hari dengan jumlah nasi 1 piring,
menyukai tempe goreng sehingga selalu ada dalam makan utama, menyukai sayur yang dimasak
bening, setiap kali makan 1 mangkok, menyukai makanan selingan yang digoreng seperti
bakwan, pisang goreng, tempe goreng bersama denga teh manis panas. Pasien juga suka makan
sebelum tidur (jam 21.00 WIB) martabak manis dan teh manis 2 gelas kecil. Sebelum masuk RS,
pasien berpuasa, dengan berbuka yang manis-manis, seperti sirup, teh manis, kolak pisang, kue-
kue yang terbungkus gula. Pasien memiliki 1 istri, 5 orang anak laki-laki, 2 orang anak laki-
lakinya sudah bekerja sebagai buruh pabrik, 3 orang anak laki-lakinya sekolah SMA dan SMP,.
Pasien bekerja sebagai staf RT di kantor kelurahan dan mempunyai ternak bebek yang cukup
banyak dan istri pasien sebagai pedagang gorengan di depan rumah, jadi dapat di beri
kesimpulan status ekonomi menengah. Kegiatan sehari-hari mengantar anak sekolah dan
berbelanja ke pasar untuk keperluan jualan istrinya setelah itu Pasien bekerja sebagai pegawai di
kantor RT, kemudian pasien pulang kerumah istiraht dan tidur sampai pukul 15:00, setelah itu
pasien mengurus ternak bebek yang berada di belakang rumah hingga pukul 18:00, setelah itu
Pasien membantu istri memasak untuk dagang istrinya sebagai pedagang gorengan di depan
rumahnya hingga pukul 20:00. Orang tua dan saudara Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
Diabetes mellitus. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun, beliau merasa pusing dan
demam 5 hari yang lalu. Pasien awalnya tidak mengetahui kalau gula darahnya naik, awal dari
diagnosa Pasien pertama masuk RS adalah DHF( demam) yang sudah dirasakan 5 hari yang lalu,
tetapi ketika masuk RS dilakukan pemeriksaan gula darah, ternyata untuk hasil glukosa random
tinggi yaitu 219 dan 236 mg/dL. Pasien diberi RL sebanyak 2000 ml. ITP 3x1, invormit 2x1,
mettormin 2x500 mg, sulfonilurea 2x1

Pertanyaan :
3. Jabarkan kasus tersebut ke dalam penulisan laporan hasil assessment
4. Tentukan diagnosa gizi kasus

Anda mungkin juga menyukai