Anda di halaman 1dari 160

PRODUK PENGOLAHAN

HASIL NABATI
BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN ARGOTEKNOLOGI
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

SMK/MAK
JILID 2
DINA DAMAYANTI
Sri Insutarti Handayani
reDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Dian Sri Indriyani

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan

Editor:
Heni Wulandari

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Citra Putri Pratiwi

ii
Kata Pengantar
Dalam rangka merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan
langkah strategis untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran sekaligus proses penilaian.
Salah satu langkah strategis tersebut adalah melalui pemenuhan kebutuhan bahan ajar
khususnya bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahan ajar tersebut untuk
pemenuhan mata pelajaran kejuruan, khususnya pada mata pelajaran dasar program keahlian
(C2) dan Kompetensi Keahlian ( C3)
Bahan ajar tersebut merupakan salah satu referensi dan disusun oleh guru-guru mata
pelajaran dari berbagai SMK, yang berbentuk modul dan berbentuk elektronik. Atas jerih payah
tersebut kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh penyusun dan para pihak yang telah
berkontribusi hingga terciptanya bahan ajar tersebut.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan, dan kami harapkan adanya masukan yang
positif dan konstruktif untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga bahan ajar ini bermanfaat dan
sesuai harapan mampu memperbaiki kualitas pembelajaran sekaligus memotivasi guru dalam
proses belajar di SMK.

iii
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, segala buku ini. Dengan kepercayaan tersebut,
puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada penulis berkeyakinan bahwa hal ini dapat
Allah Yang Maha Penyayang. Tanpa karunia- mendukung penulis dalam upaya
Nya, mustahil naskah buku ini terselesaikan meningkatkan kualitas diri dan karya untuk
tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban waktu yang akan datang.
lain yang bersamaan hadir. Buku ini ditulis Meskipun telah berusaha untuk
berdasarkan kebutuhan buku teks bagi siswa menghindarkan kesalahan, penulis menyadari
SMK pada kompetensi keahlian Agribisnis juga bahwa buku ini masih mempunyai
Pengolahan Hasil Pertanian (APHP). Buku ini kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu,
disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan penulis berharap agar pembaca berkenan
Pendidikan Tahun 2013 edisi revisi dan menyampaikan saran dan kritikan demi
digunakan bagi siswa kelas XII pada perbaikan buku ini ke depan. Akhir kata,
kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan penulis berharap agar buku ini dapat
Hasil Pertanian. Materi pada buku ini membawa manfaat kepada pembaca.
mencakup Kompetensi Inti dan Kompetensi
Yogyakarta , November 2018
Dasar yang merupakan keberlanjutan dari
materi pembelajaran Produksi Pengolahan
Hasil Nabati Kelas XI.
Atas terselesaikannya penulisan buku
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Dina Damayanti
Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah
Sri Insutarti Handayani
Kejuruan (SMK) yang telah memberikan
kepercayaan dan kesempatan dalam penulisan

iv
DAFTAR ISI
PRAKATA
DAFTAR ISI

BAB I PRODUK OLAHAN NABATI


A. Produk Olahan Buah-Buahan
B. Produk Olahan Sayuran
C. Produk Olahan Umbi-Umbian
D. Produk Olahan Serealia
E. Produk Olahan Kacang-Kacangan

BAB II MEMPERBAIKI MUTU PRODUKSI OLAHAN NABATI


A. Standar Mutu Produk Olahan Nabati
B. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Buah-Buahan
C. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Sayuran
D. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Umbi-Umbian
E. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Serealia
F. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Kacang-Kacangan

BAB III PEMANFAATAN HASIL SAMPING OLAHAN NABATI


A. Pengertian Hasil Samping Olahan Nabati
B. Pemanfaatan Hasil Samping Produk Olahan Buah-
Buahan
C. Pemanfaatan Hasil Samping Produk Olahan Sayuran
D. Pemanfaatan Hasil Samping Produk Olahan Umbi-
Umbian
E. Pemanfaatan Hasil Samping Produk Olahan Serealia
F. Pemanfaatan Hasil Samping Produk Olahan Kacang-
Kacangan

GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BIODATA PENULIS

v
BAB 1
PRODUK OLAHAN NABATI

Setelah mempelajari materi tentang menunjukkan produk olahan nabati,


peserta didik mampu menganalisis produksi olahan nabati dalam
menyelesaikan masalah dalam produksi pengolahan hasil nabati..

Menunjukan Produk
Olahan Nabati

Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan Produk Olahan
Buah-Buahan Sayuran Umbi Serelia Kacang-Kacangan

Sale pisang, manisan


buah sari buah, sirup
Saos tomat, saos Tahu, tempe, kecap
buah, jam/jelly buah, Tape, Keripik Umbi Roti manis
cabai, asinan sayuran susu kedelai
dodol buah, keripik
buah

Sale pisang - manisan buah - sari buah - sirup buah - jam/jelly buah - dodol buah -
keripik saos - asinan – tape - Roti manis - tahu – tempe – kecap - susu kedelai

1
Produk hasil Nabati

PENDAHULUAN a. Faktor sanitasi harus diperhatikan


Indonesia merupakan negara agraris sehingga pada setiap tahapan proses
sebagian besar penduduknya memiliki mata pembuatan sehingga mencegah
pencaharian yang berhubungan dengan terjadinya pencemaran atau
pertanian dan hasil-hasilnya. Selain itu kontaminasi.
berbagai kebutuhan pangan dan beberapa b. Mutu bahan harus diperhatikan
bahan mentah untuk industri berasal dari hasil dari jenis bahan, tingkat
pertanian. kematangan, keseragaman bentuk
Berbagai macam hasil pertanian, baru dapat dan ukuran.
dimanfaatkan setelah bahan tersebut Buah pisang yang masih hijau
mengalami beberapa perubahan bentuk kulitnya tetapi sudah cukup tua,
melalui berbagai tahap proses pengoalahan, dagingnya mengandung 21-25 zat
bahkan beberapa bahan harus diolah kembali tepung. Bila mengalami
setelah mengalami proses pengolahan pemeraman atau masak sendiri di
pertama sebelum dapat digunakan. pohon, zat tepung itu sebagian
Bahan hasil pertanian merupakan bahan yang berubah menjadi beberapa jenis
mudah mengalami kerusakan, baik kerusakan gula. Nama-nama ilmiah gula-gula
karena faktor lingkungan maupun faktor yang ini ialah : Dextrose, Levulose, dan
terdapat dalam bahan itu sendiri. Karena Cukrose. Ketiga jenis gula ini
sifatnya tersebut maka bahan hasil pertanian mudah dicerna oleh tubuh
perlu dilakukan upaya-upaya untuk manusia.
memperpanjang daya simpannya dengan Pisang sale yang dihasilkan
berbagai cara pengolahan. umumnya mempunyai ciri khas
Pengolahan bahan hasil pertanian sebagai yaitu warna coklat tua dan rasanya
upaya untuk memperpanjang daya simpan manis. Hal ini disebabkan
sangat bergantung pada jenis bahannya. Tiap- terjadinya perubahan akibat dari
tiap komoditi hasil pertanian mengalami tahap pemanasan/pengeringan selama
pengolahan yang sangat berbeda satu dengan proses pembuatannya. Rasa manis
yang lainnya. Sehingga untuk amsing-masing pada pisang sale ditimbulkan dari
komoditi tersebut haruslah ditangani secara kandungan-kandungan gula dalam
terpisah-pisah. buah pisang. Sedangkan warna
coklat ditimbulkan akibat terjadi
A. Produk Olahan Buah-Buahan
reaksi browning non enzimatis
1. Sale Buah (pencoklatan) pada waktu
Menurut Kartiman, 2005 dalam pengeringan pengeringan.
memproduksi pisang sale, terutama c. P r o s e s p e n g e r i k a n d a n
untuk produksi potensial, maka factor pengepresan bahan perlu
yang perlu diperhatikan adalah dilakukan dengan baik
bagaimana dapat menghasilkan
d. Suhu dan waktu pengeringan
pisang sale dengan mutu yang baik,
pisang sale perlu dikendalikan dan
produksi yang tinggi dan sekaligus
dilakukan dengan baik.
biaya produksi yang relatif murah
walaupun teknologi yang sederhana. 2. Manisan Buah
Untuk menghasilkan mutu produksi Menurut Kawari, 2005 manisan
pisang sale yang baik, ada beberapa buah adalah jenis makanan
hal yang perlu diperhatikan yaitu : ringan yang dibuat dari buah
yang diawetkan terutama

2
Produk hasil Nabati

menggunakan gula. Dikenal ada buah yang layak untuk diproduksi


dua bentuk olahan manisan menjadi manisan produk olahan.
buah yaitu manisan basah dan Secara umum buah sebagai bahan
manisan kering. Perbedaan utama dalam pembuatan produk
keduanya adalah cara olahan, harus dipilih dari buah
membuatnya dan daya awet. yang memiliki karakteristik
Pembuatan manisan buah tertentu:
secara umum dapat dilakukan Tingkat kematangan:Tua, ranum
melalui tahap-tahap dan matang penuh
penimbangan bahan, pengupas,
perendam dan penggulaan. Rasa :Memiliki rasa yang enak
Untuk membuat manisan kering (layak dikonsumsi), sesuai jenis
dilanjutkan proses buah, rasa asam, kelat atau
pengeringan. kesat/getir menjadi daya Tarik
atau ras khas dari jenis olahan
3. Sari Buah buah tertentu
Keberhasilan suatu produksi Aroma:Memiliki aroma khas sesuai
sangat tergantung pada dengan jenis buahnya
pemilihan dan penanganan
bahan yang digunakan dalam Warna :Memiliki warna yang
proses produksi tersebut, di menarik dan seragam sesuai
samping proses produksinya dengan jenis buahnya
sendiri. Kesalahan dalam Tekstur :Memiliki tekstur yang
memilih bahan akan kokoh, berdaging untuk produk
menghasilkan produk yang manisan dan berair untuk produk
tidak sesuai dengan kriteria sari buah dan sirup
yang diinginkan, sedangkan Keutuhan bahan:Tidak memar,
kesalahan dalam penanganan tidak pecah, tidak rusak, tidak
bahan akan memperpendek terserang hama dan penyakit atau
umur simpan bahan tersebut. busuk
Dalam membuat produk-produk 2. Bahan Pendukung
olahan dengan penggulaan, a. Gula
diperlukan berbagai macam
bahan, baik yang tergolong Gula yang digunakan untuk
dalam bahan dasar maupun produk olahan ini adalah gula
bahan pendukung. Kriteria bahan yang berwarna putih dan bersih.
yang digunakan untuk membuat Gula yang berwarna krem atau
produk- produk olahan dengan kecoklatan serta kotor akan
penggulaan adalah: mempengaruhi warna produk
sehingga hasil akhirnya menjadi
1. B a h a n D a s a r / B a h a n B a k u tidak menarik Fungsi gula yang
a. Buah-Buahan utama adalah sebagai pengawet
Hampir semua jenis buah pada dan sebagai penambah rasa.
prinsipnya dapat diolah menjadi b. Kapur atau CaCl2
produk olahan dengan
penggulaan. Namun berdasarkan Kapur yang digunakan adalah
pertimbangan nilai jual, cita kapur sirih, yaitu kapur yang
rasa, kenampakan dan daya dihasilkan dengan cara memberi
tahan, hanya ada beberapa jenis

3
Produk hasil Nabati

air pada kapur yang masih aktif, pembuatan selai/jam adalah 1,5 –
maka akan terjadi reaksi 1,8% atau asam klorida 0,036 –
eksoterem (keluar pana), setelah 0,072%. Perbandingan jumlah
dingin kapur ini disebut dengan asam sitrat dengan jeruk nipis
istilah kapur sirih, dosis yang adalah 50 gram jika menggunakan
digunakan adalah 2,5-10% dari asam sitrat, dan 200 ml jika
jumlah air. Jika menggunakan menggunakan cairan perasan
CaCl2 dengan konsentrasi yang jeruk nipis.
digunakan 0,1%. e. Natrium Benzoat.
c. Garam Sebagai bahan pengawet,
Garam yang digunakan yaitu menggunakannya harus dengan
garam dapur (NaCl). Garam ini benar,agar efektifitas sebagai
berfungsi yaitu sebagai penetral pengawet dapat tercapai tetapi
rasa sepat pada buah dan menjadi tidak membahayakan konsumen.
tidak bau langu pada lidah buaya Dosis natrium benzoat yang
serta untuk menghilangkan digunakan dalam pembuatan
lendir. Di samping itu, garam juga manisan dan produk olahan
berfungsi sebagai penambah rasa lainnya adalah 0,05- 0,1% (0,5-
asin atau pemantap cita rasa. Dosis 1gr per Liter larutan).
yang digunakan adalah 2% f. Pewarna
d. Asam Untuk meningkatkan daya tarik
Asam sitrat dapat ditambahkan dari warna sari buah jeruk, maka
dalam pembuatan produk olahan digunakan bahan pewarna.
sepertipada manisan dan manisan Sebenarnya penggunaan bahan
untuk memberikan rasa dan pewarna ini tidak penting, karena
aroma asam. Asam sitrat juga sari buah jeruk asli sudah
berfungsi sebagai pengawet. memiliki warna yang cukup
Sebagai pengawet akan lebih menarik.Warna yang dapat
efektif jika diberikan bersama digunakan untuk sari buah jeruk
bahan pengawet lainnya seperti yaitu warna kuning. Zat warna
natrium benzoat. yang boleh digunakan adalah zat
Asam juga digunakan untuk warna makanan dengan
menurunkan pH bubur buah konsentrasi yang sesuai dengan
karena struktur gel hanya yang tertera pada label. Pada
terbentuk pada pH rendah. produk manisan.
Penurunan pH ini diperlukan g. B a h a n T a m b a h a n M a k a n a n
untuk mengurangi proses Lainnya
tumbuhnya bakteri pembusuk Bahan tambahan makanan lain
yang berkembang biak pada pH yang biasa ditambahkan pada
yang tinggi. Asam yang dapat produk olahan dengan
digunakan dalam pembuatan penggulaan adalah natrium
selai/jam adalah asam sitrat, asam metabisulfit, pektin, agar, dan
asetat, dan cairan asam dari bahan tambahan makanan
perasan jeruk nipis. Jumlah asam lainnya.
sitrat atau asam laktat yang
Hal penting yang harus
diperbolehkan ditambahkan pada
diperhatikan dalam penggunaan

4
Produk hasil Nabati

bahan tambahan makanan yang diinginkan yaitu :


berasal dari bahan kimia adalah 1) Pilih buah yang tingkat
sebagai berikut: kematangan seragam,sesuai
1)Zat kimia yang ditambahkan dengan jenisnya, seperti
mampu memelihara kualitas contoh:
gizi yang dikandung bahan a) Buah mangga : tua (belum
tersebut matang )
2)Zat kimia yang ditambahkan b) Buah Pepaya : ranum (mulai
mampumeningkatkan matang )
kualitas dan stabilitas daya
c) Buah Pala : matang
simpan
penuh tetapi masih kenyal.
3)Dapat membuat produk lebih
2) Pilih buah yang berukuran
menarik
relatif seragam, tidak pecah,
4)Lebih diutamakan untuk tidak busuk atau cacat.
membantu proses pengolahan
3) Buanglah benda asing yang
produk
terbawa seperti ranting,daun
5)Tidak membahayakan atau kotoran.
kesehatan konsumen
b. Sanitasi
6)Dosis yang digunakan tidak
Kegiatan ini hanya dilakukan
boleh melebihi jumlah yang
untuk buah yang kulitnya tidak
diajurkan oleh FAO dan
terkupas ketika dibuat manisan,
Departemen Kesehatan
seperti buah belimbing, ceremai,
(Direktorat Pengawasan Obat
jambu air atau terung. Sanitasi
dan Makanan).Penggunaan
buah dapat dilakukan dengan
bahan tambahan makanan
merendam buah selama 1- 2 menit
yang berlebihanakan
ke dalam larutan kaporit. Untuk 10
menganggubahkan
kg buah gunakan air sebanyak 15
membahayakan kesehatan.
liter dan kaporit sebanyak 60
3. Menangani bahan gram ( 0,4% )
Bahan-bahan untuk pembuatan c. Pencucian
produk olahan dengan penggulaan
Buah hasil perlakuan sanitasi
yang terpilih harus ditangani dengan
maupun perlakuan sortasi dicuci
benar. Bahan yang memerlukan
dengan air bersih dan dibilas
penanganan lebih lanjut adalah buah.
beberapa kali kemudian
Secara umum penanganan buah
ditiriskan.
meliputi: sortasi, sanitasi, pencucian
dan penyimpanan. d. Penyimpanan.
a. Sortasi Buah yang sudah dicuci bersih
tidak selamanya langsung
Kondisi buah hasil pemanenan
diproses. Untuk keperluan
atau yang dijual dipasar pada
sebagai stok, buah disimpan
umumnya tidak seragam. Buah
terlebih dahulu. Selama proses
yang beragam ukuran dan
penyimpanan yang perlu
tingkat kematangan harus
diperhatikan adalah menjaga agar
disortasi agar diperoleh buah
buah tidak banyak mengalami
yang baik sesuai standar yang
perubahan.

5
Produk hasil Nabati

Disarankan untuk buah yang a. Pengendalian Bahan


mudah rusak disimpan pada Bahan baku, bahan tambahan dan
suhu dingin yaitu pada suhu bahan penolong yang digunakan
10OC. Sedangkan untuk buah untuk memproduksi makanan
kolang-kaling direndam dalam air tidak boleh merugikan atau
bersih dan digantikan setiap 2 hari membahayakan kesehatan dan
sekali. harus memenuhi standar mutu
4. Sirup Buah atau pesyaratan yang ditetapkan.
Menurut Dwiari, 2008 proses Persyaratan bahan yang
pembuatan sirup memerlukan digunakan dalam proses produksi
bahan-bahan yang beraneka ragam, makanan adalah sebagai berikut:
baik jenis, mutu maupun harganya. 1) Bahan Mentah atau bahan
Untuk itu pengetahuan tentang baku dan Bahan Tambahan
bahan sangatlah penting sebelum Makanan
membuat sirup Pada dasarnya a) Bahan mentah dan bahan
bahan-bahan tersebut dibagi tambahan yang dibeli dari
menjadi dua kelompok, yaitu pasar atau yang diterima
bahan dasar dan bahan tambahan. dari pemasok ada
Bahan dasar pembuatan sirup adalah k e m u n g k i n a n
buah segar. Buah yang akan dibuat mengandung bahan-
sirup dipilih dan disortir buah yang bahan berbahaya seperti
tidak rusak, matang, dan memiliki bakteri, pestisida dan
kandungan air yang cukup. Bahan bahan-bahan beracun
tambahan yang digunakan adalah lainnya yang tidak dapat
gula yang berkualitas baik (putih dan dihilangkan dengan
bersih) yang berfungsi sebagai proses pengolahan. Oleh
pengawet. Selain itu, dapat juga diberi karena itu, bahan yang
bahan tambahan makanan yang sudah terdeteksi
dimaksudkan dengan tujuan tertentu mengandung bahan
agar produk yang dihasilkan dapat berbahaya harus ditolak.
menjadi lebih awet yaitu b) Bahan mentah dan bahan
menghindari cepat tumbuhnya tambahan harus diperiksa
bakteri, memperbaiki warna agar dan dipilih terlebih dahulu
menarik, memperbaiki cita rasa sebelum diolah.
dan sebagainya. Pemberian bahan
Pemeriksaan dilakukan
tambahan makanan ini harus
secara organoleptik dan
memperhatikan bahan yang diizinkan
fisik, jika memungkinkan
oleh Depatemen Kesehatan dan
secara kimia, mikrobiologi
Pengawasan Obat dan Manisan.
dan atau biologi.
5. Jam/jelly Buah
c) Stok bahan mentah dan
Untuk mendapatkan keluaran proses bahan tambahan harus
dalam bentuk manisan buah, maka diatur sedemikian rupa
pengendalian proses dilakukan mulai sehingga yang masuk ke
dari pengendalian bahan baku, bahan gudang terlebih dahulu
bantu, selama proses dan produk, juga harus diolah terlebih
serta pengemasan. dahulu atau dengan sistem

6
Produk hasil Nabati

FIFO (First in-First out). persyaratan produksi yang telah


Pengendalian bahan baku mangga ditentukan. Bila terjadi
pada pembuatan manisan penyimpangan dari kriteria maka
dilakukan melalui penilaian bahan bantu tersebut sebaiknya
terhadap kondisi buah mangga tidak digunakan.
yang akan diolah. Buah mangga d) Bahan tambahan yang
yang ada dinilai/dibandingkan digunakan harus yang
dengan kriteria yang telah diijinkan penggunaannya
ditentukan. Apabila buah sesuai dengan peraturan
mengalami penyimpangan maka Menteri Kesehatan No.
sebaiknya dipisahkan dan tidak 722/Menkes/Per/IX/1988
ikut diolah
Pengendalian bahan bantu dalam Bahan Bantu
Kriteria bahan
Pengendalian
bantu
pembuatan manisan, terutama
dilakukan terhadap air, gula, dan Fi v{ evr e t yxm
l
bersih
keasaman atau pH. L epyw
Hm
oi r hepm
oer wi geve
organoleptik / sensorik /
Bahan bantu yang digunakan Kype t ewm
v Xm
heo f erair/basah
inderawi
harus memenuhi kriteria atau Qyhel pevyx
Xm
heo

Bahan Kriteria buah segar menggumpal

mentah/bahan (faktor internal dan Pengendalian Ti r ki gi oer oi ewq er

baku eksternal) dilakukan dengan kertas pH


atau pH meter.
Pengukuran secara
Apabila pH nya tinggi maka
obyektif berdasarkan
cara pengendaliannya
hal-hal fisik dan Oi eweq er t L 7-4
dengan menambahkan
kimiawi menggunakan
jus lemon atau asam sitrat
Internal: instrumen terkalibrasi
sesuai kebutuhan (hingga
untuk menjamin
pH yang ditentukan.
keakuratan dan
kecermatan pengujian.
Em
v merupakan Qemenuhi
bagian dari persyaratan air Qi r kkyr eoer [ exi v xi wx
 Oer hyr ker kype Sesuai hasil pengujian
makanan minum atau air kid
 Oer hyr ker t i oxm
r Sesuai hasil pengujian
(ej cna`eaj p- bersih
 Oer hyr ker eweq Sesuai hasil pengujian
Tabel 1.2. Kriteria Bahan Bantu Manisan Buah
 Os q t s r i r pem
r> Sesuai hasil pengujian
vitamin, mineral tentang Bahan Tambahan
dll Makanan.
Buah Mangga
Pengecekan dilakukan
Eksternal secara organoleptik /
Dalam pembuatan
sensorik / inderawi selai/jam buah, bahan
tambahan yang digunakan
 Fi r xyo Normal biasanya pewarna, esense
 Yoyver Normal
dan bahan pengawet
 [ evr e Spesifik nanas
Matang optimal
Natrium Benzoat.
 Xm
r koex
kematangan Pengendalian dilakukan
 Xm
r koex oi wi kever Segar terhadap jumlah
 Oi yxyl er Utuh
pemakaian, sebagai bahan
 Ehe3xm
heor } e Tidak rusak
kerusakan
tambahan makanan (food
 Pyoe t ehe f yel Tidak luka
grade) dan tanggal
 Fey Spesifik nanas segar kadaluarsa bahan
Tabel 1. 1. Kriteri Bahan Baku Manisan Buah

7
Produk hasil Nabati

tambahan. Apabila tidak mengalami kontak


memenuhi ketentuan langsung dengan
tersebut sebaiknya tidak makanan seharusnya
digunakan. memenuhi persyaratan air
2) Bahan Kemasan bersih sesuai dengan
Peraturan Menteri
Bahan kemasan yang
K e s e h a t a n R I
d i g u n a k a n d a l a m
No.416/Menkes/Per/IX/1
pengemasan:
990 tentang Syarat-syarat
a) Tidak boleh beracun atau dan Pengawasan Kualitas
m e n i m b u l k a n Air.
penyimpangan pada
b) A i r y a n g m e r u p a k a n
p r o d u k s e l a m a
bagian dari makanan
penyimpanan pada
(ingredient) harus
kondisi normal, sehingga
memenuhi persyaratan air
tidak menimbulkan
minum atau air bersih
bahaya bagi konsumen.
sesuai dengan Peraturan
b) Dapat melindungi produk Menteri Kesehatan RI No.
terhadap pengaruh luar. 416/Menkes/Per/IX/1990
c) Tahan terhadap perlakuan tentang Syarat-syarat dan
selama pengolahan, Pengawasan Kualitas Air.
pengangkutan dan c) Air yang tidak dikonsumsi
peredaran. dan tidak mengalami
Proses pengemasan manisan kontak langsung dengan
Pengemasan dengan cara cold makanan misalnya air
filling, pengemasan dilakukan untuk boiler, harus
dengan cara manisan mempunyai sistem yang
dimasukkan ke dalam botol terpisah (dan diberi tanda)
steril dan langsung ditutup. dengan air untuk
Suhu pengemasan harus dikonsumsi atau air
terkendali. minum.
3) Wadah d) Air yang digunakan untuk
Wadah yang digunakan harus : pembuatan es yang
langsung kontak dengan
a) Dibersihkan dan disanitasi
makanan harus memenuhi
sebelum digunakan.
persyaratan sebagai air
b) Bersifat steril bagi jenis minum.
produk yang tidak
Proses-proses atau tahap
mengalami pengolahan
lainnya yang dapat
lebih lanjut.
mengendalikan timbulnya
4) Air bahaya pada makanan harus
Persyaratan air yang dipantau dengan baik. Proses
digunakan dalam proses atau tahap tersebut misalnya
produksi makanan adalah: tahap pengemasan dan tahap
a) Air yang digunakan dalam penutupan hermetis saat
proses pengolahan dan pembotolan.

8
Produk hasil Nabati

b. Pengendalian Kontaminasi Silang c. Pengendalian Produk Akhir


Kontaminasi pada makanan dapat Produk akhir yang dihasilkan dari
terjadi dari satu makanan ke proses produksi makanan harus
makanan yang lain melalui kontak memenuhi ketentuan sebagai
langsung atau melalui karyawan berikut :
pengolah makanan dan kontak 1) Produk industri makanan
permukaan atau melalui air dan harus memenuhi spesifikasi
udara. Untuk mencegah terjadinya atau persyaratan yang
kontaminasi silang baik bahan ditetapkan berdasarkan mutu
fisik, kimia maupun mikrobiologi mikrobiologi, kimia dan fisik.
diperlukan tindakan sebagai Jika mungkin spesifikasi
berikut: produk diuji melalui analisis
1) Proses pengolahan makanan laboratorium.
harus diatur sedemikian rupa 2) S p e s i f i k a s i p r o d u k
sehingga mencegah masuknya dicantumkan pada label
bahan-bahan kimia berbahaya seperti nama produk, nama
dan bahan asing masuk ke dan alamat produsen,
dalam makanan, misalnya komposisi atau nilai gizi
bahan pembersih, pecahan produk, nomor pendaftaran
kaca, potongan logam, kerikil dan tanggal kadaluarsa.
dan lain-lain.
6. Dodol Buah
2) Bahan-bahan beracun harus
Siapa yang tak kenal dodol, dodol
disimpan jauh dari tempat
merupakan panganan khas Indonesia
penyimpanan makanan dan
dengan berbagai variasinya. Dodol
diberi label yang jelas.
banyak dijumpai pada perayaan hari-
3) Bahan mentah harus disimpan hari besar di nusantara maupun di
terpisah dari bahan yang telah acara-acara hajatan. Jenis dodol
diolah atau siap dikonsumsi. sangat beragam, mulai dari dodol
4) Ruang pengolahan harus garut, dodol betawi maupun dodol
dikontrol dengan baik. kudus. Meskipun lebih banyak
5) Karyawan harus memakai alat- dijumpai pada perayaan hari-hari
alat pelindung seperti baju besar namun pada saat ini keberadaan
kerja, topi, sepatu, sarung dodol dapat dijumpai dimana saja
tangan dan mencuci tangan terutama di daerah pariwisata sebagai
sebelum masuk ruangan buah tangan.
poengolahan. Untuk menghasilkan dodol yang pulen
6) P e r m u k a a n m e j a k e r j a , dan enak dibutuhkan waktu yang lama
peralatan dan di lantai di untuk memasaknya. Dodol juga harus
ruang pengolahan harus selalu dimasak menggunakan bahan bakar
dalam keadaan bersih dan kayu sehingga dapat menghasilkan
disinfeksi setelah digunakan panas yang tinggi. Dodol yang
untuk mengolah/menangani dimasak di atas kompor gas atau
bahan mentah daging, ayam kompor minyak rasanya bisa
dan hasil-hasil perikanan. dipastikan tidak seenak dodol yang
dimasak menggunakan bahan bakar

9
Produk hasil Nabati

kayu. Selain itu dodol pemasakaan tergantung dari jenis bahan


dodol harus selalu diaduk agar bagian dasar/bahan baku yang digunakan.
bawanya tidak hangus dan Pemberian nama keripik biasanya
membentuk kerak ayang akan melekat dengan nama bahan dasar
berpengaruh terhadap penampilan yang digunakan, sebagai contoh :
dan flavor. Campuran santan dan gula keripik pisang dari pisang, keripik
merah sebaiknya dimasak dengan api singkong dari singkong dan keripik
yang besar, agar tercampur merata. kentang dari kentang.
Sementara itu dodol dimasak dengan Produk keripik memiliki daya
api sedang agar matangnya merata. tahan/keawetan yang cukup lama,
Bahan-bahan yang digunakan baik sehingga dalam pemasarannya lebih
bahan utama maupun bahan aman, dan memiliki cita rasa yang
pembantu hendaknya dipilih yang spesifik tergantung dari jenis bahan
berkualitas baik. Dodol dianggap dasar/bahan baku yang digunakan.
matang apabila dodol sudah kalis Keripik dapat dipasarkan dalam
yaitu tidak menempel atau lengket berbagai jenis, misalnya keripik yang
pada wajan dan telah berwarna coklat belum digoreng (mentah), dan keripik
tua. yang sudah digoreng (matang)
7. Keripik Buah dengan berbagai macam cita rasa
Keripik merupakan salah satu (asin, manis, pedas, rasa keju, rasa nori,
makanan tradisional yang sudah lama kaldu ayam dan lain-lain).
dikenal di berbagai daerah di Dalam pembuatan keripik pisang,
Indonesia. Keripik banyak dikonsumsi setelah dilakukan pengupasan kulit
masyarakat, baik dari kalangan bawah maka pisang kemudian diiris tipis.
hingga atas. Makanan ini banyak Irisan pisang lansung digoreng pada
diproduksi oleh masyarakat pedesaan minyak panas. Irisan pisang tidak
dengan menggunakan teknologi perlu direndam dalam air.
sederhana. Dengan kemajuan ilmu Perendaman dalam air akan
dan teknologi yang terus menyebabkan sebagian air masuk
berkembang, keripik merupakan dalam jaringan pisang, sehingga
produk makanan yang diolah secara waktu penggorengan yang
pabrikasi dan teknik pembuatannya diperlukan lebih lama dan
sangat sederhana, serta dapat menghasilkan keripik pisang yang
dilakukan dimana saja dan oleh siapa lebih keras dibandingkan dengan
saja dengan kualitas produk yang tanpa perendaman. suhu
memuaskan. Peluang produk keripik penggorengan yang digunakan
di wilayah Indonesia maupun di sangat bervariasi, tergantung dari
manca negaracukup bagus. jenis dan sifat pati yang terkandung
Pengembangan produk keripik di dalam bahan dan kandungan air
Indonesia memiliki prospek yang awal bahan. Media penghantar
bagus, hal ini ditunjang oleh adanya panas yang digunakan dalam
bahan baku, seperti singkong, penggorengan keripik adalah
pisang, ubi yang relatif mudah minyak sayur/minyak goreng. Suhu
diperoleh. untuk menggoreng keripik,
Jenis dan kenampakan keripik biasanya digunakan suhu sekitar 170 –
bermacam-macam, masing-masing 200 C.
memiliki cita rasa yang spesifik, Setelah dilakukan penggorengan,

10
Produk hasil Nabati

maka keripik didinginkan kemudian terpapar sinar matahari. Pada produk


diberi bumbu atau dikenal dengan yang sudah dikemas dan siap untuk
istilah seasoning. Untuk dijual maka pada label hendaknya
mendapatkan aneka rasakeripik dicantumkan hal-hal sebagai berikut:
(rasa asin, manis, pedas, rasa keju a. Nama produk
dan lain-lain)dapat ditambahkan
b. Nama dan alamat produsen
bumbu-bumbu sesuai dengan selera.
Bumbu-bumbu yang biasa digunakan c. Tanggal produksi atau tanggal
dalam pembuatan keripik diantaranya kadaluwarsa
adalah: garam, gula, bawang putih, d. Anjuran penyimpanan produk
cabe, penyedap. Penambahan bumbu atau hal-hal lain yang penting
dapat dilakukan pada saat bahan e. K o m p o s i s i n u t r i s i ( b i l a
sebelum digoreng (dengan cara diperlukan)
merendam bahan dalam larutan
f. K o m p o s i s i b a h a n y a n g
bumbu), selama bahan dalam proses
digunakan
penggorengan (dengan
menambahkan bumbu dalam bentuk Faktor penentu mutu keripik pisang
cair pada saat penggorengan), dan terutama terletak pada tingkat
pada bahan setelah digoreng k e r e n y a h a n d a n p enampakan.
(dengan menaburkan bumbu dalam Keripik pisang yang bagus umumnya
bentuk powder/bubuk ke seluruh mempunyai tekstur renyah. Sedang
permukaan keripik). Setelah keripik penampakan secara keseluruhan
pisang diberi rasa sesuai dengan yang (terutama warna)menarik dan
diinginkan maka langkah selanjutnya memilikiukuran ketebalan dan
adalah mengemas produk. bentuk seragam. Rasa keripik pisang
Pengemasan dimaksudkan untuk sangatspesifik, tergantungdari jenis
mempertahankan kualitas, daya tahan pisang yangdigunakan sebagai bahan
dan memberikanperlindungan dasar.Uji mutu kripik pisang secara
produk keripik dari kerusakan. sederhana dapat dilakukan secara
Pengemasan dan penyimpanan organoleptis.
sebaiknya dilakukan sesuai dengan B. Produk Olahan Sayuran
karakteristik produk berminyak, yaitu 1. Saus
kedap udara dan terhindar dari
Saos merupakan produk yang diolah
cahaya. Untuk itu dapat digunakan
guna memperpanjang daya simpan
bahan pengemas, seperti plastik,
sayuran seperti cabai ataupun tomat.
gelas (stoples), agar kerenyahan
Dalam kehidupan masyarakat
keripik dapat tetap terjaga.
Indonesia saat ini tidak bisa lepas
Penyimpanan keripik sebaiknya
dengan saos. Baik sebagai teman
dilakukan pada tempat yang kering,
makan maupun digunakan dalam
dingin dan gelap (tidak terkena
pengolahan makanan. Indonesia
cahaya secara langsung).Halini
sebagai negara agraris dengan
dimaksudkan agar minyakyang
tanahnya yang subur sehingga
terkandung di dalam keripik tidak
komoditas cabai mapun tomat dapat
mudah tengik. Ketengikan terjadi
tumbuh subur dan panen yang
karena minyak atau lemak yang
melimpah, hanya saja pada saat
terkandung di dalam keripik
musim panen raya harganya sangat
teroksidasi bila terkena udara atau
rendah sedangkan di luar musim

11
Produk hasil Nabati

harganya melonjak. Pengolahan cabai panas yang digunakan untuk blansir


dan tomat menjadi sangat penting adalah air panas, uap panas, atau udara
sebagai upaya pengawetan dan panas pada suhu sekitar 90 oC selama
penyediaan kebutuhan akan cabai dan 3 – 5 menit. Untuk mendapatkan warna
tomat diluar musim. sayuran yang tetap segar sangat baik
Saus dalam istilah masak-memasak digunakan kombinasi panas dan
berarti cairanyang digunakan sewaktu pendingin yang sangat cepat.
memasak atau dihidangkan bersama- Pasteurisasi merupakan perlakuan
sama makanan sebagai penyedap panas di bawah titik didih air atau di
atau agar makanan kelihatan bagus. bawah suhu sterilisasi yang bertujuan
Sambal dan kecap manis merupakan untuk membunuh mikroorganisme
saus utama pada sebagian besar patogen tetapi tidak membunuh
masakan Indonesia. mikroorganisme pembusuk dan
Bahan dasar pembuatan saus adalah nonpatogen. Pasteurisasi dibedakan
cabai merah. Sedangkan bahan menjadi dua, yaitu: 1. Low
pelengkapnya adalah nanas, air Temperature Long Time: suhu 63 oC
matang dingin, bawang putih, gula selama 30 menit. 2. High Temperature
pasir, garam dapaur, cuka. Saus Short Time: suhu 72 oC selama 15
sambal berupa bubur halus yang detik. Pasteurisasi biasanya disertai
cukup kental dan umunya berwarna dengan cara pengawetan lain,
merah segar. misalnya setelah dipasteurisasi
makanan disimpan pada suhu dingin.
Ciri-ciri saus sambal yang berkualitas
Dengan demikian daya simpan
baik adalah sebagai berikut :
makanan tersebut akan lebih lama.
1) warna merah segar, Sebagai contoh, susu pasteurisasi
2) konsistensi agak kental, yang disim-pan dalam lemari es
3) k e n a m p a k a n h o m o g e n , selama 1 minggu atau lebih tidak
butirannya lembut dan tidak terjadi perubahan cita rasa yang nyata,
menggumpal, tetapi jika susu tersebut disimpan
pada suhu kamar maka akan menjadi
4) aroma manis, sedikit asam, gurih
busuk dalam 1 atau 2 hari.
dan pedas,
Istilah sterilisasi berarti
5) tidak ditumbuhi jamur
membebaskan bahan dari semua
Blansir adalah pemanasan mikroba. Sterilisasi biasanya
pendahuluan yang biasanya dilakukan dilakukan pada suhu yang tinggi
sebelum proses pembekuan, misalnya 121 oC selama 15 menit.
pengeringan, dan pengalengan, serta Waktu yang diperlukan untuk
ditujukan terutama untuk sterilisasi tergantung dari besarnya
menonaktifkan enzim yang ada dalam kaleng yang digunakan dan kecepatan
makanan seperti buahbuahan dan perambatan panas dari makanan
sayuran. Tujuan lainnya adalah untuk tersebut. Selama proses sterilisasi
menghilangkan gas dari bahan dapat terjadi beberapa perubahan
pangan, menaikkan suhu bahan terhadap makanan yang dapat
pangan, membersihkan bahan pangan, menurunkan mu-tunya. Oleh sebab
melunakkan/melemaskan bahan itu, jumlah panas yang diberikan harus
pangan sehingga mudah dalam dihitung sedemikian rupa sehingga
pengepakan di dalam kaleng. Media tidak merusak mutu makanan. Untuk

12
Produk hasil Nabati

bahan makanan di dalam kaleng atau 2. Asinan Sayuran


botol biasanya dilakukan sterilisasi Makanan disamping dapat
komersial, yang ditujukan untuk bermanfaat bagi manusia karena zat
membunuh mikroba patogen, mikroba gizi yang kita butuhkan, dapat juga
penghasil toksin, dan pembusuk, menimbulkan resiko yang
sedangkan mikroba non-patogen atau membahayakan kesehatan, sehingga
sporanya masih mungkin ditemukan bagi kalangan tertentu kadang-
tetapi dalam fase dorman yang tidak kadang sangat berhati-hati dalam
dapat berkembang setelah mengkonsumsi makanan,termasuk
pemanasan. Panas yang diberikan didalamnya adalah dalam memilih
sekitar 121oC selama 30–60 menit, jenis makanan, tempat pembelian
tergantung bahan yang akan makanan dan asal makanan. Bahaya
disterilkan. Makanan-makanan kaleng makanan bagi kesehatan dapat
yang steril secara komersial biasanya dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu:
tahan sampai sete-ngah tahun lebih.
a. bahaya biologis, yaitu bahaya yang
Sterilisasi dikenal dengan istilah UHT
disebabkan oleh makhluk hidup,
(Ultra High Temperature) yaitu
dalam hal ini terutama oleh
sterilisasi pada suhu 150oC selama
mikroorganisme, baik berupa
beberapa detik.
bakteri,virus, parasit, dll; yang
Pengalengan merupakan cara dapat menimbulkan atau
pengawetan bahan pangan dalam menghasilkan racun, seperti racun
wadah yang tertutup rapat (hermetis) botulinum, ataupun mikroba yang
dan disterilkan dengan panas. Secara dapat menyebabkan infeksi
garis besar proses pengalengan bahan seperti salmonella, dan TBC.
makanan dilakukan melalui tahap-
b. Bahaya kimia, yaitu termakannya
tahap persiapan bahan mentah,
racun/ toxin baik yang alami
blansir, pengisian bahan ke dalam
terdapat pada bahan pangan
kemasan, pengisian larutan media,
seperti HCN dalam singkong atau
penghampaan udara (exhausting),
umbi-umbian/biji-bijian beracun,
proses sterilisasi, pendinginan, dan
atau bahan kimia yang
penyimpanan. Persiapan bahan
ditambahkan dalam bahan pangan
dilakukan dengan pemilihan bahan-
yang tidak memenuhi persyaratan
bahan yang akan dikalengkan,
dan tidak mengikuti peraturan
pencucian, pemotongan menjadi
penambahan bahan kimia,
bagianbagian tertentu dan persiapan
misalnya adanya residu pestisida ,
bahan untuk pengolahan selanjutnya.
Insektisida, antimikroba,
Untuk menghasilkan saus yang baik antibiotik.
maka bahan baku maupun bahan
c. Bahaya fisik, yaitu terdapatnya
pembantu yang digunakan harus
benda – benda asing yang tidak
dipilih yang baik pula. Disamping itu
diinginkan dalam makanan,
pengecilan ukuran bahan haruslah
misalnya batu/ kerikil, pecahan
benar-benar sampai halus agar tidak
gelas, tanah, kayu, serangga ( juga
menjadi gumpalan saat pemasakan.
termasuk didalamnya bagian –
Api selama pemasakan digunakan api
bagian tubuh serangga seperti
yang sedang dan harus selalu
kaki , sayap ), bagian – bagian
dilakukan pengadukan agar saus tidak
tubuh pekerja/ manusia seperti
hangus dan membentuk kerak.
rambut, kuku, dll.

13
Produk hasil Nabati

Dalam pembuatan dan pengolahan mentah sayur-sayuran melalui proses


asinan sayuran, sering kali kita dapati yang sangat sederhana dan dapat di
bahaya fisik terutama serangga dan lakukan baik dalam pabrik maupun
ulat, serta kotorannya sehingga hal ini dalam skala rumah tangga. Dengan
dapat menurunkan mutu asinan demikian proses ini dapat merupakan
sayuran yang dapat dilihat langsung suatu cara untuk penyelamatan hasil
secara indrawi , baik dari segi cita rasa, panen sayuran bilamana terjadi over
penampakan maupun cerminan produksi.
higienis produk tersebut. Walaupun demikian, di Indonesia
Namun demikian , bukan berarti pembuatan asinan sayuran tidak
bahaya fisik ini yang terpenting yang melulu sebagai usaha untuk
harus dihindari, tetapi ada jenis menyelamatkan kelebihan hasil
cemaran yang pengaruhnya jauh lebih panen sayur-sayuran, tetapi
berbahaya dari cemaran fisik, yaitu merupakan usaha yang sengaja di
adanya cemaran kimiawi, terutama lakukan untuk meningkatkan nilai
cemaran mikrobiologis, yang bukan ekonomis dari bahan mentahnya. Dan
saja dapat menyebabkan kegagalan biasanya yang melakukan pembuatan
proses produksi pembuatan asinan asinan sayuran adalah orang-orang
sayuran, namun bahkan dapat Cina di daerah-daerah yang banyak
menyebabkan keracunan makanan, menghasilkan sawi dan kubis.
sehingga kontaminan mikrobiologis Bahan mentah\dasar yang di gunakan
terutam mikroba pathogen selalu adalah sawi dan kubis, dan hanya
merupakan persyaratan mutu bagi bahan-bahan yang baik serta segar
suatu produk baik yang dikonsumsi saja yang di gunakan. Dalam proses
dalam negeri ataupun yang digunakan fermentasi ini bakteri yang di biarkan
untuk tujuan eksport. aktif adalah bakteri asam laktat,
Untuk menjamin proses produksi yang seperti Leuconostoc Mesenteroides,
berhasil dengan mutu yang baik dan Lactobacillus Cucumeris, Lactobacillus
terjamin keamanan pangannya , maka Plantarum dan Lactobacillus
perlu adanya pengawasan yang ketat Pentoaceticus. Pada awal fermentasi,
dalam setiap bagian sistem pabrik dan bakteri yang aktif dalam jumlah besar
proses produksinya. Untuk adalah bakteri coliform seperti
mendapatkan keadaan tersebut Aerobacter cloacer yang
Telah dibuat berbagai metode menghasilkan gas dan asam-asam
pengawasan mutu pangan yang dapat yang mudah menguap dan pada
diterapkan di Industri pangan seperti kondisi tersebut aktif pula bakteri
GMP ( Good Manufacturing Product ), Flavobacterium rhenanus yang
HACCP ( Hazard Analysis Critical menghasilkan senyawa citarasa,
Control Point ), ISO atau SNI ( Standard kombinasi dari asam dan alcohol
Nasional Indonesia ), dll. membentuk ester.
Asinan sayuran adalah suatu produk Bahan Bantu yang sering ditambahkan
yang mempunyai citra rasa khas yang dalam pembuatan asinan sayuran
di hasilkan melalui proses fermentasi oleh masyarakat adalah air tajin,
oleh bakteri asam laktat. Pada garam dan gula. Proses inkubasi oleh
kenyatanya sayur asin dapat di buat bakteri yang dikehendaki adalah
secara sederhana dengan bahan inkubasi spontan dari udara. Dari
proses ini dihasilkan asam organiK

14
Produk hasil Nabati

terutama asam laktat. Lama proses pula adalah gram-positif dan katalase-
fermentasi biasanya antara 3 – 7 hari negatif. Kira-kira dua sampai tiga
atau lebih. jenis mikroorganisme membentuk gas
Tekstur asinan sayuran menjadi lunak dari dekstrose dan mannitol dan
tetapi mantap, atau tidak mudah levulose. Paling banyak asam yang
hancur dengan komposisi terbanyak terbentuk adalah asam laktat. Asam
adalah asam laktat. Demikian pula asetat juga terbentuk. Dari hasil
dengan nilai ekonomisnya yang penyelidikan Pederson dilaporkan
menjadi lebih baik dibandingkan bahwa Leuconostoc mesenterides yang
dengan nilai ekonomis/kubis, memulai proses fermentasi dan
terutama pada saat sedang panen membentuk 0.7 – 1 persen total asam
palawija. yang dinyatakan sebagai asam laktat.
Aroma dan flavour yang disukai dari
Fungsi garam selain untuk
sayur asin juga dapat dihasilkan oleh
menciptakan kondisi optimum bagi
aktivitas bakteri ini.
pertumbuhan bakteri asam laktat,
juga untuk mencegah pertumbuhan Jika asam yang dihasilkan sudah
mikroba yang tidak dikehendaki. mencapai 0.7 – 1 persen maka bakteri
leuconostoc mesenteroides akan mati
Tekanan dan ekstraksi garam terhadap
atau inaktif. Fermentasi dilanjutkan
cairan dalam bahan segera terjadi.
oleh bakteri Lactobacillus cucumeris
Bakteri dan khamir tumbuh dengan
dan Lactobacillus plantarum,
cepat, dan pembentukan gas sangat
mengubah gula yang ada menjadi
kuat selama awal fermentasi.
asam laktat dan mannitol. Aktivitas
Walaupun khamir memiliki populasi
bakteri ini akan meningkatkan kadar
yang relatif tinggi dan dapat
asam menjadi 1.5 – 2 persen dan akan
memproduksi dalam jumlah kecil
berangsur berhenti karena tidak tahan
alkoholterutama selama tahap
terhadap asam yang dihasilkannya
pertama proses fermentasi, tetapi
sendiri. Proses fermentasi akhirnya
bakteri yang lebih dominan adalah
disempurnakan oleh bakteri
pembentuk asam laktat, group
Lactobacillus pentoaceticus yang
Leuconostoc yang berbentuk cocci
memproduksi asam laktat mannitol,
selalu terdapat dan ikut serta
ester, etanol, dan Co2 dari sisa gula
memperbesar pembentukan gas,
dan senyawa padatan yang masih ada.
asam laktat dan asam asetat, alcohol
Bakteri ini tahan terhadap asam
dan mannitol. Bakteri asam butirat
sampai kadar asam mencapai 2.4
adalah bakteri yang sangat tidak
persen.
dikehendaki. Jika pertumbuhan
khamir dan bakteri asam butirat dapat Proses fermentasi sebenarnya telah
dicegah atau paling tidak dikurangi sempurna jika kadar asam telah
seminimum mungkin, maka kualitas mencapai 1.5 persen. Suhu
produk asinan sayuran mungkin dapat fermentasi yang baik adalah antara
diperbaiki sesuai dengan keinginan. 21.1 – 23.9°C.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Bila suhu di bawah 15.6°C fermentasi
kebanyakan dari mikroorganisme akan berjalan lambat. Jika di atas 27°C
yang tumbuh adalah berbentuk fermentasi akan berjalan abnormal.
tongkat dan relatif sedikit yang Perubahan warna menjadi coklat dari
berbentuk coccus. Pada umumnya asinan sayuran biasanya di sebabkan

15
Produk hasil Nabati

oleh oksidasi sesudah pemindahan pertumbuhan yang terlalu cepat dari


dari tong-tong fermentasi. Untuk bakteri Lactobacillus cucumeris dan
mencegah terjadinya “browning” Lactobacillus plantarum, terutama
tersebut sebaiknya asinan sayuran bila suhu naik. Ini dapat dihindari
segera digunakan atau dikalengkan dengan pemasakan.
setelah tong fermentasi dibuka. Asinan sayuran membusuk dapat
Perubahan warna lainnya adalah disebabkan oleh tumbuhnya kapang,
menjadi hitam. Ini dapat disebabkan Khamir dan bakteri, yang
oleh berbagai factor, antara lain menyebabkan terjadinya kompetisi
terlalu banyak garam yang untuk bisa tumbuh dengan baik.
ditambahkan, adanya tanin dan zat Rasa tidak enak disebabkan terjadinya
besi, tumbuhnya bakteri aerob dan perubahan pada saat pertumbuhan
khamir.Untuk mencegah kerusakan ini bakteri atau disebabkan oleh
dapat di lakukan dengan memberikan fermentasi yang terlalu cepat.
tambahan garam dalam jumlah yang
Menurut Tjahja dan Darwin (2005)
semestinya, menggunakan air yang
pengendalian mutu merupakan
kesadahanya rendah dan bersih dan
kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah pertumbuhan bakteri
menjamin bahwa proses yang terjadi
aerob dengan jalan mengurangi
akan menghasilkan produk sesuai
kontak bahan dengan udara.
dengan tujuan yang diinginkan.
Kerusakan dengan tanda warna Proses disini mencakup seluruh
menjadi merah disebabkan oleh proses yang ada (bukan hanya proses
pertumbuhan beberapa jenis khamir, produksi). Pengendalian mutu sering
biasanya bersifat aerob, sehingga disebut juga dengan istilah
umumnya tumbuh dipermukaan pengendalian proses.
asinan sayuran, kadang-kadang
Kegiatan pengendalian mutu terdiri
sebagai buih yang berwarna putih jika
dari beberapa kegiatan, yaitu :
bahan tidak ditutup dengan baik, atau
ada gelembung udara yang terbentuk 1. Mengevaluasi kinerja nyata proses
di tepi wadah dengan bahan, terutama 2. Membandingkan kinerja nyata
bila garam dan bahan tidak benar- proses dengan tujuan
benar tercampur dengan baik. Khamir 3. Mengambil tindakan jika dijumpai
yang tumbuh tersebut memproduksi adanya penyimpanagn antara
pigmen berwarna merah. kinerja dengan tujuan.
Asinan sayuran yang menjadi lunak Kegiatan pengendalian mutu
disebabkan oleh terlalu sedikitnya dilakukan dengan urutan sistematis
garam yang ditambahkan, suhu yang yang disebut dengan siklus umpan
tinggi atau berhubungan langsung balik. Dalam bentuk yang paling
dengan bahan. Garam yang terlalu sederhana siklus ini dapat dilihat pada
sedikit menyebabkan asinan sayuran Gambar 1.1.
menjadi lunak karena garam tidak 1
Proses Pengukur Tujuan
mampu menyerap air dari dalam
bahan, dan menyebabkan timbulnya 2 3
bakteri yang tidak diinginkan. 5

Timbulnya lendir pada asinan sayuran Penindak


4
Penilai
pada umumnya disebabkan oleh
Gambar 1.1 Siklus Umpan Balik Pengendalian Mutu
Sumber: Dokumen penulis

16
Produk hasil Nabati

Dari gambar di atas dapat dijelaskan Tahapan pengujian bahan baku utama
urutan sistematis dari kegiatan meliputi pengambilan contoh,
pengendalian mutu. pengujian contoh, pelaporan hasil
1. Pengukur (instrumen, panca pengujian dan pengambilan
indera manusia) merefleksikan keputusan semuanya dilakukan oleh
kinerja nyata proses petugas pengawasan mutu kecuali
pengambilan keputusan dilakukan
2. Penilai memperoleh hasil kinerja
oleh kepala bagian produksi setelah
nyata proses dari pengukur
mendapat laporan dari petugas
3. Penilai memperoleh informasi pengawasan mutu.
tentang tujuan proses yang ingin
Contoh diambil secara acak. Jumlah
dicapai, selanjutnya penilai
contoh yang diambil biasanya satu
membandingkan kinerja nyata
atau dua buah dari setiap jenis bahan
dengan tujuan
baku yang akan diuji. Pengujian
4. Penilai memberikan masukan contoh dilakukan secara visual dan
kepada penindak tentang kondisi hasilnya dilaporkan secara kualitatif.
yang terjadi Pelaporan dilakukan secara lisan, bila
5. Penindak mengambil langkah- tak ada kesulitan terhadap contoh
langkah terhadap kondisi yang diuji bisanya dilakukan
penyimpangan yang terjadi dan pelaporan, petugas pengawasan mutu
memastikan bahwa kondisi proses dapat memutuskan sendiri.
kembali ke kinerja yang searah Pengambilan keputusan dilakukan
dengan tujuan proses. pimpinan produksi untuk keadan yang
Pengawasan Mutu Bahan Baku khusus, misalnya buah yang telah
dipesan dalam jumlah yang banyak
Sayuran memiliki sifat yang mudah
ternyata tidak memenuhi standar
rusak sesaat setelah sayuran dipanen
yang ditentukan oleh perusahaan,
terutama untuk sayuran yang memiliki
maka kepala bagian produksi
kadar air tinggi. Rusaknya sayuran
menyerahkan keputusan pada
ditimbulkan oleh berbagai faktor
pimpinan perusahaan. Pimpinan
misalnya kerusakan yang ditimbulkan
perusahaan dapat memutuskan
oleh pengaruh fisik dan mekanis,
dengan mempertimbangkan saran
khemis, biologis dan mikrobiologis.
dari kepala bagian produksi dan
Kerusakan tersebut dapat diperkecil
bagian pengawasan mutu.
jumlahnya bila ditangani dengan baik,
hal ini juga rendemen hasil akhir bila Bahan Baku Tambahan
sayuran akan mengalami perlakuan Asinan sayuran membutuhkan bahan
pengolahan. tambahan garam kristal yang putih
Bahan Baku Utama dan bersih. Garam sebelum
dipergunakan diperiksa terlebih
Bahan baku utama dalam pembuatan
dahulu yaitu diperiksa mengenai
asinan sayuran adalah kubis. Setelah
kebersihannya dan keputihannya. Bila
kubis dibeli langsung dibawa ke ruang
telah memenuhi persyaratan maka
penyiapan bahan baku. Di ruangan ini
garam dapat digunakan langsung.
buah diuji secara organoleptik untuk
Pekerjaan ini dilakukan oleh petugas
menentukan dapat tidaknya bahan
pengawasan mutu dan dinyatakan
dipergunakan dalam proses produksi.
secara kualitatif. Bahan tambahan lain
Pengujian meliputi warna, bentuk,
seperti bahan pengawet, dilakukan
berat serta kekerasan.

17
Produk hasil Nabati

pengujian dengan mengamati kondisi Kadar garam yang digunakan diukur


bahan apakah ada penyimpangan dari dengan alat salt meter. Proses
kondisi normal. fermentasi sebenarnya telah
Pengawasan Mutu Proses sempurna jika kadar asam telah
mencapai 1.5 persen. Suhu
Setelah melalui proses sortasi dan
fermentasi yang baik adalah antara
grading, daun kubis dikopek helai
21.1 – 23.9°C. Bila suhu di bawah
demi helai kemudian dibersihkan
15.6°C fermentasi akan berjalan
kembali untuk membuang kotoran
lambat. Jika di atas 27°C fermentasi
baik berupa tanah maupun kotoran
akan berjalan abnormal.
serangga yang melekat diantara sela-
sela daun. Standar tersebut harus STANDAR BAKU MUTU PROSES
mencakup tingkat kebersihan, bebas Standar proses pembuatan asinan
kotoran dan benda asing serta tingkat sayuran secara umum dapat dlihat
kebusukannya. Standar dinyatakan pada tabel berikut :
kualitatif dan pemeriksaan secara Jenis Proses
visual terhadap semua kubis yang ada. No Kondisi Standar
Kriteria Penilaian
Pengawasan mutu dapat dilakukan
oleh para pekerja setelah mendapat
Pengopekan, Pelayuan,
petunjuk dari petugas pengawasan 1
Pemerasan
mutu, sewaktu-waktu petugas a Keadan
Tidak cacat , Bersih, bebas benda asing/
kotoran , elastis
melakukan pengontrolan hasil para b Bentuk Lembaran mulus dan layu sempurna

pekerja. Pengawasan dapat dilakukan c Mutu Baik


oleh bagian produksi, petugas Fermentasi
2
pengawas mutu sewaktu-waktu
a Suhu 21.1-23.9oC
mengontrol. Pemeriksaan terhadap
layu daun kubis dapat diukur dengan b Waktu 3-7 Hari

cara sederhana dengan menggunakan c Komposisi Sesuai Resep

alat pengukur panjang (penggaris) -kadar asam 1.5 persen (%)

tingkat keregangan diukur, sehingga 3 Pengemasan


diperoleh nilai elastisitas yang
a Keaadan Plastik kosong Bersih tidak cacat
diharapkan.
b Keadaan Produk Bersih bebas benda asing
Pengawasan terhadap kegiatan
c Mutu Produk Standar pasar
Peremasan dapat dilihat dari hasil
d Warna Produk Sesuai standar Colour Guide
remasan daun kubis. Bilamana daun
Suhu Pengemasan
kubis tidak mengalami kerusakan e (Vaccum Pack) Min. 70oC

(robek, bolong-bolong dan patah), dan f Waktu 30 menit

garam menyerap kedalam jaringan Tabel 1.3. Standar Mutu Proses Pembuatan Asinan Sayuran

daun kubis dengan sempurna maka PENGAWASAN MUTU PRODUK


peremasan sudah sesuai dengan
standar yang telah ditentukan. Hasil dari pemeriksaan yang dilakukan
oleh petugas pengawasan mutu
Dalam pembuatan asinan sayuran dilaporkan secara tertulis. Pada
penambahan garam diberikan secara tingkat laboratorium dilakukan
bertahap yaitu pada saat proses pengujian mikrobiologi dan pengujian
peremasan 2,5 persen garam padat kimia.
dari berat kubis setelah layu, dan
dalam bentuk larutan sebanyak 2,5
persen.

18
Produk hasil Nabati

C. Produk Olahan Umbi-Umbian singkong dengan kandungan


1. Keripik Umbi pati tinggi dan kandungan
HCN rendah.Pati yang
Keripik merupakan salah satu
terkandung dalam bahan
makanan tradisional yang sudah lama
dasar untuk keripik memiliki
dikenal di berbagai daerah di
dua fraksi yang berbeda, yaitu
Indonesia. Keripik banyak dikonsumsi
faksi amilosa yang larut dan
masyarakat, baik dari kalangan bawah
fraksi amilopektin yang tidak
hingga atas. Makanan ini banyak
larut. Sifat pati apabila
diproduksi oleh masyarakat pedesaan
ditambahkan air dan
dengan menggunakan teknologi
dipanaskan pada suhu 55 -65C
sederhana. Dengan kemajuan ilmu
a k a n m e n g a l a m i
danteknologiyang terus
pembengkakan/pengembang
berkembang,keripik merupakan
an, sehingga granula pati
produk makanan yang diolah secara
mengalami perubahan sifat
pabrikasi dan teknik pembuatannya
yangdisebut proses
sangat sederhana,serta dapat
gelatinasi.Kandungan pati
dilakukan dimana saja dan oleh siapa
yang optimum pada bahan
saja dengan kualitas produk yang
dasar untuk pembuatan
memuaskan. Peluang produk keripik
keripik singkong berasal dari
di wilayah Indonesia maupun di
singkong yang baru dipanen
manca negara cukup bagus.
pada kondisi tua optimal.
Pengembangan produk keripik di
Untukmengetahui kandungan
Indonesia memiliki prospek yang
pati pada singkong dapat
bagus, hal ini ditunjang oleh adanya
dilakukan secara organoleptik,
bahan baku,seperti singkong, pisang,
yaitu dengan cara mengunyah
ubi yang relatif mudah diperoleh.
sepotong ubi yang masih
Jenis dan kenampakankeripik
mentah, bila rasanya pahit
bermacam-macam,masing-masing
biasanya singkong
memiliki cita rasa yang spesifik,
mengandung kadar pati yang
tergantung dari jenis bahan
tinggi. Cara ini juga dapat
dasar/bahan baku yang digunakan.
digunakan untuk mengetahui
Pemberian nama keripik biasanya
kadar racun dalam singkong
melekat dengan nama bahan dasar
(HCN/racun sianida), semakin
yang digunakan, sebagai contoh :
pahit rasanya berarti umbi
keripik pisang dari pisang, keripik
tersebut semakin banyak
singkong dari singkong dan keripik
mengandung racun sianida
kentang dari kentang.
(HCN). Singkong yang
Bahan baku/bahan dasar dan memiliki kadar HCN tinggi bila
proses yang digunakan dalam dipotong, maka warnanya
pembuatan keripik sangat akan berubah menjadi biru.
menentukan kualitas keripik yang Namun demikian kadar HCN
dihasilkan. dalam singkong dapat
1. Bahan baku/dasar dikurangi dengan cara
a. Singkong pengeringan, perendaman
dalam air, atau dengan cara
Untuk membuat keripik
pemanasan.
singkong maka dipilih jenis

19
Produk hasil Nabati

b. Kentang 2. Pemilihan bahan dasar/bahan


Jenis umbi kentang yang baik baku
untuk digunakan keripik Bahan hasil pertanian yang baru
kentang adalah kentang yang dipanen, biasanya memiliki
sudah tua panen, berukuran tingkat mutu yang tidak seragam.
besar dan mata tunasnya Untuk keperluan pengolahan,
sedikit. Untuk membuat bahan-bahan tersebut sebelum
keripik kentang sebaiknya diproses perlu disortasi atau
dipilih umbi kentang yang dipilah-pilah terlebih dahulu.
mengandung kadar pati tinggi Mutu keripik yang baik juga
karena dengan adanya pati, ditentukan oleh tingkat ketuaan
apabila digoreng keripik dan penampakkan bahan baku.
kentang akan mengembang. Tingkat ketuaan buah diukur
Pati merupakan homopolimer berdasarkan umurnya,dan
glukosa dengan ikatan penampakkan yang baik diperoleh
glikosidik. Jenis dan sifat pati dari penanganan pasca panen
sangat dipengaruhi oleh yang baik. Tanda-tanda buah
panjangnya rantai Carbon dan pisang sudah tua optimal
bentuk rantainya, yaitu lurus diantaranya: buah tampak berisi
atau bercabang. Pati memiliki dan bagian lingir (tepi) buah sudah
dua fraksi amilosa yang larut tidak kelihatan, warna kulit buah
dan fraksi amilopektin yang hijau tua atau hijau kekuningan;
tidak larut. dan tangkai di putik telah
c. Gula gugur/rontok. Buah pisang untuk
pembuatan keripik pisang, dipilih
Gula ditambahkanpada
yang masih mentah, tua optimal
pembuatan keripik pisang
dan belum masak. Pada kondisi
dan singkong bila dikehendaki
seperti ini kandungan gulanya
rasa keripik yang manis. Gula
rendah (rasanya tidak manis dan
yang digunakan dapat berupa
aromanya kurang kuat), memiliki
sukrosa (gula tebu) atau
tingkat ketuaan yang seragam,
kombinasi antara sukrosa
daging buah dalam kondisi baik
dengan beberapa produk
(tidak cacat/rusak),dan segar.
jagung. Gula dapat digunakan
Sangat dianjurkan untuk dipilih
dalam bentuk cair atau kering.
buah pisang dengan ukuran yang
Fungsi utama gula pada relatif seragam.
pembuatan keripik adalah
Singkong/ketela pohon/ubi kayu
untuk meningkatkan
(Manihot utilisima) merupakan
penerimaan konsumen
bahan baku yang sering diolah
terhadap keripik pisang,
menjadi keripik. Oleh karena itu,
singkong dan untuk
singkong yang digunakan untuk
menambah aneka rasa keripik.
pembuatan keripik singkong
Jumlah gula yang digunakan
adalah jenis singkong yang
berkisar antara 5-20%
mengandung kadar pati tinggi,
(tergantung dari tingkat
dagingnya pulen, umbi singkong
kemanisan yang dikehendaki).
dalam kondisi baik, segar dan bila
memungkinkan dipilih singkong

20
Produk hasil Nabati

dengan ukuran relatif seragam. (bukan stainless steel) bila terkena


Singkong yang baru dipanen air atau cairan ada kecenderungan
memiliki tingkat mutu yang tidak pisauakan berkarat. Pembentukan
seragam, oleh karena itu sebelum karat yang dihasilkan bisa
diproses(diolah)perlu disortasi menempel pada produk.
atau dipilih dandipisahkan Pada pembuatan keripik kentang,
singkong yang utuh/baik dari yang maka sebelum dilakukan
memar/luka/cacat/rusak. pengupasan kulit dianjurkan
Kerusakan umbi singkong yang untuk mencuci kentang terlebih
sering terjadi adalah kepoyoan, dahulu. Pencucian dimaksudkan
yaitu umbi berubah warna menjadi untuk menghilangkan tanah
kebiru-biruan. Umbi singkong sehingga akan menekan jumlah
yang baru dipanen dan dilepas kontaminan. Saat ini ada beberapa
dari tangkainya(batang) akan produsen tidak melakukan
tahan selama 4-5hari, sedangkan pengupasan kulit kentang, dengan
umbi singkong yang masih alasan untuk mempertahankan
menempel pada batangnya kandungan serat pada keripik
(belum dipisahkan) dapat tahan kentang.Serat memiliki
sampai 2minggu (tidak mengalami keuntungan bagi kesehatan
kepoyoan). karena membantu melancarkan
Pada pembuatan keripik kentang proses pencernaan.
maka kentang hendaknya dipilih 4. Pengecilan Ukuran
yang memiliki tingkat ketuaan,
Proses pengecilan ukuran pada
ukuran maupun bentuk yang
bahan yang akan diolah menjadi
relatif seragam. Pemilihan ini
keripik, dapat dilakukan dengan
dimaksudkan agar hasil keripik
cara memotong atau mengiris
yang didapat memiliki kualitas
bahan menjadi lebih kecil/tipis
yang bagus.
dengan ukuran ketebalan dan
3. P e n g u p a s a n K u l i t a t a u bentuk tertentu. Pengecilan
Pengkulitan ukuran bahan dapat dilakukan
Pengupasan kulit dilakukan dengan alat pemotong pisau
dengan menggunakan pisau atau (cutter) atau slicer. Keseragaman
peller stailless steel. Pengupasan bentuk dan ukuran ketebalan
kulit dimaksudkan untuk bahan sangat menentukan
membuang kulit bagian luar yang kualitas hasil. Hasil pengirisan
menempel sampai bersih, yang tidak seragam akan
sehingga tidak ada kulit yang menghasilkan keripik yang
tertinggal pada bahan. Kulit yang memiliki kematangan yang tidak
tertinggal pada bahan dapat seragampula. Apabila hal tersebut
mempengaruhi kualitas keripik terjadi maka keripik yang
pisang yang dihasilkan dan dapat dihasilkan akan mudah
menyebabkan kenampakkan melempem (tidak renyah). Irisan
keripik menjadi kurang menarik. pisang yang terlalu tebal dapat
Penggunaan pisau stainless steel menyulitkan proses
dalam pengupasan untuk penggorengan.
menghindari kontaminasi logam Tingkat kekeringan hasil
berbahaya pada produk. Pisau baja

21
Produk hasil Nabati

penggorengan biasanya menjadi ubi pada proses pembuatan


tidak merata, bahkan bahan keripik biasanya dilakukan pada
mengalami“case hardening”,yaitu bahan-bahan yang memiliki
bagian luar bahan kering dan struktur jaringan sel yang lemah
sedang bagian dalam masih seperti kentang. Pengerasan
basah.Sebaliknya, apabila ukuran jaringan dapat dilakukan dengan
ketebalan bahan diiris terlalu cara merendam dalam larutan
tipis, maka mudah mengalami CaCl2 atau CaCO3 dengan
kegosongan dan keripik yang konsentrasi 0,1%. Ca atau kalsium
dihasilkan menjadi rapuh atau yang terkandung dalam larutan
mudah hancur. CaCl2 0,1% atau CaCO3 dapat
5. Pencegahan Peristiwa Browning memperkokoh jaringan sel. Ca
akan bereaksi dengan pektin
Beberapa bahan untuk membuat
dalam bahan akan membentuk Ca-
keripik ada yang mudah
pektat. Terbentuknya Ca-pektat
mengalami browning, seperti
akan menyebabkan jaringan
kentang. Berdasarkan faktor
tanaman menjadi lebih kokoh
penyebabnya, browning
dibandingkan sebelumnya.
dikelompokkan menjadi dua,
Sehingga bila bahan digoreng
yaitu browning enzimatis dan
akan menghasilkan tekstur yang
browning non enzimatis.
renyah. Hasil pengecilan ukuran
Browning enzimatis terjadi
kemudian direndam dalam
karena adanya reaksi antara
larutan kapur (CaCO3) atau larutan
phenol atau poliphenol dengan
CaCl2 . Lama perendaman dalam
oksigen sehingga terjadi proses
larutan kapur (CaC03) selama 6 – 8
oksidasi. Oksidasi ini akan
jam atau larutan CaCl2 selama ± 30
semakin cepat dengan adanya
menit.Selama proses
enzim phenolase yang
perendaman diusahakan seluruh
terkandung dalam bahan. Jadi
permukaan an kapur (CaCO3) atau
enzim phenolase bertindak
larutan CaCl2
sebagai katalisator. Browning
enzimatis dapat dicegah dengan 7. Blanching
cara merendam bahan dalam air Blansing merupakan salah satu
atau dengan memberikan proses thermal. Blansing
perlakuan Blansing. Sedangkan dilakukan dengan memanaskan
browning non enzimatis, dapat bahan di bawah titik didih air
disebabkan oleh beberapa hal, selama 2-5menit.Tujuan Blansing
yaitu: reaksi gula reduksi dengan yaitu untuk menginaktifkan
asarn amino, destruksi asam atau enzim, mengurangi jumlah
karamelisasi gulaakibat suhu mikroba awal dan memperbaiki
tinggi. Untuk mencegah browning warna bahan. Blansing dapat
maka dapat dilakukan dengan dilakukan dengan dua cara yaitu:
merendam bahan dalam larutan deep Blansing dan steam Blansing.
natrium bisulfit 0,1 %, Deep Blansing dengan cara
perendaman dalam air bersih atau memasukkan bahan langsung ke
dalam larutan garam. dalam air mendidih selama 2-5
6. Pengerasan Jaringan Ubi menit. Steam Blansing dengan
cara mengukus atau memberikan
Pengerasan jaringan buah atau

22
Produk hasil Nabati

uap panas ke bahan. Pada bila kentang langsung dijemur


pembuatan keripik kentang tahap diatas nyiru atau rak pengering
blanching diperlukan untuk akan lengket atau sulit dilepas
menginaktifkan enzim. Pati setelah kentang tersebut kering.
memiliki dua fraksi amilosa yang Selama proses pengeringan
larut dan fraksi amilopektin yang sebaiknya dilakukan pernbalikan
tidak larut. Sifat pati bila ditambah setelah kentang setengah kering,
air dan dipanaskan pada suhu 55- hal ini untuk menghindari
65oCakanmengalami menempelnya antara kentang
pembengkakan/pengembangan. yang satu dengan lainnya. Hasil
Prosespengembangan/ pengeringan kentang yang baik
pembengkakan granula pati ditunjukkan dengan hasil
dapat terus terjadi hingga granula pengeringan berwarna kuning
pati pecah. Pada kondisi ini merata. kering merata, tidak ada
granula pati akan mengembang warna keripik mentah yang hitam
secara maksimal. Akibatnya maupun yang ditumbuhi jamur.
granula pati mengalami Hasil pengeringan dibiarkan
perubahan fisik yaitu tidak dapat sesaat untuk menurunkan suhu
kembali lagi pada kondisi sampai suhu mencapai suhu
semula,. perubahan pada pati kamar. Hasil pengeringan
ini disebut gelatinisasi. tersebut dapat dikemas dalam
keadaan mentah dengan berat
Setelah mengalami Blansing,
tertentu dan dapat disimpan
maka pati kentang akan
dalam waktu yang cukup lama
mengembang dan tergelatinisasi.
atau dipasarkan dalam keadaan
Proses ini dikehendaki untuk
mentah.
membuat keripik kentang rasa
mentega atau kenampakan 9. Penggorengan
keripik kentang menyerupai Proses pemasakan keripik yang
keripik gadung. Hasil memalui proses pengeringan
perendaman dalam larutan kapur dilakukan dengan cara
(CaC0 3 ) atau larutan CaCl 2 , menggoreng. Media penghantar
selanjutnya dicuci untuk panas yang digunakan adalah
menghilangkan sisa-sisa larutan minyak sayur/goreng.
kapur (CaC03) atau larutan CaCl2 Penggorengan dilakukan dengan
yang mungkin masih menempel menggunakan minyak panas
pada potongan irisan kentang. (biasanya ditandai dengan
8. Pengeringan hilangnya "pletikan" air dalam
minyak, tetapi tidak terbentuk
Kentang hasil blansing yang sudah
asap yang banyak). Penggorengan
ditiriskan, kemudian diatur satu
dihentikan apabila keripik mentah
per-satu secara berjajar(tidak
sudah mengembang, warna
saling menumpuk) di atas nyiru
kuning merata. Apabila keripik
atau rak pengering yang sudah
sudah masak maka keripik segera
diberi alas kain saring. Pemberian
diangkat dan ditiriskan sekaligus
alas kain saring ini akan
didinginkan. Untuk menghindari
memudahkan pengangkatan
keripik dengan kandungan minyak
kentang hasil pengeringan, sebab
tinggi (berminyak), maka dapat

23
Produk hasil Nabati

dilakukan dengan cara tidak bumbu), selama bahan dalam


menumpuk keripik yang baru proses penggorengan (dengan
diangkat dari penggorengan di menambahkan bumbu dalam
atas keripik yang sudah dingin. bentuk cair pada saat
Dalam pembuatan keripik pisang, penggorengan), dan pada bahan
setelah dilakukan pengupasan setelah digoreng (dengan
kulit maka pisang kemudian diiris menaburkan bumbu dalam
tipis. Irisan pisang lansung bentuk powder/bubuk ke seluruh
digoreng pada minyak panas. permukaan keripik). Setelah
Irisan pisang tidak perlu direndam keripik pisang diberi rasa sesuai
dalam air. Perendaman dalam air dengan yang diinginkan maka
akan menyebabkan sebagian air langkah selanjutnya adalah
masuk dalam jaringan pisang, mengemas produk. Pengemasan
sehingga waktu penggorengan dimaksudkan untuk
yang diperlukan lebih lama dan mempertahankan kualitas, daya
menghasilkan keripik pisang yang tahan dan memberikan
lebih keras dibandingkan dengan perlindungan produk keripik dari
tanpa perendaman. suhu kerusakan. Pengemasan dan
penggorengan yang digunakan penyimpanan sebaiknya
sangat bervariasi, tergantung dari dilakukan sesuai dengan
jenis dan sifat pati yang karakteristik produk berminyak,
terkandung dalam bahan dan yaitu kedap udara dan terhindar
kandungan air awal bahan. Media dari cahaya. Untuk itu dapat
penghantar panas yang digunakan bahan pengemas,
digunakan dalam penggorengan seperti plastik, gelas (stoples),
keripik adalah minyak agar kerenyahan keripik dapat
sayur/minyak goreng.Suhu untuk tetap terjaga.Penyimpanan
menggoreng keripik, biasanya keripik sebaiknya dilakukan pada
digunakan suhu sekitar 170 – tempat yang kering, dingin dan
200C. gelap (tidak terkena cahaya
secara langsung).Hal ini
Setelah dilakukan penggorengan,
dimaksudkan agar minyak yang
maka keripik didinginkan
terkandung di dalam keripik tidak
kemudian diberi bumbu atau
mudah tengik. Ketengikan terjadi
dikenal dengan istilah seasoning.
karena minya atau lemak yang
Untuk mendapatkan aneka rasa
terkandung di dalam keripik
keripik (rasa asin, manis, pedas,
teroksidasi bila terkena udara atau
rasa keju dan lain-lain) dapat
terpapar sinar matahari. Pada
ditambahkan bumbu-bumbu
produk yang sudah dikemas dan
sesuai dengan selera. Bumbu-
siap untuk dijual maka pada label
bumbu yang biasa digunakan
hendaknya dicantumkan hal-hal
dalam pembuatan keripik
sebagai berikut:
diantaranya adalah: garam, gula,
bawang putih, cabe, penyedap. a. Nama produk
Penambahan bumbu dapat b. Nama dan alamat produsen
dilakukan pada saat bahan c. Tanggal produksi atau
sebelum digoreng (dengan cara tanggal kadaluwarsa
merendam bahan dalam larutan
d Anjuran penyimpanan produk

24
Produk hasil Nabati

atau hal-hal lain yang dihidrolisa, sehingga dapat


e. Komposisi nutrisi (bila menyebabkan makanan
diperlukan) fermentasi lebih mudah dicerna
daripada bahan bakunya.
f. Komposisi bahan yang
digunakan Produk tape mempunyai cita rasa dan
aroma yang khas, yaitu gabungan
Faktor penentu mutu keripik
antara rasa manis, sedikit rasa asam
pisang terutama terletak pada
dan citarasa alkohol. Menurut jenis
tingkat kerenyahan dan
bahan bakunya dikenal berbagai jenis
penampakan. Keripik pisang yang
tape, yaitu tape ketan, tape ubi kayu,
bagus umumnya mempunyai
tape sorghum, dan brem yaitu air tape
tekstur renyah. Sedang
yang dikentalkan smapai padat.
penampakan secarakeseluruhan
(terutama warna) menarik dan Pada dasarnya pembuatan tape dibagi
memiliki ukuran ketebalan dan menjadi dua bagian, yaitu pembuatan
bentuk seragam. Rasa keripik starter dan pembuatan tape itu
pisang sangat spesifik, sendiri. Starter untuk pembuatan tape
tergantung dari jenis pisang yang atau dikenal nama ragi tape dapat
digunakan sebagai bahan dasar. dibuat dengan bahan baku beras atau
tepung beras, dicampur dengan
2. Tape
beberapa rempah- rempah seperti
Tape adalah produk makanan bawang putih, lada lengkuas dan jeruk
fermentasi yang berbentuk pasta nipis. Cara pembuatannya adalah
atau kompak tergantung dari jenis dengan menumbuk bawang putih
bahan bakunya. Tape dibuat dengan bersama lada dan beras yang telah
menggunakan starter atau inokulum direndam selama 8 jam. Banyaknya
yang terdiri dari campuran mikroba. jenis dan jumlah rempah sangat
Produk tape ini sudah dikenal dari beragam. Rempah-rempah tersebut
sejak jaman dahulu,karena digunakan sebagai pembangkit
merupakan makanan tradional yang aroma dan untuk menghambat
banyak disukai oleh masyarakat, mikroba yang tidak diinginkan atau
malahan saat ini produk tape untuk menstimulir mikroba yang
merupakan ciri khas daerah, misalnya diiinginkan. Rempah dan tepung
di Jawa Barat terkenal dengan beras tersebut dijadikan adonan yang
sebutan “Peuyeum Bandung”, Tape cukup kentalatau kalis dan lembek,
Muntilan, dan lain-lain. kemudian dicetak berbentuk bulat
Makanan yang diolah melalui pipih, yang selanjutnya dibiarkan
fermentasi memiliki kelebihan, selama 2hari untuk kemudian
diantaranya adalah : dikeringkan dengan cara dijemur
a. Dapat memberikan rasa yang lebih selama 1 – 4 hari, atau dikeringkan
enak daripada bahan bakunya. dengan oven pada suhu 40 – 45ºC.
Ragi ini yang dikenal dengan ragi
b. Sebagai sumber protein yang
pasar.
bernilai biologis tinggi.
Cara pembuatan tape ubi kayu yang
c. Sumber vitamin.
dilakukan oleh masyarakat umum
d. Menambah daya cerna, di mana adalah sebagai berikut : ubi kayu
pada waktu fermentasi dikupas, dicuci dan dikukus selama
karbohidrat, protein, dan lipida lebih kurang 30 menit dan setelah

25
Produk hasil Nabati

dingin ditaburi dengan bubukan ragi 3. Pembentukan harus rapih, bentuknya


sebanyak 1 gram untuk 1 kilogram seragam, dan cepat
bahan. Selain dari ubi kayu segar, tape 4. Peletakkan di atas loyang harus rapih
dapat juga dibuat dari gaplek. dan tidak berdekatan supaya tidak
Lamanya pengukusan dipengaruhi lengket atau menyatu dengan adonan
oleh jumlah bahan yang akan dikukus lain
dan juga tekstur dari produk dari
5. Olesan untuk atas roti harus rata
produk yang nantinya diinginkan.
supaya didapatkan warna yang selaras
Fermentasi dilakukan pada keranjang dan menarik.
bambu yang diberi alas daun pisang
6. Pemanggangan roti harus sesuai
dan dilakukan pada suhu ruang
prosedur.
selama 2-3 hari. Selain menggunakan
wadah keranjang bambu, fermentasi 7. Untuk pengisian cream atau vla roti
dapat juga dilakukan dengan dalam keadaan dingin.
menggantungkan ubi pada para-para 8. Pada saat pengemasan roti harus
yang dikenal sebagai tape gantung. benar-benar sudah dingin supaya
Lama pengukusan dan lama tidak cepat basi.
fermentasi sangat dipengaruhi oleh Titik pengendalian untuk memastikan
kebiasaan masyarakat setempat. bahwa kinerja proses berada pada
Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tape kendali sesuai dengan spesifikasi.
ubi kayu yang sangat disukai adalah Cara memantau titik pengendalian dalam
tape yang agak lembek dan di Jawa proses produksi industri roti :
Barat lebih disukai tape yang kering
1. Penimbangan:
dan agak keras..
Proses penimbangan harus dilakukan
D. Produk Olahan Serealia
dengan teliti untuk menghindari
Menurut Salman, 2018 proses produksi kegagalan dalam membuat adonan.
agar dapat berjalan dengan baik maka
2. Pencampuran dan pengadukan:
perlu pengendalian proses dan salah
Pencampuran dan pengadukan dalam
satunya dengan penilaian mutu pada
membuat adonan dilakukan sesuai
setiap tahap produksi terhadap hasilnya
prosedur, dan proses pengadukan
untuk dapat melanjutkan pada proses
dihentikan apabila adonan sudah
selanjutnya. Pada tahap pengawasan
kalis, dengan cara menarik adonan
mutu proses produksi, pengawasan
sampai tipis.
dilakukan secara menyeluruh oleh
karyawan yang bertanggung jawab pada 3 Fermentasi :
penanganan masing-masing proses Fermentasi dilakukan sampai adonan
produksi. Proses pengawasan ini mengembang dua kali dari volume
dilakukan mulai dari proses penimbangan sebelum difermentasi. Pada
sampai diperoleh produk jadi dan fermentasi terakhir pada proofer,
pengemasan. adonan siap dipanggang apabila
Pengawasan mutu untuk proses produksi volume sudah dua kalinya dan bagian
antara lain : bawah adonan sudah tidak lengket
lagi.
1. Penimbangan bahan baku harus tepat,
teliti, dan cepat. 4. Pemanggangan:
2. Pencampuran dilakukan sesuai Proses pemangganggan dilakukan
prosedur. bila oven sudah siap dan panas

26
Produk hasil Nabati

sesuai suhu yang diinginkan, baru a. Adonan lembek karena


loyang berisi adonan dimasukkan ke terlalu banyak air, diperbaiki
dalam oven. Pemanggangan diakhiri dengan menambah terigu
apabila roti sudah berwarna sedikit-sedikit sampai
kecoklatan, tidak pucat dan tidak konsistensi adonan sesuai
hangus. persyaratan.
Titik pengendalian dalam proses b. Adonan lengket karena
produksi roti adalah : terlalu banyak gula,
1. Pengukuran atau penimbangan diperbaiki dengan
bahan menambah sedikit ragi dan
terigu, sampai konsistensi
Pengukuran dan penimbangan
adonan sesuai persyaratan.
bahan harus tepat, teliti dan
cepat agar sesuai dengan resep 3. Pengembangan/Fermentasi awal
yang telah tentukan. Proses Pada proses ini terjadi reaksi
penimbangan harus dilakukan antara gula dan ragi sehingga
dengan benar agar tidak terjadi terbentuk gas CO2, alkohol, dan
kesalahan dalam penggunaan asam-asam organik yang
jumlah bahan. menimbulkan bau yang khas.
2. Pencampuran Gas CO2 akan terlihat dengan
Titik kritis proses pencampuran tanda adonan yang
bahan adonan (Anonim, 2014): mengembang; alkohol dan asam-
asam organik ditandai dengan
a. G a r a m p a d a p r o s e s
bau yang khas.
pencampuran bahan adonan
garam tidak boleh dicampur Karbohidrat yang mengalami
langsung bersama dengan proses peragian terdiri dari
ragi karena akan tepung, pati, dan gula pasir.
menghambat aktivitas ragi Apabila dalam resep digunakan
dalam proses fermentasi. gula biang, maka gula ini tidak
akan mengalami proses peragian
b. Lama waktu pencampuran
karena gula biang tidak termasuk
Waktu pengadukan yang
kelompok karbohidrat.
terlalu lama akan merusak
gluten sehingga kurang 4. Pembagian dan penimbangan
optimal dalam menahan gas adonan (Deviding).
dan pengembangan roti tidak Untuk mendapatkan bentuk roti
sempurna. yang besarnya seragam, perlu
c. Suhu air dilakukan proses pembagian dan
penimbangan adonan. Proses ini
Suhu air yang digunakan
dapat dilakukan dengan alat
dalam proses pencampuran
dough devider, atau secara
akan mempengaruhi suhu
manual dengan cara dipotong-
adonan yang terbentuk. Suhu
potong dan ditimbang. Proses
adonan yang tinggi membuat
penimbangan harus dilakukan
proses fermentasi sulit
dengan cepat karena proses
dikendalikan.
fermentasi tetap berjalan
Kesalahan dalam pencampuran (Anomim 3 , 2007).
dapat terjadi karena:

27
Produk hasil Nabati

5. Pembulatan adonan (Rounding). mencapai volume optimum.


Fungsinya adalah : Sebelum dibakar atau digoreng,
adonan dikembangkan sampai
a. untuk membentuk lapisan
maksimal agar didapatkan
film yang tipis pada
produk yang baik. Suhu yang
permukaan yang dapat
dipakai adalah 35-44C,
menahan gas yang dihasilkan
kelembaban 80–85%, dan waktu
dari peragian
sekitar 45-60 menit untuk roti
b. m e m b e r i b e n t u k a g a r manis dan roti tawar.
memudahkan dalam
10. Pemangganggan
pengerjaan selanjutnya.
Pemanggangan merupakan
6. P e n g e m b a n g a n s i n g k a t
proses pematangan adonan
(Intermediate Proof).
menjadi roti yang dapat dicerna
Intermediate proof adalah tahap oleh tubuh dan menimbulkan
pengistirahatan adonan untuk aroma yang khas. Pemanggangan
beberapa saat pada suhu 35- merupakan aspek yang kritis dari
36°C dengan kelembaban 80- urutan proses untuk
83% selama 10-15 menit. menghasilkan roti yang
Langkah tersebut dilakukan berkualitas tinggi. Volume roti
untuk memepermudah adonan akan bertambah pada saat masuk
diroll dengan roll pin dan oven sampai 5 menit kemudian,
digulung. sampai ragi dimatikan oleh panas
7. P e m b e n t u k a n A d o n a n pada suhu 65C. Karamelisasi
(Moulding). mulai terbentuk secara perlahan-
Memberi bentuk pada adonan lahan. Suhu pembakaran
sesuai dengan jenis produk yang tergantung pada jenis roti atau
ingin dihasilkan. Roti manis produk yang diinginkan. Sebagai
dapat diisi dan dibentuk dengan contoh, untuk roti tawar
berbagai macam bentuk dan isi, pembakaran dilakukan pada suhu
sedangkan untuk donat dibentuk 200C selama 30 – 45 menit,
bundar dengan lubang sedangkan roti manis pada suhu
ditengahnya. 170 – 180C selama 15 menit.
Pemanggangan terlalu lama
8. Peletakan adonan dalam cetakan
dapat menyebabkan kekerasan
(Panning)
dan penampakan yang tidak baik.
Adonan yang sudah digulung
11. Pendinginan
dimasukkan ke dalam cetakan
dengan cara bagian lipatan Pendinginan ini secara normal
diletakkan di bawah agar lipatan memakan waktu 1 jam dan lebih
tidak lepas yang mengakibatkan singkat jika menggunakan alat
bentuk roti tidak baik. Jarak antar bantu berupa fan atau alat
roti minimal 3 jari. lainnya. Kalau roti (misal roti
tawar) akan dipotong, sebaiknya
9. Fermentasi akhir
suhu roti antara 32 - 49C, agar
Pengembangan akhir/Final remah roti tidak rusak.
proofing merupakan tahap
12. Pengemasan
fermentasi akhir sehingga terjadi
pengembangan adonan yang Pengemasan memegang peranan

28
Produk hasil Nabati

penting dalam pengawetan dan adalah margarine yang masih


mempertahankan mutu bahan layak konsumsi, tidak tengik dan
hasil pertanian. Adanya wadah tidak berjamur. Susu yang
atau pembungkus dapat digunakan harus yang masih
membantu mencegah atau segar dan belum masa expired
mengurangi kerusakan, date. Apabila susu bubuk yang
melindungi bahan pangan yang digunakan, susu belum
ada didalamnya, melindungi dari menggumpal dan tidak tengik.
bahaya pencemaran serta Gula yang digunakan harus yang
gangguan fisik (gesekan, berwarna putih dan tidak ada
benturan, getaran). benda asing. Ragi yang
Cara pengoperasian proses produksi. digunakan harus yang masih
aktif. Garam yang digunakan
13. Seleksi bahan
harus bersih dan kering.
Bahan baku merupakan faktor
14. Penimbangan Bahan
yang menentukan dalam proses
produksi atau pembuatan bahan Semua bahan ditimbang sesuai
makanan. Jika bahan baku yang dengan formula yang sudah
digunakan mutunya baik maka ditetapkan oleh perusahaan.
diharapkan produk yang Proses penimbangan harus
dihasilkan juga berkualitas. dilakukan dengan benar agar
Evaluasi mutu dilakukan untuk tidak terjadi kesalahan dalam
menjaga agar bahan yang penggunaan jumlah bahan.
digunakan dapat sesuai dengan Dalam pemilihan timbangan juga
syarat mutu yang telah harus disesuaikan dengan bahan
ditetapkan oleh perusahaan. yang akan ditimbang. Untuk
Tepung terigu yang bahan seperti tepung, margarine,
dipergunakan tepung yang gula, dan telur menggunakan
berprotein tinggi dan sedang, timbangan besar, sedangkan
tepung terigu yang digunakan untuk bahan seperti, garam, ragi,
tidak apek, tidak ada benda asing dan bahan pengembang
di dalamnya, warna terigu putih, menggunakan timbangan kecil.
dan tidak menggumpal. Air yang Untuk mendapatkan kualitas
digunakan yaitu air bersih yang baik maka penimbangan
dengan standar air minum, yang dilakukan dengan teliti.
sudah didinginkan dan harus 15. Pengadukan atau Pencampuran
bersih, tidak berbau dan tidak (Mixing)
berwarna. Telur yang digunakan Mixing berfungsi mencampur
harus yang masih bagus, untuk secara homogen semua bahan,
mengetahui telur masih bagus mendapatkan hidrasi yang
atau tidak adalah dengan cara sempurna pada karbohidrat dan
memasukkannya ke dalam air, protein, membentuk dan
apabila telur masih terendam di melunakkan gluten, serta
dalam air maka telur masih dalam menahan gas pada gluten (gas
kondisi baik. Dan apabila telur retention). Pada proses
ternyata mengambang maka pencampuran bahan adonan
kondisi telur telah jelek. tahap pertama adalah
Margarine yang digunakan

29
Produk hasil Nabati

mencampurkan semua bahan akan menghasilkan adonan yang


kering kecuali garam yaitu tepung keras dan tidak kompak,
terigu, ragi, gula dan susu bubuk. sedangkan pengadukan yang
Garam tidak dicampur sangat cepat mengakibatkan
berbarengan dengan ragi karena adonan tidak tercampur rata dan
akan menghambat aktivitas ragi lengket.
dalam proses fermentasi. 16. Peragian (Fermentasi)
Pencampuran yang kedua adalah
Fungsi ragi (yeast) dalam
air, garam dan telur. Pencampuran
pembuatan roti adalah untuk
yang terakhir adalah penambahan
proses aerasi adonan dengan
margarin.
mengubah gula menjadi gas
Tahapan dalam proses karbondioksida, sehingga
pencampuran: m e m a t a n g k a n d a n
a. pick up , bahan tercampur mengempukkan gluten dalam
rata, belum kalis. adonan. Kondisi dari gluten ini
b. clean up , bahan tercampur akan memungkinkan untuk
rata dan hampir kalis. mengembangkan gas secara
merata dan menahannya,
c. final , bahan sudah kalis.
membentuk cita rasa akibat
d. let down , bahan terlalu lama terjadinya proses fermentasi.
diuleni, lepas air dari adonan. Suhu ruangan 35°C dan
e. break down , air dan adonan kelembaban udara 75%
terpisah. merupakan kondisi yang ideal
Tujuan mixing adalah untuk dalam proses fermentasi adonan
membuat dan mengembangkan roti. Semakin panas suhu
daya rekat. Mixing harus ruangan, semakin cepat proses
berlangsung hingga tercapai fermentasi dalam adonan roti.
perkembangan optimal dari Sebaliknya, semakin rendah suhu
gluten dan penyerapan airnya. ruangan semakin lama proses
Dengan demikian, pengadukan fermentasi. Selama peragian,
adonan roti harus sampai kalis. adonan menjadi lebih besar dan
Pada kondisi tersebut gluten ringan.
baru terbentuk secara maksimal. Fermentasi dilakukan dengan
Adapun yang dimaksud dengan dua tahap yaitu yang pertama
kalis adalah pencapaian fermentasi I yaitu fermentasi
pengadukan maksimum yang setelah pencampuran atau
sehingga terbentuk permukaan pengadukan diistirahatkan
film pada adonan. Tanda-tanda selama 20-30 menit supaya
adonan roti telah kalis adalah jika adonan yaang belum dipotong
adonan tidak lagi menempel di tersebut mengembang. Yang
wadah atau di tangan atau saat kedua yaitu fermentasi II,
adonan dilebarkan akan fermentasi yang dilakukan
terbentuk lapisan tipis yang setelah proses pemotongan
elastis. Kunci pokok dalam adonan yang difermentasi
pengadukan adalah waktu yang pertama lalu ditimbang dan
digunakan harus tepat karena didiamkan kembali selama ± 5-10
jika pengadukkan terlalu lama menit supaya adonan

30
Produk hasil Nabati

mengembang dua kali lipat dari sedikit minyak supaya tidak


sebelumnya. lengket dan adonan tidak rusak.
17. Pemotongan dan Penimbangan 19. P e n g e m b a n g a n S i n g k a t
Adonan (Deviding) (Intermediate Proof)
Untuk keseragaman ukuran, Intermediate Proof adalah tahap
perlu dilakukan pemotongan dan pengistirahatan adonan untuk
penimbangan adonan agar beberapa saat pada suhu 35-36°C
adonan yang akan dibentuk dengan kelembaban 80-83%
mempunyai berat yang sama. selama 6-10 menit. Langkah
Proses pemotongan dan tersebut dilakukan untuk
penimbangan dapat dilakukan mempermudah adonan diroll
dengan alat dough devider, yang dengan rollan dan digulung.
akan memotong adonan menjadi Proses final proofing selesai
36 potong dengan berat yang dengan ditandai dengan adonan
relatif sama; atau secara manual yang difermentasi mengembang
dengan cara memotong dan dua kali lipat dari sebelumnya,
menimbang dengan berat yang atau bisa dihitung ± 5-8 menit.
sama. Proses pemotongan dan 20. Pembentukan adonan (Moulding)
penimbangan harus dilakukan
Tahap pembentukan adonan
dengan cepat karena proses
dilakukan dengan cara adonan
fermentasi tetap berjalan.
yang telah diistirahatkan digiling
18. Pembulatan Adonan (Rounding) menggunakan roll pin, kemudian
Tujuan pembulatan adonan diisi dengan isian sesuai
adalah untuk mendapatkan kebutuhan jenis roti dan digulung
permukaan yang halus dan sampai isian tertutup oleh
membentuk kembali struktur adonan. Pada saat penggilingan,
gluten. Setelah istirahat singkat gas yang ada di dalam adonan
lagi, adonan dibentuk sesuai akan keluar dan adonan
dengan yang dikehendaki atau mencapai ketebalan yang
diisi dengan selai atau isian diinginkan sehingga mudah
sesuai dengan kebutuhan. untuk digulung dan dibentuk.
Adonan harus diambil dengan Dalam pembentukan adonan,
hati-hati, karena jika adonan adonan yang telah dibulatkan
terlalu ditekan maka kulitnya tadi kemudian dibalik, bagian
akan menjadi tidak seragam dan yang halus di bawah, dan di roll
pecah. supaya udara atau gas yang ada
Pembulatan adonan dilakukan di dalamnya hilang dan mudah
dengan cara membulatkan dibentuk. Pembentukan untuk
adonan dengan tangan tetapi beberapa jenis roti perlu di roll
jangan terlalu lama karena dulu, tapi ada juga beberapa roti
apabila terlalu lama adonan akan yang tidak perlu diroll tetapi
menjadi kecil dan rusak. adonan yang berbentuk bulat
Pembulatan adonan ± 5-6 detik. langsung diisi. Untuk jenis roti
Dan sebelum melakukan yang tidak perlu di roll terlebih
pembulatan adonan sebaiknya dahulu karena isiannya
tangan dan meja diolesi dengan berbentuk cair sehingga

31
Produk hasil Nabati

pengisiannya secara langsung Ini akan menghasilkan


dan adonan langsung ditutup lagi kelembaban yang tinggi dalam
dan dikunci bagian bawah. oven yang akan menjaga kulit
21. P e l e t a k k a n A d o n a n D a l a m tetap basah, sehingga oven proof
Loyang (Panning) lebih baik dan pengembangan
volume roti tercapai. Pada proses
Adonan yang sudah dibentuk
pemanggangan roti memiliki
selanjutnya disimpan pada
suhu dan waktu yang berbeda,
loyang dan disusun dengan rapi
seringkali dipanggang pada suhu
dan jaraknya diatur supaya tidak
190°C selama 5-15 menit namun
menempel dengan adonan yang
semua tetap tergantung jenisnya.
lain saat diproofing. Dalam satu
loyang rata-rata ada 9 atau 12 23. Pendinginan
adonan sesuai dengan jenis Proses pendinginan roti setelah
rotinya, atau lebih bila adonan keluar dari oven mempunyai titik
kecil-kecil. Setiap lipatan pada kritikal, yang mana pada proses
adonan yang sudah dibentuk pendinginan tersebut
sebaiknya diletakkan di bawah menentukan daya tahan roti pada
supaya lipatan tersebut tidak rak – rak penjualan serta
terbuka dan akan lebih terlihat menentukan kualitas dari irisan
rapih, beri jarak sekitar 2-3 jari. roti.
Selanjutnya, adonan didiamkan Roti harus didinginkan dengan
dalam mesin proofer selama 30- cara yang benar karena dua
45 menit atau apabila adonan alasan yaitu saat diiris suhu
sudah mengembang dua kali lipat bagian tengah roti harus lebih
dan bagian bawah sudah tidak rendah dari 35°C, jika tidak maka
kengket lagi, itu tandanya sudah irisan akan menempel kembali,
selesai. Sebelum dimasukkan ke dan untuk menghindari
dalam oven adonan dioles kontaminasi mikrobiologi karena
dengan kuning telur supaya roti yang pendinginannya
warnanya lebih mengkilat dan memakai angin dari udara
didekor sesuai dengan terbuka akan mudah berjamur
kebutuhan untuk membedakan (Mita, 2011). Pendinginan dapat
jenis isian roti tersebut. dilakukan dengan cara
22. Pembakaran (Baking) meletakkan roti pada tray/rak
Setelah dibentuk sesuai yang yang kemudian disemburkan
dibutuhkan dan dikembangkan udara sejuk dengan kipas angin
secara optimal, adonan siap walaupun terdapat resiko roti
dipanggang di dalam oven. Ada akan cepat berjamur karena
dua cara memanggang roti, yaitu ditumbuhi mikroba namun ini
dengan uap dan tanpa uap, efektif untuk menjadikan roti
tergantung dari jenis roti yang agar cepat dingin, atau dibiarkan
dibuat. Untuk beberapa jenis roti, dingin pada rak pendinginan.
dilakukan memanggang dengan
uap karena akan lebih baik, atau 24. Pengemasan
memang perlu untuk
Pengemasan merupakan suatu
memberikan uap di dalam oven.
cara atau perlakuan pengamanan

32
Produk hasil Nabati

terhadap makanan/bahan jenis-jenis kedele tersebut,


pangan, agara makanan atau kedele warna kuning lebih
bahan pangan baik yang belum mudah didapat. Kedele
diolah maupun yang telah kuning memiliki ciri apabila
mengalami pengolahan, dapat dipotong melintang
sampai ke tangan konsumen memperlihatkan warna
dalam keadaan baik secara kuning pada irisan keping
kualitas maupun kuantitas. bijinya.
Pengemasan memegang peranan Untuk mendapatkan produk
penting dalam pengawetan dan olahan dengan mutu baik,
mempertahankan mutu bahan perlu diperhatikan syarat
hasil pertanian. Adanya wadah mutu bahan baku yang
atau pembungkus dapat digunakan. Beberapa
membantu mencegah atau persyaratan penting yang
mengurangi kerusakan, perlu diperhatikan, yaitu:
melindungi bahan pangan yang
a. Biji dalam kondisi bersih,
ada didalamnya, melindungi dari
yaitu bebas dari sisa
bahaya pencemaran serta
tanaman (kulit polong,
gangguan fisik (gesekan,
potongan batang atau
benturan, getaran).
ranting), batu kerikil,
E. Produk Olahan Kacang-Kacangan tanah atau tercampur
Untuk menghasilkan produk yang baik dan dengan biji-bijian lain
memenuhi standar kualitas diperlukan b. Biji kedele tidak luka atau
bahan-bahan yang baik serta memenuhi bebas serangan hama
standar kualitas tertentu pula. Kualitas dan penyakit
setiap bahan tergantung dari jenisnya dan
c. Biji kedele tidak memar
dapat diidentifikasi dari warna,
atau rusak.
kenampakan, dan derajat-derajat tertentu.
d. Kulit tidak keriput atau
Dalam memilih bahan harus dilakukan
kedele dalam kondisi tua
dengan cermat, karena pemakaian bahan
optimal
yang tidak baik akan menghasilkan produk
yang tidak sesuai dengan keinginan. Sumber:Anonim (1996). Daftar Komposisi
Disamping itu bahan yang telah dipilih Bahan Makanan. Direktorat Gizi
harus ditangani dengan baik agar
kulitasnya tetap terjaga. Komoditas (jenis bahan hasil pertanian)
No Kandungan
1. PemilihanBahan Baku Kacang Kering
Kacang tanah
sangrai tanpa
Kacang Hijau

a. Kedelai 1 Kalori (kal) 331 559 343

Biji kedele yang kulitnya 2 Protein (g) 34,9 26,9 22,2

berwarna kuning, putih atau


3 Lemak (g) 18,1 44,2 1,2
hijau pada prinsipnya dapat
digunakan untuk membuat 4 Karbohidrat (g) 34,8 2,6 62,9

kecap, susu kedelai, tahu dan 5 Kalsium (mg) 227 74 125

tempe sedangkan kedele 6 Fosfor (mg) 585 393 (320)


berwarna hitam lebih cocok
7 Besi (mg) 8,0 1,9 6,7
digunakan untuk proses
pembuatan kecap. Diantara 8 Nilai vit.A (S.I) 110 0 157

33
Produk hasil Nabati

9 Vitamin B1 1,07 0,30 0,64 perlu diperhatikan karena akan


berpengaruh terhadap kualitas
10 Vitamin C - 0 6
produk yang akan dihasilkan dan
11 Air 7,5 2,6 10,0 kesehatan konsumen yang
Tabel 1.4. Nilai gizi kacang kedelai dibandingkan dengan bersangkutan. Secara umum dalam
kacang tanah dan kacang hijau
industri pengolahan dan
Departemen Kesehatan RI. Penerbit Bhratara- pengawetan bahan makanan dan
Jakarta. minuman ditetapkan beberapa
peraturan antara lain standart
b. Air kualitas air dan bahan tambahan
Air merupakan salah satu bahan kimia yang diizinkan.
yang terpenting di dalam Bahan bantu ditambahkan pada
pengolahan kedele menjadi susu kedelai untuk memberi rasa,
kecap, susu kedelai, tahu dan aroma dan keampakan yang lebih
tempe. Air mempunyai peran baik. Bahan bantu yang dapat
sebagai pencuvi, media digunakan adalah :
perendaman, ekstraksi,
pengencer dan penyebar panas. a. Gula
Jenis-jenis air yang ada, Gula yang digunakan
hendaknya dipilih gula yang
1) Air sangat lunak dan air lunak, berwarna putih, halus, tidak
yaitu air yang tidak atau menggumpal
sedikit sekali mengandung
mineral. Contoh air ini adalah b. Bahan Pemberi Aroma
akuades. Bahan pemberi aroma dapat
2) Air sedang, yaitu air yang dikelompokkan menjadi dua
mengandung cukup garam yaitu: bahan alami dan buatan.
mineral. Air ini paling cocok Bahan pemberi aroma alami
digunakan dalam pengolahan misalnya: jahe, daun pandan,
kedelai. Contoh air ini adalah daun sereh dan
air sumur. lain-lain. Sedangkan bahan
3) Air sadah, yaitu air yang pemberi aroma buatan yaitu
mengandung garam mineral aneka macam essen (mocca,
dalam jumlah besar yang strawbery dan lain-lain)
dapat menyebabkan 2. Seleksi atau Pemilihan Bahan
terjadinya penggumpalan a. Bahan yang digunakan untuk
protein. membuat susu kedelai harus
4) Air sangat keras, yaitu air bahan dengan mutu atau kualitas
yang mengandung garam- yang baik agar didapat mutu atau
garam alkali sangat tinggi, kualitas susu kedelai yang baik
dan air jenis ini tidak baik pula.
untuk pembuatan susu b. Pilihlah kedelai yang masih baik,
kedelai. kering, bersih dan tidak berbau
c. BAHAN BANTU apek.
Pada produksi susu kedelai c. A i r y a n g d i g u n a k a n h a r u s
penggunaan bahan-bahan memenuhi standar kualitas air
pendukung dan bahan tambahan minum.

34
Produk hasil Nabati

d. Gunakan pula bahan-bahan lain melakukan perebusan dan ekstraksi


yang kondisinya masih baik kemudian dilakukan proses
3. Penimbangan pasteurisasi.
a. B a h a n y a n g a k a n d i p a k a i Biji-biji kedelai yang telah direndam
diusahakan selalu ditimbang ditambah dengan air panas, lalu
dengan benar untuk menjaga dimasukkan ke ke dalam alat
mutu produk akhir. penggiling. Untuk 1 bagian kedelai
ditambah dengan 3 bagian air panas.
b. H i n d a r i p e m a k a i a n s e n d o k
Tujuan penggilingan ini untuk
ataupun gelas/cangkir sebagai
menghancurkan biji kedelai sehingga
alat ukur.
diperoleh bubur kedelai, sehingga
c. Penggunaan bahan tambahan meningkatkan hasil ekstraksi susu
makanan ditimbang dengan teliti kedelai. Tingkat kehalusan bubur
menurut dosis yang disyaratkan kedelai dapat diatur dengan mengatur
4. Pembersihan/sortasi jarak lempengan batu pada mesin
Pada umumnya biji kedelai yang dibeli p enggiling. Sedangkan tujuan
masih tercampur dengan bahan- p enambahan air panas untuk
bahan lain lain yang tidak diinginkan, menginaktifkan enzim lipoksigenase
untuk itu biji-biji kedelai tersebut d a l a m k e d e l ai yang dapat
perlu dibersihkan, dipisahkan dengan menyebabkan bau langu serta
bahan-bahan yang tidak dipakai mempercepat kelarutan protein
seperti kulit polong, sisa batang, batu dalam air.
dn lainnya agar nantinya diperoleh Susu kedelai yang dihasilkan
kedelaibermutu baik. Caranya biji-biji kemudian dapat ditambahkan gula
kedelai diletakaan pada tampah memberikan rasa manis serta dapat
kemudian ditampi. ditambahkan bahan untuk
5. Pencucian meningkatkan flavor misalnya
rempah-rempah, essence dll.
Biji-biji kedelai dimasukkan ke dalam
ember/baskom berisi air atau bak S usu kedelai perlu dilakukan
pencucian, lebih baik lagi pada air pasteurisasi untuk mencegah
yang mengalir. Dengan pencucian ini, penularan penyakit, mencegah
kotoran-kotoran yang melekat kerusakan karena mikroorganisme
maupun tecampur diantara biji dapat dan enzim. Ada 2 cara pasteurisasi
hilang. yang umum dikenal yaitu LTLT (low
temperature long time) dengan
6. Perendaman
menggunakann suhu 65 C selama
Setelah dicuci bersih, kedelai 30 menit dan HTST (high
direndam dalam ember atau baskom temperature short time) yang
berisi air selama sekitar 6 - 10 jam. menggunakan suhu 71,7 C selama 15
Dengan perendaman ini, kedelai akan detik.
menyerap air sehingga lebih lunak
Lakukan praktik sesuai perintah guru
dan jumlah air yang dipakai untuk
Anda, dengan instruksi kerja yang
merendam sekitar 3 kali berat kedelai.
sudah tersedia secara berkelompok !
7. Proses Pembuatan Susu Kedelai
Bagi semua peserta didik menjadi 8
Prinsip pembuatan susu kedelai kelompok !
adalah menghacurkan kedelai yang Buat kesimpulan dari praktik yang dilakukan,
t e l a h d i r e n d a m , k e m u d i a n kemudian presentasikan di muka kelas !

35
Produk hasil Nabati

menggunakan pisau stainless steel,


bagian ujung buah dibuang.
3. Lakukan pengerokan tipis pada
seluruh permukaan buah pisang
Praktik dengan pisau.
4. Rendam dalam larutan Na-
PRAKTIKUM 1 metabisulfit 0,2% selama 30 menit.
Menganalisis Produk Sale Pisan 5. Atur buah pisang yang telah direndam
di atas nyiri atau rak pengering.
A. Tujuan
Usahakan untuk tidak saling
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, menempel satu sama lain.
peserta didik mampu menganalisis produk
6. Keringkan selama 24 jam, dengan
sale pisang.
menggunakan alat pengering.
B. Alat dan Bahan
7. Tekan perlahan-lahan pisang yang
Alat sudah dijemur dengan roll kayu atau
a. Timbangan menggunakan 2 telenan. Usahakan
b. Label tidak sampai hancur.
c. Pisau 8. Lanjutkan penegringan selama 24-48
jam.
d. Irik banbu
9. Lakukan pencatatan pengendalian
e. Nyiru
proses yang dilakukan pada lembar
f. Rak pengering pengamatan di bawah ini.
g. Alat pengering
E. Lembar Pengamatan
h. Plastic sealer Pengendalian
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Proses
i. Telenan/roll kayu 1.Tingkat kematangan
2.Tingkat kesegaran
j. Gelas ukur 1 Penyiapan bahan 3.Keutuhan
baku dan bahan bantu 4.Aromal
5.Rasa
Bahan 6.Konsistensi
7.Kebersihan
1.Kelengkapan
a. Pisang ambon tua dan masak 2 Penyiapan peralatan 2.Kebersihan
3.Pre start dan Kinerja
b. Kantong plastik 1.Jumlah plastik
3 Penyiapan bahan 2.Kebersihan plastik
kemas, yaitu plastik 3.Suhu dan waktu
c. Na-metabisulfit pengemasan
1.Kemudahan kulit lepas
2.Warna kulit pisang
C. Instruksi Kerja 4 Pengupasan 3.Flavor
Penghitungan 1.Berat Na-metabisulfit
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- 5 kebutuhan bahan Baku 2.Berat air
1.Tipis
hati dan memperhatikan K3 ! 6 Pengerokan 2.Sedang
3.Tebal
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 7 atau rak pengering 1.
Peletakkan pada nyiru Menempel
2.Tidak menempel satu
sama lain
praktik ! 1.Waktu
8 Pengeringan 2.Suhu
3.Lama
3. Kembalikan perlatan praktik ke 1.Utuh
9 Pengerollan 2.Hancur
tempat semula dalam kondisi bersih, 1.Suhu pengisian
kering dan rapi ! 10 Pengemasan 2.Adanya rongga udara
3.Pelabelan
1.Kebersihan ruang
D. Langkah Kerja 2.Kebersihan tempat/
11 Penyimpanan Produk wadah
3.Suhu ruangan
1. Siapkan alat dan bahan baku yang 4.Kelembaban ruang
5.Penerangan ruang
diperlukan 1.Konsistensi sedang,
2.Warna coklat,
2. Kupas pisang tersebut dengan 12 Penilaian mutu produk 4. 3.Tekstur lembut,
Flavor buah alami,
5.Rasa manis

36
Produk hasil Nabati

PRAKTIKUM 2 3. Membersihkan buah dari bagian yang


Menganalisis Produk Manisan Buah tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
A. Tujuan
dikehendaki dan kotoran yang
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, melekat
peserta didik mampu menganalisis
4. Melakukan pengecilan ukuran. Buah
Produk manisan buah.
diiris dengan menggunakan alat
B. Alat dan Bahan pengiris (slicer), seragam, dan
1. Alat ketebalan 3-10 mm.
a. Baskom plastik 5. Melakukan perendaman dengan
b. Pisau larutan kalsium. Irisan buah direndam
dengan CaCl2 0,1% selama 1 jam, atau
c. Panci
dengan larutan kapur sirih 10%
d. Kompor selama 6-8 jam, lalu dicuci bersih
e. Sendok kayu untuk menghilangkan kapur.
f. Tissue 6. Perendaman larutan gula. Irisan buah
g. Toples direndam dalam larutan gula secara
bertahap, yaitu 40% dan 50%.
2. Bahan
7. Mengemas manisan buah sesuai
a. Mangga/kedondong
spesifikasi yang ditentukan. Manisan
b. Gula pasir buah dikemas ke dalam botol yang
c. Kapur sirih telah distrelisasi bersama tutupnya
d. Garam dan diberi label sesuai ketentuan
(prinsip AIDAS).
e. CaCl2
8. Lakukan pencatatan pengendalian
f. Kain saring
proses yang dilakukan pada lembar
C. Instruksi Kerja pengamatan di bawah ini
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- E. Lembar Pengamatan
hati dan memperhatikan K3 !
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
praktik ! Mengidentifikasi dan Disiapkan
dengan
semua peralatan
lengkap, bersih,
menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau
3. Kembalikan perlatan praktik ke 1 produksi sesuai
kebutuhan.
dikontrolterlebih
dahulu sebelum dipakai
tempat semula dalam kondisi bersih,
Memilih dan Buah dipilih yang mengkal
kering dan rapi ! 2 menangani bahan baku atau mentah, tidak rusak,
untuk proses produksi tidak busuk, dan
tidak memar
D. Langkah Kerja Buah dibersihkan dari
Membersihkan buah kulit, biji, bagian lain
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan 3 dari bagian yang tidak yang tidak dikehendaki
dikehendaki. dan kotoran yang melekat
peralatan produksi sesuai kebutuhan. Buah diiris dengan
Melakukan pengecilan menggunakan alat
Disiapkan semua peralatan dengan 4 ukuran. pengiris(slicer), seragam,
dan ketebalan 3-10 mm.
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau Irisan buah direndam
dengan CaCl 0,1%2
dikontrol terlebih dahulu sebelum selama 1 jam, atau
Melakukan perendaman dengan larutan kapur sirih
5 dengan larutan kalsium
10% selama 6-8 jam,
dipakai. lalu dicuci bersih untuk
menghilangkan kapur.
2. Memilih dan menangani bahan baku Irisan buah direndam
Perendaman larutan dalam larutan gula secara
untuk proses produksi. Buah dipilih 6 gula. bertahap,yaitu 40% dan
50%.
yang mengkal atau mentah, tidak
rusak, tidak busuk, dan tidak memar

37
Produk hasil Nabati

Praktik
Pengendalian
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Proses
dan tidak rusak atau tidak busuk.
Manisan buah dikemas
Mengemas manisan ke dalam botol yang telah 3. Cuci menggunakan air bersih.
distrelisasi bersama
7 buah sesuai spesifikasi tutupnya dan diberi label
yang ditentukan. sesuai ketentuan 4. Belah jambu dengan memotong
(prinsip AIDAS).
Manisan buah basah
jambu secara melintang menjadi dua
yang dihasilkan memiliki
tekstur renyah, rasa manis,
bagian yang hampir sama besar.
8 Penilaian produk tidak keriput, dan warna
menarik (tidak terjadi 5. Hancurkan jambu biji dengan blender,
pencoklatan)
selama penghancuran tambahkan air
sebanyak 5-7 kali berat jambu biji,
PRAKTIKUM 3
kemudian peras jambu dengan
Menganalisis Produk Sari Buah menggunakan kain saring. Tampung
A. Tujuan air perasan setelah disaring dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, penyaring teh. Ukurlah jumlah filtrat
peserta didik mampu menganalisis atau sari buah asli yang diperoleh
Produk sari buah. dan catat.
B. Alat dan Bahan 6. Timbanglah gula sebanyak 10% dari
filtrat.
Alat
7. Panaskan filtrat sampai mencapai
1. Baskom
suhu 65°C selama 5 menit, kemudian
2. Pisau masukkan gula yang sudah
3. Saringan teh ditimbang, aduk hingga seluruh gula
4. Botol larut. Pertahankan suhu antara 65°C -
75°C selama 5 menit.
5. Kompor
8. Sari buah yang masih panas langsung
6. Pengaduk
dimasukkan ke dalam botol steril dan
7. Gelas ukur segera tutup.
Bahan 9. Lakukan pencatatan pengendalian
1. Jambu Tua dan segar (boleh yang proses yang dilakukan pada lembar
memiliki rasa asam) pengamatan di bawah ini
2. Gula pasir (putih) E. Lembar Pengamatan
C. Intruksi Kerja No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
Disiapkan semua peralatan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan Mengidentifikasi dan
1 menyiapkan peralatan dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau
hati-hati dan memperhatikan K3 ! produksi sesuai
kebutuhan
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Memilih dan
Buah dipilih yang matang,
2 menangani bahan tidak rusak, tidak busuk,
praktik ! baku untuk proses
produksi. dan tidak memar
Buah dibersihkan dari kulit,
3. Kembalikan perlatan praktik ke Membersihkan buah biji, bagian lain yang tidak
3 dari bagian yang tidak dikehendaki dan kotoran
tempat semula dalam kondisi bersih, dikehendaki. yang melekat dengan cara
dicuci air bersih
kering dan rapi ! Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan
D. Langkah Kerja 4 Melakukan ekstraksi automatic juicer, selanjut-
buah. nya ekstrak buah diencer-
1. Bersihkan botol dan tutup, kemudian kan dengan penambahan
air matang 5-7 kali volume
dan diukur kadar gulanya.
rebus dalam air mendidih selama 30 Ekstrak buah dipanaskan
menit. Selanjutnya keringkan botol 65°Cselama 5 menit dan
ditambahgula sampai 10%
Melakukan pemanasan sambil terus diaduk dan
dan tutup dalam posisi terbalik. 5 dan penambahan gula.
dipanaskan hingga suhu
65°C- 75°C selama 5 menit
2. Timbang 1 kg jambu yang segar, tua kemudian disaring.

38
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
Sirup buah selanjutnya
dikemasdalam keadaan dikontrol terlebih dahulu sebelum
panas dengan botol
Melakukan
6 pengemasan. yang telah disterilisasi dipakai.
bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting
pada suhu 80°C selama 20
2. Memilih dan menangani bahan baku
menit, lalu botol ditutup
Sari buah yang dihasilkan
untuk proses produksi. Buah dipilih
7 Penilaian produk
harus memenuhi kriteria,
warna terang sesuai
yang matang, tidak rusak, tidak busuk,
dengan warna buah,
rasa manis, tidak terdapat dan tidak memar
endapan, tidak berbusa.
3. Membersihkan buah dari bagian yang
tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
PRAKTIKUM 4 dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
Menganalisis Produk Sirup Buah dikehendaki dan kotoran yang
A. Tujuan melekat dengan cara dicuci air bersih.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Melakukan ekstraksi buah. Buah yang
telah dicuci selanjutnya dipotong dan
peserta didik mampu menganalisis diekstraksi menggunakan automatic
produk sirup buah. juicer, selanjutnya ekstrak buah
B. Alat dan Bahan diencerkan dengan penambahan air
Alat matang 2 kali volume dan diukur
kadar gulanya.
a. Baskom
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
b. Pisau penambahan gula. Ekstrak buah
c. Alat pemeras jambu dipanaskan 60°C dan ditambah gula
d. Saringan teh sampai 60% sambil terus diaduk,
e. Botol kemudian disaring.
f. Pemanas 6. Melakukan pengemasan. Sirup buah
selanjutnya dikemas dalam keadaan
g. Pengaduk panas dengan botol yang telah
h. Gelas ukur disterilisasi bersama tutupnya dan
Bahan dilakukan ekshausting pada suhu
a. Jambu manis dan segar (diusahakan 80°C selama 20 menit, lalu botol
ditutup.
yang memiliki biji merah)
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol
C. Instruksi Kerja dipanaskan pada suhu 65-70°C
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- selama 30 menit. Setelah dingin botol
hati dan memperhatikan K3 ! diberi label sesuai ketentuan (prinsip
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat AIDAS)
praktik ! 8. Lakukan pencatatan pengendalian
proses yang dilakukan pada lembar
3. Kembalikan perlatan praktik ke pengamatan di bawah ini
tempat semula dalam kondisi bersih, E. Lembar Pengamatan
kering dan rapi ! No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian
Proses
D. Langkah Kerja
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralatan
dengan lengkap, bersih,dan
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan 1 menyiapkanperalatan dikalibrasi atau dikontrol
produksi sesuai terlebih dahulu sebelum
peralatan produksi sesuai kebutuhan. kebutuhan. dipakai.
Disiapkan semua peralatan dengan

39
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses Faktor yang diamati Pengendalian C. Intruksi Kerja
Proses

2 Memilih dan Buah dipilih yang matang, 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
menangani bahan baku tidak rusak, tidak busuk,
untuk proses produksi dan tidak memar hati dan memperhatikan K3 !
Membersihkan buah
Buah dibersihkan dari kulit,
biji, bagian lain yang tidak
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
3 dari bagian yang
tidak dikehendaki.
dikehendaki dan kotoran
yang melekat dengan cara praktik !
dicuci air bersih
Buah yang telah dicuci 3. Kembalikan perlatan praktik ke
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan tempat semula dalam kondisi bersih,
4 Melakukan ekstraksi automatic juicer, selanjut-
buah. nya ekstrak buah diencer- kering dan rapi !
kan dengan penambahan
air matang 2 kali volume D. Langkah Kerja
dan diukur kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan
5 Melakukan pemanasan 60°C dan ditambah gula 1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
dan penambahan gula sampai 60% sambil terus
diaduk, kemudian disaring. tutupnya yang telah dicuci bersih.
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan 2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C
Melakukan panas dengan botol yang
6
pengemasan. telah disterilisasi bersama
tutupnya dan dilakukan
tekanan 1 atm selama 30 menit
ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit,
menggunakan autoclave.
lalu botol ditutup.
Sirup buah yang dihasilkan 3. Botol jar steril siap digunakan sebagai
harus memenuhi kriteria,
7 Penilaian produk warna terang sesuai bahan kemas / wadah selai/jam nanas.
dengan warna buah, rasa
manis,tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. 4. Potong-potong nanas menggunakan
pisau untuk memudahkan
PRAKTIKUM 5 penghancuran
Menganalisis Produk Jam/Jelly Buah 5. Siapkan blender dan lakukan pre start.
Periksa kinerja blender baik dan
A. Tujuan
pastikan blender bisa digunakan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
6. L a k u k a n p e n g h a n c u r a n n a n a s
peserta didik mampu menganalisis
menggunakan blender. Gunakan
produk Jam/jelly buah.
tombol kecepatan terkecil.
B. Alat dan Bahan
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
Alat memastikan keseragaman hancuran.
1. Panci Catat kondisi bubur buah pada borang
2. Kompor pengamatan.
3. Pisau dan talenan 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
4. Baskom
buah hasil penghancuran.
5. Penyaring
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
6. Wajan menggunakan rumus (formula) yang
7. Gelas ukur sudah disiapkan berdasarkan berat
8. Timbangan nanas kupas. Catat kebutuhan gula
dan pektin pada borang pengamatan
9. Botol
10. T i m b a n g g u l a s e s u a i d e n g a n
Bahan
kebutuhan
1. Nanas
11. Timbang pektin sesuai dengan
2. Gula pasir (putih) kebutuhan.
3. Asam sitrat 12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk
4. Pektin grade 100 lemon.

40
Produk hasil Nabati

Praktik
13. Campur bubur nanas, gula dan pektin 24. Selesai exkausting botol segera
dalam keadaan dingin. Aduk sampai ditutup rapat.
merata. 25. Lakukan sterilisai pada suhu 90 0C
14. P e r i k s a k e a s a m a n c a m p u r a n selama 15 menit.
menggunakan kerta pH yang ada 26. Dinginkan produk secepatnya.
skalanya. Catat pH campuran bubur
27. Siapkan label yang memuat informasi
buah.
tentang produk.
15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4,
28. Tempelkan label pada produk
maka tambahkan bubur buah dengan
selai/jam nanas dalam botol
jus lemon hingga pH sekitar 3.8.
29. Lakukan pencatatan pengendalian
16. Aduk kembali hingga merata. Amati
proses yang dilakukan pada lembar
kondisi campuran bubur buah dengan
pengamatan di bawah ini
bahan bantu pada borang
pengamatan. E. Lembar Pengamatan
17. Masak campuran bubur buah pada No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Pengendalian
Proses
suhu 120 0 C selama ± 1 jam 1.Tingkat kematangan
menggunakan panci stainless steel Penyiapan bahan baku
2.Tingkat kesegaran
3.Keutuhan
1 dan bahan bantu
sambil dilakukan pengadukan dan 4.Berat nanas awal
5.Berat nanas kupas
6.Kebersihan nanas kupas
mengendalikan agar tidak gosong. 1.Kelengkapan
2 2.Kebersihan
Pemasakan dilakukan sampai kental Penyiapan peralatan
3.Pre start dan Kinerja
atau total padatan 62-68 %. 3
1.Jumlah botol
Penyiapan bahan kemas 2.Kebersihan botol dan tutup
yaitu botol jar 3.Suhu dan waktu sterilisasi
18. Lakukan pemeriksaan total solid 1.Berat nanas kupas
2.Distribusi buah dalam bubur
menggunakan refraktometer untuk 4 Penghancuran 3.5Berat bubur nanas
4.Warna
memperkirakan tingkat kekentalan 5.Flavor
selai/jam. 5
Penghitungan 1.Berat gula
kebutuhan bahan bantu 2.Berat pektin
3.Jumlah jus lemon
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 1.Homogenitas
yang ditentukan sudah tercapai. 6 Pencampuran
2.pH bubur buah nanas
3.Warna
4.Flavor
20. Masukkan selai/jam nanas dalam 5.Total padatan terlarut
1.Suhu
keadaan panas kedalam botol jar 7 Pemasakan 2.Waktu
3.Total padatan
steril. Pengisian dilakukan sampai 1.Suhu pengisian
batas leher bagian bawah botol. Leher 8 Pengemasan 2.Adanya head space
3.Suhu dan waktu exhausting
botol dikosongkan dan berfungsi 4.Pelabelan
1.Limbah dikumpulkan
sebagai head space berdasarkan sifatnya (padat
dan cair)
2.Limbah padat dikelompok-
21. Lakukan exhausting menggunakan 9 Mengumpulkan dan kan berdasarkan sifatnya,
mengelola limbah yaitu organikdan anorganik.
panci terbuka beralaskan kain saring. 3.Limbah dikelola sesuai
dengan tata cara,
22. Selai/jam nanas dalam botol jar di manajemen limbah yang
diterapkan diperusahaan
masukkan kedalam panci, kemudian 1.Kebersihan ruang
2.Kebersihan tempat/wadah
masukkan air bersih hingga setinggi 10 Penyimpanan produk 3.Suhu ruangan
4.Kelembaban ruang
3/4 tinggi botol. 5.Penerangan ruang
1.Konsistensi kokoh,
23. Panaskan hingga air mendidih. Periksa 2.Warna cemerlang,
3.Distribusi buah merata,
11 Penilaian mutu produk
suhu bahan, biarkan suhu bahan 4.Tekstur lembut,
5.Flavor buah alami,
0
mencapai 90 C dan pertahankan 6.Tidak mengalami sineresis
dan kristalisasi selama
penyimpanan
selama 15 menit.

41
Produk hasil Nabati

Praktik
PRAKTIKUM 6 tidak busuk. Kupas, bersihkan
Menganalisis Produk Dodol Buah matanya dan buang hatinya,
kemudian cuci bersih.
A. Tujuan
4. Timbang sebanyak 1500 gram nanas
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
yang telah bersih, kemudian
peserta didik mampu menganalisis
hancurkan dengan blender atau parut,
produk dodol buah.
5. Timbang sebanyak 250 gram tepung
B. Alat dan Bahan
yang telah disangrai, 600 gram gula
Alat merah dan 900 gram gula pasir, serta
a. Baskom ukur sebanyak 2 gelas santan kanil.
b. Timbangan 6. Campur semua bahan yang telah
c. Kompor ditimbang dan diukur, aduk rata.
d. Spatula 7. Panaskan campuran dalam wajan
dengan api sedang sambil diaduk.
e. Wajan
Usahakan tidak ada kerak pada dasar
f. Pengaduk kayu wajan. Pemanasan campuran
g. Blender/parut dilakukan sampai adonan kental dan
h. Loyang plastik tidak lengket di tangan.
i. Talenan 8. Tambahkan 2 sendok makan minyak
goreng atau margarin. Aduk beberapa
Bahan
saat samapai minyak/margarin
a. Buah nanas matang dan segar tercampur rata.
b. Gula pasir 9. Pindahkan adonan ke dalam loyang
c. Gula merah plastik dan dinginkan.
d. Santan 10. Potong-potong dodol nanas yang
e. Tepung ketan telah dingin dengan ukuran kurang
lebih 5 cm dengan ketebalan 1 cm.
f. Minyak goreng/mentega
11. Bungkus potongan dodol dengan
g. Kemasan plastik
plastik.
C. Instruksi Kerja
12. Kemas dalam kantong plastik atau duz
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dan beri label
hati dan memperhatikan K3 !
13. Simpan di tempat yang kering dan
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat dingin.
praktik !
14. Lakukan pencatatan pengendalian
3. Kembalikan perlatan praktik ke proses yang dilakukan pada lembar
tempat semula dalam kondisi bersih, pengamatan di bawah ini
kering dan rapi !
E. Lembar Pengamatan
D. Langkah Kerja
Pengendalian
1. Panaskan santan kental sampai No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
Disiapkan semua peralatan
diperoleh santan kanil yang Mengidentifikasi
dan menyiapkan dengan lengkap, bersih, dan
berminyak. Sisihkan. 1 peralatan produksi dikalibrasi atau dikontrol
sesuai kebutuhan terlebih dahulu sebelum
dipakai.
2. Sangrai tepung ketan sampai matang Tepung ketan dipilih yang
Memilih dan masih baik, tidak berbau
dan berwarna agak kuning. Sisihkan. 2 menangani apek, tidak berkutu dan tidak
bahan baku untuk menggumpal
3. Pilih nanas matang dan segar serta prosesproduksi.

42
Produk hasil Nabati

Praktik
d. Gula putih
Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati Proses
e. Bawang putih
Memilih dan Bahan pembantu (kelapa
3
menangani bahan
pembantu untuk
dan gula merah) yang dipilih f. Kantong plastik
masih baik, kelapa tidak
proses produksi. busuk, gula merah berwarna
coklat, tidak banyak kotoran. g. Kertas koran
Bahan baku dan bahan
Mencampur bahan. pembantu dicampur sampai C. Instruksi Kerja
4 homogen dan tidak ada
gumpalan. 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
Melakukan Campuran dipanaskan hati dan memperhatikan K3 !
pemasakan dengan api sedang sambil
5 campuran. diaduk, sampai adonan liat, 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
berminyak dan tidak lengket
di wajan. praktik !
Adonan dodol masak
Melakukan dimasukkan ke dalam baki 3. Kembalikan perlatan praktik ke
6 yang dialasi plastik dengan
pencetakan.
ketinggian 1-2 cm, ditekan- tempat semula dalam kondisi bersih,
tekan agar padat dan rata,
lalu didinginkan dan kering dan rapi!
dikeringkan.
Dodol yang telah keras D. Langkah Kerja
Mengemas dodol dipotong-potong dengan
ukuran 1,5 x 5 cm, dikemas
7 sesuai spesifikasi
yang ditentukan. dengan kertas minyak atau 1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri
plastik dengan rapi,kemudian
dikemas dalam dus yang dari garam, bawang putih dan gula.
diberi label sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan
Bumbu asin diperoleh dengan cara
8 Penilaian mutu
berwarna kecoklatan, kenyal,
ukuran seragam, rasa manis,
menumbuk halus 10 gr garam dan 2
produk permukaan mengeras tetapi
bagian dalam lunak, dan
siung bawang putih dan 100 ml air.
tidak berbau hangus. Sedangkan bumbu manis dibuat dari
PRAKTIKUM 7 250 gram gula pasir dicampur dengan
2 gram garam yang dilarutkan dalam 1
Menganalisis Produk Keripik Buah
liter air.
A. Tujuan
2. Kupas pisang sampai bersih dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, pisau satu persatu kemudian diiris dan
peserta didik mampu menganalisis langsung digoreng.
produk keripik buah.
3. Pengirisan dilakukan menggunakan
B. Alat dan Bahan alat pengiris(slicer) dengan
Alat ketebalam 1,5 mm. Penggorengan
a. Baskom dilakukan pada suhu 170-200°C.
Hingga warna kekuningan.
b. Timbangan
4. Penambahan bumbu asin dilakukan
c. Kompor
pada saat pisang masih dalam proses
d. Spatula penggorengan. Bumbu cair
e. Wajan dimasukkan ke dalam minyak pada
f. Pengaduk kayu saat keripik setengah matang.
g. Loyang plastik 5. Penambahan bumbu manis dilakukan
setelah kripik pisang mendekati
a. Talenan
kering sempurna. Keripik pisang yang
b. Slicer hampir matang diangkat dari minyak,
Bahan selanjutnya keripik pisang dicelupkan
a. Pisang mentah ke dalam bumbu manis yang sudah
disiapkan. Goreng kembali hingga
b. Garam
kering.
c. Minyak goreng
6. Hamparkan keripik pisang pada

43
Produk hasil Nabati

Praktik
tampah yang telah dialasi kertas koran No Jenis Volume

dan biarkan hingga dingin kemudian 4 Mangkuk 4 buah


kemas. 5 Saringan 1 buah
7. Lakukan pencatatan pengendalian
6 Blender 1 buah
proses yang dilakukan pada lembar
pengamatan di bawah ini 7 Pengaduk 1 buah

E. Lembar Pengamatan 8 Timbangan 1 buah

9 Gelas ukur 1 buah


Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati Proses
10 Botol pengemas (bawa sendiri) 2-3 buah
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua
menyiapkanperalatan peralatan dengan
lengkap, bersih, dan 11 Kompor gas 1 buah
produksi sesuai
kebutuhan. dikalibrasi atau
dikontrol terlebih 12 Talenan
dahulu sebelum dipakai. 1 buah

Memilih dan menangani Dipilih pisang yang 13 Wajan 1 buah


bahan baku untuk proses yang tua tetapi belum
produksi. matang

Pengupasan Pisang dikupas hingga Bahan


bersih
JK FAJ EO RK HQI A
Pisang yang telah
Pengecilan ukuran dikupas diiris dengan - ? ] ^] ei an] d ganepej c . 1, c
ketebalan 1,5 mm
Pisang digoreng . J ]j ]o 31, c
Penggorengan
dengan minyak yang
banyak pada suhu / =en i ] p] j c ` ej cej / . 1 __
170-200 °C
Bumbu asin ditambaha- 0 >] s ] j c l qped 1, c
Penambahan bumbu kan ketika pisang baru
setengah matang 1 Cqh] l ] oen . 1, c
sedangkakan bumbu
manis ditambahkan 2 C] n] i `] l qn 1, c
pada saat keripik akan
matang 3 ? qg] . 1 __
Keripik pisang yang
Mengemas kripik sesuai telah matang didingin-
spesifikasi yang ditentu- kan, dikemas dengan C. Instruksi Kerja
kan. atau plastik dengan
rapi, kemudian dikemas
dalam dus yang diberi 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
label sesuai ketentuan
hati dan memperhatikan K3 !
Keripik pisang
Penilaian mutu
produk
berwarna kekuningan
tidak hangus
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
praktik !
PRAKTIKUM 8 3. Kembalikan perlatan praktik ke
Mengidentifikasi Standar Mutu Saus tempat semula dalam kondisi bersih,
A. Tujuan kering dan rapi!
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, D. Langkah Kerja
peserta didik mampu menganalisis produk 1. Siapkan bahan-bahan yang akan
saus. digunakan. Lakukan perlakuan
B. Alat dan Bahan pendahuluan pada bahan sesuai
karakteristik bahan. Takar sesuai
Alat
kebutuhan.
No Jenis Volume
2. Kukus cabai merah keriting dan
bawang putih selama 7 menit (cabai
1 Pisau stainles steel 1 buah
merah keriting dan bawang putih
2 Baskom plastik 3 buah dimasukkan setelah terbentuk uap air)
3 Dandang 1 buah 3. Dinginkan cabai merah keriting dan
bawang putih Blender bahan-bahan

44
Produk hasil Nabati

Praktik
Pengendalian
yang telah dikukus hingga menjadi No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
Kemas saus dalam
bubur. keadaan panas kemudian
6 Pengemasan tutup rapat dan rebus
Untuk memudahkan penghancuran, dalam air mendidih
selama 30 menit.
tambahkan air sesuai kebutuhan. Distribusi bubur merata,
7 Penilaian mutu konsistensi sedang,
4. B u a t b u b u r n a n a s d e n g a n c a ra produk warna cemerlang

memblender nanas, untuk


mempermudah pemblenderan PRAKTIKUM 9
tambahkan air 50-100 ml. Menganalisis Produk Pickel
5. Tuang bubur cabai merah keriting dan A. Tujuan
b aw a n g p u t i h ke d a l a m w a j a n , Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
campurkan dengan bubur peserta didik mampu menganalisis produk
nanas.6Masak saos cabai di atas api pickel.
sedang. B. Alat dan Bahan
7. Tambahkan gula pasir dan garam Alat
sesuai takaran.
a. Panci
8. Aduk-aduk adonan saos cabai hingga
tercampur rata. Untuk mengetahui b. Pisau
adonan telah masak, tuang sedikit c. Talenan
adonan dengan menggunakan d. Timbangan
pengaduk. Jika adonan tidak segera e. Botol
jatuh, bertanda adonan telah masak
dan siap dikemas. Bahan
9. Rebus botol beserta tutup yang akan a. Timun
digunakan sebagai pengemas dalam b. Larutan garam brine 5 %
air yang telah mendidih selama 30 c. Cuka masak 2%
menit. Pada saat mau mengambil C. Instruksi Kerja
gunakan penjepit dan jangan sampai
sentuh tangan. 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
hati dan memperhatikan K3 !
10. Kemas saos cabai selagi masih panas,
tutup.Lakukan pencatatan 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
pengendalian proses yang dilakukan praktik !
pada lembar pengamatan di bawah ini 3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
E. Lembar Pengamatan semula dalam kondisi bersih, kering
dan rapi!
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Pengendalian
Proses
D. Langkah Kerja
Disiapkan semua
1
Mengidentifikasi dan
menyiapkan peralatan
peralatan dengan
lengkap, bersih, dan
1. Siapan bahan sesuai kebutuhan
produksi sesuai dikalibrasi atau
kebutuhan. dikontrol terlebih 2. Sterilisasi botol dengan cara direbus
dahulu sebelum dipakai.
Memilih dan menangani Pilih cabai yang dalam air mendidih selama 30 menit.
2 bahan baku untuk proses utuh, tidak busuk.
produksi. 3. Masukkan timun pada botol, tuangkan
Kukus semua bumbu
3 Pengukusan selama 7 menit larutan garam brine 5 %.
4 Pengecilan ukuran
Bumbu dan nanas
dihaluskan sampai
4. Sisakan sedkit ruang kosong di bagian
benar-benar halus atas botol, pastikan semua timun
Masak bumbu dan
5 Pemasakan bubur nanas dengan terendam larutan garam brine 5%.
api sedang
5. Fermentasi pada suhu kamar selama 1

45
Produk hasil Nabati

Praktik
minggu. d. Tampah
6. Jika pada larutan brine terdapat e. Pengaduk kayu
endapan/lendir, pisahkan dengan cara f. Timbangan
menyeringnya. Jika brine berwarna
Bahan
hitam maka ganti larutan tersebut.
a. Ubi kayu
7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
selama 15 menit, segera dinginkan b. Ragi tape
dengan cepat setelah pasteurisasi C. Instruksi Kerja
selesai. Pickel siap disimpan atau 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dikinsumsi. hati dan memperhatikan K3 !
8. Lakukan pencatatan pengendalian 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
proses yang dilakukan pada lembar praktik !
pengamatan di bawah ini
3. Kembalikan perlatan praktik ke
E. Lembar Pengamatan tempat semula dalam kondisi bersih,
No Tahapan Proses Faktor yang diamati
Pengendalian kering dan rapi !
Proses
1 Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralatan D. Langkah Kerja
menyiapkan peralatan dengan lengkap, bersih,
produksi sesuai
kebutuhan.
dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
sebelum dipakai.
2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
2 Memilih dan menangani Pilih timun yang masih
bahan baku untuk muda, bentuk seragam bersih
proses produksi. dan lurus.

3 Botol disterilisasi
3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Sterilisasi botol
dengan cara direbus
dalam air yang mendidih 4. Kukus ubi kayu sampai matang
selama 30 menit

4 Rendam imun dalam 5. Dinginkan ubi kayu di atas tampah


Perendaman
larutan garam brine 5%
dan cuka masak 2% sampai dingin
5 Fermentasi Fermentasi timunselama
1 minggu, selama
6. Taburkan ragi tape sampai merata
fermentasi terdapat
endapan atau ender pada 7. Masukkan dalam keranjang yang telah
larutan brine maka lakukan
penyaringan dan apabila dialasi daun pisang lalu tutup rapat,
larutan brineberwarna
coklat, lakukan penggantian fermentasikan selama 2-3 hari pada
6 Pasteurisasi Pasteurisasi pickle suhu ruang.
pada suhu 70-80 C
selama 15 menit 8. Lakukan pencatatan pengendalian
7 Penilaian mutu produk Dihasilkan pickle dengan proses yang dilakukan pada lembar
pengamatan di bawah ini
PRAKTIKUM 10 E. Lembar Pengamatan
Mengidentifikasi Standar Mutu Tape
Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati
A. Tujuan Proses
Disiapkan semua
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, Mengidentifikasi dan peralatan dengan
lengkap, bersih, dan
peserta didik mampu menganalisis produk 1 menyiapkan peralatan
produksi sesuai kebutuhan. dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum
tape. dipakai.
Memilih dan menangani Pilih ubi kayu tua
B. Alat dan Bahan 2 bahan baku untuk proses optimal
produksi.
Alat Ubi kayu yang telah
dikupas dan dicuci bersih,
3 Pengecilan ukuran dipotong dengan ukuran
a. Baskom sesuai selera

b. Kompor Kukus semua ubi


4 Pengukusan kayu sampai matang
c. Panci

46
Produk hasil Nabati

Praktik
Jk J ]i ] >]d]j Rkhqi a O]pq]j
Tahapan Proses Pengendalian
No Faktor yang diamati Proses 10 Mentega/ i ] nc] nej a+^qppan 148 gram
Inokulasi Taburkan ragi pada
5 ubi kayu yang telah 11 >na] ` ei l nkra r biker bonus A 4 gram
dingin secara merata
12 Garam 3 gram
Masukkan ubi kayu dalam
6 Fermentasi keranjang kemudian tutup
rapat dan diamkan selama
13 Bahan isian dan topping roti
2-3 hari dalam suhu ruang
a. Wswm
w 40 buah
Kemas tape menggunakan
7 Pengemasan besek kemudian beri label b. Oi ny gi hhev 420 buah
sesuai AIDAS
Diperoleh tape dengan 14 Cup roti 80 lembar
8 Penilaian mutu produk rasa manis, tekstur lunak,
warna merata 15 Pengemas plastic OPP ukuran ¼ kg 80 lembar

PRAKTIKUM 11 C. Instruksi Kerja


Menganalisis Produk Roti Manis 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
A. Tujuan hati dan memperhatikan K3 !
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
peserta didik mampu menganalisis produk praktik !
Roti Manis. 3. Kembalikan perlatan praktik ke
B. Alat dan Bahan tempat semula dalam kondisi bersih,
Alat kering dan rapi !
Jk J ] i ] =h] p Fqi h] d O] pq] j D. Langkah Kerja
1 Mixer 2 Mixer besar untuk kel 1 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
dan 2, mixer kecil untuk peralatan produksi sesuai kebutuhan
kel 3 Disiapkan semua peralatan dengan
2 Mangkok Besar/sedang 1 Wadah pencampuran I lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
3 Gelas ukur 1 Wadah pencampuran II dikontrol terlebih dahulu sebelum
4 Mangkok sedang 1 Wadah pencampuran III dipakai
5 Mangkok sedang 1 Wadah sosis 2. Memilih dan menangani bahan utama
6 Mangkok sedang 1 Wadah keju parut untuk proses produksi. Tepung terigu
7 Mangkok sedang 1 Wadah olesan telur
dan ragi dipilih yang masih baik. Terigu
berwarna putih kekuningan, tidak
8 Spatel 3
berkutu, tidak menggumpal, dan tidak
9 Roller 3
berbau apek. Ragi masih aktif.
10 Pisau 2
3. Memilih dan menangani bahan
11 Loyang besar 3
pembantu untuk proses produksi Gula
Bahan pasir, susu bubuk, lemak, dan telur
Jk J ]i ] >]d]j Rkhqi a O]pq]j dipilih yang masih baik. Gula pasir
1 Tepung terigu protein tinggi 900 gram kristalnya tidak terlalu besar, susu
2 Tepung terigu protein sedang 100 gram bubuk tidak menggumpal, lemak tidak
3 Gula 220 gram
tengik, serta telur kulitnya tidak retak
dan tidak busuk.
4 Ragi roti 32 gram
5 Kuning Telur ayam 100 gram 4. Melakukan penimbangan bahan
6 Kuning telur ayam untuk olesan 25 gram
Semua bahan ditimbang dan diukur
dengan timbangan dan gelas ukur
3 =en`ej cej 0, , cn]i
dalam waktu ≤ 5 menit
4 Oqoq l ]opaqneo]oe 1. cn]i
5. Melakukan pemanggangan pisang
5 Oqoq ^q^qg full cream 1. cn]i

47
Produk hasil Nabati

Praktik
a. Siapkan Loyang, olesi dengan diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan
margarin difermentasi selama 20-25 menit
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya. sampai adonan mengembang.
c. Olesi dengan margarin sampai Setelah selesai olesi dengan bahan
merata olesan di bagian permukaan kemudian
taburi dengan topping yang sesuai
d. Oven pada suhu 170-200 °C
selama kurang lebih 20-30 menit 10. Melakukan pengovenan
atau sampai pisang matang Adonan yang telah difermentasi
6. Melakukan pencampuran dioven dengan api bawah sampai
diperoleh roti yang berwarna
a. Pencampuran I
kecoklatan, warna merata, tidak
Masukkan semua bahan kering hangus, dan tidak pucat.
kecuali garam (tepung terigu
Setelah selesai pengovenan, keluarkan
protein tinggi, tepung terigu
dari oven kemudain olesi dengan
protein sedang, gula pasir, susu
margarin pada bagian permukaannya
bubuk, bread improver dan ragi)
secara merata lalu angkat letakkan pad
kedalam mangkok mixer, campur
arak pendingin.
dengan kecepatan rendah selama
1 menit. 11. Mengemas produk
b. Pencampuran II Roti didinginkan pada rak/wadah
dengan ventilasi baik dan dikemas
Tambahkan air, susu pasteurisasi
sesuai keperluan dengan kemasan
dan kuning telur, campur dengan
yang telah diberi label sesuai
kecepatan sedang 4 menit.
ketentuan (prinsip AIDAS).
c. Pencampuran III
12. Lakukan pencatatan pengendalian
Tambahkan margarin dan garam, proses yang dilakukan pada lembar
campur dengan kecepatan tinggi pengamatan di bawah ini
selama 10 menit (sampai adonan
E. Lembar Pengamatan
kalis) Semua bahan dicampur
Pengendalian
dengan alat pencampur (mixer) No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
atau manual dengan urutan yang Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
1 menyiapkan peralatan an dengan lengkap,
benar sampai adonan kalis dan bersih, dan dikalibrasi
produksi sesuai kebutuh-
an. atau dikontrol terlebih
waktu tidak lebih dari 15 menit. dahulu sebelum dipakai.
Gula pasir, susu bubuk,
7. Melakukan pemotongan, lemak, dan telur dipilih
Memilih dan menangani yang masih baik. Gula
penimbangan, dan pembulatan 2 bahan pembantu untuk pasirkristalnya tidak
proses produksi. terlalu besar, susu bubuk
Adonan dipotong, ditimbang seberat tidak menggumpal,
lemak tidak tengik, serta
45 gram, dibulatkan sampai telur kulitnya tidak retak
dan tidak busuk.
permukaannya halus. Semua bahan ditimbang
Melakukan penimbangan dan diukur dengan
8. Membentuk adonan 3 bahan. timbangan dan gelas
ukur dalam waktu ≤
5 menit
Adonan yang telah dibulatkan Semua bahan dicampur
dengan alat pencampur
didiamkan (fermentasi) 10-15 menit, 4 Melakukan pencampuran. (mixer) dengan urutan
yang benar sampai
lalu dibuang gasnya, diisi, dan adonan kalis dan waktu
tidak lebih dari 15 menit
dibentuk sesuai keinginan Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat
9. Melakukan fermentasi akhir 5 penimbangan, dan 45 garm, dibulatkan
pembulatan. sampaiermukaannya
Adonan yang telah dibentuk halus

diletakkan pada loyang yang telah

48
Produk hasil Nabati

Praktik
Pengendalian
No Tahapan Proses Faktor yang diamati C. Instruksi Kerja
Proses
Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
5 penimbangan, dan 45 garm, dibulatkan
pembulatan. sampaiermukaannya hati dan memperhatikan K3 !
halus
Adonan yang telah 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
dibulatkan didiamkan
6 Membentuk adonan (fermentasi) 10-15 menit, praktik !
lalu dibuang gasnya,
dibentuk sesuai bentuk
donat
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
Adonan yang telah semula dalam kondisi bersih, kering
dibentuk diletakkan
7 Melakukan fermentasi pada loyang yang telah dan rapi !
akhir ditaburi terigu, diberi
jarak 2 jari, dan D. Langkah Kerja
difermentasi selama
20-25 menit sampai
adonan mengembang. 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
Adonan yang telah peralatan produksi sesuai kebutuhan.
difermentasi panggang
Melakukan dengan suhu 170-180 °C Disiapkan semua peralatan dengan
8 pemanggangan selama 15 menit sampai
diperoleh roti yang ber- lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
warna kecoklatan, warna
merata, tidak hangus, dikontrol terlebih dahulu sebelum
dan tidak pucat
Roti didinginkan pada
dipakai.
rak/wadah dengan
ventilasi baik, diberi 2. Memilih dan menangani bahan baku
topingyang menarik, dan
9 Mengemas produk
dikemas sesuai keperluan untuk proses produksi. Kedele dipilih
dengan kemasan yang
telah diberi label sesuai kedele putih yang matang optimal,
ketentuan (prinsip AIDAS)
Menghasilkan roti dengan
tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
kriteria yang telah
ditentukan Roti yang
dan bebas dari berbagai macam
10 Penilaian mutu produk dihasilkan bentuknya
bagus dan seragam,
kotoran.
berwarna kecoklatan
merata, dan toping 3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
menarik.
selanjutnya dicuci, dan direndam
PRAKTIKUM 12 dengan air bersih selama 6-8 jam
Menganalisis Produk Susu Kedelai dengan volume 3 kali berat kedele
sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu menganalisis produk direndam dicuci bersih dan digiling
susu kedelai. dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
Alat panas 2-3 kali berat kedele sampai
a. Panci diperoleh bubur kedele yang halus.
b. Baskom 5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
e. Blender 90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
f. Kain saring disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
b. Gula pasir penyaringan 5 kali berat kedele),
c. Esence sampai air perasan agak bening.
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n

49
Produk hasil Nabati

Praktik
Pengendalian
penambah rasa. Susu kedele No Tahapan Proses Faktor yang diamati Proses
dipasteurisasi pada suhu 63°C selama Susu kedele dipasteurisasi
pada suhu 63°C selama
30 menit, kemudian diberi gula 8- 6
Melakukan pasteurisasi 30 menit, kemudian
dan penambah rasa. diberi gula 8-10% dari
10% dari volume susu kedele, dan volume susu kedele, dan
diberi esens secukupnya.
diberi esens secukupnya. Susu kedele dikemas
dalam cup plastik dalam
7. Melakukan pengemasan. Susu keadaan panas (hot
filling), diberi label sesuai
kedele dikemas dalam cup plastik dengan ketentuan
7 Melakukan pengemasan. (prinsip AIDAS)Susu
dalam keadaan panas (hot filling), kedele dipasteurisasi
pada suhu 63°C selama
diberi label sesuai dengan ketentuan 30 menit, kemudian
diberi gula 8-10% dari
(prinsip AIDAS) volume susu kedele, dan
diberi esens secukupnya.
8. Lakukan pencatatan pengendalian Susu kedele yang dihasil-
kan berwarna sesuai esens
proses yang dilakukan pada lembar 8 Penilaian mutu produk yang ditambahkan, rasa
manis, tidak bau langu.
pengamatan di bawah ini
E. Lembar Pengamatan

Tahapan Proses Pengendalian


No Faktor yang diamati Proses
Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau
Mengidentifikasi dan dikontrol terlebih dahulu
1 menyiapkan peralatan sebelum dipakai.Disiapkan Kunjungi ke perusahaan (home industri) yang
produksi sesuai kebutuh- semua peralatan dengan
an. lengkap, bersih, dan memproduksi olahan buah-buahan, sayuran,
dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum umbi, serealia dan kacang-kacangan. Lakukan
dipakai.
Kedele dipilih kedele
analisa cara perlakuan pengemasan produk
Memilih dan menangani putih yang matang dari mulai alat yang digunakan, bahan kemas,
2 bahan baku untuk proses optimal, tidak pecah,
produksi. tidak busuk, tidak keriput,
dan bebas dari berbagai
ukurannya, pelabelannya. Bandingkan dengan
macam kotoran. kompetensi yang anda pelajari pada modul ini.
Kedele yang dipilih
selanjutnya dicuci, dan
direndam dengan air
3 Merendam kedele. bersih selama 6-8 jam
dengan volume 3 kali
berat kedele sampai
didapatkan kedele yang
mengembang dan lunak.
Kedele yang telah
direndam dicuci bersih
dan digiling dengan
Untuk menamba h wawasan lebih jauh
4 Menggiling kedele
Soybean Miller atau
Waring Blender dengan
mengenai memperbaiki mutu produk olahan
penambahan air panas
2-3 kali berat kedele
nabati, kalian juga dapat mempelajari seacar
sampai diperoleh
bubur kedele yang halus
mandiri melalui internet. Di internet dapat
Bubur kedele dimasak dicari lebih jauh materi tentang memperbaiki
dengan api sedang
sambil diaduk agar mutu produk olahan nabati. Salah satu website
tidak terjadi kegosongan
sampai suhu 90°C. yang dapat kalian kunjungi untuk menambah
Kemudian rebusan
Melakukan pemanasan
bubur kedele disaring wawasan dan pemahaman kalian tentang
5 dengan kain saring,
dan penyaringan. dengan penambahan memperbaiki mutu produk olahan nabati di
air hangat 2-3 kali berat
kedele (total air hangat Πhttps://www.youtube.com/watch?v=njvq
yang digunakan untuk
penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat
qN9E1kM
kedele), sampai air  https://www.powtoon.com/online-
perasan agak bening.
presentation/fNg1ylpzjAJ/pengendalian-
mutu-bahan-baku-pengolahan-
nabati/?mode=movie

50
Produk hasil Nabati

Setelah mempelajari bab ini, Anda tentu


menjadi paham tentang menunjukkan produk
olahan nabati tentang produk olahan buah-
buahan, sayuran, umbi, serealia dan kacang-
kacangan. Dari semua materi yang sudah
dijelaskan pada bab ini, mana yang menurut
Anda paling mudah dipahami ?. Coba Anda
diskusikan dengan teman maupun guru Anda,
karena konsep dasar ini akan menjadi pondasi
dari materi-materi yang akan dibahas pada
bab-bab selanjutnya.
1. Produk olahan nabati meliputi : produk
olahan buah-buahan; produk olahan
sayuran; produk olahan umbi; produk
olahan serealia dan produk olahan kacang-
kacangan.
2. Pengolahan produk olahan nabati akan
menghasilkan produk keluaran yang
berkualitas baik apabila dilakukan
pendendalaian baik bahan baku,
peralatan, proses produksi, produk dan
pengemasannya.

PENILAIAN HARIAN
1. Sebutkan urutan proses produksi sale
pisang, manisan buah, sirup buah, sari
buah, jam/jelly, dodol, keripik buah secara
garis besar!
2. Jelaskan tanda-tanda proses produksi saos
tomat/cabe dan asinan sayuran sudah
selasai!
3. Sebutkan kriteria roti manis yang baik!
4. Sebutkan syarat pengemas yang sesuai
untuk tahu, tempe, kecap dan sari kedelai!
5. Sebutkan fungsi pelabelan pada kemasan
produk.

51
BAB 2
MEMPERBAIKI MUTU
PRODUKSI OLAHAN NABATI

Setelah mempelajari materi tentang memperbaiki mutu produksi olahan


nabati, peserta didik mampu mengevaluasi produk olahan nabati dalam
menyelesaikan masalah produksi pengolahan hasil nabati

Standar Mutu Produk


Olahan Nabati

Memperbaiki Mutu
Produk Olahan Buah-
PRODUKSI OLAHAN NABATI

Buahan
MEMPERBAIKI MUTU

Memperbaikin Mutu
Produk Olahan
Sayuran

Memperbaiki Mutu
Produk Olahan Umbi

Memperbaiki Mutu
Produk Olahan
Serealia

Memperbaiki Mutu
Produk Olahan
Kacang-kacangan

Standar mutu – penyimpangan mutu - memperbaiki mutu

52
Produk hasil Nabati

PENDAHULUAN sayuran, produksi olahan umbi-umbian,


Mutu adalah gabungan dari sejumlah atribut produksi olahan serelalia dan produksi
yang dimiliki oleh bahan atau produk pangan olahan kacang-kacangan. Produk yang
yang dapat dinilai secara organoleptik. Atribut dihasilkan dari produksi olahan nabati
tersebut meliputi parameter kenampakan, harus memenuhi standar mutu sehingga
warna, tekstur, rasa dan bau (Kramer dan Twigg, produk aman dikonsumsi atau digunakan
1993). Mutu berbeda dengan kualitas. Kualitas oleh konsumen. Sistem penyediaan
didefinisikan sebagai tidak adanya cacat atau makanan nasional di Indonesia salah satu
tingkat keunggulan dan mencakup diantaranya dipenuhi oleh industri
penampilan, warna, bentuk, luka, rasa, aroma, pangan. Dalam penyediaan makanan
nilai gizi dan aman dikonsumsi bagi konsumen tersebut, Industri pangan harus bertumpu
(Abbot,1999). Mutu dari bahan pangan sangat pada ketentuan yang bersumber :
dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik 1. Peraturan Menteri Perindustrian No.
internal maupun eksternal. 75/M-IND/PER/7/2010.
Sebagai usaha untuk mendapatkan produk 2. K e p u t u s a n B a d a n P O M N o .
akhir yang bermutu sesuai yang diharapkan HK.03.1.23.04.12.2206 Tahun 2012.
perlu adanya pemahaman mengenai proses- Standar mutu bahan baku yang ditetapkan
proses pengolahan primer pada bahan untuk oleh industri dibuat berdasarkan
meningkatkan nilai guna dan nilai tambah pengalaman dari industri atau dapat
bahan tersebut melalui proses pengolahan mengacu pada Standar Nasional Indonesia
selanjutnya. Hasil pengolahan primer dapat (SNI). Industri terkadang mengambil
berupa produk intermediate atau bahan baku sebagian kriteria mutu yang tertuang
pada pengolahan selanjutnya. dalam SNI, akan tetapi apabila pemerintah
Pemahaman tentang sifat-sifat bahan dan menetapkan bahan hasil pertanian
perubahan-perubahannya yang terjadi dapat tersebut diberlakukan SNI wajib maka
digunakan untuk menilai dan menetapkan industri harus menerapkan sepenuhnya
mutu bahan tersebut. Selain itu hal tersebut SNI tersebut .
dapat pula digunakan untuk menentukan cara- Secara umum, semakin besar insdutri
cara penanganan dalam usaha maka semakin lengkap pengujian mutu
mempertahankan mutunya. Dalam hal ini yang dilakukan. Pengujian ini
diperlukan cara-cara analisis komponen dimaksudkan untuk menentukan apakah
penting yang berpengaruh terhadap mutu. bahan baku dapat diterima atau tidak.
Pengendalian proses adalah disiplin rekayasa Sedangkan bagi industri berskala kecil dan
yang melibatkan mekanisme dan algoritme menengah pengujian yang dilakukan
untuk mengendalikan keluaran dari suatu terbatas pada pengujian fisik dan
proses dengan hasil yang diinginkan. organoleptik saja yang terintegrasi dalam
Pengendalian proses banyak sekali digunakan proses sortasi bahan.
pada industri dan menjaga konsistensi produk Nah, dari uraian di atas bagaimana standar
produksi masal. Pengendalian proses mutu bahan baku, peralatan, proses
mengutamakan otamasi sehingga hanya produksi, produk dan pengemasan dapat
diperlukan sedikit personel untuk berpengaruh terhadap mutu produk
mengoperasikan proses yang kompleks. keluaran ?
(https://id.wikipedia.org-Prabandari:2018)
Untuk mempelajari lebih jauh mengenai
A. Standar Mutu Produk Olahan Nabati cara memperbaiki mutu produksi olahan
Produksi olahan nabati meliputi produksi nabati, mari kita pelajari uraian materi di
olahan buah-buahan, produksi olahan bawah ini !

53
Produk hasil Nabati

A. Standar Mutu Produk Olahan Buah- diproses oleh masing-masing


Buahan industri.
a. Standar Mutu Sale Pisang Dalam industri makanan dan
Sale pisang adalah makanan semi minuman, kebersihan peralatan,
basah dibuat dari buah pisang lingkungan tempat dan pekerja
segar dengan cara pengeringan sudah menjadi persyaratan
dan atau pengasapan dengan atau mutlak, karena bila kondisinya
tanpa penambahan pengawet. kotor dapat menjadi sumber
kontaminan makanan yang
Kualitas didefinisikan sebagai
diproduksi sehingga berpengaruh
tidak adanya cacat atau tingkat
pada mutu produk keluaran.
keunggulan dan mencakup
penampilan, warna, bentuk, luka, Mutu pangan adalah nilai yang
rasa, aroma, nilai gizi dan aman ditentukan atas dasar kriteria
bagi konsumen (Abbott, 1999). keamanan pangan, kandungan gizi
Karena adanya permintaan pasar dan standar perdagangan
yang lebih tinggi terhadap kualitas terhadap bahan makanan,
produk, maka industri pengolahan makanan dan minuman (UU RI
sale pisang mencari buah dengan No.7 Tahun 1996). Mut suatu
kualitas internal dan eksternal pangan dapat ditetapkan
yang lebih baik, termasuk panjang menggunakan standar pertanian,
dan lebar buah; berat buah; standar perdagangan, standar
persentase pulp; biji dan kulit per nasional Indonesia. Berdasarkan
buah; jumlah biji per buah; ukuran pengertian tersebut, maka
biji; diameter kupas; padatan penilian mutu hasil adalah menilai
terlarut (°Brix); keasaman (%); hasil (produk) secara subyektif
kandungan vitamin C (mg/100 g (organoleptis/inderasi/sensoris)
buah segar); pH pulp dan kelarutan dan secara obyektif (pengujian
rasio keasaman. Kualitas buah fisik, kimiawi dan mikrobiologi)
(baik internal dan eksternal) untuk mengetahui grade (kelas)
menuntut penanganan pasca mutu suatu produk.
panen seperti : mencegah Dari uraian di atas dapat diketahui
kerusakan mekanis, kehilangan air bahwa faktor penentu mutu
dan berkembangbiaknya penyakit, pembuatan sale pisang adalah
membatasi perubahan fisiologis dengan mengendalikan mutu
yang tidak diinginkan dan bahan baku, peralatan dan proses
mencegah zat kimia dan produksi. Buah sebagai bahan
kontaminasi mikroba (Cook,1999). baku dalam pembuatan sale
Paul dan Duarte (2011) pisang meliputi kadar karbohidrat
menjelaskan bahwa kualitas buah yang tinggi dan pisang benar-
berhubungan dengan beberapa benar masak atau pisang yang
sifat yang ada di dalam buah sudah siap dipanen kemudian
(penampilan, warna, asam, gula diperam untuk beberapa saat (Sri
dll) karena sifat tersebut berubah Nuryani dan Soedjono, 1993).
selama penanganan. Permintaan Disamping itu tidak semua jenis
kualitas buah, secara fisik dan pisang dapat digunakan untuk
kimia,oleh industri, tergantung membuat sale , jenis pisang yang
pada jenis buah dan produk yang baik untuk sale adalah jenis

54
Produk hasil Nabati

pisanng yang memiliki rasa manis peserta didik mampu menentukan


dan aromanya yang tajam, seperti standar mutu sale pisang.
pisang ambon, pisang raja dan B. Alat dan Bahan
lain-lain.
Alat
Untuk mendapatkan kualitas
a. Timbangan
bahan baku yang baik, industri
perlu memilih dan memilah buah b. Label
sesuai dengan kriteria yang c. Pisau
dipersyaratkan. Dengan demikian d. Irik banbu
untuk buah pisang perlu dipilih
e. Nyiru
buah yang matang optimal, rasa
manis, aroma kuat, warna kulit f. Rak pengering
kuning kehijauan atau kuning, g. Alat pengering
kadang-kadang ditandai dengan h. Plastic sealer
bercak-bercak sawo matang,
i. Telenan/roll kayu
konsistensi sedang dan kulit
mudah dilepas, kondisi segar dan j. Gelas ukur
tidak rusak. Peralatan yang Bahan
digunakan hendaknya perlu dijaga a. Pisang ambon tua dan masak
kebersihannya setiap saat
b. Kantong plastik
dipergunakan.
c. Na-metabisulfit
Peralatan produksi yang
digunakan dilakukan sanitasi C. Instruksi Kerja
dengan cara menyesuaikan sifat 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dari masing-masing alat. Guna hati dan memperhatikan K3 !
mendapatkan keluaran proses 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
dalam bentuk sale pisang, maka praktik !
pengendalian proses dilakukan
3. Kembalikan perlatan praktik ke
mulai dari pengendalian bahan
tempat semula dalam kondisi bersih,
baku, bahan pembantu, selama
kering dan rapi !
proses dan produk, serta
pengemasan. D. Langkah Kerja
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, 1. Siapkan alat dan bahan baku yang
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia diperlukan
secara berkelompok ! 2. Kupas pisang tersebut dengan
Bagi semua peserta didik menjadi 8 kelompok ! menggunakan pisau stainless steel,
bagian ujung buah dibuang.
Buat kesimpulan dari praktik yang dilakukan,
kemudian presentasikan di muka kelas ! 3. Lakukan pengerokan tipis pada
seluruh permukaan buah pisang
dengan pisau.
Praktik 4. R e n d a m d a l a m l a r u t a n N a -
metabisulfit 0,2% selama 30 menit.
Mengidentifikasi Standar Mutu Sale Pisang 5. Atur buah pisang yang telah direndam
di atas nyiri atau rak pengering.
A. Tujuan
Usahakan untuk tidak saling
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, menempel satu sama lain.

55
Produk hasil Nabati

Praktik
6. Keringkan selama 24 jam, dengan b. Standar Mutu Manisan
menggunakan alat pengering. Manisan buah adalah buah yang
7. Tekan perlahan-lahan pisang yang direndam dalam larutan gula pekat
sudah dijemur dengan roll kayu atau sehingga diperoleh buah yang manis
menggunakan 2 telenan. Usahakan dengan tekstur yang renyah dan awet.
tidak sampai hancur. Ada dua jenis manisan buah, yaitu
8. Lanjutkan pengeringan selama 24-48 manisan buah basah dan manisan
jam. buah kering. Buah yang digunakan
adalah buah yang masih muda atau
9. Lakukan penilaian mutu produk secara
mengkal, berdaging tebal, tidak rusak
organoleptic/inderawi. Bandingkan
atau busuk, dan masih segar. Standar
dengan kriteria mutu produk akhir
mutu manisan yang dihasilkan
yang diharapkan.
memiliki tekstur renyah, rasa manis,
10. Lakukan pencatatan penilaian mutu tidak keriput, dan warna menarik
produk secara organoleptic/inderawi (tidak terjadi pencoklatan)
pada lembar pengamatan di bawah ini.
Lakukan praktik sesuai perintah guru
E. Lembar Pengamatan Anda, dengan instruksi kerja yang sudah
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan tersedia secara berkelompok!
Penyimpangan Perbaikan
1.Tingkat kematangan Bagi semua peserta didik menjadi 8
2.Tingkat kesegaran
Penyiapan bahan baku 3.Keutuhan kelompok !
1 dan bahan bantu 4.Aromal
5.Rasa
6.Konsistensi
Buat kesimpulan dari praktik yang
7.Kebersihan dilakukan, kemudian presentasikan di
1.Kelengkapan
2 Penyiapan peralatan 2.Kebersihan muka kelas!
3.Pre start dan Kinerja
1.Jumlah plastik
3 Penyiapan bahan kemas, 2.Kebersihan plastik
yaitu palstik 3.Suhu dan waktu

4 Pengupasan 2.
pengemasan
1.Kemudahan kulit lepas
Warna kulit pisang
Praktik
3.Flavor
Penghitungan kebutuhan 1.Berat Na-metabisulfit
5 bahan bantu 2.Berat air Mengidentifikasi Standar Mutu Manisan Buah
1.Tipis
6 Pengerokkan 2.Sedang A. Tujuan
3.Tebal

Peletakkan pada nyiru


1.Menempel Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
7. 2.Tidak menempel satu
atau rak pengering sama lain peserta didik mampu mengidentifikasi
1.Waktu
8. Pengeringan 2.Suhu standar mutu manisan buah.
3.Lama
1.Utuh B. Alat dan Bahan
9. Pengerollan 2.Hancur
1.Suhu pengisian Alat
10 Pengemasan 2.Adanya rongga udara
3.Pelabelan a. Baskom plastik
1.Kebersihan ruang
2.Kebersihan tempat/ b. Pisau
wadah
11. Penyimpanan produk 3.Suhu ruangan
4.Kelembaban ruang
c. Panci
5.Penerangan ruang
1.Konsistensi sedang,
d. Kompor
2.Warna coklat,
12. Penilaian mutu produk 3.Tekstur lembut, e. Sendok kayu
4.Flavor buah alami,
5.Rasa manis f. Tissue
g. Toples

56
Produk hasil Nabati

Praktik
Bahan 6. Perendaman larutan gula. Irisan
a. Mangga/kedondong buah direndam dalam larutan gula
secara bertahap, yaitu 40% dan
b. Gula pasir
50%.
c. Kapur sirih
7. Mengemas manisan buah sesuai
d. Garam spesifikasi yang ditentukan.
e. CaCl2 Manisan buah dikemas ke dalam
f. Kain saring botol yang telah distrelisasi
bersama tutupnya dan diberi label
C. Instruksi Kerja
sesuai ketentuan (prinsip AIDAS).
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
8. Lakukan penilaian mutu produk
hati dan memperhatikan K3 !
secara organoleptic/inderawi.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Bandingkan dengan kriteria mutu
praktik ! produk akhir yang diharapkan.
3. Kembalikan perlatan praktik ke 9. Lakukan pencatatan penilaian mutu
tempat semula dalam kondisi bersih, p r o d u k s e c a r a
kering dan rapi ! organoleptic/inderawi pada lembar
D. Langkah Kerja pengamatan di bawah ini.
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan E. Lembar Pengamatan
peralatan produksi sesuai
kebutuhan. Disiapkan semua Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
peralatan dengan lengkap, bersih,
Disiapkan semua peralatan
dan dikalibrasi atau dikontrol 1
Mengidentifikasi dan
menyiapkan
dengan lengkap, bersih, dan
dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum dipakai. peralatan produksi
sesuai kebutuhan.
terlebih dahulu sebelum
dipakai
2. Memilih dan menangani bahan Buah dipilih yang
Memilih dan menangani mengkal atau mentah,
bahan baku untuk proses tidak rusak, tidak busuk,
baku untuk proses produksi. Buah 2 produksi. dan tidak memar
dipilih yang mengkal atau mentah, Membersihkan buah
Buah dibersihkan dari
kulit, biji, bagian lain
tidak rusak, tidak busuk, dan tidak 3 dari bagian yang tidak yang tidak dikehendaki
dikehendaki. dan kotoran yang melekat
memar Buah diiris dengan
menggunakan alat
3. Membersihkan buah dari bagian Melakukan pengecilan pengiris (slicer),
ukuran.
4 seragam, dan ketebalan
yang tidak dikehendaki. Buah 3-10 mm.

dibersihkan dari kulit, biji, bagian Irisan buah direndam


dengan CaCl 0,1%
Melakukan perendaman selama 1 jam,2 atau
lain yang tidak dikehendaki dan 5
dengan larutan kalsium. dengan larutan kapur
kotoran yang melekat sirih 10% selama 6-8 jam,
lalu dicuci bersih untuk
menghilangkan kapur.
4. Melakukan pengecilan ukuran. Buah Irisan buah direndam
Perendaman larutan dalam larutan gula secara
diiris dengan menggunakan alat 6 gula. bertahap, yaitu 40% dan
50%.
pengiris (slicer), seragam, dan Manisan buah dikemas
Mengemas manisan ke dalam botol yang telah
ketebalan 3-10 mm. buah sesuai spesifikasi distrelisasi bersama tutup-
7 yang ditentukan. nya dan diberi label sesuai
5. Melakukan perendaman dengan ketentuan (prinsip AIDAS).
Manisan buah basah
larutan kalsium. Irisan buah yang dihasilkan memiliki
Penilaian produk tekstur renyah, rasa manis,
direndam dengan CaCl 2 0,1% 8 tidak keriput, dan warna
menarik (tidak terjadi
selama 1 jam, atau dengan larutan pencoklatan)

kapur sirih 10% selama 6-8 jam,


lalu dicuci bersih untuk
menghilangkan kapur.

57
Produk hasil Nabati

c. Standar Mutu Sari Buah 3. Kembalikan perlatan praktik ke


Standar mutu Sari buah yang tempat semula dalam kondisi bersih,
dihasilkan harus memenuhi kriteria, kering dan rapi !
warna terang sesuai dengan warna D. Langkah Kerja
buah, rasa manis, tidak terdapat 1. Bersihkan botol dan tutup, kemudian
endapan, tidak berbusa. rebus dalam air mendidih selama 30
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, menit. Selanjutnya keringkan botol
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia dan tutup dalam posisi terbalik.
secara berkelompok! 2. Timbang 1 kg jambu yang segar, tua
Bagi semua peserta didik menjadi 8 dan tidak rusak atau tidak busuk.
kelompok ! 3. Cuci menggunakan air bersih.
Buat kesimpulan dari praktik yang 4. Belah jambu dengan memotong jambu
dilakukan, kemudian presentasikan di secara melintang menjadi dua bagian
muka kelas! yang hampir sama besar.
5. Hancurkan jambu biji dengan blender,
selama penghancuran tambahkan air
Praktik sebanyak 5-7 kali berat jambu biji,
kemudian peras jambu dengan
Mengidentifikasi Standar Mutu Sari Buah menggunakan kain saring. Tampung
A. Tujuan air perasan setelah disaring dengan
penyaring teh. Ukurlah jumlah filtrat
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, atau sari buah asli yang diperoleh dan
peserta didik mampu megidentifikasi catat.
standar mutu sari buah.
6. Timbanglah gula sebanyak 10% dari
B. Alat dan Bahan filtrat.
Alat 7. Panaskan filtrat sampai mencapai
1. Baskom suhu 65°C selama 5 menit, kemudian
2. Pisau masukkan gula yang sudah ditimbang,
3. Saringan teh aduk hingga seluruh gula larut.
Pertahankan suhu antara 65°C -75°C
4. Botol selama 5 menit.
5. Kompor 8. Sari buah yang masih panas langsung
6. Pengaduk dimasukkan ke dalam botol steril dan
7. Gelas ukur segera tutup.
Bahan E. Lembar Pengamatan
1. Jambu Tua dan segar (boleh yang Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses
memiliki rasa asam) Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat-
2. Gula pasir (putih) Mengidentifikasi dan
1 menyiapkan peralatan
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuhan. dikontrol terlebih dahulu
C. Intruksi Kerja sebelum dipakai.
Memilih dan menangani Buah dipilih yang matang,
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- 2 bahan baku untuk proses tidak rusak, tidak busuk,
produksi. dan tidak memar
hati dan memperhatikan K3 ! Buah dibersihkan dari
Membersihkan buah dari kulit, biji, bagian lain yang
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 3 bagian yang tidak tidak dikehendaki dan
dikehendaki. kotoran yang melekat
praktik ! dengan cara dicuci air
bersih.

58
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Perbaikan
PRAKTIKUM
Penyimpangan
Buah yang telah dicuci Mengidentifikasi Standar Mutu Sirup Buah
selanjutnya dipotong
dan diekstraksi mengguna-
kan automatic juicer,
A. Tujuan
4 Melakukan ekstraksi buah. selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan Setelah menyelesaikan kegiatan ini, peserta
penambahan air matang
5-7 kali volume dan diukur didik mampu megidentifikasi standar mutu
kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan sirup buah.
65°C selama 5 menit dan

5 Melakukan pemanasan
ditambah gula sampai
10% sambil terus diaduk
B. Alat dan Bahan
dan penambahan gula. dan dipanaskan hingga
suhu 65°C- 75°C selama Alat
5 menit kemudian
disaring. a. Baskom
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan
panas dengan botol yang b. Pisau
6 telah disterilisasi bersama
Melakukan pengemasan. tutupnya dan dilakukan c. Alat pemeras jambu
ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup. d. Saringan teh
Sari buah yang dihasilkan
harus memenuhi kriteria, e. Botol
warna terang sesuai
Penilaian produk
7 dengan warna buah,
rasa manis, tidak terdapat
f. Pemanas
endapan, tidak berbusa.
g. Pengaduk
h. Gelas ukur
Bahan
a. Jambu manis dan segar (diusahakan
yang memiliki biji merah)
d. Standar Mutu Sirup Buah
C. Instruksi Kerja
Sirup merupakan produk minuman
yang dibuat dari campuran air dan gula 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dengan kadar larutan gula minimal 65 hati dan memperhatikan K3 !
% dengan atau tanpa bahan pangan 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
lain dan bahan tambahan pangan yang praktik !
diijinkan sesuai ketentuan berlaku. 3. Kembalikan perlatan praktik ke
Standar mutu sirup buah yang tempat semula dalam kondisi bersih,
dihasilkan harus memenuhi kriteria, kering dan rapi !
warna terang sesuai dengan warna
D. Langkah Kerja
buah, rasa manis, tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
peralatan produksi sesuai kebutuhan.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
Disiapkan semua peralatan dengan
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
secara berkelompok!
dikontrol terlebih dahulu sebelum
Bagi semua peserta didik menjadi 8 dipakai.
kelompok !
2. Memilih dan menangani bahan baku
Buat kesimpulan dari praktik yang untuk proses produksi. Buah dipilih
dilakukan, kemudian presentasikan di yang matang, tidak rusak, tidak busuk,
muka kelas! dan tidak memar
3. Membersihkan buah dari bagian yang
tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
dari kulit, biji, bagian lain yang tidak

59
Produk hasil Nabati

Praktik
dikehendaki dan kotoran yang No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
melekat dengan cara dicuci air bersih. Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong dan
4. Melakukan ekstraksi buah. Buah yang diekstraksi menggunakan
telah dicuci selanjutnya dipotong dan 4 Melakukan ekstraksi buah. automatic juicer, selanjut-
nya ekstrak buah diencer-
kan dengan penambahan
diekstraksi menggunakan automatic air matang 2 kali volume
dan diukur kadar gulanya.
juicer, selanjutnya ekstrak buah Ekstrak buah dipanaskan
diencerkan dengan penambahan air 5 Melakukan pemanasan
dan penambahan gula.
60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus
matang 2 kali volume dan diukur diaduk, kemudian disaring.
Sirup buah selanjutnya
kadar gulanya. dikemas dalam keadaan
panas dengan botol
yang telah disterilisasi
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n 6 Melakukan pengemasan. bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting
penambahan gula. Ekstrak buah pada suhu 80°C
selama 20 menit, lalu
dipanaskan 60°C dan ditambah gula botol ditutup.
sampai 60% sambil terus diaduk, Sirup buah yang dihasil-
kan harus memenuhi
kemudian disaring. 7 Penilaian produk.
kriteria, warna terang
sesuai dengan warna
buah, rasa manis, tidak
6. Melakukan pengemasan. Sirup buah terdapat endapan, tidak
berbusa
selanjutnya dikemas dalam keadaan
panas dengan botol yang telah
disterilisasi bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting pada suhu
80°C selama 20 menit, lalu botol
ditutup. e. Standar Mutu Jam /Jelly Buah
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol Jam/selai merupakan produk olahan
dipanaskan pada suhu 65-70°C buah yang dibuburkan dan dicampur
selama 30 menit. Setelah dingin botol dengan gula (sukrosa) yang dimasak
diberi label sesuai ketentuan (prinsip hingga menjadi konsentrasi yang
AIDAS) relatif kental seperti pasta. Jam/selai
8. Lakukan penilaian mutu produk biasanya dikonsumsi sebagai teman
secara organoleptic/inderawi. konsumsi makanan lainnya, misalnya
Bandingkan dengan kriteria mutu sebagai paduan konsumsi roti dan
produk akhir yang diharapkan. kue-kue. Standar mutu jam/jelly buah
9. Lakukan pencatatan penilaian mutu konsistensi kokoh, warna cemerlang,
produk secara organoleptic/inderawi distribusi buah merata, tekstur
pada lembar pengamatan di bawah lembut, flavor buah alami, tidak
ini. mengalami sineresis dan kristalisasi
E. Lembar Pengamatan selama penyimpanan.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
Disiapkan semua peralat- secara berkelompok!
Mengidentifikasi dan an dengan lengkap, bersih,
1 menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuhan. dikontrol terlebih
Bagi semua peserta didik menjadi 8
dahulu sebelum dipakai.
kelompok !
Memilih dan menangani Buah dipilih yang matang,
2 bahan baku untuk proses tidak rusak, tidak busuk,
produksi. dan tidak memar Buat kesimpulan dari praktik yang
Buah dibersihkan dari kulit,
Membersihkan buah dari biji, bagian lain yang tidak dilakukan, kemudian presentasikan di
3 bagian yang tidak
dikehendaki.
dikehendaki dan kotoran
yang melekat dengan cara
muka kelas!
dicuci air bersih.

60
Produk hasil Nabati

Praktik
PRAKTIKUM pisau untuk memudahkan
Mengidentifikasi Standar Mutu Jam/Jelly penghancuran
Buah 5. Siapkan blender dan lakukan pre start.
Periksa kinerja blender baik dan
A. Tujuan
pastikan blender bisa digunakan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
6. Lakukan penghancuran nanas
peserta didik mampu megidentifikasi
menggunakan blender. Gunakan
standar mutu Jam/jelly buah.
tombol kecepatan terkecil.
B. Alat dan Bahan
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
Alat memastikan keseragaman hancuran.
1. Panci Catat kondisi bubur buah pada borang
2. Kompor pengamatan.
3. Pisau dan talenan 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
4. Baskom
buah hasil penghancuran.
5. Penyaring
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
6. Wajan menggunakan rumus (formula) yang
7. Gelas ukur sudah disiapkan berdasarkan berat
8. Timbangan nanas kupas. Catat kebutuhan gula
dan pektin pada borang pengamatan
9. Botol
10. Timbang gula sesuai dengan
Bahan
kebutuhan
1. Nanas
11. Timbang pektin sesuai dengan
2. Gula pasir (putih) kebutuhan.
3. Asam sitrat 12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk
4. Pektin grade 100 lemon.
C. Intruksi Kerja 13. Campur bubur nanas, gula dan pektin
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dalam keadaan dingin. Aduk sampai
hati dan memperhatikan K3 ! merata.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 14. Periksa keasaman campuran
praktik ! menggunakan kerta pH yang ada
skalanya. Catat pH campuran bubur
3. Kembalikan perlatan praktik ke
buah.
tempat semula dalam kondisi bersih,
kering dan rapi ! 15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4,
maka tambahkan bubur buah dengan
D. Langkah Kerja
jus lemon hingga pH sekitar 3.8.
1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
16. Aduk kembali hingga merata. Amati
tutupnya yang telah dicuci bersih.
kondisi campuran bubur buah dengan
2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C bahan bantu pada borang
tekanan 1 atm selama 30 menit pengamatan.
menggunakan autoclave.
17. Masak campuran bubur buah pada
3. Botol jar steril siap digunakan sebagai suhu 120 0 C selama ± 1 jam
bahan kemas / wadah selai/jam nanas. menggunakan panci stainless steel
4. Potong-potong nanas menggunakan sambil dilakukan pengadukan dan

61
Produk hasil Nabati

Praktik
mengendalikan agar tidak gosong. No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
Pemasakan dilakukan sampai kental 1.Kelengkapan
atau total padatan 62-68 %. 2 Penyiapan peralatan 2.Kebersihan
3.Pre start dan Kinerja
18. Lakukan pemeriksaan total solid 1.Jumlah botol
Penyiapan bahan kemas, 2.Kebersihan botol dan
menggunakan refraktometer untuk 3 yaitu botol jar tutup
3.Suhu dan waktu
memperkirakan tingkat kekentalan sterilisasi
1.Berat nanas kupas
selai/jam. 2.Distribusi buah dalam
4 bubur
Penghancuran
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 3.5Berat bubur nanas
4.Warna
yang ditentukan sudah tercapai. 5.Flavor

5 Penghitungan kebutuhan 1.Berat gula


20. Masukkan selai/jam nanas dalam bahan bantu 2.Berat pektin
3.Jumlah jus lemon
keadaan panas kedalam botol jar 1.Homogenitas
2.pH bubur buah nanas
steril. Pengisian dilakukan sampai 6 Pencampuran 3.Warna
4.Flavor
batas leher bagian bawah botol. Leher 5.Total padatan terlarut
botol dikosongkan dan berfungsi 1.Suhu
2.Waktu
7 Pemasakan
sebagai head space 3.Total padatan
1.Suhu pengisian
21. Lakukan exhausting menggunakan 8 Pengemasan
2.Adanya head space
3.Suhu dan waktu
panci terbuka beralaskan kain saring. exhausting
4.Pelabelan
22. Selai/jam nanas dalam botol jar di 1.Limbah dikumpulkan
berdasarkan sifatnya
masukkan kedalam panci, kemudian (padat dan cair)
2.Limbah padat
9 Mengumpulkan dan
masukkan air bersih hingga setinggi mengelola limbah
dikelompokkanberdasar-
kan sifatnya,yaitu organik
3/4 tinggi botol. dan anorganik.
3.Limbah dikelola sesuai
dengan tata cara,
23. Panaskan hingga air mendidih. Periksa manajemen limbah yang
diterapkan diperusahaan
suhu bahan, biarkan suhu bahan 1.Kebersihan ruang
mencapai 90 0C dan pertahankan 2.Kebersihan tempat
/wadah
10 Penyimpanan produk 3.Suhu ruangan
selama 15 menit. 4.Kelembaban ruang
5.Penerangan ruang
24. Selesai exkausting botol segera 1.Konsistensi kokoh,
2.Warna cemerlang,
ditutup rapat. 3.Distribusi buah merata,
4.Tekstur lembut,
25. Lakukan sterilisai pada suhu 90 0C 11 Penilaian mutu produk
5.Flavor buah alami,
6.Tidak mengalami
selama 15 menit. sineresis dan kristalisasi
selama penyimpanan
26. Dinginkan produk secepatnya.
27. Siapkan label yang memuat informasi
tentang produk.
28. Tempelkan label pada produk
selai/jam nanas dalam botol
29. Lakukan pengamatan terhadap produk f. Standar Mutu Dodol Nanas
akhir dan catat pada borang Dodol Nanas adalah makanan yang
pengamatan. dibuat dari daging buah nanas (Ananas
E. Lembar Pengamatan Comosus (L). Merr) matang yang
dihancurkan, dimasak dengan
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan penambahan gula, dengan
1.Tingkat kematangan penambahan bahan makanan lain dan
2.Tingkat kesegaran
1 Penyiapan bahan baku 3.Keutuhan dengan atau tanpa bahan tambahan
dan bahan bantu 4.Berat nanas awal
5.Berat nanas kupas makanan yang diizinkan. Standar mutu
6.Kebersihan nanas kupas
dodol yang dihasilkan berwarna

62
Produk hasil Nabati

kecoklatan, kenyal, ukuran seragam, d. Santan


rasa manis, permukaan mengeras e. Tepung ketan
tetapi bagian dalam lunak, dan tidak
berbau hangus. f. Minyak goreng/mentega
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, g. Kemasan plastik
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia C. Instruksi Kerja
secara berkelompok! 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
Bagi semua peserta didik menjadi 8 hati dan memperhatikan K3!
kelompok ! 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
Buat kesimpulan dari praktik yang praktik!
dilakukan, kemudian presentasikan di 3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
muka kelas! semula dalam kondisi bersih, kering
dan rapi!
D. Langkah Kerja
Praktik 1. Panaskan santan kental sampai
diperoleh santan kanil yang
PRAKTIKUM berminyak. Sisihkan.
2. Sangrai tepung ketan sampai matang
Mengidentifikasi Standar Mutu Dodol Buah
dan berwarna agak kuning. Sisihkan.
A. Tujuan 3. Pilih nanas matang dan segar serta
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, tidak busuk. Kupas, bersihkan matanya
dan buang hatinya, kemudian cuci
peserta didik mampu mengidentifikasi bersih.
standar mutu dodol buah. 4. Timbang sebanyak 1500 gram nanas
yang telah bersih, kemudian
B. Alat dan Bahan
hancurkan dengan blender atau parut,
Alat 5. Timbang sebanyak 250 gram tepung
a. Baskom yang telah disangrai, 600 gram gula
merah dan 900 gram gula pasir, serta
b. Timbangan ukur sebanyak 2 gelas santan kanil.
c. Kompor 6. Campur semua bahan yang telah
ditimbang dan diukur, aduk rata.
d. Spatula
7. Panaskan campuran dalam wajan
e. Wajan dengan api sedang sambil diaduk.
f. Pengaduk kayu Usahakan tidak ada kerak pada dasar
g. Blender/parut wajan. Pemanasan campuran
dilakukan sampai adonan kental dan
h. Loyang plastik
tidak lengket di tangan.
i. Talenan
8. Tambahkan 2 sendok makan minyak
Bahan goreng atau margarin. Aduk beberapa
a. Buah nanas matang dan segar saat samapai minyak/margarin
b. Gula pasir tercampur rata.
c. Gula merah 9. Pindahkan adonan ke dalam loyang
plastik dan dinginkan.

63
Produk hasil Nabati

Praktik
10. Potong-potong dodol nanas yang telah serta bahan tambahan makanan yang
dingin dengan ukuran kurang lebih 5 diijinkan. Standar mutu keripik pisang
cm dengan ketebalan 1 cm. berwarna kekuningan tidak hangus.
11. Bungkus potongan dodol dengan Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
plastik. dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
12. Kemas dalam kantong plastik atau duz secara berkelompok!
dan beri label Bagi semua peserta didik menjadi 8
13. Simpan di tempat yang kering dan kelompok!
dingin. Buat kesimpulan dari praktik yang
E. Lembar Pengamatan dilakukan, kemudian presentasikan di
Tindakan
muka kelas!
Ada/Tidak
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
1 produksi sesuai kebutuh-
an.
dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
Praktik
Memilih dan menangani Tepung ketan dipilih yang
2 bahan baku untuk proses masih baik, tidak berbau
produksi. apek, tidak berkutu dan PRAKTIKUM
tidak menggumpal
Memilih dan menangani Bahan pembantu (kelapa
dan gula merah) yang
Mengidentifikasi Standar Mutu Keripik Buah
bahan pembantu untuk
3 proses produksi. dipilih masih baik, kelapa
tidak busuk, gula merah A. Tujuan
berwarna coklat, tidak
banyak kotoran. Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
Bahan baku dan bahan
4 Mencampur bahan.
pembantu dicampur peserta didik mampu mengidentifikasi
sampai homogen dan
tidak ada gumpalan. standar mutu keripik buah.
Campuran dipanaskan
Melakukan pemasakan dengan api sedang sambil B. Alat dan Bahan
5 diaduk, sampai adonan liat,
campuran.
berminyak dan tidak Alat
lengket di wajan.
Adonan dodol masak
dimasukkan ke dalam
a. Baskom
baki yang dialasi plastik
6 Melakukan pencetakan. dengan ketinggian 1-2 cm, b. Timbangan
ditekan-tekan agar padat
dan rata, lalu didinginkan
dan dikeringkan.
c. Kompor
Dodol yang telah keras
dipotong-potong dengan d. Spatula
ukuran 1,5 x 5 cm, dikemas
Mengemas dodol sesuai dengan kertas minyak
7 spesifikasi yang ditentuk- atau plastik dengan rapi, e. Wajan
an. kemudian dikemas dalam
dus yang diberi label f. Pengaduk kayu
sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan g. Loyang plastik
berwarna kecoklatan,
8 Penilaian mutu produk
kenyal, ukuran seragam,
rasa manis, permukaan
j. Talenan
mengeras tetapi bagian
dalam lunak, dan tidak k. Slicer
berbau hangus.
Bahan
a. Pisang mentah
b. Garam
c. Minyak goreng
g. Standar Mutu Keripik Buah
d. Gula putih
Keripik buah adalah makanan yang
dibuat dari daging buah yang telah e. Bawang putih
masak, dipotong/disayat dan digoreng f. Kantong plastik
memakai minyak secara vakum g. Kertas koran
dengan atau tanpa penambahan gula

64
Produk hasil Nabati

Praktik
C. Instruksi Kerja No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat-
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
hati dan memperhatikan K3 ! 1 produksi sesuai kebutuh- dan dikalibrasi atau
an. dikontrol terlebih dahulu
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat sebelum dipakai.
Memilih dan menangani Dipilih pisang yang yang
praktik ! 2 bahan baku untuk proses tua tetapi belum matang
produksi.
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat 3 Pengupasan Pisang dikupas hingga
bersih
semula dalam kondisi bersih, kering 4 Pengecilan ukuran
Pisang yang telah dikupas
diiris dengan ketebalan
dan rapi ! 1,5 mm
Pisang digoreng dengan
D. Langkah Kerja 5 Penggorengan minyak yang banyak pada
suhu 170-200 °C

1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri Bumbu asin ditambaha-


kan ketika pisang baru
dari garam, bawang putih dan gula. 6 Penambahan bumbu
setengah matang sedang-
kan bumbu manis
Bumbu asin diperoleh dengan cara ditambahkan pada saat
keripik akan matang
menumbuk halus 10 gr garam dan 2 Keripik pisang yang telah
matang didinginkan,
siung bawang putih dan 100 ml air. Mengemas kripik sesuai dikemas dengan atau
Sedangkan bumbu manis dibuat dari 7 spesifikasi yang ditentuk- plastik dengan rapi,
an. kemudian dikemas dalam
dus yang diberi label
250 gram gula pasir dicampur dengan sesuai ketentuan
2 gram garam yang dilarutkan dalam 1 Penilaian mutu produk
Keripik pisang berwarna
8 kekuningan tidak hangus
liter air.
2. Kupas pisang sampai bersih dengan
pisau satu persatu kemudian diiris dan
langsung digoreng.
3. Pengirisan dilakukan menggunakan
alat pengiris(slicer) dengan ketebalam 2. Standar Mutu Produk Olahan Sayuran
1,5 mm. Penggorengan dilakukan pada a. Standar Mutu Produk Saus
suhu 170-200°C. Hingga warna Saus tomat merupakan produk
kekuningan. yang dihasilkan dari campuran
4. Penambahan bumbu asin dilakukan bubur tomat atau pasta tomat atau
pada saat pisang masih dalam proses padatan tomat yang diperoleh dari
penggorengan. Bumbu cair tomat yang masak, yang diolah
dimasukkan ke dalam minyak pada dengan bumbu-bumbu, dengan
saat keripik setengah matang. atau tanpa penambahan bahan
5. Penambahan bumbu manis dilakukan pangan lain dan bahan tambahan
setelah kripik pisang mendekati kering pangan yang diijinkan. Sedangkan
sempurna. Keripik pisang yang hampir saus cabe merupakan produk yang
matang diangkat dari minyak, diperoleh dari bahan utama cabe
selanjutnya keripik pisang dicelupkan (Capsicum sp) yang baik, yang
ke dalam bumbu manis yang sudah diolah dengan penambahan
disiapkan. Goreng kembali hingga bumbu-bumbu dengan atau tanpa
kering. penambahan bahan makanan lain
dan bahan tambahan pangan yang
6. Hamparkan keripik pisang pada
diizinkan. Standar mutu saus yaitu
tampah yang telah dialasi kertas koran
distribusi bubur merata,
dan biarkan hingga dingin kemudian
konsistensi sedang, warna
kemas.
cemerlang
E. Lembar Pengamatan

65
Produk hasil Nabati

Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, C. Instruksi Kerja


dengan instruksi kerja yang sudah tersedia 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
secara berkelompok ! hati dan memperhatikan K3 !
Bagi semua peserta didik menjadi 8 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
kelompok ! praktik !
Buat kesimpulan dari praktik yang 3. Kembalikan perlatan praktik ke
dilakukan, kemudian presentasikan di tempat semula dalam kondisi bersih,
muka kelas ! kering dan rapi !
D. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan-bahan yang akan
Praktik digunakan. Lakukan perlakuan
pendahuluan pada bahan sesuai
PRAKTIKUM karakteristik bahan. Takar sesuai
kebutuhan.
Mengidentifikasi Standar Mutu Saus
2. Kukus cabai merah keriting dan
A. Tujuan
bawang putih selama 7 menit (cabai
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, merah keriting dan bawang putih
peserta didik mampu mengidentifikasi dimasukkan setelah terbentuk uap air)
standar mutu saus.
3. Dinginkan cabai merah keriting dan
B. Alat dan Bahan bawang putihBlender bahan-bahan
Alat yang telah dikukus hingga menjadi
JK FAJ EO R K HQI A
bubur. Untuk memudahkan
- L eo] q op] ej ha o opa a h - ^ q] d
penghancuran, tambahkan air sesuai
. >] ogk i l h] opeg / ^ q] d
kebutuhan.
/ @] j ` ] j c - ^ q] d 4. Buat bubur nanas dengan cara
0 I ] j c gqg 0 ^ q] d memblender nanas, untuk
1 O] nej c ] j - ^ q] d mempermudah pemblenderan
2 >ha j ` a n - ^ q] d tambahkan air 50-100 ml.
3 L a j c ] ` qg - buah
5. Tuang bubur cabai merah keriting dan
4 Pei ^ ] j c ] j - ^ q] d
bawang putih ke dalam wajan,
5 C a h] o qgqn - ^ q] d
campurkan dengan bubur nanas.
-, >k pk h l a j c a i ] o $^ ] s ] oa j ` ene%. – 3 BUAH
-- Gk i l k n c ] o - ^ q] d
6. Masak saos cabai di atas api sedang.
-. P] ha j ] j - ^ q] d 7. Tambahkan gula pasir dan garam
-/ S ] f] j - ^ q] d sesuai takaran.
Bahan 8. Aduk-aduk adonan saos cabai hingga
J K FAJ EO R K HQ I A
tercampur rata. Untuk mengetahui
- ? ] ^ ] e i a n] d ga nepej c . 1, c
adonan telah masak, tuang sedikit
adonan dengan menggunakan
. J ]j ]o 31, c
pengaduk. Jika adonan tidak segera
/ = en i ] p] j c ` ej c ej / . 1 __
jatuh, bertanda adonan telah masak
0 > ] s ] j c l q ped 1, c
dan siap dikemas.
1 C q h] l ] oen . 1, c
2 C ] n] i ` ] l q n 1, c 9. Rebus botol beserta tutup yang akan
3 ? q g] . 1 __ digunakan sebagai pengemas dalam
air yang telah mendidih selama 30

66
Produk hasil Nabati

menit. Pada saat mau mengambil peserta didik mampu mengidentifikasi


gunakan penjepit dan jangan sampai standar mutu pickel.
sentuh tangan. B. Alat dan Bahan
10. Kemas saos cabai selagi masih panas, Alat
tutup.
a. Panci
E. Lembar Pengamatan b. Pisau
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan c. Talenan
Mengidentifikasi dan
Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
d. Timbangan
1 menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuh- dikontrol terlebih dahulu
an.
e. Botol
sebelum dipakai.
Memilih dan menangani Pilih cabai yang utuh, Bahan
2 bahan baku untuk proses tidak busuk.
produksi.
Kukus semua bumbu
a. Timun
3 Pengukusan selama 7 menit
Bumbu dan nanas dihalus-
b. Larutan garam brine 5 %
4 Pengecilan ukuran kan sampai benar-benar
halus c. Cuka masak 2%
Masak bumbu dan bubur
5 Pemasakan nanas dengan api sedang C. Instruksi Kerja
Kemas saus dalam

6 Pengemasan
keadaan panas kemudian
tutup rapat dan rebus
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dalam air mendidih selama
30 menit.
hati dan memperhatikan K3 !
Distribusi bubur merata,
7 Penilaian mutu produk konsistensi sedang, warna 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
cemerlang
praktik !
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
semula dalam kondisi bersih, kering
dan rapi !
b. Standar Mutu Produk Pickel D. Langkah Kerja
Pickel merupakan produk yang 1. Siapan bahan sesuai kebutuhan
berbahan utama buah atau 2. Sterilisasi botol dengan cara direbus
sayuran yang difermentasi. dalam air mendidih selama 30 menit.
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, 3. Masukkan timun pada botol, tuangkan
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia larutan garam brine 5 %.
secara berkelompok ! 4. Sisakan sedkit ruang kosong di bagian
Bagi semua peserta didik menjadi 8 atas botol, pastikan semua timun
kelompok ! terendam larutan garam brine 5%.
Buat kesimpulan dari praktik yang 5. Fermentasi pada suhu kamar selama 1
dilakukan, kemudian presentasikan di minggu.
muka kelas ! 6. Jika pada larutan brine terdapat
endapan/lendir, pisahkan dengan
Praktik cara menyeringnya. Jika brine
berwarna hitam maka ganti larutan
PRAKTIKUM tersebut
Mengidentifikasi Standar Mutu Pickel 7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
selama 15 menit, segera dinginkan
A. Tujuan dengan cepat setelah pasteurisasi
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, selesai. Pickel siap disimpan atau

67
Produk hasil Nabati

Praktik
dikonsumsi. PRAKTIKUM
E Lembar Pengamatan. Mengidentifikasi Standar Mutu Tape
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan A. Tujuan
Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
Mengidentifikasi dan an dengan lengkap, bersih,
1 menyiapkan peralatan dan dikalibrasi atau peserta didik mampu mengidentifikasi
produksi sesuai kebutuh- dikontrol terlebih dahulu
an. sebelum dipakai. standar mutu tape.
Memilih dan menangani Pilih timun yang masih
2 bahan baku untuk proses muda, bentuk seragam B. Alat dan Bahan
produksi. dan lurus.
Botol disterilisasi dengan Alat
Sterilisasi botol cara direbus dalam air
3 yang mendidih selama a. Baskom
30 menit
Rendam imun dalam b. Kompor
4 Perendaman larutan garam brine 5%
dan cuka masak 2% c. Panci
Fermentasi timunselama
1 minggu, selama fermen- d. Tampah
tasi apabila terdapat
endapan atau lender pada
larutan brine maka lakukan
e. Pengaduk kayu
5 Fermentasi penyaringan dan apabila
larutan brine berwarna f. Timbangan
coklat, lakukan pengganti-
an larutan. Bahan
Pasteurisasi pickle pada
6 Pasteurisasi suhu 70-80 C selama
15 menit a. Ubi kayu
7 Penilaian mutu produk
Dihasilkan pickle dengan
b. Ragi tape
C. Instruksi Kerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
hati dan memperhatikan K3 !
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
3. Standar Mutu Produk Olahan Umbi- praktik !
umbian 3. Kembalikan perlatan praktik ke
a. Standar Mutu Produk Tape tempat semula dalam kondisi bersih,
kering dan rapi !
Standar mutu tape yaitu diperoleh
tape dengan rasa manis, tekstur D. Langkah Kerja
lunak, warna merata. 1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
Lakukan praktik sesuai perintah guru 2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
Anda, dengan instruksi kerja yang sudah bersih
tersedia secara berkelompok ! 3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Bagi semua peserta didik menjadi 8 4. Kukus ubi kayu sampai matang
kelompok !
5. Dinginkan ubi kayu di atas tampah
Buat kesimpulan dari praktik yang sampai dingin
dilakukan, kemudian presentasikan di
6. Taburkan ragi tape sampai merata
muka kelas !
7. Masukkan dalam keranjang yang telah
dialasi daun pisang lalu tutup rapat,
fermentasikan selama 2-3 hari pada
suhu ruang.
E. Lembar Pengamatan

68
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan kelompok !
Penyimpangan Perbaikan
Mengidentifikasi dan Disiapkan semua peralat- Buat kesimpulan dari praktik yang
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih,
1 produksi sesuai kebutuh- dan dikalibrasi atau dilakukan, kemudian presentasikan di
an. dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai. muka kelas !
Memilih dan menangani Pilih ubi kayu tua
2 bahan baku untuk proses optimal
produksi.
Ubi kayu yang telah
3 Pengecilan ukuran dikupas dan dicuci bersih,
dipotong dengan ukuran
sesuai selera
Praktik
Kukus semua ubi kayu
4 Pengukusan sampai matang
PRAKTIKUM
Taburkan ragi pada ubi
Inokulasi kayu yang telah dingin
5
secara merata Mengidentifikasi Standar Mutu Roti Manis
Masukkan ubi kayu dalam
6 Fermentasi
keranjang kemudian tutup A. Tujuan
rapat dan diamkan selama
2-3 hari dalam suhu ruang

Kemas tape mengguna-


Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
kan besek kemudian beri
7 Pengemasan label sesuai AIDAS peserta didik mampu mengidentifikasi
Diperoleh tape dengan
8 Penilaian mutu produk rasa manis, tekstur lunak, standar mutu Roti Manis.
warna merata
B. Alat dan Bahan
Alat
Jk J ]i ] =h]p Fqi h]d O]pq]j
1 Mixer 2 Mixer besar untuk kel 1 dan
2, mixer kecil untuk kel 3
4. Standar Mutu Produk Olahan Serealia
2 Mangkok Besar/sedang 1 Wadah pencampuran I
a. Standar Mutu Olahan Roti Manis 3 Gelas ukur 1 Wadah pencampuran II

Roti adalah produk yang diperoleh 4 Mangkok sedang 1 Wadah penc ampuran III

dari adonan tepung terigu yang 5 Mangkok sedang 1 Wadah sosis

diragikan dengan ragi roti dan 6 Mangkok sedang 1 Wadah keju parut

dipanggang, dengan atau tanpa 7 Mangkok sedang 1 Wadah olesan telur

penambahan bahan makanan lain 8 Spatel 3

dan bahan tambahan makanan 9 Roller 3

yang diizinkan. Jenis roti yang 10 Pisau 2

beredar saat ini sangat beragam 11 Loyang besar 3

dan secara umum roti biasanya


Bahan
dibedakan menjadi roti tawar dan
Jk J ] i ] >] d] j Rkhqi a O] pq] j
roti manis atau roti isi. Standar
1 Tepung terigu protein tinggi 900 gram
mutu Menghasilkan roti dengan
2 Tepung terigu protein sedang 100 gram
kriteria yang telah ditentukan roti
3 Gula 220 gram
yang dihasilkan bentuknya bagus
4 Ragi roti 32 gram
dan seragam, berwarna kecoklatan
5 Kuning Telur ayam 100 gram
merata, dan toping menarik.
6 Kuning telur ayam untuk olesan 25 gram
Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda, 7 Air dingin 400 gram
dengan instruksi kerja yang sudah tersedia 8 Susu pasteurisasi 52 gram
secara berkelompok ! 9 Susu bubuk bqhh_na] i 52 gram
Bagi semua peserta didik menjadi 8 10 Mentega/ i ] nc] nej e/butter 148 gram

69
Produk hasil Nabati

Praktik
Jk J ] i ] >] d] j Rkhqi a O] pq] j margarin
11 >na] ` ei l nkr an biker bonus A 4 gram
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya.
12 Garam 3 gram
13 Bahan isian dan topping roti
c. Olesi dengan margarin sampai
a. Wswm
w 40 buah
merata
b. Oi ny gi hhev 420 buah d. Oven pada suhu 170-200 °C
14 Cup roti 80 lembar selama kurang lebih 20-30 menit
15 Pengemas plastic OPP ukuran ¼ kg 80 lembar atau sampai pisang matang
6. Melakukan pencampuran
C. Instruksi Kerja
a. Pencampuran I
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
hati dan memperhatikan K3 ! Masukkan semua bahan kering
kecuali garam (tepung terigu
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
protein tinggi, tepung terigu
praktik !
protein sedang, gula pasir, susu
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat bubuk, bread improver dan ragi)
semula dalam kondisi bersih, kering kedalam mangkok mixer, campur
dan rapi ! dengan kecepatan rendah selama
D. Langkah Kerja 1 menit.
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan b. Pencampuran II
peralatan produksi sesuai kebutuhan Tambahkan air, susu pasteurisasi
Disiapkan semua peralatan dengan dan kuning telur, campur dengan
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau kecepatan sedang 4 menit.
dikontrol terlebih dahulu sebelum c. Pencampuran III
dipakai
Tambahkan margarin dan garam,
2. Memilih dan menangani bahan utama campur dengan kecepatan tinggi
untuk proses produksi. selama 10 menit (sampai adonan
Tepung terigu dan ragi dipilih yang kalis) Semua bahan dicampur
masih baik. Terigu berwarna putih dengan alat pencampur (mixer)
kekuningan, tidak berkutu, tidak atau manual dengan urutan yang
menggumpal, dan tidak berbau apek. benar sampai adonan kalis dan
Ragi masih aktif. waktu tidak lebih dari 15 menit.
3. Memilih dan menangani bahan 7. Melakukan pemotongan,
pembantu untuk proses produksi penimbangan, dan pembulatan
Gula pasir, susu bubuk, lemak, dan Adonan dipotong, ditimbang
telur dipilih yang masih baik. Gula seberat 45 gram, dibulatkan
pasir kristalnya tidak terlalu besar, sampai permukaannya halus.
susu bubuk tidak menggumpal, lemak 8. Membentuk adonan
tidak tengik, serta telur kulitnya tidak
Adonan yang telah dibulatkan
retak dan tidak busuk.
didiamkan (fermentasi) 10-15 menit,
4. Melakukan penimbangan bahan lalu dibuang gasnya, diisi, dan
Semua bahan ditimbang dan diukur dibentuk sesuai keinginan
dengan timbangan dan gelas ukur 9. Melakukan fermentasi akhir
dalam waktu ≤ 5 menit
Adonan yang telah dibentuk
5. Melakukan pemanggangan pisang diletakkan pada loyang yang telah
a. Siapkan Loyang, olesi dengan

70
Produk hasil Nabati

Praktik
diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
difermentasi selama 20-25 menit Adonan dipotong,
Melakukan pemotongan, ditimbang seberat 45 gram,
sampai adonan mengembang. 5 penimbangan, dan dibulatkan sampai
pembulatan. permukaannya halus
Setelah selesai olesi dengan bahan Adonan yang telah
dibulatkan didiamkan
olesan di bagian permukaan kemudian 6 Membentuk adonan. (fermentasi) 10-15 menit,
lalu dibuang gasnya,
taburi dengan topping yang sesuai dibentuk sesuai bentuk
donat.
10. Melakukan pengovenan Adonan yang telah
dibentuk diletakkan pada
Adonan yang telah difermentasi 7
Melakukan fermentasi loyang yang telah ditaburi
terigu, diberi jarak 2 jari,
akhir.
dioven dengan api bawah sampai dan difermentasi selama
20-25 menit sampai
diperoleh roti yang berwarna adonan mengembang.
Adonan yang telah
kecoklatan, warna merata, tidak difermentasi panggang
dengan suhu 170-180 °C
hangus, dan tidak pucat. 8 Melakukan pemanggangan. selama 15 menit sampai
diperoleh roti yang
Setelah selesai pengovenan, keluarkan berwarna kecoklatan,
warna merata, tidak hangus,
dari oven kemudain olesi dengan dan tidak pucat.
Roti didinginkan pada rak
margarin pada bagian permukaannya /wadah dengan ventilasi
baik, diberi toping yang
secara merata lalu angkat letakkan pad 9 Mengemas produk. menarik, dan dikemas
sesuai keperluan dengan
arak pendingin. kemasan yang telah diberi
label sesuai ketentuan
11. Mengemas produk (prinsip AIDAS).
Menghasilkan roti dengan
Roti didinginkan pada rak/wadah kriteria yang telah ditentu-
kan Roti yang dihasilkan
10 Penilaian mutu produk
dengan ventilasi baik dan dikemas bentuknya bagus dan
seragam, berwarna
sesuai keperluan dengan kemasan kecoklatan merata, dan
toping menarik.
yang telah diberi label sesuai
ketentuan (prinsip AIDAS).
12. Menghitung biaya produksi
Semua komponen biaya produksi
(biaya tetap dan biaya tidak tetap)
serta harga jual produk disusun secara
benar 5. Standar Mutu Produk Olahan Kacang-
E. Lembar Pengamatan Kacangan
a. Standar Mutu Olahan Susu Kedelai
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan Susu kedelai adalah produk
Disiapkan semua peralat-
Mengidentifikasi dan
menyiapkan peralatan an dengan lengkap, bersih, yang berasal dari ekstrak biji
1 dan dikalibrasi atau
produksi sesuai kebutuh-
an dikontrol terlebih dahulu kacang kedelai dengan air atau
sebelum dipakai.
Gula pasir, susu bubuk, larutan tepung kedelai dalam
lemak, dan telur dipilih
yang masih baik. Gula air, dengan atau tanpa
pasir kristalnya tidak
2
Memilih dan menangani terlalu besar, susu bubuk penambahan bahan makanan
bahan pembantu untuk tidak menggumpal, lemak
proses produksi. tidak tengik, serta telur lain yang diizinkan. Standar
kulitnya tidak retak dan
tidak busuk. mutu susu kedele yang
Melakukan penimbangan Semua bahan ditimbang
dan diukur dengan
dihasilkan berwarna sesuai
3 bahan.
timbangan dan gelas ukur
dalam waktu ≤ 5 menit
esens yang ditambahkan, rasa
Semua bahan dicampur manis, tidak bau langu.
dengan alat pencampur
4
(mixer) dengan urutan
Melakukan pencampuran. yang benar sampai adonan Lakukan praktik sesuai perintah guru
kalis dan waktu tidak
lebih dari 15 menit
Anda, dengan instruksi kerja yang sudah
tersedia secara berkelompok !

71
Produk hasil Nabati

Praktik
Bagi semua peserta didik menjadi 8 dikontrol terlebih dahulu sebelum
kelompok ! dipakai.
Buat kesimpulan dari praktik yang 2. Memilih dan menangani bahan baku
dilakukan, kemudian presentasikan di untuk proses produksi. Kedele dipilih
muka kelas ! kedele putih yang matang optimal,
tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
dan bebas dari berbagai macam
kotoran.
Praktik 3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
selanjutnya dicuci, dan direndam
dengan air bersih selama 6-8 jam
PRAKTIKUM
dengan volume 3 kali berat kedele
Mengidentifikasi Standar Mutu Susu Kedelai sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu mengidentifikasi direndam dicuci bersih dan digiling
standar mutu susu kedelai. dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
panas 2-3 kali berat kedele sampai
Alat
diperoleh bubur kedele yang halus.
a. Panci
5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
b. Baskom penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
e. Blender
disaring dengan kain saring, dengan
f. Kain saring penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat kedele),
b. Gula pasir
sampai air perasan agak bening.
c. Esence
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n
C. Instruksi Kerja penambah rasa. Susu kedele
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dipasteurisasi pada suhu 63°C selama
hati dan memperhatikan K3 ! 30 menit, kemudian diberi gula 8-
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 10% dari volume susu kedele, dan
praktik ! diberi esens secukupnya.
3. Kembalikan perlatan praktik ke 7. Melakukan pengemasan. Susu kedele
tempat semula dalam kondisi bersih, dikemas dalam cup plastik dalam
kering dan rapi ! keadaan panas (hot filling), diberi
label sesuai dengan ketentuan
D. Langkah Kerja
(prinsip AIDAS)
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
E. Lembar Pengamatan
peralatan produksi sesuai kebutuhan.
Disiapkan semua peralatan dengan
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau

72
Produk hasil Nabati

Praktik
Ada/Tidak Tindakan B. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Buah-
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat-
Buahan
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau Dalam proses produksi olahan buah-
Mengidentifikasi dan dikontrol terlebih dahulu
1
menyiapkan peralatan sebelum dipakai.Disiapkan buahan biasanya terjadi kesalahan-
produksi sesuai kebutuh- semua peralatan dengan
an. lengkap, bersih, dan kesalahan yang menyebabkan produk
dikalibrasi atau dikontrol
terlebih dahulu sebelum yang dihasilkan diluar spesifikasi yang
dipakai.
Kedele dipilih kedele putih diharapkan. Jika produk yang dihasilkan
Memilih dan menangani yang matang optimal,
2 bahan baku untuk proses tidak pecah, tidak busuk, diluar spesifikasi yang telah ditentukan
produksi. tidak keriput, dan bebas
dari berbagai macam maka perlu dilakukan tindakan perbaikan.
kotoran.
Kedele yang dipilih
Tindakan perbaikan yang dilakukan sangat
selanjutnya dicuci, dan
direndam dengan air
tergantung pada tingkat resiko produk
3 Merendam kedele.
bersih selama 6-8 jam
dengan volume 3 kali
pangan. Pada produk pangan berisiko
berat kedele sampai
didapatkan kedele yang
tinggi tindakan perbaikan dapat berupa
mengembang dan lunak. penghentikan proses produksi sebelum
Kedele yang telah
direndam dicuci bersih
semua penyimpangan diperbaiki atau
dan digiling dengan
Soybean Miller atau
produk ditahan atau tidak dipasarkan dan
4 Menggiling kedele. Waring Blender dengan
penambahan air panas
diuji keamanannya.
2-3 kali berat kedele
sampai diperoleh bubur 1. Sale Pisang
kedele yang halus
Bubur kedele dimasak
Sale pisang merupakan produk yang
dengan api sedang sambil
diaduk agar tidak terjadi
dihasilkan melalui proses
kegosongan sampai suhu
90°C. Kemudian rebusan
pengeringan dan atau pengasapan.
5 Melakukan pemanasan bubur kedele disaring
dengan kain saring,
Dimana untuk berhasilnya suatu
dan penyaringan.
dengan penambahan air
hangat 2-3 kali berat
usaha pengeringan, haruslah
kedele (total air hangat
yang digunakan untuk
diperhatikan berbagai faktor. Faktor-
penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat
faktor tersebut meliputi keadaan
kedele), sampai air
perasan agak bening.
bahan makanan yang akan
Susu kedele dipasteurisasi dikeringkan, udara di sekelilingnya,
pada suhu 63°C selama 30
menit, kemudian diberi perlakuan-perlakuan sebelum
Melakukan pasteurisasi
6 gula 8-10% dari volume
dan penambah rasa. susu kedele, dan diberi pengringan dan alat pengeringnya.
esens secukupnya.
Susu kedele dipasteurisasi
Bahan hasil pertanian yang akan
Susu kedele dikemas
dalam cup plastik dalam pada suhu 63°C selama
30 menit, kemudian diberi
dikeringkan harus diusahakan dalam
keadaan panas (hot filling),
7
diberi label sesuai dengan gula 8-10% dari volume
susu kedele, dan diberi
keadaan yang sebaik-baiknya,
ketentuan (prinsip AIDAS)
esens secukupnya. terutama dalam pemilihan jenis,
Susu kedele yang
dihasilkan berwarna kondisi bahan serta tingkat
8 sesuai esens yang
Penilaian mutu produk
ditambahkan, rasa manis, kematangan. Keadaan udara
tidak bau langu.
sekelilingnya juga sangat
berpengaruh terhadap hasil
pengeringan, terutama pada hasil-
hasil pengringan alami , karena
tergantung dari cuaca.

73
Produk hasil Nabati

Apabila pengeringan dilakukan secara kelembaban nisbi rendah, maka


seksama dengan memperhatikan penguapan air dari permukaan bahan
semua faktor yang dapat lebih besar daripada kecepatan difusi
mempengaruhhi hasil pengeringan, air dari dalam bahan makanan ke
maka sebenarnya resiko kerusakan permukaan. Oleh karena itu di
dalam hal komposisi bahan yang permukaan dapat terjadi suatu lapisan
dikeringkan dapat dihindarkan. yang keras, dan keadaan ini
Walaupun demikian beberapa dinamakan case hardening. Dengan
perubahan dalam bahan keringnya timbulnya case hardening maka
dpat terjadi, terutama kerusakan penguapan air selanjutnya dalam
dalam hal komposisi bahan yang bahan makanan akan terhambat.
dikeringkan. Bebrapa jenis vitamin Sementara itu selama proses
akan hilang atau berkurang pengasapan berlangsung, beberapa
jumlahnya, antara lain adalah vitamin jenis bahan makanan juga dapat
C, thiamin, karoten. mengalami kerusakan-kerusakan
Suhu pengeringan yang tinggi dalam seperti : penciutan bahan makanan;
waktu cukup lama, akan menyebabkan gosong nitrat; kerusakan oleh jasad
protein berkurang nilai gizinya. Nilai renik; kerusakan oleh asap; kerusakan
biologis protein pada makanan yang karena pengaruh kelembaban rumah
dikeringkan akan tergantung dari cara asap. Penciutan bahan makanan akan
pengeringan itu sendiri. Ketengikan menyebabkan permukaan bahan
merupakan maslah yang penting pada makanan menjadi keriput. Kerusakan
bahan makanan yang dikeringkan, ini terutama sekali terjadi apabila
terutama bahan yang berlemak. Untuk suhu permulaan terlalu tinggi,
menghindarinya perlu diberikan zat- sehingga terlalu banyak air yang
zat anti oksidan. diuapkan. Akibatnya selain
Perubahan warna pada pengeringan berpengaruh terhadap kenampakan
banyak yang disebabkan karena juga berpengaruh terhadap rasa
peristiwa pencoklatan enzimatis bahan yang menajdi kesat dan pahit.
ataupun non enzimatis antara asam- Gosong nitrat terjadi pada bahan yang
asam amino dengan gula reduksi yang digarami terlebih dahulu sebelum
disebut reaksi Maillard, atau dilakukan pengasapan.
perubahan yang terjadi pada gugusan 2. Manisan Buah, sari buah dan sirup
hydroxy carbonyl apabila dipanaskan buah
pada suhu tingggi yang disebut Manisan buah, sari buah dan sirup
peristiwa karamelisasi. Pencoklatan buah merupakan prosuk yang
dapat terjadi pada kadar air bahan dihasilkan melalui proses
antara 1-30%. Pada kadar air diatas penggulaan. Produk-produk
30% memang dapat terjadi pengolahan dengan penggulaan
pencoklatan, tetapi kecepatannya sudah banyak dikonsumsi oleh
lamban.untuk mencegah pencoklatan masyarakat Indonesia, tidak hanya di
ini, dapat dilakukan pemberian perkotaan saja akan tetapi sudah
belerang.Makanan-makanan kering sampai ke desa-desa produk-produk
mengalami perubahan sifat-sifat fisik ini beredar. Manisan, sirup,
dan kimiawi sehingga menyerap dan jam/marmalade, sari buah, dan
mentransmisi sinar akan berubah manisan ringan sudah bukan makanan
pula. Pada suhu terlalu tinggi dan dan manisan asing bagi masyarakat

74
Produk hasil Nabati

Indonesia.. Produk-produk olahan diadakan sedikit pemanasan dan


dengan penggulaan diproduksi baik vakuminasi untuk mencegah
dalam skala industri rumah tangga fermentasi, terjadinya lapisan kapang
maupun industri besar. pada permukaan wadah dan
Gula pasir yang terdapat di pasar pemucatan warna. Meskipun
diperoleh dari tebu. Di beberapa pertumbahan mikroorganisme dalam
negara tidak dihasilkan gula tebu konsetrasi gula tinggi tidak mungkin,
akan tetapi gula bit. Gula pasir namun beberapa jenis
terdiri dari 99,9% sukrosa murni. mikroorganisme terutama jenis
Ada dua jenis gula yang dapat khamir osmofilik dan kapang dapat
dipakai, yaitu monosakarida atau tumbah pada permukaan makanan
gula sederhana, contohnya : berkadar gula tinggi. Hal ini terjadi
glukosa, fruktosa dan dekstrosa; dan apabila terjadi akumulasi bahan pada
disakarida atau gula ganda, permukaan bahan sebagai akibat
contohnya: sukrosa, maltosa dan adanya pertukaran suhu.
laktosa. 3. Proses Produksi Selai/Jam
Gula yang digunakan untuk produk Dalam proses pengolahan yang tidak
olahan ini adalah gula yang terkontrol dan tidak terkendali
berwarna putih dan bersih. Gula yang dengan baik, produk yang dihasilkan
berwarna krem atau kecoklatan serta dapat berpotensi mengalami
kotor akan mempengaruhi warna penyimpangan atau produk yang
produk sehingga hasil akhirnya dihasilkan tidak sesuai dengan
menjadi tidak menarik spesifikasi yang telah ditetapkan.
Fungsi gula yang utama adalah Pada pembuatan selai/jam buah jenis-
sebagai pengawet dan sebagai jenis penyimpangan produk
penambah rasa. Gula pada diantaranya yaitu:
konsentrasi tinggi (50-65%) 1) Hidrolisa pektin, penguapan asam,
mempunyai efek sebagai berikut : kehilangan flavor dan aroma
1. Meningkatkan tekanan osmose disebabkan oleh pemasakan yang
larutan, hal ini menyebabkan terlalu lama.
terjadinya plasmolisa, yaitu air 2) Penggelapan warna, karena buah
keluar dari jaringan sel mikroba, terlalu matang atau pemanasan
sehingga sel mikroba akan yang terlalu lama.
kekurangan air, akibatnya 3) Terjadinya kristalisasi gula,
mikroba akan mati. diakibatkan oleh air yang
2. Dapat menurunkan “ Water digunakan terlalu sedikit, gula
Activity “ sampai suatu keadaan yang digunakan terlalu banyak,
mikroba tidak dapat tumbuh. terlalu lama dilakukan proses
Sedangkan gula dengan kadar 12- pendidihan, terlalu lama disimpan
14% tidak berfungsi sebagai dalam panci pemasakan setelah
pengawet, akan tetapi sebagai proses pemasakan berlangsung.
pemberi rasa manis. 4) Pemucatan warna, hal ini terjadi
Dalam praktiknya, pengolahan dengan karena pemasakan terlalu lama,
penggulaan saja sebagai abahn pendinginan yang kurang cukup
pengawet umunya kurang pada saat pengisian ke dalam
memuaskan. Biasanya perlu pula botol, menggunakan bubur buah

75
Produk hasil Nabati

yang terlalu pucat, adanya produk-produk yang mempunyai


kontaminasi dengan logam. kenampakan, rasa, warna dan aroma yang
5) Pertumbuhan kapang dan khamir, khas. Setiap jenis olahan memerlukan
disebabkan oleh penyimpanan bahan dasar sayuran dan tingkat
selai/jam pada kelembaban yang kematangan yang berbeda.
terlalu tinggi, terjadinya Proses produksi agar dapat berjalan
kontaminasi oleh mikroba pada dengan baik maka perlu pengendalian
saat sebelum dilakukan proses dan salah satunya dengan
penutupan, kandungan zat padat penilaian mutu pada setiap tahap produksi
yang terlarut dalam produk terhadap hasilnya untuk dapat
rendah. melanjutkan pada proses selanjutnya.
Penyimpangan produk perlu dikenali Apabila dalam proses produksi terjadi
sehingga dapat diantisipasi agar tidak penyimpangan maka diperlukan tindakan
terjadi. Apabila penyimpangan terjadi, koreksi untuk memperbaiki
maka segera melakukan perbaikan- penyimpangan yang terjadi. Tindakan
perbaikan pada proses produksi koreksi yang dilakukan jika terjadi
berikutnya. Untuk itu pengendalian penyimpangan, sangat tergantung pada
proses selama pengolahan perlu tingkat risiko produk pangan. Pada produk
dilakukan dengan baik. pangan berisiko tinggi misalnya, tindakan
koreksi/perbaikan dapat berupa
C. Memperbaiki Mutu Produk Olahan
penghentian proses produksi sebelum
Sayuran
s e m u a p e n y i m p a n g a n
Sayuran merupakan tanaman hortikultura dikoreksi/diperbaiki, atau produk
yang pada umumnya berumur pendek dan ditahan/tidak dipasarkan dan diuji
merupakan tanaman musiman. Sayuran
1. Produk Olahan Saus
banyak dikonsumsi untuk pemenuhan
pangan setiap hari, perannya cukup a. Proses Produksi Saus
penting sebagai sumber mineral dan Kerusakan-Kerusakan Yang
vitamin. Komposisi setiap macam sayuran Terjadi Selama Produksi Saus Dan
berbeda-beda dan dipengaruhi oleh Cara memperbaiki Mutu Produk
beberapa faktor yaitu varietas, keadaan Saus dapat dilihat pada tabel di
cuaca tempat tumbuh, pemeliharaan bawah ini :
tanaman, cara pemanenan dan kondisi
Hasil Produk Diluar Spesifikasi Tindakan Perbaikan
penyimpanan. Sayuran pada umunya
Saus ditumbuhi jamur Sterilisasi wadah dengan air
mempunyai akdar air tinggi yaitu sekitar
mendidih belum 30 menit. Saus
70 – 90%, tetapi rendah dalam kadar
ditarik dan tidak digunakan.
lemak dan protein kecuali beberapa
Saus terlalu kental Tambahkan air kemudian masak
sayuran hijau seperti daun ketela pohom kembali sampai mengental.
dan daun pepaya yang mempunyak kadar Saus terlalu encer Saus dimasak kembali sampai
protein agak tinggi yaitu 5,7 – 6,9%. Saus gosong mengental
Pisahkan saus yang gosong dan saus
Karena kadar air yang tinggi pada tidak digunakan.
umumnya sayuran memiliki masa simpan
Tabel 2.1 Tindakan Perbaikan Produk Saus
yang pendek, setelah 2-3 hari tekstur
sayuran akan mulai layu dan akan rusak. 2. Produk Olahan Pickel
Pengolahan merupakan solusi yang tepat Pickel merupakan sayuran yang
untuk memperpanjang daya simpan difermentasi dengan garam baik
sayuran. Sayuran dapat diolah menjadi dalam bentuk larutan garam maupun

76
Produk hasil Nabati

garam kering, diawetkan dalam asam memberikan kesempatan


cuka dengan atau tanpa bumbu- tumbuhnya mikroorganisme
bumbu. Produk pickle yang dapat yang tidak diinginkan.
diproduksi meliputi pickle stock b. P e m a k a i a n c u k a d e n g a n
(stock pickle), pickle asin (salt pickle), konsentrasi rendah.
pickle asam (sour pickle), dan pickle c. Produk yang difermentasi
manis (sweet pickle). dibiarkan terbuka, atau
Pickle dapat dikelompokkan tingkat mentimun tidak tertutupi
mutunya berdasarkan bentuk dan semua oleh larutan garam.
ukurannya. Pickle yang lurus (tidak d. B u s a y a n g t e r j a d i p a d a
bengkok) termasuk tingkat mutu permukaan larutan garam
tertinggi, bentuk yang tdak seragam tidak dibuang.
termasuk pada mutu yang rendah.
Sedangkan pickle yang hancur atau e. P e m a n a s a n p a d a w a k t u
pickle yang patah/rusak dapat pasteurisasi yang kurang
digunakan dalam produksi makan cukup sehingga organisme
lainnya. pembusuk tidak semuanya
dapat dimusnahkan.
Menurut panjangnya, pickle yang
ukurannya seragam paling panjang f. Botol/wadah yang berisi pickel
biasanya digunakan untuk pickle tidak tertutup rapat pada
asam, pickle yang ukurannya waktu sterilisasi/pendidihan.
menengah digunakan untuk pickle Cara memperbaiki masalah ini
manis, sedangkan pickle yang dapat dilakukan antara lain
ukurannya seragam terpendek dengan :
digunakan untuk dibotolkan atau juga a. Menggunakan garam murni
pickle manis. dengan konsentrasi 7,8% juga
Kerusakan-Kerusakan Yang Terjadi cuka yang dipakai sebaiknya
Selama Produksi Pickel Dan Cara pada tingkat keasaman 4 – 6%.
Memperbaiki Mutu Produk Olahan b. Acar selalu tertutup oleh
Pickel. cairan baik selama proses
Pickle merupakan produk yang penggaraman ataupun setelah
dihasilkan dari proses fermentasi. diisikan kedalam wadah.
Pada bahan makanan hasil fermentasi c. Menghilangkan busa dari
banyak dijumpai masalah, larutan garam.
khususunya yang menyangkut d. Pickel yang diisikan ke dalam
hasil/produk akhir. Tiap-tiap bahan wadah harus segera ditutup
(substrat) fermentasi mempunyai rapat.
masalah yang khas, antara lain :
2. Pickel Yang Berongga
1. Pickel Menjadi Lunak
Penyebabnya antara lain :
Organisme yang berperan untuk
terjadinya pickel lunak adalah a. Mentimun yang dipakai untuk
bakteri Bacillus vulgaris. Hal ini membuat pickel, strukturnya
disebabkan oleh : kurang baik.
a. Pemakaian larutan garam yang b. Mentimun yang dipakai sudah
konsentrasinya rendah selama basi/sudah lama dipetik.
fermentasi. Keadaan ini Cara memperbaikinya :

77
Produk hasil Nabati

a. Pada waktu mentimun dicucu, d. Penggelapan warna dapat juga


maka mentimun yang disebabkan adanya pigmen
berongga/kosong biasanya yang larut karena kativitas
mengapung dan mentimun bakteri Bacillus regrificans.
jenis ini jangan dipakai untuk Perbaikan dapat dilakukan
membuat pickel. dengan:
b. Pemickelan harus dimulai a. Menggunakan alat-alat yang
segera setelah mentimun terbuat dari kaca (gelas),
dipetik, selambat-lambatnya alumunium atau stainlees
24 jam setelah saat pemetikan. steel (baja tahan karat)
Kerusakan seperti ini tidak b. Menggunakan air lunak.
menjadi masalah.
c. M e n g g u n a k a n r e m p a h -
3. Pickel Menjadi Keriput/Mengkerut rempah dalam bentuk yang
Penyebab dari jenis kerusakan ini utuh.
adalah: d. R e m p a h - r e m p a h s e p e r t i
Pemberian garam, gula dan cuka cengkeh, tangkai kayu manis
pada mentimun dilakukan pada dan lain-lain hanya digunakan
saat yang bersamaan dan dalam untuk penambah flavor pad
jumlah yang banyak. cairan acar dan tidak usah
Cara memperbaiki masalah ini dimasukkan ke dalam
adalah : wadah/botol.
Pemberian larutan garam, gula dan 5. Adanya Endapan Putih
cuka dilakukan secara bertahap, Penyebabnya ialah
dimulai dengan konsentrasi yang pertumbuhan khamir yang
rendah sampai konsentrasi tidak begitu berbahaya pada
tertentu yang dikehendaki. permukaan wadah dan
4. Warna Pickel Menjadi Gelap Dan kemudian tenggelam ke dasar
Pucat wadah.
Hal ini disebabkan karena : Perbaikan tidak usah dilakukan
karena adanya sedikit endapan
a. Penggunaan alat-alat yang
adalah masih normal.
terbuat dari tembaga
kuningan, besi atau seng pada D. Memperbaiki Mutu Produk Olahan Umbi-
pembuatan pickel. Umbian
b. Rempah-rempah tertinggal 1. Proses Produksi Tape
dalam wadah/botol. Tape adalah produk makanan
c. Penggelapan larutan garam fermentasi yang berbentuk pasta
sering disebabkan karena atau kompak tergantung dari jenis
pembentukan H2S. H2S bahan bakunya. Tape dibuat dengan
meruapakan hasil reaksi menggunakan starter atau inokulum
antara zat hasil pemecahan yang terdiri dari campuran mikroba.
protein yang mengandung Pada dasarnya pembuatan tape dibagi
sulfida dengan zat besi. Zat menjadi dua bagian, yaitu pembuatan
besi ini dapat berasal air atau starter dan pembuatan tape itu
peralatan yang dipakai. sendiri. Starter untuk pembuatan tape

78
Produk hasil Nabati

atau dikenal nama ragi tape dapat Lama pengukusan dan lama
dibuat dengan bahan baku beras atau fermentasi sangat dipengaruhi oleh
tepung beras, dicampur dengan kebiasaan masyarakat setempat.
beberapa rempah- rempah seperti Misalnya di Jawa Tengah, tekstur tape
bawang putih, lada lengkuas dan jeruk ubi kayu yang sangat disukai adalah
nipis. Cara pembuatannya adalah tape yang agak lembek dan di Jawa
dengan menumbuk bawang putih Barat lebih disukai tape yang kering
bersama lada dan beras yang telah dan agak keras. Kerusakan-Kerusakan
direndam selama 8 jam. Banyaknya Yang Terjadi Selama Produksi Tape
jenis dan jumlah rempah sangat Dan Cara Memperbaiki Mutu Tape
beragam. Rempah-rempah tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
digunakan sebagai pembangkit aroma Hasil/ Produk diluar Spesifikasi Sebab dan Tindakan Perbaikan
dan untuk menghambat mikroba yang
Tape ditumbuhi jamur Peralatan yang tela h bersih dan kering
tidak diinginkan atau untuk disiapkan. Tape tidak dipanen.
m e n s t i m u l i r m i k r o b a y a n g Tape bertekstur keras atau terlalu lembek Waktu p engukusan kurang atau terlalu
diiinginkan. Rempah dan tepung lama sehingga ubi kayu belum atau terlalu
beras tersebut dijadikan adonan matang. Tape tid ak dipanen.

yang cukup kentalatau kalis dan Tape memiliki rasa asam, beberapa bagian Waktu p endinginan di ata s tampah ata u
lembek, kemudian dicetak berbentuk ubi kayu tidak terfermentasi dengan baik. baskom kurang dari 5-7 jam sehingga
bulat pipih, yang selanjutnya ubi kayu belum benar -benar dingin. Tape
dibiarkan selama 2 hari untuk tidak dipanen.

kemudian dikeringkan dengan cara Tape matang tidak merat a Inokulasi dengan cara menabur kan
bub ukan ra gi sejum lah yang telah
dijemur selama 1 – 4 hari, atau
ditentukan tidak merata. Tindakan
dikeringkan dengan oven pada suhu perbaikan dengan pemilahan tape yang
40 – 45ºC. Ragi ini yang dikenal belummatang dan yang telah matang. Tape
dengan ragi pasar. Semua tape belum matang matang dapat dipanen.
Waktu fermentasi kurang dari 2-4 hari

Cara pembuatan tape ubi kayu yang pada suhu ruang. Fermentasi dilanjutkan

dilakukan oleh masyarakat umum sampai 2 -4 hari pada suhu ruang.


Tabel 2.2 Tindakan Perbaikan Produk Tape
adalah sebagai berikut : ubi kayu
dikupas, dicuci dan dikukus selama E. Memperbaiki Mutu Produk Olahan
lebih kurang 30 menit dan setelah Serealia
dingin ditaburi dengan bubukan ragi 1. Proses Produksi Roti Manis
sebanyak 1 gram untuk 1 kilogram Titik pengendalian dalam proses
bahan. Selain dari ubi kayu segar, tape produksi roti adalah :
dapat juga dibuat dari gaplek.
a. Pengukuran atau penimbangan
Lamanya pengukusan dipengaruhi
bahan
oleh jumlah bahan yang akan dikukus
dan juga tekstur dari produk dari Pengukuran dan penimbangan
produk yang nantinya diinginkan. bahan harus tepat, teliti dan
cepat agar sesuai dengan resep
Fermentasi dilakukan pada keranjang
yang telah tentukan. Proses
bambu yang diberi alas daun pisang
penimbangan harus dilakukan
dan dilakukan pada suhu ruang selama
dengan benar agar tidak terjadi
2-3 hari. Selain menggunakan wadah
kesalahan dalam penggunaan
keranjang bambu, fermentasi dapat
jumlah bahan.
juga dilakukan dengan
menggantungkan ubi pada para-para b. Pencampuran
yang dikenal sebagai tape gantung. Titik kritis proses pencampuran

79
Produk hasil Nabati

bahan adonan (Anonim, 2014): Karbohidrat yang mengalami


1) G a r a m p a d a p r o s e s proses peragian terdiri dari
pencampuran bahan adonan tepung, pati, dan gula pasir.
garam tidak boleh dicampur Apabila dalam resep digunakan
langsung bersama dengan ragi gula biang, maka gula ini tidak akan
karena akan menghambat mengalami proses peragian
aktivitas ragi dalam proses karena gula biang tidak termasuk
fermentasi. kelompok karbohidrat.
2) Lama waktu pencampuran d. Pembagian dan penimbangan
Waktu pengadukan yang adonan (Deviding).
terlalu lama akan merusak Untuk mendapatkan bentuk roti
gluten sehingga kurang yang besarnya seragam, perlu
optimal dalam menahan gas dilakukan proses pembagian dan
dan pengembangan roti tidak penimbangan adonan. Proses ini
sempurna. dapat dilakukan dengan alat dough
3) Suhu air devider, atau secara manual
dengan cara dipotong-potong dan
Suhu air yang digunakan ditimbang. Proses penimbangan
dalam proses pencampuran harus dilakukan dengan cepat
akan mempengaruhi suhu karena proses fermentasi tetap
adonan yang terbentuk. Suhu berjalan (Anomim 3 , 2007).
adonan yang tinggi membuat
proses fermentasi sulit e. Pembulatan adonan (Rounding).
dikendalikan. Fungsinya adalah
Kesalahan dalam pencampuran 1) untuk membentuk lapisan film
dapat terjadi karena: yang tipis pada permukaan yang
1) Adonan lembek karena terlalu dapat menahan gas yang
banyak air, diperbaiki dengan dihasilkan dari peragian
menambah terigu sedikit- 2) m e m b e r i b e n t u k a g a r
sedikit sampai konsistensi memudahkan dalam pengerjaan
adonan sesuai persyaratan. selanjutnya.
2) Adonan lengket karena terlalu f. P e n g e m b a n g a n s i n g k a t
banyak gula, diperbaiki (Intermediate Proof).
dengan menambah sedikit ragi Intermediate proof adalah tahap
dan terigu, sampai konsistensi pengistirahatan adonan untuk
adonan sesuai persyaratan. beberapa saat pada suhu 35-36°C
c. Pengembangan/Fermentasi awal dengan kelembaban 80-83%
Pada proses ini terjadi reaksi selama 10-15 menit. Langkah
tersebut dilakukan untuk
antara gula dan ragi sehingga memepermudah adonan diroll
terbentuk gas CO2, alkohol, dan dengan roll pin dan digulung.
asam-asam organik yang
menimbulkan bau yang khas. g. Pembentukan Adonan (Moulding).
Gas CO2 akan terlihat dengan tanda Memberi bentuk pada adonan
adonan yang mengembang; sesuai dengan jenis produk yang
alkohol dan asam-asam organik ingin dihasilkan. Roti manis dapat
ditandai dengan bau yang khas. diisi dan dibentuk dengan

80
Produk hasil Nabati

berbagai macam bentuk dan isi, menit, sedangkan roti manis pada
sedangkan untuk donat dibentuk suhu 170 – 180C selama 15 menit.
bundar dengan lubang Pemanggangan terlalu lama dapat
ditengahnya. menyebabkan kekerasan dan
h. Peletakan adonan dalam cetakan penampakan yang tidak baik.
(Panning) k. Pendinginan
Adonan yang sudah digulung Pendinginan ini secara normal
dimasukkan ke dalam cetakan memakan waktu 1 jam dan lebih
dengan cara bagian lipatan singkat jika menggunakan alat
diletakkan di bawah agar lipatan bantu berupa fan atau alat lainnya.
tidak lepas yang mengakibatkan Kalau roti (misal roti tawar) akan
bentuk roti tidak baik. Jarak antar dipotong, sebaiknya suhu roti
roti minimal 3 jari. antara 32 - 49C, agar remah roti
I. Fermentasi akhir tidak rusak.
Pengembangan akhir/Final l. Pengemasan
proofing merupakan tahap Pengemasan memegang peranan
fermentasi akhir sehingga terjadi penting dalam pengawetan dan
pengembangan adonan yang mempertahankan mutu bahan
mencapai volume optimum. hasil pertanian. Adanya wadah
Sebelum dibakar atau digoreng, atau pembungkus dapat
adonan dikembangkan sampai membantu mencegah atau
maksimal agar didapatkan produk mengurangi kerusakan,
yang baik. Suhu yang dipakai melindungi bahan pangan yang
adalah 35-44C, kelembaban ada didalamnya, melindungi dari
80–85%, dan waktu sekitar 45-60 bahaya pencemaran serta
menit untuk roti manis dan roti gangguan fisik (gesekan, benturan,
tawar. getaran).
j. Pemangganggan 2. Kerusakan-Kerusakan Yang Terjadi
Pemanggangan merupakan proses Selama Produksi Roti Manis dan Cara
pematangan adonan menjadi roti Memperbaiki Mutu Produk Roti Manis
yang dapat dicerna oleh tubuh dan Untuk dapat proses produksi maka
menimbulkan aroma yang khas. harus dapat dipastikan bahwa mutu
Pemanggangan merupakan aspek dari setiap proses telah sesuai
yang kritis dari urutan proses dengan kriteria mutu yang telah
untuk menghasilkan roti yang ditetapkan. Adapun beberapa kriteria
berkualitas tinggi. Volume roti mutu sebagai pedoman untuk dapat
akan bertambah pada saat masuk melanjutkan pada proses
oven sampai 5 menit kemudian, selanjutnya.
sampai ragi dimatikan oleh panas a. Penimbangan : P r o s e s
pada suhu 65C. Karamelisasi mulai penimbangan akan masuk
terbentuk secara perlahan-lahan. kepada proses selanjutnya
Suhu pembakaran tergantung setelah dapat dipastikan bahwa
pada jenis roti atau produk yang penimbangan sesuai dengan
diinginkan. Sebagai contoh, untuk ukuran.
roti tawar pembakaran dilakukan
b. P e n c a m p u r a n : P r o s e s
pada suhu 200C selama 30 – 45

81
Produk hasil Nabati

pencampuran akan dapat h. P e n d i n g i n a n : P r o s e s


melanjutkan pada proses pendinginan akan berlanjut
selanjutnya setelah adonan kepada saat roti sudah dingin dan
tercampur secara homogen dan suhunya dibawah 35°C.
adonan kalis. Adonan dikatakan
Dalam proses produksi roti biasanya
kalis atau adonan yang sudah
terjadi kesalahan-kesalahan yang
tidak menempel di tangan,
menyebabkan produk yang
permukaannya licin dan tidak
dihasilkan diluar spesifikasi yang
kasar.
diharapkan. Berikut pengelompokan
c. Pembulatan: Adonan roti akan hasil/produk di luar spesifikasi
melanjutkan pada proses beserta penyebab dan tindakan
selanjutnya ketika permukaan perbaikan yang harus dilakukan :
bulat dan merata. Hasil/ Produk diluar Sebab dan Tindakan Perbaikan

d. Pengembangan singkat: Pada Spesifikasi

proses ini akan dapat berlanjut Adonan terlalu keras Biasanya disebabkan karena kurangnya air
atau tepung terigu yang terlalu banyak. Cek
pada proses selanjutnya ketika
adonan setelah kira
-kira 10 m enit
bulatan adonan sudah
pengadukan.
mengembang namun belum
Perbaik an : m akatam bahkan air sedikit dem i
kering untuk dibentuk. sedikit secukupnya hingga adonan kalis
e. Pembentukan adonan: Pada Adonan terlalu lem bek Disebabkan terlalu banyak air. Cek adonan
proses pembentukan akan setelah kira
-kira 10 m enit

berlanjut pada proses Perbaikan : tam bahkan tepung terigu sedikit

s e l a n j u t n y a y a i t u dem i sedikit secukupnya hingga adonan kalis


.
Adonan e
t rlalu Biasanya disebabkan karena terlalu lam a
pengembangan ketika adonan
m engem bang dalam m asa ferm entasi awal, pem bentukan
roti sudah dibentuk dengan rapi,
adonan untuk satu jenis roti m anis terlalu
sama besar dan bentuknya.
lam a, sehingga adonan m enjadi m engem bang
f. Pengembangan: Setelah adonan Adonan tidak Biasanya disebabkan karena ragi yang
dibentuk maka akan masuk pada m engem bang digunakan kurang bagus atau ragi sudah m ati.
tahapan pengembangan, dalam Adonan susah dibentuk Biasanya disebabkan karena adonan terlalu

tahap ini akan berakhir ketika m engem bang sehingga pada saat proses

adonan yang sudah dibentuk pem bentukan adonan sudah terlalu banyak
gas yang terperangkap di dalam adonan
menggembang kurang lebih 1 ½
Volum e roti berkurang Karena bahan tepung terigu berkadar protein
kalinya dan biasanya dengan alat
rendah, bahan lem ak sedikit, bahan cairan
proofer itu selama 30 – 45 menit.
ragi panas, under m ixing, over m ixing,
g. Pemanggangan: Adonan roti tekanan uap air adonan roti berlebihan,
yang sudah menggembang akan panas oven berlebih.
masuk pada proses Perbaikan: m enggunakan resep roti standar,

pemanggangan, pada proses m engatur tem peratur panas


pem bakara
n.

pemanggangan akan berakhir Dasar kerak roti berpori Karena proofbox beruap berlebihan, proof
kasar dan tebal lam a, bahan lem ak dan gula sedikit,
ketika roti sudah matang,
overbaking .
berwarna kecoklatan, dan tidak
Perbaikan: m enggunakan resep roti standar,
lagi adonan yang menempel. m engatur tem peratur panas pem bakaran.

Tabel 2.3 Tindakan Perbaikan Produk Roti

82
Produk hasil Nabati

F. Memperbaiki Mutu Produk Olahan d. Persiapan Bahan Penggumpal


Kacang-Kacangan Proses pembuatan tahu
1. Proses produksi Tahu memerlukan bahan penggumapl
Produk tahu berasal dari sari kedelai untuk menggumpalkan protein
yang digumpalkan dengan asam. yang masih tercampur di dalam
Secara umum proses pembuatan sari kedlai. Dengan demikian, akan
tahu meliputi : diperoleh bubur tahu yang dapat
dicetak. Bahan penggumpal dapat
a. Pembersihan
berupa asam cuka encer, batu tahu
Biji-biji kedelai dipisahkan dari atau cairasn sisa (whey). Kali ini
kotoran maupun benda asing yang akan digunakan bahan
tercampur. Kedelai yang penggumpal batu tahu. Cara
digunakan dalam pembuatan tahu penggunaan batu tahu sebagai
adalah kedelai yang utuh, tidak bahan penggumpal yaitu dengan
rusak, tidak cacat dan kulitnya melarutkan serbuk batu tahu
halus. dalam air hingga jenuh (tidak
b. Perendaman mampu lagi melarutkan batu
Rendam kedelai dalam larutan tahu). Larutan jenuh dibiarkan
pelunak yang masih panas selama beberapa saat agar butir-butir
6 – 24 jam atau sampai kedelai serbuk yang tidak dapat larut
cukup lunak. Apabila diperlukan mengendap di dasar wadah.
kedelai dapat dimasukkan pada Kemudian endapan dipisahkan
saat larutan pekunak masih dan diambil cairan jernihnya.
mendidih dan dibiarkan beberapa Cairan jernih inilah yang kemudian
saat hingga mendidih kembali. digunakan sebagai bahan
Larutan pelunak dibuat dengan penggumpal protein.
mencampurkan soda kue ke dalam e. Penggilingan Kedelai
air bersih mendidih dengan Kedelai dapat digiling dengan
konsentrasi 5 gr per 10 liter air menggunakan mesin penggiling
bersih dan diaduk-aduk agar atau dengan gilingan batu. Selama
seluruh soda kue larut. Larutan proses penggilingan berlangsung
pelunak diperlukan sebanyak 3 harus selalu dikucur air panas.
kali volume kedelai yang akan Hasil penggilingan berupa bubur
direndam. kedelai ditampung, kemudian
c. Pencucian dan Penirisan diukur volumenya.
Setelah kedelai mengembang dan f. Pengenceran
cukup lunak, segera angkat dari Pengenceran bubur kedelai
larutan pelunak, dicuci serta dilakukan dengan air bersih.
dibilas beberapa kali agar benar- Volume air bersih yang
benar bersih. Kedelai tanpa kulit ditambahkan sama dengan
yang telah lunak akan volume bubur kedelai yang akan
menghasilkan tahu yang kenyal diencerkan. Pengadukan perlu
dan dalam jumlah yang maksimal dilakukan agar pencampran terjadi
dengan limbah berupa ampas yang secara merata.
minimal. Bahkan dimungkinkan
g. Perebusan Bubur Kedelai
tanpa menyisakan ampas sama
sekali. h. B u b u r k e d e l a i d i r e b u s

83
Produk hasil Nabati

menggunakan api besar sampai Setelah penuh kain saring


mendidih, pendidihan dilakukan ditangkupkan hingga menutup
sebanyak 2 kali. Pada saat permukaan bakal tahu dalam
terbentuk busa pada permukaan cetakan. Letakkan alat pemberat
bubur kedelai (pendidihan diatas cetakan agar sebagian
pertama), segera siramkan air cairan keluar. Pencetakan
bersih dingin secukupnya secara dilakukan selama 10 – 15 menit
merata di seluruh permukaan. hingga tahu cukup keras dan tidak
Dengan demikian, busa tersebut hancur. Setelah itu pemberat
akan tidak meluap keluar namun dapat diambil, kain saring dibuka
akan turun kembali. Pada saat dan tahu dikeluarkan dari cetakan
terbentuk busa kembali, berarti kemudian dilakukan pemotongan.
perebusan bubur kedelai sudah 2. Kerusakan-Kerusakan Yang Terjadi
dianggap cukup. Api bisa Selama Produksi Tahu Dan Cara
dimatikan. Memperbaikinya
i. Penyaringan Beberapa hal yang dapat
Dalam kondisi panas, bubur menyebabkan kualitas tahu turun
kedelai disaring menggunakan antara lain :
kain saring dan hasilnya ditmpung a. Tahu gembur (pada beberapa
pada bak penggumpalan. wilayah menyukai jenis tahu ini)
j. Penggumpalan yang disebabkan karena banyak
Sari kedelai yang diperoleh dalam air yang belum keluar dari dalam
kondisi panas (suhu kurang lebih tahu sebelum pencetakan. Hal ini
70°C) dicampur pelan-pelan dan dapat diperbaikai dengan
sedikit demi sedikit dengan bahan menambahkan pemberat atau
penggumpal. Cairan sari kedelai memperpanjang waktu
yang semula berwarna putih susu pencetakan.
akan “pecah” dan di dalamnya b. Adanya bau asam
terbentuk butiran-butiran protein Bau asam pada umumnya
yang akhirnya akan bergabung disebabkan penggunaan
membentuk gumpalan dan penggumpal beruspa asam atau
mengendap di bagian dasar bak whey yang melebihi ketentuan.
(inilah yang merupakan bakal Hal ini dapat diperbaiki dengan
tahu). Setelah itu cairan akan merebus atau merendam tahu
menjadi bening, berarti seluruh dalam air untu menghilangkan
protein sudah menggumpal dan atau mengurangi akdar asamnya.
mengendap. Secepatnya cairan
bening diambil dan dipisahkan Lakukan praktik sesuai perintah guru Anda,
dengna bakal tahu. dengan instruksi kerja yang sudah tersedia
secara berkelompok!
k. Pencetakan
Bagi semua peserta didik menjadi 8
Dalam keadaan panas, pencetakan kelompok!
bakal tahu harus segera dilakukan
dengan cara memasukkan bakal Buat kesimpulan dari praktik yang
tahu ke dalam cetakan yang telah dilakukan, kemudian presentasikan di
disiapkan dan dialasi dengan kain muka kelas!
saring.

84
Produk hasil Nabati

Praktik
PRAKTIKUM 1 metabisulfit 0,2% selama 30 menit.
Memperbaiki Mutu Sale Pisang 5. Atur buah pisang yang telah direndam
A. Tujuan di atas nyiri atau rak pengering.
Usahakan untuk tidak saling
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
menempel satu sama lain.
peserta didik mampu memperbaiki mutu
sale pisang. 6. Keringkan selama 24 jam, dengan
menggunakan alat pengering.
B. Alat dan Bahan
7. Tekan perlahan-lahan pisang yang
Alat
sudah dijemur dengan roll kayu atau
a. Timbangan menggunakan 2 telenan. Usahakan
b. Label tidak sampai hancur.
c. Pisau 8. Lanjutkan penegringan selama 24-48
d. Irik banbu jam.
e. Nyiru 9. Lakukan pencatatan ada tidaknya
penyimpangan dan tindakan
f. Rak pengering
perbaikan yang dapat dilakukan pada
g. Alat pengering lembar pengamatan di bawah ini.
h. Plastic sealer E. Lembar Pengamatan
i. Telenan/roll kayu
j. Gelas ukur Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Bahan
Tingkat kematangan
a. Pisang ambon tua dan masak Tingkat kesegaran
Keutuhan
1 Aroma
b. Kantong plastik Rasa
Konsistensi
c. Na-metabisulfit Kebersihan
Kelengkapan
2
C. Instruksi Kerja Kebersihan
Pre start dan Kinerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- Jumlah plastik
3 Kebersihan plastik
hati dan memperhatikan K3 ! Suhu dan waktu pengemasan

2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 4


Kemudahan kulit lepas
Warna kulit pisang
praktik ! Flavor
Berat Na-metabisulfit
3. Kembalikan perlatan praktik ke 5 Berat air
tempat semula dalam kondisi bersih, Tipis
6 Sedang
kering dan rapi ! Tebal
Menempel
D. Langkah Kerja 7 Tidak menempel satu
sama lain
1. Siapkan alat dan bahan baku yang Waktu
8 Suhu
diperlukan Lama
Utuh
2. Kupas pisang tersebut dengan 9 Hancur
Suhu pengisian
menggunakan pisau stainless steel, 10 Adanya rongga udara
Pelabelan
bagian ujung buah dibuang. Kebersihan ruang
Kebersihan tempat/wadah
3. Lakukan pengerokan tipis pada 11 Suhu ruangan
Kelembaban ruang
seluruh permukaan buah pisang Penerangan ruang
Konsistensi sedang,Warna
dengan pisau.\ coklat,Tekstur lembut,
12 Flavor buah alami,
4. R e n d a m d a l a m l a r u t a n N a - Rasa manis

85
Produk hasil Nabati

Praktik
PRAKTIKUM 2 3. Membersihkan buah dari bagian yang
Memperbaiki Mutu Manisan Buah tidak dikehendaki. Buah dibersihkan
dari kulit, biji, bagian lain yang tidak
A. Tujuan
dikehendaki dan kotoran yang
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, melekat
peserta didik mampu memperbaiki mutu
4. Melakukan pengecilan ukuran. Buah
manisan buah.
diiris dengan menggunakan alat
B. Alat dan Bahan pengiris (slicer), seragam, dan
Alat ketebalan 3-10 mm.
a. Baskom plastik 5. Melakukan perendaman dengan
b. Pisau larutan kalsium. Irisan buah direndam
dengan CaCl2 0,1% selama 1 jam, atau
c. Panci
dengan larutan kapur sirih 10%
d. Kompor selama 6-8 jam, lalu dicuci bersih
e. Sendok kayu untuk menghilangkan kapur.
f. Tissue 6. Perendaman larutan gula. Irisan buah
g. Toples direndam dalam larutan gula secara
bertahap, yaitu 40% dan 50%.
Bahan
7. Mengemas manisan buah sesuai
a. Mangga/kedondong
spesifikasi yang ditentukan. Manisan
b. Gula pasir buah dikemas ke dalam botol yang
c. Kapur sirih telah distrelisasi bersama tutupnya
d. Garam dan diberi label sesuai ketentuan
(prinsip AIDAS).
e. CaCl2
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya
f. Kain saring
penyimpangan dan tindakan
C. Instruksi Kerja perbaikan yang dapat dilakukan pada
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- lembar pengamatan di bawah ini.
hati dan memperhatikan K3 ! E. Lembar Pengamatan
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
praktik !
Disiapkan semua
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat 1
peralatan dengan lengkap,
bersih, dan dikalibrasi
semula dalam kondisi bersih, kering atau dikontrolterlebih
dahulu sebelum dipakai
dan rapi ! Buah dipilih yang mengkal
atau mentah, tidak rusak,
2 tidak busuk, dan tidak
D. Langkah Kerja memar

1. Mengidentifikasi dan menyiapkan Buah dibersihkan dari kulit,


biji, bagian lain yang tidak
peralatan produksi sesuai kebutuhan. 3 dikehendaki dan kotoran
yang melekat
Disiapkan semua peralatan dengan Buah diiris dengan
menggunakan
lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau 4 alat pengiris (slicer),
seragam, dan
dikontrol terlebih dahulu sebelum ketebalan 3-10 mm.
dipakai. Irisan buah direndam
dengan CaCl2 0,1% selama
5 1 jam, atau dengan larutan
2. Memilih dan menangani bahan baku kapur sirih 10% selama 6-8
jam, lalu dicuci bersih
untuk proses produksi. Buah dipilih untuk menghilangkan kapur.
yang mengkal atau mentah, tidak Irisan buah direndam
dalam larutan gula secara
rusak, tidak busuk, dan tidak memar 6 bertahap, yaitu 40% dan
50%

86
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan 3. Cuci menggunakan air bersih.
Penyimpangan Perbaikan
Manisan buah dikemas ke 4. Belah jambu dengan memotong
dalam botol yang telah
7 distrelisasi bersama jambu secara melintang menjadi dua
tutupnya dan diberi label
sesuai ketentuan bagian yang hampir sama besar.
(prinsip AIDAS).
Manisan buah basah yang 5. Hancurkan jambu biji dengan blender,
dihasilkan memiliki tekstur
8 renyah, rasa manis, tidak selama penghancuran tambahkan air
keriput, dan warna menarik
(tidak terjadi pencoklatan) sebanyak 5-7 kali berat jambu biji,
kemudian peras jambu dengan
PRAKTIKUM 3
menggunakan kain saring. Tampung
Memperbaiki Mutu Sari Buah air perasan setelah disaring dengan
A. Tujuan penyaring teh. Ukurlah jumlah filtrat
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, atau sari buah asli yang diperoleh dan
peserta didik mampu memperbaiki mutu catat.
sari buah. 6. Timbanglah gula sebanyak 10% dari
B. Alat dan Bahan filtrat.
Alat 7. Panaskan filtrat sampai mencapai
suhu 65°C selama 5 menit, kemudian
1. Baskom
masukkan gula yang sudah ditimbang,
2. Pisau aduk hingga seluruh gula larut.
3. Saringan teh Pertahankan suhu antara 65°C -75°C
4. Botol selama 5 menit.
5. Kompor 8. Sari buah yang masih panas langsung
dimasukkan ke dalam botol steril dan
6. Pengaduk
segera tutup.
7. Gelas ukur
9. Lakukan pencatatan ada tidaknya
Bahan penyimpangan dan tindakan
1. Jambu Tua dan segar (boleh yang perbaikan yang dapat dilakukan pada
memiliki rasa asam) lembar pengamatan di bawah ini.
2. Gula pasir (putih) E. Lembar Pengamatan
C. Intruksi Kerja
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
hati dan memperhatikan K3 ! Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat 1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu
praktik ! sebelum dipakai.
Buah dipilih yang matang,
3. Kembalikan perlatan praktik ke 2 tidak rusak, tidak busuk,
dan tidak memar
tempat semula dalam kondisi bersih,
Buah dibersihkan dari kulit,
kering dan rapi ! biji, bagian lain yang tidak
3 dikehendaki dan kotoran
D. Langkah Kerja yang melekat dengan
cara dicuci air bersih.
1. Bersihkan botol dan tutup, kemudian Buah yang telah dicuci
selanjutnya dipotong
rebus dalam air mendidih selama 30 dan diekstraksi mengguna-
kan automatic juicer,
menit. Selanjutnya keringkan botol 4 selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan
dan tutup dalam posisi terbalik. penambahan air matang
5-7 kali volume dan diukur
kadar gulanya.
2. Timbang 1 kg jambu yang segar, tua
dan tidak rusak atau tidak busuk.

87
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
peralatan produksi sesuai
Ekstrak buah dipanaskan kebutuhan. Disiapkan semua
65°C selama 5 menit dan
ditambah gula sampai peralatan dengan lengkap, bersih,
10% sambil terus diaduk
5
dan dipanaskan hingga dan dikalibrasi atau dikontrol
suhu 65°C- 75°C selama
menit kemudian disaring. terlebih dahulu sebelum dipakai.
Sirup buah selanjutnya
dikemas dalam keadaan 2. Memilih dan menangani bahan
panas dengan botol yang
telah disterilisasi bersama baku untuk proses produksi. Buah
6 tutupnya dan dilakukan
ekshausting pada suhu dipilih yang matang, tidak rusak,
80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup. tidak busuk, dan tidak memar
Sari buah yang dihasilkan
harus memenuhi kriteria, 3. Membersihkan buah dari bagian
warna terang sesuai
7
dengan warna buah, rasa yang tidak dikehendaki. Buah
manis, tidak terdapat
endapan, tidak berbusa. dibersihkan dari kulit, biji, bagian
lain yang tidak dikehendaki dan
PRAKTIKUM 4
kotoran yang melekat dengan cara
Memperbaiki Mutu Sirup Buah dicuci air bersih.
A. Tujuan 4. Melakukan ekstraksi buah. Buah
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, yang telah dicuci selanjutnya
peserta didik mampu memperbaiki mutu dipotong dan diekstraksi
sirup buah. menggunakan automatic juicer,
B. Alat dan Bahan selanjutnya ekstrak buah
diencerkan dengan penambahan air
Alat
matang 2 kali volume dan diukur
a. Baskom kadar gulanya.
b. Pisau 5. Melakukan pemanasan dan
c. Alat pemeras jambu penambahan gula. Ekstrak buah
d. Saringan teh dipanaskan 60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus diaduk,
e. Botol
kemudian disaring.
f. Pemanas
6. Melakukan pengemasan. Sirup buah
g. Pengaduk selanjutnya dikemas dalam
h. Gelas ukur keadaan panas dengan botol yang
Bahan telah disterilisasi bersama tutupnya
dan dilakukan ekshausting pada
1. Jambu manis dan segar (diusahakan
suhu 80°C selama 20 menit, lalu
yang memiliki biji merah)
botol ditutup.
C. Instruksi Kerja
7. Melakukan Pasteurisasi. Botol
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- dipanaskan pada suhu 65-70°C
hati dan memperhatikan K3 ! selama 30 menit. Setelah dingin
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat botol diberi label sesuai ketentuan
praktik ! (prinsip AIDAS)
3. Kembalikan perlatan praktik ke 8. Lakukan pencatatan ada tidaknya
tempat semula dalam kondisi bersih, penyimpangan dan tindakan
kering dan rapi ! perbaikan yang dapat dilakukan
D. Langkah Kerja pada lembar pengamatan di bawah
ini
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan

88
Produk hasil Nabati

Praktik
E. Lembar Pengamatan 9. Botol
No Tahapan Proses Ada/Tidak Tindakan Bahan
Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- 1. Nanas
an dengan lengkap, bersih,
dan dikalibrasi atau dikontrol 2. Gula pasir (putih)
1 terlebih dahulu sebelum
dipakai.Disiapkan semua
peralatan dengan lengkap, 3. Asam sitrat
bersih, dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu 4. Pektin grade 100
sebelum dipakai.
Buah dipilih yang matang, C. Intruksi Kerja
2 tidak rusak, tidak busuk,
dan tidak memar
Buah dibersihkan dari
1. Lakukan kegiatan praktik dengan
kulit, biji, bagian lain yang
3 tidak dikehendaki dan
hati- hati dan memperhatikan K3 !
kotoran yang melekat
dengan cara dicuci air 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
bersih.
Buah yang telah dicuci
praktik !
selanjutnya dipotong dan
diekstraksi menggunakan 3. Kembalikan perlatan praktik ke
4 automatic juicer, selanjut- tempat semula dalam kondisi bersih,
nya ekstrak buah diencer-
kan dengan penambahan
air matang 2 kali volume kering dan rapi !
dan diukur kadar gulanya.
Ekstrak buah dipanaskan D. Langkah Kerja
5 60°C dan ditambah gula
sampai 60% sambil terus
diaduk, kemudian disaring.
1. Siapkan botol jar 5 buah dengan
Sirup buah selanjutnya tutupnya yang telah dicuci bersih.
dikemas dalam keadaan
panas dengan botol
yang telah disterilisasi
2. Lakukan sterilisai pada suhu 121 0C
6 bersama tutupnya dan
dilakukan ekshausting pada
tekanan 1 atm selama 30 menit
suhu 80°C selama 20 menit,
lalu botol ditutup
menggunakan autoclave.
Sirup buah yang dihasil-
kan harus memenuhi 3. Botol jar steril siap digunakan
7 kriteria, warna terang
sesuai dengan warna buah, sebagai bahan kemas / wadah
rasa manis, tidakterdapat
endapan, tidak berbusa. selai/jam nanas.
4. P o t o n g - p o t o n g n a n a s
PRAKTIKUM 5 menggunakan pisau untuk
Memperbaiki Mutu Jam/jelly Buah memudahkan penghancuran
A. Tujuan 5. Siapkan blender dan lakukan pre
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, start. Periksa kinerja blender baik
peserta didik mampu memperbaiki mutu d an pastikan blender bisa
Jam/jelly buah. digunakan
B. Alat dan Bahan 6. Lakukan penghancuran nanas
menggunakan blender. Gunakan
Alat
tombol kecepatan terkecil.
1. Panci
7. Periksa kondisi bubur buah untuk
2. Kompor memastikan keseragaman
3. Pisau dan talenan hancuran. Catat kondisi bubur buah
4. Baskom pada borang pengamatan.
5. Penyaring 8. Tempatkan bubur buah pada wadah
panci stainless steel. Amati bubur
6. Wajan
buah hasil penghancuran.
7. Gelas ukur
9. Hitung kebutuhan gula dan pektin
8. Timbangan menggunakan rumus (formula)
yang sudah disiapkan berdasarkan

89
Produk hasil Nabati

Praktik
berat nanas kupas. Catat kebutuhan panci terbuka beralaskan kain saring.
gula dan pektin pada borang 22. Selai/jam nanas dalam botol jar di
pengamatan masukkan kedalam panci, kemudian
10. Timbang gula sesuai dengan masukkan air bersih hingga setinggi
kebutuhan 3/4 tinggi botol.
11. Timbang pektin sesuai dengan 23. Panaskan hingga air mendidih. Periksa
kebutuhan. suhu bahan, biarkan suhu bahan
12. Siapkan jus lemon dari 1 buah jeruk mencapai 90 0C dan pertahankan
lemon. selama 15 menit.
13. Campur bubur nanas, gula dan 24. Selesai exkausting botol segera
pektin dalam keadaan dingin. Aduk ditutup rapat.
sampai merata. 25. Lakukan sterilisai pada suhu 90 0C
14. Periksa keasaman campuran selama 15 menit.
menggunakan kerta pH yang ada 26. Dinginkan produk secepatnya.
skalanya. Catat pH campuran bubur 27. Siapkan label yang memuat informasi
buah. tentang produk.
15. Apabila pH bubur buah lebih dari 4, 28. Tempelkan label pada produk
maka tambahkan bubur buah selai/jam nanas dalam botol Lakukan
dengan jus lemon hingga pH sekitar pencatatan ada tidaknya
3.8. penyimpangan dan tindakan
16. Aduk kembali hingga merata. Amati perbaikan yang dapat dilakukan pada
kondisi campuran bubur buah lembar pengamatan di bawah ini
dengan bahan bantu pada borang E. Lembar Pengamatan
pengamatan.
17. Masak campuran bubur buah pada No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
suhu 120 0 C selama ± 1 jam
Tingkat kematangan
menggunakan panci stainless steel Tingkat kesegaran
Keutuhan
sambil dilakukan pengadukan dan 1 Berat nanas awal
Berat nanas kupas
mengendalikan agar tidak gosong. Kebersihan nanas kupas
Pemasakan dilakukan sampai kental Kelengkapan
2 Kebersihan
atau total padatan 62-68 %. Pre start dan Kinerja
Jumlah botol
18. Lakukan pemeriksaan total solid 3 Kebersihan botol dan tutup
Suhu dan waktu sterilisasi
menggunakan refraktometer untuk Berat nanas kupas
Distribusi buah dalam bubur
memperkirakan tingkat kekentalan 4 Berat bubur nanas
Warna
selai/jam. Flavor
Berat gula
19. Angkat panci dari api bila kekentalan 5 Berat pektin
Jumlah jus lemon
yang ditentukan sudah tercapai. Homogenitas
pH bubur buah nanas
20. Masukkan selai/jam nanas dalam 6 Warna
Flavor
keadaan panas kedalam botol jar Total padatan terlarut
Suhu
steril. Pengisian dilakukan sampai 7 Waktu
Total padatan
batas leher bagian bawah botol. Leher
Suhu pengisian
botol dikosongkan dan berfungsi 8 Adanya head space
Suhu dan waktu exhausting
sebagai head space Pelabelan

21. Lakukan exhausting menggunakan

90
Produk hasil Nabati

Praktik
Ada/Tidak Tindakan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
hati dan memperhatikan K3 !
Limbah dikumpulkan 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
berdasarkan sifatnya
(padat dan cair) praktik !
Limbah padat dikelompok-
9 kan berdasarkan sifatnya,
yaitu organik dan anorganik.
3. Kembalikan perlatan praktik ke tempat
Limbah dikelola sesuai
dengan tata cara, manajemen
semula dalam kondisi bersih, kering
limbah yang diterapkan
diperusahaan
dan rapi !
Kebersihan ruang
Kebersihan tempat/wadah D. Langkah Kerja
10 Suhu ruangan
Kelembaban ruang
Penerangan ruang
1. Panaskan santan kental sampai
Konsistensi kokoh, diperoleh santan kanil yang
Warna cemerlang,
Distribusi buah merata, berminyak. Sisihkan.
Tekstur lembut,
11 Flavor buah alami,
Tidak mengalami sineresis
2. Sangrai tepung ketan sampai matang
dankristalisasi selama
penyimpanan
dan berwarna agak kuning. Sisihkan.
3. Pilih nanas matang dan segar serta
PRAKTIKUM 6
tidak busuk. Kupas, bersihkan matanya
Memperbaiki Mutu Dodol Buah dan buang hatinya, kemudian cuci
A. Tujuan bersih.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, 4. Timbang sebanyak 1500 gram nanas
peserta didik mampu memperbaiki mutu yang telah bersih, kemudian
dodol buah. hancurkan dengan blender atau parut,
B. Alat dan Bahan 5. Timbang sebanyak 250 gram tepung
Alat yang telah disangrai, 600 gram gula
merah dan 900 gram gula pasir, serta
a. Baskom
ukur sebanyak 2 gelas santan kanil.
b. Timbangan
6. Campur semua bahan yang telah
c. Kompor ditimbang dan diukur, aduk rata.
d. Spatula 7. Panaskan campuran dalam wajan
e. Wajan dengan api sedang sambil diaduk.
f. Pengaduk kayu Usahakan tidak ada kerak pada dasar
wajan. Pemanasan campuran
g. Blender/parut
dilakukan sampai adonan kental dan
h. Loyang plastik tidak lengket di tangan.
i. Talenan 8. Tambahkan 2 sendok makan minyak
Bahan goreng atau margarin. Aduk beberapa
a. Buah nanas matang dan segar saat samapai minyak/margarin
tercampur rata.
b. Gula pasir
9. Pindahkan adonan ke dalam loyang
c. Gula merah
plastik dan dinginkan.
d. Santan
10. Potong-potong dodol nanas yang
e. Tepung ketan telah dingin dengan ukuran kurang
f. Minyak goreng/mentega lebih 5 cm dengan ketebalan 1 cm.
g. Kemasan plastik 11. Bungkus potongan dodol dengan
C. Instruksi Kerja plastik.
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati- 12. Kemas dalam kantong plastik atau duz
dan beri label

91
Produk hasil Nabati

Praktik
13. Simpan di tempat yang kering dan b. Timbangan
dingin. c. Kompor
14. Lakukan pencatatan ada tidaknya d. Spatula
penyimpangan dan tindakan
perbaikan yang dapat dilakukan pada e. Wajan
lembar pengamatan di bawah ini f. Pengaduk kayu
E. Lembar Pengamatan g. Loyang plastik
Ada/Tidak Tindakan a. Talenan
No Tahapan Proses Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralat- b. Slicer
an dengan lengkap, bersih,
1 dan dikalibrasi atau Bahan
dikontrol terlebih dahulu
sebelum dipakai.
a. Pisang mentah
Tepung ketan dipilih
yang masih baik, tidak
2 berbau apek, tidak b. Garam
berkutu dan tidak
menggumpal c. Minyak goreng
Bahan pembantu (kelapa
dan gula merah) yang d. Gula putih
dipilih masihbaik, kelapa
3 tidak busuk, gula merah
berwarna coklat, tidak
e. Bawang putih
banyak kotoran.
Bahan baku dan bahan f. Kantong plastik
pembantu dicampur
4 sampai homogen dan
g. Kertas koran
tidak ada gumpalan.
Campuran dipanaskan C. Instruksi Kerja
dengan api sedang
sambil diaduk, sampai
5 adonan liat, berminyak 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dan tidak lengket di
wajan.
hati dan memperhatikan K3 !
Adonan dodol masak
dimasukkan ke dalam
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
baki yang dialasi plastik
dengan ketinggian 1-2 cm,
praktik !
6 ditekan-tekan agar padat
dan rata, lalu didinginkan 3. Kembalikan perlatan praktik ke
dan dikeringkan.
tempat semula dalam kondisi bersih,
Dodol yang telah keras
dipotong-potong dengan kering dan rapi !
ukuran 1,5 x 5 cm,dikemas
dengan kertas minyak atau
7 plastik dengan rapi, D. Langkah Kerja
kemudian dikemas dalam
dus yang diberi label 1. Bumbu-bumbu yang digunakan terdiri
sesuai ketentuan
Dodol yang dihasilkan
dari garam, bawang putih dan gula.
berwarna kecoklatan,
kenyal, ukuran seragam,
Bumbu asin diperoleh dengan cara
8 rasa manis, permukaan
mengeras tetapi bagian
menumbuk halus 10 gr garam dan 2
dalam lunak, dan
tidak berbau hangus.
siung bawang putih dan 100 ml air.
Sedangkan bumbu manis dibuat dari
PRAKTIKUM 7 250 gram gula pasir dicampur dengan
2 gram garam yang dilarutkan dalam 1
Memperbaiki Mutu Keripik Buah liter air.
A. Tujuan 2. Kupas pisang sampai bersih dengan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, pisau satu persatu kemudian diiris dan
peserta didik mampu memperbaiki mutu langsung digoreng.
keripik buah. 3. Pengirisan dilakukan menggunakan
B. Alat dan Bahan alat pengiris(slicer) dengan ketebalam
Alat 1,5 mm. Penggorengan dilakukan pada
a. Baskom suhu 170-200°C. Hingga warna
kekuningan.

92
Produk hasil Nabati

Praktik
4. Penambahan bumbu asin dilakukan PRAKTIKUM 8
pada saat pisang masih dalam proses Memperbaiki Mutu Saus
penggorengan. Bumbu cair
dimasukkan ke dalam minyak pada
saat keripik setengah matang. A. Tujuan
5. Penambahan bumbu manis dilakukan Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
setelah kripik pisang mendekati peserta didik mampu memperbaiki mutu
kering sempurna. Keripik pisang yang saus.
hampir matang diangkat dari minyak, B. Alat dan Bahan
selanjutnya keripik pisang dicelupkan Alat
ke dalam bumbu manis yang sudah
disiapkan. Goreng kembali hingga No Jenis Volume

kering. 1 Pisau stainles steel 1 buah


6. Hamparkan keripik pisang pada 2 Baskom plastik 3 buah
tampah yang telah dialasi kertas koran
3 1 buah
dan biarkan hingga dingin kemudian Dandang

kemas. 4 Mangkuk 4 buah

7. Lakukan pencatatan ada tidaknya 5 1 buah


Saringan
penyimpangan dan tindakan
perbaikan yang dapat dilakukan pada 6 Blender 1 buah
lembar pengamatan di bawah ini 7 Pengaduk 1 buah

8 Timbangan 1 buah
E. Lembar Pengamatan
9 Gelas ukur 1 buah

Ada/Tidak Tindakan 10 Botol pengemas (bawa sendiri) 2-3 buah


No Tahapan Proses Perbaikan
Penyimpangan
Disiapkan semua peralat- 11 Kompor gas 1 buah
an dengan lengkap, bersih,
1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih 12 Talenan 1 buah
dahulu sebelum dipakai.
Dipilih pisang yang yang 13 1 buah
2
tua tetapi belum matang
Wajan

3 Pisang dikupas hingga


bersih Bahan
Pisang yang telah dikupas
4 diiris dengan ketebalan J K FAJ EO R K HQ I A
1,5 mm
- ? ] ^ ] e i a n] d ga nepej c . 1, c
Pisang digoreng dengan
5 minyak yang banyak pada . J ]j ]o 31, c
suhu 170-200 °C
/ = en i ] p] j c ` ej c ej / . 1 __
Bumbu asin ditambaha-
kan ketika pisang baru 0 > ] s ] j c l q ped 1, c
6 setengah matang sedang
kakan bumbu manis 1 C q h] l ] oen . 1, c
ditambahkan pada saat
keripik akan matang 2 C ] n] i ` ] l qn 1, c
Keripik pisang yang telah 3 ? q g] . 1 __
matang didinginkan,
dikemas dengan atau
7 plastik dengan rapi,
kemudian dikemas dalam
C. Instruksi Kerja
dus yang diberi label
sesuai ketentuan 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
Keripik pisang berwarna
8 kekuningan tidak hangus hati dan memperhatikan K3 !
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
praktik !

93
Produk hasil Nabati

Praktik
3. Kembalikan perlatan praktik ke perbaikan yang dapat dilakukan pada
tempat semula dalam kondisi bersih, lembar pengamatan di bawah ini
kering dan rapi ! E. Lembar Pengamatan
D. Langkah Kerja
1. Siapkan bahan-bahan yang akan No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan
Tindakan
Perbaikan
digunakan.Lakukan perlakuan Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
pendahuluan pada bahan sesuai 1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih
karakteristik bahan. Takar sesuai dahulu sebelum dipakai.
kebutuhan. Pilih cabai yang utuh,
2 tidak busuk.
2. Kukus cabai merah keriting dan Kukus semua bumbu
bawang putih selama 7 menit (cabai 3 selama 7 menit
Bumbu dan nanas
merah keriting dan bawang putih 4 dihaluskan sampai
benar-benar halus
dimasukkan setelah terbentuk uap air )
5 Masak bumbu dan bubur
3. Dinginkan cabai merah keriting dan nanas dengan api sedang
Kemas saus dalam keadaan
bawang putih Blender bahan-bahan panas kemudian tutup rapat
6 dan rebus dalam air
yang telah dikukus hingga menjadi mendidih selama 30 menit.
bubur. Untuk memudahkan Distribusi bubur merata,
7 konsistensi sedang, warna
penghancuran, tambahkan air sesuai cemerlang

kebutuhan.
PRAKTIKUM 9
4. Buat bubur nanas dengan cara
memblender nanas, untuk Memperbaiki Mutu Pickel
mempermudah pemblenderan A. Tujuan
tambahkan air 50-100 ml. Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
5. Tuang bubur cabai merah keriting dan peserta didik mampu memperbaiki mutu
bawang putih ke dalam wajan, pickel.
campurkan dengan bubur nanas. B. Alat dan Bahan
6. Masak saos cabai di atas api sedang. Alat
7. Tambahkan gula pasir dan garam a. Panci
sesuai takaran.
b. Pisau
8. Aduk-aduk adonan saos cabai hingga
c. Talenan
tercampur rata. Untuk mengetahui
adonan telah masak, tuang sedikit d. Timbangan
adonan dengan menggunakan e. Botol
pengaduk. Jika adonan tidak segera Bahan
jatuh, bertanda adonan telah masak
a. Timun
dan siap dikemas.9Rebus botol
beserta tutup yang akan digunakan b. Larutan garam brine 5 %
sebagai pengemas dalam air yang c. Cuka masak 2%
telah mendidih selama 30 menit. Pada C. Instruksi Kerja
saat mau mengambil gunakan
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
penjepit dan jangan sampai sentuh
hati dan memperhatikan K3 !
tangan.
2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
10. Kemas saos cabai selagi masih panas,
praktik !
tutup.Lakukan pencatatan ada
tidaknya penyimpangan dan tindakan 3. Kembalikan perlatan praktik ke

94
Produk hasil Nabati

Praktik
tempat semula dalam kondisi bersih, PRAKTIKUM 10
kering dan rapi ! Memperbaiki Mutu Tape
D. Langkah Kerja A. Tujuan
1. Siapan bahan sesuai kebutuhan Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
2. Sterilisasi botol dengan cara direbus peserta didik mampu memperbaiki mutu
dalam air mendidih selama 30 menit. tape.
3. Masukkan timun pada botol, tuangkan B. Alat dan Bahan
larutan garam brine 5 %. Alat
4. Sisakan sedkit ruang kosong di bagian a. Baskom
atas botol, pastikan semua timun
b. Kompor
terendam larutan garam brine 5%.
c. Panci
5. Fermentasi pada suhu kamar selama 1
minggu. d. Tampah
6. Jika pada larutan brine terdapat e. Pengaduk kayu
endapan/lendir, pisahkan dengan cara f. Timbangan
menyeringnya. Jika brine berwarna Bahan
hitam maka ganti larutan tersebut.
a. Ubi kayu
7. Pasteurisasi pada suhu 70-80 °C
b. Ragi tape
selama 15 menit, segera dinginkan
dengan cepat setelah pasteurisasi C. Instruksi Kerja
selesai. Pickel siap disimpan atau 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dikinsumsi. hati dan memperhatikan K3 !
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
penyimpangan dan tindakan praktik !
perbaikan yang dapat dilakukan pada 3. Kembalikan perlatan praktik ke
lembar pengamatan di bawah ini tempat semula dalam kondisi bersih,
E. Lembar Pengamatan kering dan rapi !
Tindakan
No Tahapan Proses
Ada/Tidak
Penyimpangan Perbaikan
D. Langkah Kerja
Disiapkan semua peralat-
an dengan lengkap, bersih,
1. Timbang bahan sesuai kebutuhan
1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu 2. Kupas ubi kayu kemudian cuci hingga
sebelum dipakai.
Pilih timun yang masih
bersih
2 muda, bentuk seragam
dan lurus. 3. Potong dengan ukuran sesuai selera
Botol disterilisasi dengan
3 cara direbus dalam air 4. Kukus ubi kayu sampai matang
yang mendidih selama
30 menit
Rendam imun dalam
5. Dinginkan ubi kayu di atas tampah
4 larutan garam brine 5%
dan cuka masak 2%
sampai dingin
Fermentasi timunselama
1 minggu, selama 6. Taburkan ragi tape sampai merata
fermentasi apabila terdapat

5
endapan atau lender 7. Masukkan dalam keranjang yang telah
pada larutan brine
maka lakukan penyaringan dialasi daun pisang lalu tutup rapat,
dan apabila larutan brine
berwarna coklat, lakukan fermentasikan selama 2-3 hari pada
penggantian larutan.
suhu ruang.
Pasteurisasi pickle pada
6 suhu 70-80 C selama
15 menit

Dihasilkan pickle
7 dengan

95
Produk hasil Nabati

Praktik
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya No Nama Bahan Volume Satuan

penyimpangan dan tindakan 6 Kuning telur ayam untuk olesan 25 gram

perbaikan yang dapat dilakukan pada 7 Air dingin 400 gram


lembar pengamatan di bawah ini 8 Susu pasteurisasi 52 gram
9 Susu bubuk bqhh_na] i 52 gram
E. Lembar Pengamatan
Ada/Tidak Tindakan 10 Mentega/i ] nc] nej a+^qppan 148 gram
No Tahapan Proses Perbaikan
Penyimpangan 11 >na] ` ei l nkr an^egan^kj qo = 4 gram
Disiapkan semua peralatan
dengan lengkap, bersih, 12 Garam 3 gram
1 dan dikalibrasi atau
dikontrol terlebih dahulu 13 Bahan isian dan topping roti
sebelum dipakai.
Pilih ubi kayu tua a. Ws wm
w 40 buah
2 optimal
b. Oi ny gi hhev 420 buah
3 Ubi kayu yang telah
dikupas dan dicuci bersih, 14 Cup roti 80 lembar
dipotong dengan ukuran
sesuai selera 15 Pengemas plastic OPP ukuran ¼ 80 lembar
4 Kukus semua ubi kayu
sampai matang kg
Taburkan ragi pada ubi
5 kayu yang telah dingin
secara merata C. Instruksi Kerja
Masukkan ubi kayu dalam
6 keranjang kemudian tutup 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
rapat dan diamkan selama
2-3 hari dalam suhu ruang hati dan memperhatikan K3 !
Kemas tape menggunakan
7 besek kemudian beri label 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
sesuai AIDAS
praktik !
Diperoleh tape dengan
8 rasa manis, tekstur lunak,
warna merata
3. Kembalikan perlatan praktik ke
tempat semula dalam kondisi bersih,
PRAKTIKUM 11
kering dan rapi !
Memperbaiki Mutu Roti Manis
B. Langkah Kerja
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
Setelah menyelesaikan kegiatan ini, peralatan produksi sesuai kebutuhan
peserta didik mampu memperbaiki mutu Disiapkan semua peralatan dengan
Roti Manis. lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
B. Alat dan Bahan dikontrol terlebih dahulu sebelum
Alat dipakai
Jk J ]i ] =h]p Fqi h]d O]pq]j 2. Memilih dan menangani bahan utama
1 Mixer 2 Mixer besar untuk kel 1 dan
2, mixer kecil untuk kel 3 untuk proses produksi. Tepung terigu
2 Mangkok Besar/sedang 1 Wadah pencampuran I dan ragi dipilih yang masih baik.
3 Gelas ukur 1 Wadah pencampuran II
4 Mangkok sedang 1 Wadah pencampuran III
Terigu berwarna putih kekuningan,
5 Mangkok sedang 1 Wadah sosis tidak berkutu, tidak menggumpal, dan
6 Mangkok sedang 1 Wadah keju parut tidak berbau apek. Ragi masih aktif.
7 Mangkok se dang 1 Wadah olesan telur
8 Spatel 3 3. Memilih dan menangani bahan
9 Roller 3
10 Pisau 2
pembantu untuk proses produksi.
11 Loyang besar 3 Gula pasir, susu bubuk, lemak, dan
Bahan telur dipilih yang masih baik. Gula
No Nama Bahan Volume Satuan
pasir kristalnya tidak terlalu besar,
1 Tepung terigu protein tinggi 900 gram susu bubuk tidak menggumpal, lemak
2 Tepung terigu protein sedang 100 gram tidak tengik, serta telur kulitnya tidak
3 Gula 220 gram retak dan tidak busuk.
4 Ragi roti 32 gram
4. Melakukan penimbangan bahan
5 Kuning Telur ayam 100 gram
Semua bahan ditimbang dan diukur

96
Produk hasil Nabati

Praktik
dengan timbangan dan gelas ukur lalu dibuang gasnya, diisi, dan
dalam waktu ≤ 5 menit dibentuk sesuai keinginan
5. Melakukan pemanggangan pisang 9. Melakukan fermentasi akhir
a. Siapkan Loyang, olesi dengan Adonan yang telah dibentuk
margarin diletakkan pada loyang yang telah
b. Kupas pisang, hilangkan seratnya. diolesi mentega, diberi jarak 2 jari, dan
difermentasi selama 20-25 menit
c. Olesi dengan margarin sampai
sampai adonan mengembang.
merata
Setelah selesai olesi dengan bahan
d. Oven pada suhu 170-200 °C
olesan di bagian permukaan kemudian
selama kurang lebih 20-30 menit
taburi dengan topping yang sesuai
atau sampai pisang matang
10. Melakukan pengovenan
6. Melakukan pencampuran
Adonan yang telah difermentasi
a. Pencampuran I
dioven dengan api bawah sampai
Masukkan semua bahan kering diperoleh roti yang berwarna
kecuali garam (tepung terigu kecoklatan, warna merata, tidak
protein tinggi, tepung terigu hangus, dan tidak pucat.
protein sedang, gula pasir, susu
Setelah selesai pengovenan, keluarkan
bubuk, bread improver dan ragi)
dari oven kemudain olesi dengan
kedalam mangkok mixer, campur
margarin pada bagian permukaannya
dengan kecepatan rendah selama
secara merata lalu angkat letakkan pad
1 menit.
arak pendingin.
b. Pencampuran II
11. Mengemas produk
Tambahkan air, susu pasteurisasi
Roti didinginkan pada rak/wadah
dan kuning telur, campur dengan
dengan ventilasi baik dan dikemas
kecepatan sedang 4 menit.
sesuai keperluan dengan kemasan
c. Pencampuran III yang telah diberi label sesuai
1) Tambahkan margarin dan ketentuan (prinsip AIDAS).
garam, campur dengan kecepatan 12. Lakukan pencatatan ada tidaknya
tinggi selama 10 menit (sampai penyimpangan dan tindakan
adonan kalis) perbaikan yang dapat dilakukan pada
2) S e m u a b a h a n d i c a m p u r lembar pengamatan di bawah ini
dengan alat pencampur (mixer) E. Lembar Pengamatan
atau manual dengan urutan yang Tindakan
Ada/Tidak
Tahapan Proses
benar sampai adonan kalis dan No Penyimpangan Perbaikan

waktu tidak lebih dari 15 menit. Disiapkan semua peralatan


dengan lengkap, bersih,
1 dan dikalibrasi atau
7. Melakukan pemotongan, dikontrol terlebih
dahulu sebelum dipakai.
penimbangan, dan pembulatan Gula pasir, susu bubuk,
lemak, dan telur dipilih
Adonan dipotong, ditimbang seberat yang masih baik.
Gula pasir kristalnya
45 gram, dibulatkan sampai 2 tidak terlalu besar, susu
bubuk tidak menggumpal,
permukaannya halus. lemak tidak tengik, serta
telur kulitnya tidak retak
8. Membentuk adonan dan tidak busuk.
Semua bahan ditimbang
dan diukur dengan
Adonan yang telah dibulatkan 3 timbangan dan gelas
ukur dalam waktu ≤
didiamkan (fermentasi) 10-15 menit, 5 menit

97
Produk hasil Nabati

Praktik
No Tahapan Proses
Ada/Tidak C. Instruksi Kerja
Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
Semua bahan dicampur 1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-
dengan alat pencampur
4 (mixer) dengan urutan hati dan memperhatikan K3 !
yang benar sampai
adonan kalis dan waktu
tidak lebih dari 15 menit 2. Jaga kebersihan lingkungan dan alat
Adonan dipotong, ditimbang praktik !
5 seberat 45gram, dibulatkan
sampai permukaannya halus
Adonan yang telah
3. Kembalikan perlatan praktik ke
dibulatkan didiamkan
(fermentasi) 10-15 menit,
tempat semula dalam kondisi bersih,
6
lalu dibuang gasnya,
dibentuk sesuai bentuk
kering dan rapi !
donat.
Adonan yang telah D. Langkah Kerja
dibentuk diletakkan
pada loyang yang telah 1. Mengidentifikasi dan menyiapkan
7 ditaburi terigu, diberi
jarak 2 jari, dan difermentasi peralatan produksi sesuai kebutuhan.
selama 20-25 menit sampai
adonan mengembang. Disiapkan semua peralatan dengan
Adonan yang telah
difermentasi panggang lengkap, bersih, dan dikalibrasi atau
dengan suhu 170-180 °C
8 selama 15 menit sampai dikontrol terlebih dahulu sebelum
diperoleh roti yang
berwarna kecoklatan, dipakai.
warna merata, tidak
hangus, dan tidak pucat. 2. Memilih dan menangani bahan baku
Roti didinginkan pada
rak/wadah dengan ventilasi untuk proses produksi. Kedele dipilih
baik, diberi toping yang
9 menarik, dan dikemas sesuai kedele putih yang matang optimal,
keperluan dengan kemasan
yang telah diberi label sesuai tidak pecah, tidak busuk, tidak keriput,
ketentuan (prinsip AIDAS).
Menghasilkan roti dengan dan bebas dari berbagai macam
kriteria yang telah ditentuk-
an Roti yang dihasilkan kotoran.
bentuknya bagus dan s
10 eragam, berwarna kecoklat-
an merata, dan toping
3. Merendam kedele. Kedele yang dipilih
menarik. selanjutnya dicuci, dan direndam
PRAKTIKUM 12 dengan air bersih selama 6-8 jam
Mengidentifikasi Standar Mutu Susu Kedelai dengan volume 3 kali berat kedele
sampai didapatkan kedele yang
A. Tujuan
mengembang dan lunak.
Setelah menyelesaikan kegiatan ini,
4. Menggiling kedele. Kedele yang telah
peserta didik mampu mengidentifikasi
direndam dicuci bersih dan digiling
standar mutu susu kedelai.
dengan Soybean Miller atau Waring
B. Alat dan Bahan Blender dengan penambahan air
Alat panas 2-3 kali berat kedele sampai
a. Panci diperoleh bubur kedele yang halus.
b. Baskom 5. M e l a k u k a n p e m a n a s a n d a n
penyaringan. Bubur kedele dimasak
c. Pengaduk kayu
dengan api sedang sambil diaduk agar
d. Termometer tidak terjadi kegosongan sampai suhu
e. Blender 90°C. Kemudian rebusan bubur kedele
f. Kain saring disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
Bahan
kedele (total air hangat yang
a. Kedelai digunakan untuk penggilingan dan
b. Gula pasir penyaringan 5 kali berat kedele),
c. Esence sampai air perasan agak bening.
6. M e l a k u k a n p a s t e u r i s a s i d a n

98
Produk hasil Nabati

Praktik
penambah rasa. Susu kedele No Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan
Penyimpangan Perbaikan
dipasteurisasi pada suhu 63°C selama Susu kedele yang dihasilkan
30 menit, kemudian diberi gula 8- 8
berwarna sesuai esens yang
ditambahkan, rasa manis,
10% dari volume susu kedele, dan tidak bau langu.

diberi esens secukupnya.


7. Melakukan pengemasan. Susu kedele
dikemas dalam cup plastik dalam
keadaan panas (hot filling), diberi
label sesuai dengan ketentuan Untuk menambah wawasan lebih jauh
(prinsip AIDAS) mengenai memperbaiki mutu produk olahan
nabati, kalian juga dapat mempelajari seacar
8. Lakukan pencatatan ada tidaknya mandiri melalui internet. Di internet dapat
penyimpangan dan tindakan dicari lebih jauh materi tentang memperbaiki
perbaikan yang dapat dilakukan pada mutu produk olahan nabati. Salah satu website
lembar pengamatan di bawah ini yang dapat kalian kunjungi untuk menambah
E. Lembar Pengamatan wawasan dan pemahaman kalian tentang
Tahapan Proses
Ada/Tidak Tindakan memperbaiki mutu produk olahan nabati di
No Penyimpangan Perbaikan
Disiapkan semua peralatan Πhttp://pfi3pdata.litbang.pertanian.go.id/d
dengan lengkap, bersih, dan
1 dikalibrasi atau dikontrol okumen/one/28/file/07-juknis-buah.pdf
terlebih dahulu sebelum
dipakai.
Kedele dipilih kedele
putih yang matang
optimal, tidak pecah,
2 tidak busuk, tidak keriput,
dan bebas dari berbagai
macam kotoran.
Kedele yang dipilih
selanjutnya dicuci, dan
direndam dengan air
bersih selama 6-8 jam
3 dengan volume 3 kali
berat kedele sampai
didapatkan kedele yang
mengembang
dan lunak.
Kedele yang telah
direndam dicuci bersih
dan digiling dengan
Soybean Miller atau
4 Waring Blender
dengan penambahan air
panas 2-3 kali berat
kedele sampai diperoleh
bubur kedele yang halus
Bubur kedele dimasak
dengan api sedang sambil
diaduk agar tidak terjadi
Tindakan koreksi/perbaikan dilakukan
kegosongan sampai suhu
90°C. Kemudian rebusan
apabila terjadi penyimpangan terhadap batas
bubur kedele disaring
dengan kain saring, dengan
kritis. Tindakan koreksi/perbaikan yang
5
penambahan air hangat
2-3 kali berat kedele
dilakukan jika terjadi penyimpangan, sangat
(total air hangat yang
digunakan untuk
tergantung pada tingkat risiko produk pangan.
penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat
Pada produk pangan berisiko tinggi misalnya,
kedele), sampai air
perasan agak bening.
tindakan koreksi/perbaikan dapat berupa
Susu kedele dipasteurisasi penghentian proses produksi sebelum semua
pada suhu 63°C selama 30

6
menit, kemudian diberi gula penyimpangan dikoreksi/diperbaiki, atau
8-10% dari volume susu
kedele, dan diberi esens produk ditahan/tidak dipasarkan dan diuji
secukupnya.
Susu kedele dipasteurisasi keamanannya. Tindakan koreksi yang dapat
pada suhu 63°C selama 30
7 menit, kemudian diberi gula dilakukan selain menghentikan proses
8-10% dari volume susu kedele,
dan diberi esens secukupnya. produksi antara lain mengeliminasi produk
dan kerja ulang produk, serta tindakan

99
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GANJIL
pencegahan seperti memverifikasi setiap A. PILIHAN GANDA
perubahan yang telah diterapkan dalam Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling
proses dan memastikannya agar tetap efektif. tepat dengan memberikan tanda silang (X)
Prosedur penanganan produk yan tidak sesuai pada pilihan A, B, C, D, atau E!
dalam pelaksanaannya terdapat 2 level 1. Buah-buahan yang bagus digunakan untuk
tindakan koreksi/perbaikan, yaitu : membuat jelly adalah buah-buahan
1. Tindakan Segera (Immediete Action) dengan kandungan pectin tinggi dan asam,
2. Tindakan Pencegahan (preventative buah tersebut adalah….
Action) a. Papaya
b. Semangka
c. Nenas
d. Mangga
e. Jeruk
Lakukanlah analisa kerusakan-kerusakan yang 2. Buah-buahan yang bagus digunakan untuk
terjadi selama pembuatan sirup buah, manisan pembuatan selai adalah….
buah, dodol nanas dan sari kedelai serta cara a. Buah-buahan kaya pectin dan asam
memperbaiki kerusakan tersebut sehingga
b. Buah-buahan kaya pectin dan asamnya
diperoleh produk yang bermutu !
rendah
c. Buah-buahan asam
PENILAIAN HARIAN d. Buah-buahan asam tinggi, pektinnya
rendah
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik e. Buah-buahan kaya pektin
dan benar ! 3. Plasmolisis pada pengolahan manisan
1. Sebutkan standar mutu jam/jelly buah ! buah dapat terjadi karena….
2. Bahan makanan yang diawetkan dengan a. Turunnya water activity
penggulaan dapat mengalami kerusakan- b. Perbedaan tekanan osmosa antara
kerusakan. Jelaskan kerusakan-kerusakan larutan dan mikroorganisme
yang terjadi pada produk makanan dengan c. Gula yang digunakan lewat jenuh
penggulaan !
d. Air yang digunakan air sadah
3. Sebutkan masalah-masalah yang terdapat
e. Keasaman tinggi
dalam pembuatan sale pisang dan cara
memperbaikinya ! 4. Keberhasilan suatu produksi sangat
tergantung pada pemlihan dan
4. Apabila dalam pembuatan roti manis,
penanganan bahan yang digunakan dalam
dijumpai adonan terlalu lembek maka
proses produksi tersebut, disamping
tindakan perbaikan apa yang dapat
proses produksinya sendiri. Kesalahan
dilakukan !
dalam … akan menghasilkan produk yang
5. Pada pembuatan jam/jelly nanas apabila tidak sesuai dengan criteria yang
produk yang dihasilkan mengalami diinginkan, sedangkan kesalahan dalam …
kristalisasi maka tindakan perbaikan apa akan memperpendek umur simpan.
yang dapat dilakukan ! Pernyataan yang sesuai adalah….
a. Memilih bahan dan penanganan
bahan

100
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati

SEMESTER GANJIL
b. Penanganan bahan dan memilih d. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
bahan warna, tekstur, keutuhan bahan
c. Memilih peralatan dan penangan e. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
bahan warna, tekstur, keutuhan bahan, cuaca
d. Penanganan peralatan dan memilih 7. Daun lidah buaya dapat diolah menjadi
bahan produk manisan, produk yang dihasilkan
e. Memilih peralatan dan penanganan dari lidah buaya adalah berupa cairan atau
peralatan gel dalam keadaan segar tidak berwarna
(transparan). Gel lidah buaya tersebut
5. Perhatikan buah-buahan berikut :
mudah rusak, tidak stabil dan mudah
1. Papaya dipengaruhi oleh udara, cahaya dan panas
2. Jambu serta mudah terkontaminasi oleh
3. Belimbing mikroba.Oleh karena itu penyimpanan
yang tepat adalah….
4. Talok
a. Penyimpanan di tempat yang terang,
5. Kedondong
dingin dan kering
6. Kemang
b. Penyimpanan di tempat yang gelap,
7. Terung dingin dan kering
8. Pisang c. Penyimpanan di tempat yang gelap,
Hampir semua jenis buah pada prinsipnya panas dan kering
dapat diolah menjadi produk olahan d. Penyimpanan di tempat yang gelap,
dengan penggulaan. Namun berdasarkan dingin dan basah
pertimbangan nilai jual, cita rasa,
e. Penyimpanan di tempat yang terang,
kenampakan dan daya tahan hanya ada
panas dan basah
beberapa jenis buah yang layak untuk
diproduksi menjadi manisan produk 8. Gula pasir yang terdapat di pasar
olahan yaitu…. lndonesia diperoleh dari tebu. Gula yang
diperoleh dari tebu termasuk dalam jenis
a. 1,2,3,4
gula….
b. 2,3,4,5
a. Glukosa
c. 3,4,5,6
b. Fruktosa
d. 4,5,6,7
c. Sukrosa
e. 5,6,1,2
d. Maltose
6. Secara umum buah sebagai bahan utama
e. Laktosa
dalam pembuatan produk olahan, harus
dpilih dari buah yang memiliki 9. Fungsi gula yang utama adalah sebagai
karakteristik tertentu yaitu…. pengawet dan sebagai penambah rasa.
Gula berfungsi sebagai pengawet pada
a. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
konsentrasi….
warna, tekstur, keutuhan bahan, harga
a. 12% - 14 %
b. Tingkat kematangan, aroma, rasa,
warna, tekstur, keutuhan bahan, b. 30% - 40%
musim c. 40% - 48%
c. Tingkat kematangan, aroma, rasa, d. 50% -65%
warna, tekstur, keutuhan bahan, nilai e. 65% - 75%
ekonomi

101
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati

SEMESTER GANJIL
10. Sedangakan gula berfungsi sebagai d. CaCl2
pemanis pada konsentrasi…. e. Natrium Metabisulfit
a. 12% - 14 % 15. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai
b. 30% - 40% bahan pemutih adalah….
c. 40% - 48% a. NaCl
d. 50% -65% b. Asam sitrat
e. 65% - 75% c. Natrium benzoate
11. Bahan pendukung yang berfungsi sebaga d. CaCl2
penguat tekstur jaringan daging buah e. Natrium Metabisulfit
menjadi lebih kokoh, sehngga produk yang
16. Konsetrasi CaCl yang diperbolehkan
dhasilkan terasa renyah, berpenampilan
ditambahkan pada pembuatan selai/jam
menarik dan tidak hancur waktu
adalah….
dipanaskan dalam larutan gula adalah….
a. 0,1 %
a. NaCl
b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat
c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate
d. 2%
d. CaCl2
e. 3%
e. Natrium Metabisulfit
17. Jumlah asam sitrat yang diperbolehkan
12. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai
ditambahkan pada pembuatan selai
penetral rasa sepat pada buah dan menjadi
adalah….
tidak bau langu serta untuk
menghilangkan lender adalah… a. 0,1 %
a. NaCl b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate d. 2%
d. CaCl2 e. 3%
e. Natrium Metabisulfit 18. Jumlah natrium metabsulfit yang
diperbolehkan dtambahkan dalam
13. Bahan pendukung yang berfungsi
pembuatan selai adalah….
memberikan rasa asam dan aroma serta
berfungsi sebagai pengawet adalah…. a. 0,1 %
a. NaCl b. 1,5 %– 1,8%
b. Asam sitrat c. 0,05%-0,1%
c. Natrium benzoate d. 2%
d. CaCl2 e. 3%
e. Natrium Metabisulfit 19. Perhatikan pernyataan berikut :
14. Bahan pendukung yang berfungsi sebagai 1. Zat kimia yang dtambahkan mampu
bahan pengawet kimia adalah…. mengurangi kualtas gizi yang
dikandung bahan tersebut
a. NaCl
2. Zat kimia yang ditambahkan yang
b. Asam sitrat
ditambahkan mampu menngkatkan
c. Natrium benzoate kualitas dan stabilitas daya simpan

102
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati

SEMESTER GANJIL
3. Dapat membuat produk lebih menarik b. Dibelah dan dibuang bijinya
4. Membahayakan kesehatan konsumen c. Dibentuk dengan irisan pisau
5. Dosis yang digunakan tidak boleh bergelombang (gobed)
melebihi jumlah yang dianjurkan d. Dibentuk tipis memanjang
Hal penting yang harus diperhatikan e. Dibentuk seperti bunga
dalam penggunaan bahan tambahan 23.Perhatikan pernyataan berikut :
makanan yang berasal dari bahan kimia
1. Memantapkan warna
adalah….
2. Memperbaiki tekstur
a. 1,2,3
3. Mengurangi gizi
b. 2,3,4
4. Menginaktifkan enzim
c. 3,4,5
5. Mensterilkan bahan
d. 1,2,5
Tujuan utama blansing adalah….
e. 2,3,5
a. 1,2,3
20. Kondisi buah hasil pemanenan atau yang
dijual di pasar pada umumnya tidak b. 2,3,4
seragam. Buah yang beragam ukuran dan c. 3,4,5
tingkat kematangan harus d. 1,4,5
dilakukan….agar diperoleh buah yang baik
e. 1,2,4
sesuai standar yang diinginkan. Perlakuan
yang tepat untuk mengisi titik-titik 24.Blansing dilakukan pada kisaran suhu….
tersebut adalah…. a. 100°C
a. Sanitasi b. Kurang dari 100°C
b. Sortasi c. 82°C-93°C selama 3 sampai dengan
c. Pencucian menit
d. Penyimpanan d. 82°C-93°C selama 30 menit
e. Pembilasan e. 82°C-93°C selama 1 menit
21. Timbangan dalam proses produksi 25.Dalam pembuatan manisan basah,
bermacam-macam tergantung seberapa penggulaan dilakukan sebanyak….
banyak bahan yang akan ditimbang. Jenis a. 1 tahap
timbangan yang sesuai untuk menimbang b. 2 tahap
natrium benzoate sebesar 1 gram adalah….
c. 3 tahap
a. Timbangan gantung
d. 4 tahap
b. Timbangan kue
e. 5 tahap
c. Timbangan digital
26. Pengeringan manisan dapat dilakukan
d. Timbangan kodok dengan penjemuran atau pengeringan
e. Timbangan analitis dengan pemanas buatan (oven), suhu yang
22.Pada umumnya bentuk manisan yang digunakan adalah…
dijual di pasar setap jenis buah memiliki a. Tahap pertama suhu 60°C selama 10
bentuk yang berbeda. Bentuk yang sesuai jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9
untuk buah pala yang akan dibuat manisan jam
pala adalah…. b. Tahap pertama suhu 90°C selama 10
a. Seperti bentuk aslinya jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9
jam

103
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati

SEMESTER GANJIL
c. Tahap pertama suhu 60°C selama 10 b. Tepung ketan dipilih yang tidak
jam, tahap kedua suhu 90°C selama 9 berbau apek, tidak berkutu, tetapi
jam menggumpal
d. Tahap pertama suhu 50°C selama 10 c. Tepung ketan dipilih yang tidak
jam, tahap kedua suhu 50°C selama 9 berbau apek, tetapi berkutu dan
jam menggumpal
e. Tahap pertama suhu 50°C selama 10 d. Tepung ketan dipilih yang sudah
jam, tahap kedua suhu 60°C selama 9 berbau apek, berkutu dan
jam menggumpal
27. Setelah tahap kedua pengeringan, jika e. Tepung ketan dipilih yang tidak
manisan yang dikeringkan/dijemur masih berbau apek
tampak basah maka akan ditaburi dengan 30. Dalam melakukan pemanasan dan
gula pasir secara merarta. Penaburan gula penyaringan bubur kedelai agar diperoleh
ini bertujuan untuk…. susu kedelai sesuai standar mutu adalah…
a. Menambah rasa a. Bubur kedele dimasak dengan api
b. Meningkatkan daya tahan sedang tanpa diaduk sampai suhu
c. Meningkatkan daya tark 90°C dan tercium bau hangus.
Kemudian rebusan bubur kedele
d. Mempercepat pengeringan
disaring dengan kain saring, dengan
e. Menambah nilai ekonomi penambahan air dingin 2-3 kali berat
28.Proses pengeringan manisan dianggap kedele (total air hangat yang
selesai apabila… digunakan untuk penggilingan dan
a. Setelah disimpan selama 24 jam penyaringan 5 kali berat kedele),
luarnya masih tetap kering sampai air perasan masih keruh.
b. Lapisan gula dbagian luar manisan b. Bubur kedele dimasak dengan api
tidak meleleh sedang sambil diaduk agar tidak
terjadi kegosongan sampai suhu 90°C.
c. Setelah disimpan selama 12 jam
Kemudian rebusan bubur kedele
luarnya masih tetap kering
disaring dengan kain saring, dengan
d. Setelah disimpan selama 12 jam penambahan air hangat 2-3 kali berat
luarnya masih tetap kering dan kedele (total air hangat yang
Lapisan gula dbagian luar manisan digunakan untuk penggilingan dan
tidak meleleh penyaringan 5 kali berat kedele),
e. Setelah disimpan selama 24 jam sampai air perasan masih keruh.
luarnya masih tetap kering dan c. Bubur kedele dimasak dengan api
Lapisan gula dbagian luar manisan sedang sambil diaduk agar tidak
tidak meleleh terjadi kegosongan sampai suhu 90°C.
29. Agar dihasilkan dodol sesuai kriteria yang Kemudian rebusan bubur kedele
ditentukan, berikut merupakan krietia disaring dengan kain saring, dengan
memilih dan menangani bahan baku penambahan air dingin 2-3 kali berat
untuk proses produksi dodol yang benar, kedele (total air hangat yang
yaitu… digunakan untuk penggilingan dan
a. Tepung ketan dipilih yang masih baik, penyaringan 5 kali berat kedele),
tidak berbau apek, tidak berkutu dan sampai air perasan agak bening.
tidak menggumpal d. Bubur kedele dimasak dengan api

104
PENILAIAN AKHIR Produk hasil Nabati

SEMESTER GANJIL
besar sambil diaduk agar tidak terjadi
kegosongan sampai suhu 90°C.
Kemudian rebusan bubur kedele
disaring dengan kain saring, dengan
penambahan air hangat 2-3 kali berat
kedele (total air hangat yang
digunakan untuk penggilingan dan
penyaringan 5 kali berat kedele),
sampai air perasan agak bening.

Refleksi
Semester Ganjil

Setelah mempelajari bab kesatu dan kedua ini


dan mengerjakan evaluasi semester ganjil,
cobalah refleksi diri Anda mengenai materi
pada satu semester ini, apakah masih ada
materi yang belum dimengerti? Adakah yang
masih ingin ditanyakan pada guru pengampu?
Jika iya, diskusikan dengan teman maupun
guru Anda. Sampaikan juga kekurangan atau
kelebihan kegiatan pembelajaran selama satu
semester ini kepada guru pengampu untuk
perbaikan kegiatan pembelajaran ke depan.

105
BAB 3
PEMANFAATAN LIMBAH
OLAHAN NABATI

Setelah mempelajari materi tentang pemanfaatan limbah olahan nabati,


peserta didik mampu menerapkan konsep tersebut dalam menyelesaikan
masalah pemanfaatan limbah hasil pengolahan komoditas hasil nabati
dengan tepat dan mandiri.

HASIL SAMPING
OLAHAN NABATI

Hasil Samping Hasil Samping Hasil Samping


Hasil Samping Hasil Samping
OlahanBuah- Olahan Serelia Olahan Kacang-
OlahanSayuran Olahan Umbi
Buahan Kacangan

Hasil samping – limbah - Nata de Pina – bonggol pisang – telur pindang – kulit
kentang – bonggol brokoli – onggok - bekatul – ampas tahu

106
Produk hasil Nabati

lagi, akan banyak sampah di lingkungan


A. Pengertian Limbah Pengolahan Hasil
kita. Dengan mendaur ulang berarti telah
Nabati
melakukan kegiatan peduli lingkungan.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun Kegiatan tersebut merupakan penerapan
2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan konsep Zero Waste dimana limbah
Berbahaya dan Beracun menjelaskan diminimalisasi, ditekan sedemikian rupa
mengenai pengertian dari limbah yaitu pada seluruh tahapan produksi, sejak awal
sisa suatu usaha dan atau kegiatan. proses produksi hingga akhirnya produk
Pengertian sisa diartikan sebagai bahan tersebut selesai digunakan sehingga
sampingan yang tersisa setelah proses limbah yang dihasilkan benar-benar
produksi utama selesai. Arti luas limbah mendekati nilai nol. Produk yang
yaitu hasil sampingan (By product) dan dihasilkan pun dipastikan dapat
hasil yang tidak bisa terpakai (Waste). digunakan kembali, diperbaiki atau didaur
Pengertian keduanya yaitu : ulang kembali dengan limbah yang sangat
1. By Product merupakan hasil ikutan minim atau mendekati nol. Zero waste
yang memiliki nilai gizi cukup tinggi. mencakup seluruh sistem pada suatu
By Product lebih banyak dimanfaatkan proses produksi ataupun aktifitas.
untuk pangan atau pakan ternak
dikarenakan pada bahan tersebut
masih terdapat kandungan gizi yang
masih tinggi untuk mensuplai
kebutuhan bagi manusia atau bisa
ternak
2. Waste merupakan ampas yang
memiliki nilai gizi rendah sehingga
waste lebih tepat digunakan untuk Gambar 3.1. Prinsip Utama Zero Waste
Sumber : http://alfathnote.blogspot.com
bahan baku kompos atau pupuk.
Bahan pangan nabati berupa sayuran,
Berdasarkan pengertian tersebut di atas buah-buahan, umbi-umbian, serealia dan
maka limbah pengolahan hasil nabati kacang-kacangan pada proses
dapat didefinisikan sebagai bahan sisa pengolahannya menjadi berbagai produk
yang dihasilkan dari usaha dan atau olahan akan menghasilkan limbah yang
kegiatan pengolahan hasil nabati. Setiap dapat diolah menjadi hasil sampingan
kali membuat olahan bahan pangan nabati, selain produk utama yang dihasilkan yang
tentunya banyak hasil samping yang dapat meningkatkan nilai manfaat dan
dihasilkan, ada yang berupa limbah yang ekonominya. Nilai manfaat yang diperoleh
hanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yaitu mampu mengurangi (reduce) segala
kompos, ada pula yang masih dapat sesuatu yang mengakibatkan sampah,
dimanfaatkan menjadi bahan pangan memperoleh manfaat nutrisi bagi
lainnya atau sebagai bahan dasar kesehatan tubuh dan sebagai penunjang
kerajinan. Kegiatan mengolah bahan hasil kebutuhan ekonomi keluarga. Untuk itu
samping merupakan kegiatan yang terdiri perlu adanya kesadaran dari masyarakat
dari mendaur ulang (reuse) dan mengolah untuk memanfaatkan hasil samping
kembali (recycle). Reuse yaitu olahan nabati tersebut.
menggunakan kembali bahan yang
B. Pemanfaatan Hasil Samping Buah-Buahan
seharusnya sudah dibuang, dan recycle
adalah mengolah kembali agar menjadi Buah-buahan merupakan bahan hasil
bahan dengan nilai gunanya lebih tinggi. pertanian yang banyak dikonsumsi
Jika hasil samping tersebut tidak diolah

107
Produk hasil Nabati

masyarakat luas. Selain rasanya yang atau snake fruit, sementara nama
segar, buah juga kaya kandungan gizi. ilmiahnya adalah Salacca zalacca.
Akan tetapi, buah pada umumnya Tipe buah batu berbentuk segitiga
memiliki daya simpan yang singkat. agak bulat atau bulat telur terbalik,
Pengolahan buah-buahan merupakan runcing di pangkalnya dan membulat
upaya untuk mengolah dan di ujungnya, panjang 2,5-10 cm,
mengawetkan, yaitu dengan mengubah terbungkus oleh sisik berwarna
buah-buahan menjadi produk-produk kuning coklat sampai coklat merah
olahan yang mempunyai kenampakan, mengkilap yang tersusun seperti
rasa, warna, dan aroma yang khas. Produk genting, dengan banyak duri kecil
olahan buah banyak jenisnya, setiap jenis yang mudah putus di ujung masing-
produk olahan buah memerlukan bahan masing sisik. Dinding buah tengah
dasar buah yang berbeda tingkat (sarkotesta) tebal berdaging, kuning
kematangannya. krem sampai keputihan, berasa
Setiap kali kita membuat olahan bahan
pangan buah-buahan, tentunya ada hasil
samping yang dihasilkan. Hasil samping
tersebut ada yang berupa limbah yang
hanya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
kompos, ada yang berupa bahan dasar
kerajinan serta ada pula yang masih dapat
dimanfaatkan sebagai produk pangan.
Bahan pangan buah yang hasil
sampingnya dapat diolah menjadi produk
pangan, sekarang sudah banyak orang Gambar 3.2. Buah Salak
memanfaatkannya sebagai penunjang Sumber : http://www.dagangbuah.com

ekonomi. Dengan memanfaatkan bahan manis, masam atau sepat.


pangan hasil samping dari buah kita
memperoleh semua manfaat yang Buah salak selain dapat dikonsumsi
terdapat dalam buah meliputi buah, kulit, secara langsung daging buahnya,
bijinya, dan hasil samping lainnya yang dapat juga diolah menjadi berbagai
berguna bagi kesehatan tubuh kita. olahan buah salak seperti manisan,
Dengan modal sedikit akan diperoleh dodol, geplak dan keripik buah salak.
keuntungan yang banyak pula. Pada saat pengolahan produk
tersebut, kulit dan biji buah salak
Beberapa contoh pengolahan hasil biasanya hanya menjadi limbah dan
samping buah-buahan adalah serbuk dibuang saja. Padahal sebenarnya
“kopi” biji salak, nata de pina dan kulit maupun biji buah salak masih
brownies bonggol pisang. Berikut ini dapat diolah menjadi produk olahan
pembahasan secara lebih mendalam pangan lainnya. Kulit dan biji buah
mengenai pengolahan dari produk hasil salak mengandung komponen-
samping buah-buahan tersebut. komponen yang juga memiliki nilai
1. Pemanfaatan hasil samping biji buah manfaat bagi tubuh manusia.
salak Secara ilmiah belum ada penelitian
Salak adalah sejenis palma dengan yang membuktikan klasifikasi dan
buah yang biasa di makan. Dalam kandungan yang terdapat di dalam
istilah bahasa inggris disebut salak biji dan kulit salak. Beberapa

108
Produk hasil Nabati

pendapat mengemukakan bahwa berkhasiat yakni “kopi” biji salak.


salak banyak memiliki banyak Dengan cita rasa yang menyerupai
manfaat. Terutama pada zat kopi ditambah sedikit aroma buah
polifenol. Polifenol adalah kelompok salak segar membuat produk olahan
zat kimia yang ditemukan pada ini cepat diterima oleh para pecinta
tumbuhan. Zat ini memiliki tanda kopi. Minuman ini tentu bukanlah
khas yakni memiliki banyak gugus kopi yang sesungguhnya, tapi
fenol dalam molekulnya. Polifenol semacam minuman yang bisa disebut
berperan dalam memberi warna pada sebagai salah satu alternatif
suatu tumbuhan seperti warna daun pengganti kopi. Olahan minuman
saat musim gugur. Pada beberapa berbahan dasar biji salak atau
penelitian disebutkan bahwa kenthos ini memiliki cita rasa yang
kelompok polifenol memiliki peran mirip dengan kopi robusta sehingga
sebagai antioksidan yang baik untuk tidak sedikit orang yang tertipu dan
kesehatan. Antioksidan polifenol mengira minuman ini adalah kopi asli.
dapat mengurangi risiko penyakit Namun dengan aroma yang tidak
jantung dan pembuluh darah dan terlalu tajam karena ada aroma
kanker. Terdapat penelitian yang salaknya serta rasa yang lebih lembut
menyimpulkan polifenol dapat dibandingkan kopi pada umumnya.
mengurangi risiko penyakit Perbedaan yang lainnya adalah pada
Alzheimer. Polifenol dapat “kopi” biji salak, citarasa buah salak
ditemukan pada kacang-kacangan, yang manis juga membuat kita tidak
teh hijau, teh putih, anggur perlu menambahkan gula yang
merah,anggur putih, minyak zaitun terlalu banyak.
dan turunannya, cokelat hitam, dan Kopi biji salak dipercaya mampu
delima. Kadar polifenol yang lebih membantu melancarkan pencernaan,
tinggi dapat ditemukan pada kulit menurunkan tensi darah dan kanker
buah seperti pada anggur,napel, dan prostat. Selain keunikan karena
jeruk. Manfaat biji salak ini tentu berasal dari bahan baku yang tidak
memerlukan kajian lebih lanjut dan biasa, minuman ini juga diklaim tidak
perlu pembuktian secara ilmiah. membawa efek samping bagi
penderita hipertensi karena di
dalamnya tidak seperti pada kopi
yang sebenarnya tentu kandungan
cafeinnya sangat berbeda. Hal ini
tentu dengan catatan dikonsumsi
pada dosis yang wajar. Bagi penderita
hipertensi, seringkali menghindari
kopi karena efek dari kandungan kopi
yang dapat meningkatkan detak
jantung. Selain diklaim aman untuk
penderita hipertensi, bagi yang
Gambar 3.3 Biji Salak
(Sumber: https://joss.co.id/2019/03/kopi-biji-salak-ini-bikinan memiliki asam urat juga bisa
-wonosobo/)
mencobanya. Sebenarnya untuk
Bagian yang biasanya paling tidak manfaat dari kandungan kopi biji
diminati dan tidak bisa dikonsumsi salak ini belum bisa dibuktikan
dari buah salak sekarang menjadi dengan hasil penelitian secara
suatu sajian yang menarik dan

109
Produk hasil Nabati

ilmiah. Karena penelitian ilmiah


tentang kopi biji salak ini masih
jarang dilakukan dan belum ada yang
mempublikasikan secara resmi
tentang kandungan zat gizi yang
terdapat dalam biji salak.
Proses pembuatan kopi biji salak bisa
cukup mudah yaitu limbah dari
olahan buah salak berupa biji ini
dikumpulkan lalu dipilih biji yang
sudah tua ditandai dengan warna biji Gambar 3.5 Kopi Biji Salak
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=zLbQ7odeAzs
yang hitam lalu dibersihkan dengan
Jika digambarkan dalam bentuk
cara dicuci bersih dan dikeringkan.
bagan proses, pembuatan biji salak
Selanjutnya layaknya membuat kopi
dapat dilihat pada Gambar 3.8
biasa, biji salak kering juga disangrai
berikut ini :
hingga benar-benar matang
sempurna tapi jangan sampai gosong. Biji salak tua optimum
Selanjutnya biji salak yang sudah
disangrai digiling dengan grinder
hingga menjadi serbuk lembut. Sortasi
Setelah itu dilakukan pengayakan
agar ukuran butirnya seragam dan
siap untuk dikemas. Pada pembuatan Pencucian
kopi biji salak dari 1 kilogram biji
salak segar diperoleh kurang lebih 1
ons serbuk “kopi” biji salak atau
rendemennya kurang lebih 10 %. Pengeringan

Contoh Soal :
Pada pembuatan kopi biji salak
menggunakan biji salak sebanyak 1 Penyangraian
kilogram biji salak segar dan
dihasilkan 1 ons serbuk kopi biji
salak. Hitunglah rendemen dari Penggilingan
produksi “kopi: biji salak tersebut!

Penyaringan

Pengemasan

Kopi Biji Salak


Gambar 3.6 Bagan Proses Pembuatan Kopi Biji Salak
Sumber: Dokumen penulis
Gambar 3.4 Penyangraian Biji Salak
Sumber : https://www.kaskus.co.id

110
Produk hasil Nabati

Dengan munculnya kreasi minuman 2. Pemanfaatan hasil samping buah kulit


kopi biji salak ini semakin menambah buah nanas
ide dan wawasan kita bahwa produk Nanas adalah buah yang memiliki
hasil pertanian sebagai bahan industri mata yang banyak dan memiliki
yang zero waste atau tanpa limbah warna kuning keemasaan. Nanas
masih memiliki potensi yang sangat memiliki segudang khasiat untuk
besar untuk dimanfaatkan. tubuh kita, baik untuk kecantikan
maupun kesehatan. Pohon nanas
sendiri dapat tumbuh subur di daerah
beriklim tropis seperti di Indonesia
dengan masa panen relatif singkat,
yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun.
Tak hanya buahnya saja yang
berkhasiat, tetapi bagian lain dari
nanas juga berkhasiat seperti, kulit
yang berfungsi untuk membersihkan
batu marmer. Daun nanas berfungsi
sebagai piretik (penurun panas).
Lantas kita selalu berpikir tentang
kandungan apa yang ada pada buah
nanas. Ternyata dalam buah nanas
terdapat kandungan vitamin C yang
cukup tinggi atau sekitar 12 mg dalam
78 gr nanas

”Sri Sujarwati Meraih Omset Ratusan Juta dari


Olahan Salak Pondoh “, Demikian judul berita
yang diangkat dalam media sosial Tribun Bisnis
pada Minggu, 2 April 2017. Berlokasi di Desa
Wisata Kembang Arum, Turi, Sleman, berbagai
olahan produk pangan innovative berbahan
baku salak telah mengantarkan Ibu Sri
Sujarwati menjadi pengusaha sukses dengan
omset mencapai Rp50-100 juta per bulan.
Gambar 3.7. Kulit Buah Nanas
Jenis salak pondok super diolah menjadi Sumber : https://idnews.co.id
keripik salak, sedangkan jenis salak kualitas Nanas juga mengandung
non super diolah menjadi produk turunan lain phitochemical yang baik untuk
seperti dodol, geplak, bakpia, sirup, sari buah
kesehatan. Phitochemical adalah zat,
salak, dan lainnya. Selain mengolah daging
bukan gizi yang dapat dijumpai pada
buah salaknya, dengan konsep zero waste Ibu
tumbuhan yang memilki aktifitas
Sri juga memanfaatkan limbah dari buah salak
biologi yang menguntungkan tubuh,
menjadi produk dengan nilai manfaat dan
yakni sebagai antioksidan. Selain itu
ekonomi yang tinggi. Kulit yang biasanya
nanas juga mengandung enzim
hanya dibuang dan menjadi sampah diolah
bromelain yang dapat mengubah
menjadi teh, sedangkan biji salak diolah
protein pada susu daging dan gelatin
menjadi bubuk kopi yang bermanfaat untuk
sehingga membuat bahan makanan
menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan
menjadi basah. Karena sifatnya itu,
asam urat. (Tribunnews.com)

111
Produk hasil Nabati

nanas dapat mengempukan daging dengan nama nata de coco. Sedangkan


dengan meletakkan potongan nanas nata yang dibuat dari ekstrak buah
di atasnya, namun jangan terlalu lama nanas yang dikenal dengan nama nata
supaya tidak mengalami de pina.
kelembekkan. Meskipun terasa asam
buah nanas tidak berbahaya bagi
penderita maag . kandungan
phitochemicalnya dapat menurunkan
pH tinggi hingga dapat mengontrol
asam lambung.
Selama ini buah nanas dimanfaatkan
secara langsung dalam bentuk buah
segar. Selain itu dalam bentuk olahan
Gambar 3.8. Nata de Pina
nanas diolah menjadi selai dan sirup. Sumber : https://www.webstagram.one
Pada saat proses pengolahan buah
manas bagian yang paling banyak Buah nanas mempunyai kadar air
dimanfaatkan adalah bagian daging tinggi, tidak terdapat senyawa yang
buahnya. Sedangkan tongkol buah dapat menghambat pertumbuhan
nanas serta kulitnya biasanya hanya bakteri pembentuk nata, dan
dibuang begitu saja. Nah, bagian yang mengandung nutrien yang dibutuhkan
belum dimanfaatkan inilah yang untuk pertumbuhan bakteri tersebut
kemudian merupakan hasil samping dan pellikel nata. Buah nanas yang
dari buah nanas yang sebenarnya jika kandungan karbohidrat sekitar 13%
diolah lebih lanjut dapat yan terdiri dari beberapa gula tunggal,
menghasilkan produk dengan nilai misalnya glukosa 1,3-2% fruktosa
manfaat dan nilai ekonomi yang lebih 0,6-2,3%, sangat baik untuk
tinggi. digunakan sebagai bahan pembuat
nata. Selain menggunakan daging
Salah satu jenis produk yang dapat buahnya, nata de pina juga dapat
diolah dengan menggunakan bahan dibuat dari limbah buah nanas
dasar hasil samping buah nanas meliputi bonggol dan kulitnya. Dari
berupa kulit, ampas atau bonggol hasil penelitian Ismu Kusumanto,
buah nanas adalah nata. Nata adalah mengemukakan bahwa dari 1 kg kulit
makanan khas rakyat Filiphina yang nanas diblender dapat menghasilkan
biasanya digunakan sebagai makanan 2 liter media nata.
penyegar. Nata merupakan selulosa
yang dibentuk oleh Acetobacter Proses pembuatan nata de pina,
xylinum. Acetobacter xylinum dapat meliputi pembuatan media, starter
merubah 19% gula menjadi selulosa. dan pembuatan nata itu sendiri. Bahan
Selulosa yang terbentuk dalam media bahan yang diperlukan adalah sebagai
tersebut berupa benang-benang yang berikut :
bersama-sama polisakarida a. Bahan pembuatan media
membentuk jalinan yang terus 1) Kulit buah nanas 1 kg
menerus menebal menjadi lapisan 2) gula 100 g/lt filtrat
nata (Wardhanu 2009). Bahan baku
yang sudah umum digunakan sebagai 3) amonium phosfat 5 g/lt
media untuk membuat nata adalah air filtrate
kelapa yang produknya dikenal 4) asam cuka

112
Produk hasil Nabati

b. Bahan pembuatan starter keadaan panas, sari buah


1) 100 ml sari buah nanas dimasukkan kedalam botol steril,
kemudian ditutup rapat
2) yeast ekstrak agar 0,25 g
menggunakan alat penutup botol.
3) K2HPO4 0,5 g Botol yang berisi filtrat
4) MgSO4 0,06 g disterilisasikan pada suhu 1000C
5) gula pasir 10 g selam 30 menit, kemudian
dinginkan.
6) agar-agar 2 g
b. Pembuatan starter
7) air bersih
Starter dibuat dari kultur yang
8) asam cuka
terbaik dan murni. Media starter
9) b i a k a n m u r n i b a k t e r i yang digunakan adalah yeast
Acetabacter xylium ekstrak agar. Media ini dibuat
c. Bahan Pembuatan nata de pina dengan cara mencampurkan 100
1) Media yang sudah disiapkan ml sari buah nenas, yeast ekstrak
agar 0,25 g, K2HPO4 0,5 g, MgSO4
2) Starter
0,06 g, gula pasir10 g dan agar-
agar 2 g, kemudian diencerkan
Peralatan produksi yang dibutuhkan dengan air bersih. Untuk
dalam pembuatan nata de pina mempercepat pelarutan bahan
meliputi erlenmeyer, timbangan, tersebut perlu dilakukan
baskom, kain saring, blender, pisau, pemanasan.
talenan, kompor, panci, pengaduk, Selanjutnya larutan didinginkan
nampan, timbangan, stoples. dan ditambahi asam cuka sampai
Langkah-langkah yang dilakukan pH 4,5 kemudian disterilisasikan
dalam pembuatan nata de pina dari dalam autoklof pada suhu 1210C
kulit buah nanas mengikuti tahapan selama 15 menit. Selanjutnya
sebagai berikut : larutan diinokulasi dengan biak
a. Pembuatan media murni bakteri acetabacter xylium,
dengan cara menggoreskan diatas
Kulit buah nanas dicuci bersih,
permukaan media secara zig-zag,
kemudian dipotong kecil-kecil.
kemudian diinkubasi pada suhu
Potongan-potongan ini
kamar selama 48 jam sambil
dihancurkan dengan blender,
digoyang-goyang.
selanjutnya disaring dengan kain
saring. Hasil saringan didiamkan c. Pembuatan nata de pina
selama satu jam untuk Media berupa filtrat atau sari kulit
mengendapkan padatan yang buah nenas diinokulasi dengan
masih ada, kemudian filtrat bakteri starter pada suhu terbaik
diambil. Filtrat selanjutnya 30 0 C selama 15 hari. Selama
ditambahkan dengan gula 100 inkubasi, wadah ditutup rapat
g/lt. Dapat juga ditambahkan dengan plastik. Setelah
amonium phosfat 5 g/lt filtrat. berlangsung selama 15 hari, sari
Tingkat keasaman dari filtrate buah nenas akan menggumpal dan
diatur dengan penambahan asam membentuk lapisan tebal
cuka sampai pH 4,5. Selanjutnya diatasnya. Lapisan ini dinamakan
larutan tadi dimasak pada suhu pelikel. Pelikel ini kemudian
90oC selam 15-20 menit. Dalam dipotong kecil-kecil, selanjutnya

113
Produk hasil Nabati

ditiriskan dan direndam dalam air pisang. Sejak diketahui manfaat


bersih selam 2-3 hari untuk bagian lain dari tanaman pisang yang
menghilangkan asamnya. memiliki kandungan dan manfaat bagi
Selanjutnya potongan tadi direbus kesehatan tubuh, maka mulai
selama 30 menit untuk dimanfaatkan sebagai bahan olahan
menghilangkan sisa-sisa asam produk pangan oleh masyarakat.
yang belum hilang dengan Hasil utama dari tanaman pisang yaitu
perendaman, lalu segera buah pisang dikategorikan sebagai
ditiriskan. bahan pangan utama. Sementara itu,
Untuk menghasilkan nata de pina kulit pisang, daun, akar, batang, dan
yang manis dan memperpanjang jantung pisang dikategorikan sebagai
daya simpannya, potongan pelikel bahan pangan hasil samping dari
dapat direndam dalam larutan gula tanaman buah pisang. Masyarakat
selama 24 jam supaya gula banyak memanfaatkan daun pisang
meresap kedalamnya, kemudian untuk membungkus. Biasanya daun
dipanaskan sampai semua gulanya pisang digunakan untuk membungkus
larut. Selanjutnya potong- tempe, ikan yang dipepes atau di
potangan pelikel dimasukkan panggang. Bunga pisang atau yang
botol ditambah sirup dengan sering disebut dengan jantung pisang
perbandingan nata dan sirup 3:1. biasanya dimanfaatkan untuk dibuat
Kemudian disterilisasi dengan sayur, karena kandungan protein,
autoklaf pada suhu 1210C selam 15 vitamin, lemak dan karbohidratnya
menit. tinggi. Selain dibuat sayur, bunga
3. Pemanfaatan Hasil Samping Buah pisang ini dapat pula dibuat manisan,
Pisang agar, maupun lalapan. Batang pisang
banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Tanaman pisang memang banyak
Misalnya untuk membuat lubang pada
dimanfaatkan untuk berbagai
bangunan, alas untuk memandikan
keperluan hidup manusia. Buah pisang
mayat, untuk menutup saluran air bila
banyak digunakan sebagai makanan
ingin mengalirkan air atau membagi
seperti tepung, sale, sari buah, pisang
air, dan baik pula untuk kompos. Selain
goreng, pisang rebus, keripik pisang,
itu, air dari batang pisang dapat
kolak pisang, getuk pisang, dan sayur
dimanfaatkan sebagai penawar racun
buah pisang muda. Selain itu buah
dan pengobatan tradisional (Satuhu
pisang hijau dapat dapat untuk gurah
dan Supriyadi, 1992).
(Satuhu dan Supriyadi, 1992).
Selain hasil samping berupa kulit,
Sebenarnya apabila tanaman pisang
daun, dan batang pisang hasil samping
diamati, sebagian orang berfikir hanya
lain dari tanaman pisang adalah
buahnya saja yang bisa dimakan.
bonggol pisang. Pengertian bonggol
Dengan berkembangnya ilmu
pisang ini adalah batang tanaman
pengetahuan dan teknologi, diketahui
pisang yang berupa umbi batang dari
bahwa semua bagian tanaman pisang
batang aslinya. Bonggol merupakan
dapat dimanfaatkan. Bagian yang bisa
sifat khas rhizoma dari tanaman
dimanfaatkan dari tanaman pisang
monocotyedonael yang dapat
yaitu buah, kulit pisang, daun, akar,
menumbuhkan anakan baru. Bila
batang dan jantung pisang. Umumnya
rhizoma dibelah dari atas ke bawah
orang akan memakan buah pisang dan
terlihat bagian paling tengah yang
kurang memanfaatkan bagian lain dari
disebut central cylinder, sedangkan

114
Produk hasil Nabati

lapisan luarnya disebut cortex. Bagian tersebut merupakan alternatif


di atasnya merupakan tempat tumbuh sumber serat untuk mensubtitusi
batang yang terdiri dari pelepah- tepung terigu. Penggunaan tepung
pelepah (Munadjim, 2006 di dalam bonggol pisang untuk mensubstitusi
Nofalina, 2013). Pada saat panen tepung terigu tidak serta merta bisa
bonggol pisang dari pohon pisang dilakukan pada semua jenis produk.
terdapat penanganan khusus, agar Pada produk cake yang tidak
hasil bonggol pisang yang dipanen membutuhkan pengembangan yang
tidak mempengaruhi kualitas dari intensif, tepung terigu bisa digunakan
bonggol pisang tersebut. Penanganan untuk mensubstitusi sebagian tepung
pasca panen merupakan tahapan terigu yang dibutuhkan.
kegiatan yang dilakukan pada saat Pada prosedur pembuatan tepung
setelah panen agar hasil pertanian bonggol pisang diperlukan bahan-
siap dan aman digunakan oleh bahan berupa bonggol pisang dan
konsumen dan atau diolah lebih lanjut Natrium bisulfit.
oleh industri. Pada saat panen
terdapat faktor yang mempengaruhi
kualitas bonggol pisang yaitu pada
saat penebangan pohon pisang lebih
baik bonggol pisangnya juga ditebang
kemudian langsung diambil untuk
diolah. Jika dibiarkan di tanah tanpa
penanganan yang tepat, umbi-umbian
tersebut akan memburuk keadaannya
apabila dibiarkan selama 3 hari, hal Gambar 3.9 Bonggol Pisang
Sumber : http://www.jogja.co
tersebut akan menjadikan perubahan
Bonggol pisang dipilih yang masih
warna pada bonggol pisang yang
segar dan tidak terdapat kerusakan
disebut dengan sistem respirasi pada
terutama kerusakan biologis seperti
umbi tersebut (Nofalina,2013)
busuk. Natrium metabisulfit
Respirasi menyebabkan
digunakan untuk mencegah terjadinya
berkurangnya cadangan makanan
browning pada umbi bonggol pisang
(dalam bentuk pati, gula, dan lain-lain
selama proses pembuatan tepung,
dalam komoditas, mengurangi rasa
sehingga bisa dihasilkan tepung
dari komoditas (terasa hambar dan
dengan warna putih.
memacu pembusukkan
(Kartasapoetra, 2001di dalam Sedangkan untuk peralatan yang
Nofalina, 2013). Oleh karena itu dibutuhkan pada saat proses
penyimpanan setelah panen dapat pengolahan bonggol pisang menjadi
mempengaruhi kualitas dari bonggol tepung adalah pisau,talenan, pasah,
pisang tersebut (Nofalina, 2013). bak pencucian, pengatus, loyang,
cabinet dryer, grinder, ayakan 80
Biasanya bonggol pisang muda
mesh dan press sealer. Proses
dimanfaatkan untuk sayur (Satuhu dan
pembuatan tepung bonggol pisang
Supriyadi, 1992). Pemanfaatan
menurut Saragih, 2013 mengikuti
bonggol pisang lain yang bisa
langkah-langkah sebagai berikut :
menaikkan nilai ekonomi dan daya
gunanya adalah pengolahan bonggol a. Bonggol pisang dibersihkan dari
pisang menjadi tepung. Tepung kulit pelepah, kotoran yang masih

115
Produk hasil Nabati

menempel tanah, akar dan dicuci yaitucake. Salah satu jenis cake yang
bersih. bisa dikembangkan dengan
b. Bonggol pisang dipotong-potong menggunakan tepung bonggol pisang
dengan pisau setebal 0,5cm adalah brownies. Selain itu untuk
memperkaya khasanah sumber
c. Potongan bonggol pisang lalu
tepung yang telah ada misalnya
dicuci kembali sampai benar-
tepung talas, tapioka, garut ubi jalar,
benar bersih.
buah pisang, sukun, dan serealia, maka
d. Bonggol pisang ditimbang 3000 pemanfaatan tepung bonggol pisang
gram bonggol pisang. dalam produk kue brownies kukus ini
e. Bonggol direndam dalam larutan akan memiliki nilai gizi yang tinggi
% Natrium bisulfit 1000 ppm terhadap kue brownies yang
selama 30 menit untuk mencegah dihasilkan dari bonggol pisang
proses pencoklatan (browning). tersebut yang selama ini hanya
f. Kemudian dikeringkan dalam oven dibiarkan membusuk di tanah
selama 17 jam pada suhu 70°C (Saragih,dkk , 2007) Pemanfaatan
hingga kering. bonggol pisang ini menjadi tepung
didasarkan bahwa bonggol
g. Setelah kering dilakukan
merupakan komponen polisakarida
penghalusan dan pengayakan 60
yang tentunya bisa diolah menjadi
mesh hingga didapatkan tepung
sumber tepung baru. Bonggol pisang
bonggol pisang.
kaya akan serat pangan, serat kasar
h. Tepung selanjutnya dikemas rapat terbukti mampu mencegah berbagai
menggunakan plastik dan dipress macam penyakit diantaranya penyakit
gigi, diabetes melitus, tekanan darah
tinggi, kanker usus besar, penyakit
divertikulosis dan konstipasi,
obesitas, jantung koroner, batu
empedu serta meningkatkan
kesehatan mikroflora usus (Saragih,
dkk. 2010 didalam Saragih, 2013).
Pengembangan produk baru dan
diversifikasi olahan dari berbagai
tepung dalam menunjang ketahanan
pangan selama ini masih terfokus
pada sumber daya tepung yang ada
seperti tepung terigu, beras, jagung,
Gambar 3.10. tepung Bonggol Pisang
Sumber : https://www.tokopedia.com
dan tapioka. Potensi pengembangan
tepung yang berasal dari hasil
Tepung bonggol pisang yang baik samping pengolahan komoditas
memiliki kriteria mendekati tepung olahan nabati masih belum maksimal,
terigu sesuai standard SNI seperti bonggol pisang yang biasanya
diantaranya yaitu memiliki warna setelah dipanen pisangnya, bonggol
putih, lolos ayakan 60 mesh dan kadar hanya dibiarkan membusuk di lahan
air < 12 %. Tepung bonggol pisang pertanian.
selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan pensubstitusi terigu pada
beberapa produk diantarnya

116
Produk hasil Nabati

C. Pemanfaatan Hasil Samping Olahan


Sayuran
Dengan kemampuan berpikirnya para ahli
pertanian menemukan manfaat dan
kandungan pada berbagai macam bahan
pangan sayuran bagi kesehatan dan
kebutuhan variasi olahan pangan.
Mengolah hasil pangan sayuran menjadi
Gambar 3.11 Ilustrasi Brownies Bonggol Pisang
Sumber : http://jogja.tribunnews.com berbagai olahan minuman dan makanan
Proses pembuatan brownies tepung yang sangat menggugah selera sangatlah
bonggol pisang menurut Suganti, menarik dan menyenangkan.
2009 membutuhkan bahan-bahan Biasanya saat kita mengolah bahan pangan
sebagai berikut : sayuran ada banyak bagian sayuran yang
a. Margarin 50 gr tidak digunakan atau dibuang seperti
batang/tangkai, kulit, maupun daun bagian
b. Telur 180 gr
luar dari sayuran. Kita seringkali hanya
c. Gula 65 gr menggunakan bagian dari bahan pangan
d. Cake emulsifier 3 gr sayuran yang umumnya dikonsumsi oleh
e. Susu bubuk 13 gr manusia. Padahal menurut para ahli
pertanian dan saintis, ditemukan
f. tepung terigu 65 gr
kandungan nutrisi dan bermanfaat untuk
g. tepung bonggol pisang 65 gr kesehatan manusia. Bahkan kadang bagian
Peralatan-peralatan pokok yang sayuran yang dibuang tersebut paling
dibutuhkan pada pembuatan brownies mengandung vitamin. Bagian tersebut
bonggol pisang meliputi mixer, loyang yang kemudian disebut sebagai bahan
dan oven. Sedangkan proses pangan hasil samping sayuran.
pembuatan brownies bonggol pisang Bahan pangan hasil samping sayuran
mengikuti langkah-langkah sebagai adalah bahan samping atau bagian lain
berikut : yang dihasilkan dari tanaman sayuran
a. margarine dilelehkan sampai cair (selain dari pada bahan pangan utama
b. Telur, gula dan cake emulsifier sayuran) yang masih bisa dimanfaatkan.
dikocok sampai mengembang Hasil samping dari sayuran dapat
dimanfaatkan sebagai olahan pangan yang
c. Masukkan susu bubuk, tepung
dapat dikonsumsi oleh manusia dan ada
terigu, tepung bonggol pisang,
juga yang dikonsumsi oleh hewan.
tepung maizena, aduk.
Beberapa hasil samping dari olahan bahan
d. Margarine yang telah dicairkan
pangan sayuran yang masih bisa
dimasukkan ke da\lam adonan dan
dimanfaatkan di antaranya kulit daun
diaduk perlahan menggunakan
bawang, tangkai dan daun brokoli, tangkai
spatula
dan daun wortel dan kulit kentang.
e. Masukkan adonan ke dalam Tahapan pembuatan pengolahan hasil
loyang, kemudian kukus adonan samping sayuran harus selalu diperhatikan
selama 20 menit sehingga matang. agar produk pengolahan pangan yang
f. Setelah dingin, brownies bisa dihasilkan tepat dalam pengolahan,
diberi toping sesuai selera dan nikmat dalam rasa, dan hendaknya juga
selanjutnya dikemas. memperhatikan estetika penyajian dan
pengemasan. Hal ini dimaksudkan agar

117
Produk hasil Nabati

dapat menarik bagi konsumen. Selain itu merah memiliki umbi berwarna ungu
dalam pembuatan produk pangan,dari dengan kulit berwarna kemerahan.
hasil samping sayuran hendaknya perlu
memperhatikan keamanan penggunaan
bahan pangan dan kebersihan dalam
bekerja.
Berikut ini pembahasan lebih menyeluruh
tentang pemanfaatan beberapa hasil
samping sayuran.
1. Pemanfaatan hasil samping umbi Gambar 3.12. Bawang Merah dan Bawang Putih
Sumber : https://www.merdeka.com
bawang Pada penggunaanya sebagai bahan
Bawang merah dan bawang putih bumbu saat proses pengolahan
merupakan jenis umbi lapis yang dilakukan pengelupasan kulit bagian
digunakan secara luas di masyarakat. terluar dari umbi yang kering. Kulit
Umbi lapis adalah sejenis umbi- tersebut biasanya kemudian hanya
umbian yang terbentuk dari tumpukan dibuang dan menjadi limbah.
daun yang rapat dalam format roset. Sebenarnya kulit bawang ini memiliki
Umbi lapis terbentuk dari beberapa potensi sendiri sehingga dapat
suku monokotil atau tumbuhan memiliki nilai tambah dan tidak
berkeping satu seperti liliaceae dan sekedar menjadi limbah dan diolah
amaryllidaceae. Jenis umbi ini menjadi kompos.
dianggap berbeda dengan jenis umbi
lain sebab karbohidrat yang
diakumulasikan bukan dalam bentuk
polisakarida.
Pada bagian pangkal umbi lapis
terdapat bagian yang agak keras yang
sering disebut cakram, Cakram
tersebut sebenarnya adalah batang
yang akan tumbuh lapisan-lapisan
daun lunak, tebal serta berair Gambar 3.13. Kulit Bawang Merah dan Bawang Putih
Sumber : https://iqmaltahir.wordpress.com
kemudian terbentuk struktur
Jika kulit bawang dikeringkan maka
membengkak yang disebut umbi.
bahan ini yang masih memiliki warna
Apabila lapisan yang terbentuk kecil
karakteristik ini dapat digunakan
dan saling menyirap maka disebut
untuk bahan seni. Lapisan kulit
squama (sisik) dan apabila lapisan
bawang ini dapat digunakan untuk
yang terbentuk besar dan saling
menyusun lukisan mosaic
menutupi maka disebut tunica.
membentuk pola atau gambar
Bawang merah (Allium cepa var tertentu. Dengan kreativitas tertentu
ascalonicum) dan bawang putih maka dapat diperoleh hasil karya seni
(Allium sativum) dapat dibeli di pasar yang bagus. Lembaran-lembaran kulit
atau toko berupa umbi yang masih bawang ini dapat ditempel
terbungkus lapisan kulit kering. menggunakan lem kertas,
Bawang putih maka memiliki umbi membentuk pola yang diinginkan.
berwarna kekuningan dengan kulit Kombinasi warna merah dan putih ini
berwarna putih. Sedangkan bawang dapat disusun secara artistic sesuai
keinginan pembuatnya.

118
Produk hasil Nabati

enzimallinase dan dialil dilsulfida.


Umbi bawang putih mengandung
minyak atsiri 0,1-0,5% yang
mempunyai unsur utama aliin (S-allyl-
L-Cysteine sulfoxide) dan berisi pula
diallil disulfida, alil propil disulfidadan
Gambar 3.14 Kerya Seni dari Kulit Bawang
Sumber : https://www.liputan6.com
senyawa sulfur organik lainnya
(Kartasapoetra, 1996). Dilihat dari
Dari sisi komposisi bahan, maka kandungan kimia bawang putih
limbah kulit bawang ini juga dapat tersebut, allicin adalah senyawa
dimanfaatkan secara khusus. Perlu antimikroba yang sangat peka
diketahui bahwa bawang khususnya terhadap bakteri baik gram positif
bawang putih banyak mengandung maupun negatif. Allicin (CAS No 539-
minyak atsiri yang berkhasiat sebagai 86-6) ini dianggap sebagai senyawa
antibakteri sehingga dapat yang bertanggungjawab
memperpanjang masa simpan produk. mengawetkan makanan.
Salah satu contoh pemanfaatan kulit
bawang untuk mengawetkan produk
adalah penggunaannya dalam
pengolahan telur pindang. Telur
pindang pada dasarnya diproses
dengan cara perendaman dalam Gambar 3.16. Kimia Senyawa Allicin
bahan pengawet. Bahan pengawet Sumber : https://www.kompasiana.com

yang digunakan adalah berupa Pada pemanfaatan kulit bawang dalam


bumbu-bumbu dapur yang utamanya pengolahan telur pindang
adalah kulit bawang baik bawang menurut Anonim, 2016 bahan – bahan
putih maupun bawang merah. Tentu yang diperlukan adalah sebagai
saja bahan ini masih ditambah dengan berikut :
bahan lain seperti garam, daun salam a) telur ayam 6 buah
dan beberapa bahan lain. Jika telur
b) air 1 liter
rebus hanya mampu bertahan 1 – 2
hari, telur pindang dapat bertahan c) kulit bawang merah 250 g
hingga + 1 minggu. d) daun jambu biji 8 lembar
e) daun salam 5 lembar
f) serai 2batang
g) lengkuas 2 cm
h) garam 2 sdt
Peralatan yang dibutuhkan sangat
sederhana yaitu hanya berupa panci
perebus saja. Sedangkan langkah
kerja proses pengolahan telur pindang
dengan memanfaatkan kulit umbi
bawang adalah sebagai berikut :
Gambar 3.15 Telur Pindang
Sumber : https://iqmaltahir.wordpress.com a) T e l u r d i c u c i b e r s i h a t a u
Liu (2006) menyatakan bahwa, menggunakan sabun jika
bawang putih mengandung zat kimia diperlukan
antara lain, minyak atsiri, alliin, allicin,

119
Produk hasil Nabati

b) T e l u r d a n b u m b u - b u m b u vitamin C hingga asam folat. Di luar


dimasukkan dalam panci negeri kentang dikenal sebagai
kemudian direbus selama 10 makanan pokok sedangkan di
menit dengan api sedang hingga Indonesia masih dianggap sebagai
matang. sayuran. Pada kentang terdapat zat
c) Telur yang sudah matang diangkat solanin yang dapat digunakan sebagai
kemudian diketok hingga kulitnya obat penenang , anti kejang, anti jamur
retak agar timbul motif. dan pestisida.
d) Rebus kembali selama + 3 jam
dengan api kecil sehingga akan
timbul motif pada kulit telur.
e) T e l u r s e l a n j u t n y a d i a n g k a t
kemudian dapat dikemas dan
disimpan.
Gambar 3.17 Umbi Kentang
Penyimpanan telur pindang dapat Sumber : https://mitalom.com
dilakukan pada suhu ruangan dan Kentang, selain dikonsumsi dalam
dapat bertahan hingga 1 – 2 minggu. keadaan segar, dewasa ini tidak
Dengan demikian mamanfaatkan kulit sedikit diolah menjadi berbagai hasil
bawang merah maupun bawang putih industri makanan jadi atau setengah
dalam memproduksi telur pindang jadi. Pemanfaatan kentang antara lain
mampu meningkatkan daya simpan adalah kentang rebus, kentang kukus,
telur. Di samping itu kulit bawang kroket kentang, soup kentang,
merah dan bawang putih yang pergedel kentang, chip kentang, dan
biasanya hanya menjadi limbah pati kentang. Pada saat pengolahan
mampu ditingkatkan nilai pada umunya kentang hanya
ekonominya. dimanfaatkan bagian daging umbinya
Jadi kalau di dapur rumah sering kemudian membuang kulitnya.
menghasilkan limbah kulit bawang, Padahal kulit kentang masih bisa
maka tidak ada salahnya mencoba diolah menjadi makanan yang sama
untuk dimanfaatkan dalam kandungan gizinya setara dengan
pembuatan telur pindang. Kulit umbi kentang itu sendiri. Pada kulit
bawang dikumpulkan, kemudian jika kentang kandungan nutrisi penting
sudah terkumpul banyak dapat yang terdapat di dalamnya
digunakan sebagai ramuan bumbu diantaranya Kalium, Niacin yang
untuk pengawetan telur. berupa Vitamin B6, Serat, Zat besi dan
Vitamin C. Tentu saja akan bisa
2. Pemanfaatan Hasil Samping Kentang
memberikan keuntungan yang luar
Kentang adalah salah satu contoh biasa bagi tubuh, jika mengonsumsi
tumbuhan umbi batang dari spesies kulit kentang ini.
Solanaceae yang sering kita jumpai.
Kentang merupakan tanaman
semusim yang hidup di daerah dingin
atau dataran tinggi untuk daerah
beriklim tropis. Kentang banyak
mengandung karbohidrat,
mineral,protein, karotenoid, polifenol,
dan sejumlah vitamin mulai dari Gambar 3.18 Kulit Kentang
Sumber : http ://www.101dunia.com

120
Produk hasil Nabati

Pengetahuan masyarakat mengenai c. Campurkan kulit kentang dan


berbagai macam kandungan penting bumbu yang sudah dihaluskan
yang terdapat di dalam kulit kentang d. Goreng dalam minyak panas
serta cara pemanfaatannya masih sampai warna kuning kecoklatan
sangat rendah sehingga mereka akan
e. Angkat dan dinginkan, kemudian
membuang kulit kentang tersebut,
kurangi kadar minyaknya
dan hanya memanfaatkan pada daging
menggunakan spinner
kentangnya saja. Salah satu contoh
produk olahan dari kulit kentang yang f. Kemas menggunakan plastik
memiliki kandungan gizi dan citarasa pengemas.
yang enak adalah keripik kulit Pada skala rumah tangga keripik kulit
kentang. kentang dapat dijadikan sebagai
camilan. Sedangkan pada industri
yang menggunakan kentang sebagai
bahan baku seperti industri keripik
kentang maka keripik kulit kentang
dapat dijadikan sebagai produk hasil
samping.
Contoh Soal:
Kentang merupakan komoditas yang
sangat mudah mengalami browning
jika umbinya dikupas atau dipotong.
Begitu pula dengan bagian dalam
Gambar 3.19 Keripik Kulit Kentang
Sumber: www.thekitchn.com kulitnya. Upaya apa yang dapat
dilakukan untuk mencegah browning
Keipik kulit kentang menggunakan
pada kulit kentang supaya produk
bahan dasar berupa kulit kentang hasil
hasil pemanfaatan kulit kentang
dari pengupasan kentang segar.
berkualitas baik dari sisi warnanya?
Bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan keripik kentang adalah 3. Pemanfaatan hasil samping brokoli
sebagai berikut: Brokoli (Brassica oleracea) adalah
a. Kulit kentang 500 gram sayuran yang masuk golongan kubis-
kubisan. Bentuknya mirip dengan
b. Garam 10 gram
kembang kol, hanya saja kuntum
c. Bawang putih 5 gram brokoli berwarna hijau tua, sedangkan
d. Lada 3 gram kembang kol berwarna putih. Brokoli
e. Minyak goreng ½ liter memiliki kandungan gizi yang sangat
bermanfaat bagi tubuh. Pada bunga
Peralatan yang diperlukan untuk
brokoli terdapat kandungan
membuat keripik kulit kentang cukup
karbohidrat, protein, lemak,
sederhana terdiri dari panci, alat
kolesterol, serat, sodium, kalium,
penggorengan dan spinner. Proses
kalsium, zat besi, mangnesium,
pembuatannya mengikuti langkah
vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin
sebagai berikut :
K, Zinc dan beberapa zat lainnya yang
a. Cuci bersih kulit kentang baik bagi tubuh.
b. Haluskan garam, bawang putih dan Pada penggunaannya brokoli secara
lada umum yang dimanfaatkan adalah

121
Produk hasil Nabati

Praktikum
pada bagian kuntum bunganya. PEMBUATAN ACAR BATANG BROKOLI
S e d a n g k a n b a g i a n d a u n d a n Bahan-bahan yang iperlukan :
batangnya tidak dimanfaatkan dan
dibuang. Padahal sebenarnya pada 1. Batang brokoli
bagian tersebut juga memiliki 2. Mentimun
kandungan gizi yang hampir sama. 3. Wortel
Bahkan batang brokoli mengandung 4. Bawang merah
sedikit lebih banyak kalsium, zat besi
dan vitamin C per gram, dibandingkan 5. Cabai rawit
d e n g a n k u n t u m b u n g a n y a . 6. Air
Pemanfaatan hasil samping brokoli 7. Garam
akan memberikan nilai tambah pada 8. Gula
komoditas tersebut.
9. Cuka
Langkah kerja :
1. Potong kecil-kecil batang brokoli,
mentimun dan wortel.
2. Isi stoples kaca dengan air matang, bawang
merah utuh, garam dan gula.
3. Beri beberapa tetes cuka.
4. Masukan potongan kecil ketimun, wortel
serta cabai rawit dan bawang ke stoples.
5. Pastikan semua bahan terendam dan
Gambar 3.21 Brokoli
Sumber : http://sayuranindonesia.com diamkan kurang lebih 30 menit
B e b e r a p a m a c a m c o n t o h Acar yang menggunakan batang brokoli
p e m a n f a a t a n b a t a n g b r o k o l i sebagai salah satu bahan bakunya perlu
diantaranya yaitu dimasak dengan disimpan pada almari pendingin untuk
cara ditumis, menjadi bahan soup, meningkatkan daya simpannya sebelum pada
sebagai bahan salad atau difermentasi akhirnya dikonsumsi
dalam bentuk acar. Berikut ini adalah
cara pengolahan batang brokoli
menjadi acar.

D. Pemanfaatan Hasil Samping Umbi-


Umbian
Umbi-umbian adalah berbagai jenis umbi
(bangsa keladi dan sebagainya), dapat
menjadi pengganti nasi di musim paceklik
(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jenis
umbi-umbian yang banyak tumbuh di
Gambar 3.22.Batang Brokoli
Indonesia antara lain ubi kayu/singkong,
Sumber : https://magazine.job-like.com ubi jalar/ubi, kentang, talas, kimpul, garut,
gembili, dan suweg. Umbi-umbian ini
banyak mengandung karbohidrat,
sehingga dapat digunakan makanan
pengganti nasi dengan indeks glikemik

122
Produk hasil Nabati

acid yang biasanya lebih rendah dari pada dari tapioka kasar yang mengalami
beras/nasi. penggilingan kembali. Pabrik tepung
Umbi-umbian merupakan bahan hasil tapioka kasar sebagai bahan mentah yang
pertanian yang mudah rusak. Masa simpan dibeli dari pedagang-pedagang kecil dari
umbi-umbian seperti ubi kayu hanya desa-desa. Pembuatan tepung tapioka
berkisar antara 4-5 hari. Ubi kayu yang kasar dilakukan dengan memarut singkong
disimpan yang melebihi masa simpannya yang telah dikupas dan dicuci. Dengan air
akan menjadi hitam atau biru. Sedangkan yang mengalir, parutan singkong diperas
untuk ubi jalar, masa simpannya apabila melalui saringan. Filtrat ditampung dan
dalam kondisi yang baik berkisar antara 4- pemerasan diakhiri bila filtrat yang ke luar
6 bulan. Selain dari masa simpannya, sudah jernih dan larutan dibiarkan
umbi-umbian biasanya nilai ekonominya mengendap. Endapan dicuci dengan air
tidak terlalu tinggi. Oleh karena itu perlu dan air pencuci dibuang sampai bersih.
dilakukan pengolahan sehingga masa Endapan dikeringkan di atas tampi sampai
simpan dan nilai ekonomisnya akan kering sedangkan ampas singkong yang
meningkat. Selain dimakan dengan cara telah tersangkut di atas seringan tersebut
dikukus atau direbus, umbi-umbian juga disebut onggok (Koswara, 2009)
dapat dibuat berbagai olahan yang akan Dalam industri pangan termasuk di
meningkatkan nilai ekonomis bahan dalamnya adalah industri tepung tapioka,
tersebut. limbah dapat menimbulkan masalah bagi
Salah satu jenis umbi yang banyak lingkungan. Limbah industri pangan juga
dimanfaatkan adalah singkong atau ubi dapat menimbulkan masalah dalam
kayu. Ubi kayu di Indonesia masih penanganannya karena mengandung
digolongkan sebagai hasil pertanian sejumlah besar karbohidrat, protein,
sekunder, karena sebagai makanan pokok, lemak, garam-garam mineral dan sisa-sisa
Indonesia masih sebagian besar bahan kimia yang digunakan dalam
mengutamakan beras. Walaupun sebagai pengolahan dan pembersihan (Jenie dan
hasil pertanian sekunder, tetapi produksi Rahayu dalam Najib, 2013)
ubi kayu lebih tinggi apabila dibandingkan Pada umumnya, limbah industri pangan
dengan jagung, dan ubi jalar yang juga tidak membahayakan kesehatan
berperan sebagai hasil pertanian masyarakat, karena tidak terlibat langsung
sekunder. Pada pemanfaatannya ubikayu dalam perpindahan penyakit. Akan tetapi
dalam skala besar ubi kayu dijadikan kandungan bahan organiknya yang tinggi
sebagai bahan baku tepung tapioka dapat bertindak sebagai sumber makanan
untuk pertumbuhan mikroba (Jenie dan
Rahayu dalam Najib, 2013). Pada industri
pembuatan tepung tapioka limbah industri
terdiri dari dua jenis, yaitu limbah cair dan
limbah padat. Limbah cair akan mencemari
air, sedangkan limbah padat akan
menimbulkan bau yang tidak sedap,
Gambar 3.23 Ubi Kayu
Sumber : http://ptnasa.net apabila tidak ditangani dengan tepat
Tepung tapioka juga sering disebut tepung (Najib, 2013)
aci atau tepung kanji. Tepung tapioka pada 1. Penanganan limbah padat tepung
umumnya dibagi menjadi dua, yaitu tapioka
tapioka halus dan tapioka kasar.
Onggok tapioka merupakan limbah
Pembuatan tepung tapioka halus biasanya

123
Produk hasil Nabati

padat industri tapioka yang berupa Najib, 2013). Oleh karena itu, untuk
ampas hasil ekstraksi dari pengolahan menekan biaya yang tinggi tersebut
tepung tapioka. Dalam industri dapat dilakukan pemisahan kembali
tapioka dihasilkan 75% onggok produk-produk yang berguna dari
tapioka dari total bahan baku yang limbah tersebut.
digunakan. Onggok tapioka merupakan limbah
industri pangan yang jumlahnya
sangat banyak dan akan menjadi
polusi bila tidak segera ditangani.
Oleh karena itu diperlukan usaha
untuk memanfaatkan onggok tapioka
dengan mengolahnya kembali
menjadi suatu produk, sehingga
pencemaran lingkungan dapat
berkurang dan nilai guna onggok
dapat meningkat. Tepung onggok
Gambar 3.24. Onggok
Sumber : https://kawidkapan.blogspot.com memiliki kandungan gizi seperti
tertera pada Tabel di bawah ini :
Jumlah onggok tapioka yang
J k L ] n] i a pa n L a noa j p] oa $! %
dihasilkan dari industri kecil dengan
bahan baku lima kg per hari 1 K a r b o h id r a t 6 8 ,0 0

menghasilkan onggok tapioka 2 P r o t e in 1 ,5 7

sebanyak 3,75 kg. Sedangkan industri 3 Lem ak 0 ,2 6

menengah dengan bahan baku rata- 4 S e ra t k a sa r 1 0 ,0 0

rata sebanyak 20 kg per hari 5 K a d a r a ir 2 0 ,0 0

menghasilkan 15 kg onggok tapioka Tabel 3.1. Kandungan nutrisi Ampas singkong/onggok


dan industri besar dengan bahan baku Sumber: http://agribisnis.web.i

600 kg per hari dapat menghasilkan Pengolahan onggok tapioka menjadi


onggok tapioka sebanyak 450 kg. Dari minyak merupakan suatu cara
data tersebut terlihat bahwa jumlah alternatif penanganan limbah secara
onggok yang dihasilkan dari industri efektif, karena dapat mengurangi
tepung tapioka sangat besar (Najib, pencemaran lingkungan dan
2013). meningkatkan nilai guna serta nilai
Sistem penanganan limbah yang ekonomis onggok. Sebagai contoh
digunakan dewasa ini adalah onggok banyak digunakan sebagai
pemberian perlakuan dan bahan pakan ternak untuk yang masih
pembuangan limbah ke saluran basah, sedangkan untuk onggok
pembuangan. Menurut Loehr dalam kering dibuat menjadi tepung untuk
Najib 2013, teknologi penanganan dijual ke industri / pabrik obat nyamuk
limbah yang dapat diterapkan untuk dan sebagai bahan pembuat saos.
jenis industri pangan adalah dengan Proses pembuatan tepung onggok
cara penanganan biologik, sebenarnya bisa dilakukan sendiri di
pengendalian di dalam pabrik, filtrasi rumah. Karena dilihat dari caranya pun
pemisahan padatan biologik. Sistem tidak terlalu sulit dan cukup
seperti ini membutuhkan perlakuan sederhana. Menurut Anonim, 2016
cara-cara kimia atau biologik, dan hal dalam artikel berjudul “Membuat
ini umumnya membutuhkan biaya Tepung Onggok”, alat dan bahan yang
yang mahal (Jenie dan Rahayu dalam perlu dipersiapkan dalam pembuatan

124
Produk hasil Nabati

tepung onggok adalah sebagai c. Finishing


berikut: Untuk mendapatkan hasil tepung
x Onggok onggok yang halus, maka perlu
x Ayakan proses pengayakan juga. Dengan
memisahkan yang masih
x Tumbukan jika diperlukan
bertekstur kasar dan yang sudah
Sedangkan langkah-langkah halus. Tepung yang masih
pembuatan tepung onggok meliputi mempunyai tekstur kasar ini perlu
mengikuti tahapan sebagai berkut : dilakukan penghalusan ulang. Ini
a. Persiapakan bahan baku bisa dilakukan dengan ditumbuk
Pengolahan tepung tapioka akan jika tidak mempunyai mesing
menghasilakan onggok yaitu penggiling yang canggih.
ampas dari singkong yang telah Selanjutnya tepung onggok
diambil sarinya untuk tepung dikemas rapat dalam palstik
tapioka. Ampas inilah yang pengemas supaya terjaga
digunakan sebagai bahan baku kualitasnya.
tepung onggok. Ini secara 2. Penanganan limbah cair pembuatan
otomatis onggok tersebut sudah tapioka
halus,hanya saja masih berbentuk Jika limbah padat tepung tapioka
bongkahan atau gumpalan dan berupa onggok dimanfaatkan nenjadi
bisa saja masih basah. tepung onggok, bagaimana dengan
b. Pengeringan limbah cairnya? Limbah cair berupa
Onggok yang didapatkan dari air buangan pencucian harus dikelola
olahan hasil limbah dari ampas dengan baik supaya tidak mencemari
olahan tepung tapioka yaitu lingkungan. Limbah cair tepung
dalambentuk basah berupa bubur. tapioka, bahan baku sampai pada
Maka ini diperlukan proses proses pemisahan pati dari airnya
pengeringan. Pengeringan atau proses pengendapan.
dilakukan dengan menjemur Limbah cair tepung tapioka
onggok tadi di bawah terik mempunyai kandungan karbohidrat
matahari. Kurang lebih proses sebanyak 8,14% dan glukosanya
pengeringan berlagsung sekitar 3 1,72% (BBLK dalam Sari, 2012).
sampai 4 hari. Ini menyesuaikan Dengan adanya kandungan
cuaca yang ada. karbohidrat tersebut memungkinkan
untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku untuk produksi etanol. Semakin
banyaknya kebutuhan alkohol yang
digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya sebagai bahan
kosmetik, industri minuman, bahan
minuman, bahan pelarut organik dan
sebagai bahan bakar. Kebutuhan ini
akan bertambah banyak dengan
adanya kemungkinan alkohol
Gambar 3.25. Pengeringan Onggok
Sumber : http://banjardewa.desa.id menggantikan minyak bumi sebagai
bahan bakar. Dimana bahan bakar dari

125
Produk hasil Nabati

alkohol ini merupakan bahan bakar memiliki karakteristik yang terdekat


yang bersumber dari bahan yang dengan limbah cair industri tapioka
dapat diperbaharui dan tentunya yang sebenarnya.
bertolak belakang dengan bahan Bahan yang mengandung disakarida
bakar minyak bumi atau gas yang pati maupun karbohidrat harus
sekarang digunakan yang lama dihidrolisa terlebih dahulu menjadi
kelamaan akan semakin habis (Sari, komponen yang sederhana yaitu
2012). monosakarida (Agus krisno dalam
Untuk itu perlu diadakannya Sari, 2012). Pati adalah polysacharida
alternatife tambahan dalam yang terdiri dari polimer glukosa
pembutan etanol,untuk memenuhi dengan rumus molekul (C6H10O5).
semua kebutuhan yang semakin Pati alami terdiri dari dua macam
meningkat,salah satunya adalah komponen, yaitu amylase dengan
memenfaatkan limbah cair tepung kadar 10-20% dan amylopectin
tapioka yang selama ini hanya dengan kadar 80-90%. Pati yang
dibuang begitu saja. Etanol yang terkandung dalam limbah cair tepung
dibuat dari limbah cair tepung tapioka tapioka dapat diubah menjadi ethanol
yang dihidrolisis menjadi glukosa melalui proses biologi dan kimia
dengan menggunakan enzim α- (biokimia)
amilase, kemudian dilanjutkan Hidrolisis ini dilakukan dengan
dengan proses fermentasi. mengunakan enzym sebagai katalis.
Diharapkan dari proses tersebut Enzym yang digunakan dihasilkan dari
dapat diperoleh hasil etanol (Sari, mikroba seperti enzym α-amylase
2012). yang dipakai untuk hidrolisis pati
menjadi glukosa dan maltosa
(Groggins,dalam Sari, 2012). Menurut
Sari, 2012 proses hidrolisis
dipengaruhi dengan beberapa faktor,
antara lain sebagai berikut :
a. Jumlah kandungan karbohidrat
pada bahan baku
Kandungan karbohidrat sedikit
maka akan menghasilkan glukosa
sedikit dan sebaliknya. Pada
kandungan suspensi terlalu tinggi,
maka akan mengakibatkan
Gambar 3.26. Bioetanol 95 -96 %
Sumber : http://www.indobioethanol.com campuran akan meningkat
Limbah cair industri tapioka memiliki b. Suhu Hidrolisis
kandungan bahan organik yang tinggi,
selain itu mengandung senyawa Pada umumnya semakin tinggi
sianida yang bersifat toksik. Karena suhu, semakin naik laju reaksi baik
tingginya kandungan bahan organik yang tidak dikatalis maupun yang
dalam limbah cair ini, maka dikatalis oleh enzim. Akan tetapi
pengolahan yang paling sesuai adalah jika suhu yang terlalu tinggi dapat
secara biologi. limbah cair sintetis mempercepat pemecahan atau
yang dibuat dengan menggunakan perusakan enzim. Tetapi perlu
bahan baku tepung gaplek, karena diingat bahwa enzim adalah

126
Produk hasil Nabati

protein, jadi semakin tinggi suhu banyak ditemukan dalam produk bir,
proses inaktifasi enzim juga anggur, spiritus dan masih banyak lagi.
meningkat. Keduanya Minuman beralkohol dapat
mempengaruhi laju reaksi digolongkan menjadi dua bagian,
enzimatik secara keseluruhan. yaitu produk hasil fermentasi yang
Hampir semua enzim mempunyai dikonsumsi langsung dan produk hasil
aktivasi optimal pada suhu 30 ºC – fermentasi yang didistilasi lebih
40 ºC. dahulu sebelum dikonsumsi. Dalam
c. pH pembentukan alkohol melalui
fermentasi, peran mikrobiologi sangat
pH berpengaruh terhadap jumlah
besar dan biasanya mikrobiologi yang
produk hidrolisis, Enzim
digunakan untuk fermentasi
menunjukkan aktivitas maksimum
mempunyai beberapa syarat sebagai
pada suatu kisaran pH yang
berikut :
disebut pH optimum. Dimana pH
optimum umumnya berkisar a. Mempunyai kemampuan untuk
antara 4.5–8. pH optimum suatu memfermentasi karbohidrat yang
enzim berbeda tergantung asal cocok secara cepat.
enzim tersebut. b. Bersifat membentuk flakulasi dan
d. Kadar Air sedimentasi.
Kadar air dari bahan sangat c. Mempunyai genetik yang stabil
mempengaruhi laju reaksi (tidak mudah mengalami mutasi).
enzimatik. Pada kadar air bebas d. Toleran terhadap alkohol yanng
yang rendah terjadi halangan dan tinggi (antara 14 – 15 %).
rintangan sehingga baik difusi e. Mempunyai sifat regenerasi yang
enzim atau substrat terhambat, cepat.
Akibatnya hidrolisa hanya terejadi
pada bagian substrat yang
langsung berhubungan dengan
enzim (Winarno dalam Sari, 2012).
e. Kecepatan pengadukan
Kecepatan pengadukan yang
digunakan untuk proses hidrolisis
adalah 200 rpm. Jika α-amylase
yang diperoleh dari bacillus
subtilis menghidrolisis pati
dengan hasil utama maltoheksosa,
maltopentaosa, dan sedikit
glukosa 4-5%, maka α-amylase
yang dihasilkan oleh bacillus
licheniformis menghasilkan
maltose, maltotriosa, Gambar 3.27 Fermentasi bahan baku bioetanol
maltopentosa, glukosa 8–10% Sumber : http://www.indobioethanol.com

(Soebijnto dalam Sari, 2012). Minuman beralkohol yang dihasilkan


tanpa distilasi (hasil fermentasi)
Menurut dalam Sari, 2012 ethanol
biasanya mempunyai kadar alkohol
merupakan bentuk alami yang
antara 3 – 18 %. Untuk mempertinggi
dihasikan dari proses fermentasi yang

127
Produk hasil Nabati

kadar alkohol dalam produk sering kali c. Suhu


hasil fermentasi di distilasi dan kadar Pada umumnya suhu yang baik
alkohol yang dihasilkan antara 29 – 50 untuk proses fermentasi antara
%. Prinsipnya reaksi proses 25–30ºC. Semakin rendah suhu
pembentukan ethanol dengan fermentasi akan semakin tinggi
fermentasi biasanya terbentuk larutan alkohol yang dihasilkan. Hal ini
alkohol yang encer, karena sel-sel dikarenakan pada suhu yang
khamir akan mati bila kadar ethanol rendah fermentasi akan lebih
melebihi 12–15% (Gumbira Sa'id lengkap dan kehilangan alkohol
dalam dalam Sari, 2012). Hasil karena terbawa oleh gas
fermentasi yang ideal adalah 51,1 % karbondioksida akan lebih sedikit.
ethanol dan 48,9 % karbondioksida.
d. Bahan Nutrient
Hasil fermentasi alkohol yang
optimum dinyatakan dalam % glukosa Kecepatan fermentasi akan
yang difermentasi diantaranya : dipengaruhi oleh konsentrasi
garam logam dalam perasan. Pada
Ethyl alkohol = 48,8
konsentrasi yang rendah akan
Karbondioksida = 46,6 menstimulur. Aktivitas dan
Gliserol = 3,3 pertumbuhan khamir, sedangkan
Asam suksinat = 0,6 pada konsentrasi tinggi akan
menghambat pertumbuhan
Selulosa dan sebagainy = 1,2
khamir. Unsur yang dibutuhkan
(Soebijanto dalam dalam Sari, 2012) untuk aktivitas khamir antara lain
Faktor – faktor yang mempengaruhi Mg, K, Zn, CO, Fe, Ca, Cu, P, S, dan N.
dalam proses fermentasi antara lain Sebagai sumber P dan N perlu
sebagai berikut : ditambahkan ammonium phospat.
a. pH Sebagai sumber N lainnya dapat
pula ditambahkan ammonium
pH yang baik untuk fermentasi,
klorida dan ammonium karbonat.
yaitu antara pH 4 – 5. pH ini adalah
Vitamin yang berfungsi sebagi
pH yang disenangi oleh ragi dan
faktor pertumbuhan khamir.
pada pH ini dapat menahan
perkembangan banyak jenis e. Konsentarsi Gula
bakteri. Untuk mengasamkan Gula yang ditambahkan pada sari
biasanya dipergunakan asam buah bertujuan untuk
sulfat. Yang lebih baik lagi adalag memperoleh kadar alkohol yang
asam laktat, karena asam laktat lebih tinggi, walaupun jika kadar
baik untuk pertumbuhan ragi, gula tertalu tinggi aktivitas khamir
tetapi keburukannya dapat dapat terhambat. Kadar gula yang
tumbuh bakteri asam butirat yang baik untuk permulaan fermentasi
dapat merugikan fermentasi dari adalah 16 %. Hal ini bertujuan
ragi. untuk mempercepat pertumbuhan
b. Waktu khamir pada awal fermentasi.
Penambahan kadar gula akan
Waktu yang diperlukan untuk
mengarahkan fermentasi lebih
fermentasi tergantung pada
sempurna serta menghasilkan
temperatur, konsentrasi gula.
alkohol yang tinggi. Kadar gula
Tetapi pada umumnya waktu yang
yang optimum untuk aktivitas
diperlukan antara 36 – 50 jam.

128
Produk hasil Nabati

pertumbuhan khamir adalah 10 % Selain dimanfaatkan dalam


(Agus Krisno dalam Sari, 2012). pembuatan etahonol dan nata de
Limbah cair tapioka selain cassava, limbah cair tapioka masih
digunakan sebagai bahan baku dapat lagi dimanfaatkan sebagai
ethanol, dapat pula digunakan bahan baku dalam pembuatan plastik
sebagai bahan atau media dalam yang biodegradable. Jenis plastik ini
pembuatan nata de cassava. mudah diuraikan oleh
Menurut Anonim, 2011 Nata de mikroorganisme sehingga tidak
ca s s a va m e r u p a k a n p r o d u k mencemari lingkungan.
makanan berserat menyerupai Polihidroksialkanoat (PHA)
nata de coco. Bahan yang merupakan salah satu jenis plastik
digunakan antara lain air limbah biodegradableyang memiliki potensi
pati tapioka dan parutan singkong. besar untuk menggantikan plastik
Air singkong dapat menjadi bahan hidrokarbon yang sekarang banyak
alternatif pengganti air kelapa digunakan. Lebih dari 40 jenis PHA
yang sekarang ini jumlahnya dan kopolimernya telah ditemukan
terbatas dan belum mampu dan dinyatakan sebagai material yang
memenuhi seluruh permintaan ramah lingkungan. Polimer-polimer
pasar nata. Beberapa keunggulan ini terbiodegradasi sempurna menjadi
dari nata de cassava antara lain: karbondioksida dan air setelah
beberapa bulan penguburan dalam
a. kandungan seratnya lebih
tanah. Berbagai mikroorganisme
tinggi dari pada nata de coco
seperti Alcaligenes, Azotobacter,
b. bahan bakunya air limbah pati Bacillus, Nocardia,Pseudomonas, dan
tapioka/singkong jumlah Rhizobium mengakumulasi
melimpah polihidroksialkanoat sebagai material
c. murah, karena bahannya dari cadangan energy (Anonim, 2011)
air limbah yang bersifat asam
maka tidak membutuhkan
penambahan asam cuka dan
tidak membutuhkan gula pasir
seperti dalam pembuatan nata
de coco, sehingga biaya
produksi dapat ditekan.
Namun kelemahan dari produk ini
Gambar 3.29 Plastik Biodegradable
adalah harus merebus 2x sehingga Sumber : http://dlh.kaltaraprov.go.id
biaya bahan bakar lebih tinggi, Polihidroksialkanoat diproduksi
membutuhkan kesabaran dan dengan proses biosintesa
keuletan untuk mempelajari menggunakan bahan baku glukosa.
proses produksi nata de cassava. Salah satu bahan baku yang dapat
digunakan adalah air limbah industri
yang mempunyai kandungan organik
yang relatif tinggi. Senyawa organik
dalam limbah tersebut dapat
dimanfaatkan oleh mikroorganisme
untuk membentuk PHA. Industri
tapioka merupakan salah satu industri
Gambar 3.28 Nata de Casava
Sumber : http://old.solopos.com

129
Produk hasil Nabati

yang menghasilkan air limbah dengan serealia semu (pseudocereals); mencakup


kandungan senyawa organik yang buckwheat, bayam biji (seed amaranth),
tinggi. Penggunaan air limbah industri dan kinoa. Beberapa serealia juga dikenal
tapioka sebagai bahan baku pengganti sebagai pakan burung berkicau, seperti
glukosa produksi PHA (Anonim, 2011). jewawut dan berbagai jenis milet.
Produksi PHA yang telah banyak Walaupun menghasilkan pati, tanaman
dilakukan menggunakan seperti sagu, ketela pohon, atau kentang
mikroorganisme kultur murni. tidak digolongkan sebagai serealia karena
Penggunaan kultur murni bukan dipanen bulir/bijinya. Serealia
memerlukan biaya yang tinggi untuk dibudidayakan secara besar-besaran di
pembiakan dan sterilisasi substrat seluruh dunia, melebihi semua jenis
sehingga mempertinggi biaya tanaman lain dan menjadi sumber energi
produksi. Penelitian Chua dkk. dalam bagi manusia dan ternak. Di sebagian
Anonim, 2011 menunjukkan bahwa negara berkembang, serealia seringkali
mikroorganisme dalam lumpur aktif merupakan satu-satunya sumber
dapat mengakumulasi PHA pada rasio karbohidrat.
C:N tertentu. Oleh karena itu Menurut Sugianyar, 2015 dalam artikel
dikembangkan penggunaan kultur berjudul “Pemanfaatan Bekatul, Limbah
campuran lumpur aktif sebagai Penggilingan Padi sebagai Tepung Rendah
pengganti kultur murni untuk Lemak”, Kementerian Pertanian mulai
memproduksi PHA. Pada kondisi 2015 telah menggalakan upaya khusus
aerobik, mikroorganisme lumpur aktif komoditas padi sebagai salah satu serealia
menggunakan karbon dari air limbah pokok di Indonesia dengan target
tapioka untuk pembentukan sel baru. swasembada beras tahun 2017. Salah satu
Hal ini ditandai dengan penurunan poin yang terdapat dalam upaya khusus
chemical oxygen demand (COD) dalam swasembada beras adalah revitalisasi
air limbah. Ketika kondisi lingkungan penggilingan padi skala kecil (PPK), dan
berubah menjadi anaerobik, Bali menurut merupakan provinsi dengan
mikroorganisme mulai produktivitas padi tertinggi di Indonesia
mengakumulasi PHA sebagai (60,12 Kuintal/Ha).
cadangan karbon dalam selnya. Pada proses penggilingan padi apa yang
Penggunaan sequencing batch reactor terlintas di dalam benak kita ketika
(SBR) dapat menjamin tercapainya mendengar kata bekatul? Sebagian besar
kondisi-kondisi ini, karena pada SBR masyarakat Indonesia yang mengonsumsi
pengontrolan kondisi operasi dapat nasi, sebenarnya sudah cukup familiar
dilakukan dengan lebih mudah. dengan istilah bekatul. Bekatul merupakan
E. Pemanfaatan Hasil Samping Serealia bagian terluar dari bagian bulir yang
Serealia atau biji-bijian merupakan terbungkus oleh sekam. Bulir adalah buah
sekelompok tanaman yang ditanam untuk sekaligus biji berbagai tumbuhan serealia
dipanen biji/bulirnya sebagai sumber sejati, seperti gandum, padi, dan jelai
karbohidrat/pati. Anggota yang paling (Anonim, 2016). Menurut Shih dalam
dikenal dan memiliki nilai ekonomi tinggi, Ardiansyah 2011, bekatul (rice bran)
sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah hasil samping penggilingan padi
adalah padi, jagung, gandum, gandum yang terdiri dari aleurone layer, seed coat,
durum, jelai, haver, dan gandum hitam. dan germ. Bekatul dihasilkan pada saat
Beberapa tanaman penghasil bijian yang yang bersamaan dengan dihasilkannya
bukan padi-padian juga sering disebut beras. Setidaknya 10 persen proses

130
Produk hasil Nabati

penggilingan padi menjadi beras Penjelasan dari beberapa produk hasil dari
menghasilkan produk samping berupa penggilingan gabah kering sebagai
bekatul. berikut:
Namun, permasalahan yang hingga kini 1. Sekam adalah kulit paling luar dari
masih sering muncul adalah, masih sangat gabah/padi. Sekam ini merupakan
terbatasnya upaya untuk memanfaatkan hasil pertama dari proses
hasil samping penggilingan padi. Bahkan, penggilingan atau beras pecah kulit
terkadang hanya menjadi limbah dan (PK). Pada tahap ini, beras PK masih
mencemari lingkungan terutama di sentra bercampur dengan sekitar 12% gabah
produksi padi saat panen di musim hujan. yang sekamnya belum terkupas.
Padahal, hasil samping penggilingan padi Setelah dilakukan proses
tersebut memiliki potensi yang besar dan penggilingan kembali, maka akan
mempunyai nilai guna dan ekonomi yang menghasilkan dedak.
baik apabila dapat ditangani dengan 2. Dedak adalah campuran antara sekam
benar, yang bisa berdampak positif yang tergiling halus dan bekatul yang
meningkatkan nilai tambah pada sistem masih kasar. Biasanya dedak inilah
bioindustri di pedesaan. yang dipergunakan untuk makanan
Tanaman padi setelah mengalami proses ternak.
panen akan menghasilkan gabah kering. 3. Bekatul adalah kulit paling luar dari
Gabang kering inilah yang menjadi cikal beras dan kulit paling dalam dari
bakal terbentuknya beras dengan melalui sekam yang sudah terkelupas melalui
beberapa proses. Agar gabah kering proses pengilingan. Bekatul ini
berubah menjadi beras setidaknya mengandung paling banyak jumlah
dilakukan 2 – 3 kali proses penggilingan. kulit ari (rice bran) dari beras.
Selama proses penggilingan gabah ini
4. Menir adalah beras yang hancur kecil-
akan menghasilkan beberapa produk
kecil karena proses penggilingan
antara lain : Sekam, Dedak, Bekatul, Menir
terhadap gabah yang dilakukan
dan Beras (Anonim, 2016).
beberapa kali.
Secara anatomi bekatul merupakan
5. Beras adalah produk akhir dari gabah
sebuah lapisan aleuron dan sebagian
yang digiling dan menjadi makanan
perikarp yang terikut. Aleuron sendiri
pokok, makin putih warna beras, maka
adalah lapisan sel terluar yang kaya gizi
makin banyak hilang kulit ari (rice
dari endospermium, dan perikarp adalah
bran) nya.
bagian terdalam dari sekam. Bekatul padi
dapat dilihat pada beras yang diperoleh Menurut Ardiansyah, 2011 alur proses
dari penumbukan. Proses pemisahan pengolahan dari penanaman padi di lahan
bekatul dari bagian beras lainnya dikenal hingga menjadi bekatul.
sebagai penyosohan (polishing) untuk
memperpanjang masa penyimpanan
beras, sekaligus memutihkannya.

Gambar 3.31 Diagram alir proses pengolahan


Gambar 3.30 Anatomi bekatul beras dan bekatul.
Sumber : https://jualbekatulmurah.wordpress.com Sumber : Ardiansyah, 2011

131
Produk hasil Nabati

Bekatul yang terdapat di dalam kulit ari Sebagai gambaran berdasarkan data BPS,
beras selama ini dikenal sebagai bahan produksi padi di Indonesia tahun 2010
campuran untuk pakan ternak. Namun mencapai 65,98 juta ton gabah kering
ternyata bekatul memiliki manfaat yang giling. Dengan menghitung 10 persen dari
sangat luar biasa bagi kesehatan tubuh, total produksi padi dapat menghasilkan
mulai dari penurunan berat badan dan bekatul, diperkirakan ada hasil samping
penyembuhan sejumlah penyakit 6,59 juta ton bekatul. Sangat disayangkan,
(Anonim, 2016). sampai saat ini pemanfaatan bekatul
masih sangat terbatas, yaitu hanya sebagai
pakan ternak. Padahal, laporan penelitian
menyebutkan bahwa bekatul
mengandung komponen bioaktif pangan
yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga
bekatul sangat berpotensi untuk
dikembangkan menjadi pangan fungsional
yang bernilai gizi dan menyehatkan,
Komposisi kimia bekatul sangat bervariasi,
tergantung kepada faktor agronomis padi,
Gambar 3.32 Bekatul Beras termasuk varietas padi, dan proses
Sumber : https://jualbekatulmurah.wordpress.com
penggilingannya. Bekatul kaya akan
vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, dan B6),
vitamin E (tocopherols dan tocotrienols),
carotenoids, asam lemak esensial, dietary
fiber, asam amino, g-oryzanol,
polyphenols, mineral (Ca, Mg, Mn, Zn, Fe, K)
dan phytosterols. Komponen-komponen
bioaktif bekatul banyak terdapat pada
pada bagian seed coat dan aleurone layer.
Manfaat luar biasa bekatul ini secara
Gambar 3.33 Bekatul Padi umum mampu memberikan efek nyata
Sumber : Sumber : https://jualbekatulmurah.wordpress.com
dalam peningkatan dan pemeliharaan
Menurut Ardiansyah, 2011 bekatul kesehatan tubuh, memperbaiki stamina
memiliki kandungan sangat bermanfaat dan juga sebagai terapi yang sangat aman
bagi tubuh kita, di dalam bekatul terdapat dan efektif untuk mengatasi berbagai
vitamin B1 (tiamin) dari beras yang belum penyakit. Manfaat bekatul di antaranya
disosoh, yang bila dikonsumsi terbukti adalah menurunkan secara nyata kadar
menekan frekuensi penyakit beri-beri. kolesterol darah, yaitu low density lipo-
Kandungan gizi lainnya adalah protein, protein(LDL) cholesterol dan very low
serat pangan, pati serta mineral. Selain density lipo-prortein (VLDL) cholesterol,
kaya dengan kandungan gizinya, bekatul serta dapat meningkatkan kadar high
dikenal juga dengan berbagai banyak density lipo-protein (HDL) pada kolesterol
manfaat untuk kesehatan kita. darah. Kemampuan bekatul dalam
Jumlah produksi bekatul berbanding lurus menurunkan kadar kolesterol disebabkan
dengan produksi beras. Indonesia yang adanya kandungan g-oryzanol dan
mayoritas penduduknya menjadikan beras kandungan asam lemak tidak jenuh.
sebagai makanan pokok tentunya memiliki Manfaat lain dari bekatul adalah
produksi bekatul yang cukup besar. kemampuannya untuk menurunkan

132
Produk hasil Nabati

tekanan darah dan meningkatkan hidrofobik dengan berat molekul rendah


metabolisme glukosa yang dibuktikan hasil hidrolisis protein oleh enzim
dengan menggunakan hewan percobaan, protease. Untuk bisa menjadikan bekatul
yang disebut stroke-prone spontaneously sebagai pangan yang berkualitas dan awet,
hypertensive rats (SHRSP), yaitu spesies komponen penyebab kerusakan dari
tikus yang secara genetik mengalami bekatul harus dihilangkan atau dihambat.
hipertensi dan hiperlipidemia. Mekanisme Meski demikian, komponen bioaktifnya
penurunan tekanan darah melalui harus tetapi dijaga agar tidak hilang atau
penghambatan kerja enzim angiotensin I- setidaknya dapat meminimalkan
converting enzyme (ACE), yaitu suatu kehilangan komponen tersebut.
enzim yang bertanggung jawab terhadap Pohon industri pemanfaatan bekatul
peningkatan tekanan darah. dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Di beberapa negara maju, khususnya di
Jepang dan Amerika Serikat, kandungan
asam amino yang terdapat pada bekatul
telah ditambahkan ke dalam produk-
produk kecantikan. Produk-produk
tersebut antara lain sabun mandi,
pelembab dan pembersih kulit, serta
pelembab muka. Tujuan penggunannya
adalah untuk menjaga dan meningkatkan
kesehatan kulit. Kandungan asam amino
yang terdapat pada bekatul diketahui
sangat sesuai untuk memberikan efek
Gambar 3.34 Pohon industri bekatul
perlindungan kulit. Bekatul juga Sumber : http://majalah1000guru.net
mengandung asam ferulat (ferulic acid), Dengan proses stabilisasi menggunakan
yang telah diketahui secara luas sebagai suhu dan waktu tertentu (pemanasan)
antioksidan dan bahan fotoprotektif. dapat dihasilkan fiber ingredient dan
Asam ferulat akan melindungi asam lemak proses ekstraksi yang selanjutnya dapat
melawan kerusakan oksidasi yang menghasilkan minyak dan bahan non-
disebabkan oleh berbagai jenis polutan, minyak. Penggunaan bekatul di luar
peroksida, dan radikal bebas yang negeri (misalnya di Jepang dan AS) secara
dibentuk selama proses metabolisme komersial diperoleh dengan
tubuh. mengekstraksi bekatul menjadi minyak
Kandungan lemak pada bekatul mencapai goreng. Selain itu, bekatul telah
20 persen. Hal ini dapat menyebabkan digunakan dalam industri pangan, serta
penurunan mutu pada bekatul, yaitu sebagai bahan baku industri farmasi dan
terjadinya ketengikan. Kandungan air industri kecantikan.
yang terdapat di dalam bekatul juga dapat Setelah proses stabilisasi, penyimpanan
menjadi faktor pemicu terjadinya proses bekatul yang awet memegang peranan
hidrolisis lemak. Oksidasi lemak pada penting agar bekatul tidak mudah rusak.
bekatul dipercepat karena adanya Kerusakan bekatul kemungkinan
aktivitas enzim lipase yang menghidrolisa disebabkan oleh ketengikan akibat
lemak pada bekatul menjadi asam lemak terjadinya oksidasi atau hidrolisis
bebas yang bersifat labil (mudah kandungan lemak yang terdapat pada
mengalami oksidasi). Kemudian rasa pahit bekatul. Dengan kandungan air berkisar
ditimbulkan oleh senyawa peptida antara 6-7 persen, bekatul sebaiknya

133
Produk hasil Nabati

disimpan dalam tempat yang dingin dan a. Pengukusan bekatul selama 30 menit
kering sehingga tidak mudah ditumbuhi b. Bekatul dikeringkan menggunakan
oleh mikoorganisme perusak. Bekatul oven pada suhu 105oC selama 1 jam
dapat disimpan dalam kemasan plastik
c. Bekatul diekstraksi dengan merendam
(contohnya polyethylene atau PE) agar
dalam larutan heksana, perbandingan
memberi perlindungan terhadap
bekatul : heksana = 1 : 5 (b/v) selama 1
terjadinya pencemaran, kerusakan fisik,
jam
dan dapat menahan perpindahan gas dan
uap air. d. Selanjutnya bekatul disaring dengan
menggunakan kain saring
Tepung bekatul dapat digunakan sebagai
bahan subtitusi roti, cookies, minuman e. Kemudian bekatul dikeringkan
berserat, dan sereal sarapan. Untuk dengan menggunakan oven pada suhu
dijadikan sebagai penganan, bekatul dapat 105oC selama 1 jam
dicampur dengan bahan lain pada f. Bekatul kering diayak, menggunakan
pembuatan biskuit, kue, dan ayakan 60 mesh
sereal. Substitusi 10-15 persen bekatul ke Mengolah bekatul menjadi tepung rendah
dalam tepung terigu dapat memberikan lemak mempunyai beberapa manfaat,
hasil yang optimal penerimaan konsumen diantaranya adalah bekatul yang langsung
pada produk kue kering dan roti diperoleh dari pabrik penggilingan
manis. Substitusi tepung bekatul awet memiliki tekstur yang kasar, sehingga jika
sebanyak 20 persen juga telah dimanfaatkan secara langsung dapat
diaplikasikan pada produk breakfast rice menurunkan tingkat kesukaan terhadap
bran cereal. produk. Dengan diolahnya bekatul dapat
Pemanfaatan bekatul menjadi produk meningkatkan cita rasa produk, umur
minyak bekatul (rice bran oil atau RBO) simpan, dan derajat putih pada
telah lama dilakukan di beberapa negara penampakan tepung bekatul tersebut.
maju, khususnya di Jepang dan Amerika F. Pemanfaatan Hasil Samping Kacang-
Serikat. RBO merupakan salah satu minyak Kacangan
yang telah dijual di masyarakat umum.
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk
RBO terutama digunakan sebagai bahan
biji yang berukuran relatif lebih besar
baku produk (makanan ringan), margarin,
dibandingkan serealia dan digunakan
dan mayones.
untuk bahan pangan bagi manusia dan
Menurut Sugianyar, 2015 dalam artikel hewan ternak. Kacang-kacangan
berjudul “Pemanfaatan Bekatul, Limbah umumnya didapatkan dari tanaman famili
Penggilingan Padi sebagai Tepung Rendah Fabaceae. Namun tanaman
Lemak”, salah satu produk inovatif dari kacang–kacangan yang dipanen muda
bekatul adalah Bekatul Rendah Lemak seperti kapri, buncis, dan edamame tidak
yang dikembangkan oleh Balai disebut sebagai kacang-kacangan dalam
Pengembangan Teknologi Pertanian definisi FAO.
(BPTP) di Provinsi Bali. BPTP Bali telah
Kacang merupakan sumber energi yang
melakukan beberapa penelitian dan
baik bagi tubuh karena mengandung
pengkajian di lapangan mengenai
beragam nutrisi penting seperti protein,
pemanfaatan limbah penggilingan padi
vitamin, mineral, dan lemak sehat. Para
ini. Salah satunya, adalah pemanfaatan
pakar kesehatan mengatakan bahwa ada
bekatul menjadi tepung rendah lemak.
banyak jenis kacang-kacangan yang bisa
Menurut Tim Pascapanen BPTP Bali proses
dipilih sebagai camilan sehat untuk
pengolahan tepung bekatul rendah lemak
adalah sebagai berikut.
134
Produk hasil Nabati

dikonsumsi sehari-hari. Bahkan, laporan ditemukan adalah limbah pengolahan


terbaru dalam American Journal of Clinical tahu. Limbah tahu berkorelasi dengan
Nutrition menemukan bahwa orang kebiasaan makan masyarakat Indonesia
dewasa yang memasukkan kacang ke yang mengandalkan sumber protein
dalam menu harian mereka, mengalami nabati dari kacang-kacangan terutama
dampak yang positif terhadap penurunan kedelai dan hasil olahnya seperti tahu dan
berat badan serta perubahan ukuran tempe yang sama-sama menghasilkan
lingkar pinggang mereka. limbah pangan.
Kedelai adalah salah satu tanaman kacang- 1. Jenis Jenis limbah tahu
kacangan yang menjadi bahan dasar Bagi sebagian besar orang
banyak makanan dari Asia Timur seperti menganggap bahwa limbah
kecap, tahu dan tempe. Kedelai merupakan sesuatu hal yang tidak ada
merupakan sumber utama protein nabati gunanya. Limbah juga merupakan
dan minyak nabati dunia. Kedelai yang sesuatu yang tidak dapat
dibudidayakan sebenarnya terdiri dari dimanfaatkan lagi atau juga disebut
paling tidak dua spesies Glycine max sebagai sampah. Pada dasarnya
(disebut kedelai putih yang bijinya bisa limbah dibagi menjadi dua jenis yaitu
berwarna kuning, agak putih atau hijau) limbah organik dan limbah anorganik.
dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji Limbah organik merupakan jenis
hitam). G. max merupakan tanaman asli limbah yang dapat diurai oleh bakteri.
daerah Asia subtropik seperti RRC dan Sedangkan limbah anorganik
Jepang Selatan, sementara G. soja merupakan jenis limbah yang tidak
merupakan tanaman asli daerah Asia dapat diurai oleh bakteri. Dengan
tropis di Asia Tenggara. Tanaman ini telah demikian limbah kacang kedelai
menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara digolongkan sebagai limbah organik.
dan Indonesia.
Pemanfaatan utama kedelai adalah dari
biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak
serta beberapa bahan gizi penting lain,
misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin.
Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu,
bermacam-macam saus penyedap (salah
satunya kecap, yang aslinya dibuat dari
kedelai hitam), tempe, susu kedelai (baik
bagi orang yang sensitif laktosa), tepung
kedelai, minyak (dapat dibuat sabun,
plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, Gambar 3.35 Limbah kacang kedelai
Sumber : http://ekabees.blogspot.com/
pelarut, dan biodiesel).
Menurut Auliana, 2012 berdasar
Disamping komoditas utamanya kedelai komponennya, limbah pengolahan
sebagai sumber protein nabati dan minyak tahu secara garis besar dapat
nabati, namun hasil ikutan kedelai berupa dibedakan menjadi dua berdasar sifat
bungkil, kulit kedelai, ampas kecap, ampas fisiknya yaitu limbah padat dan
tahu, dan hasil limbah lainya dapat limbah cair.
diproses menjadi hasil samping olahan
a. Limbah Padat
kedelai. Salah satu limbah industri
rumah tangga bidang pangan yang Limbah padat (ampas tahu)
menggunakan bahan kedelai dan banyak merupakan hasil sisa perasan

135
Produk hasil Nabati

bubur kedelai. Ampas ini tumbuhnya kuman dimana


mempunyai sifat cepat basi dan kuman tersebut dapat berupa
berbau tidak sedap kalau tidak kuman penyakit ataupun kuman
segera ditangani dengan cepat. yang merugikan baik pada tahu
Ampas tahu akan mulai sendiri maupun tubuh manusia.
menimbulkan bau yang tidak Selain itu, limbah cair yang berasal
sedap 12 jam setelah dihasilkan. dari industri tahu merupakan
Limbah padat atau disebut ampas masalah serius dalam
yang dihasilkan belum dirasakan pencemaran lingkungan, karena
memberikan dampak negatif menimbulkan bau busuk dan
terhadap lingkungan karena pencemaran sumber air. Limbah
dapat dimanfaatkan untuk cair akan mengakibatkan bau
makanan ternak sapi, serta dibuat busuk dan bila dibuang disungai
produk makanan yang akan menyebabkan tercemarnya
bermanfaat meskipun masih sungai tersebut. Limbah cair
sangat terbatas yaitu menjadi berupa sisa air tahu yang tidak
tempe gembus. Pemanfaatan menggumpal, potongan tahu
menjadi tempe gembus dapat yang hancur pada saat proses
dilakukan karena limbah tahu karena kurang sempurnanya
termasuk dalam limbah biologis proses penggumpalan. Limbah cair
yang merupakan sumber bahan yang dihasilkan mengandung
organik terutama karbon, dalam padatan tersuspensi maupun
bentuk karbohidrat dan bahan terlarut, akan mengalami
berguna lainnya yaitu protein, perubahan fisika, kimia dan
lemak, vitamin dan mineral biologi. Perkiraan jumlah limbah
(Kasmidjo, dalam Menurut Auliana, cair = 100 kg kedelai bahan
2012). Ampas tahu masih layak baku akan menimbulkan 1,5 – 2
dijadikan bahan pangan karena m3 limbah cair. (Pramudyanti
masih mengandung protein sekitar dalam Auliana, 2012). Diantara
5%. Oleh karena itu pemanfaatan limbah cair dari proses produksi
ampas tahu menjadi produk tahu, whey memberikan beban
pangan masih terus pencemaran karena whey masih
dikembangkan, diantaranya mengandung zat-zat organic
adalah pembuatan kecap ampas seperti protein, karbohidrat dan
tahu yang diperoleh melalui lemak (Nurhassan dalam Auliana,
proses fermentasi ampas tahu. 2012 ).
b. Limbah Cair 2. Pengelolaan limbah pengolahan tahu
Limbah cair tahu adalah limbah Kerusakan bahan pangan dan upaya
yang ditimbulkan dalam proses memperpanjang daya simpan pangan
pembuatan tahu dan berbentuk dan produknya dapat dilakukan
cairan. Limbah cair mengandung dengan teknologi pengawetan.
padatan tersuspensi maupun Upaya ini dilakukan ketika suatu
terlarut yang akan mengalami bahan pangan diproduksi berlimpah,
perubahan fisika, kimia dan misal saat panen raya maupun ketika
biologis yang akan bahan pangan mudah rusak.
menghasilkan zat beracun atau Pengawetan juga dapat dilakukan
menciptakan media untuk pada bahan hasil samping produksi

136
Produk hasil Nabati

suatu pangan seperti bekatul, limbah Di Indonesia, fermentasi telah


tahu, limbah tempe, kulit pisang dan lama dilakukan dalam pembuatan
sebagainya. Teknologi pengawetan tempe , kecap, tauco, ikan pindang
dibedakan menjadi: teknologi dnan tempe.
sederhana (subsistence technology), Menurut Auliana, 2012 dalam artikel
teknologi menengah (intermediate berjudul “Pengolahan Limbah Tahu
technology) dan teknologi maju Menjadi Berbagai Produk Makanan”
(advanced technology) (FG Winarno berbagai produk yang dapat
dalam Auliana, 2012. dikembangkan dari limbah tahu
Indonesia telah beratus tahun lalu adalah sebagai berikut :
mengenal teknologi sederhana di a. Tepung Ampas Tahu
bidang pangan, yaitu: pengasapan,
Pembuatan tepung ampas tahu
pengeringan dan penggaraman.
dapat dilakukan jika ampas yang
Teknologi pengawetan dapat
dihasilkan berlimpah dan belum
diterapkan limbah tahu :
sempat digunakan. Proses
a. Pembekuan, yaitu penyimpanan pengeringan dapat dilakukan
bahan pangan dalam keadaan dengan penjemuran langsung
beku untuk mempertahankan dibawah sinar matahari ataupun
kualitas dan memperbaiki dalam alat pengering “cabinet
penampilan makanan. Suhu dryer” dengan suhu sesuai suhu
pembekuan yang digunakan matahari. Cara pengeringan cukup
adalah -24 sampai -40 derajat mudah, dimana ampas padat
celcius. diletakkan diatas tampah atau
b. Pengeringan, yaitu suatu cara loyang dan keringkan sampai
untuk mengeluarkan atau betul-betul mengering sempurna.
menghilangkan sebagian air dari Setelah ampas tahu kering maka
suatu bahan melalui penggunaan dapat dilanjutkan dengan
energi panas baik alami (sinar penghalusan dan pengayakan
matahari) maupun buatan (cabinet sehingga diperoleh tepung halus
dryer). Keuntungan pengeringan yang dapat digunakan untuk
adalah bahan menjadi lebih pembuatan kue kering atau
awet dan volume bahan menjadi kerupuk dan stick tahu.
lebih kecil sehingga
menguntungkan dalam
penyimpanan, pengepakan dan
tranportasi.
c. Fermentasi, yaitu teknologi
pengolahan menggunakan
bantuan bahan lain berupa
mikroorganisme baik jamur Gambar 3.36 Tepung Ampas Tahu
Sumber : https://ramesia.com
maupun bakteri. Pangan hasil b. Kerupuk Ampas Tahu
fermentasi telah memiliki sifat
yang berbeda dengan bahan Kerupuk atau krupuk adalah
asalnya dan hal ini makanan ringan yang dibuat
menguntungkan karena dengan bahan utama tepung
meningkatkan beberapa zat gizi tapioka (kanji). Kerupuk dapat
dan zat bermanfaat lain. diberi perasa dengan tambahan

137
Produk hasil Nabati

ikan, udang maupun bumbu lain. 3. Campur ampas tahu, tapioka dan
Karakteristik kerupuk yang baik bumbu-bumbu lain. Uleni sampai
adalah bertekstur halus, bersifat kalis rata, licin dan kalis.
ringan dan garing renyah setelah 4. Masukkan adonan dalam plastik
digoreng. Proses pembuatan silinder dengan diameter sekitar 5-6
kerupuk ampas tahu dapat cm dan panjang 20 cm. Kukus sekitar
dilakukan dengan 2 cara, yaitu 2 jam supaya bagian tengah adonan
memanfaatkan limbah padat matang. Adonan ini disebut dodolan.
sebagai bahan tambahan dan
5. Angkat dan dinginkan. Biarkan adonan
menggunakan tepung ampas tahu
tersebut selama 3-5 hari supaya
sebagai bahan pensubstitusi
mengeras dan dapat dipotong.
tepung tapioca pada
pembuatannya. 6. Iris dodolan dengan ketebalan 2-3
mm. Hasil irisan ini disebut kerupuk
basah.
7. Jemur kerupuk basah sampai benar-
benarkering sambil dibolak-balik.
Hasil penjemuran ini disebut kerupuk
kering.
8. Goreng kerupuk kering dalam minyak
Gambar 3.37 Kerupuk Ampas Tahu
Sumber : https://www.etalasebisnis.com banyak sampai mekar dan matang.
Tiriskan kemudian kemas.
Sumber : Auliana, 2012
Praktikum
PEMBUATAN KERUPUK AMPAS TAHU
Bahan:
x 500 gram ampas tahu yang telah diperas
dan dikukus
x 250 gram tepung tapioka
c. Kecap Ampas Tahu
x 7 gram garam halus Kecap ampas tahu dapat
x 5 gram gula pasir dikembangkan karena kandungan
x 25 gram bawang putih protein yang terdapat dalam
ampas tahu masih mencapai 5%.
x 5 gram merica halus
Kandungan protein ini dibutuhkan
x 10 gram udang kering oleh mikroorganisme penghasil
x 3 gram soda kue enzim pemecah substrat agar
Langkah Kerja : dapat berkembang biak dengan
baik. Cara pengolahannya sama
1. Persiapkan ampas tahu, peras dengan
dengan pengolahan kecap kedelai
menggunakan serbet atau kain bersih
dan hasilnyapun tahu sulit
sampai airnya berkurang. Kukus selama 30 dibedakan dengan kecap kedele
menit. baik dari sisi aroma, rasa, dan
2. Haluskan bumbu: bawang putih dan udang warna.
kering.

138
Produk hasil Nabati

proses perubahan yang


terjadi terhadap bahan pangan
yang disebabkan oleh aktivitas
mikrobia tertentu sehingga
sifat dan keadaan bahan
berubah sama sekali. Pada
tahap fermentasi I diharapkan
akan tumbuh kapang pada
ampas tahu sehingga bahan
Gambar 3.38 Kecap Ampas Tahu
Sumber : https://bisnisukm.com
baku akan menjadi lapuk dan
Bahan- bahan yang diformulasikan hancur sewaktu diproses
dalam pembuatan kecap ampas lanjut. Semakin banyak bahan
kedelai adalah sebagai berikut : baku yang hancur berarti
1) Ampas tahu semakin banyak protein yang
2) Garam. terlarut dalam fermentasi II.
3) Laru tempe. Proses dimulai dengan ampas
4) Bumbu-bumbu. tahu ditaburi laru tempe (1
5) Tapioka. gram untuk 1 kg ampas), dan
Sedangkan peralatan yang diaduk-aduk sampai rata.
dibuthkan adalah sebagi berikut : Setelah itu ampas
1) Wadah perendam. dihamparkan di atas tampah
2) Pengukus setebal 2 cm dan ditutup
3) Wadah fermentasi. dengan daun pisang. Tampah
4) Tampah diletakkan diatas para-para
5) Kompor yang terhindar dari serangga
6) Kain penyaring dan cahaya matahari langsung
7) Botol8) Alat penutup botol. selama 3-5 hari sampai kapang
Proses pembuatan kecap ampas cukup tebal menutupi tempe
tahu secara fermentasi terdiri atas gembus.
lima tahap yaitu persiapan, 3) Tahap Pengeringan
fermentasi I, pengeringan, Setelah pemeraman selesai
fermentasi II, pengolahan dan tempe gembus terbentuk
(finishing). baik maka kegiatan ragi harus
1) Tahap persiapan dihentikan melalui tahap
Tahap persiapan ini meliputi pengeringan agar tempe tidak
penyiapan ampas tahu. Ampas membusuk. Tempe gembus
tahu direndam dengan air dipotong-potong 0,5 x 0,5 x 0,5
bersih selama 12 jam. Setelah cm, kemudian dijemur atau
itu bahan dipres dengan alat dikeringkan dengan alat
pres sehingga airnya keluar. pengering sampai kering
Ampas yang telah berkurang (kadar air dibawah 12 %).
airnya dikukus selama 60 4) Tahap fermentasi II
menit, kemudian didinginkan Tahap fermentasi II bertujuan
di atas tampah sampai suam- untuk menguraikan protein
suam kuku. menjadi senyawa-senyawa
2) T a h a p F e r m e n t a s i I yang lebih sederhana (unsur N)
(Pembuatan tempe gembus) agar lebih mudah dicerna.
Fermentasi/peragian adalah Tahap fermentasi II

139
Produk hasil Nabati

berlangsung dalam kondisi keluwak, lengkuas, sereh, daun


anaerob dan menggunakan salam. Kecap dipanaskan
larutan garam sebagai sampai mendidih. Kecap
perendamnya. Penyiapan yang masih panas disaring
larutan garam 20%. Untuk dengan kain saring. Bahan-
mendapatkan 1 liter larutan bahan yang tertinggal di kain
garam 20% dilakukan dengan saring dibuang. Setelah itu,
cara berikut. Garam sebanyak kecap ditambah dengan gula
200 gram ditambah dengan air merah diaduk- aduk sampai
sedikit demi sedikit sambil seluruh gula larut. Setiap 1
diaduk, sampai volumenya liter kecap ditambah dengan
menjadi 1 liter. Butiran tempe 750 gram gula merah. Kecap
yang telah kering dimasukkan ini disaring kembali.
ke dalam larutan garam. Tiap Pengentalan, kecap yang
1 kg butiran tempe kering telah dingin ditambah
membutuhkan 3 liter larutan dengan tepung tapioka.
garam. Perendaman dilakukan Setiap 1 liter kecap
di dalam wadah perendam ditambah dengan 20 gram
selama 4-8 minggu. Pada siang tapioka dan diaduk sampai
hari manakala langit tidak rata. Setelah itu kecap ini
tertutup awan, atau tidak dipanaskan sampai mendidih
hujan, wadah dipindahkan ke sambil diaduk-aduk.
udara terbuka, dan penutup Penambahan pengawet,
wadah dibuka. Semakin lama sebelum kecap diangkat dari
waktu perendaman, semakin api, natrium benzoat
banyak jumlah protein yang ditambahkan sebanyak 1 gram
terlarut, sehingga dapat untuk setiap 1 liter kecap.
meningkatkan cita rasa dan Pembotolan, kecap yang telah
aroma. dingin dikemas di dalam botol,
5) Tahap pengolahan kemudian ditutup rapat dan
Tahap pengolahan dimulai diberi label.
dengan ekstraksi kecap Proses pembuatan kecap
mentah. Hasil fermentasi ampas tahu secara lebih detail
disaring dengan kain saring. adalah sebagai berikut :
Ampas diperas dengan kain 1) Penyiapan ampas tahu.
saring atau dipres dengan Dalam usaha pembuatan
mesin pres. Cairan kental hasil kecap ampas tahu, ampas
penyaringan dan pemerasan/ tahu direndam dengan air
pres disatukan. Cairan ini bersih selama 12 jam.
disebut dengan kecap Setelah itu bahan dipres
mentah. Selanjutnya kecap dengan alat pres sehingga
mentah ditambah dengan air. airnya keluar. Ampas yang
Tiap 1 liter kecap mentah telah berkurang airnya
ditambah dengan 1 liter air. dikukus selama 60
Pembumbuan dan pemasakan menit, kemudian
kecap manis dimana cairan didinginkan di atas tampah
kecap dipindahkan ke panci, sampai suam-suam kuku.
kemudian ditambahkan

140
Produk hasil Nabati

2) F e r m e n t a s i menjadi dipindahkan ke udara


tempe gembus. Ampas terbuka , dan penutup
ditaburi laru tempe (1 wadah dibuka.
gram untuk 1 kg ampas), 6) Proses selanjutnya dalam
dan diaduk-aduk sampai pembuatan kecap ampas
rata. Setelah itu ampas tahu, ekstraksi kecap
dihamparkan di atas mentah. Hasil fermentasi
tampah setebal 2 cm dan disaring dengan kain
ditutup dengan daun saring. Ampas diperas
pisang. Tampah diletakkan dengan kain saring atau
diatas para-para yang dipres dengan mesin pres.
terhindar dari serangga Cairan kental hasil
dan cahaya matahari penyaringan dan
langsung selama 4-5 hari pemerasan/ pres
sampai kapang cukup tebal disatukan. Cairan ini
menutupi tempe gembus. disebut dengan kecap
3) P e n j e m u r a n t e m p e mentah. Selanjutnya kecap
gembus. Tempe gembus mentah ditambah dengan
dipotong-potong 0,5 x 0,5 air. Tiap 1 liter kecap
x 0,5 cm, kemudian mentah ditambah dengan
dijemur atau dikeringkan 1 liter air.
dengan alat pengering 7) Penyiapan bumbu. Bumbu
sampai kering (kadar air yang digunakan dalam
dibawah 12%) pembuatan kecap ampas
4) Penyiapan larutan garam tahu adalah :
2 0 % . U n t u k a) Keluwak, dan lengkuas
mendapatkan 1 liter digiling sampai halus,
larutan garam 20% b) Gula merah disayat,
dilakukan dengan cara kemudian digiling
berikut. Garam sebanyak sampai halus, dan
200 gram ditambah c) Sereh dipukul-pukul
dengan air sedikit demi sampai memar.
sedikit ambil diaduk, 8) P e m b u m b u a n dan
sampai volumenya pemasakan kecap manis.
menjadi 1 liter. Cairan kecap dipindahkan
5) Fermentasi garam. Butiran ke panci, kemudian
tempe yang telah kering ditambahkan keluwak,
dimasukkan ke dalam lengkuas, sereh, daun
larutan garam. Tiap 1 kg salam. Kecap dipanaskan
butiran tempe kering sampai mendidih. Kecap
membutuhkan 3 liter yang masih panas
l a r u t a n g a r a m . disaring dengan kain
Perendaman dilakukan di saring. Bahan-bahan
dalam wadah perendam yang tertinggal di kain
selama 10-15 minggu. saring dibuang. Setelah itu,
Pada siang hari mana kala kecap ditambah dengan
langit tidak tertutup awan, gula merah diaduk-aduk
atau tidak hujan, wadah sampai seluruh gula larut.

141
Produk hasil Nabati

Setiap 1 liter kecap 2012). Proses pembuatan nata de


ditambh dengan 750 gram soya sama dengan pembuatan
gula merah. Kecap ini nata de coco tetapi hanya
disaring kembali. mengganti bahan utama cairan
9) Pengentalan. yang biasanya memakai air kelapa
Kecap yang telah dingin dengan air limbah pembuatan
ditambah dengan tepung tahu. Nata yang baik berwarna
tapioka. Setiap 1 liter putih, struktur kuat, tidak mudah
kecap ditambah dengan 20 hancur, penampilan mengkilat
gram tapioka dan diaduk dan tidak mudah lengket, bebas
sampai rata. Setelah itu asam dan basa, ukuran
kecap ini dipanaskan pemotongan tidak harus seragam,
sampai mendidih sambil permukaan halus
diaduk- aduk.
10) Penambahan pengawet.
Sebelum kecap diangkat
dari api, natrium benzoat
ditambahkan sebanyak 1
gram untuk setiap 1 liter
kecap.
11) Pembotolan. kecap yang
telah dingin dikemas di
dalam botol, kemudian
ditutup rapat dan diberi Gambar 3.39 Nata de Soya
Sumber : http://www.mitrabisnis-ukm.com
label.
Contoh Soal Nata de Soya merupakan serat
S e b u t k a n j e n i s yang diproduksi oleh bakteri
mikroorganisme yang asam asetat pada substrat air sisa
berperan dalam pembuatan pembuatan tahu atau tempe.
kecap ampas tahu? Kelebihan serat dari nata de soya
d. Nata de Soya adalah selain biaya produksinya
Nata de soya atau sari nata kedelai rendah, komponen utama serat
adalah sejenis makanan dalam tersebut adalah selulosa murni
bentuk nata, padat, putih dan sehingga mudah untuk diisolasi.
transparan, merupakan makanan Serat nata de soya tidak
penyegar dan pencuci mulut, mengandung fitat yang terdapat
yang dapat dicampur dengan fruit pada kedele sehingga cocok untuk
cocktail, es cream atau cukup digunakan sebagai produk dietary
ditambah sirup saja. Nata de Soya supplement, karena fitat dapat
dibentuk oleh bakteri Acetobacter mengganggu proses penyerapan
xylinium yang merupakan bakteri mineral dan vitamin dalam usus.
asam asetat bersifat aerobe, pada Serat nata de soya dapat
media cair dapat membentuk mencegah atherosklerosis,
lapisan yang dapat mencapai penyumbatan pembuluh darah
ketebalan beberapa centimeter, yang merupakan penyebab
kenyal, putih dan lebih lembut terjadinya serangan penyakit
dibandingkan Nata de Coco. stroke.
(Djoko Winarto dalam Auliana,

142
Produk hasil Nabati

Untuk menambah wawasan lebih jauh dapat diolah menjadi hasil sampingan
mengenai konsep pemanfaatan limbah olahan selain produk utama yang dihasilkan yang
nabati dapat dilakukan dengan mempelajari dapat meningkatkan nilai manfaat dan
secara mandiri melalui internet. Di internet ekonominya.
dapat dicari lebih jauh materi tentang konsep- 4. Produk hasil samping dari pengolahan
konsep tersebut disertai penjelasan komoditas buah-buahan diantaranya yaitu
menggunakan video. Salah satu website yang serbuk “kopi”biji salak, nata de pina dari
dapat dikunjungi untuk menambah wawasan kulit buah nanas dan brownies dari tepung
dan pemahaman tentang pemanfaatan limbah bonggol pisang.
olahan nabati adalah sebagai berikut:
5. Hasil samping dari pengolahan komoditas
Πhttp://alfathnote.blogspot.com/2012/08 sayuran diantaranya yaitu pemanfaatan
/zero-waste.html?m kulit bawang merah dan bawang putih
 http://mybooksanddreams.blogspot.com untuk meningkatkan daya simpan telur
/2017/08/kandungan-dan-manfaat- dalam produksi telur pindang, pengolahan
dari-bagian-hasil-samping- kulit kentang menjadi keripik dan pizza
sayuran.html?m serta pengolahan bonggol brokoli
memjadi acar.
6. Hasil samping dari pengolahan komoditas
umbi-umbian diantaranya yaitu pada
produksi tepung tapioka dimana limbah
padat diolah menjadi tepung onggok
sedangkan limbah cair dimanfaatkan
untuk bahan bioetanol, nata de cassava
dan plastik biodegradable.
7. Pengolahan hasil samping dari
pengolahan komoditas serealia
diantaranya yaitu pada proses pengolahan
dari gabah menjadi beras dihasilkan
bekatul yang dapat diolah lebih lanjut
menjadi tepung bekatul. Tepung ini dapat
dimanfaatkan untuk mensubstitusi
1. Limbah atau hasil samping pengolahan penggunaan tepung terigu pada berbagai
hasil nabati dapat didefinisikan sebagai jenis produk olahan seperti biscuit dan roti
bahan sisa yang dihasilkan dari usaha dan manis.
atau kegiatan pengolahan hasil nabati. 8. Hasil samping dari pengolahan komoditas
2. Kegiatan mengolah bahan hasil samping kacang-kacangan diantaranya yaitu pada
merupakan kegiatan mendaur ulang proses pembuatan tahu dihasilkan limbah
(reuse), yaitu menggunakan kembali padat yang dapat diolah penjadi tepung
bahan yang seharusnya sudah dibuang, ampas tahu, kerupuk ampas tahu dan
dan recycle, yaitu mengolah kembali agar kecap ampas tahu. Sedangkan limbah cair
menjadi bahan berguna. dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
3. Bahan pangan nabati berupa sayuran, nata de soya
buah-buahan, umbi-umbian, serealia dan 9. Pemanfaatan hasil samping dari
kacang-kacangan pada proses pengolahan komoditas nabati dapat dapat
pengolahannya menjadi berbagai produk meningkatkan nilai manfaat dan
olahan akan menghasilkan limbah yang ekonominya. Nilai manfaat yang diperoleh

143
Produk hasil Nabati

yaitu mampu mengurangi (reduce) segala Setelah mempelajari bab ketiga ini, Anda tentu
sesuatu yang mengakibatkan sampah, menjadi paham tentang konsep dasar tentang
memperoleh manfaat nutrisi bagi pemanfaatan limbah olahan nabati. Dari semua
kesehatan tubuh dan sebagai penunjang materi yang sudah dijelaskan pada bab ini,
kebutuhan ekonomi keluarga. mana yang menurut Anda paling sulit
dipahami? Coba Anda diskusikan dengan
teman maupun guru Anda sehingga
pengetahuan serta keterampilan pada meteri
terakhir dari mata pelajaran Produksi
PENILAIAN HARIAN Pengolahan Hasil Nabati dapat anda kuasai
secara lengkap.

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik


dan benar!
1. P a d a p r o s e s p e n g g i l i n g a n g a b a h
PENILAIAN AKHIR
dihasilkan beras sebagai produk utama SEMESTER GEnap
dan dihasilkan pula sekam padi dan
bekatul. Identifikasi ketiga produk yang A. PILIHAN GANDA
dihasilkan tersebut manakah yang disebut Pilihlah salah satu pilihan jawab yang paling
sebagai limbah by product dan waste, tepat dengan memberikan tanda silang (X)
serta terangkan alasannya! pada pilihan A, B, C, D, atau E!!
2. Budi melakukan percobaan pemanfaatan 1. Bagian dari tanaman nanas yang
bonggol pisang menjadi tepung. Dari hasil merupakan limbah dalam arti luas sebagai
percobaannya ternyata tepung yang hasil sampingan (by product) adalah....
dihasilkan warnanya coklat dan teksturnya
A. Daun tanaman nanas
mudah menggumpal. Faktor koreksi apa
saja yang perlu dianalisa untuk B. Akar tanaman nanas
memperbaiki tepung bonggol pisang hasil C. Kulit nanas
percobaan Budi tersebut? Terangkan! D. Daging buah nanas
3. Terangkan mengapa kulit bawang mampu E. Tangkai buah nanas
berperan untuk mengawetkan produk
2. Berikut ini bukan merupakan pernyataan
pangan!
yang benar mengenai pengolahan hasil
4. Tepung onggok merupakan produk hasil samping dari olahan hasil nabati adalah....
samping dari pengolahan tepung tapioka
A. Kegiatan mengolah bahan hasil
dari ubi kayu. Sebutkan macam-macam
samping merupakan kegiatan
pemanfaatan tepung onggok yang selama
mendaur ulang (reuse)
ini sudah dilakukan!
B. P e n g o l a h a n h a s i l s a m p i n g
5. Bagaimanakah standard mutu nata de soya
menggunakan kembali bahan yang
yang berkualitas? Terangkan!
seharusnya sudah dibuang
C. Pengolahan hasil samping merupakan
kegiatan recycle
D. Pengolahan hasil samping merupakan
kegiatan mengolah kembali bahan
yang seharusnya dibuang agar
menjadi bahan berguna

144
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
E. Pengolahan hasil samping B. 2-4-5-3-6-7-1
meningkatkan jumlah sampah pada C. 2-4-5-1-6-3-7
kegiatan produksi olahan hasil nabati
D. 4-2-5-1-6-7-3
3. Berikut ini bukan merupakan hal yang
E. 2-5-4-1-6-7-3
melatarbelakangi pemanfaatan biji salak
diolah menjadi bubuk “kopi” biji salak 6. Berdasarkan data hasil produksi diketahui
adalah.... dari pengolahan sebanyak 10 kilogram biji
salak segar dihasilkan 1 kg serbuk “kopi”
A. M e n g u r a n g i j u m l a h s a m p a h
biji salak. Besarnya rendemen produksi
pengolahan buah salak
kopi biji salak dari data produksi tersebut
B. Memeperoleh keuntungan yang lebih adalah….
dari pemanfaatan buah salak
A. 1 %
C. Kandungan polifenol yang berfungsi
B. 5 %
sebagai anti oksidan pada biji salak
C. 10 %
D. Menghadirkan jenis kopi yang
berbeda di pasaran D. 21 %
E. Meningkatkan nilai manfaat biji salak E. 50 %
4. Kriteria biji salak yang baik digunakan 7. Alasan pemanfaatan kulit dan bonggol
sebagai bahan baku “kopi”biji salak buah nanas sebagai media dalam
adalah.... pembuatan nata de pina adalah....
A. Berasal dari buah salak yang masih A. Kadar air rendah
muda dan berwarna coklat B. Tidak terdapat senyawa yang dapat
B. Berasal dari buah salak yang masih menghambat pertumbuhan bakteri
muda dan berwarna kehitaman pembentuk nata
C. Berasal dari buah salak yang tua C. Mengandung karbohidrat sampai
dengan warna coklat muda dengan 75 % yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri
D. Berasal dari buah salak yang tua
dengan warna kehitaman D. Bebas dari kandungan gula dalam
buah nanas
E. Berasal dari buah salak pada semua
tingkat kematangan E. Bersifat antimikrobia
5. Perhatikan pernyataan berikut ini : 8. Pada pembuatan media nata de pina perlu
ditambahakan bahan pendukung yang
1. Penyangraian biji salak
berfungsi sebagai sumber unsure P dan
2. Sortasi biji salak bahan pendukung yang berfungsi
3. Pengemasan bubuk “kopi” biji mengatur pH. Dua bahan tersebut secara
salak berturut-turut adalah....
4. Pembersihan dan pencucian A. Gula dan Amonium phosfat
5. Pengeringan biji salak B. Gula dan asam cuka
6. Penggilingan biji salak C. Amonium phospat dan asam cuka
7. Pengayakan bubuk “kopi” biji D. Asam cuka dan gula
salak E. Asam cuka dan Amonium phosfat
Urutan tahapan pengolahan biji salak 9. Bahan yang berfungsi untuk mencegah
menjadi bubuk “kopi”adalah.... terjadinya browning pada umbi bonggol
A. 2-4-5-1-6-7-3 pisang selama proses pembuatan tepung,

145
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
sehingga bisa dihasilkan tepung dengan kulit kentang dapat digunakan bahan
warna putih adalah…. tambahan yang berfungsi untuk
A. Garam mencegahnya yaitu….
B. Gula A. Asam sitrat
C. Asam cuka B. Benzoat
D. Natrium metabisulfit C. Na metabisulfit
E. Benzoat D. Lada
10.Kulit bawang merah dan bawang putih E. Bawang putih
digunakan dalam proses pembuatan telur 14. Bagian brokoli yang bisa dimanfaatkan
pindang karena…. sebagai hasil samping untuk digunakan
A. Mampu memberikan cita rasa yang sebagai bahan baku acar adalah….
enak A. Kuntum bunga brokoli
B. Memberikan efek warna yang menarik B. Daun
C. Menimbulkan aroma yang khas C. Bonggol
D. Mengurangi biaya produksi D. Akar
E. Bersifat antimikrobia sehingga E. Bunga yang sudah mekar
mampu menambah daya simpan telur 15. Zat gizi yang lebih banyak terkandung
pindang dalam bonggol brokoli daripada pada
11. Jika hanya sekedar direbus telur hanya kuntumya adalah….
dapat bertahan 1 – 2 hari, tetapi dengan A. Vitamin D
memanfaatkan kulit bawang putih dan
B. Kalsium
merah beserta bumbu lainnya telur
pindang mampu ditingkatkan daya C. Magnesium
simpannya sampai dengan ….hari. D. Karbohidrat
A. 7 E. Kadar air
B. 8 16. Pada pemanfaatan ubi kayu menjadi
C. 9 tepung tapioka dihasilkan limbah padat
yang disebut sebagai….
D. 10
A. Aci
E. > 10 hari
B. Ampas
12. Kulit kentang jangan hanya dibuang
sebagai limbah proses produksi karena di C. Onggok
dalam kuli kentang masih terdapat D. Pati
kandungan nutrisi. Berikut ini adalah E. Blothong
nutrisi yang terdapat dalam kulit kentang,
17. Kandungan nutrisi paling besar yang
kecuali ….
terdapat di dalam onggok adalah….
A. Kalium
A. Karbohidrat
B. Vitamin B6
B. Protein
C. Serat
C. Lemak
D. Zat besi
D. Serat kasar
E. Allicin
E. Kadar air
13.Untuk mencegah browning pada saat
18. Teknologi yang diterapkan untuk
pengolahan kulit kentang menjadi keripik

146
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
mengelola onggok dari proses pembuatan sekam yang sudah terkelupas melalui
tapioka menjadi tepung onggok adalah …. proses pengilingan disebut sebagai….
A. Fermentasi A. Sekam
B. Pemanasan B. Dedak
C. Pengeringan C. Bekatul
D. Perendaman D. Menir
E. Penggaraman E. Beras
19.Berikut ini adalah contoh pemanfaatan 23. Bekatul memiliki kandungan nutrisi
onggok ataupun tepung onggok adalah protein, serat pangan, pati, mineral serta
sebagai berikut, kecuali…. mengandung vitamin …. dari beras yang
A. Pakan ternak belum disosoh yang bila dikonsumsi
terbukti menekan frekuensi penyakit
B. Bahan obat nyamuk
beri-beri.
C. Bahan pengisi dalam pembuatan saos
A. A
D. Bahan minyak onggok
B. B komplek
E. Media Nata de Cassava
C. C
20.Teknologi yang digunakan dalam
D. D
pemanfaatan limbah cair tapioka menjadi
bioetanol adalah…. E. E
A. Pengeringan 24. Faktor pembatas dari bekatul yang dapat
menurunkan kualitas dari bekatul adalah
B. Fermentasi
kandungan lemaknya yang mencapai 20
C. Evaporasi % sehingga dapat menurunkan mutu
D. Pencampuran bekatul dengan terjadinya kerusakan
E. Filtrasi berupa ….akibat proses oksidasi lemak.
21.Pada proses pengolahan limabah cair A. Menggumpal
tapioka menjadi etanol digunakan B. Berbau busuk
mikroorganisme yang memiliki syarat atau C. Ketengikan
criteria seperti di bawah ini, kecuali….
D. Berjamur
A. Mempunyai kemampuan untuk
E. Warna kehtaman
memfermentasi karbohidrat yang
cocok secara cepat. 25.Bekatul hendaknya memiliki kadar air
sebesar….agar mencegah supaya tidak
B. Bersifat membentuk flakulasi dan
mudah mengalami penurunan mutu.
sedimentasi.
A. 6 – 7 %
C. M e m p u n y a i g e n e t i k m u d a h
mengalami mutasi B. 8 – 10 %
D. Toleran terhadap alkohol yanng C. 10 – 12 %
tinggi (antara 14 – 15 %). D. 12 – 15 %
E. Mempunyai sifat regenerasi yang E. > 15 %
cepat. 26. Ampas tahu merupakan limbah padat
22.Pada proses penggilingan padi, bagian yang dihasilkan dari proses pembuatan
yangmerupakan adalah kulit paling luar tahu. Ampas tahu masih layak dijadikan
dari beras dan kulit paling dalam dari bahan pangan karena masih mengandung

147
Produk hasil Nabati
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GEnap
protein sebesar krang lebih…. A. Nata de soya
A. 5 % B. Bioetanol
B. 8 % C. Biogas
C. 10 % D. Pupuk cair
D. 12 % E. Cuka
E. 15 %
B. URAIAN
27. Pada pembuatan tepung ampas tahu, jika
pengeringan ampas tahu dilakukan Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan
secara masinal maka alat yang digunakan baik dan benar!
adalah…. (belum ada)
A. Oven
B. Cabinet dryer
C. Para – para
D. Kompor
E. Fan
28.Pada pemanfaatan ampas tahu menjadi
kecap ampas tahu proses fermentasi
dilakukan sebanyak dua kali. Bakteri yang
berperan dalam fermentasi yang pertama
adalah….
A. Aspergillus sp.
B. Monilia sp.
C. Sacharomyces cerevisiae
D. Acetobacter xylinum
E. Rhizophus sp.
29. P r o s e s f e r m e n t a s i k e d u a p a d a
pembuatan kecap ampas tahu, butiran
tempe gembus yang telah kering
dimasukkan ke dalam larutan garam.
Perendaman dilakukan di dalam wadah
perendam selama …..
A. 1 -2 minggu
B. 3 – 5 minggu
C. 6 – 8 minggu
D. 8 – 10 minggu
E. 10 – 15 minggu
30. Limbah cair dari proses pembuatan tahu
dapat dimanfaatkan dengan cara
mengolahnya menggunakan teknik
fermentasi oleh Acetobacter xylinum
sehingga menghasilkan produk berupa….

148
Produk hasil Nabati

Bahan pengawet:Bahan yang dapat mencegah Limbah:sisa suatu usaha dan atau kegiatan
atau menghambat fermentasi, Hasil samping:hasil ikutan yang memiliki nilai
pengasaman atau peruraian lain gizi cukup tinggi dan lebih banyak
terhadap pangan dimanfaatkan untuk pangan atau
BTM:Bahan tambahan makanan yang pakan ternak dikarenakan status
ditambahan pada produk dengan gizinya masih tinggi.
tujuan untuk memperbaiki kualitas Kenthos:Biji salakNata de Pina:Selulosa yang
produk dibentuk oleh bakteri Acetobacter
Blansing:Perlakuan panas pendahuluan pada xylinum, berkalori rendah, kadar serat
buah atau sayuran yang ditujukan 2,5 % dan memiliki kadar air 98 %
untuk menginaktifkan enzim dibentuk dari media buah nanas
Browning (pencoklatan):Proses perubahan Bonggol pisang:bagian bawah batang pisang
warna pada makanan menjadi coklat yang mengembung seperti umbi.Telur
baik secara enzimatis maupun non pindang:olahan telur yang direbus
enzimatis menggunakan herba-herba tertentu
Fermentasi:Suatu reaksi metabolisme yang sehingga memiliki rasa, aroma, dan
meliputi sederet reaksi oksidasi- kenampakan yang khasKulit
reduksi, yang donor dan aseptor kentang:Bagian terluar dari umbi
elektronnya adalah senyawa-senyawa kentang yang mengandung banyak zat
organik, umumnya menghasilkan yang penting bagi tubuh kita, seperti
energi. Fermentasi dilakukan oleh vitamin C, serat, kalium, zinc, zat besi,
bakteri, fungi dan yeast tertentu, baik mangan, vitamin B6, dan folat.Bonggol
fakultatif maupun obligat. brokoli:Batang dari brokoli
Gelatinisasi:Peristiwa terbentuknya gel dari Onggok:Sisa giling tapioka dari ubi kayu.
pati karena perlakuan dengan air Biodegradable:semua limbah yang dapat
panas. Gel memiliki selaput yang tidak hancur atau terurai oleh organisme
dapat berubah pada permukaan hidup lainnya dan berasal dari
produk sehingga mengurangi tumbuhan atau hewan
kehilangan nutrisi yang larut dalam air Bekatul:bagian terluar dari bagian bulir yang
bila produk dimasak atau direndam terbungkus oleh sekamDedak:hasil
dengan air. samping dari proses penggilingan padi
Pasteurisasi :Proses panas yang digunakan yang terdiri dari lapisan luar butiran
untuk memperpanjang daya simpan beras (perikarp dan tegmen) serta
produk pangan dengan cara sejumlah lembaga beras.Ampas
mengurangi jumlah mikroorganisme tahu:isa atau limbah dari pengolahan
dalam produk tanpa mempengaruhi tahu.
sifat-sifat fisiko-kimiawi dan Tempe gembus:salah satu makanan tradisional
organoleptiknya. yang merupakan hasil fermentasi
Pektin :Asam pektinat yang larut dalam air dari ampas tahu oleh kapang tempe
aneka metal ester dengan derajad Rhizopus sp
netralisasi yang berbeda-beda, yang Nata de Soya:Selulosa yang dibentuk oleh
mampu membentuk gel dengan gula bakteri Acetobacter xylinum, berkalori
dan asam dalam kondisi yang cocok. rendah, kadar serat 2,5 % dan memiliki
Sortasi :Proses pemilihan buah antara yang kadar air 98 % dibentuk dari media
baik dengan yang busuk/rusak/cacat limbah cair pembuatan tahu

149
Produk hasil Nabati

Anonim (1996). Daftar Komposisi Bahan ( Ka ra k t e r i s t i k d a n P r o s p e k u n t u k


Makanan. Direktorat Gizi Departemen Percepatan Diversifikasi Pangan). Kencana.
Kesehatan RI. Penerbit Bhratara-Jakarta. Jakarta.
Anonim, 2011. Pemanfaatan Limbah Cair Hudaya Sarifah dan I. St. Setiasih Daradjad,
Ta p i o k a [ o n l i n e ] d a r i 1980. Dasar-dasar Pengawetan 1.
https://lordbroken.wordpress.com/2011/ Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
03/04/pemanfaatan-limbah-cair-tapioka/ Jakarta.
(2 Desember 2018) Kartiman, Dede; 2005. Memproduksi Pisang
Anonim, 2016. Bekatul, Limbah Penggilingan Sale. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Padi Sebagai Bahan Pangan Yang Kaya dan Menengah. Jakarta
Dengan Kandungan Gizi Dan Bermanfaat Kawari, Mat ; 2005. Memproduksi Manisan
Untuk Kesehatan Tubuh Kita [online] dari Buah. Direktorat Jenderal Pendidikan
https://jualbekatulmurah.wordpress.com/ Dasar dan Menengah. Jakarta
2016/03/06/bekatul-limbah-
Koswara, S., 2009. Teknologi Pengolahan
penggilingan-padi-sebagai-bahan-
Singkong (teori dan praktek).
pangan-yang-kaya-dengan-kandungan-
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
gizi-dan-bermanfaat-untuk-kesehatan-
Fakultas Teknologi Pertanian Institut
tubuh-kita/ (2 Desember 2018)
Pertanian Bogor.
Anonim, 2016. Menyimpan Kulit Bawang Untuk
Muchtadi Tien R, Sugiyono dan Fitriyono
Telur Pindang [online], dari
Ayustaningwarno, 2010. Ilmu
https://catatanbelajarmasak.blogspot.co
Pengetahuan Pangan. Alfabeta. Bandung.
m/2016/01/menyimpan-kulit-bawang-
untuk-telur.html?m=1 (20 Oktober 2018) Najib, A.2013. Pemanfaatan Limbah Onggok
(Ampas) Tapioka Menjadi Tepung Ampas
Ardiansyah, 2011. Mengenal Bekatul Lebih
Sebagai Bahan Baku Obat Nyamuk Dan
J a u h . [ o n l i n e ] d a r i
Industri Makanan [online]
http://majalah1000guru.net/2011/10/m
http://12010045.blogspot.com/2013/04
engenal-bekatul-lebih-jauh/ (2 Desembe
/pemanfaatan-limbah-onggok-
2018)
tapioka.html (9 Desember 2018)
Auliana, R. 2012. Pengelolaan Limbah Tahu
Nofalina, Y., 2013. Pengaruh Penambahan
Menjadi Berbagai Produk Makanan
Tepung Terigu terhadap daya Terima, Kadar
[online]dari;http://staffnew.uny.ac.id/upl
Karbohidrta dan Kadar Serat Kue Prol
oad/132048525/pengabdian/pengolaha
Bonggol Pisang (Musa paradisiaca)
n-limbah-tahu-menjadi-berbagai-produk-
[online],dari;http://repository.unej.ac.id/
makanan.pdf (2 Desember 2018)
bitstream/handle/123456789/2463/Yesi
Anonim, 2013. Produksi Hasil Nabati Kelas XI %20Nofalina%20%20092110101130_
Semester 3. Kemendikbud. Jakarta. 1.pdf?sequence=1 (20 Oktober 2018)
Bernatal S., Odit F. K. dan Andi S., 2007. Kajian Redaksi Agromedia, 2007. 22 Peluang Bisnis
Pemanfaatan Tepung Bonggol Pisang Makanan untuk Home Industri. PT.
(Musa Paradisiaca Linn.) Sebagai Substitusi Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tepung Terigu Dalam Pembuatan Mie
Salman Lily, 2018. Melakukan Proses Produksi
B a s a h [ o n l i n e ] , d a r i
Roti. PPPPTK Pertanian. Cianjur.
https://jtpunmul.files.wordpress.com/20
13/02/vol-32-3-bernatal-saragih-et- Satuhu, S dan Ahmad, S., 1992. Pisang,
al.pdf (26 Oktober 2018) Budidaya Pengolahan dan Prospek Pasar.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Gardjito Murdijati, Anton Djuwardi dan Eni
Harmayani, 2013. Pangan Nusantara Saragih, B., 2013. Analisis Mutu Tepung

150
Produk hasil Nabati

Bonggol Pisang Dari Berbagai Varietas Dan


Umur Panen Yang Berbeda [online]. dari
https://www.researchgate.net/publicatio
n/267098554_GLT1Kqob5UDEML61gCyj
nAcfMXgkdP3wGcgLT1Kqob5UDEML61g
CyjnAcfMXgkdP3wGcgGdLZqjGKbSrEMZE
DA (26 Oktober 2018)
Sari, N.K., 2012. Pemanfaatan Limbah Cair
Tapioka sebagai Bahan Ethanol [online]
dari;https://niketutsari.wordpress.com/20
12/05/28/pemanfaatan-limbah-cair-
tepung-tapioka-sebagai-ethanol/ (9
Desember 2018)
Sri Rini Dwiari, 2007. Pembuatan Aneka Keripik
(Pisang, Singkong, Ketela). PPPPTK
Pertanian. Cianjur.
Sri Rini Dwiari, 2008. Pembuatan Sirup Nanas.
PPPPTK Pertanian. Cianjur.
Sri Rini Dwiari, 2010. Pembuatan Sari Buah
Jambu. PPPPTK Pertanian. Cianjur.
Suganti, A.A., 2009.101 Kue Bolu Sehat Sayur
dan Buah. Penebar Plus, Jakarta.
Sugianyar, I.M., 2015. Pemanfaatan Bekatul,
Limbah Penggilingan Padi sebagai Tepung
Rendah Lemak [online] dari
http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/ind
ex.php/info-teknologi/567-pemanfaatan-
bekatul-limbah-penggilingan-padi-
sebagai-tepung-rendah-lemak
(2 Desember 2018)
Sumitra, Omit ; 2005. Memproduksi Asinan
Sayuran. Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta
Suprijadi, 2007. Pembuatan Olahan Kacang
Kedelai (Kecap, Susu Kedelai, Tahu dan
Tempe). PPPPTK Pertanian. Cianjur.
Wahyudi, 2005. Memproduksi Selai Buah.
PPPPTK Pertanian. Cianjur.

151
Produk hasil Nabati

Gambar 1.1 Siklus Umpan Balik Pengendalian Gambar 3.34 Pohon industri bekatul
Mutu Gambar 3.35 Limbah kacang kedelai
Gambar 3.1. Prinsip Utama Zero Waste Gambar 3.36 Tepung Ampas Tahu
Gambar 3.2. Buah Salak Gambar 3.37 Kerupuk Ampas Tahu
Gambar 3.3 Biji Salak Gambar 3.38 Kecap Ampas Tahu
Gambar 3.4 Penyangraian Biji Salak Gambar 3.39 Nata de Soya
Gambar 3.5 Kopi Biji Salak
Gambar 3.6 Bagan Proses Pembuatan Kopi Biji
Salak
Gambar 3.7. Kulit Buah Nanas
Gambar 3.8. Nata de Pina
Gambar 3.9 Bonggol Pisang
Gambar 3.10. Tepung Bonggol Pisang
Gambar 3.11 Ilustrasi Brownies Bonggol Pisang
Gambar 3.12. Bawang Merah dan Bawang Putih
Gambar 3.13. Kulit Bawang Merah dan Bawang
Putih
Gambar 3.14 Kerya Seni dari Kulit Bawang
Gambar 3.15 Telur Pindang
Gambar 3.16. Kimia Senyawa Allicin
Gambar 3.17 Umbi Kentang
Gambar 3.18 Kulit Kentang
Gambar 3.19 Keripik Kulit Kentang
Gambar 3.20 Pizza Kulit Kentang
Gambar 3.21 Brokoli
Gambar 3.22.Batang Brokoli
Gambar 3.23 Ubi Kayu
Gambar 3.24. Onggok
Gambar 3.25. Pengeringan Onggok
Gambar 3.26. Bioetanol 95 -96 %
Gambar 3.27 Fermentasi bahan baku
bioetanol
Gambar 3.28 Nata de Casava
Gambar 3.29 Plastik Biodegradable
Gambar 3.30 Anatomi bekatul
Gambar 3.31 Diagram alir proses pengolahan
beras dan bekatul.
Gambar 3.32 Bekatul Beras
Gambar 3.33 Bekatul Padi

152
Produk hasil Nabati

Tabel 1.1 Kriteri Bahan Baku Manisan Buah


Tabel 1.2 Kriteria Bahan Bantu Manisan Buah
Tabel 1.3 Standar Mutu Proses Pembuatan
Asinan Sayuran
Tabel 1.4 Nilai gizi kacang kedelai
dibandingkan dengan kacang tanah
dan kacang hijau
Tabel 2.1 Tindakan Perbaikan Produk Saus
Tabel 2.2 Tindakan Perbaikan Produk Tape
Tabel 2.3 Tindakan Perbaikan Produk Roti
Tabel 3.1. Kandungan nutrisi Ampas
singkong/onggok

153
Produk hasil Nabati

Sri Insutarti Handayani, S.P.

Lahir di Sleman, 23 Nopember 1978, Sekolah Dasar dilalui di SD Negeri Banjarharjo Kabupaten
Sleman. Demikian juga untuk jenjang SMP dilalui di daerah yang sama tepatnya di SMP Negeri 1
Ngemplak Kabupaten Sleman. Tahun 1993 melanjutkan ke Sekolah Menengah Teknologi
Industri (SMTI) Yogyakarta. Tahun 1996 kuliah di Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN
“Veteran” Yogyakarta. Lulus S1 tahun 2001. Tahun 2004 melanjutkan ke Program Pendidikan
AKTA IV Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Lulus dari program AKTA IV
kemudian mengabdi sebagai guru bantu di SMK Negeri 1 Cangkringan (2005 – 2008). Kemudian
tahun 2008 diangkat menjadi PNS Guru Produktif TPHP dan ditempatkan di SMKN 1 Cangkringan
sampai sekarang. Menikah pada tahun 2007 dengan Agus Musthofa, S.Kom pada Tahun 2007 dan
dikarunia satu orang putra dan dua orang putri.

154
Produk hasil Nabati

Dina Damayanti, S.P.

Tinggal di Yogyakarta, lahir di Sleman, kelahiran 16 Desember 1978, Sekolah Dasar dilalui di SD
Negeri Umbulwidodo Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta. Sekolah
Menengah Pertama dilalui di SMP Negeri 3 Pakem Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Tahun
1993 melanjutkan ke SMA N 1 Pakem D.I. Yogyakarta. Tahun 1996 kuliah di Jurusan Agronomi,
Instiper Yogyakarta. Lulus S1 tahun 2001, kemudian melanjutkan kuliah Akta IV di Universitas
Muhammadiyah Purworejo. Lulus pada tahun 2002, kemudian merantau ke Jakarta sebagai
pengajar di SMP 2 Cikarang selama 2 tahun kemudian kembali ke D.I. Yogyakarta dengan profesi
yang sama sebagai pengajar di SMK N 1 Cangkringan sejak 2005 sampai dengan sekarang.
Menikah dengan Midi Joko Triyono di tahun 2008 dan 3 tahun kemudian dikaruniani seorang
putra dan kurang dari 2 tahun berselang dikaruniai kembali seorang putri yang cantik.

155

Anda mungkin juga menyukai