Anda di halaman 1dari 3

Tipe perubahan dalam organisasi

Terdapat tiga macam tipe perubahan organisasi dinamkan Development Change, Transitional
Change, dan Transformational Change (Aderson and Aderson, 2001:35). Berikut ini akan
diuraikan mengenai 3 macam perubahan tersebut:
1. Development Change
Development Change mencerminkan perbaikan keterampilan, metode, standar kerja
atau kondisi yang telah ada, yang karena berbagai alasan tidak mengukur kebutuhan sekarang
atau yang akan datang. Dalam development change terdapat 2 asumsi; pertama, bahwa orang
mampu memperbaiki. Kedua, mereka akan menjadi lebih baik apabila diberi alasan, sember
daya, motivasi, dan pelatihan yang tepat. Secara sederhana Development Change dapat
digambarkan seperti di bawah ini:

Gambar -.- Developmental Change


Sumber : Anderson and Anderson, Beyond Change Management, 2001: 32

Developmental change dapat diterapkan untuk individu, kelompok atau seluruh


organisasi dan tidak dapat dipisahkan dengan proses perbaikan dalam: (1) pelatihan teknis
dan personal, seperti komunikasi, hubungan antarpersonal dan keterampilan pengawasan; (2)
aplikasi proses perbaikan atau kualitas; (3) intervensi untuk meningkatkan cycle time; (4)
team building; (5) problem solving; (6) memperbaiki komunikasi; (7) penye-lesaian konflik;
(8) meningkatkan penjualan atau produksi; (9) manajemen rapat; (10) negosiasi peran; (1 1)
usaha survai um-pan balik; (12) job enrichment; dan (13) memperluas jangkauan pasar yang
telah ada (Anderson and Anderson, 2001:35).
2. Transitional Change
Transitional Change lebih kompleks daripada developmental change dan merupakan
respons pada pergeseran signifikan pada kekuatan lingkungan atau kebutuhan pasar untuk
sukses. Transitional change dimulai ketika pemimpin mengetahui bahwa suatu masalah
terjadi dan bahwa sesuatu dalam operasi perlu berubah atau diciptakan untuk melayani lebih
baik permintaan sekarang atau yang akan datang. Proses transitional change dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar -.- Transitional Change
Sumber : Anderson and Anderson, Beyond Change Management, 2001: 32

Contoh untuk transitional change antara lain: (1) re-organisasi; (2) merger atau
konsolidasi sederhana; (3) membebaskan diri dari kepentingan; (4) pemasangan dan integrasi
komputer atau teknologi bar yang tidak memerlukan perubahan bear dalam pola pikir atau
perilaku; dan (5) penciptaan produk baru, jasa, sistem, proses, kebijakan, atau prosedur
sebagai pengganti yang lama (Anderson and Anderson, 2001: 36). Strategi mengelola
Transitional Change dapat berbentuk komunikasi yang baik untuk menjalankan perubahan,
rencana perubahan yang jelas, keterlibatan pekerja sangat bear dalam mendesain dan
implementasi rencana, kontrol lokal dalam implementasi dan cukup dukungan dan intergrasi
waktu untuk memastikan bahwa pekerja bekerja dalam keadaam baru.
3. Transformational Change
Transformational Change paling sulit dipahami dan merupakan tipe perubahan yang
paling kompleks dihadapi organisasi saat ini. Transformasi adalah pergeseran secara
radikal dari satu keadaan ke keadaan lainnya sehingga signifikan apabila memerlukan
pergeseran budaya, perilaku dan pola pikir untuk melaksanakan dengan sukses dan
berlanjut sepanjang waktu.
Dengan kata lain, transformasi memerlukan pergeseran dalam kepedulian manusia yang
secara lengkap mengubah cara organisasi dan orangnya melihat dunia, pelanggan,
pekerjaannya, dan dirinya. Keadaan baru sebagai hasil transformasi, umumnya tidak pasti
pada awal proses perubahan dan timbul sebagai produk usaha perubahan.
Proses transformational change dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar -.- Transformational Change


Sumber : Anderson and Anderson, Beyond Change Management, 2001: 32
Sementara itu, Harvard Business Essentials (2003: 102) memperkenalkan tip
perubahan organisasional berbentuk Discontinuous Incremental Change dan Continuous
Incremental Change.
Organisasi telah melakukan hal yang sama selama bertahun- tahun, tiba-tiba
membuangnya, dan setiap orang dilibatkan dalam reformasi dan perbaikan, dan kemudian
selesai. Inilah yang disebutkan sebagai Discontinuous Change, pergeseran tunggal dan tiba-
tiba dari masa lalu. Merupakan momentum di mana organisasi digeser diharapkan menuju ke
tingkat kinerja yang lebih tinggi atau dalam arah yang lebih menjanjikan.
Akan tetapi, manfaat keberhasilan tunggal tidak berakhir selamanya. Inisiatif perubahan
yang menyelesaikan tujuan yang dinyatakan sering menjurus ke complacency atau perasaan
puas atas apa yang telah dicapai dari manajemen senior. Unit yang mengembangkan produk
dan jasa untuk menguasai pasar selama perubahan, secara gradual menggeser perhatiannya
dari inovasi Pada mempertahankan lapangan mereka. Pekerja kembali pada rutinitas dan
menjadi lebih inward-looking.
Di atas segalanya, lingkungan kompetisi dan teknologi diubah., Kombinasi perasaan
pas, perilaku defensif, rutinitas, fokus Ke dalam, dan kompetisi yang pernah berkembang
adalah musuh kemajuan, dan akhirnya menciptakan situasi di mana perubahan besar perlu
dilakukan lagi.

Anda mungkin juga menyukai