Intensi Wirausaha
Intensi Wirausaha
INTENSI BERWIRAUSAHA
Capaian pembelajaran
Setelah membaca dan mengkaji bab ini, pembaca akan mampu:
Memahami dan menjelaskan pengertian intensi kewirausahaan
Menjelaskan Faktor-faktor pendorong intensi kewirausahaan
intensi adalah kondisi pikiran yang menunjukkan perhatian, pengalaman, dan tindakan
seseorang terhadap sasaran atau tujuan atau suatu cara agar mencapai tujuan (Bird, 1988).
Definisi lain, intensi adalah gambaran kognitif dari sasaran (tujuan) yang pencapaiannya
diupayakan dengan sungguh-sungguh (Tubbs dan Ekeberg, 1991). Kemudian Ajzen (2005)
mendefinisikan Intensi atau niat adalah kecenderungan perilaku, sampai pada waktu dan
kesempatan yang tepat, akan diwujudkan dalam bentuk tindakan. Berdasarkan definisi
tersebut dapat diartikan bahwa Intensi atau niat sebagai suatu indikasi seberapa kuat
kemauan seseorang untuk mencoba melakukan sesuatu dan seberapa besar usaha yang
digunakan seseorang untuk melakukan suatu perilaku, sampai pada waktu dan kesempatan
penciptaan nilai-nilai baru pada perusahaan yang sedang berjalan. Sementara, Lee dan
Wong (2004) mendefinisikan intensi berwirausaha sebagai langkah awal dari suatu proses
pendirian sebuah usaha yang umumnya bersifat jangka panjang. Sejalan dengan pandangan
tersebut, Fini, et al. (2009) mendefinisikan intensi berwirausaha sebagai gambaran kognitif
dari tindakan yang akan diimplementasikan oleh seseorang baik untuk mendirikan usaha
baru atau untuk menciptakan nilai-nilai baru pada perusahaan yang sedang berjalan.
Menurut Nabi et al. (2010) intensi berwirausaha menggambarkan tentang proses perubahan
pribadi dalam kaitannya dengan sikap terhadap kewirausahaan yang dibangkitkan oleh
pendidikan tinggi; transisi dari pembelajar menjadi wirausaha; dan keberlanjutan keinginan
berwirausaha.
Ide-ide kewirausahaan diawali dengan adanya inspirasi, dan niat dibutuhkan agar ide-
ide kewirausahaan tersebut menjadi kenyataan (Delmar dan Shane, 2003). Untuk menjadi
seorang wirausaha, individu harus menjadi calon wirausaha terlebih dahulu. Beberapa orang
dapat mendirikan beberapa perusahaan pada saat bersamaan, maka perlu memahami
1. Peristiwa kritis
Dipecat/diberhentikan/pensiun
Tidak ada lowongan pekerjaan setelah lulus sekolah atau kursus keterampilan
2. Alasan Praktis
Sebagai persiapan untuk pensiun. Yaitu, sebagai “kegiatan” dalam masa pensiun
Untuk kepuasan emosional, realisasi harga diri, citra diri, melihat kreatifitas Anda
Agar mempunyai jam kerja yang fleksibel – kebebasan melakukan apa saja
Intensi berwirausaha atau niat berwirausaha mendapat perhatian dari akademisi dan
praktisi. Seseorang yang memiliki intensi berwirausaha lebih siap untuk menjalankan
Sejumlah faktor dipertimbangkan sebagai penentu intensi berwirausaha. Mazzarol, et. al.
(1999) menyatakan 2 faktor yang mendorong seseorang memilih karir sebagai wirausaha,
Environment
Social: networks (+); support of
sociopolitical elites(+)
Economic: capital availability (+);
aggregrate indicators (mostly +);
recessions (+, x); unemployment (x)
Political: support agencies (+);
regulation (-)
Infrastructure development:
education system (+); labour market Found
(+, -, 0); information accessibility (+);
availability of premises (mostly +)
Decision
Intentionality
PERSONALITY
a) Traits: risk taking propensity (+); Abandon
tolerance for ambiguity(+); locus of
control (+); need for achievement
(+); need for autonomy (+); energy
level (+); creativity (+)
b) Background: gender (0); education
(+, -); previous employment (+);
family support (+); ethnic minority
(+); immigrant (+); religion (+)
Gambar 2.1 Konteks intensi kewirausahaan (Mazzarol, et. al., 1999)
Keterangan:
Arah hubungan pada pembentukan: 0: none; +: positive; -: negative; x: curvilinear
kepribadian meliputi kepribadian dan latar belakang individu. Kemudian, faktor lingkungan
terdiri dari : jenis kelamin, pengalaman bekerja di pemerintahan, dan kelebihan materi
merupakan hambatan atau rintangan untuk pendirian usaha kecil. Kemudian, Indarti dan
Rostiani (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor penentu intensi berwirausaha, yaitu: (1)
faktor kepribadian yang mencakup kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri; (2) faktor
lingkungan yang terdiri dari tiga elemen kontekstual: akses kepada modal, informasi dan
jaringan sosial; (3) faktor demografis yang meliputi jender, umur, latar belakang pendidikan
dan pengalaman kerja. Selanjutnya, Luthje dan Franke (2003) menyatakan bahwa sikap
dan sikap dipengaruhi oleh kepribadian yang meliputi kecenderungan bersedia menanggung
kewirausahaan?
kewirausahaan?
4. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor latar belakang individu yang menjadi penentu
intensi kewirausahaan.