Bakorwil mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam melakukan koordinasi, pembinaan,
pengawasan, supervisi, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan.
Wilayah kerja Bakorwil III Malang yang membawahi 9 kabupaten/kota dengan banyak perusahaan
yang bergerak dalam industri makanan/minuman, yang potensial untuk dilibatkan dalam upaya
pencegahan stunting.
Bakorwil Malang bersama OPD Pemprov terkait mencoba memotivasi kolaborasi dengan pihak
swasta (CSR) untuk percepatan penurunan angka stunting dalam bentuk Pemberian Makanan T
(PMT).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting cukup tinggi
dibandingkan negara-negara berpendapatan menengah lainnya.
Hasil integrasi Susenas Maret 2020 dan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun
2019 menunjukkan prevalensi stunting sebesar 26,92% masih jauh dari standar yang
ditetapkan WHO sebesar 20%.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia ( SSGI ) Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur termasuk
kategori Kronis Akut (Stunting >20% dan Wasted >5% ).
a. susu untuk Bumil KEK : 80 org x 1 liter x 30 hari x 5 bulan =12.000 liter
b. susu untuk balita gizi buruk : 80 kasus x 1 liter x 30 hari x 5 bulan = 12.000 liter
c. Telur ( untuk bumil KEK dan balita gizi buruk ) : 160 org x 2 butir x 30 hari x 5 bulan =
48.000 butir
2. Pelatihan kader pendamping keluarga rentan dengan kebutuhan dana sebesar Rp. 21.000.000
dengan alokasinya untuk :
a. Honor narasumber : 3x Rp. 2.500.000 = Rp. 7.500.000
b. Hidangan rapat : 50 orang x Rp. 100.000 = Rp. 5.000.000
c. Alat Tulis Kantor : Rp. 1.000.000
d. Spanduk : Rp. 300.000
e. Sewa Gedung : Rp. 1.000.000
f. Sound system : Rp.1.000.000
g. Tenaga cleaning servis : Rp. 200.000
h. Uang Transport kader : 50 orang x Rp. 100.000 = 5.000.000