Anda di halaman 1dari 24

Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at


Kalkulator Waris E-Book

Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama
 
Khotbah Jum’at Kalkulator Waris E-Book

Fathu Makkah: Pelajaran dari


Penaklukan Kota Mekkah
oleh Ammi Nur Baits, S.T., B.A. — 9 Juli 2023 di Sejarah Islam Waktu Baca: 10 menit  35


Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at
Daftar Isi 
1.Kalkulator
Sebab Terjadinya
Waris Fathu Makkah
E-Book
2. Kisah Hatib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu
3. Pasukan Islam Bergerak Menuju Makkah

Episode berikutnya dalam sejarah kemenangan kaum muslimin di bawah bimbingan kenabian
yang terjadi di bulan Ramadhan adalah Fathu Makkah (penaklukan kota Mekkah). Peristiwa fathu
makkah ini terjadi pada tahun delapan Hijriyah. Dengan peristiwa fathu makkah ini, Allah
menyelamatkan kota Makkah dari belenggu kesyirikan dan kezaliman, menjadi kota bernafaskan
Islam, dengan ruh tauhid dan sunnah. Dengan peristiwa fathu makkah ini, Allah mengubah kota
Makkah yang dulunya menjadi lambang kesombongan dan keangkuhan menjadi kota yang
merupakan lambang keimanan dan kepasrahan kepada Allah ta’ala.

Sebab Terjadinya Fathu Makkah


Diawali dari perjanjian damai antara kaum muslimin Madinah dengan orang musyrikin Quraisy
yang ditandatangani pada nota kesepakatan Shulh Hudaibiyah pada tahun 6 Hijriyah. Termasuk
diantara nota perjanjian adalah siapa saja diizinkan untuk bergabung dengan salah satu kubu,
baik kubu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan kaum muslimin Madinah atau kubu orang kafir
Quraisy Makkah.

Maka, bergabunglah suku Khuza’ah di kubu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan suku Bakr
bergabung di kubu orang kafir Quraisy. Padahal, dulu di zaman Jahiliyah, terjadi pertumpahan
darah antara dua suku ini dan saling bermusuhan.

Dengan adanya perjanjian Hudaibiyah, masing-masing suku melakukan gencatan senjata.


Namun, secara licik, Bani Bakr menggunakan kesempatan ini melakukan balas dendam kepada
suku Khuza’ah.

Bani Bakr melakukan serangan mendadak di malam hari pada Bani Khuza’ah ketika mereka
sedang di mata air mereka. Secara diam-diam, orang kafir Quraisy mengirimkan bantuan personil
dan senjata pada Bani Bakr.

Akhirnya, datanglah beberapa orang diantara suku Khuza’ah menghadap Nabi shallallahu ‘alahi
wa sallam di Madinah. Mereka mengabarkan tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh orang
kafir Quraisy dan Bani Bakr.

Akidahmerasa
Karena Manhaj Fikih
bahwa dan Muamalah
dirinya Akhlakperjanjian,
telah melanggar dan Nasihatorang
Fatwa Ulama
kafir Khotbah
Quraisy Jum’at
pun mengutus Abu
Sufyan ke Madinah untuk memperbarui isi perjanjian. 
Kalkulator Waris E-Book
Sesampainya di Madinah, dia memberikan penjelasan panjang lebar kepada Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam, namun beliau tidak menanggapinya dan tidak memperdulikannya. Akhirnya Abu
Sufyan menemui Abu Bakar dan Umar radliallahu ‘anhuma agar mereka memberikan bantuan
untuk membujuk Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam.

Namun usahanya ini gagal.

Terakhir kalinya, dia menemui Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu agar memberikan pertolongan
kepadanya di hadapan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Untuk kesekian kalinya, Ali pun menolak
permintaan Abu Sufyan. Dunia terasa sempit bagi Abu Sufyan, dia pun terus memelas agar diberi
solusi.

Kemudian, Ali memberikan saran, “Demi Allah, aku tidak mengetahui sedikit pun solusi yang
bermanfaat bagimu. Akan tetapi, bukankah Engkau seorang pemimpin Bani Kinanah? Maka,
bangkitlah dan mintalah sendiri perlindungan kepada orang-orang. Kemudian, kembalilah ke
daerahmu.”

Abu Sufyan berkata,


“Apakah menurutmu ini akan bermanfaat bagiku?”

Ali menjawab,
“Demi Allah, aku sendiri tidak yakin, tetapi aku tidak memiliki solusi lain bagimu.”

Abu Sufyan kemudian berdiri di masjid dan berkata,


“Wahai manusia, aku telah diberi perlindungan oleh orang-orang!”
Lalu dia naik ontanya dan beranjak pergi.

Dengan adanya pengkhianatan ini, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam memerintahkan para
shahabat untuk menyiapkan senjata dan perlengkapan perang. Beliau mengajak semua shahabat
untuk menyerang Makkah. Beliau barsabda, “Ya Allah, buatlah Quraisy tidak melihat dan tidak
mendengar kabar hingga aku tiba di sana secara tiba-tiba.”

Dalam kisah ini ada pelajaran penting yang bisa dipetik, bahwa kaum muslimin dibolehkan untuk
membatalkan perjanjian damai dengan orang kafir. Namun pembatalan perjanjian damai ini harus
dilakukan seimbang. Artinya tidak boleh sepihak, tetapi masing-masing pihak tahu sama tahu.
Allah berfirman,

Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak ‫ُّب اْل‬Nasihat
‫َخاِئِنيَن‬dan ‫ ِإَّن َهَّللا‬Fatwa
‫اَل ُيِح‬ ‫ى َسَو اٍء‬Ulama ‫ ٍم ِخ َياَنًة َفا‬Jum’at
‫ْنِبْذ ِإَلْيِهْم َعَل‬Khotbah ‫َو ِإَّم ا َتَخاَفَّن ِم ْن َقْو‬

“Jika kamu khawatir
Kalkulator Waris akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah
E-Book
perjanjian itu kepada mereka dengan sama-sama tahu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berkhianat.” (Qs. Al Anfal: 58)

Kisah Hatib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu


Untuk menjaga misi kerahasiaan ini, Rasulullah mengutus satuan pasukan sebanyak 80 orang
menuju perkampungan antara Dzu Khasyab dan Dzul Marwah pada awal bulan Ramadhan. Hal
ini beliau lakukan agar ada anggapan bahwa beliau hendak menuju ke tempat tersebut.

Sementara itu, ada seorang shahabat Muhajirin, Hatib bin Abi Balta’ah menulis surat untuk
dikirimkan ke orang Quraisy. Isi suratnya mengabarkan akan keberangkatan Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam menuju Makkah untuk melakukan serangan mendadak.

Surat ini beliau titipkan kepada seorang wanita dengan upah tertentu dan langsung disimpan di
gelungannya. Namun, Allah Dzat Yang Maha Melihat mewahyukan kepada NabiNya tentang apa
yang dilakukan Hatib. Beliau-pun mengutus Ali dan Al Miqdad untuk mengejar wanita yang
membawa surat tersebut.

Setelah Ali berhasil menyusul wanita tersebut, beliau langsung meminta suratnya. Namun,
wanita itu berbohong dan mengatakan bahwa dirinya tidak membawa surat apapun. Ali
memeriksa hewan tunggangannya, namun tidak mendapatkan apa yang dicari. Ali radhiyallahu
‘anhu berkata,

“Aku bersumpah demi Allah, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam tidak bohong. Demi Allah,
engkau keluarkan surat itu atau kami akan menelanjangimu.”

Setelah tahu kesungguhan Ali radhiyallahu ‘anhu, wanita itupun menyerahkan suratnya kepada
Ali bin Abi Thalib.

Sesampainya di Madinah, Ali langsung menyerahkan surat tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alahi
wa sallam. Dalam surat tersebut tertulis nama Hatib bin Abi Balta’ah. Dengan bijak Nabi
shallallahu ‘alahi wa sallam menanyakan alasan Hatib. Hatib bin Abi Balta’ah pun menjawab:

“Jangan terburu menuduhku wahai Rasulullah. Demi Allah, aku orang yang beriman kepada Allah
dan RasulNya. Aku tidak murtad dan tidak mengubah agamaku. Dulu aku adalah anak angkat di 
tengah Quraisy. Aku bukanlah apa-apa bagi mereka. Di sana aku memiliki istri dan anak.
Akidah
Sementara Manhaj
tidak adaFikih dan Muamalah
kerabatku yang bisaAkhlak dan Nasihat
melindungi mereka.Fatwa Ulama orang-orang
Sementara Khotbah Jum’at
yang
bersama Anda memiliki kerabat yang bisa melindungi mereka. Oleh karena itu, aku ingin ada 
Kalkulator Waris E-Book
orang yang bisa melindungi kerabatku di sana.”

Dengan serta merta Umar bin Al Khattab menawarkan diri,

“Wahai Rasulullah, biarkan aku memenggal lehernya, karena dia telah mengkhianati Allah dan
RasulNya serta bersikap munafik.”

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dengan bijak menjawab,


“Sesungguhnya Hatib pernah ikut perang Badar… (Allah berfirman tentang pasukan Badar):
Berbuatlah sesuka kalian, karena kalian telah Saya ampuni.”

Umar pun kemudian menangis, sambil mengatakan, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.”

Demikianlah maksud hati Hatib. Beliau berharap dengan membocorkan rahasia tersebut bisa
menarik simpati orang Quraisy terhadap dirinya, sehingga mereka merasa berhutang budi
terhadap Hatib. Dengan keadaan ini, beliau berharap orang Quraisy mau melindungi anak dan
istrinya di Makkah. Meskipun demikian, perbuatan ini dianggap sebagai bentuk penghianatan
dan dianggap sebagai bentuk loyal terhadap orang kafir karena dunia.

Tentang kisah shahabat Hatib radhiyallahu ‘anhu ini diabadikan oleh Allah dalam firmanNya,

‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذيَن َآَم ُنوا اَل َتَّتِخ ُذوا َعُدِّو ي َو َعُدَّو ُكْم َأْو ِلَياَء ُتْلُقوَن ِإَلْيِهْم ِباْلَمَو َّدِة َو َقْد َكَفُر وا ِبَم ا َج اَء ُكْم ِم َن اْلَح ِّق ُيْخ ِر ُج وَن الَّر ُسوَل َو ِإَّياُكْم‬
‫َأْن ُتْؤ ِم ُنوا ِباِهَّلل‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuhKu dan musuhmu sebagai
teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih
sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu,
mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah….” (Qs. Al
Mumtahanah: 1)

Satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah Hatib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu
adalah bahwa sesungguhnya orang yang memberikan loyalitas terhadap orang kafir sampai
menyebabkan ancaman bahaya terhadap Islam, pelakunya tidaklah divonis kafir, selama loyalitas
ini tidak menyebabkan kecintaan karena agamanya.

Pada ayat di atas, Allah menyebut orang yang melakukan tindakan semacam ini dengan
panggilan, “Hai orang-orang yang beriman……” Ini menunjukkan bahwa status mereka belum 
kafir.
Akidah
Baca Juga:Manhaj
SholawatFikih dan Muamalah
Jibril Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Kalkulator Waris E-Book
Pasukan Islam Bergerak Menuju Makkah
Kemudian, beliau keluar Madinah bersama sepuluh ribu shahabat yang siap perang. Beliau
memberi Abdullah bin Umi Maktum tugas untuk menggantikan posisi beliau di Madinah. Di
tengah jalan, beliau bertemu dengan Abbas, paman beliau bersama keluarganya, yang bertujuan
untuk berhijrah dan masuk Islam. Kemudian, di suatu tempat yang disebut Abwa’, beliau
berjumpa dengan sepupunya, Ibnul Harits dan Abdullah bin Abi Umayah. Ketika masih kafir, dua
orang ini termasuk diantara orang yang permusuhannya sangat keras terhadap Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam. Dengan kelembutannya, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam menerima taubat
mereka dan masuk Islam.

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda tentang Ibnul Harits radhiyallahu ‘anhu, “Saya
berharap dia bisa menjadi pengganti Hamzah –radhiyallahu ‘anhu-“.

Setelah beliau sampai di suatu tempat yang bernama Marra Dhahraan, dekat dengan Makkah,
beliau memerintahkan pasukan untuk membuat obor sejumlah pasukan. Beliau juga mengangkat
Umar radhiyallahu ‘anhu sebagai penjaga.

Malam itu, Abbas berangkat menuju Makkah dengan menaiki bighal (peranakan kuda dan
keledai) milik Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau mencari penduduk Makkah agar mereka
keluar menemui Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan meminta jaminan keamanan, sehingga tidak
terjadi peperangan di negeri Makkah. Tiba-tiba Abbas mendengar suara Abu Sufyan dan Budail
bin Zarqa’ yang sedang berbincang-bincang tentang api unggun yang besar tersebut.

“Ada apa dengan dirimu, wahai Abbas?” tanya Abu Sufyan

“Itu Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam di tengah-tengah orang. Demi Allah, amat buruklah
orang-orang Quraisy. Demi Allah, jika beliau mengalahkanmu, beliau akan memenggal lehermu.
Naiklah ke atas punggung bighal ini, agar aku dapat membawamu ke hadapan Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam, lalu meminta jaminan keamanan kepada beliau!” jawab Abbas.

Maka, Abu Sufyan pun naik di belakangku. Kami pun menuju tempat Nabi shallallahu ‘alahi wa
sallam. Ketika melewati obornya Umar bin Khattab, dia pun melihat Abu Sufyan. Dia berkata,

“Wahai Abu Sufyan, musuh Allah, segala puji bagi Allah yang telah menundukkan dirimu tanpa
suatu perjanjian-pun. Karena khawatir, Abbas mempercepat langkah bighalnya agar dapat 
mendahului Umar. Mereka pun langsung masuk ke tempat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.
Akidahitu,Manhaj
Setelah Fikih dan
barulah Umar Muamalah
masuk Akhlak dan
sambil berkata, Nasihat
“Wahai Fatwa Ulama
Rasulullah, Khotbah Biarkan
ini Abu Sufyan. Jum’at aku

memenggal lehernya.” 
Kalkulator Waris E-Book
Abbas pun mengatakan, “Wahai Rasulullah, aku telah melindunginya.”

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Kembalilah ke kemahmu wahai Abbas! Besok
pagi, datanglah ke sini!”

Esok harinya, Abbas bersama Abu Sufyan menemui Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau
bersabda,”Celaka wahai Abu Sufyan, bukankah sudah tiba saatnya bagimu untuk mengetahui
bahwa tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah?”

Abu Sufyan mengatakan,


“Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu. Jauh-jauh hari aku sudah menduga, andaikan ada
sesembahan selain Allah, tentu aku tidak membutuhkan sesuatu apa pun setelah ini.”

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Celaka kamu wahai Abu Sufyan, bukankah sudah
saatnya kamu mengakui bahwa aku adalah utusan Allah?”

Abu Sufyan menjawab, “Demi ayah dan ibuku sebagai jaminanmu, kalau mengenai masalah ini, di
dalam hatiku masih ada sesuatu yang mengganjal hingga saat ini.”

Abbas menyela, “Celaka kau! Masuklah Islam! Bersaksilah laa ilaaha illa Allah, Muhammadur
Rasulullah sebelum beliau memenggal lehermu!”

Akhirnya Abu Sufyan-pun masuk Islam dan memberikan kesaksian yang benar.

Tanggal 17 Ramadhan 8 H, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam meninggalkan Marra Dzahran


menuju Makkah. Sebelum berangkat, beliau memerintahkan Abbas untuk mengajak Abu Sufyan
menuju jalan tembus melewati gunung, berdiam di sana hingga semua pasukan Allah lewat di
sana. Dengan begitu, Abu Sufyan bisa melihat semua pasukan kaum muslimin. Maka Abbas dan
Abu Sufyan melewati beberapa kabilah yang ikut gabung bersama pasukan kaum muslimin.
Masing-masing kabilah membawa bendera. Setiap kali melewati satu kabilah, Abu Sufyan selalu
bertanya kepada Abbas, “Kabilah apa ini?” dan setiap kali dijawab oleh Abbas, Abu Sufyan
senantiasa berkomentar, “Aku tidak ada urusan dengan bani Fulan.”

Setelah agak jauh dari pasukan, Abu Sufyan melihat segerombolan pasukan besar. Dia lantas
bertanya, “Subhanallah, wahai Abbas, siapakah mereka ini?”

Abbas menjawab: “Itu adalah Rasulullah bersama muhajirin dan anshar.”
Akidah
Abu SufyanManhaj Fikih“Tidak
bergumam, dan Muamalah Akhlak
seorang-pun yangdansanggup
Nasihat dan
Fatwa
kuatUlama Khotbah
menghadapi Jum’at
mereka.”

Abbas berkata:
Kalkulator Waris“Wahai Abu Sufyan, itu adalah Nubuwah.”
E-Book

Bendera Anshar dipegang oleh Sa’ad bin Ubadah radhiyallahu ‘anhu. Ketika melewati tempat
Abbas dan Abu Sufyan, Sa’ad berkata,
“Hari ini adalah hari pembantaian. Hari dihalalkannya tanah al haram. Hari ini Allah menghinakan
Quraisy.”

Ketika ketemu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, perkataan Sa’ad ini disampaikan kepada Nabi
shallallahu ‘alahi wa sallam. Beliau pun menjawab,

“Sa’ad keliru, justru hari ini adalah hari diagungkannya Ka’bah dan dimuliakannya Quraisy oleh
Allah.”

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam memerintahkan agar bendera di tangan Sa’d diambil
dan diserahkan kepada anaknya, Qois. Akan tetapi, ternyata bendera itu tetap di tangan Sa’d.
Ada yang mengatakan bendera tersebut diserahkan ke Zubair dan ditancapkan di daerah Hajun.

Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam melanjutkan perjalanan hingga memasuki Dzi Thuwa. Di
sana Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam menundukkan kepalanya hingga ujung jenggot beliau yang
mulia hampir menyentuh pelana. Hal ini sebagai bentuk tawadlu’ beliau kepada Sang Pengatur
alam semesta. Di sini pula, beliau membagi pasukan. Khalid bin Walid ditempatkan di sayap
kanan untuk memasuki Makkah dari dataran rendah dan menunggu kedatangan Nabi shallallahu
‘alahi wa sallam di Shafa. Sementara Zubair bin Awwam memimpin pasukan sayap kiri, membawa
bendera Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan memasuki Makkah melalui dataran tingginya.
Beliau perintahkan agar menancapkan bendera di daerah Hajun dan tidak meninggalkan tempat
tersebut hingga beliau datang.

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam memasuki kota Makkah dengan tetap menundukkan
kepala sambil membaca firman Allah:

‫ِإَّنا َفَتْح َنا َلَك َفْتًح ا ُمِبيًنا‬

“Sesungguhnya kami memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.” (Qs. Al Fath: 1)

Beliau mengumumkan kepada penduduk Makkah,


“Siapa yang masuk masjid maka dia aman, siapa yang masuk rumah Abu Sufyan maka dia aman,
siapa yang masuk rumahnya dan menutup pintunya maka dia aman.” 
Akidah
Beliau terusManhaj
berjalan Fikih
hinggadansampai
Muamalah AkhlakHaram.
di Masjidil dan Nasihat
Beliau Fatwa
thawafUlama
denganKhotbah Jum’at onta
menunggang
sambil membawa busur yang beliau gunakan untuk menggulingkan berhala-berhala di sekeliling 
Kalkulator
Ka’bah yangWaris
beliau E-Book
lewati. Saat itu, beliau membaca firman Allah:

‫َج اَء اْلَح ُّق َو َز َهَق اْلَباِط ُل ِإَّن اْلَباِط َل َكاَن َز ُهوًقا‬

“Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap.” (Qs. Al-Isra’: 81)

‫َج اَء اْلَح ُّق َو َم ا ُيْبِدُئ اْلَباِط ُل َو َم ا ُيِع يُد‬

“Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan
mengulangi.” (Qs. Saba’: 49)

Kemudian, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam memasuki Ka’bah. Beliau melihat ada gambar Ibrahim
bersama Ismail yang sedang berbagi anak panah ramalan.

Beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali-pun Ibrahim tidak
pernah mengundi dengan anak panah ini.”

Kemudian, beliau perintahkan untuk menghapus semua gambar yang ada di dalam Ka’bah.
Kemudian, beliau shalat. Seusai shalat beliau mengitari dinding bagian dalam Ka’bah dan
bertakbir di bagian pojok-pojok Ka’bah. Sementara orang-orang Quraisy berkerumun di dalam
masjid, menunggu keputusan beliau shallallahu ‘alahi wa sallam.

Dengan memegangi pinggiran pintu Ka’bah, beliau bersabda:

“‫ َص َد َق َو ْع َد ه وَنصَر َعْبَد ه وَهزَم األحزاَب وْح َد ه‬، ‫ َلُه الُم ْلُك وله الحمُد وهو على َكِّل َشْي ٍء قديٌر‬،‫ال ِإله ِإَّال هللا وحَّده ال شريَك له‬

“Wahai orang Quraisy, sesungguhnya Allah telah menghilangkan kesombongan jahiliyah dan
pengagungan terhadap nenek moyang. Manusia dari Adam dan Adam dari tanah.”

‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُكْم ِم ْن َذَكٍر َو ُأْنَثى َو َج َعْلَناُكْم ُشُعوًبا َو َقَباِئَل ِلَتَعاَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُكْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُكْم ِإَّن َهَّللا َعِليٌم َخ ِبيٌر‬

“Wahai orang Quraisy, apa yang kalian bayangankan tentang apa yang akan aku lakukan
terhadap kalian?”

Merekapun menjawab, “Yang baik-baik, sebagai saudara yang mulia, anak dari saudara yang
mulia.”

Akidah
Beliau Manhaj
bersabda, Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

“Aku sampaikan kepada kalian sebagaimana perkataan Yusuf kepada saudaranya: ‘Pada hari ini
Kalkulator
tidak Waris atas
ada cercaan E-Book
kalian. Allah mengampuni kalian. Dia Maha penyayang.’ Pergilah kalian!
Sesungguhnya kalian telah bebas!”

Pada hari kedua, Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berkhutbah di hadapan manusia. Setelah
membaca tahmid beliau bersabda,

“Sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah. Maka tidak halal bagi orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir untuk menumpahkan darah dan mematahkan batang pohon di sana.
Jika ada orang yang beralasan dengan perang yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam,
maka jawablah: “Sesungguhnya Allah mengizinkan RasulNya shallallahu ‘alahi wa sallam dan
tidak mengizinkan kalian. Allah hanya mengizinkan untukku beberapa saat di siang hari. Hari ini
Keharaman Makkah telah kembali sebagaimana keharamannya sebelumnya. Maka hendaknya
orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir.”

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam diizinkan Allah untuk berperang di Makkah hanya pada hari
penaklukan kota Makkah dari sejak terbit matahari hingga ashar. Beliau tinggal di Makkah selama
sembilan hari dengan selalu mengqashar shalat dan tidak berpuasa Ramadhan di sisa hari bulan
Ramadhan.

Sejak saat itulah, Makkah menjadi negeri Islam, sehingga tidak ada lagi hijrah dari Makkah
menuju Madinah.

Demikianlah kemenangan yang sangat nyata bagi kaum muslimin. Telah sempurna pertolongan
Allah. Suku-suku arab berbondong-bondong masuk Islam.

Demikianlah karunia besar yang Allah berikan.

Baca juga: Shalat Di Semua Masjid Di Mekkah Pahalanya Sama Seperti Di Masjidil Haram?

Penulis: Ammi Nur Baits


Artikel: Muslim.or.id

Tags: FATHU MAKKAH MAKKAH SEJARAH ISLAM


Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Kalkulator Waris E-Book

Ammi Nur Baits, S.T., B.A.


S1 Jurusan Teknik Nuklir UGM, S1 Jurusan Fikih dan Ushul Fikih Al Madinah
International University, pengasuh situs konsultasisyariah.com, kontributor di
Yufid.TV

Artikel Terkait

Berhala Ketiga di Muka Bumi: Kisah Kaum


Tsamud
OLEH ARIF MUHAMMAD NURWIJAYA, S.PD  20 MEI 2023  2

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel yang lalu (Berhala


Kedua di Muka Bumi). Sebelumnya telah dikisahkan tentang Kaum
'Ad (keturunan...

Berhala Kedua di Muka Bumi: Kisah Kaum ‘Ad


OLEH ARIF MUHAMMAD NURWIJAYA, S.PD  18 MEI 2023  0

Pada artikel sebelumnya (Berhala Pertama di Muka Bumi) telah dibahas mengenai asal usul berhala pertama di
dunia yang menjadi sumber...

Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Kalkulator Waris E-Book

Beberapa Faidah dari Kisah Meninggalnya


Abu Thalib
OLEH M. SAIFUDIN HAKIM  11 OKTOBER 2022  0

Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa


membantu dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun,
Abu Thalib tetap enggan...

Komentar 35

si miskin ilmu  14 tahun yang lalu

Jazakumullah khairan, alhamdulillah saya jadi tambah ngerti

 Balas

manis  14 tahun yang lalu

mudah2an saya memahami dgn…

 Balas

zulhelmi  14 tahun yang lalu

salam…..jazakAllah khair atas huraian sirah ini….


banyak manfaat..

 Balas

H Ridwan Husen  14 tahun yang lalu

trimakasih semuanya mudah2an bermampaat buat orang yang sedang belajar

 Balas

Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at
risdiyanto  14 tahun yang lalu 
Kalkulator Waris E-Book
alhamdulillah ya robbal ‘alamin. telah Kau ciptakan sepasang mata dan satu mulut bagi ku.
Stlh membaca artikel yg lumayan pnjg ni,saya jd tmbh tau ttg sejarah islam. dan kebetulan ini
sbg jawaban dr QS. Ar Ra’d ayat 31. yg disbtkan adanya penaklukan kota mekkah. terus trg
saya blm bs memamahi ayat it. atau mgkn stlh comment ini ada yg mau menambahkan
penjelasan ttg ayat diatas. terima ksh wassalamualaikum wr wb.

 Balas

abu salma  14 tahun yang lalu

alhamdulillah ana jd tau tntg sjrh islam mudah2an ini brmanfaat

 Balas

Abu Hanif Agusral Siregar al-BAtaki as-Sumbari  14 tahun yang lalu

artikel ini dapat menambah wawasanku.

 Balas

Dicky Budi Prasetyo  14 tahun yang lalu

Alhamdullillah wa la haula wala quwata illa billah


Maha suci Allah yang telah membawa kaum muslimin menemukan kemenangannya dan Insya
Allah kisah ini menjadikan kita lebih tawadhu dan meningkatkan taqwa kita kita dihadapan
Allah Ta’ala di yaumil qiyamah nanti.
Jazakummulahu

IKHWAN

 Balas

Orang indo  4 tahun yang lalu

Kamu robot apa manusia

 Balas

afni  14 tahun yang lalu

akhamdulillah saya jadi lebih paham dengan masalah agama setelah membaca beberapa
artikel muslim.

 Balas 
Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at
Fahrul  14 tahun yang lalu 
Kalkulator Waris luar
Sungguh E-Book
biasa kisah shahih ini yang banyak mengandung manfaat yang dapat diambil.

 Balas

Asha  14 tahun yang lalu

Mohon pembahasan detail tentang SEJARAH ISLAM dan KISAH-KISAH yang berhubungan
dengan Rasululloh Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam + para Shohabat diperbanyak.

SANGAT PENTING, SANGAT ANA BUTUHKAN, SANGAT BERMANFAAT.

JAZAAKUMULLOHU KHOYRON.

 Balas

Abdullah  14 tahun yang lalu

Semoga maju terus umat Islam dg memperhatikan sejarah para nabi

 Balas

Giri  14 tahun yang lalu

Jazakallah khoiron tadz. Sungguh kemenangann yang nyata..

 Balas

hafidz fauzi basyir  14 tahun yang lalu

jazakumullahu khoiron

 Balas

Ulungbudicahyanto  14 tahun yang lalu

Alhamdulillah… Smoga bermamfaat.

 Balas

andika iqbal maulana  14 tahun yang lalu

ALLAHU AKBAR,. ALLAHUma Shalli alaa Muhammad wa alaa alii Muhammad Kamaa Shalaita
alaa Ibrahim wa alaa alii Ibrahim InnaKA Hamidum Majid,. ALLAHUma Baarik alaa Muhammad
wa alaa alii Muhammad Kamaa Shalaita alaa Ibrahim wa alaa alii Ibrahim InnaKA Hamidum
Majid 
Akidah  Manhaj
Balas Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Kalkulator Waris E-Book
abdulah 13 tahun yang lalu

assalamualaikum
ada sebagian sodara kita tentang Kisah Hatib bin Abi Balta’ah radhiyallahu ‘anhu sebagai dalil
yang mengatakan bahwa ketika penulis kitab dzikir almatsurat yang didalamnya terdapat
bid’ah-bid’ah dikritik kemudian mereka yang membela penulis kitab tersebut(Hasan Al
Banna)mengatakan :wajib bagi siapa aja yang mengkriritk penulis tersebut juga wajib
menyebutkan kebaikan-kebaikan atau jasanya terhadap umat islam sebagai bentuk keadilan,
gimana ustad cara menyikapinya, tolong dijawab…

 Balas

Yulian Purnama  13 tahun yang lalu

#abdullah
wa’alaikumussalam. Silakan simak:
https://muslim.or.id/soal-jawab/soal-7-pengertian-muhazanah.html

 Balas

Abu Muhammad Naufal Zaki  13 tahun yang lalu

Yang ana tahu. . ini dikenakan kpd ulama ahlus sunnah. . . adapun ahlu bid’ah tdk berlaku
kaidah tsb. . . bisa juga di baca ttg Kaidah Muhazanah ini di majalah al furqon. . . bagus sekali
isinya. . .
KETIMPANGAN MANHAJ MUWAZANAH
Dinukil dari majalah Al Furqon ed 8 th III Jumadil Awwal 1425H oleh Arif Fathul Ulum, setelah
menjelaskan : Membantah ahli bid’ah & mengkritik (mengjahr)nya adalah salah satu dari
pokok-pokok agama yg agung bhk jihad fi sabilillah yg paling utama, karena ahli bid’ah lebih
berbahaya drpd orang kafir. Membantah ahli Bid’ah adalah salah satu pokok-pokok manhaj
Salaf yg diterapkan oleh para Ulama Salaf (Nabi, Sahabat, Tabiin Taiut Tabiin, Imam Mazhab,
dll).
Namun baru-baru ini, muncul kelompok sururiyyah dan quthbiyyah yg menyebarkan keragu-
raguan thd manhaj Salaf ini bahkan berusaha menggantinya dg manhaj mereka. Mereka
mengkritik para imam ahli hadits. Mereka menamakan manhaj baru mereka : “Manhaj
Muwazanah”, yaitu : manhaj yg mewajibkan siapapun yg mengkritik kesalahan seseorang,
tulisan atau kelompok untuk menyebutkan kebaikan dan kejelekan secara bersamaan
sebagai sikap yg adil menurut mereka.”
Mereka sebut juga manhaj ini “manhaj al-adl wan inshaf, maka Para Ulama Salaf bangkit
untuk menjelaskan kesesatan dan ketimpangan manhaj ini, salah satunya Ulama lautan Ilmu
Muhadditsin : Syaikhuna Al Allamah Rabi bin Hadi al Madkhali, berjudul : Manhaj Ahlus

Akidah Sunnah
Manhajwal Fikih
Jamaahdan fiMuamalah
Naqdir RijalAkhlak dan Nasihat
wal Kutub Fatwa
wath thowaif, Ulama kedua
cetakan Khotbah
tahunJum’at
1413 H
. 
Kalkulator Waris ISLAM
MANHAJ E-BookDAN PARA IMAM DALAM MENGKRITIK PERKATAAN DAN PERSON (PRIBADI)
A. Alloh Subhanahu Wa Ta’ala memuji orang-orang yg beriman tanpa menyebutkan
kejelekannya dan mencela orang-orang kafir an munafiq tanpa menyebutkan kebaikannya.
Banyak sekali ayat ttg hal ini (pahala bagi yg beriman) yg jelas-jelas menyelesihi Manhaj
Muwazanah, padahal setiap bani adam takluput dari kesalahan. Maka hikmah dari hal ini =
menyebut kebaikan tanpa menyebut kejelekan mereka adl untuk menggerakkan hati setiap
manusia agar meneladani mereka.
Di sisi lain , Alloh mencela kaum lafirin & munafiqin dalam ayatNya yg banyak tanpa
menyebutkan kebaikan mereka sedikitpun, karena kekufuran dan kesesatan mereka telah
merusak kebaikan-kebaikan mereka dan menjadikannya tidak bernilai sama sekali bagaikan
debu beterbangan, “Dan Kami hadapi segala amal yg mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal
itu (bagaikan) debu yg beterbangan (QS Al Furqan : 23)
Demikian pula Alloh menceritakan ttg umat-umat terdahulu yg mendustakan para Rasul. Alloh
sebutkan kekufuran mereka dan kebatilan mereka dan azab kehancuran mereka tanpa
sedikitpun menyebutkan kebaikannya krn tujuan kisah ini sbg peringatan kpd umat-umat
sesudahnya agar menjauhi perbuatan mereka.
Lalu Alloh menyebut orang0orang Yahudi dan nashara dg sifat-sifat buruk pada mereka dan
ancaman keras kpd mereka tanpa menyebutkan sedikitpun kebaikan mereka yg telah mereka
hilangkan dg kekufuran dan pendustaan thd Rasululloh Shollollohu ‘alaihi wa sallam. Inilah
manhaj Alloh Yang Maha Adil (maukah kaum muwazanah mengatakan Alloh tidak adil? Wa
na’udzu billah)
B.Peringatan Nabi Shollollohu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya dari Bahaya Ahli Bid’ah
Nabi Shollollohu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya dari kejelekan Ahlul Bid’ah
tanpa menyebutkan sedikitpun kebaikan mereka karena kebaikan mereka hilang nilainya
karena kerusakan dan bahaya yg besar yg mereka timbulkan.
Aisyah rodhiyallohu anha : Rasululloh Shollollohu ‘alaihi wa sallam membaca ayat : “Dia-lah yg
menurunkan Al Kitab (Al-Qur’an) kpd kalian. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yg muhkamat,
itulah pokok-pokok isi al Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang
yg hatinya condong kepada kesesatan maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yg
mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari ta’wilnya. Padahal tidak ada
yg tahu ta’wilnya kecuali Alloh. Dan orang-orang yg mendalam ilmunya berkata, “Kami
beriman kpd ayat-ayat yg mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan Kami.” Dan tidak dapat
mengambil pelajaran kecuali orang-orang yg berakal (QS Ali Imran : 7). Aisyah berkata,
Rasululloh Shollollohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Engkau melihat orang-orang ug
mengikuti sebagian ayat-ayat yg mutasyabihat, mereka itulah yg disebut Alloh dalam
kitabNya. MAKA AWASLAH DARI MEREKA.” (Muttafaq Alaih, shahih Bukhari 4547, Shahih
Muslim 2665)

Abu Hurairah radiyallohu anhu : Rasululloh Shollollohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan
Akidah dating
ManhajpadaFikih
akhirdan Muamalah
umatku, Akhlakyg
orang-orang dan Nasihat Fatwa
menyampaikan Ulamakalian
kepada Khotbah Jum’at
apa-apa yg tidak
pernah kalian dengan dan tidak pernah didengar oleh bapak-bapak kalian, maka awaslah 
Kalkulator Waris
kalian dari E-Book
mereka” (Shahih Muslim 1/12)…. Maksudnya ahli bid’ah.
Padahal dimaklumi dalam diri ahli bid’ah ada kebaikan namun Rasululloh Shollollohu ‘alaihi wa
sallam tidak menoleh sedikitpun kepada kebaikan mereka ahlu bid’ah dan tidak mnyebutkan
sedikitpun dan beliau tidak katakana : ambillah manfaat dari kebaikan mereka dan
sebutkanlah kebaikan mereka ketika mengkritiknya.”
Lihatlah ketimpangan manhaj muwazanah ini yg memutar balikkan logika umat sehingga ada
yg mengaku bermanhaj Salaf namun loyal dan membela ahli bid’ah dan mengkritik ahlus
sunnah dg alas an keadilan. Wa inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un.
C. Sikap Para Sahabat dan Tabi’in Terhadap Ahli Bid’ah
Ibnu Umar rodhiyallohu anhu berkata ttg kelompok Qodariyyah, “Jika engkau bertemu
mereka, beritahukan bahwa Ibnu Umar berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri
dari Ibnu Umar (riwayat Shahih Muslim 1/140)
Abu Qilabah, “Janganlah kalian duduk-duduk dg ahli ahwa (bid’ah) Karena aku khawatir
mereka akan menjerumuskanmu ke dalam kesesatan mereka dan mengaburkan persepsi
kalian terhadap mereka (Syarhus Sunnah, Imam Baghowi 1/227).
Lihatlah 2 sikap tegas dari para sahabat dan tabiin dan para Imam Mazhab terhadap ahli
bid’ah. Mereka memperingatkan umat dari kejelekan ahli bid’ah tanpa sedikitpun
menyebutkan kebaikan mereka, sesuai pemahaman terhadap kaidah-kaidah Islam :
“Menjauhkan mafsadah (kerusakan) didahulukan atas mendatangkan mashlahat”
D. Nabi menyebutkan aib orang-orang tertentu tanpa menyebutkan kebaikan mereka sebagai
nasehat.
1.Aisyah meriwayatkan seorang laki-laki meminta izin bertemu Rasululloh. Saat melihat orang
itu Rasul bersabda, “Dia adalah sejelek-jelek kerabat.” Ketika dia duduk, Nabi bermuka manis
dan bersikap ramah. Ketika orang itu pergi, Aisyah bertanya ttg sikap Rasul tsb. Rasul
bersabda, “Wahai Aisyah, kapan engkau melihatku berbuat keji? Sesungguhnya sejelek-jelek
derajat manusia di sisi Alloh adalah orang ditinggalkan oleh manusia Karen atakut kepada
kejelekannya.” (shahih Bukhari 6032)
Imam al Qurthubi berkata hadits ini menunjukkan bolehnya ghibah thd mereka yg terang-
terangan berbuat kefasikan, kemaksiatan atau semisalnya dari kecurangan dalam
menghukumi dan seruan kepada kebid’ahan dan bolehnya bersikap mudarah (membujuk) thd
mereka dan menjauhi bahaya kejelekan mereka selama tidak membawa kepada sikap
menjilat dalam agama Alloh (Fathul Bari 10/452)
2. Saat Fatimah bintu Qois selesai iddah dia dipinang Mu’awiyyah bin Abi Sufyan dan Abu
Jahm mk Rasul berkata, “Adapun Abu Jahm maka dia laki-laki yg tidka pernah meletakkan
tongkat dari pundaknya (ringan tangan) adapun Mu’awiyyah dia seorang yg miskin maka
menikahlah dg Usamah bin Zaid” (Shahih Muslim 1480).
Tak diragukan lagi bhw Mu’awiyyah dan Abu Jahm memiliki banyak keutamaan dan
keunggulan (sebagai sahabat nabi) tetapi Nabi tidak menyebutkan kebaikannya sedikitpun

Akidah karena
Manhaj Fikih dan
yg diminta Muamalah
Fatimah adalah Akhlak
nasehatdan Nasihat
dan Fatwa
saran Nabi Ulama ‘alaihi
Shollollohu Khotbah
waJum’at
sallam thd yg
meminangnya itu. 
Kalkulator Waris
Maka para E-Book
pencetus Manhaj Muwazanah, maka mereka mewajibkan menyebutkan kebaikan,
yg akan membuat bingung orang yg meminta nasehat. Lihatlah manhaj yg menyelisihi manhaj
Nabi ini.
3. Hindun bintu Utbah pernah mengadu atas kejelekan yakni kepelitan suaminya Abu Sufyan
maka Nabi mengatakan agar dia mengambil seperlu kebutuhan dirinya dan anak-anaknya.”
(Muttafaq alaih Bukhari 3564, Muslim 1714)
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata, “Hadits ini menjelaskan bolehnya menyebutkan seorang dg sifat
yg tidak disukainya dg tujuan meminta nasehat atau fatwa, mengadu dan semisalnya. Dan
inilah ghibah yg diperbolehkan (Fathul Bari 9/509).. Lihatlah Nabi tidka mengingkari Hindun
yg menyebutkan kejelekan suaminya tanpa sedikitpun menjelaskan kebaikannya yg sangat
banyak…. Lihatlah lagi ketimpangan Manhaj Muwazanah yg menuduh ulama salaf tidak adil
dan khianat. Akankah tuduhan ini mereka sematkan kepada Nabi dan Para Sahabat?
E. Kritikan Para Imam Terhadap Ahli Bid’ah dan Para Perawi
Banyak sekali kita dapatkan riwayat para Imam menkritik dg kritik yg keras dan tegas
terhadap ahli bid’ah tanpa sedikitpun menyebutkan kebaikannya, yakni mewajibkan
muwazanah sbgmn penganut faham ini. Mereka menulis kitab Jahr wa Ta’dil, kitab sunnah
dan kitab pembelaan thd sunnah dan bantahannya terhadap ahli bid’ah, kitab-kitab ttg hadits
palsu dan lemah & mereka sedikitpun tidak mewajibkan muwazanah dalam kitab-kitab
mereka tsb. Khususnya dalam kitab Jahr (celaan) mereka.
.
SYUBHAT MANHAJ MUWAZANAH DAN BANTAHANNYA
Mereka berdalil : “Di antara Ahli Kitab ada yg jika kamu mempercayakan kpdnya harta yg
banyak, dikemballikan kepadamu dan di antara mereka jika kamu mempercayakan kepadanya
satu dinar, tidak dikembalikan padamu kecuali jika kamu selalu menagihnya” (QS Ali Imran :
75)… katanya ini bukti Alloh mendahulukan pujian pada mereka.
Bantahannya : Syaikhuna Al Allamah Rabi bin Hadi membantahnya dg :
1. Tidak ada satupun ulama yg menafsirkan demikian ayat ini sebagaimana yg dikehendaki
manhaj ini sebagai dalil muwazanah. Suatu tafsir yg batil.
2. Para Ulama ahli Tafsir menjelaskan bhw ayat ini sebagai peringatan kepada umat Islam
atas kejelekan ahli kitab. Imam Qurthubi menafsirkan, “Alloh mengabarkan bahwa di antara
ahli kitab ada yg amanat dan ada pula yg khianat, sedangkan orang yg beriman tidak bisa
memilah-milah mereka (yakni tidak tahu mana yg khianat dan mana yg amanah) maka
selayaknya (wajib) menjauhi mereka.”
3. Dalam kitab dan sunnah banyak sekali celaan kepada Ahli Kitab yang tidak menyebutkan
kebaikan dan kejelekan mereka sekaligus, seperti : “Dan janganlah kamu campur adukkan yg
haq dg yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yg baik itu sedang kamu mengetahuinya
(QS : 2 : 42) dan “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Alloh…dst (QS : At-Taubah 31)… maka dimanakah Manhaj Muwazanah dalam

Akidah ayat
Manhaj
ini? Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Maka sungguh, penetapan manhaj muwazanah yg bid’ah ini akan membuka pintu ahli kitab,
Kalkulator Waris rasionalis
komunis, E-Book untuk menyerang umat Islam, mencela Alloh dan rasulNya dan apa yg
ditulis para ulama dalam mengkritik kelompok-kelompok sesat dalam masalah Jahr wa Ta’dil.
Inilah bukti kebathilan Manhaj Muwazanah (Manhaj Ahlis Sunnah wal Jama’ah fi Naqdir Rijal
wal Kutub wath Thowaif hal.49-51)
.
FATWA PARA ULAMA TENTANG MANHAJ MUWAZANAH
1. Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah
Ada seorang bertanya kepada Syaikh Bin Baaz, “Ada orang yg mewajibkan muwazanah yakni
jika engkau mengkritik seorang ahli bid’ah mala wajib atasmu untuk menyebutkan
kebaikannya agar engkau tidak mengzhaliminya.”
Jawab Samahatusy Syaikh, “Tidak! Hal itu tidak harus! Karena inilah jika engkau melihat
kitab-kitab ahlus sunnah maka engkau akan mendapati apa yg dimaksud yaitu Tahdzir.
Bacalah Kitab Bukhari Kholqu Af’alil Ibad dan Kitabul Adab dari Shahihnya, Kitab As-Sunnah
oleh Abdullah bin Ahmad bin Hambal, Kitab Tauhid oleh Ibnu Khuzaimah, Bantahan Utsman
bin Said ad-Darimi kepada Ahli Bid’ah…. Dll. Mereka tulis kitab-kitab ini sebagai peringatan
kepada setiap muslim dari kebathilan ahli bid’ah dan bukan bertujuan memaparkan kebaikan-
kebaikan mereka… maka yg dimaksud adalah peringatan kepada setiap muslim dari
kebathilan mereka. Sedang kebaikan mereka tidak ada nilainya sama sekali bagi yang kafir
dari mereka. Jika kebid’ahan mereka adalah bid’ah yg mengkafirkan pelakunya maka
hapuslah kebaikannya. Dan jika bid’ahnya belum mengkafirkannya maka dia berada dalam
bahaya, maka yg dimaksud adalah penjelasan kesalahan mereka untuk dihindari dan dijauhi.”
(dari kaset Ta’lim Syaikh Abdul Aziz di Thoif 1413H, ditulis Syaikh Rabi di halaman 9)
2. Syaikh Al-Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Seseorang bertanya kepada beliau setelah beliau ditanya tentang beberapa pertanyaan
mengenai kelompok-kelompok Islam, “Baik ya Syaikh, apakah engkau memperingatkan
manusia dari mereka tanpa menyebutkan kebaikan mereka atau engkau sebutkan kebaikan
dan kejelekan mereka secara bersamaan?”
Fadhilatusy Syaikh menjawab, “Jika engkau menyebut kebaikan mereka berarti engkau
mengajak manusia kepada mereka. TIDAK! JANGAN ENGKAU SEBUT KEBAIKAN MEREKA!
TETAPI SEBUTKAN KESALAHAN MEREKA SAJA KARENA TUGASMU BUKANLAH UNTUK
MEMPELAJARI KEADAAN MEREKA DAN MENILAINYA..tetapi tugasmu adalah MENYEBUT
KESALAHAN YG ADA PADA MEREKA AGAR MEREKA BERTAUBAT DARINYA DAN AGAR YG
SELAIN MEREKA MENJAUHI KESALAHAN MEREKA. Demikian juga kesalahan yg ada pada
mereka bis ajadi menghilangkan kebaikan mereka semuanya jika kesalahan itu berupa
kekufuran atau kesyirikan. Bisa jadi mengalahkan kebaikan mereka. Dan bisa jadi itu adalah
kebaikan menurut pandanganmu padahal sebenarnya bukanlah kebaikan di sisi Alloh.”
(Ajwibah Mufidah ‘an As’ilatil Manahijil Jadidah hal.13-14)
3. Syaikh Al Allamah Muhadditsin Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Akidah Saat
Manhaj
ditanyaFikih dan muwazanah,
manhaj Muamalah Akhlak
Syaikhdan Nasihat
Albani berkataFatwa
: “INI Ulama
ADALAH Khotbah Jum’at
CARA-CARA AHLI

BID’AH. Ketika seorang ahli Hadits menilai seorang rawi yg shalih atau alim atau faqih dengan
Kalkulator Waris E-Book
perkataannya : ‘Fulan jelek hafalannya’ apakah dia juga mengatakan dia adalah seorang
muslim atau seorang yg shalih atau seorang yg faqif atau seorang yg diambil dalam istinbath
hukumnya? Allohu Akbar! Pada hakikatnya, kaidah yang terdahulu (yakni kaidah : setiap
kebaikan adalah dlaam ittiba kepada Salaf) adalah kaidah yg sangat penting sekali yg
mencakup cabang-cabang yang banyak khususnya paa zaman ini…. Dari mana mereka
(pemilik manhaj muwazanah) mendapatkan dalil yg mengatakan jika seseorang hendak
menjelaskan kesalahan seseorang muslim-jika dia adalah seorang da’I (ulama) atau bukan-
maka wajib bagi dia melakukan ceramah yang menjelaskan kebaikan orang tadi dari awal
sampai akhir. Allohu Akbar! Ini adalah sesuatu yang aneh. Demi Alloh, ini adalah sesuatu yang
aneh…. (silsilatul Huda wan Nur kaset no. 850 sebagaimana dalam Nashrul Aziz oleh
Syaikhuna Al-Allamah Rabi bin Hadi hal 96-97)
.
PENUTUP
1. Apa yg didakwahkan dari wajibnya memakai manhaj muwazanah dalam mengkritik person,
tulisan dan kelompok adalah Dakwah yg tidak ada dalilnya dari Kitab dan Sunnah dan Manhaj
ini adalah Manhaj yg Gharib (asing) dan Bid’ah.
2. Ulama Salaf (Para Sahabat, Tabiin, Tbiut Tabiin dan Imam Mazhab serta Ahli Hadiits) tidka
pernah memakai manhaj muwazanah ini dalam hal mengkritik…
3. Wajib memperingatkan umat dari bid’ah dan ahlinya dengan kesepakatan para Ulama dan
kaum muslimin dan boleh bahkan wajib menyebutkan kebid’ahan merka dan menjauhkan
manusia dari mereka.
4. Para Ulama Salaf telah menulis kitab-kitab dalam Jahr wa Ta’dil dan kitab-kitab yg khusus
dalam Jahr saja yg jumlahnya sangat banyak dan mereka tidak ada seorangpun yang
mewajibkan atau mengsunnahkan muwazanah, bahkan mereka mewajibkan Jahr saja.
5. Para Ulama telah menulis kitab-kitab tentang sunnah dan bantahan kepada bid’ah dan
ahlinya tanpa memakai manhaj muwazanah.
6. Manhaj Salagf dilandaskan atas mashlahat dan nasihat kepada umat.
7. Manhaj Salaf adalah benteng yg teguh di dalam melindungi kaum muslimin dari bahaya dan
maker ahli bid’ah
8. Manhaj Muwazanah membuka pintu bagi ahli bid’ah untuk merusak aqidah kaum muslimin
dan melancarkan berbagai fitnah/syubhat kepada kaum muslimin.
9. Wajib bagi setiap muslim mewaspadai pemikiran ini agar tidak diragukan thd Islam dan
Manhaj yg Haq yakni Manhajnya Nabi Shollollohu ‘alaihi wa sallam beserta para Sabahatnya
dan mereka yg mengikuti mereka.
Barakallahu laka…….
(catt : contoh sederhana, jika kita ingin menjelaskan paham komunis kepada masyarakat agar
menjauhinya maka kita akan jelaskan kesesatannya tanpa sedikitpun menjelaskan
kebaikannya… dan lihatlah para pengkritik pemerintah, apakah pernah mereka memakai

Akidah manhaj
Manhajmuwazanah
Fikih dan saat
Muamalah Akhlak dan mereka
berdemo?..lihatlah Nasihat yg Fatwa Ulamaini menetang
bermanhaj Khotbah Jum’at
sendiri
manhaj mereka… Allohu Akbar!)… 
Kalkulator
 Waris
Balas E-Book

rinka  13 tahun yang lalu

wah!!!!!! cerita yang sangat menggugah jiwa

memang islam sangat sarat dengan makna


kita sebagai umat islam wajib mensyukuri ini semua ^_^

 Balas

arofiqpkl  13 tahun yang lalu

terima kasih, semoga dapat bermanfaat dan dapat kita teladani kisak tersebut. amin

 Balas

arofiqpkl  13 tahun yang lalu

alhamulillah

 Balas

arofiqpkl  13 tahun yang lalu

alhamdulillah

 Balas

iman  13 tahun yang lalu

assalamualaikum,,,,
trimakasih kepada http://www.muslim.or.id yang selama ini tlah dan sering mengirim saya
informasi tentang agama, mudah mudahan itu semua menjadi amal ibadah yang baik disisi
allah SWT amien…

 Balas

abid amrullah  13 tahun yang lalu

subhanalloh, maha suci allah, akhirnya yg bathil dapat di musnahkan

 Balas

Hafidz  12 tahun yang lalu



Akidah Maha
Manhaj
besar Fikih
Allah…dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

 Balas
Kalkulator Waris E-Book

m. syariffuddin  12 tahun yang lalu

alhamdullillah, saya jadi tambah faham peristiwa fathul makkah. allah memang selalu
memenangkan yang benar dan melenyapkan yang batil. maha besar allah..

 Balas

no name  12 tahun yang lalu

alhaamdullillah

 Balas

jalz  12 tahun yang lalu

Keren ^_^ Islam Rohmatalilla’lamin

 Balas

adi wardana wijaya  11 tahun yang lalu

saya suka sekali dengan postingan ini, mohon izin saya mengcopy, dan saya bagikan di blog
saya.

 Balas

wandi  11 tahun yang lalu

syukron….

 Balas

jannah  11 tahun yang lalu

knapa yeah kaum kafir quraisy melanggar perjanjian hudaibiah

 Balas

Setiawan  10 tahun yang lalu

aslkm.
Akh Ammi….ana kangen sama antum, berdiskusi dengan Aziz di Mushola teknik Nuklir/Teknik
Fisika.
salam dari saya, Setiawan,S.T. Alumni Teknik Fisika UGM Angk 2002. Dulu pernah sering

ketemu sama2 di Mushola.
Akidah bagus
Manhaj Fikih dan
artikelnya, anaMuamalah Akhlak dan Nasihat
download ya…trims. Fatwa Ulama Khotbah Jum’at
Jazzakallah Khairul Jazza. 
Kalkulator Waris
wslkm. E-Book
 Balas

Ahmad Rizal  3 tahun yang lalu

Assalaamu ‘alaikum ustadz. Ada 1 pertanyaan saya, krn blm dapat dari referensi dari yg saya
baca. Siapakah sahabat yang ditunjuk oleh Rasulullaah utk memimpin Makkah? Krn
Rasulullaah kan kembali ke Madinah setelah itu. Jazaakallaahu khair.

 Balas

Tinggalkan Balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar *

Nama *

Email * Situs Web

KIRIM KOMENTAR


Akidah Manhaj Fikih dan Muamalah Akhlak dan Nasihat Fatwa Ulama Khotbah Jum’at

Kalkulator Waris E-Book

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412


Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.
Media Partner

YPIA | Muslimah.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

   

© 2024 Muslim.or.id - Memurnikan Aqidah Menebarkan Sunnah Tentang Kami / Donasi / Pasang Iklan / Kontak

Anda mungkin juga menyukai