On Progress - Produk Pengolahan Hasil Nabati - Jilid 2 - SMK - Mak - 160 Hal
On Progress - Produk Pengolahan Hasil Nabati - Jilid 2 - SMK - Mak - 160 Hal
HASIL NABATI
BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN ARGOTEKNOLOGI
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SMK/MAK
JILID 2
DINA DAMAYANTI
Sri Insutarti Handayani
reDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Dian Sri Indriyani
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Editor:
Heni Wulandari
Desain Sampul:
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Citra Putri Pratiwi
ii
Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.
iii
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala buku ini. Dengan kepercayaan tersebut,
puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada penulis berkeyakinan bahwa hal ini dapat
Allah Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia- mendukung penulis dalam upaya
Nya, mustahil naskah buku ini terselesaikan meningkatkan kualitas diri dan karya untuk
tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban waktu yang akan datang.
lain yang bersamaan hadir. Buku ini ditulis Meskipun telah berusaha untuk
berdasarkan kebutuhan buku teks bagi siswa menghindarkan kesalahan, penulis menyadari
SMK pada kompetensi keahlian Agribisnis juga bahwa buku ini masih mempunyai
Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Buku ini kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu,
disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan penulis berharap agar pembaca berkenan
Pendidikan Tahun 2013 edisi revisi dan menyampaikan saran dan kritikan demi
digunakan bagi siswa kelas XII pada perbaikan buku ini ke depan. Akhir kata,
kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan penulis berharap agar buku ini dapat
Hasil Pertanian. Materi pada buku ini membawa manfaat kepada pembaca.
mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi
Yogyakarta , November 2018
Dasar yang merupakan keberlanjutan dari
materi pembelajaran Produksi Pengolahan
Hasil Nabati Kelas XI.
Atas terselesaikannya penulisan buku
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dina Damayanti
Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah
Sri Insutarti Handayani
Kejuruan (SMK) yang telah memberikan
kepercayaan dan kesempatan dalam penulisan
iv
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS
v
BAB 1
PRODUK OLAHAN NABATI
Menunjukan Produk
Olahan Nabati
Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan
Buah-Buahan Sayuran Umbi Serelia Kacang-Kacangan
Sale pisang - manisan buah - sari buah - sirup buah - jam/jelly buah - dodol buah -
keripik saos - asinan – tape - Roti manis - tahu – tempe – kecap - susu kedelai
1
Produk hasil Nabati
2
Produk hasil Nabati
3
Produk hasil Nabati
air pada kapur yang masih aktif, pembuatan selai/jam adalah 1,5 –
maka akan terjadi reaksi 1,8% atau asam klorida 0,036 –
eksoterem (keluar pana), setelah 0,072%. Perbandingan jumlah
dingin kapur ini disebut dengan asam sitrat dengan jeruk nipis
istilah kapur sirih, dosis yang adalah 50 gram jika menggunakan
digunakan adalah 2,5-10% dari asam sitrat, dan 200 ml jika
jumlah air. Jika menggunakan menggunakan cairan perasan
CaCl2 dengan konsentrasi yang jeruk nipis.
digunakan 0,1%. e. Natrium Benzoat.
c. Garam Sebagai bahan pengawet,
Garam yang digunakan yaitu menggunakannya harus dengan
garam dapur (NaCl). Garam ini benar,agar efektifitas sebagai
berfungsi yaitu sebagai penetral pengawet dapat tercapai tetapi
rasa sepat pada buah dan menjadi tidak membahayakan konsumen.
tidak bau langu pada lidah buaya Dosis natrium benzoat yang
serta untuk menghilangkan digunakan dalam pembuatan
lendir. Di samping itu, garam juga manisan dan produk olahan
berfungsi sebagai penambah rasa lainnya adalah 0,05- 0,1% (0,5-
asin atau pemantap cita rasa. Dosis 1gr per Liter larutan).
yang digunakan adalah 2% f. Pewarna
d. Asam Untuk meningkatkan daya tarik
Asam sitrat dapat ditambahkan dari warna sari buah jeruk, maka
dalam pembuatan produk olahan digunakan bahan pewarna.
sepertipada manisan dan manisan Sebenarnya penggunaan bahan
untuk memberikan rasa dan pewarna ini tidak penting, karena
aroma asam. Asam sitrat juga sari buah jeruk asli sudah
berfungsi sebagai pengawet. memiliki warna yang cukup
Sebagai pengawet akan lebih menarik.Warna yang dapat
efektif jika diberikan bersama digunakan untuk sari buah jeruk
bahan pengawet lainnya seperti yaitu warna kuning. Zat warna
natrium benzoat. yang boleh digunakan adalah zat
Asam juga digunakan untuk warna makanan dengan
menurunkan pH bubur buah konsentrasi yang sesuai dengan
karena struktur gel hanya yang tertera pada label. Pada
terbentuk pada pH rendah. produk manisan.
Penurunan pH ini diperlukan g. B a h a n T a m b a h a n M a k a n a n
untuk mengurangi proses Lainnya
tumbuhnya bakteri pembusuk Bahan tambahan makanan lain
yang berkembang biak pada pH yang biasa ditambahkan pada
yang tinggi. Asam yang dapat produk olahan dengan
digunakan dalam pembuatan penggulaan adalah natrium
selai/jam adalah asam sitrat, asam metabisulfit, pektin, agar, dan
asetat, dan cairan asam dari bahan tambahan makanan
perasan jeruk nipis. Jumlah asam lainnya.
sitrat atau asam laktat yang
Hal penting yang harus
diperbolehkan ditambahkan pada
diperhatikan dalam penggunaan
4
Produk hasil Nabati
5
Produk hasil Nabati
6
Produk hasil Nabati
7
Produk hasil Nabati
8
Produk hasil Nabati
9
Produk hasil Nabati
10
Produk hasil Nabati
11
Produk hasil Nabati
12
Produk hasil Nabati
13
Produk hasil Nabati
14
Produk hasil Nabati
terutama asam laktat. Lama proses pula adalah gram-positif dan katalase-
fermentasi biasanya antara 3 – 7 hari negatif. Kira-kira dua sampai tiga
atau lebih. jenis mikroorganisme membentuk gas
Tekstur asinan sayuran menjadi lunak dari dekstrose dan mannitol dan
tetapi mantap, atau tidak mudah levulose. Paling banyak asam yang
hancur dengan komposisi terbanyak terbentuk adalah asam laktat. Asam
adalah asam laktat. Demikian pula asetat juga terbentuk. Dari hasil
dengan nilai ekonomisnya yang penyelidikan Pederson dilaporkan
menjadi lebih baik dibandingkan bahwa Leuconostoc mesenterides yang
dengan nilai ekonomis/kubis, memulai proses fermentasi dan
terutama pada saat sedang panen membentuk 0.7 – 1 persen total asam
palawija. yang dinyatakan sebagai asam laktat.
Aroma dan flavour yang disukai dari
Fungsi garam selain untuk
sayur asin juga dapat dihasilkan oleh
menciptakan kondisi optimum bagi
aktivitas bakteri ini.
pertumbuhan bakteri asam laktat,
juga untuk mencegah pertumbuhan Jika asam yang dihasilkan sudah
mikroba yang tidak dikehendaki. mencapai 0.7 – 1 persen maka bakteri
leuconostoc mesenteroides akan mati
Tekanan dan ekstraksi garam terhadap
atau inaktif. Fermentasi dilanjutkan
cairan dalam bahan segera terjadi.
oleh bakteri Lactobacillus cucumeris
Bakteri dan khamir tumbuh dengan
dan Lactobacillus plantarum,
cepat, dan pembentukan gas sangat
mengubah gula yang ada menjadi
kuat selama awal fermentasi.
asam laktat dan mannitol. Aktivitas
Walaupun khamir memiliki populasi
bakteri ini akan meningkatkan kadar
yang relatif tinggi dan dapat
asam menjadi 1.5 – 2 persen dan akan
memproduksi dalam jumlah kecil
berangsur berhenti karena tidak tahan
alkoholterutama selama tahap
terhadap asam yang dihasilkannya
pertama proses fermentasi, tetapi
sendiri. Proses fermentasi akhirnya
bakteri yang lebih dominan adalah
disempurnakan oleh bakteri
pembentuk asam laktat, group
Lactobacillus pentoaceticus yang
Leuconostoc yang berbentuk cocci
memproduksi asam laktat mannitol,
selalu terdapat dan ikut serta
ester, etanol, dan Co2 dari sisa gula
memperbesar pembentukan gas,
dan senyawa padatan yang masih ada.
asam laktat dan asam asetat, alcohol
Bakteri ini tahan terhadap asam
dan mannitol. Bakteri asam butirat
sampai kadar asam mencapai 2.4
adalah bakteri yang sangat tidak
persen.
dikehendaki. Jika pertumbuhan
khamir dan bakteri asam butirat dapat Proses fermentasi sebenarnya telah
dicegah atau paling tidak dikurangi sempurna jika kadar asam telah
seminimum mungkin, maka kualitas mencapai 1.5 persen. Suhu
produk asinan sayuran mungkin dapat fermentasi yang baik adalah antara
diperbaiki sesuai dengan keinginan. 21.1 – 23.9°C.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Bila suhu di bawah 15.6°C fermentasi
kebanyakan dari mikroorganisme akan berjalan lambat. Jika di atas 27°C
yang tumbuh adalah berbentuk fermentasi akan berjalan abnormal.
tongkat dan relatif sedikit yang Perubahan warna menjadi coklat dari
berbentuk coccus. Pada umumnya asinan sayuran biasanya di sebabkan
15
Produk hasil Nabati
16
Produk hasil Nabati
Dari gambar di atas dapat dijelaskan Tahapan pengujian bahan baku utama
urutan sistematis dari kegiatan meliputi pengambilan contoh,
pengendalian mutu. pengujian contoh, pelaporan hasil
1. Pengukur (instrumen, panca pengujian dan pengambilan
indera manusia) merefleksikan keputusan semuanya dilakukan oleh
kinerja nyata proses petugas pengawasan mutu kecuali
pengambilan keputusan dilakukan
2. Penilai memperoleh hasil kinerja
oleh kepala bagian produksi setelah
nyata proses dari pengukur
mendapat laporan dari petugas
3. Penilai memperoleh informasi pengawasan mutu.
tentang tujuan proses yang ingin
Contoh diambil secara acak. Jumlah
dicapai, selanjutnya penilai
contoh yang diambil biasanya satu
membandingkan kinerja nyata
atau dua buah dari setiap jenis bahan
dengan tujuan
baku yang akan diuji. Pengujian
4. Penilai memberikan masukan contoh dilakukan secara visual dan
kepada penindak tentang kondisi hasilnya dilaporkan secara kualitatif.
yang terjadi Pelaporan dilakukan secara lisan, bila
5. Penindak mengambil langkah- tak ada kesulitan terhadap contoh
langkah terhadap kondisi yang diuji bisanya dilakukan
penyimpangan yang terjadi dan pelaporan, petugas pengawasan mutu
memastikan bahwa kondisi proses dapat memutuskan sendiri.
kembali ke kinerja yang searah Pengambilan keputusan dilakukan
dengan tujuan proses. pimpinan produksi untuk keadan yang
Pengawasan Mutu Bahan Baku khusus, misalnya buah yang telah
dipesan dalam jumlah yang banyak
Sayuran memiliki sifat yang mudah
ternyata tidak memenuhi standar
rusak sesaat setelah sayuran dipanen
yang ditentukan oleh perusahaan,
terutama untuk sayuran yang memiliki
maka kepala bagian produksi
kadar air tinggi. Rusaknya sayuran
menyerahkan keputusan pada
ditimbulkan oleh berbagai faktor
pimpinan perusahaan. Pimpinan
misalnya kerusakan yang ditimbulkan
perusahaan dapat memutuskan
oleh pengaruh fisik dan mekanis,
dengan mempertimbangkan saran
khemis, biologis dan mikrobiologis.
dari kepala bagian produksi dan
Kerusakan tersebut dapat diperkecil
bagian pengawasan mutu.
jumlahnya bila ditangani dengan baik,
hal ini juga rendemen hasil akhir bila Bahan Baku Tambahan
sayuran akan mengalami perlakuan Asinan sayuran membutuhkan bahan
pengolahan. tambahan garam kristal yang putih
Bahan Baku Utama dan bersih. Garam sebelum
dipergunakan diperiksa terlebih
Bahan baku utama dalam pembuatan
dahulu yaitu diperiksa mengenai
asinan sayuran adalah kubis. Setelah
kebersihannya dan keputihannya. Bila
kubis dibeli langsung dibawa ke ruang
telah memenuhi persyaratan maka
penyiapan bahan baku. Di ruangan ini
garam dapat digunakan langsung.
buah diuji secara organoleptik untuk
Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas
menentukan dapat tidaknya bahan
pengawasan mutu dan dinyatakan
dipergunakan dalam proses produksi.
secara kualitatif. Bahan tambahan lain
Pengujian meliputi warna, bentuk,
seperti bahan pengawet, dilakukan
berat serta kekerasan.
17
Produk hasil Nabati
garam menyerap kedalam jaringan Tabel 1.3. Standar Mutu Proses Pembuatan Asinan Sayuran
18
Produk hasil Nabati
19
Produk hasil Nabati
20
Produk hasil Nabati
21
Produk hasil Nabati
22
Produk hasil Nabati
23
Produk hasil Nabati
24
Produk hasil Nabati
25
Produk hasil Nabati
26
Produk hasil Nabati
27
Produk hasil Nabati
28
Produk hasil Nabati
29
Produk hasil Nabati
30
Produk hasil Nabati
31
Produk hasil Nabati
32
Produk hasil Nabati
33
Produk hasil Nabati
34
Produk hasil Nabati
35
Produk hasil Nabati
36
Produk hasil Nabati
37
Produk hasil Nabati
Praktik
Pengendalian
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Proses
dan tidak rusak atau tidak busuk.
Manisan buah dikemas
Mengemas manisan ke dalam botol yang telah 3. Cuci menggunakan air bersih.
distrelisasi bersama
7 buah sesuai spesifikasi tutupnya dan diberi label
yang ditentukan. sesuai ketentuan 4. Belah jambu dengan memotong
(prinsip AIDAS).
Manisan buah basah
jambu secara melintang menjadi dua
yang dihasilkan memiliki
tekstur renyah, rasa manis,
bagian yang hampir sama besar.
8 Penilaian produk tidak keriput, dan warna
menarik (tidak terjadi 5. Hancurkan jambu biji dengan blender,
pencoklatan)
selama penghancuran tambahkan air
sebanyak 5-7 kali berat jambu biji,
PRAKTIKUM 3
kemudian peras jambu dengan
Menganalisis Produk Sari Buah menggunakan kain saring. Tampung
A. Tujuan air perasan setelah disaring dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, penyaring teh. Ukurlah jumlah filtrat
peserta didik mampu menganalisis atau sari buah asli yang diperoleh
Produk sari buah. dan catat.
B. Alat dan Bahan 6. Timbanglah gula sebanyak 10% dari
filtrat.
Alat
7. Panaskan filtrat sampai mencapai
1. Baskom
suhu 65°C selama 5 menit, kemudian
2. Pisau masukkan gula yang sudah
3. Saringan teh ditimbang, aduk hingga seluruh gula
4. Botol larut. Pertahankan suhu antara 65°C -
75°C selama 5 menit.
5. Kompor
8. Sari buah yang masih panas langsung
6. Pengaduk
dimasukkan ke dalam botol steril dan
7. Gelas ukur segera tutup.
Bahan 9. Lakukan pencatatan pengendalian
1. Jambu Tua dan segar (boleh yang proses yang dilakukan pada lembar
memiliki rasa asam) pengamatan di bawah ini
2. Gula pasir (putih) E. Lembar Pengamatan
C. Intruksi Kerja No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
Disiapkan semua peralatan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan Mengidentifikasi dan
1 menyiapkan peralatan dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau
hati-hati dan memperhatikan K3 ! produksi sesuai
kebutuhan
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Memilih dan
Buah dipilih yang matang,
2 menangani bahan tidak rusak, tidak busuk,
praktik ! baku untuk proses
produksi. dan tidak memar
Buah dibersihkan dari kulit,
3. Kembalikan perlatan praktik ke Membersihkan buah biji, bagian lain yang tidak
3 dari bagian yang tidak dikehendaki dan kotoran
tempat semula dalam kondisi bersih, dikehendaki. yang melekat dengan cara
dicuci air bersih
kering dan rapi ! Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan
D. Langkah Kerja 4 Melakukan ekstraksi automatic juicer, selanjut-
buah. nya ekstrak buah diencer-
1. Bersihkan botol dan tutup, kemudian kan dengan penambahan
air matang 5-7 kali volume
dan diukur kadar gulanya.
rebus dalam air mendidih selama 30 Ekstrak buah dipanaskan
menit. Selanjutnya keringkan botol 65°Cselama 5 menit dan
ditambahgula sampai 10%
Melakukan pemanasan sambil terus diaduk dan
dan tutup dalam posisi terbalik. 5 dan penambahan gula.
dipanaskan hingga suhu
65°C- 75°C selama 5 menit
2. Timbang 1 kg jambu yang segar, tua kemudian disaring.
38
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
Sirup buah selanjutnya
dikemasdalam keadaan dikontrol terlebih dahulu sebelum
panas dengan botol
Melakukan
6 pengemasan. yang telah disterilisasi dipakai.
bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting
pada suhu 80°C selama 20
2. Memilih dan menangani bahan baku
menit, lalu botol ditutup
Sari buah yang dihasilkan
untuk proses produksi. Buah dipilih
7 Penilaian produk
harus memenuhi kriteria,
warna terang sesuai
yang matang, tidak rusak, tidak busuk,
dengan warna buah,
rasa manis, tidak terdapat dan tidak memar
endapan, tidak berbusa.
3. Membersihkan buah dari bagian yang
tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
PRAKTIKUM 4 dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
Menganalisis Produk Sirup Buah dikehendaki dan kotoran yang
A. Tujuan melekat dengan cara dicuci air bersih.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Melakukan ekstraksi buah. Buah yang
telah dicuci selanjutnya dipotong dan
peserta didik mampu menganalisis diekstraksi menggunakan automatic
produk sirup buah. juicer, selanjutnya ekstrak buah
B. Alat dan Bahan diencerkan dengan penambahan air
Alat matang 2 kali volume dan diukur
kadar gulanya.
a. Baskom
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
b. Pisau penambahan gula. Ekstrak buah
c. Alat pemeras jambu dipanaskan 60°C dan ditambah gula
d. Saringan teh sampai 60% sambil terus diaduk,
e. Botol kemudian disaring.
f. Pemanas 6. Melakukan pengemasan. Sirup buah
selanjutnya dikemas dalam keadaan
g. Pengaduk panas dengan botol yang telah
h. Gelas ukur disterilisasi bersama tutupnya dan
Bahan dilakukan ekshausting pada suhu
a. Jambu manis dan segar (diusahakan 80°C selama 20 menit, lalu botol
ditutup.
yang memiliki biji merah)
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol
C. Instruksi Kerja dipanaskan pada suhu 65-70°C
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- selama 30 menit. Setelah dingin botol
hati dan memperhatikan K3 ! diberi label sesuai ketentuan (prinsip
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat AIDAS)
praktik ! 8. Lakukan pencatatan pengendalian
proses yang dilakukan pada lembar
3. Kembalikan perlatan praktik ke pengamatan di bawah ini
tempat semula dalam kondisi bersih, E. Lembar Pengamatan
kering dan rapi ! No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
D. Langkah Kerja
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralatan
dengan lengkap, bersih,dan
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan 1 menyiapkanperalatan dikalibrasi atau dikontrol
produksi sesuai terlebih dahulu sebelum
peralatan produksi sesuai kebutuhan. kebutuhan. dipakai.
Disiapkan semua peralatan dengan
39
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian C. Intruksi Kerja
Proses
2 Memilih dan Buah dipilih yang matang, 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
menangani bahan baku tidak rusak, tidak busuk,
untuk proses produksi dan tidak memar hati dan memperhatikan K3 !
Membersihkan buah
Buah dibersihkan dari kulit,
biji, bagian lain yang tidak
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
3 dari bagian yang
tidak dikehendaki.
dikehendaki dan kotoran
yang melekat dengan cara praktik !
dicuci air bersih
Buah yang telah dicuci 3. Kembalikan perlatan praktik ke
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan tempat semula dalam kondisi bersih,
4 Melakukan ekstraksi automatic juicer, selanjut-
buah. nya ekstrak buah diencer- kering dan rapi !
kan dengan penambahan
air matang 2 kali volume D. Langkah Kerja
dan diukur kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan
5 Melakukan pemanasan 60°C dan ditambah gula 1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
dan penambahan gula sampai 60% sambil terus
diaduk, kemudian disaring. tutupnya yang telah dicuci bersih.
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan 2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C
Melakukan panas dengan botol yang
6
pengemasan. telah disterilisasi bersama
tutupnya dan dilakukan
tekanan 1 atm selama 30 menit
ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit,
menggunakan autoclave.
lalu botol ditutup.
Sirup buah yang dihasilkan 3. Botol jar steril siap digunakan sebagai
harus memenuhi kriteria,
7 Penilaian produk warna terang sesuai bahan kemas / wadah selai/jam nanas.
dengan warna buah, rasa
manis,tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. 4. Potong-potong nanas menggunakan
pisau untuk memudahkan
PRAKTIKUM 5 penghancuran
Menganalisis Produk Jam/Jelly Buah 5. Siapkan blender dan lakukan pre start.
Periksa kinerja blender baik dan
A. Tujuan
pastikan blender bisa digunakan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
6. L a k u k a n p e n g h a n c u r a n n a n a s
peserta didik mampu menganalisis
menggunakan blender. Gunakan
produk Jam/jelly buah.
tombol kecepatan terkecil.
B. Alat dan Bahan
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
Alat memastikan keseragaman hancuran.
1. Panci Catat kondisi bubur buah pada borang
2. Kompor pengamatan.
3. Pisau dan talenan 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
4. Baskom
buah hasil penghancuran.
5. Penyaring
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
6. Wajan menggunakan rumus (formula) yang
7. Gelas ukur sudah disiapkan berdasarkan berat
8. Timbangan nanas kupas. Catat kebutuhan gula
dan pektin pada borang pengamatan
9. Botol
10. T i m b a n g g u l a s e s u a i d e n g a n
Bahan
kebutuhan
1. Nanas
11. Timbang pektin sesuai dengan
2. Gula pasir (putih) kebutuhan.
3. Asam sitrat 12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk
4. Pektin grade 100 lemon.
40
Produk hasil Nabati
Praktik
13. Campur bubur nanas, gula dan pektin 24. Selesai exkausting botol segera
dalam keadaan dingin. Aduk sampai ditutup rapat.
merata. 25. Lakukan sterilisai pada suhu 90 0C
14. P e r i k s a k e a s a m a n c a m p u r a n selama 15 menit.
menggunakan kerta pH yang ada 26. Dinginkan produk secepatnya.
skalanya. Catat pH campuran bubur
27. Siapkan label yang memuat informasi
buah.
tentang produk.
15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4,
28. Tempelkan label pada produk
maka tambahkan bubur buah dengan
selai/jam nanas dalam botol
jus lemon hingga pH sekitar 3.8.
29. Lakukan pencatatan pengendalian
16. Aduk kembali hingga merata. Amati
proses yang dilakukan pada lembar
kondisi campuran bubur buah dengan
pengamatan di bawah ini
bahan bantu pada borang
pengamatan. E. Lembar Pengamatan
17. Masak campuran bubur buah pada No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Pengendalian
Proses
suhu 120 0 C selama ± 1 jam 1.Tingkat kematangan
menggunakan panci stainless steel Penyiapan bahan baku
2.Tingkat kesegaran
3.Keutuhan
1 dan bahan bantu
sambil dilakukan pengadukan dan 4.Berat nanas awal
5.Berat nanas kupas
6.Kebersihan nanas kupas
mengendalikan agar tidak gosong. 1.Kelengkapan
2 2.Kebersihan
Pemasakan dilakukan sampai kental Penyiapan peralatan
3.Pre start dan Kinerja
atau total padatan 62-68 %. 3
1.Jumlah botol
Penyiapan bahan kemas 2.Kebersihan botol dan tutup
yaitu botol jar 3.Suhu dan waktu sterilisasi
18. Lakukan pemeriksaan total solid 1.Berat nanas kupas
2.Distribusi buah dalam bubur
menggunakan refraktometer untuk 4 Penghancuran 3.5Berat bubur nanas
4.Warna
memperkirakan tingkat kekentalan 5.Flavor
selai/jam. 5
Penghitungan 1.Berat gula
kebutuhan bahan bantu 2.Berat pektin
3.Jumlah jus lemon
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 1.Homogenitas
yang ditentukan sudah tercapai. 6 Pencampuran
2.pH bubur buah nanas
3.Warna
4.Flavor
20. Masukkan selai/jam nanas dalam 5.Total padatan terlarut
1.Suhu
keadaan panas kedalam botol jar 7 Pemasakan 2.Waktu
3.Total padatan
steril. Pengisian dilakukan sampai 1.Suhu pengisian
batas leher bagian bawah botol. Leher 8 Pengemasan 2.Adanya head space
3.Suhu dan waktu exhausting
botol dikosongkan dan berfungsi 4.Pelabelan
1.Limbah dikumpulkan
sebagai head space berdasarkan sifatnya (padat
dan cair)
2.Limbah padat dikelompok-
21. Lakukan exhausting menggunakan 9 Mengumpulkan dan kan berdasarkan sifatnya,
mengelola limbah yaitu organikdan anorganik.
panci terbuka beralaskan kain saring. 3.Limbah dikelola sesuai
dengan tata cara,
22. Selai/jam nanas dalam botol jar di manajemen limbah yang
diterapkan diperusahaan
masukkan kedalam panci, kemudian 1.Kebersihan ruang
2.Kebersihan tempat/wadah
masukkan air bersih hingga setinggi 10 Penyimpanan produk 3.Suhu ruangan
4.Kelembaban ruang
3/4 tinggi botol. 5.Penerangan ruang
1.Konsistensi kokoh,
23. Panaskan hingga air mendidih. Periksa 2.Warna cemerlang,
3.Distribusi buah merata,
11 Penilaian mutu produk
suhu bahan, biarkan suhu bahan 4.Tekstur lembut,
5.Flavor buah alami,
0
mencapai 90 C dan pertahankan 6.Tidak mengalami sineresis
dan kristalisasi selama
penyimpanan
selama 15 menit.
41
Produk hasil Nabati
Praktik
PRAKTIKUM 6 tidak busuk. Kupas, bersihkan
Menganalisis Produk Dodol Buah matanya dan buang hatinya,
kemudian cuci bersih.
A. Tujuan
4. Timbang sebanyak 1500 gram nanas
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
yang telah bersih, kemudian
peserta didik mampu menganalisis
hancurkan dengan blender atau parut,
produk dodol buah.
5. Timbang sebanyak 250 gram tepung
B. Alat dan Bahan
yang telah disangrai, 600 gram gula
Alat merah dan 900 gram gula pasir, serta
a. Baskom ukur sebanyak 2 gelas santan kanil.
b. Timbangan 6. Campur semua bahan yang telah
c. Kompor ditimbang dan diukur, aduk rata.
d. Spatula 7. Panaskan campuran dalam wajan
dengan api sedang sambil diaduk.
e. Wajan
Usahakan tidak ada kerak pada dasar
f. Pengaduk kayu wajan. Pemanasan campuran
g. Blender/parut dilakukan sampai adonan kental dan
h. Loyang plastik tidak lengket di tangan.
i. Talenan 8. Tambahkan 2 sendok makan minyak
goreng atau margarin. Aduk beberapa
Bahan
saat samapai minyak/margarin
a. Buah nanas matang dan segar tercampur rata.
b. Gula pasir 9. Pindahkan adonan ke dalam loyang
c. Gula merah plastik dan dinginkan.
d. Santan 10. Potong-potong dodol nanas yang
e. Tepung ketan telah dingin dengan ukuran kurang
lebih 5 cm dengan ketebalan 1 cm.
f. Minyak goreng/mentega
11. Bungkus potongan dodol dengan
g. Kemasan plastik
plastik.
C. Instruksi Kerja
12. Kemas dalam kantong plastik atau duz
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dan beri label
hati dan memperhatikan K3 !
13. Simpan di tempat yang kering dan
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat dingin.
praktik !
14. Lakukan pencatatan pengendalian
3. Kembalikan perlatan praktik ke proses yang dilakukan pada lembar
tempat semula dalam kondisi bersih, pengamatan di bawah ini
kering dan rapi !
E. Lembar Pengamatan
D. Langkah Kerja
Pengendalian
1. Panaskan santan kental sampai No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
Disiapkan semua peralatan
diperoleh santan kanil yang Mengidentifikasi
dan menyiapkan dengan lengkap, bersih, dan
berminyak. Sisihkan. 1 peralatan produksi dikalibrasi atau dikontrol
sesuai kebutuhan terlebih dahulu sebelum
dipakai.
2. Sangrai tepung ketan sampai matang Tepung ketan dipilih yang
Memilih dan masih baik, tidak berbau
dan berwarna agak kuning. Sisihkan. 2 menangani apek, tidak berkutu dan tidak
bahan baku untuk menggumpal
3. Pilih nanas matang dan segar serta prosesproduksi.
42
Produk hasil Nabati
Praktik
d. Gula putih
Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati Proses
e. Bawang putih
Memilih dan Bahan pembantu (kelapa
3
menangani bahan
pembantu untuk
dan gula merah) yang dipilih f. Kantong plastik
masih baik, kelapa tidak
proses produksi. busuk, gula merah berwarna
coklat, tidak banyak kotoran. g. Kertas koran
Bahan baku dan bahan
Mencampur bahan. pembantu dicampur sampai C. Instruksi Kerja
4 homogen dan tidak ada
gumpalan. 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
Melakukan Campuran dipanaskan hati dan memperhatikan K3 !
pemasakan dengan api sedang sambil
5 campuran. diaduk, sampai adonan liat, 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
berminyak dan tidak lengket
di wajan. praktik !
Adonan dodol masak
Melakukan dimasukkan ke dalam baki 3. Kembalikan perlatan praktik ke
6 yang dialasi plastik dengan
pencetakan.
ketinggian 1-2 cm, ditekan- tempat semula dalam kondisi bersih,
tekan agar padat dan rata,
lalu didinginkan dan kering dan rapi!
dikeringkan.
Dodol yang telah keras D. Langkah Kerja
Mengemas dodol dipotong-potong dengan
ukuran 1,5 x 5 cm, dikemas
7 sesuai spesifikasi
yang ditentukan. dengan kertas minyak atau 1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri
plastik dengan rapi,kemudian
dikemas dalam dus yang dari garam, bawang putih dan gula.
diberi label sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan
Bumbu asin diperoleh dengan cara
8 Penilaian mutu
berwarna kecoklatan, kenyal,
ukuran seragam, rasa manis,
menumbuk halus 10 gr garam dan 2
produk permukaan mengeras tetapi
bagian dalam lunak, dan
siung bawang putih dan 100 ml air.
tidak berbau hangus. Sedangkan bumbu manis dibuat dari
PRAKTIKUM 7 250 gram gula pasir dicampur dengan
2 gram garam yang dilarutkan dalam 1
Menganalisis Produk Keripik Buah
liter air.
A. Tujuan
2. Kupas pisang sampai bersih dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, pisau satu persatu kemudian diiris dan
peserta didik mampu menganalisis langsung digoreng.
produk keripik buah.
3. Pengirisan dilakukan menggunakan
B. Alat dan Bahan alat pengiris(slicer) dengan
Alat ketebalam 1,5 mm. Penggorengan
a. Baskom dilakukan pada suhu 170-200°C.
Hingga warna kekuningan.
b. Timbangan
4. Penambahan bumbu asin dilakukan
c. Kompor
pada saat pisang masih dalam proses
d. Spatula penggorengan. Bumbu cair
e. Wajan dimasukkan ke dalam minyak pada
f. Pengaduk kayu saat keripik setengah matang.
g. Loyang plastik 5. Penambahan bumbu manis dilakukan
setelah kripik pisang mendekati
a. Talenan
kering sempurna. Keripik pisang yang
b. Slicer hampir matang diangkat dari minyak,
Bahan selanjutnya keripik pisang dicelupkan
a. Pisang mentah ke dalam bumbu manis yang sudah
disiapkan. Goreng kembali hingga
b. Garam
kering.
c. Minyak goreng
6. Hamparkan keripik pisang pada
43
Produk hasil Nabati
Praktik
tampah yang telah dialasi kertas koran No Jenis Volume
44
Produk hasil Nabati
Praktik
Pengendalian
yang telah dikukus hingga menjadi No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
Kemas saus dalam
bubur. keadaan panas kemudian
6 Pengemasan tutup rapat dan rebus
Untuk memudahkan penghancuran, dalam air mendidih
selama 30 menit.
tambahkan air sesuai kebutuhan. Distribusi bubur merata,
7 Penilaian mutu konsistensi sedang,
4. B u a t b u b u r n a n a s d e n g a n c a ra produk warna cemerlang
45
Produk hasil Nabati
Praktik
minggu. d. Tampah
6. Jika pada larutan brine terdapat e. Pengaduk kayu
endapan/lendir, pisahkan dengan cara f. Timbangan
menyeringnya. Jika brine berwarna
Bahan
hitam maka ganti larutan tersebut.
a. Ubi kayu
7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
selama 15 menit, segera dinginkan b. Ragi tape
dengan cepat setelah pasteurisasi C. Instruksi Kerja
selesai. Pickel siap disimpan atau 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dikinsumsi. hati dan memperhatikan K3 !
8. Lakukan pencatatan pengendalian 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
proses yang dilakukan pada lembar praktik !
pengamatan di bawah ini
3. Kembalikan perlatan praktik ke
E. Lembar Pengamatan tempat semula dalam kondisi bersih,
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Pengendalian kering dan rapi !
Proses
1 Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralatan D. Langkah Kerja
menyiapkan peralatan dengan lengkap, bersih,
produksi sesuai
kebutuhan.
dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
sebelum dipakai.
2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
2 Memilih dan menangani Pilih timun yang masih
bahan baku untuk muda, bentuk seragam bersih
proses produksi. dan lurus.
3 Botol disterilisasi
3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Sterilisasi botol
dengan cara direbus
dalam air yang mendidih 4. Kukus ubi kayu sampai matang
selama 30 menit
46
Produk hasil Nabati
Praktik
Jk J ]i ] >]d]j Rkhqi a O]pq]j
Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati Proses 10 Mentega/ i ] nc] nej a+^qppan 148 gram
Inokulasi Taburkan ragi pada
5 ubi kayu yang telah 11 >na] ` ei l nkra r biker bonus A 4 gram
dingin secara merata
12 Garam 3 gram
Masukkan ubi kayu dalam
6 Fermentasi keranjang kemudian tutup
rapat dan diamkan selama
13 Bahan isian dan topping roti
2-3 hari dalam suhu ruang
a. Wswm
w 40 buah
Kemas tape menggunakan
7 Pengemasan besek kemudian beri label b. Oi ny gi hhev 420 buah
sesuai AIDAS
Diperoleh tape dengan 14 Cup roti 80 lembar
8 Penilaian mutu produk rasa manis, tekstur lunak,
warna merata 15 Pengemas plastic OPP ukuran ¼ kg 80 lembar
47
Produk hasil Nabati
Praktik
a. Siapkan Loyang, olesi dengan diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan
margarin difermentasi selama 20-25 menit
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya. sampai adonan mengembang.
c. Olesi dengan margarin sampai Setelah selesai olesi dengan bahan
merata olesan di bagian permukaan kemudian
taburi dengan topping yang sesuai
d. Oven pada suhu 170-200 °C
selama kurang lebih 20-30 menit 10. Melakukan pengovenan
atau sampai pisang matang Adonan yang telah difermentasi
6. Melakukan pencampuran dioven dengan api bawah sampai
diperoleh roti yang berwarna
a. Pencampuran I
kecoklatan, warna merata, tidak
Masukkan semua bahan kering hangus, dan tidak pucat.
kecuali garam (tepung terigu
Setelah selesai pengovenan, keluarkan
protein tinggi, tepung terigu
dari oven kemudain olesi dengan
protein sedang, gula pasir, susu
margarin pada bagian permukaannya
bubuk, bread improver dan ragi)
secara merata lalu angkat letakkan pad
kedalam mangkok mixer, campur
arak pendingin.
dengan kecepatan rendah selama
1 menit. 11. Mengemas produk
b. Pencampuran II Roti didinginkan pada rak/wadah
dengan ventilasi baik dan dikemas
Tambahkan air, susu pasteurisasi
sesuai keperluan dengan kemasan
dan kuning telur, campur dengan
yang telah diberi label sesuai
kecepatan sedang 4 menit.
ketentuan (prinsip AIDAS).
c. Pencampuran III
12. Lakukan pencatatan pengendalian
Tambahkan margarin dan garam, proses yang dilakukan pada lembar
campur dengan kecepatan tinggi pengamatan di bawah ini
selama 10 menit (sampai adonan
E. Lembar Pengamatan
kalis) Semua bahan dicampur
Pengendalian
dengan alat pencampur (mixer) No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
atau manual dengan urutan yang Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
1 menyiapkan peralatan an dengan lengkap,
benar sampai adonan kalis dan bersih, dan dikalibrasi
produksi sesuai kebutuh-
an. atau dikontrol terlebih
waktu tidak lebih dari 15 menit. dahulu sebelum dipakai.
Gula pasir, susu bubuk,
7. Melakukan pemotongan, lemak, dan telur dipilih
Memilih dan menangani yang masih baik. Gula
penimbangan, dan pembulatan 2 bahan pembantu untuk pasirkristalnya tidak
proses produksi. terlalu besar, susu bubuk
Adonan dipotong, ditimbang seberat tidak menggumpal,
lemak tidak tengik, serta
45 gram, dibulatkan sampai telur kulitnya tidak retak
dan tidak busuk.
permukaannya halus. Semua bahan ditimbang
Melakukan penimbangan dan diukur dengan
8. Membentuk adonan 3 bahan. timbangan dan gelas
ukur dalam waktu ≤
5 menit
Adonan yang telah dibulatkan Semua bahan dicampur
dengan alat pencampur
didiamkan (fermentasi) 10-15 menit, 4 Melakukan pencampuran. (mixer) dengan urutan
yang benar sampai
lalu dibuang gasnya, diisi, dan adonan kalis dan waktu
tidak lebih dari 15 menit
dibentuk sesuai keinginan Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat
9. Melakukan fermentasi akhir 5 penimbangan, dan 45 garm, dibulatkan
pembulatan. sampaiermukaannya
Adonan yang telah dibentuk halus
48
Produk hasil Nabati
Praktik
Pengendalian
No Tahapan Proses Faktor yang diamati C. Instruksi Kerja
Proses
Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
5 penimbangan, dan 45 garm, dibulatkan
pembulatan. sampaiermukaannya hati dan memperhatikan K3 !
halus
Adonan yang telah 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
dibulatkan didiamkan
6 Membentuk adonan (fermentasi) 10-15 menit, praktik !
lalu dibuang gasnya,
dibentuk sesuai bentuk
donat
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
Adonan yang telah semula dalam kondisi bersih, kering
dibentuk diletakkan
7 Melakukan fermentasi pada loyang yang telah dan rapi !
akhir ditaburi terigu, diberi
jarak 2 jari, dan D. Langkah Kerja
difermentasi selama
20-25 menit sampai
adonan mengembang. 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
Adonan yang telah peralatan produksi sesuai kebutuhan.
difermentasi panggang
Melakukan dengan suhu 170-180 °C Disiapkan semua peralatan dengan
8 pemanggangan selama 15 menit sampai
diperoleh roti yang ber- lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
warna kecoklatan, warna
merata, tidak hangus, dikontrol terlebih dahulu sebelum
dan tidak pucat
Roti didinginkan pada
dipakai.
rak/wadah dengan
ventilasi baik, diberi 2. Memilih dan menangani bahan baku
topingyang menarik, dan
9 Mengemas produk
dikemas sesuai keperluan untuk proses produksi. Kedele dipilih
dengan kemasan yang
telah diberi label sesuai kedele putih yang matang optimal,
ketentuan (prinsip AIDAS)
Menghasilkan roti dengan
tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
kriteria yang telah
ditentukan Roti yang
dan bebas dari berbagai macam
10 Penilaian mutu produk dihasilkan bentuknya
bagus dan seragam,
kotoran.
berwarna kecoklatan
merata, dan toping 3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
menarik.
selanjutnya dicuci, dan direndam
PRAKTIKUM 12 dengan air bersih selama 6-8 jam
Menganalisis Produk Susu Kedelai dengan volume 3 kali berat kedele
sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu menganalisis produk direndam dicuci bersih dan digiling
susu kedelai. dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
Alat panas 2-3 kali berat kedele sampai
a. Panci diperoleh bubur kedele yang halus.
b. Baskom 5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
e. Blender 90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
f. Kain saring disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
b. Gula pasir penyaringan 5 kali berat kedele),
c. Esence sampai air perasan agak bening.
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n
49
Produk hasil Nabati
Praktik
Pengendalian
penambah rasa. Susu kedele No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
dipasteurisasi pada suhu 63°C selama Susu kedele dipasteurisasi
pada suhu 63°C selama
30 menit, kemudian diberi gula 8- 6
Melakukan pasteurisasi 30 menit, kemudian
dan penambah rasa. diberi gula 8-10% dari
10% dari volume susu kedele, dan volume susu kedele, dan
diberi esens secukupnya.
diberi esens secukupnya. Susu kedele dikemas
dalam cup plastik dalam
7. Melakukan pengemasan. Susu keadaan panas (hot
filling), diberi label sesuai
kedele dikemas dalam cup plastik dengan ketentuan
7 Melakukan pengemasan. (prinsip AIDAS)Susu
dalam keadaan panas (hot filling), kedele dipasteurisasi
pada suhu 63°C selama
diberi label sesuai dengan ketentuan 30 menit, kemudian
diberi gula 8-10% dari
(prinsip AIDAS) volume susu kedele, dan
diberi esens secukupnya.
8. Lakukan pencatatan pengendalian Susu kedele yang dihasil-
kan berwarna sesuai esens
proses yang dilakukan pada lembar 8 Penilaian mutu produk yang ditambahkan, rasa
manis, tidak bau langu.
pengamatan di bawah ini
E. Lembar Pengamatan
50
Produk hasil Nabati
PENILAIAN HARIAN
1. Sebutkan urutan proses produksi sale
pisang, manisan buah, sirup buah, sari
buah, jam/jelly, dodol, keripik buah secara
garis besar!
2. Jelaskan tanda-tanda proses produksi saos
tomat/cabe dan asinan sayuran sudah
selasai!
3. Sebutkan kriteria roti manis yang baik!
4. Sebutkan syarat pengemas yang sesuai
untuk tahu, tempe, kecap dan sari kedelai!
5. Sebutkan fungsi pelabelan pada kemasan
produk.
51
BAB 2
MEMPERBAIKI MUTU
PRODUKSI OLAHAN NABATI
Memperbaiki Mutu
Produk Olahan Buah-
PRODUKSI OLAHAN NABATI
Buahan
MEMPERBAIKI MUTU
Memperbaikin Mutu
Produk Olahan
Sayuran
Memperbaiki Mutu
Produk Olahan Umbi
Memperbaiki Mutu
Produk Olahan
Serealia
Memperbaiki Mutu
Produk Olahan
Kacang-kacangan
52
Produk hasil Nabati
53
Produk hasil Nabati
54
Produk hasil Nabati
55
Produk hasil Nabati
Praktik
6. Keringkan selama 24 jam, dengan b. Standar Mutu Manisan
menggunakan alat pengering. Manisan buah adalah buah yang
7. Tekan perlahan-lahan pisang yang direndam dalam larutan gula pekat
sudah dijemur dengan roll kayu atau sehingga diperoleh buah yang manis
menggunakan 2 telenan. Usahakan dengan tekstur yang renyah dan awet.
tidak sampai hancur. Ada dua jenis manisan buah, yaitu
8. Lanjutkan pengeringan selama 24-48 manisan buah basah dan manisan
jam. buah kering. Buah yang digunakan
adalah buah yang masih muda atau
9. Lakukan penilaian mutu produk secara
mengkal, berdaging tebal, tidak rusak
organoleptic/inderawi. Bandingkan
atau busuk, dan masih segar. Standar
dengan kriteria mutu produk akhir
mutu manisan yang dihasilkan
yang diharapkan.
memiliki tekstur renyah, rasa manis,
10. Lakukan pencatatan penilaian mutu tidak keriput, dan warna menarik
produk secara organoleptic/inderawi (tidak terjadi pencoklatan)
pada lembar pengamatan di bawah ini.
Lakukan praktik sesuai perintah guru
E. Lembar Pengamatan Anda, dengan instruksi kerja yang sudah
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan tersedia secara berkelompok!
Penyimpangan Perbaikan
1.Tingkat kematangan Bagi semua peserta didik menjadi 8
2.Tingkat kesegaran
Penyiapan bahan baku 3.Keutuhan kelompok !
1 dan bahan bantu 4.Aromal
5.Rasa
6.Konsistensi
Buat kesimpulan dari praktik yang
7.Kebersihan dilakukan, kemudian presentasikan di
1.Kelengkapan
2 Penyiapan peralatan 2.Kebersihan muka kelas!
3.Pre start dan Kinerja
1.Jumlah plastik
3 Penyiapan bahan kemas, 2.Kebersihan plastik
yaitu palstik 3.Suhu dan waktu
4 Pengupasan 2.
pengemasan
1.Kemudahan kulit lepas
Warna kulit pisang
Praktik
3.Flavor
Penghitungan kebutuhan 1.Berat Na-metabisulfit
5 bahan bantu 2.Berat air Mengidentifikasi Standar Mutu Manisan Buah
1.Tipis
6 Pengerokkan 2.Sedang A. Tujuan
3.Tebal
56
Produk hasil Nabati
Praktik
Bahan 6. Perendaman larutan gula. Irisan
a. Mangga/kedondong buah direndam dalam larutan gula
secara bertahap, yaitu 40% dan
b. Gula pasir
50%.
c. Kapur sirih
7. Mengemas manisan buah sesuai
d. Garam spesifikasi yang ditentukan.
e. CaCl2 Manisan buah dikemas ke dalam
f. Kain saring botol yang telah distrelisasi
bersama tutupnya dan diberi label
C. Instruksi Kerja
sesuai ketentuan (prinsip AIDAS).
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
8. Lakukan penilaian mutu produk
hati dan memperhatikan K3 !
secara organoleptic/inderawi.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Bandingkan dengan kriteria mutu
praktik ! produk akhir yang diharapkan.
3. Kembalikan perlatan praktik ke 9. Lakukan pencatatan penilaian mutu
tempat semula dalam kondisi bersih, p r o d u k s e c a r a
kering dan rapi ! organoleptic/inderawi pada lembar
D. Langkah Kerja pengamatan di bawah ini.
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan E. Lembar Pengamatan
peralatan produksi sesuai
kebutuhan. Disiapkan semua Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
peralatan dengan lengkap, bersih,
Disiapkan semua peralatan
dan dikalibrasi atau dikontrol 1
Mengidentifikasi dan
menyiapkan
dengan lengkap, bersih, dan
dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum dipakai. peralatan produksi
sesuai kebutuhan.
terlebih dahulu sebelum
dipakai
2. Memilih dan menangani bahan Buah dipilih yang
Memilih dan menangani mengkal atau mentah,
bahan baku untuk proses tidak rusak, tidak busuk,
baku untuk proses produksi. Buah 2 produksi. dan tidak memar
dipilih yang mengkal atau mentah, Membersihkan buah
Buah dibersihkan dari
kulit, biji, bagian lain
tidak rusak, tidak busuk, dan tidak 3 dari bagian yang tidak yang tidak dikehendaki
dikehendaki. dan kotoran yang melekat
memar Buah diiris dengan
menggunakan alat
3. Membersihkan buah dari bagian Melakukan pengecilan pengiris (slicer),
ukuran.
4 seragam, dan ketebalan
yang tidak dikehendaki. Buah 3-10 mm.
57
Produk hasil Nabati
58
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Perbaikan
PRAKTIKUM
Penyimpangan
Buah yang telah dicuci Mengidentifikasi Standar Mutu Sirup Buah
selanjutnya dipotong
dan diekstraksi mengguna-
kan automatic juicer,
A. Tujuan
4 Melakukan ekstraksi buah. selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan Setelah menyelesaikan kegiatan ini, peserta
penambahan air matang
5-7 kali volume dan diukur didik mampu megidentifikasi standar mutu
kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan sirup buah.
65°C selama 5 menit dan
5 Melakukan pemanasan
ditambah gula sampai
10% sambil terus diaduk
B. Alat dan Bahan
dan penambahan gula. dan dipanaskan hingga
suhu 65°C- 75°C selama Alat
5 menit kemudian
disaring. a. Baskom
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan
panas dengan botol yang b. Pisau
6 telah disterilisasi bersama
Melakukan pengemasan. tutupnya dan dilakukan c. Alat pemeras jambu
ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup. d. Saringan teh
Sari buah yang dihasilkan
harus memenuhi kriteria, e. Botol
warna terang sesuai
Penilaian produk
7 dengan warna buah,
rasa manis, tidak terdapat
f. Pemanas
endapan, tidak berbusa.
g. Pengaduk
h. Gelas ukur
Bahan
a. Jambu manis dan segar (diusahakan
yang memiliki biji merah)
d. Standar Mutu Sirup Buah
C. Instruksi Kerja
Sirup merupakan produk minuman
yang dibuat dari campuran air dan gula 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dengan kadar larutan gula minimal 65 hati dan memperhatikan K3 !
% dengan atau tanpa bahan pangan 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
lain dan bahan tambahan pangan yang praktik !
diijinkan sesuai ketentuan berlaku. 3. Kembalikan perlatan praktik ke
Standar mutu sirup buah yang tempat semula dalam kondisi bersih,
dihasilkan harus memenuhi kriteria, kering dan rapi !
warna terang sesuai dengan warna
D. Langkah Kerja
buah, rasa manis, tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
peralatan produksi sesuai kebutuhan.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
Disiapkan semua peralatan dengan
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
secara berkelompok!
dikontrol terlebih dahulu sebelum
Bagi semua peserta didik menjadi 8 dipakai.
kelompok !
2. Memilih dan menangani bahan baku
Buat kesimpulan dari praktik yang untuk proses produksi. Buah dipilih
dilakukan, kemudian presentasikan di yang matang, tidak rusak, tidak busuk,
muka kelas! dan tidak memar
3. Membersihkan buah dari bagian yang
tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
59
Produk hasil Nabati
Praktik
dikehendaki dan kotoran yang No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
melekat dengan cara dicuci air bersih. Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong dan
4. Melakukan ekstraksi buah. Buah yang diekstraksi menggunakan
telah dicuci selanjutnya dipotong dan 4 Melakukan ekstraksi buah. automatic juicer, selanjut-
nya ekstrak buah diencer-
kan dengan penambahan
diekstraksi menggunakan automatic air matang 2 kali volume
dan diukur kadar gulanya.
juicer, selanjutnya ekstrak buah Ekstrak buah dipanaskan
diencerkan dengan penambahan air 5 Melakukan pemanasan
dan penambahan gula.
60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus
matang 2 kali volume dan diukur diaduk, kemudian disaring.
Sirup buah selanjutnya
kadar gulanya. dikemas dalam keadaan
panas dengan botol
yang telah disterilisasi
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n 6 Melakukan pengemasan. bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting
penambahan gula. Ekstrak buah pada suhu 80°C
selama 20 menit, lalu
dipanaskan 60°C dan ditambah gula botol ditutup.
sampai 60% sambil terus diaduk, Sirup buah yang dihasil-
kan harus memenuhi
kemudian disaring. 7 Penilaian produk.
kriteria, warna terang
sesuai dengan warna
buah, rasa manis, tidak
6. Melakukan pengemasan. Sirup buah terdapat endapan, tidak
berbusa
selanjutnya dikemas dalam keadaan
panas dengan botol yang telah
disterilisasi bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit, lalu botol
ditutup. e. Standar Mutu Jam /Jelly Buah
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol Jam/selai merupakan produk olahan
dipanaskan pada suhu 65-70°C buah yang dibuburkan dan dicampur
selama 30 menit. Setelah dingin botol dengan gula (sukrosa) yang dimasak
diberi label sesuai ketentuan (prinsip hingga menjadi konsentrasi yang
AIDAS) relatif kental seperti pasta. Jam/selai
8. Lakukan penilaian mutu produk biasanya dikonsumsi sebagai teman
secara organoleptic/inderawi. konsumsi makanan lainnya, misalnya
Bandingkan dengan kriteria mutu sebagai paduan konsumsi roti dan
produk akhir yang diharapkan. kue-kue. Standar mutu jam/jelly buah
9. Lakukan pencatatan penilaian mutu konsistensi kokoh, warna cemerlang,
produk secara organoleptic/inderawi distribusi buah merata, tekstur
pada lembar pengamatan di bawah lembut, flavor buah alami, tidak
ini. mengalami sineresis dan kristalisasi
E. Lembar Pengamatan selama penyimpanan.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
Disiapkan semua peralat- secara berkelompok!
Mengidentifikasi dan an dengan lengkap, bersih,
1 menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuhan. dikontrol terlebih
Bagi semua peserta didik menjadi 8
dahulu sebelum dipakai.
kelompok !
Memilih dan menangani Buah dipilih yang matang,
2 bahan baku untuk proses tidak rusak, tidak busuk,
produksi. dan tidak memar Buat kesimpulan dari praktik yang
Buah dibersihkan dari kulit,
Membersihkan buah dari biji, bagian lain yang tidak dilakukan, kemudian presentasikan di
3 bagian yang tidak
dikehendaki.
dikehendaki dan kotoran
yang melekat dengan cara
muka kelas!
dicuci air bersih.
60
Produk hasil Nabati
Praktik
PRAKTIKUM pisau untuk memudahkan
Mengidentifikasi Standar Mutu Jam/Jelly penghancuran
Buah 5. Siapkan blender dan lakukan pre start.
Periksa kinerja blender baik dan
A. Tujuan
pastikan blender bisa digunakan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
6. Lakukan penghancuran nanas
peserta didik mampu megidentifikasi
menggunakan blender. Gunakan
standar mutu Jam/jelly buah.
tombol kecepatan terkecil.
B. Alat dan Bahan
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
Alat memastikan keseragaman hancuran.
1. Panci Catat kondisi bubur buah pada borang
2. Kompor pengamatan.
3. Pisau dan talenan 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
4. Baskom
buah hasil penghancuran.
5. Penyaring
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
6. Wajan menggunakan rumus (formula) yang
7. Gelas ukur sudah disiapkan berdasarkan berat
8. Timbangan nanas kupas. Catat kebutuhan gula
dan pektin pada borang pengamatan
9. Botol
10. Timbang gula sesuai dengan
Bahan
kebutuhan
1. Nanas
11. Timbang pektin sesuai dengan
2. Gula pasir (putih) kebutuhan.
3. Asam sitrat 12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk
4. Pektin grade 100 lemon.
C. Intruksi Kerja 13. Campur bubur nanas, gula dan pektin
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dalam keadaan dingin. Aduk sampai
hati dan memperhatikan K3 ! merata.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 14. Periksa keasaman campuran
praktik ! menggunakan kerta pH yang ada
skalanya. Catat pH campuran bubur
3. Kembalikan perlatan praktik ke
buah.
tempat semula dalam kondisi bersih,
kering dan rapi ! 15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4,
maka tambahkan bubur buah dengan
D. Langkah Kerja
jus lemon hingga pH sekitar 3.8.
1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
16. Aduk kembali hingga merata. Amati
tutupnya yang telah dicuci bersih.
kondisi campuran bubur buah dengan
2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C bahan bantu pada borang
tekanan 1 atm selama 30 menit pengamatan.
menggunakan autoclave.
17. Masak campuran bubur buah pada
3. Botol jar steril siap digunakan sebagai suhu 120 0 C selama ± 1 jam
bahan kemas / wadah selai/jam nanas. menggunakan panci stainless steel
4. Potong-potong nanas menggunakan sambil dilakukan pengadukan dan
61
Produk hasil Nabati
Praktik
mengendalikan agar tidak gosong. No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
Pemasakan dilakukan sampai kental 1.Kelengkapan
atau total padatan 62-68 %. 2 Penyiapan peralatan 2.Kebersihan
3.Pre start dan Kinerja
18. Lakukan pemeriksaan total solid 1.Jumlah botol
Penyiapan bahan kemas, 2.Kebersihan botol dan
menggunakan refraktometer untuk 3 yaitu botol jar tutup
3.Suhu dan waktu
memperkirakan tingkat kekentalan sterilisasi
1.Berat nanas kupas
selai/jam. 2.Distribusi buah dalam
4 bubur
Penghancuran
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 3.5Berat bubur nanas
4.Warna
yang ditentukan sudah tercapai. 5.Flavor
62
Produk hasil Nabati
63
Produk hasil Nabati
Praktik
10. Potong-potong dodol nanas yang telah serta bahan tambahan makanan yang
dingin dengan ukuran kurang lebih 5 diijinkan. Standar mutu keripik pisang
cm dengan ketebalan 1 cm. berwarna kekuningan tidak hangus.
11. Bungkus potongan dodol dengan Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
plastik. dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
12. Kemas dalam kantong plastik atau duz secara berkelompok!
dan beri label Bagi semua peserta didik menjadi 8
13. Simpan di tempat yang kering dan kelompok!
dingin. Buat kesimpulan dari praktik yang
E. Lembar Pengamatan dilakukan, kemudian presentasikan di
Tindakan
muka kelas!
Ada/Tidak
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
1 produksi sesuai kebutuh-
an.
dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
Praktik
Memilih dan menangani Tepung ketan dipilih yang
2 bahan baku untuk proses masih baik, tidak berbau
produksi. apek, tidak berkutu dan PRAKTIKUM
tidak menggumpal
Memilih dan menangani Bahan pembantu (kelapa
dan gula merah) yang
Mengidentifikasi Standar Mutu Keripik Buah
bahan pembantu untuk
3 proses produksi. dipilih masih baik, kelapa
tidak busuk, gula merah A. Tujuan
berwarna coklat, tidak
banyak kotoran. Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
Bahan baku dan bahan
4 Mencampur bahan.
pembantu dicampur peserta didik mampu mengidentifikasi
sampai homogen dan
tidak ada gumpalan. standar mutu keripik buah.
Campuran dipanaskan
Melakukan pemasakan dengan api sedang sambil B. Alat dan Bahan
5 diaduk, sampai adonan liat,
campuran.
berminyak dan tidak Alat
lengket di wajan.
Adonan dodol masak
dimasukkan ke dalam
a. Baskom
baki yang dialasi plastik
6 Melakukan pencetakan. dengan ketinggian 1-2 cm, b. Timbangan
ditekan-tekan agar padat
dan rata, lalu didinginkan
dan dikeringkan.
c. Kompor
Dodol yang telah keras
dipotong-potong dengan d. Spatula
ukuran 1,5 x 5 cm, dikemas
Mengemas dodol sesuai dengan kertas minyak
7 spesifikasi yang ditentuk- atau plastik dengan rapi, e. Wajan
an. kemudian dikemas dalam
dus yang diberi label f. Pengaduk kayu
sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan g. Loyang plastik
berwarna kecoklatan,
8 Penilaian mutu produk
kenyal, ukuran seragam,
rasa manis, permukaan
j. Talenan
mengeras tetapi bagian
dalam lunak, dan tidak k. Slicer
berbau hangus.
Bahan
a. Pisang mentah
b. Garam
c. Minyak goreng
g. Standar Mutu Keripik Buah
d. Gula putih
Keripik buah adalah makanan yang
dibuat dari daging buah yang telah e. Bawang putih
masak, dipotong/disayat dan digoreng f. Kantong plastik
memakai minyak secara vakum g. Kertas koran
dengan atau tanpa penambahan gula
64
Produk hasil Nabati
Praktik
C. Instruksi Kerja No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
hati dan memperhatikan K3 ! 1 produksi sesuai kebutuh- dan dikalibrasi atau
an. dikontrol terlebih dahulu
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat sebelum dipakai.
Memilih dan menangani Dipilih pisang yang yang
praktik ! 2 bahan baku untuk proses tua tetapi belum matang
produksi.
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat 3 Pengupasan Pisang dikupas hingga
bersih
semula dalam kondisi bersih, kering 4 Pengecilan ukuran
Pisang yang telah dikupas
diiris dengan ketebalan
dan rapi ! 1,5 mm
Pisang digoreng dengan
D. Langkah Kerja 5 Penggorengan minyak yang banyak pada
suhu 170-200 °C
65
Produk hasil Nabati
66
Produk hasil Nabati
6 Pengemasan
keadaan panas kemudian
tutup rapat dan rebus
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dalam air mendidih selama
30 menit.
hati dan memperhatikan K3 !
Distribusi bubur merata,
7 Penilaian mutu produk konsistensi sedang, warna 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
cemerlang
praktik !
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
semula dalam kondisi bersih, kering
dan rapi !
b. Standar Mutu Produk Pickel D. Langkah Kerja
Pickel merupakan produk yang 1. Siapan bahan sesuai kebutuhan
berbahan utama buah atau 2. Sterilisasi botol dengan cara direbus
sayuran yang difermentasi. dalam air mendidih selama 30 menit.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, 3. Masukkan timun pada botol, tuangkan
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia larutan garam brine 5 %.
secara berkelompok ! 4. Sisakan sedkit ruang kosong di bagian
Bagi semua peserta didik menjadi 8 atas botol, pastikan semua timun
kelompok ! terendam larutan garam brine 5%.
Buat kesimpulan dari praktik yang 5. Fermentasi pada suhu kamar selama 1
dilakukan, kemudian presentasikan di minggu.
muka kelas ! 6. Jika pada larutan brine terdapat
endapan/lendir, pisahkan dengan
Praktik cara menyeringnya. Jika brine
berwarna hitam maka ganti larutan
PRAKTIKUM tersebut
Mengidentifikasi Standar Mutu Pickel 7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
selama 15 menit, segera dinginkan
A. Tujuan dengan cepat setelah pasteurisasi
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, selesai. Pickel siap disimpan atau
67
Produk hasil Nabati
Praktik
dikonsumsi. PRAKTIKUM
E Lembar Pengamatan. Mengidentifikasi Standar Mutu Tape
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan A. Tujuan
Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
Mengidentifikasi dan an dengan lengkap, bersih,
1 menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau peserta didik mampu mengidentifikasi
produksi sesuai kebutuh- dikontrol terlebih dahulu
an. sebelum dipakai. standar mutu tape.
Memilih dan menangani Pilih timun yang masih
2 bahan baku untuk proses muda, bentuk seragam B. Alat dan Bahan
produksi. dan lurus.
Botol disterilisasi dengan Alat
Sterilisasi botol cara direbus dalam air
3 yang mendidih selama a. Baskom
30 menit
Rendam imun dalam b. Kompor
4 Perendaman larutan garam brine 5%
dan cuka masak 2% c. Panci
Fermentasi timunselama
1 minggu, selama fermen- d. Tampah
tasi apabila terdapat
endapan atau lender pada
larutan brine maka lakukan
e. Pengaduk kayu
5 Fermentasi penyaringan dan apabila
larutan brine berwarna f. Timbangan
coklat, lakukan pengganti-
an larutan. Bahan
Pasteurisasi pickle pada
6 Pasteurisasi suhu 70-80 C selama
15 menit a. Ubi kayu
7 Penilaian mutu produk
Dihasilkan pickle dengan
b. Ragi tape
C. Instruksi Kerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
hati dan memperhatikan K3 !
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
3. Standar Mutu Produk Olahan Umbi- praktik !
umbian 3. Kembalikan perlatan praktik ke
a. Standar Mutu Produk Tape tempat semula dalam kondisi bersih,
kering dan rapi !
Standar mutu tape yaitu diperoleh
tape dengan rasa manis, tekstur D. Langkah Kerja
lunak, warna merata. 1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
Lakukan praktik sesuai perintah guru 2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
Anda, dengan instruksi kerja yang sudah bersih
tersedia secara berkelompok ! 3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Bagi semua peserta didik menjadi 8 4. Kukus ubi kayu sampai matang
kelompok !
5. Dinginkan ubi kayu di atas tampah
Buat kesimpulan dari praktik yang sampai dingin
dilakukan, kemudian presentasikan di
6. Taburkan ragi tape sampai merata
muka kelas !
7. Masukkan dalam keranjang yang telah
dialasi daun pisang lalu tutup rapat,
fermentasikan selama 2-3 hari pada
suhu ruang.
E. Lembar Pengamatan
68
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan kelompok !
Penyimpangan Perbaikan
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat- Buat kesimpulan dari praktik yang
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
1 produksi sesuai kebutuh- dan dikalibrasi atau dilakukan, kemudian presentasikan di
an. dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai. muka kelas !
Memilih dan menangani Pilih ubi kayu tua
2 bahan baku untuk proses optimal
produksi.
Ubi kayu yang telah
3 Pengecilan ukuran dikupas dan dicuci bersih,
dipotong dengan ukuran
sesuai selera
Praktik
Kukus semua ubi kayu
4 Pengukusan sampai matang
PRAKTIKUM
Taburkan ragi pada ubi
Inokulasi kayu yang telah dingin
5
secara merata Mengidentifikasi Standar Mutu Roti Manis
Masukkan ubi kayu dalam
6 Fermentasi
keranjang kemudian tutup A. Tujuan
rapat dan diamkan selama
2-3 hari dalam suhu ruang
Roti adalah produk yang diperoleh 4 Mangkok sedang 1 Wadah penc ampuran III
diragikan dengan ragi roti dan 6 Mangkok sedang 1 Wadah keju parut
69
Produk hasil Nabati
Praktik
Jk J ] i ] >] d] j Rkhqi a O] pq] j margarin
11 >na] ` ei l nkr an biker bonus A 4 gram
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya.
12 Garam 3 gram
13 Bahan isian dan topping roti
c. Olesi dengan margarin sampai
a. Wswm
w 40 buah
merata
b. Oi ny gi hhev 420 buah d. Oven pada suhu 170-200 °C
14 Cup roti 80 lembar selama kurang lebih 20-30 menit
15 Pengemas plastic OPP ukuran ¼ kg 80 lembar atau sampai pisang matang
6. Melakukan pencampuran
C. Instruksi Kerja
a. Pencampuran I
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
hati dan memperhatikan K3 ! Masukkan semua bahan kering
kecuali garam (tepung terigu
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
protein tinggi, tepung terigu
praktik !
protein sedang, gula pasir, susu
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat bubuk, bread improver dan ragi)
semula dalam kondisi bersih, kering kedalam mangkok mixer, campur
dan rapi ! dengan kecepatan rendah selama
D. Langkah Kerja 1 menit.
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan b. Pencampuran II
peralatan produksi sesuai kebutuhan Tambahkan air, susu pasteurisasi
Disiapkan semua peralatan dengan dan kuning telur, campur dengan
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau kecepatan sedang 4 menit.
dikontrol terlebih dahulu sebelum c. Pencampuran III
dipakai
Tambahkan margarin dan garam,
2. Memilih dan menangani bahan utama campur dengan kecepatan tinggi
untuk proses produksi. selama 10 menit (sampai adonan
Tepung terigu dan ragi dipilih yang kalis) Semua bahan dicampur
masih baik. Terigu berwarna putih dengan alat pencampur (mixer)
kekuningan, tidak berkutu, tidak atau manual dengan urutan yang
menggumpal, dan tidak berbau apek. benar sampai adonan kalis dan
Ragi masih aktif. waktu tidak lebih dari 15 menit.
3. Memilih dan menangani bahan 7. Melakukan pemotongan,
pembantu untuk proses produksi penimbangan, dan pembulatan
Gula pasir, susu bubuk, lemak, dan Adonan dipotong, ditimbang
telur dipilih yang masih baik. Gula seberat 45 gram, dibulatkan
pasir kristalnya tidak terlalu besar, sampai permukaannya halus.
susu bubuk tidak menggumpal, lemak 8. Membentuk adonan
tidak tengik, serta telur kulitnya tidak
Adonan yang telah dibulatkan
retak dan tidak busuk.
didiamkan (fermentasi) 10-15 menit,
4. Melakukan penimbangan bahan lalu dibuang gasnya, diisi, dan
Semua bahan ditimbang dan diukur dibentuk sesuai keinginan
dengan timbangan dan gelas ukur 9. Melakukan fermentasi akhir
dalam waktu ≤ 5 menit
Adonan yang telah dibentuk
5. Melakukan pemanggangan pisang diletakkan pada loyang yang telah
a. Siapkan Loyang, olesi dengan
70
Produk hasil Nabati
Praktik
diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
difermentasi selama 20-25 menit Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat 45 gram,
sampai adonan mengembang. 5 penimbangan, dan dibulatkan sampai
pembulatan. permukaannya halus
Setelah selesai olesi dengan bahan Adonan yang telah
dibulatkan didiamkan
olesan di bagian permukaan kemudian 6 Membentuk adonan. (fermentasi) 10-15 menit,
lalu dibuang gasnya,
taburi dengan topping yang sesuai dibentuk sesuai bentuk
donat.
10. Melakukan pengovenan Adonan yang telah
dibentuk diletakkan pada
Adonan yang telah difermentasi 7
Melakukan fermentasi loyang yang telah ditaburi
terigu, diberi jarak 2 jari,
akhir.
dioven dengan api bawah sampai dan difermentasi selama
20-25 menit sampai
diperoleh roti yang berwarna adonan mengembang.
Adonan yang telah
kecoklatan, warna merata, tidak difermentasi panggang
dengan suhu 170-180 °C
hangus, dan tidak pucat. 8 Melakukan pemanggangan. selama 15 menit sampai
diperoleh roti yang
Setelah selesai pengovenan, keluarkan berwarna kecoklatan,
warna merata, tidak hangus,
dari oven kemudain olesi dengan dan tidak pucat.
Roti didinginkan pada rak
margarin pada bagian permukaannya /wadah dengan ventilasi
baik, diberi toping yang
secara merata lalu angkat letakkan pad 9 Mengemas produk. menarik, dan dikemas
sesuai keperluan dengan
arak pendingin. kemasan yang telah diberi
label sesuai ketentuan
11. Mengemas produk (prinsip AIDAS).
Menghasilkan roti dengan
Roti didinginkan pada rak/wadah kriteria yang telah ditentu-
kan Roti yang dihasilkan
10 Penilaian mutu produk
dengan ventilasi baik dan dikemas bentuknya bagus dan
seragam, berwarna
sesuai keperluan dengan kemasan kecoklatan merata, dan
toping menarik.
yang telah diberi label sesuai
ketentuan (prinsip AIDAS).
12. Menghitung biaya produksi
Semua komponen biaya produksi
(biaya tetap dan biaya tidak tetap)
serta harga jual produk disusun secara
benar 5. Standar Mutu Produk Olahan Kacang-
E. Lembar Pengamatan Kacangan
a. Standar Mutu Olahan Susu Kedelai
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan Susu kedelai adalah produk
Disiapkan semua peralat-
Mengidentifikasi dan
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih, yang berasal dari ekstrak biji
1 dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuh-
an dikontrol terlebih dahulu kacang kedelai dengan air atau
sebelum dipakai.
Gula pasir, susu bubuk, larutan tepung kedelai dalam
lemak, dan telur dipilih
yang masih baik. Gula air, dengan atau tanpa
pasir kristalnya tidak
2
Memilih dan menangani terlalu besar, susu bubuk penambahan bahan makanan
bahan pembantu untuk tidak menggumpal, lemak
proses produksi. tidak tengik, serta telur lain yang diizinkan. Standar
kulitnya tidak retak dan
tidak busuk. mutu susu kedele yang
Melakukan penimbangan Semua bahan ditimbang
dan diukur dengan
dihasilkan berwarna sesuai
3 bahan.
timbangan dan gelas ukur
dalam waktu ≤ 5 menit
esens yang ditambahkan, rasa
Semua bahan dicampur manis, tidak bau langu.
dengan alat pencampur
4
(mixer) dengan urutan
Melakukan pencampuran. yang benar sampai adonan Lakukan praktik sesuai perintah guru
kalis dan waktu tidak
lebih dari 15 menit
Anda, dengan instruksi kerja yang sudah
tersedia secara berkelompok !
71
Produk hasil Nabati
Praktik
Bagi semua peserta didik menjadi 8 dikontrol terlebih dahulu sebelum
kelompok ! dipakai.
Buat kesimpulan dari praktik yang 2. Memilih dan menangani bahan baku
dilakukan, kemudian presentasikan di untuk proses produksi. Kedele dipilih
muka kelas ! kedele putih yang matang optimal,
tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
dan bebas dari berbagai macam
kotoran.
Praktik 3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
selanjutnya dicuci, dan direndam
dengan air bersih selama 6-8 jam
PRAKTIKUM
dengan volume 3 kali berat kedele
Mengidentifikasi Standar Mutu Susu Kedelai sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu mengidentifikasi direndam dicuci bersih dan digiling
standar mutu susu kedelai. dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
panas 2-3 kali berat kedele sampai
Alat
diperoleh bubur kedele yang halus.
a. Panci
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
b. Baskom penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
e. Blender
disaring dengan kain saring, dengan
f. Kain saring penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat kedele),
b. Gula pasir
sampai air perasan agak bening.
c. Esence
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n
C. Instruksi Kerja penambah rasa. Susu kedele
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dipasteurisasi pada suhu 63°C selama
hati dan memperhatikan K3 ! 30 menit, kemudian diberi gula 8-
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 10% dari volume susu kedele, dan
praktik ! diberi esens secukupnya.
3. Kembalikan perlatan praktik ke 7. Melakukan pengemasan. Susu kedele
tempat semula dalam kondisi bersih, dikemas dalam cup plastik dalam
kering dan rapi ! keadaan panas (hot filling), diberi
label sesuai dengan ketentuan
D. Langkah Kerja
(prinsip AIDAS)
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
E. Lembar Pengamatan
peralatan produksi sesuai kebutuhan.
Disiapkan semua peralatan dengan
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
72
Produk hasil Nabati
Praktik
Ada/Tidak Tindakan B. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Buah-
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat-
Buahan
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau Dalam proses produksi olahan buah-
Mengidentifikasi dan dikontrol terlebih dahulu
1
menyiapkan peralatan sebelum dipakai.Disiapkan buahan biasanya terjadi kesalahan-
produksi sesuai kebutuh- semua peralatan dengan
an. lengkap, bersih, dan kesalahan yang menyebabkan produk
dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum yang dihasilkan diluar spesifikasi yang
dipakai.
Kedele dipilih kedele putih diharapkan. Jika produk yang dihasilkan
Memilih dan menangani yang matang optimal,
2 bahan baku untuk proses tidak pecah, tidak busuk, diluar spesifikasi yang telah ditentukan
produksi. tidak keriput, dan bebas
dari berbagai macam maka perlu dilakukan tindakan perbaikan.
kotoran.
Kedele yang dipilih
Tindakan perbaikan yang dilakukan sangat
selanjutnya dicuci, dan
direndam dengan air
tergantung pada tingkat resiko produk
3 Merendam kedele.
bersih selama 6-8 jam
dengan volume 3 kali
pangan. Pada produk pangan berisiko
berat kedele sampai
didapatkan kedele yang
tinggi tindakan perbaikan dapat berupa
mengembang dan lunak. penghentikan proses produksi sebelum
Kedele yang telah
direndam dicuci bersih
semua penyimpangan diperbaiki atau
dan digiling dengan
Soybean Miller atau
produk ditahan atau tidak dipasarkan dan
4 Menggiling kedele. Waring Blender dengan
penambahan air panas
diuji keamanannya.
2-3 kali berat kedele
sampai diperoleh bubur 1. Sale Pisang
kedele yang halus
Bubur kedele dimasak
Sale pisang merupakan produk yang
dengan api sedang sambil
diaduk agar tidak terjadi
dihasilkan melalui proses
kegosongan sampai suhu
90°C. Kemudian rebusan
pengeringan dan atau pengasapan.
5 Melakukan pemanasan bubur kedele disaring
dengan kain saring,
Dimana untuk berhasilnya suatu
dan penyaringan.
dengan penambahan air
hangat 2-3 kali berat
usaha pengeringan, haruslah
kedele (total air hangat
yang digunakan untuk
diperhatikan berbagai faktor. Faktor-
penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat
faktor tersebut meliputi keadaan
kedele), sampai air
perasan agak bening.
bahan makanan yang akan
Susu kedele dipasteurisasi dikeringkan, udara di sekelilingnya,
pada suhu 63°C selama 30
menit, kemudian diberi perlakuan-perlakuan sebelum
Melakukan pasteurisasi
6 gula 8-10% dari volume
dan penambah rasa. susu kedele, dan diberi pengringan dan alat pengeringnya.
esens secukupnya.
Susu kedele dipasteurisasi
Bahan hasil pertanian yang akan
Susu kedele dikemas
dalam cup plastik dalam pada suhu 63°C selama
30 menit, kemudian diberi
dikeringkan harus diusahakan dalam
keadaan panas (hot filling),
7
diberi label sesuai dengan gula 8-10% dari volume
susu kedele, dan diberi
keadaan yang sebaik-baiknya,
ketentuan (prinsip AIDAS)
esens secukupnya. terutama dalam pemilihan jenis,
Susu kedele yang
dihasilkan berwarna kondisi bahan serta tingkat
8 sesuai esens yang
Penilaian mutu produk
ditambahkan, rasa manis, kematangan. Keadaan udara
tidak bau langu.
sekelilingnya juga sangat
berpengaruh terhadap hasil
pengeringan, terutama pada hasil-
hasil pengringan alami , karena
tergantung dari cuaca.
73
Produk hasil Nabati
74
Produk hasil Nabati
75
Produk hasil Nabati
76
Produk hasil Nabati
77
Produk hasil Nabati
78
Produk hasil Nabati
atau dikenal nama ragi tape dapat Lama pengukusan dan lama
dibuat dengan bahan baku beras atau fermentasi sangat dipengaruhi oleh
tepung beras, dicampur dengan kebiasaan masyarakat setempat.
beberapa rempah- rempah seperti Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tape
bawang putih, lada lengkuas dan jeruk ubi kayu yang sangat disukai adalah
nipis. Cara pembuatannya adalah tape yang agak lembek dan di Jawa
dengan menumbuk bawang putih Barat lebih disukai tape yang kering
bersama lada dan beras yang telah dan agak keras. Kerusakan-Kerusakan
direndam selama 8 jam. Banyaknya Yang Terjadi Selama Produksi Tape
jenis dan jumlah rempah sangat Dan Cara Memperbaiki Mutu Tape
beragam. Rempah-rempah tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
digunakan sebagai pembangkit aroma Hasil/ Produk diluar Spesifikasi Sebab dan Tindakan Perbaikan
dan untuk menghambat mikroba yang
Tape ditumbuhi jamur Peralatan yang tela h bersih dan kering
tidak diinginkan atau untuk disiapkan. Tape tidak dipanen.
m e n s t i m u l i r m i k r o b a y a n g Tape bertekstur keras atau terlalu lembek Waktu p engukusan kurang atau terlalu
diiinginkan. Rempah dan tepung lama sehingga ubi kayu belum atau terlalu
beras tersebut dijadikan adonan matang. Tape tid ak dipanen.
yang cukup kentalatau kalis dan Tape memiliki rasa asam, beberapa bagian Waktu p endinginan di ata s tampah ata u
lembek, kemudian dicetak berbentuk ubi kayu tidak terfermentasi dengan baik. baskom kurang dari 5-7 jam sehingga
bulat pipih, yang selanjutnya ubi kayu belum benar -benar dingin. Tape
dibiarkan selama 2 hari untuk tidak dipanen.
kemudian dikeringkan dengan cara Tape matang tidak merat a Inokulasi dengan cara menabur kan
bub ukan ra gi sejum lah yang telah
dijemur selama 1 – 4 hari, atau
ditentukan tidak merata. Tindakan
dikeringkan dengan oven pada suhu perbaikan dengan pemilahan tape yang
40 – 45ºC. Ragi ini yang dikenal belummatang dan yang telah matang. Tape
dengan ragi pasar. Semua tape belum matang matang dapat dipanen.
Waktu fermentasi kurang dari 2-4 hari
Cara pembuatan tape ubi kayu yang pada suhu ruang. Fermentasi dilanjutkan
79
Produk hasil Nabati
80
Produk hasil Nabati
berbagai macam bentuk dan isi, menit, sedangkan roti manis pada
sedangkan untuk donat dibentuk suhu 170 – 180C selama 15 menit.
bundar dengan lubang Pemanggangan terlalu lama dapat
ditengahnya. menyebabkan kekerasan dan
h. Peletakan adonan dalam cetakan penampakan yang tidak baik.
(Panning) k. Pendinginan
Adonan yang sudah digulung Pendinginan ini secara normal
dimasukkan ke dalam cetakan memakan waktu 1 jam dan lebih
dengan cara bagian lipatan singkat jika menggunakan alat
diletakkan di bawah agar lipatan bantu berupa fan atau alat lainnya.
tidak lepas yang mengakibatkan Kalau roti (misal roti tawar) akan
bentuk roti tidak baik. Jarak antar dipotong, sebaiknya suhu roti
roti minimal 3 jari. antara 32 - 49C, agar remah roti
I. Fermentasi akhir tidak rusak.
Pengembangan akhir/Final l. Pengemasan
proofing merupakan tahap Pengemasan memegang peranan
fermentasi akhir sehingga terjadi penting dalam pengawetan dan
pengembangan adonan yang mempertahankan mutu bahan
mencapai volume optimum. hasil pertanian. Adanya wadah
Sebelum dibakar atau digoreng, atau pembungkus dapat
adonan dikembangkan sampai membantu mencegah atau
maksimal agar didapatkan produk mengurangi kerusakan,
yang baik. Suhu yang dipakai melindungi bahan pangan yang
adalah 35-44C, kelembaban ada didalamnya, melindungi dari
80–85%, dan waktu sekitar 45-60 bahaya pencemaran serta
menit untuk roti manis dan roti gangguan fisik (gesekan, benturan,
tawar. getaran).
j. Pemangganggan 2. Kerusakan-Kerusakan Yang Terjadi
Pemanggangan merupakan proses Selama Produksi Roti Manis dan Cara
pematangan adonan menjadi roti Memperbaiki Mutu Produk Roti Manis
yang dapat dicerna oleh tubuh dan Untuk dapat proses produksi maka
menimbulkan aroma yang khas. harus dapat dipastikan bahwa mutu
Pemanggangan merupakan aspek dari setiap proses telah sesuai
yang kritis dari urutan proses dengan kriteria mutu yang telah
untuk menghasilkan roti yang ditetapkan. Adapun beberapa kriteria
berkualitas tinggi. Volume roti mutu sebagai pedoman untuk dapat
akan bertambah pada saat masuk melanjutkan pada proses
oven sampai 5 menit kemudian, selanjutnya.
sampai ragi dimatikan oleh panas a. Penimbangan : P r o s e s
pada suhu 65C. Karamelisasi mulai penimbangan akan masuk
terbentuk secara perlahan-lahan. kepada proses selanjutnya
Suhu pembakaran tergantung setelah dapat dipastikan bahwa
pada jenis roti atau produk yang penimbangan sesuai dengan
diinginkan. Sebagai contoh, untuk ukuran.
roti tawar pembakaran dilakukan
b. P e n c a m p u r a n : P r o s e s
pada suhu 200C selama 30 – 45
81
Produk hasil Nabati
proses ini akan dapat berlanjut Adonan terlalu keras Biasanya disebabkan karena kurangnya air
atau tepung terigu yang terlalu banyak. Cek
pada proses selanjutnya ketika
adonan setelah kira
-kira 10 m enit
bulatan adonan sudah
pengadukan.
mengembang namun belum
Perbaik an : m akatam bahkan air sedikit dem i
kering untuk dibentuk. sedikit secukupnya hingga adonan kalis
e. Pembentukan adonan: Pada Adonan terlalu lem bek Disebabkan terlalu banyak air. Cek adonan
proses pembentukan akan setelah kira
-kira 10 m enit
tahap ini akan berakhir ketika m engem bang sehingga pada saat proses
adonan yang sudah dibentuk pem bentukan adonan sudah terlalu banyak
gas yang terperangkap di dalam adonan
menggembang kurang lebih 1 ½
Volum e roti berkurang Karena bahan tepung terigu berkadar protein
kalinya dan biasanya dengan alat
rendah, bahan lem ak sedikit, bahan cairan
proofer itu selama 30 – 45 menit.
ragi panas, under m ixing, over m ixing,
g. Pemanggangan: Adonan roti tekanan uap air adonan roti berlebihan,
yang sudah menggembang akan panas oven berlebih.
masuk pada proses Perbaikan: m enggunakan resep roti standar,
pemanggangan akan berakhir Dasar kerak roti berpori Karena proofbox beruap berlebihan, proof
kasar dan tebal lam a, bahan lem ak dan gula sedikit,
ketika roti sudah matang,
overbaking .
berwarna kecoklatan, dan tidak
Perbaikan: m enggunakan resep roti standar,
lagi adonan yang menempel. m engatur tem peratur panas pem bakaran.
82
Produk hasil Nabati
83
Produk hasil Nabati
84
Produk hasil Nabati
Praktik
PRAKTIKUM 1 metabisulfit 0,2% selama 30 menit.
Memperbaiki Mutu Sale Pisang 5. Atur buah pisang yang telah direndam
A. Tujuan di atas nyiri atau rak pengering.
Usahakan untuk tidak saling
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
menempel satu sama lain.
peserta didik mampu memperbaiki mutu
sale pisang. 6. Keringkan selama 24 jam, dengan
menggunakan alat pengering.
B. Alat dan Bahan
7. Tekan perlahan-lahan pisang yang
Alat
sudah dijemur dengan roll kayu atau
a. Timbangan menggunakan 2 telenan. Usahakan
b. Label tidak sampai hancur.
c. Pisau 8. Lanjutkan penegringan selama 24-48
d. Irik banbu jam.
e. Nyiru 9. Lakukan pencatatan ada tidaknya
penyimpangan dan tindakan
f. Rak pengering
perbaikan yang dapat dilakukan pada
g. Alat pengering lembar pengamatan di bawah ini.
h. Plastic sealer E. Lembar Pengamatan
i. Telenan/roll kayu
j. Gelas ukur Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Bahan
Tingkat kematangan
a. Pisang ambon tua dan masak Tingkat kesegaran
Keutuhan
1 Aroma
b. Kantong plastik Rasa
Konsistensi
c. Na-metabisulfit Kebersihan
Kelengkapan
2
C. Instruksi Kerja Kebersihan
Pre start dan Kinerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- Jumlah plastik
3 Kebersihan plastik
hati dan memperhatikan K3 ! Suhu dan waktu pengemasan
85
Produk hasil Nabati
Praktik
PRAKTIKUM 2 3. Membersihkan buah dari bagian yang
Memperbaiki Mutu Manisan Buah tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
A. Tujuan
dikehendaki dan kotoran yang
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, melekat
peserta didik mampu memperbaiki mutu
4. Melakukan pengecilan ukuran. Buah
manisan buah.
diiris dengan menggunakan alat
B. Alat dan Bahan pengiris (slicer), seragam, dan
Alat ketebalan 3-10 mm.
a. Baskom plastik 5. Melakukan perendaman dengan
b. Pisau larutan kalsium. Irisan buah direndam
dengan CaCl2 0,1% selama 1 jam, atau
c. Panci
dengan larutan kapur sirih 10%
d. Kompor selama 6-8 jam, lalu dicuci bersih
e. Sendok kayu untuk menghilangkan kapur.
f. Tissue 6. Perendaman larutan gula. Irisan buah
g. Toples direndam dalam larutan gula secara
bertahap, yaitu 40% dan 50%.
Bahan
7. Mengemas manisan buah sesuai
a. Mangga/kedondong
spesifikasi yang ditentukan. Manisan
b. Gula pasir buah dikemas ke dalam botol yang
c. Kapur sirih telah distrelisasi bersama tutupnya
d. Garam dan diberi label sesuai ketentuan
(prinsip AIDAS).
e. CaCl2
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya
f. Kain saring
penyimpangan dan tindakan
C. Instruksi Kerja perbaikan yang dapat dilakukan pada
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- lembar pengamatan di bawah ini.
hati dan memperhatikan K3 ! E. Lembar Pengamatan
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
praktik !
Disiapkan semua
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat 1
peralatan dengan lengkap,
bersih, dan dikalibrasi
semula dalam kondisi bersih, kering atau dikontrolterlebih
dahulu sebelum dipakai
dan rapi ! Buah dipilih yang mengkal
atau mentah, tidak rusak,
2 tidak busuk, dan tidak
D. Langkah Kerja memar
86
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan 3. Cuci menggunakan air bersih.
Penyimpangan Perbaikan
Manisan buah dikemas ke 4. Belah jambu dengan memotong
dalam botol yang telah
7 distrelisasi bersama jambu secara melintang menjadi dua
tutupnya dan diberi label
sesuai ketentuan bagian yang hampir sama besar.
(prinsip AIDAS).
Manisan buah basah yang 5. Hancurkan jambu biji dengan blender,
dihasilkan memiliki tekstur
8 renyah, rasa manis, tidak selama penghancuran tambahkan air
keriput, dan warna menarik
(tidak terjadi pencoklatan) sebanyak 5-7 kali berat jambu biji,
kemudian peras jambu dengan
PRAKTIKUM 3
menggunakan kain saring. Tampung
Memperbaiki Mutu Sari Buah air perasan setelah disaring dengan
A. Tujuan penyaring teh. Ukurlah jumlah filtrat
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, atau sari buah asli yang diperoleh dan
peserta didik mampu memperbaiki mutu catat.
sari buah. 6. Timbanglah gula sebanyak 10% dari
B. Alat dan Bahan filtrat.
Alat 7. Panaskan filtrat sampai mencapai
suhu 65°C selama 5 menit, kemudian
1. Baskom
masukkan gula yang sudah ditimbang,
2. Pisau aduk hingga seluruh gula larut.
3. Saringan teh Pertahankan suhu antara 65°C -75°C
4. Botol selama 5 menit.
5. Kompor 8. Sari buah yang masih panas langsung
dimasukkan ke dalam botol steril dan
6. Pengaduk
segera tutup.
7. Gelas ukur
9. Lakukan pencatatan ada tidaknya
Bahan penyimpangan dan tindakan
1. Jambu Tua dan segar (boleh yang perbaikan yang dapat dilakukan pada
memiliki rasa asam) lembar pengamatan di bawah ini.
2. Gula pasir (putih) E. Lembar Pengamatan
C. Intruksi Kerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
hati dan memperhatikan K3 ! Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
praktik ! sebelum dipakai.
Buah dipilih yang matang,
3. Kembalikan perlatan praktik ke 2 tidak rusak, tidak busuk,
dan tidak memar
tempat semula dalam kondisi bersih,
Buah dibersihkan dari kulit,
kering dan rapi ! biji, bagian lain yang tidak
3 dikehendaki dan kotoran
D. Langkah Kerja yang melekat dengan
cara dicuci air bersih.
1. Bersihkan botol dan tutup, kemudian Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong
rebus dalam air mendidih selama 30 dan diekstraksi mengguna-
kan automatic juicer,
menit. Selanjutnya keringkan botol 4 selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan
dan tutup dalam posisi terbalik. penambahan air matang
5-7 kali volume dan diukur
kadar gulanya.
2. Timbang 1 kg jambu yang segar, tua
dan tidak rusak atau tidak busuk.
87
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
peralatan produksi sesuai
Ekstrak buah dipanaskan kebutuhan. Disiapkan semua
65°C selama 5 menit dan
ditambah gula sampai peralatan dengan lengkap, bersih,
10% sambil terus diaduk
5
dan dipanaskan hingga dan dikalibrasi atau dikontrol
suhu 65°C- 75°C selama
menit kemudian disaring. terlebih dahulu sebelum dipakai.
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan 2. Memilih dan menangani bahan
panas dengan botol yang
telah disterilisasi bersama baku untuk proses produksi. Buah
6 tutupnya dan dilakukan
ekshausting pada suhu dipilih yang matang, tidak rusak,
80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup. tidak busuk, dan tidak memar
Sari buah yang dihasilkan
harus memenuhi kriteria, 3. Membersihkan buah dari bagian
warna terang sesuai
7
dengan warna buah, rasa yang tidak dikehendaki. Buah
manis, tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. dibersihkan dari kulit, biji, bagian
lain yang tidak dikehendaki dan
PRAKTIKUM 4
kotoran yang melekat dengan cara
Memperbaiki Mutu Sirup Buah dicuci air bersih.
A. Tujuan 4. Melakukan ekstraksi buah. Buah
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, yang telah dicuci selanjutnya
peserta didik mampu memperbaiki mutu dipotong dan diekstraksi
sirup buah. menggunakan automatic juicer,
B. Alat dan Bahan selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan penambahan air
Alat
matang 2 kali volume dan diukur
a. Baskom kadar gulanya.
b. Pisau 5. Melakukan pemanasan dan
c. Alat pemeras jambu penambahan gula. Ekstrak buah
d. Saringan teh dipanaskan 60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus diaduk,
e. Botol
kemudian disaring.
f. Pemanas
6. Melakukan pengemasan. Sirup buah
g. Pengaduk selanjutnya dikemas dalam
h. Gelas ukur keadaan panas dengan botol yang
Bahan telah disterilisasi bersama tutupnya
dan dilakukan ekshausting pada
1. Jambu manis dan segar (diusahakan
suhu 80°C selama 20 menit, lalu
yang memiliki biji merah)
botol ditutup.
C. Instruksi Kerja
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dipanaskan pada suhu 65-70°C
hati dan memperhatikan K3 ! selama 30 menit. Setelah dingin
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat botol diberi label sesuai ketentuan
praktik ! (prinsip AIDAS)
3. Kembalikan perlatan praktik ke 8. Lakukan pencatatan ada tidaknya
tempat semula dalam kondisi bersih, penyimpangan dan tindakan
kering dan rapi ! perbaikan yang dapat dilakukan
D. Langkah Kerja pada lembar pengamatan di bawah
ini
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
88
Produk hasil Nabati
Praktik
E. Lembar Pengamatan 9. Botol
No Tahapan Proses Ada/Tidak Tindakan Bahan
Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- 1. Nanas
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau dikontrol 2. Gula pasir (putih)
1 terlebih dahulu sebelum
dipakai.Disiapkan semua
peralatan dengan lengkap, 3. Asam sitrat
bersih, dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu 4. Pektin grade 100
sebelum dipakai.
Buah dipilih yang matang, C. Intruksi Kerja
2 tidak rusak, tidak busuk,
dan tidak memar
Buah dibersihkan dari
1. Lakukan kegiatan praktik dengan
kulit, biji, bagian lain yang
3 tidak dikehendaki dan
hati- hati dan memperhatikan K3 !
kotoran yang melekat
dengan cara dicuci air 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
bersih.
Buah yang telah dicuci
praktik !
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan 3. Kembalikan perlatan praktik ke
4 automatic juicer, selanjut- tempat semula dalam kondisi bersih,
nya ekstrak buah diencer-
kan dengan penambahan
air matang 2 kali volume kering dan rapi !
dan diukur kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan D. Langkah Kerja
5 60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus
diaduk, kemudian disaring.
1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
Sirup buah selanjutnya tutupnya yang telah dicuci bersih.
dikemas dalam keadaan
panas dengan botol
yang telah disterilisasi
2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C
6 bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting pada
tekanan 1 atm selama 30 menit
suhu 80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup
menggunakan autoclave.
Sirup buah yang dihasil-
kan harus memenuhi 3. Botol jar steril siap digunakan
7 kriteria, warna terang
sesuai dengan warna buah, sebagai bahan kemas / wadah
rasa manis, tidakterdapat
endapan, tidak berbusa. selai/jam nanas.
4. P o t o n g - p o t o n g n a n a s
PRAKTIKUM 5 menggunakan pisau untuk
Memperbaiki Mutu Jam/jelly Buah memudahkan penghancuran
A. Tujuan 5. Siapkan blender dan lakukan pre
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, start. Periksa kinerja blender baik
peserta didik mampu memperbaiki mutu d an pastikan blender bisa
Jam/jelly buah. digunakan
B. Alat dan Bahan 6. Lakukan penghancuran nanas
menggunakan blender. Gunakan
Alat
tombol kecepatan terkecil.
1. Panci
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
2. Kompor memastikan keseragaman
3. Pisau dan talenan hancuran. Catat kondisi bubur buah
4. Baskom pada borang pengamatan.
5. Penyaring 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
6. Wajan
buah hasil penghancuran.
7. Gelas ukur
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
8. Timbangan menggunakan rumus (formula)
yang sudah disiapkan berdasarkan
89
Produk hasil Nabati
Praktik
berat nanas kupas. Catat kebutuhan panci terbuka beralaskan kain saring.
gula dan pektin pada borang 22. Selai/jam nanas dalam botol jar di
pengamatan masukkan kedalam panci, kemudian
10. Timbang gula sesuai dengan masukkan air bersih hingga setinggi
kebutuhan 3/4 tinggi botol.
11. Timbang pektin sesuai dengan 23. Panaskan hingga air mendidih. Periksa
kebutuhan. suhu bahan, biarkan suhu bahan
12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk mencapai 90 0C dan pertahankan
lemon. selama 15 menit.
13. Campur bubur nanas, gula dan 24. Selesai exkausting botol segera
pektin dalam keadaan dingin. Aduk ditutup rapat.
sampai merata. 25. Lakukan sterilisai pada suhu 90 0C
14. Periksa keasaman campuran selama 15 menit.
menggunakan kerta pH yang ada 26. Dinginkan produk secepatnya.
skalanya. Catat pH campuran bubur 27. Siapkan label yang memuat informasi
buah. tentang produk.
15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4, 28. Tempelkan label pada produk
maka tambahkan bubur buah selai/jam nanas dalam botol Lakukan
dengan jus lemon hingga pH sekitar pencatatan ada tidaknya
3.8. penyimpangan dan tindakan
16. Aduk kembali hingga merata. Amati perbaikan yang dapat dilakukan pada
kondisi campuran bubur buah lembar pengamatan di bawah ini
dengan bahan bantu pada borang E. Lembar Pengamatan
pengamatan.
17. Masak campuran bubur buah pada No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
suhu 120 0 C selama ± 1 jam
Tingkat kematangan
menggunakan panci stainless steel Tingkat kesegaran
Keutuhan
sambil dilakukan pengadukan dan 1 Berat nanas awal
Berat nanas kupas
mengendalikan agar tidak gosong. Kebersihan nanas kupas
Pemasakan dilakukan sampai kental Kelengkapan
2 Kebersihan
atau total padatan 62-68 %. Pre start dan Kinerja
Jumlah botol
18. Lakukan pemeriksaan total solid 3 Kebersihan botol dan tutup
Suhu dan waktu sterilisasi
menggunakan refraktometer untuk Berat nanas kupas
Distribusi buah dalam bubur
memperkirakan tingkat kekentalan 4 Berat bubur nanas
Warna
selai/jam. Flavor
Berat gula
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 5 Berat pektin
Jumlah jus lemon
yang ditentukan sudah tercapai. Homogenitas
pH bubur buah nanas
20. Masukkan selai/jam nanas dalam 6 Warna
Flavor
keadaan panas kedalam botol jar Total padatan terlarut
Suhu
steril. Pengisian dilakukan sampai 7 Waktu
Total padatan
batas leher bagian bawah botol. Leher
Suhu pengisian
botol dikosongkan dan berfungsi 8 Adanya head space
Suhu dan waktu exhausting
sebagai head space Pelabelan
90
Produk hasil Nabati
Praktik
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
hati dan memperhatikan K3 !
Limbah dikumpulkan 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
berdasarkan sifatnya
(padat dan cair) praktik !
Limbah padat dikelompok-
9 kan berdasarkan sifatnya,
yaitu organik dan anorganik.
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
Limbah dikelola sesuai
dengan tata cara, manajemen
semula dalam kondisi bersih, kering
limbah yang diterapkan
diperusahaan
dan rapi !
Kebersihan ruang
Kebersihan tempat/wadah D. Langkah Kerja
10 Suhu ruangan
Kelembaban ruang
Penerangan ruang
1. Panaskan santan kental sampai
Konsistensi kokoh, diperoleh santan kanil yang
Warna cemerlang,
Distribusi buah merata, berminyak. Sisihkan.
Tekstur lembut,
11 Flavor buah alami,
Tidak mengalami sineresis
2. Sangrai tepung ketan sampai matang
dankristalisasi selama
penyimpanan
dan berwarna agak kuning. Sisihkan.
3. Pilih nanas matang dan segar serta
PRAKTIKUM 6
tidak busuk. Kupas, bersihkan matanya
Memperbaiki Mutu Dodol Buah dan buang hatinya, kemudian cuci
A. Tujuan bersih.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Timbang sebanyak 1500 gram nanas
peserta didik mampu memperbaiki mutu yang telah bersih, kemudian
dodol buah. hancurkan dengan blender atau parut,
B. Alat dan Bahan 5. Timbang sebanyak 250 gram tepung
Alat yang telah disangrai, 600 gram gula
merah dan 900 gram gula pasir, serta
a. Baskom
ukur sebanyak 2 gelas santan kanil.
b. Timbangan
6. Campur semua bahan yang telah
c. Kompor ditimbang dan diukur, aduk rata.
d. Spatula 7. Panaskan campuran dalam wajan
e. Wajan dengan api sedang sambil diaduk.
f. Pengaduk kayu Usahakan tidak ada kerak pada dasar
wajan. Pemanasan campuran
g. Blender/parut
dilakukan sampai adonan kental dan
h. Loyang plastik tidak lengket di tangan.
i. Talenan 8. Tambahkan 2 sendok makan minyak
Bahan goreng atau margarin. Aduk beberapa
a. Buah nanas matang dan segar saat samapai minyak/margarin
tercampur rata.
b. Gula pasir
9. Pindahkan adonan ke dalam loyang
c. Gula merah
plastik dan dinginkan.
d. Santan
10. Potong-potong dodol nanas yang
e. Tepung ketan telah dingin dengan ukuran kurang
f. Minyak goreng/mentega lebih 5 cm dengan ketebalan 1 cm.
g. Kemasan plastik 11. Bungkus potongan dodol dengan
C. Instruksi Kerja plastik.
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- 12. Kemas dalam kantong plastik atau duz
dan beri label
91
Produk hasil Nabati
Praktik
13. Simpan di tempat yang kering dan b. Timbangan
dingin. c. Kompor
14. Lakukan pencatatan ada tidaknya d. Spatula
penyimpangan dan tindakan
perbaikan yang dapat dilakukan pada e. Wajan
lembar pengamatan di bawah ini f. Pengaduk kayu
E. Lembar Pengamatan g. Loyang plastik
Ada/Tidak Tindakan a. Talenan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- b. Slicer
an dengan lengkap, bersih,
1 dan dikalibrasi atau Bahan
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
a. Pisang mentah
Tepung ketan dipilih
yang masih baik, tidak
2 berbau apek, tidak b. Garam
berkutu dan tidak
menggumpal c. Minyak goreng
Bahan pembantu (kelapa
dan gula merah) yang d. Gula putih
dipilih masihbaik, kelapa
3 tidak busuk, gula merah
berwarna coklat, tidak
e. Bawang putih
banyak kotoran.
Bahan baku dan bahan f. Kantong plastik
pembantu dicampur
4 sampai homogen dan
g. Kertas koran
tidak ada gumpalan.
Campuran dipanaskan C. Instruksi Kerja
dengan api sedang
sambil diaduk, sampai
5 adonan liat, berminyak 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dan tidak lengket di
wajan.
hati dan memperhatikan K3 !
Adonan dodol masak
dimasukkan ke dalam
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
baki yang dialasi plastik
dengan ketinggian 1-2 cm,
praktik !
6 ditekan-tekan agar padat
dan rata, lalu didinginkan 3. Kembalikan perlatan praktik ke
dan dikeringkan.
tempat semula dalam kondisi bersih,
Dodol yang telah keras
dipotong-potong dengan kering dan rapi !
ukuran 1,5 x 5 cm,dikemas
dengan kertas minyak atau
7 plastik dengan rapi, D. Langkah Kerja
kemudian dikemas dalam
dus yang diberi label 1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri
sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan
dari garam, bawang putih dan gula.
berwarna kecoklatan,
kenyal, ukuran seragam,
Bumbu asin diperoleh dengan cara
8 rasa manis, permukaan
mengeras tetapi bagian
menumbuk halus 10 gr garam dan 2
dalam lunak, dan
tidak berbau hangus.
siung bawang putih dan 100 ml air.
Sedangkan bumbu manis dibuat dari
PRAKTIKUM 7 250 gram gula pasir dicampur dengan
2 gram garam yang dilarutkan dalam 1
Memperbaiki Mutu Keripik Buah liter air.
A. Tujuan 2. Kupas pisang sampai bersih dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, pisau satu persatu kemudian diiris dan
peserta didik mampu memperbaiki mutu langsung digoreng.
keripik buah. 3. Pengirisan dilakukan menggunakan
B. Alat dan Bahan alat pengiris(slicer) dengan ketebalam
Alat 1,5 mm. Penggorengan dilakukan pada
a. Baskom suhu 170-200°C. Hingga warna
kekuningan.
92
Produk hasil Nabati
Praktik
4. Penambahan bumbu asin dilakukan PRAKTIKUM 8
pada saat pisang masih dalam proses Memperbaiki Mutu Saus
penggorengan. Bumbu cair
dimasukkan ke dalam minyak pada
saat keripik setengah matang. A. Tujuan
5. Penambahan bumbu manis dilakukan Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
setelah kripik pisang mendekati peserta didik mampu memperbaiki mutu
kering sempurna. Keripik pisang yang saus.
hampir matang diangkat dari minyak, B. Alat dan Bahan
selanjutnya keripik pisang dicelupkan Alat
ke dalam bumbu manis yang sudah
disiapkan. Goreng kembali hingga No Jenis Volume
8 Timbangan 1 buah
E. Lembar Pengamatan
9 Gelas ukur 1 buah
93
Produk hasil Nabati
Praktik
3. Kembalikan perlatan praktik ke perbaikan yang dapat dilakukan pada
tempat semula dalam kondisi bersih, lembar pengamatan di bawah ini
kering dan rapi ! E. Lembar Pengamatan
D. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan-bahan yang akan No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
digunakan.Lakukan perlakuan Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
pendahuluan pada bahan sesuai 1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih
karakteristik bahan. Takar sesuai dahulu sebelum dipakai.
kebutuhan. Pilih cabai yang utuh,
2 tidak busuk.
2. Kukus cabai merah keriting dan Kukus semua bumbu
bawang putih selama 7 menit (cabai 3 selama 7 menit
Bumbu dan nanas
merah keriting dan bawang putih 4 dihaluskan sampai
benar-benar halus
dimasukkan setelah terbentuk uap air )
5 Masak bumbu dan bubur
3. Dinginkan cabai merah keriting dan nanas dengan api sedang
Kemas saus dalam keadaan
bawang putih Blender bahan-bahan panas kemudian tutup rapat
6 dan rebus dalam air
yang telah dikukus hingga menjadi mendidih selama 30 menit.
bubur. Untuk memudahkan Distribusi bubur merata,
7 konsistensi sedang, warna
penghancuran, tambahkan air sesuai cemerlang
kebutuhan.
PRAKTIKUM 9
4. Buat bubur nanas dengan cara
memblender nanas, untuk Memperbaiki Mutu Pickel
mempermudah pemblenderan A. Tujuan
tambahkan air 50-100 ml. Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
5. Tuang bubur cabai merah keriting dan peserta didik mampu memperbaiki mutu
bawang putih ke dalam wajan, pickel.
campurkan dengan bubur nanas. B. Alat dan Bahan
6. Masak saos cabai di atas api sedang. Alat
7. Tambahkan gula pasir dan garam a. Panci
sesuai takaran.
b. Pisau
8. Aduk-aduk adonan saos cabai hingga
c. Talenan
tercampur rata. Untuk mengetahui
adonan telah masak, tuang sedikit d. Timbangan
adonan dengan menggunakan e. Botol
pengaduk. Jika adonan tidak segera Bahan
jatuh, bertanda adonan telah masak
a. Timun
dan siap dikemas.9Rebus botol
beserta tutup yang akan digunakan b. Larutan garam brine 5 %
sebagai pengemas dalam air yang c. Cuka masak 2%
telah mendidih selama 30 menit. Pada C. Instruksi Kerja
saat mau mengambil gunakan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
penjepit dan jangan sampai sentuh
hati dan memperhatikan K3 !
tangan.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
10. Kemas saos cabai selagi masih panas,
praktik !
tutup.Lakukan pencatatan ada
tidaknya penyimpangan dan tindakan 3. Kembalikan perlatan praktik ke
94
Produk hasil Nabati
Praktik
tempat semula dalam kondisi bersih, PRAKTIKUM 10
kering dan rapi ! Memperbaiki Mutu Tape
D. Langkah Kerja A. Tujuan
1. Siapan bahan sesuai kebutuhan Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
2. Sterilisasi botol dengan cara direbus peserta didik mampu memperbaiki mutu
dalam air mendidih selama 30 menit. tape.
3. Masukkan timun pada botol, tuangkan B. Alat dan Bahan
larutan garam brine 5 %. Alat
4. Sisakan sedkit ruang kosong di bagian a. Baskom
atas botol, pastikan semua timun
b. Kompor
terendam larutan garam brine 5%.
c. Panci
5. Fermentasi pada suhu kamar selama 1
minggu. d. Tampah
6. Jika pada larutan brine terdapat e. Pengaduk kayu
endapan/lendir, pisahkan dengan cara f. Timbangan
menyeringnya. Jika brine berwarna Bahan
hitam maka ganti larutan tersebut.
a. Ubi kayu
7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
b. Ragi tape
selama 15 menit, segera dinginkan
dengan cepat setelah pasteurisasi C. Instruksi Kerja
selesai. Pickel siap disimpan atau 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dikinsumsi. hati dan memperhatikan K3 !
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
penyimpangan dan tindakan praktik !
perbaikan yang dapat dilakukan pada 3. Kembalikan perlatan praktik ke
lembar pengamatan di bawah ini tempat semula dalam kondisi bersih,
E. Lembar Pengamatan kering dan rapi !
Tindakan
No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan Perbaikan
D. Langkah Kerja
Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu 2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
sebelum dipakai.
Pilih timun yang masih
bersih
2 muda, bentuk seragam
dan lurus. 3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Botol disterilisasi dengan
3 cara direbus dalam air 4. Kukus ubi kayu sampai matang
yang mendidih selama
30 menit
Rendam imun dalam
5. Dinginkan ubi kayu di atas tampah
4 larutan garam brine 5%
dan cuka masak 2%
sampai dingin
Fermentasi timunselama
1 minggu, selama 6. Taburkan ragi tape sampai merata
fermentasi apabila terdapat
5
endapan atau lender 7. Masukkan dalam keranjang yang telah
pada larutan brine
maka lakukan penyaringan dialasi daun pisang lalu tutup rapat,
dan apabila larutan brine
berwarna coklat, lakukan fermentasikan selama 2-3 hari pada
penggantian larutan.
suhu ruang.
Pasteurisasi pickle pada
6 suhu 70-80 C selama
15 menit
Dihasilkan pickle
7 dengan
95
Produk hasil Nabati
Praktik
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya No Nama Bahan Volume Satuan
96
Produk hasil Nabati
Praktik
dengan timbangan dan gelas ukur lalu dibuang gasnya, diisi, dan
dalam waktu ≤ 5 menit dibentuk sesuai keinginan
5. Melakukan pemanggangan pisang 9. Melakukan fermentasi akhir
a. Siapkan Loyang, olesi dengan Adonan yang telah dibentuk
margarin diletakkan pada loyang yang telah
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya. diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan
difermentasi selama 20-25 menit
c. Olesi dengan margarin sampai
sampai adonan mengembang.
merata
Setelah selesai olesi dengan bahan
d. Oven pada suhu 170-200 °C
olesan di bagian permukaan kemudian
selama kurang lebih 20-30 menit
taburi dengan topping yang sesuai
atau sampai pisang matang
10. Melakukan pengovenan
6. Melakukan pencampuran
Adonan yang telah difermentasi
a. Pencampuran I
dioven dengan api bawah sampai
Masukkan semua bahan kering diperoleh roti yang berwarna
kecuali garam (tepung terigu kecoklatan, warna merata, tidak
protein tinggi, tepung terigu hangus, dan tidak pucat.
protein sedang, gula pasir, susu
Setelah selesai pengovenan, keluarkan
bubuk, bread improver dan ragi)
dari oven kemudain olesi dengan
kedalam mangkok mixer, campur
margarin pada bagian permukaannya
dengan kecepatan rendah selama
secara merata lalu angkat letakkan pad
1 menit.
arak pendingin.
b. Pencampuran II
11. Mengemas produk
Tambahkan air, susu pasteurisasi
Roti didinginkan pada rak/wadah
dan kuning telur, campur dengan
dengan ventilasi baik dan dikemas
kecepatan sedang 4 menit.
sesuai keperluan dengan kemasan
c. Pencampuran III yang telah diberi label sesuai
1) Tambahkan margarin dan ketentuan (prinsip AIDAS).
garam, campur dengan kecepatan 12. Lakukan pencatatan ada tidaknya
tinggi selama 10 menit (sampai penyimpangan dan tindakan
adonan kalis) perbaikan yang dapat dilakukan pada
2) S e m u a b a h a n d i c a m p u r lembar pengamatan di bawah ini
dengan alat pencampur (mixer) E. Lembar Pengamatan
atau manual dengan urutan yang Tindakan
Ada/Tidak
Tahapan Proses
benar sampai adonan kalis dan No Penyimpangan Perbaikan
97
Produk hasil Nabati
Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak C. Instruksi Kerja
Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
Semua bahan dicampur 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dengan alat pencampur
4 (mixer) dengan urutan hati dan memperhatikan K3 !
yang benar sampai
adonan kalis dan waktu
tidak lebih dari 15 menit 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
Adonan dipotong, ditimbang praktik !
5 seberat 45gram, dibulatkan
sampai permukaannya halus
Adonan yang telah
3. Kembalikan perlatan praktik ke
dibulatkan didiamkan
(fermentasi) 10-15 menit,
tempat semula dalam kondisi bersih,
6
lalu dibuang gasnya,
dibentuk sesuai bentuk
kering dan rapi !
donat.
Adonan yang telah D. Langkah Kerja
dibentuk diletakkan
pada loyang yang telah 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
7 ditaburi terigu, diberi
jarak 2 jari, dan difermentasi peralatan produksi sesuai kebutuhan.
selama 20-25 menit sampai
adonan mengembang. Disiapkan semua peralatan dengan
Adonan yang telah
difermentasi panggang lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
dengan suhu 170-180 °C
8 selama 15 menit sampai dikontrol terlebih dahulu sebelum
diperoleh roti yang
berwarna kecoklatan, dipakai.
warna merata, tidak
hangus, dan tidak pucat. 2. Memilih dan menangani bahan baku
Roti didinginkan pada
rak/wadah dengan ventilasi untuk proses produksi. Kedele dipilih
baik, diberi toping yang
9 menarik, dan dikemas sesuai kedele putih yang matang optimal,
keperluan dengan kemasan
yang telah diberi label sesuai tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
ketentuan (prinsip AIDAS).
Menghasilkan roti dengan dan bebas dari berbagai macam
kriteria yang telah ditentuk-
an Roti yang dihasilkan kotoran.
bentuknya bagus dan s
10 eragam, berwarna kecoklat-
an merata, dan toping
3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
menarik. selanjutnya dicuci, dan direndam
PRAKTIKUM 12 dengan air bersih selama 6-8 jam
Mengidentifikasi Standar Mutu Susu Kedelai dengan volume 3 kali berat kedele
sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan
mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu mengidentifikasi
direndam dicuci bersih dan digiling
standar mutu susu kedelai.
dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
Alat panas 2-3 kali berat kedele sampai
a. Panci diperoleh bubur kedele yang halus.
b. Baskom 5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu
dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
e. Blender 90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
f. Kain saring disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan
kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
b. Gula pasir penyaringan 5 kali berat kedele),
c. Esence sampai air perasan agak bening.
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n
98
Produk hasil Nabati
Praktik
penambah rasa. Susu kedele No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
dipasteurisasi pada suhu 63°C selama Susu kedele yang dihasilkan
30 menit, kemudian diberi gula 8- 8
berwarna sesuai esens yang
ditambahkan, rasa manis,
10% dari volume susu kedele, dan tidak bau langu.
6
menit, kemudian diberi gula penyimpangan dikoreksi/diperbaiki, atau
8-10% dari volume susu
kedele, dan diberi esens produk ditahan/tidak dipasarkan dan diuji
secukupnya.
Susu kedele dipasteurisasi keamanannya. Tindakan koreksi yang dapat
pada suhu 63°C selama 30
7 menit, kemudian diberi gula dilakukan selain menghentikan proses
8-10% dari volume susu kedele,
dan diberi esens secukupnya. produksi antara lain mengeliminasi produk
dan kerja ulang produk, serta tindakan
99
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
pencegahan seperti memverifikasi setiap A. PILIHAN GANDA
perubahan yang telah diterapkan dalam Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling
proses dan memastikannya agar tetap efektif. tepat dengan memberikan tanda silang (X)
Prosedur penanganan produk yan tidak sesuai pada pilihan A, B, C, D, atau E!
dalam pelaksanaannya terdapat 2 level 1. Buah-buahan yang bagus digunakan untuk
tindakan koreksi/perbaikan, yaitu : membuat jelly adalah buah-buahan
1. Tindakan Segera (Immediete Action) dengan kandungan pectin tinggi dan asam,
2. Tindakan Pencegahan (preventative buah tersebut adalah….
Action) a. Papaya
b. Semangka
c. Nenas
d. Mangga
e. Jeruk
Lakukanlah analisa kerusakan-kerusakan yang 2. Buah-buahan yang bagus digunakan untuk
terjadi selama pembuatan sirup buah, manisan pembuatan selai adalah….
buah, dodol nanas dan sari kedelai serta cara a. Buah-buahan kaya pectin dan asam
memperbaiki kerusakan tersebut sehingga
b. Buah-buahan kaya pectin dan asamnya
diperoleh produk yang bermutu !
rendah
c. Buah-buahan asam
PENILAIAN HARIAN d. Buah-buahan asam tinggi, pektinnya
rendah
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik e. Buah-buahan kaya pektin
dan benar ! 3. Plasmolisis pada pengolahan manisan
1. Sebutkan standar mutu jam/jelly buah ! buah dapat terjadi karena….
2. Bahan makanan yang diawetkan dengan a. Turunnya water activity
penggulaan dapat mengalami kerusakan- b. Perbedaan tekanan osmosa antara
kerusakan. Jelaskan kerusakan-kerusakan larutan dan mikroorganisme
yang terjadi pada produk makanan dengan c. Gula yang digunakan lewat jenuh
penggulaan !
d. Air yang digunakan air sadah
3. Sebutkan masalah-masalah yang terdapat
e. Keasaman tinggi
dalam pembuatan sale pisang dan cara
memperbaikinya ! 4. Keberhasilan suatu produksi sangat
tergantung pada pemlihan dan
4. Apabila dalam pembuatan roti manis,
penanganan bahan yang digunakan dalam
dijumpai adonan terlalu lembek maka
proses produksi tersebut, disamping
tindakan perbaikan apa yang dapat
proses produksinya sendiri. Kesalahan
dilakukan !
dalam … akan menghasilkan produk yang
5. Pada pembuatan jam/jelly nanas apabila tidak sesuai dengan criteria yang
produk yang dihasilkan mengalami diinginkan, sedangkan kesalahan dalam …
kristalisasi maka tindakan perbaikan apa akan memperpendek umur simpan.
yang dapat dilakukan ! Pernyataan yang sesuai adalah….
a. Memilih bahan dan penanganan
bahan
100
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati
SEMESTER GANJIL
b. Penanganan bahan dan memilih d. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
bahan warna, tekstur, keutuhan bahan
c. Memilih peralatan dan penangan e. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
bahan warna, tekstur, keutuhan bahan, cuaca
d. Penanganan peralatan dan memilih 7. Daun lidah buaya dapat diolah menjadi
bahan produk manisan, produk yang dihasilkan
e. Memilih peralatan dan penanganan dari lidah buaya adalah berupa cairan atau
peralatan gel dalam keadaan segar tidak berwarna
(transparan). Gel lidah buaya tersebut
5. Perhatikan buah-buahan berikut :
mudah rusak, tidak stabil dan mudah
1. Papaya dipengaruhi oleh udara, cahaya dan panas
2. Jambu serta mudah terkontaminasi oleh
3. Belimbing mikroba.Oleh karena itu penyimpanan
yang tepat adalah….
4. Talok
a. Penyimpanan di tempat yang terang,
5. Kedondong
dingin dan kering
6. Kemang
b. Penyimpanan di tempat yang gelap,
7. Terung dingin dan kering
8. Pisang c. Penyimpanan di tempat yang gelap,
Hampir semua jenis buah pada prinsipnya panas dan kering
dapat diolah menjadi produk olahan d. Penyimpanan di tempat yang gelap,
dengan penggulaan. Namun berdasarkan dingin dan basah
pertimbangan nilai jual, cita rasa,
e. Penyimpanan di tempat yang terang,
kenampakan dan daya tahan hanya ada
panas dan basah
beberapa jenis buah yang layak untuk
diproduksi menjadi manisan produk 8. Gula pasir yang terdapat di pasar
olahan yaitu…. lndonesia diperoleh dari tebu. Gula yang
diperoleh dari tebu termasuk dalam jenis
a. 1,2,3,4
gula….
b. 2,3,4,5
a. Glukosa
c. 3,4,5,6
b. Fruktosa
d. 4,5,6,7
c. Sukrosa
e. 5,6,1,2
d. Maltose
6. Secara umum buah sebagai bahan utama
e. Laktosa
dalam pembuatan produk olahan, harus
dpilih dari buah yang memiliki 9. Fungsi gula yang utama adalah sebagai
karakteristik tertentu yaitu…. pengawet dan sebagai penambah rasa.
Gula berfungsi sebagai pengawet pada
a. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
konsentrasi….
warna, tekstur, keutuhan bahan, harga
a. 12% - 14 %
b. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
warna, tekstur, keutuhan bahan, b. 30% - 40%
musim c. 40% - 48%
c. Tingkat kematangan, aroma, rasa, d. 50% -65%
warna, tekstur, keutuhan bahan, nilai e. 65% - 75%
ekonomi
101
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati
SEMESTER GANJIL
10. Sedangakan gula berfungsi sebagai d. CaCl2
pemanis pada konsentrasi…. e. Natrium Metabisulfit
a. 12% - 14 % 15. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai
b. 30% - 40% bahan pemutih adalah….
c. 40% - 48% a. NaCl
d. 50% -65% b. Asam sitrat
e. 65% - 75% c. Natrium benzoate
11. Bahan pendukung yang berfungsi sebaga d. CaCl2
penguat tekstur jaringan daging buah e. Natrium Metabisulfit
menjadi lebih kokoh, sehngga produk yang
16. Konsetrasi CaCl yang diperbolehkan
dhasilkan terasa renyah, berpenampilan
ditambahkan pada pembuatan selai/jam
menarik dan tidak hancur waktu
adalah….
dipanaskan dalam larutan gula adalah….
a. 0,1 %
a. NaCl
b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat
c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate
d. 2%
d. CaCl2
e. 3%
e. Natrium Metabisulfit
17. Jumlah asam sitrat yang diperbolehkan
12. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai
ditambahkan pada pembuatan selai
penetral rasa sepat pada buah dan menjadi
adalah….
tidak bau langu serta untuk
menghilangkan lender adalah… a. 0,1 %
a. NaCl b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate d. 2%
d. CaCl2 e. 3%
e. Natrium Metabisulfit 18. Jumlah natrium metabsulfit yang
diperbolehkan dtambahkan dalam
13. Bahan pendukung yang berfungsi
pembuatan selai adalah….
memberikan rasa asam dan aroma serta
berfungsi sebagai pengawet adalah…. a. 0,1 %
a. NaCl b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate d. 2%
d. CaCl2 e. 3%
e. Natrium Metabisulfit 19. Perhatikan pernyataan berikut :
14. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai 1. Zat kimia yang dtambahkan mampu
bahan pengawet kimia adalah…. mengurangi kualtas gizi yang
dikandung bahan tersebut
a. NaCl
2. Zat kimia yang ditambahkan yang
b. Asam sitrat
ditambahkan mampu menngkatkan
c. Natrium benzoate kualitas dan stabilitas daya simpan
102
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati
SEMESTER GANJIL
3. Dapat membuat produk lebih menarik b. Dibelah dan dibuang bijinya
4. Membahayakan kesehatan konsumen c. Dibentuk dengan irisan pisau
5. Dosis yang digunakan tidak boleh bergelombang (gobed)
melebihi jumlah yang dianjurkan d. Dibentuk tipis memanjang
Hal penting yang harus diperhatikan e. Dibentuk seperti bunga
dalam penggunaan bahan tambahan 23.Perhatikan pernyataan berikut :
makanan yang berasal dari bahan kimia
1. Memantapkan warna
adalah….
2. Memperbaiki tekstur
a. 1,2,3
3. Mengurangi gizi
b. 2,3,4
4. Menginaktifkan enzim
c. 3,4,5
5. Mensterilkan bahan
d. 1,2,5
Tujuan utama blansing adalah….
e. 2,3,5
a. 1,2,3
20. Kondisi buah hasil pemanenan atau yang
dijual di pasar pada umumnya tidak b. 2,3,4
seragam. Buah yang beragam ukuran dan c. 3,4,5
tingkat kematangan harus d. 1,4,5
dilakukan….agar diperoleh buah yang baik
e. 1,2,4
sesuai standar yang diinginkan. Perlakuan
yang tepat untuk mengisi titik-titik 24.Blansing dilakukan pada kisaran suhu….
tersebut adalah…. a. 100°C
a. Sanitasi b. Kurang dari 100°C
b. Sortasi c. 82°C-93°C selama 3 sampai dengan
c. Pencucian menit
d. Penyimpanan d. 82°C-93°C selama 30 menit
e. Pembilasan e. 82°C-93°C selama 1 menit
21. Timbangan dalam proses produksi 25.Dalam pembuatan manisan basah,
bermacam-macam tergantung seberapa penggulaan dilakukan sebanyak….
banyak bahan yang akan ditimbang. Jenis a. 1 tahap
timbangan yang sesuai untuk menimbang b. 2 tahap
natrium benzoate sebesar 1 gram adalah….
c. 3 tahap
a. Timbangan gantung
d. 4 tahap
b. Timbangan kue
e. 5 tahap
c. Timbangan digital
26. Pengeringan manisan dapat dilakukan
d. Timbangan kodok dengan penjemuran atau pengeringan
e. Timbangan analitis dengan pemanas buatan (oven), suhu yang
22.Pada umumnya bentuk manisan yang digunakan adalah…
dijual di pasar setap jenis buah memiliki a. Tahap pertama suhu 60°C selama 10
bentuk yang berbeda. Bentuk yang sesuai jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9
untuk buah pala yang akan dibuat manisan jam
pala adalah…. b. Tahap pertama suhu 90°C selama 10
a. Seperti bentuk aslinya jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9
jam
103
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati
SEMESTER GANJIL
c. Tahap pertama suhu 60°C selama 10 b. Tepung ketan dipilih yang tidak
jam, tahap kedua suhu 90°C selama 9 berbau apek, tidak berkutu, tetapi
jam menggumpal
d. Tahap pertama suhu 50°C selama 10 c. Tepung ketan dipilih yang tidak
jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9 berbau apek, tetapi berkutu dan
jam menggumpal
e. Tahap pertama suhu 50°C selama 10 d. Tepung ketan dipilih yang sudah
jam, tahap kedua suhu 60°C selama 9 berbau apek, berkutu dan
jam menggumpal
27. Setelah tahap kedua pengeringan, jika e. Tepung ketan dipilih yang tidak
manisan yang dikeringkan/dijemur masih berbau apek
tampak basah maka akan ditaburi dengan 30. Dalam melakukan pemanasan dan
gula pasir secara merarta. Penaburan gula penyaringan bubur kedelai agar diperoleh
ini bertujuan untuk…. susu kedelai sesuai standar mutu adalah…
a. Menambah rasa a. Bubur kedele dimasak dengan api
b. Meningkatkan daya tahan sedang tanpa diaduk sampai suhu
c. Meningkatkan daya tark 90°C dan tercium bau hangus.
Kemudian rebusan bubur kedele
d. Mempercepat pengeringan
disaring dengan kain saring, dengan
e. Menambah nilai ekonomi penambahan air dingin 2-3 kali berat
28.Proses pengeringan manisan dianggap kedele (total air hangat yang
selesai apabila… digunakan untuk penggilingan dan
a. Setelah disimpan selama 24 jam penyaringan 5 kali berat kedele),
luarnya masih tetap kering sampai air perasan masih keruh.
b. Lapisan gula dbagian luar manisan b. Bubur kedele dimasak dengan api
tidak meleleh sedang sambil diaduk agar tidak
terjadi kegosongan sampai suhu 90°C.
c. Setelah disimpan selama 12 jam
Kemudian rebusan bubur kedele
luarnya masih tetap kering
disaring dengan kain saring, dengan
d. Setelah disimpan selama 12 jam penambahan air hangat 2-3 kali berat
luarnya masih tetap kering dan kedele (total air hangat yang
Lapisan gula dbagian luar manisan digunakan untuk penggilingan dan
tidak meleleh penyaringan 5 kali berat kedele),
e. Setelah disimpan selama 24 jam sampai air perasan masih keruh.
luarnya masih tetap kering dan c. Bubur kedele dimasak dengan api
Lapisan gula dbagian luar manisan sedang sambil diaduk agar tidak
tidak meleleh terjadi kegosongan sampai suhu 90°C.
29. Agar dihasilkan dodol sesuai kriteria yang Kemudian rebusan bubur kedele
ditentukan, berikut merupakan krietia disaring dengan kain saring, dengan
memilih dan menangani bahan baku penambahan air dingin 2-3 kali berat
untuk proses produksi dodol yang benar, kedele (total air hangat yang
yaitu… digunakan untuk penggilingan dan
a. Tepung ketan dipilih yang masih baik, penyaringan 5 kali berat kedele),
tidak berbau apek, tidak berkutu dan sampai air perasan agak bening.
tidak menggumpal d. Bubur kedele dimasak dengan api
104
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati
SEMESTER GANJIL
besar sambil diaduk agar tidak terjadi
kegosongan sampai suhu 90°C.
Kemudian rebusan bubur kedele
disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
kedele (total air hangat yang
digunakan untuk penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat kedele),
sampai air perasan agak bening.
Refleksi
Semester Ganjil
105
BAB 3
PEMANFAATAN LIMBAH
OLAHAN NABATI
HASIL SAMPING
OLAHAN NABATI
Hasil samping – limbah - Nata de Pina – bonggol pisang – telur pindang – kulit
kentang – bonggol brokoli – onggok - bekatul – ampas tahu
106
Produk hasil Nabati
107
Produk hasil Nabati
masyarakat luas. Selain rasanya yang atau snake fruit, sementara nama
segar, buah juga kaya kandungan gizi. ilmiahnya adalah Salacca zalacca.
Akan tetapi, buah pada umumnya Tipe buah batu berbentuk segitiga
memiliki daya simpan yang singkat. agak bulat atau bulat telur terbalik,
Pengolahan buah-buahan merupakan runcing di pangkalnya dan membulat
upaya untuk mengolah dan di ujungnya, panjang 2,5-10 cm,
mengawetkan, yaitu dengan mengubah terbungkus oleh sisik berwarna
buah-buahan menjadi produk-produk kuning coklat sampai coklat merah
olahan yang mempunyai kenampakan, mengkilap yang tersusun seperti
rasa, warna, dan aroma yang khas. Produk genting, dengan banyak duri kecil
olahan buah banyak jenisnya, setiap jenis yang mudah putus di ujung masing-
produk olahan buah memerlukan bahan masing sisik. Dinding buah tengah
dasar buah yang berbeda tingkat (sarkotesta) tebal berdaging, kuning
kematangannya. krem sampai keputihan, berasa
Setiap kali kita membuat olahan bahan
pangan buah-buahan, tentunya ada hasil
samping yang dihasilkan. Hasil samping
tersebut ada yang berupa limbah yang
hanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
kompos, ada yang berupa bahan dasar
kerajinan serta ada pula yang masih dapat
dimanfaatkan sebagai produk pangan.
Bahan pangan buah yang hasil
sampingnya dapat diolah menjadi produk
pangan, sekarang sudah banyak orang Gambar 3.2. Buah Salak
memanfaatkannya sebagai penunjang Sumber : http://www.dagangbuah.com
108
Produk hasil Nabati
109
Produk hasil Nabati
Contoh Soal :
Pada pembuatan kopi biji salak
menggunakan biji salak sebanyak 1 Penyangraian
kilogram biji salak segar dan
dihasilkan 1 ons serbuk kopi biji
salak. Hitunglah rendemen dari Penggilingan
produksi “kopi: biji salak tersebut!
Penyaringan
Pengemasan
110
Produk hasil Nabati
111
Produk hasil Nabati
112
Produk hasil Nabati
113
Produk hasil Nabati
114
Produk hasil Nabati
115
Produk hasil Nabati
menempel tanah, akar dan dicuci yaitucake. Salah satu jenis cake yang
bersih. bisa dikembangkan dengan
b. Bonggol pisang dipotong-potong menggunakan tepung bonggol pisang
dengan pisau setebal 0,5cm adalah brownies. Selain itu untuk
memperkaya khasanah sumber
c. Potongan bonggol pisang lalu
tepung yang telah ada misalnya
dicuci kembali sampai benar-
tepung talas, tapioka, garut ubi jalar,
benar bersih.
buah pisang, sukun, dan serealia, maka
d. Bonggol pisang ditimbang 3000 pemanfaatan tepung bonggol pisang
gram bonggol pisang. dalam produk kue brownies kukus ini
e. Bonggol direndam dalam larutan akan memiliki nilai gizi yang tinggi
% Natrium bisulfit 1000 ppm terhadap kue brownies yang
selama 30 menit untuk mencegah dihasilkan dari bonggol pisang
proses pencoklatan (browning). tersebut yang selama ini hanya
f. Kemudian dikeringkan dalam oven dibiarkan membusuk di tanah
selama 17 jam pada suhu 70°C (Saragih,dkk , 2007) Pemanfaatan
hingga kering. bonggol pisang ini menjadi tepung
didasarkan bahwa bonggol
g. Setelah kering dilakukan
merupakan komponen polisakarida
penghalusan dan pengayakan 60
yang tentunya bisa diolah menjadi
mesh hingga didapatkan tepung
sumber tepung baru. Bonggol pisang
bonggol pisang.
kaya akan serat pangan, serat kasar
h. Tepung selanjutnya dikemas rapat terbukti mampu mencegah berbagai
menggunakan plastik dan dipress macam penyakit diantaranya penyakit
gigi, diabetes melitus, tekanan darah
tinggi, kanker usus besar, penyakit
divertikulosis dan konstipasi,
obesitas, jantung koroner, batu
empedu serta meningkatkan
kesehatan mikroflora usus (Saragih,
dkk. 2010 didalam Saragih, 2013).
Pengembangan produk baru dan
diversifikasi olahan dari berbagai
tepung dalam menunjang ketahanan
pangan selama ini masih terfokus
pada sumber daya tepung yang ada
seperti tepung terigu, beras, jagung,
Gambar 3.10. tepung Bonggol Pisang
Sumber : https://www.tokopedia.com
dan tapioka. Potensi pengembangan
tepung yang berasal dari hasil
Tepung bonggol pisang yang baik samping pengolahan komoditas
memiliki kriteria mendekati tepung olahan nabati masih belum maksimal,
terigu sesuai standard SNI seperti bonggol pisang yang biasanya
diantaranya yaitu memiliki warna setelah dipanen pisangnya, bonggol
putih, lolos ayakan 60 mesh dan kadar hanya dibiarkan membusuk di lahan
air < 12 %. Tepung bonggol pisang pertanian.
selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan pensubstitusi terigu pada
beberapa produk diantarnya
116
Produk hasil Nabati
117
Produk hasil Nabati
dapat menarik bagi konsumen. Selain itu merah memiliki umbi berwarna ungu
dalam pembuatan produk pangan,dari dengan kulit berwarna kemerahan.
hasil samping sayuran hendaknya perlu
memperhatikan keamanan penggunaan
bahan pangan dan kebersihan dalam
bekerja.
Berikut ini pembahasan lebih menyeluruh
tentang pemanfaatan beberapa hasil
samping sayuran.
1. Pemanfaatan hasil samping umbi Gambar 3.12. Bawang Merah dan Bawang Putih
Sumber : https://www.merdeka.com
bawang Pada penggunaanya sebagai bahan
Bawang merah dan bawang putih bumbu saat proses pengolahan
merupakan jenis umbi lapis yang dilakukan pengelupasan kulit bagian
digunakan secara luas di masyarakat. terluar dari umbi yang kering. Kulit
Umbi lapis adalah sejenis umbi- tersebut biasanya kemudian hanya
umbian yang terbentuk dari tumpukan dibuang dan menjadi limbah.
daun yang rapat dalam format roset. Sebenarnya kulit bawang ini memiliki
Umbi lapis terbentuk dari beberapa potensi sendiri sehingga dapat
suku monokotil atau tumbuhan memiliki nilai tambah dan tidak
berkeping satu seperti liliaceae dan sekedar menjadi limbah dan diolah
amaryllidaceae. Jenis umbi ini menjadi kompos.
dianggap berbeda dengan jenis umbi
lain sebab karbohidrat yang
diakumulasikan bukan dalam bentuk
polisakarida.
Pada bagian pangkal umbi lapis
terdapat bagian yang agak keras yang
sering disebut cakram, Cakram
tersebut sebenarnya adalah batang
yang akan tumbuh lapisan-lapisan
daun lunak, tebal serta berair Gambar 3.13. Kulit Bawang Merah dan Bawang Putih
Sumber : https://iqmaltahir.wordpress.com
kemudian terbentuk struktur
Jika kulit bawang dikeringkan maka
membengkak yang disebut umbi.
bahan ini yang masih memiliki warna
Apabila lapisan yang terbentuk kecil
karakteristik ini dapat digunakan
dan saling menyirap maka disebut
untuk bahan seni. Lapisan kulit
squama (sisik) dan apabila lapisan
bawang ini dapat digunakan untuk
yang terbentuk besar dan saling
menyusun lukisan mosaic
menutupi maka disebut tunica.
membentuk pola atau gambar
Bawang merah (Allium cepa var tertentu. Dengan kreativitas tertentu
ascalonicum) dan bawang putih maka dapat diperoleh hasil karya seni
(Allium sativum) dapat dibeli di pasar yang bagus. Lembaran-lembaran kulit
atau toko berupa umbi yang masih bawang ini dapat ditempel
terbungkus lapisan kulit kering. menggunakan lem kertas,
Bawang putih maka memiliki umbi membentuk pola yang diinginkan.
berwarna kekuningan dengan kulit Kombinasi warna merah dan putih ini
berwarna putih. Sedangkan bawang dapat disusun secara artistic sesuai
keinginan pembuatnya.
118
Produk hasil Nabati
119
Produk hasil Nabati
120
Produk hasil Nabati
121
Produk hasil Nabati
Praktikum
pada bagian kuntum bunganya. PEMBUATAN ACAR BATANG BROKOLI
S e d a n g k a n b a g i a n d a u n d a n Bahan-bahan yang iperlukan :
batangnya tidak dimanfaatkan dan
dibuang. Padahal sebenarnya pada 1. Batang brokoli
bagian tersebut juga memiliki 2. Mentimun
kandungan gizi yang hampir sama. 3. Wortel
Bahkan batang brokoli mengandung 4. Bawang merah
sedikit lebih banyak kalsium, zat besi
dan vitamin C per gram, dibandingkan 5. Cabai rawit
d e n g a n k u n t u m b u n g a n y a . 6. Air
Pemanfaatan hasil samping brokoli 7. Garam
akan memberikan nilai tambah pada 8. Gula
komoditas tersebut.
9. Cuka
Langkah kerja :
1. Potong kecil-kecil batang brokoli,
mentimun dan wortel.
2. Isi stoples kaca dengan air matang, bawang
merah utuh, garam dan gula.
3. Beri beberapa tetes cuka.
4. Masukan potongan kecil ketimun, wortel
serta cabai rawit dan bawang ke stoples.
5. Pastikan semua bahan terendam dan
Gambar 3.21 Brokoli
Sumber : http://sayuranindonesia.com diamkan kurang lebih 30 menit
B e b e r a p a m a c a m c o n t o h Acar yang menggunakan batang brokoli
p e m a n f a a t a n b a t a n g b r o k o l i sebagai salah satu bahan bakunya perlu
diantaranya yaitu dimasak dengan disimpan pada almari pendingin untuk
cara ditumis, menjadi bahan soup, meningkatkan daya simpannya sebelum pada
sebagai bahan salad atau difermentasi akhirnya dikonsumsi
dalam bentuk acar. Berikut ini adalah
cara pengolahan batang brokoli
menjadi acar.
122
Produk hasil Nabati
acid yang biasanya lebih rendah dari pada dari tapioka kasar yang mengalami
beras/nasi. penggilingan kembali. Pabrik tepung
Umbi-umbian merupakan bahan hasil tapioka kasar sebagai bahan mentah yang
pertanian yang mudah rusak. Masa simpan dibeli dari pedagang-pedagang kecil dari
umbi-umbian seperti ubi kayu hanya desa-desa. Pembuatan tepung tapioka
berkisar antara 4-5 hari. Ubi kayu yang kasar dilakukan dengan memarut singkong
disimpan yang melebihi masa simpannya yang telah dikupas dan dicuci. Dengan air
akan menjadi hitam atau biru. Sedangkan yang mengalir, parutan singkong diperas
untuk ubi jalar, masa simpannya apabila melalui saringan. Filtrat ditampung dan
dalam kondisi yang baik berkisar antara 4- pemerasan diakhiri bila filtrat yang ke luar
6 bulan. Selain dari masa simpannya, sudah jernih dan larutan dibiarkan
umbi-umbian biasanya nilai ekonominya mengendap. Endapan dicuci dengan air
tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu perlu dan air pencuci dibuang sampai bersih.
dilakukan pengolahan sehingga masa Endapan dikeringkan di atas tampi sampai
simpan dan nilai ekonomisnya akan kering sedangkan ampas singkong yang
meningkat. Selain dimakan dengan cara telah tersangkut di atas seringan tersebut
dikukus atau direbus, umbi-umbian juga disebut onggok (Koswara, 2009)
dapat dibuat berbagai olahan yang akan Dalam industri pangan termasuk di
meningkatkan nilai ekonomis bahan dalamnya adalah industri tepung tapioka,
tersebut. limbah dapat menimbulkan masalah bagi
Salah satu jenis umbi yang banyak lingkungan. Limbah industri pangan juga
dimanfaatkan adalah singkong atau ubi dapat menimbulkan masalah dalam
kayu. Ubi kayu di Indonesia masih penanganannya karena mengandung
digolongkan sebagai hasil pertanian sejumlah besar karbohidrat, protein,
sekunder, karena sebagai makanan pokok, lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa
Indonesia masih sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam
mengutamakan beras. Walaupun sebagai pengolahan dan pembersihan (Jenie dan
hasil pertanian sekunder, tetapi produksi Rahayu dalam Najib, 2013)
ubi kayu lebih tinggi apabila dibandingkan Pada umumnya, limbah industri pangan
dengan jagung, dan ubi jalar yang juga tidak membahayakan kesehatan
berperan sebagai hasil pertanian masyarakat, karena tidak terlibat langsung
sekunder. Pada pemanfaatannya ubikayu dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi
dalam skala besar ubi kayu dijadikan kandungan bahan organiknya yang tinggi
sebagai bahan baku tepung tapioka dapat bertindak sebagai sumber makanan
untuk pertumbuhan mikroba (Jenie dan
Rahayu dalam Najib, 2013). Pada industri
pembuatan tepung tapioka limbah industri
terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan
limbah padat. Limbah cair akan mencemari
air, sedangkan limbah padat akan
menimbulkan bau yang tidak sedap,
Gambar 3.23 Ubi Kayu
Sumber : http://ptnasa.net apabila tidak ditangani dengan tepat
Tepung tapioka juga sering disebut tepung (Najib, 2013)
aci atau tepung kanji. Tepung tapioka pada 1. Penanganan limbah padat tepung
umumnya dibagi menjadi dua, yaitu tapioka
tapioka halus dan tapioka kasar.
Onggok tapioka merupakan limbah
Pembuatan tepung tapioka halus biasanya
123
Produk hasil Nabati
padat industri tapioka yang berupa Najib, 2013). Oleh karena itu, untuk
ampas hasil ekstraksi dari pengolahan menekan biaya yang tinggi tersebut
tepung tapioka. Dalam industri dapat dilakukan pemisahan kembali
tapioka dihasilkan 75% onggok produk-produk yang berguna dari
tapioka dari total bahan baku yang limbah tersebut.
digunakan. Onggok tapioka merupakan limbah
industri pangan yang jumlahnya
sangat banyak dan akan menjadi
polusi bila tidak segera ditangani.
Oleh karena itu diperlukan usaha
untuk memanfaatkan onggok tapioka
dengan mengolahnya kembali
menjadi suatu produk, sehingga
pencemaran lingkungan dapat
berkurang dan nilai guna onggok
dapat meningkat. Tepung onggok
Gambar 3.24. Onggok
Sumber : https://kawidkapan.blogspot.com memiliki kandungan gizi seperti
tertera pada Tabel di bawah ini :
Jumlah onggok tapioka yang
J k L ] n] i a pa n L a noa j p] oa $! %
dihasilkan dari industri kecil dengan
bahan baku lima kg per hari 1 K a r b o h id r a t 6 8 ,0 0
124
Produk hasil Nabati
125
Produk hasil Nabati
126
Produk hasil Nabati
protein, jadi semakin tinggi suhu banyak ditemukan dalam produk bir,
proses inaktifasi enzim juga anggur, spiritus dan masih banyak lagi.
meningkat. Keduanya Minuman beralkohol dapat
mempengaruhi laju reaksi digolongkan menjadi dua bagian,
enzimatik secara keseluruhan. yaitu produk hasil fermentasi yang
Hampir semua enzim mempunyai dikonsumsi langsung dan produk hasil
aktivasi optimal pada suhu 30 ºC – fermentasi yang didistilasi lebih
40 ºC. dahulu sebelum dikonsumsi. Dalam
c. pH pembentukan alkohol melalui
fermentasi, peran mikrobiologi sangat
pH berpengaruh terhadap jumlah
besar dan biasanya mikrobiologi yang
produk hidrolisis, Enzim
digunakan untuk fermentasi
menunjukkan aktivitas maksimum
mempunyai beberapa syarat sebagai
pada suatu kisaran pH yang
berikut :
disebut pH optimum. Dimana pH
optimum umumnya berkisar a. Mempunyai kemampuan untuk
antara 4.5–8. pH optimum suatu memfermentasi karbohidrat yang
enzim berbeda tergantung asal cocok secara cepat.
enzim tersebut. b. Bersifat membentuk flakulasi dan
d. Kadar Air sedimentasi.
Kadar air dari bahan sangat c. Mempunyai genetik yang stabil
mempengaruhi laju reaksi (tidak mudah mengalami mutasi).
enzimatik. Pada kadar air bebas d. Toleran terhadap alkohol yanng
yang rendah terjadi halangan dan tinggi (antara 14 – 15 %).
rintangan sehingga baik difusi e. Mempunyai sifat regenerasi yang
enzim atau substrat terhambat, cepat.
Akibatnya hidrolisa hanya terejadi
pada bagian substrat yang
langsung berhubungan dengan
enzim (Winarno dalam Sari, 2012).
e. Kecepatan pengadukan
Kecepatan pengadukan yang
digunakan untuk proses hidrolisis
adalah 200 rpm. Jika α-amylase
yang diperoleh dari bacillus
subtilis menghidrolisis pati
dengan hasil utama maltoheksosa,
maltopentaosa, dan sedikit
glukosa 4-5%, maka α-amylase
yang dihasilkan oleh bacillus
licheniformis menghasilkan
maltose, maltotriosa, Gambar 3.27 Fermentasi bahan baku bioetanol
maltopentosa, glukosa 8–10% Sumber : http://www.indobioethanol.com
127
Produk hasil Nabati
128
Produk hasil Nabati
129
Produk hasil Nabati
130
Produk hasil Nabati
penggilingan padi menjadi beras Penjelasan dari beberapa produk hasil dari
menghasilkan produk samping berupa penggilingan gabah kering sebagai
bekatul. berikut:
Namun, permasalahan yang hingga kini 1. Sekam adalah kulit paling luar dari
masih sering muncul adalah, masih sangat gabah/padi. Sekam ini merupakan
terbatasnya upaya untuk memanfaatkan hasil pertama dari proses
hasil samping penggilingan padi. Bahkan, penggilingan atau beras pecah kulit
terkadang hanya menjadi limbah dan (PK). Pada tahap ini, beras PK masih
mencemari lingkungan terutama di sentra bercampur dengan sekitar 12% gabah
produksi padi saat panen di musim hujan. yang sekamnya belum terkupas.
Padahal, hasil samping penggilingan padi Setelah dilakukan proses
tersebut memiliki potensi yang besar dan penggilingan kembali, maka akan
mempunyai nilai guna dan ekonomi yang menghasilkan dedak.
baik apabila dapat ditangani dengan 2. Dedak adalah campuran antara sekam
benar, yang bisa berdampak positif yang tergiling halus dan bekatul yang
meningkatkan nilai tambah pada sistem masih kasar. Biasanya dedak inilah
bioindustri di pedesaan. yang dipergunakan untuk makanan
Tanaman padi setelah mengalami proses ternak.
panen akan menghasilkan gabah kering. 3. Bekatul adalah kulit paling luar dari
Gabang kering inilah yang menjadi cikal beras dan kulit paling dalam dari
bakal terbentuknya beras dengan melalui sekam yang sudah terkelupas melalui
beberapa proses. Agar gabah kering proses pengilingan. Bekatul ini
berubah menjadi beras setidaknya mengandung paling banyak jumlah
dilakukan 2 – 3 kali proses penggilingan. kulit ari (rice bran) dari beras.
Selama proses penggilingan gabah ini
4. Menir adalah beras yang hancur kecil-
akan menghasilkan beberapa produk
kecil karena proses penggilingan
antara lain : Sekam, Dedak, Bekatul, Menir
terhadap gabah yang dilakukan
dan Beras (Anonim, 2016).
beberapa kali.
Secara anatomi bekatul merupakan
5. Beras adalah produk akhir dari gabah
sebuah lapisan aleuron dan sebagian
yang digiling dan menjadi makanan
perikarp yang terikut. Aleuron sendiri
pokok, makin putih warna beras, maka
adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi
makin banyak hilang kulit ari (rice
dari endospermium, dan perikarp adalah
bran) nya.
bagian terdalam dari sekam. Bekatul padi
dapat dilihat pada beras yang diperoleh Menurut Ardiansyah, 2011 alur proses
dari penumbukan. Proses pemisahan pengolahan dari penanaman padi di lahan
bekatul dari bagian beras lainnya dikenal hingga menjadi bekatul.
sebagai penyosohan (polishing) untuk
memperpanjang masa penyimpanan
beras, sekaligus memutihkannya.
131
Produk hasil Nabati
Bekatul yang terdapat di dalam kulit ari Sebagai gambaran berdasarkan data BPS,
beras selama ini dikenal sebagai bahan produksi padi di Indonesia tahun 2010
campuran untuk pakan ternak. Namun mencapai 65,98 juta ton gabah kering
ternyata bekatul memiliki manfaat yang giling. Dengan menghitung 10 persen dari
sangat luar biasa bagi kesehatan tubuh, total produksi padi dapat menghasilkan
mulai dari penurunan berat badan dan bekatul, diperkirakan ada hasil samping
penyembuhan sejumlah penyakit 6,59 juta ton bekatul. Sangat disayangkan,
(Anonim, 2016). sampai saat ini pemanfaatan bekatul
masih sangat terbatas, yaitu hanya sebagai
pakan ternak. Padahal, laporan penelitian
menyebutkan bahwa bekatul
mengandung komponen bioaktif pangan
yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga
bekatul sangat berpotensi untuk
dikembangkan menjadi pangan fungsional
yang bernilai gizi dan menyehatkan,
Komposisi kimia bekatul sangat bervariasi,
tergantung kepada faktor agronomis padi,
Gambar 3.32 Bekatul Beras termasuk varietas padi, dan proses
Sumber : https://jualbekatulmurah.wordpress.com
penggilingannya. Bekatul kaya akan
vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, dan B6),
vitamin E (tocopherols dan tocotrienols),
carotenoids, asam lemak esensial, dietary
fiber, asam amino, g-oryzanol,
polyphenols, mineral (Ca, Mg, Mn, Zn, Fe, K)
dan phytosterols. Komponen-komponen
bioaktif bekatul banyak terdapat pada
pada bagian seed coat dan aleurone layer.
Manfaat luar biasa bekatul ini secara
Gambar 3.33 Bekatul Padi umum mampu memberikan efek nyata
Sumber : Sumber : https://jualbekatulmurah.wordpress.com
dalam peningkatan dan pemeliharaan
Menurut Ardiansyah, 2011 bekatul kesehatan tubuh, memperbaiki stamina
memiliki kandungan sangat bermanfaat dan juga sebagai terapi yang sangat aman
bagi tubuh kita, di dalam bekatul terdapat dan efektif untuk mengatasi berbagai
vitamin B1 (tiamin) dari beras yang belum penyakit. Manfaat bekatul di antaranya
disosoh, yang bila dikonsumsi terbukti adalah menurunkan secara nyata kadar
menekan frekuensi penyakit beri-beri. kolesterol darah, yaitu low density lipo-
Kandungan gizi lainnya adalah protein, protein(LDL) cholesterol dan very low
serat pangan, pati serta mineral. Selain density lipo-prortein (VLDL) cholesterol,
kaya dengan kandungan gizinya, bekatul serta dapat meningkatkan kadar high
dikenal juga dengan berbagai banyak density lipo-protein (HDL) pada kolesterol
manfaat untuk kesehatan kita. darah. Kemampuan bekatul dalam
Jumlah produksi bekatul berbanding lurus menurunkan kadar kolesterol disebabkan
dengan produksi beras. Indonesia yang adanya kandungan g-oryzanol dan
mayoritas penduduknya menjadikan beras kandungan asam lemak tidak jenuh.
sebagai makanan pokok tentunya memiliki Manfaat lain dari bekatul adalah
produksi bekatul yang cukup besar. kemampuannya untuk menurunkan
132
Produk hasil Nabati
133
Produk hasil Nabati
disimpan dalam tempat yang dingin dan a. Pengukusan bekatul selama 30 menit
kering sehingga tidak mudah ditumbuhi b. Bekatul dikeringkan menggunakan
oleh mikoorganisme perusak. Bekatul oven pada suhu 105oC selama 1 jam
dapat disimpan dalam kemasan plastik
c. Bekatul diekstraksi dengan merendam
(contohnya polyethylene atau PE) agar
dalam larutan heksana, perbandingan
memberi perlindungan terhadap
bekatul : heksana = 1 : 5 (b/v) selama 1
terjadinya pencemaran, kerusakan fisik,
jam
dan dapat menahan perpindahan gas dan
uap air. d. Selanjutnya bekatul disaring dengan
menggunakan kain saring
Tepung bekatul dapat digunakan sebagai
bahan subtitusi roti, cookies, minuman e. Kemudian bekatul dikeringkan
berserat, dan sereal sarapan. Untuk dengan menggunakan oven pada suhu
dijadikan sebagai penganan, bekatul dapat 105oC selama 1 jam
dicampur dengan bahan lain pada f. Bekatul kering diayak, menggunakan
pembuatan biskuit, kue, dan ayakan 60 mesh
sereal. Substitusi 10-15 persen bekatul ke Mengolah bekatul menjadi tepung rendah
dalam tepung terigu dapat memberikan lemak mempunyai beberapa manfaat,
hasil yang optimal penerimaan konsumen diantaranya adalah bekatul yang langsung
pada produk kue kering dan roti diperoleh dari pabrik penggilingan
manis. Substitusi tepung bekatul awet memiliki tekstur yang kasar, sehingga jika
sebanyak 20 persen juga telah dimanfaatkan secara langsung dapat
diaplikasikan pada produk breakfast rice menurunkan tingkat kesukaan terhadap
bran cereal. produk. Dengan diolahnya bekatul dapat
Pemanfaatan bekatul menjadi produk meningkatkan cita rasa produk, umur
minyak bekatul (rice bran oil atau RBO) simpan, dan derajat putih pada
telah lama dilakukan di beberapa negara penampakan tepung bekatul tersebut.
maju, khususnya di Jepang dan Amerika F. Pemanfaatan Hasil Samping Kacang-
Serikat. RBO merupakan salah satu minyak Kacangan
yang telah dijual di masyarakat umum.
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk
RBO terutama digunakan sebagai bahan
biji yang berukuran relatif lebih besar
baku produk (makanan ringan), margarin,
dibandingkan serealia dan digunakan
dan mayones.
untuk bahan pangan bagi manusia dan
Menurut Sugianyar, 2015 dalam artikel hewan ternak. Kacang-kacangan
berjudul “Pemanfaatan Bekatul, Limbah umumnya didapatkan dari tanaman famili
Penggilingan Padi sebagai Tepung Rendah Fabaceae. Namun tanaman
Lemak”, salah satu produk inovatif dari kacang–kacangan yang dipanen muda
bekatul adalah Bekatul Rendah Lemak seperti kapri, buncis, dan edamame tidak
yang dikembangkan oleh Balai disebut sebagai kacang-kacangan dalam
Pengembangan Teknologi Pertanian definisi FAO.
(BPTP) di Provinsi Bali. BPTP Bali telah
Kacang merupakan sumber energi yang
melakukan beberapa penelitian dan
baik bagi tubuh karena mengandung
pengkajian di lapangan mengenai
beragam nutrisi penting seperti protein,
pemanfaatan limbah penggilingan padi
vitamin, mineral, dan lemak sehat. Para
ini. Salah satunya, adalah pemanfaatan
pakar kesehatan mengatakan bahwa ada
bekatul menjadi tepung rendah lemak.
banyak jenis kacang-kacangan yang bisa
Menurut Tim Pascapanen BPTP Bali proses
dipilih sebagai camilan sehat untuk
pengolahan tepung bekatul rendah lemak
adalah sebagai berikut.
134
Produk hasil Nabati
135
Produk hasil Nabati
136
Produk hasil Nabati
137
Produk hasil Nabati
ikan, udang maupun bumbu lain. 3. Campur ampas tahu, tapioka dan
Karakteristik kerupuk yang baik bumbu-bumbu lain. Uleni sampai
adalah bertekstur halus, bersifat kalis rata, licin dan kalis.
ringan dan garing renyah setelah 4. Masukkan adonan dalam plastik
digoreng. Proses pembuatan silinder dengan diameter sekitar 5-6
kerupuk ampas tahu dapat cm dan panjang 20 cm. Kukus sekitar
dilakukan dengan 2 cara, yaitu 2 jam supaya bagian tengah adonan
memanfaatkan limbah padat matang. Adonan ini disebut dodolan.
sebagai bahan tambahan dan
5. Angkat dan dinginkan. Biarkan adonan
menggunakan tepung ampas tahu
tersebut selama 3-5 hari supaya
sebagai bahan pensubstitusi
mengeras dan dapat dipotong.
tepung tapioca pada
pembuatannya. 6. Iris dodolan dengan ketebalan 2-3
mm. Hasil irisan ini disebut kerupuk
basah.
7. Jemur kerupuk basah sampai benar-
benarkering sambil dibolak-balik.
Hasil penjemuran ini disebut kerupuk
kering.
8. Goreng kerupuk kering dalam minyak
Gambar 3.37 Kerupuk Ampas Tahu
Sumber : https://www.etalasebisnis.com banyak sampai mekar dan matang.
Tiriskan kemudian kemas.
Sumber : Auliana, 2012
Praktikum
PEMBUATAN KERUPUK AMPAS TAHU
Bahan:
x 500 gram ampas tahu yang telah diperas
dan dikukus
x 250 gram tepung tapioka
c. Kecap Ampas Tahu
x 7 gram garam halus Kecap ampas tahu dapat
x 5 gram gula pasir dikembangkan karena kandungan
x 25 gram bawang putih protein yang terdapat dalam
ampas tahu masih mencapai 5%.
x 5 gram merica halus
Kandungan protein ini dibutuhkan
x 10 gram udang kering oleh mikroorganisme penghasil
x 3 gram soda kue enzim pemecah substrat agar
Langkah Kerja : dapat berkembang biak dengan
baik. Cara pengolahannya sama
1. Persiapkan ampas tahu, peras dengan
dengan pengolahan kecap kedelai
menggunakan serbet atau kain bersih
dan hasilnyapun tahu sulit
sampai airnya berkurang. Kukus selama 30 dibedakan dengan kecap kedele
menit. baik dari sisi aroma, rasa, dan
2. Haluskan bumbu: bawang putih dan udang warna.
kering.
138
Produk hasil Nabati
139
Produk hasil Nabati
140
Produk hasil Nabati
141
Produk hasil Nabati
142
Produk hasil Nabati
Untuk menambah wawasan lebih jauh dapat diolah menjadi hasil sampingan
mengenai konsep pemanfaatan limbah olahan selain produk utama yang dihasilkan yang
nabati dapat dilakukan dengan mempelajari dapat meningkatkan nilai manfaat dan
secara mandiri melalui internet. Di internet ekonominya.
dapat dicari lebih jauh materi tentang konsep- 4. Produk hasil samping dari pengolahan
konsep tersebut disertai penjelasan komoditas buah-buahan diantaranya yaitu
menggunakan video. Salah satu website yang serbuk “kopi”biji salak, nata de pina dari
dapat dikunjungi untuk menambah wawasan kulit buah nanas dan brownies dari tepung
dan pemahaman tentang pemanfaatan limbah bonggol pisang.
olahan nabati adalah sebagai berikut:
5. Hasil samping dari pengolahan komoditas
Œ http://alfathnote.blogspot.com/2012/08 sayuran diantaranya yaitu pemanfaatan
/zero-waste.html?m kulit bawang merah dan bawang putih
http://mybooksanddreams.blogspot.com untuk meningkatkan daya simpan telur
/2017/08/kandungan-dan-manfaat- dalam produksi telur pindang, pengolahan
dari-bagian-hasil-samping- kulit kentang menjadi keripik dan pizza
sayuran.html?m serta pengolahan bonggol brokoli
memjadi acar.
6. Hasil samping dari pengolahan komoditas
umbi-umbian diantaranya yaitu pada
produksi tepung tapioka dimana limbah
padat diolah menjadi tepung onggok
sedangkan limbah cair dimanfaatkan
untuk bahan bioetanol, nata de cassava
dan plastik biodegradable.
7. Pengolahan hasil samping dari
pengolahan komoditas serealia
diantaranya yaitu pada proses pengolahan
dari gabah menjadi beras dihasilkan
bekatul yang dapat diolah lebih lanjut
menjadi tepung bekatul. Tepung ini dapat
dimanfaatkan untuk mensubstitusi
1. Limbah atau hasil samping pengolahan penggunaan tepung terigu pada berbagai
hasil nabati dapat didefinisikan sebagai jenis produk olahan seperti biscuit dan roti
bahan sisa yang dihasilkan dari usaha dan manis.
atau kegiatan pengolahan hasil nabati. 8. Hasil samping dari pengolahan komoditas
2. Kegiatan mengolah bahan hasil samping kacang-kacangan diantaranya yaitu pada
merupakan kegiatan mendaur ulang proses pembuatan tahu dihasilkan limbah
(reuse), yaitu menggunakan kembali padat yang dapat diolah penjadi tepung
bahan yang seharusnya sudah dibuang, ampas tahu, kerupuk ampas tahu dan
dan recycle, yaitu mengolah kembali agar kecap ampas tahu. Sedangkan limbah cair
menjadi bahan berguna. dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
3. Bahan pangan nabati berupa sayuran, nata de soya
buah-buahan, umbi-umbian, serealia dan 9. Pemanfaatan hasil samping dari
kacang-kacangan pada proses pengolahan komoditas nabati dapat dapat
pengolahannya menjadi berbagai produk meningkatkan nilai manfaat dan
olahan akan menghasilkan limbah yang ekonominya. Nilai manfaat yang diperoleh
143
Produk hasil Nabati
yaitu mampu mengurangi (reduce) segala Setelah mempelajari bab ketiga ini, Anda tentu
sesuatu yang mengakibatkan sampah, menjadi paham tentang konsep dasar tentang
memperoleh manfaat nutrisi bagi pemanfaatan limbah olahan nabati. Dari semua
kesehatan tubuh dan sebagai penunjang materi yang sudah dijelaskan pada bab ini,
kebutuhan ekonomi keluarga. mana yang menurut Anda paling sulit
dipahami? Coba Anda diskusikan dengan
teman maupun guru Anda sehingga
pengetahuan serta keterampilan pada meteri
terakhir dari mata pelajaran Produksi
PENILAIAN HARIAN Pengolahan Hasil Nabati dapat anda kuasai
secara lengkap.
144
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
E. Pengolahan hasil samping B. 2-4-5-3-6-7-1
meningkatkan jumlah sampah pada C. 2-4-5-1-6-3-7
kegiatan produksi olahan hasil nabati
D. 4-2-5-1-6-7-3
3. Berikut ini bukan merupakan hal yang
E. 2-5-4-1-6-7-3
melatarbelakangi pemanfaatan biji salak
diolah menjadi bubuk “kopi” biji salak 6. Berdasarkan data hasil produksi diketahui
adalah.... dari pengolahan sebanyak 10 kilogram biji
salak segar dihasilkan 1 kg serbuk “kopi”
A. M e n g u r a n g i j u m l a h s a m p a h
biji salak. Besarnya rendemen produksi
pengolahan buah salak
kopi biji salak dari data produksi tersebut
B. Memeperoleh keuntungan yang lebih adalah….
dari pemanfaatan buah salak
A. 1 %
C. Kandungan polifenol yang berfungsi
B. 5 %
sebagai anti oksidan pada biji salak
C. 10 %
D. Menghadirkan jenis kopi yang
berbeda di pasaran D. 21 %
E. Meningkatkan nilai manfaat biji salak E. 50 %
4. Kriteria biji salak yang baik digunakan 7. Alasan pemanfaatan kulit dan bonggol
sebagai bahan baku “kopi”biji salak buah nanas sebagai media dalam
adalah.... pembuatan nata de pina adalah....
A. Berasal dari buah salak yang masih A. Kadar air rendah
muda dan berwarna coklat B. Tidak terdapat senyawa yang dapat
B. Berasal dari buah salak yang masih menghambat pertumbuhan bakteri
muda dan berwarna kehitaman pembentuk nata
C. Berasal dari buah salak yang tua C. Mengandung karbohidrat sampai
dengan warna coklat muda dengan 75 % yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri
D. Berasal dari buah salak yang tua
dengan warna kehitaman D. Bebas dari kandungan gula dalam
buah nanas
E. Berasal dari buah salak pada semua
tingkat kematangan E. Bersifat antimikrobia
5. Perhatikan pernyataan berikut ini : 8. Pada pembuatan media nata de pina perlu
ditambahakan bahan pendukung yang
1. Penyangraian biji salak
berfungsi sebagai sumber unsure P dan
2. Sortasi biji salak bahan pendukung yang berfungsi
3. Pengemasan bubuk “kopi” biji mengatur pH. Dua bahan tersebut secara
salak berturut-turut adalah....
4. Pembersihan dan pencucian A. Gula dan Amonium phosfat
5. Pengeringan biji salak B. Gula dan asam cuka
6. Penggilingan biji salak C. Amonium phospat dan asam cuka
7. Pengayakan bubuk “kopi” biji D. Asam cuka dan gula
salak E. Asam cuka dan Amonium phosfat
Urutan tahapan pengolahan biji salak 9. Bahan yang berfungsi untuk mencegah
menjadi bubuk “kopi”adalah.... terjadinya browning pada umbi bonggol
A. 2-4-5-1-6-7-3 pisang selama proses pembuatan tepung,
145
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
sehingga bisa dihasilkan tepung dengan kulit kentang dapat digunakan bahan
warna putih adalah…. tambahan yang berfungsi untuk
A. Garam mencegahnya yaitu….
B. Gula A. Asam sitrat
C. Asam cuka B. Benzoat
D. Natrium metabisulfit C. Na metabisulfit
E. Benzoat D. Lada
10.Kulit bawang merah dan bawang putih E. Bawang putih
digunakan dalam proses pembuatan telur 14. Bagian brokoli yang bisa dimanfaatkan
pindang karena…. sebagai hasil samping untuk digunakan
A. Mampu memberikan cita rasa yang sebagai bahan baku acar adalah….
enak A. Kuntum bunga brokoli
B. Memberikan efek warna yang menarik B. Daun
C. Menimbulkan aroma yang khas C. Bonggol
D. Mengurangi biaya produksi D. Akar
E. Bersifat antimikrobia sehingga E. Bunga yang sudah mekar
mampu menambah daya simpan telur 15. Zat gizi yang lebih banyak terkandung
pindang dalam bonggol brokoli daripada pada
11. Jika hanya sekedar direbus telur hanya kuntumya adalah….
dapat bertahan 1 – 2 hari, tetapi dengan A. Vitamin D
memanfaatkan kulit bawang putih dan
B. Kalsium
merah beserta bumbu lainnya telur
pindang mampu ditingkatkan daya C. Magnesium
simpannya sampai dengan ….hari. D. Karbohidrat
A. 7 E. Kadar air
B. 8 16. Pada pemanfaatan ubi kayu menjadi
C. 9 tepung tapioka dihasilkan limbah padat
yang disebut sebagai….
D. 10
A. Aci
E. > 10 hari
B. Ampas
12. Kulit kentang jangan hanya dibuang
sebagai limbah proses produksi karena di C. Onggok
dalam kuli kentang masih terdapat D. Pati
kandungan nutrisi. Berikut ini adalah E. Blothong
nutrisi yang terdapat dalam kulit kentang,
17. Kandungan nutrisi paling besar yang
kecuali ….
terdapat di dalam onggok adalah….
A. Kalium
A. Karbohidrat
B. Vitamin B6
B. Protein
C. Serat
C. Lemak
D. Zat besi
D. Serat kasar
E. Allicin
E. Kadar air
13.Untuk mencegah browning pada saat
18. Teknologi yang diterapkan untuk
pengolahan kulit kentang menjadi keripik
146
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
mengelola onggok dari proses pembuatan sekam yang sudah terkelupas melalui
tapioka menjadi tepung onggok adalah …. proses pengilingan disebut sebagai….
A. Fermentasi A. Sekam
B. Pemanasan B. Dedak
C. Pengeringan C. Bekatul
D. Perendaman D. Menir
E. Penggaraman E. Beras
19.Berikut ini adalah contoh pemanfaatan 23. Bekatul memiliki kandungan nutrisi
onggok ataupun tepung onggok adalah protein, serat pangan, pati, mineral serta
sebagai berikut, kecuali…. mengandung vitamin …. dari beras yang
A. Pakan ternak belum disosoh yang bila dikonsumsi
terbukti menekan frekuensi penyakit
B. Bahan obat nyamuk
beri-beri.
C. Bahan pengisi dalam pembuatan saos
A. A
D. Bahan minyak onggok
B. B komplek
E. Media Nata de Cassava
C. C
20.Teknologi yang digunakan dalam
D. D
pemanfaatan limbah cair tapioka menjadi
bioetanol adalah…. E. E
A. Pengeringan 24. Faktor pembatas dari bekatul yang dapat
menurunkan kualitas dari bekatul adalah
B. Fermentasi
kandungan lemaknya yang mencapai 20
C. Evaporasi % sehingga dapat menurunkan mutu
D. Pencampuran bekatul dengan terjadinya kerusakan
E. Filtrasi berupa ….akibat proses oksidasi lemak.
21.Pada proses pengolahan limabah cair A. Menggumpal
tapioka menjadi etanol digunakan B. Berbau busuk
mikroorganisme yang memiliki syarat atau C. Ketengikan
criteria seperti di bawah ini, kecuali….
D. Berjamur
A. Mempunyai kemampuan untuk
E. Warna kehtaman
memfermentasi karbohidrat yang
cocok secara cepat. 25.Bekatul hendaknya memiliki kadar air
sebesar….agar mencegah supaya tidak
B. Bersifat membentuk flakulasi dan
mudah mengalami penurunan mutu.
sedimentasi.
A. 6 – 7 %
C. M e m p u n y a i g e n e t i k m u d a h
mengalami mutasi B. 8 – 10 %
D. Toleran terhadap alkohol yanng C. 10 – 12 %
tinggi (antara 14 – 15 %). D. 12 – 15 %
E. Mempunyai sifat regenerasi yang E. > 15 %
cepat. 26. Ampas tahu merupakan limbah padat
22.Pada proses penggilingan padi, bagian yang dihasilkan dari proses pembuatan
yangmerupakan adalah kulit paling luar tahu. Ampas tahu masih layak dijadikan
dari beras dan kulit paling dalam dari bahan pangan karena masih mengandung
147
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
protein sebesar krang lebih…. A. Nata de soya
A. 5 % B. Bioetanol
B. 8 % C. Biogas
C. 10 % D. Pupuk cair
D. 12 % E. Cuka
E. 15 %
B. URAIAN
27. Pada pembuatan tepung ampas tahu, jika
pengeringan ampas tahu dilakukan Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan
secara masinal maka alat yang digunakan baik dan benar!
adalah…. (belum ada)
A. Oven
B. Cabinet dryer
C. Para – para
D. Kompor
E. Fan
28.Pada pemanfaatan ampas tahu menjadi
kecap ampas tahu proses fermentasi
dilakukan sebanyak dua kali. Bakteri yang
berperan dalam fermentasi yang pertama
adalah….
A. Aspergillus sp.
B. Monilia sp.
C. Sacharomyces cerevisiae
D. Acetobacter xylinum
E. Rhizophus sp.
29. P r o s e s f e r m e n t a s i k e d u a p a d a
pembuatan kecap ampas tahu, butiran
tempe gembus yang telah kering
dimasukkan ke dalam larutan garam.
Perendaman dilakukan di dalam wadah
perendam selama …..
A. 1 -2 minggu
B. 3 – 5 minggu
C. 6 – 8 minggu
D. 8 – 10 minggu
E. 10 – 15 minggu
30. Limbah cair dari proses pembuatan tahu
dapat dimanfaatkan dengan cara
mengolahnya menggunakan teknik
fermentasi oleh Acetobacter xylinum
sehingga menghasilkan produk berupa….
148
Produk hasil Nabati
Bahan pengawet:Bahan yang dapat mencegah Limbah:sisa suatu usaha dan atau kegiatan
atau menghambat fermentasi, Hasil samping:hasil ikutan yang memiliki nilai
pengasaman atau peruraian lain gizi cukup tinggi dan lebih banyak
terhadap pangan dimanfaatkan untuk pangan atau
BTM:Bahan tambahan makanan yang pakan ternak dikarenakan status
ditambahan pada produk dengan gizinya masih tinggi.
tujuan untuk memperbaiki kualitas Kenthos:Biji salakNata de Pina:Selulosa yang
produk dibentuk oleh bakteri Acetobacter
Blansing:Perlakuan panas pendahuluan pada xylinum, berkalori rendah, kadar serat
buah atau sayuran yang ditujukan 2,5 % dan memiliki kadar air 98 %
untuk menginaktifkan enzim dibentuk dari media buah nanas
Browning (pencoklatan):Proses perubahan Bonggol pisang:bagian bawah batang pisang
warna pada makanan menjadi coklat yang mengembung seperti umbi.Telur
baik secara enzimatis maupun non pindang:olahan telur yang direbus
enzimatis menggunakan herba-herba tertentu
Fermentasi:Suatu reaksi metabolisme yang sehingga memiliki rasa, aroma, dan
meliputi sederet reaksi oksidasi- kenampakan yang khasKulit
reduksi, yang donor dan aseptor kentang:Bagian terluar dari umbi
elektronnya adalah senyawa-senyawa kentang yang mengandung banyak zat
organik, umumnya menghasilkan yang penting bagi tubuh kita, seperti
energi. Fermentasi dilakukan oleh vitamin C, serat, kalium, zinc, zat besi,
bakteri, fungi dan yeast tertentu, baik mangan, vitamin B6, dan folat.Bonggol
fakultatif maupun obligat. brokoli:Batang dari brokoli
Gelatinisasi:Peristiwa terbentuknya gel dari Onggok:Sisa giling tapioka dari ubi kayu.
pati karena perlakuan dengan air Biodegradable:semua limbah yang dapat
panas. Gel memiliki selaput yang tidak hancur atau terurai oleh organisme
dapat berubah pada permukaan hidup lainnya dan berasal dari
produk sehingga mengurangi tumbuhan atau hewan
kehilangan nutrisi yang larut dalam air Bekatul:bagian terluar dari bagian bulir yang
bila produk dimasak atau direndam terbungkus oleh sekamDedak:hasil
dengan air. samping dari proses penggilingan padi
Pasteurisasi :Proses panas yang digunakan yang terdiri dari lapisan luar butiran
untuk memperpanjang daya simpan beras (perikarp dan tegmen) serta
produk pangan dengan cara sejumlah lembaga beras.Ampas
mengurangi jumlah mikroorganisme tahu:isa atau limbah dari pengolahan
dalam produk tanpa mempengaruhi tahu.
sifat-sifat fisiko-kimiawi dan Tempe gembus:salah satu makanan tradisional
organoleptiknya. yang merupakan hasil fermentasi
Pektin :Asam pektinat yang larut dalam air dari ampas tahu oleh kapang tempe
aneka metal ester dengan derajad Rhizopus sp
netralisasi yang berbeda-beda, yang Nata de Soya:Selulosa yang dibentuk oleh
mampu membentuk gel dengan gula bakteri Acetobacter xylinum, berkalori
dan asam dalam kondisi yang cocok. rendah, kadar serat 2,5 % dan memiliki
Sortasi :Proses pemilihan buah antara yang kadar air 98 % dibentuk dari media
baik dengan yang busuk/rusak/cacat limbah cair pembuatan tahu
149
Produk hasil Nabati
150
Produk hasil Nabati
151
Produk hasil Nabati
Gambar 1.1 Siklus Umpan Balik Pengendalian Gambar 3.34 Pohon industri bekatul
Mutu Gambar 3.35 Limbah kacang kedelai
Gambar 3.1. Prinsip Utama Zero Waste Gambar 3.36 Tepung Ampas Tahu
Gambar 3.2. Buah Salak Gambar 3.37 Kerupuk Ampas Tahu
Gambar 3.3 Biji Salak Gambar 3.38 Kecap Ampas Tahu
Gambar 3.4 Penyangraian Biji Salak Gambar 3.39 Nata de Soya
Gambar 3.5 Kopi Biji Salak
Gambar 3.6 Bagan Proses Pembuatan Kopi Biji
Salak
Gambar 3.7. Kulit Buah Nanas
Gambar 3.8. Nata de Pina
Gambar 3.9 Bonggol Pisang
Gambar 3.10. Tepung Bonggol Pisang
Gambar 3.11 Ilustrasi Brownies Bonggol Pisang
Gambar 3.12. Bawang Merah dan Bawang Putih
Gambar 3.13. Kulit Bawang Merah dan Bawang
Putih
Gambar 3.14 Kerya Seni dari Kulit Bawang
Gambar 3.15 Telur Pindang
Gambar 3.16. Kimia Senyawa Allicin
Gambar 3.17 Umbi Kentang
Gambar 3.18 Kulit Kentang
Gambar 3.19 Keripik Kulit Kentang
Gambar 3.20 Pizza Kulit Kentang
Gambar 3.21 Brokoli
Gambar 3.22.Batang Brokoli
Gambar 3.23 Ubi Kayu
Gambar 3.24. Onggok
Gambar 3.25. Pengeringan Onggok
Gambar 3.26. Bioetanol 95 -96 %
Gambar 3.27 Fermentasi bahan baku
bioetanol
Gambar 3.28 Nata de Casava
Gambar 3.29 Plastik Biodegradable
Gambar 3.30 Anatomi bekatul
Gambar 3.31 Diagram alir proses pengolahan
beras dan bekatul.
Gambar 3.32 Bekatul Beras
Gambar 3.33 Bekatul Padi
152
Produk hasil Nabati
153
Produk hasil Nabati
Lahir di Sleman, 23 Nopember 1978, Sekolah Dasar dilalui di SD Negeri Banjarharjo Kabupaten
Sleman. Demikian juga untuk jenjang SMP dilalui di daerah yang sama tepatnya di SMP Negeri 1
Ngemplak Kabupaten Sleman. Tahun 1993 melanjutkan ke Sekolah Menengah Teknologi
Industri (SMTI) Yogyakarta. Tahun 1996 kuliah di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Yogyakarta. Lulus S1 tahun 2001. Tahun 2004 melanjutkan ke Program Pendidikan
AKTA IV Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Lulus dari program AKTA IV
kemudian mengabdi sebagai guru bantu di SMK Negeri 1 Cangkringan (2005 – 2008). Kemudian
tahun 2008 diangkat menjadi PNS Guru Produktif TPHP dan ditempatkan di SMKN 1 Cangkringan
sampai sekarang. Menikah pada tahun 2007 dengan Agus Musthofa, S.Kom pada Tahun 2007 dan
dikarunia satu orang putra dan dua orang putri.
154
Produk hasil Nabati
Tinggal di Yogyakarta, lahir di Sleman, kelahiran 16 Desember 1978, Sekolah Dasar dilalui di SD
Negeri Umbulwidodo Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Sekolah
Menengah Pertama dilalui di SMP Negeri 3 Pakem Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Tahun
1993 melanjutkan ke SMA N 1 Pakem D.I. Yogyakarta. Tahun 1996 kuliah di Jurusan Agronomi,
Instiper Yogyakarta. Lulus S1 tahun 2001, kemudian melanjutkan kuliah Akta IV di Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Lulus pada tahun 2002, kemudian merantau ke Jakarta sebagai
pengajar di SMP 2 Cikarang selama 2 tahun kemudian kembali ke D.I. Yogyakarta dengan profesi
yang sama sebagai pengajar di SMK N 1 Cangkringan sejak 2005 sampai dengan sekarang.
Menikah dengan Midi Joko Triyono di tahun 2008 dan 3 tahun kemudian dikaruniani seorang
putra dan kurang dari 2 tahun berselang dikaruniai kembali seorang putri yang cantik.
155