Anda di halaman 1dari 86

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


DIREKTORAT SANITASI

Pedoman Penyiapan Integrasi


Pengelolaan Air Limbah Domestik
pada Perumda Air Minum
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
PADA PERUMDA AIR MINUM
iv

PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN


AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

TIM PENGARAH:
Prasetyo

TIM PENYUSUN:
Marsaulina Pasaribu
Suharsono Adi Broto
Anggia Satrini
Sarwono Rochmat
Asri Indiyani
Dian Ariarsanti
Niken Sri Hartiwi
Indah Alfira Chairunnisa
Rin Mulyadi
Sabbath Marchend
Nurul Madina
Puji Setiyowati
Saiful Amin
Leoni Noor Damarani
Fatmawati Agustina
Lutvi Hastowo
Riska Wahida

APRESIASI:
Susmono, Sjukrul Amien, Handy B. Legowo, Prabawa Eka Soesanta, Riris Prasetyo, Tim IUWASH PLUS,
PERPAMSI, FORKALIM, Perumda Air Minum Toyo Wening Kota Surakarta, Perumda Air Minum Tirtawening
Kota Bandung, Perumda Air Minum Tirta Manggar Kota Balikpapan, Perumda Air Minum Tirtanadi Provinsi
Sumatera Utara

DESAIN DAN TATA LETAK:


Zafrazad Adiba

FOTO:
Dokumentasi Direktorat Sanitasi
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

DITERBITKAN OLEH:
Direktorat Sanitasi
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Cetakan Pertama 2020


PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kuasa-Nya
kami dapat menyusun buku “Pedoman Penyiapan Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
pada Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum”.
Pedoman ini disusun sebagai bahan rujukan dalam penyiapan integrasi pengelolaan air limbah
domestik pada Perumda Air Minum. Diharapkan dengan tersedianya pedoman ini nantinya
dapat meningkatkan peran Perumda Air Minum sebagai penyedia jasa layanan pengelolaan air
limbah domestik.
Pedoman ini dibagi 3 (tiga) tahapan dalam penyiapan integrasi pengelolaan air limbah,
yaitu: tahapan identifikasi, tahapan kelayakan dan tahapan pra operasional. Pengintegrasian
pengelolaan air limbah domestik pada Perumda Air Minum dilakukan dengan memperhatikan
aspek pasar, teknis, keuangan, peran serta masyarakat, kelembagaan, dan peraturan. Hal
ini dilakukan agar pengambilan keputusan pengintegrasian air limbah domestik telah
dipertimbangkan secara komperhensif.
Pedoman ini disusun melalui rangkaian diskusi terbatas yang melibatkan pakar pemerhati air
limbah domestik, Perumda Air Minum Kota Surakarta, Perumda Kota Bandung, PDAM Kota
Balikpapan, dan PDAM Provinsi Sumatera Utara.
Kami berharap semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya pengintegrasian pengelolaan
air limbah domestik bagi Perumda Air Minum. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya pedoman ini.

Direktur Sanitasi

Ir. Prasetyo, M.Eng.


vi

DAFTAR ISI

vi Kata Pengantar

vii Daftar Isi

viii Daftar Tabel

ix Daftar Gambar

x Daftar Istilah

1 Bab 1: Pendahuluan

2 1.1 Latar Belakang

2 1.2 Maksud dan Tujuan

3 1.3 Landasan Hukum

4 1.4 Tapan Penyiapan Integrasi

7 Bab 2: Tahapan Identifikasi

8 2.1 Kinerja dan Kesiapan Perumda Air Minum dalam Perluasan Usaha Mengelola Air Limbah
Domestik
15 2.2 Pengelolaan Air Limbah Domestik Saat Ini

24 2.3 Analisis Situasi

26 2.4 Pelayanan Umum dan Kebutuhan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

27 Bab 3: Tahapan Penyiapan

28 3.1 Pendekaran Aspek Pasar

31 3.2 Pendekatan Aspek Teknis

35 3.3 Pendekatan Aspek Keuangan

38 3.4 Pendekatan Aspek Peran Serta Masyarakat

40 3.5 Pendekatan Aspek Kelembagaan

48 3.6 Pendekatan Aspek Peraturan

53 Bab 4: Tahapan Pra Operasional

54 4.1 Pilihan Opsi Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik


PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

vii

58 4.2 Penyelarasan Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah

58 4.3 Penetapan Peraturan Daerah Pendirian Perumda Air Minum

59 4.4 Penetapan Struktur Organisasi dan Kepegawaian Perumda Air Minum

60 4.5 Penetapan Tarif Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Rencana Bisnis Perumda

62 4.6 Penetapan Rencana Bisnis Perumda yang Telah Memasukkan Lingkup Usaha Pengelolaan Air
Limbah Domestik
63 4.7 Penetapan SOP Operasional Pengelolaan Air Limbah Domestik

64 4.8 Penetapan Status Barang Milik Daerah yang Digunakan Perumda dalam Pelayanan Air Limbah
Domestik
65 4.9 Langkah Tindak Lanjut dan Evaluasi

68 Daftar Pustaka

69 Lampiran
viii

DAFTAR TABEL

8 Tabel 2-1 Hasil Penilaian Kinerja Perumda AM dalam Kurun Waktu 5 (Lima) Tahun Terakhir

10 Tabel 2-2 Cakupan Pelayanan Perumda Air Minum Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

10 Tabel 2-3 Tingkat Pelayanan Perumda Air Minum Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

11 Tabel 2-4 Persentase Jumlah Pengaduan pada Perumda Air Minum Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

11 Tabel 2-5 Jumlah Minimum Kas Perumda AM Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

11 Tabel 2-6 Tren Perolehan Laba Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

12 Tabel 2-7 Pemberian Penyertaan Modal Daerah Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

12 Tabel 2-8 Komputerisasi Billing Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

12 Tabel 2-9 Jangka Waktu Penagihan Piutang Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

12 Tabel 2-10 Efektivitas Penagihan Piutang Selama 5 (Lima) Tahun Terkahir

13 Tabel 2-11 Rasio Pegawai Selama 5 (Lima) Tahun Terkahir

13 Tabel 2-12 Perda Terkait Perumda Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

14 Tabel 2-13 Bobot Penialaian Kesiapan Perumda Air Minum Mengelola Air Limbah Domestik

14 Tabel 2-14 Hasil Penilaian Kesiapan Perumda Air Minum Mengelola Air Limbah Domestik

16 Tabel 2-15 Perda Terkait Perumda Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

17 Tabel 2-16 Contoh Gambaran Akses Sanitasi Layak di Kota XYZ Tahun 2019

17 Tabel 2-17 Contoh Gambaran Akses Sanitasi Aman di Kota XYZ Tahun 2017-2019

18 Tabel 2-18 Kondisi Sarana Prasarana SPALD-S Eksisting

20 Tabel 2-19 Kondisi Sarana Prasarana SPALD-T Eksisting

21 Tabel 2-20 Contoh Belanja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
pada UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota XYZ Tahun 2017-2019
21 Tabel 2-21 Contoh Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Pengolahan Limbah Cair Kota XYZ Tahun
2017-2019
23 Tabel 2-22 Contoh Identifikasi Ketersediaan Personil UPTD PALD Kota XYZ Tahun 2019

25 Tabel 2-23 Kekuatan dan Kelemahan Perumda AM Dalam Perluasan Usaha

36 Tabel 2-24 Peluang dan Tantangan Pengelolaan Air Limbah Domestik


PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

ix

29 Tabel 3-1 Perkiraan Calon Pelanggan Layanan Air Limbah Domestik oleh Perumda Air Minum

30 Tabel 3-2 Proyeksi Jumlah Calon Pelanggan Layanan Air Limbah Domestik

32 Tabel 3-3 Jenis Pelayanan dan Kebutuhan Sarana Prasarana ALD yang Dibutuhkan

34 Tabel 3-4 Identifikasi Jumlah dan Kapasitas Kebutuhan Sarana Prasarana SPALD

41 Tabel 3-5 Kelebihan dan Kekurangan Setiap Pendekatan Desain Struktur Organisasi

45 Tabel 3-6 Contoh Level Struktural dan Tugasnya dalam Organisasi

48 Tabel 3-7 Contoh Jenis Teknisi dan Tugasnya dalam Organisasi

55 Tabel 4-1 Contoh Langkah Tindak Lanjut Menuju Operasional Integrasi Pengelolaan Air Limbah
Domestik
64 Tabel 4-2 Komponen Biaya dalam Pengalihan Status Aset

66 Tabel 4-3 Contoh Langkah Tindak Lanjut Menuju Operasional Integrasi Pengelolaan Air Limbah
Domestik
x

DAFTAR GAMBAR

5 Gambar 1-1 Tahapan Penyiapan Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Perumda Air Minum

43 Gambar 3-1 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Fungsi dan Produk

43 Gambar 3-2 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Fungsi dan Produk

44 Gambar 3-3 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Proses

44 Gambar 3-4 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Proses

45 Gambar 3-5 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Wilayah

45 Gambar 3-6 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Fungsi dan Wilayah
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

xi

DAFTAR ISTILAH

ALD Air Limbah Domestik

BABS Buang Air Besar Sembarangan

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

IPLT Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

LLTT/L2T2 Layanan Lumpur Tinja Terjadwal

L2T3 Layanan Lumpur Tinja Tidak Terjadwal

MCK Mandi Cuci Kakus

PALD Pengelolaan Air Limbah Domestik

Perumda AM Perusahaan Umum Daerah Air Minum

PD Perusahaan Daerah

PDAM Perusahaan Daerah Air Minum

PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

RISPAL Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah/Master Plan Air Limbah

RoA Return on Assets adalah kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk
memperoleh laba
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

SPALD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

SPALD-S Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat

SPALD-T Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat

SR Sambungan Rumah

SSK Strategi Sanitasi Kota

STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas


01.
Pendahuluan
2

1.1 Latar Belakang


Air limbah merupakan sub urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Pengelolaan dan
pengembangan sistem air limbah domestik dalam daerah kabupaten/kota menjadi tanggung jawab
pemerintah daerah kabupaten/kota, sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Tanggung jawab pengelolaan dan pengembangan sistem air
limbah domestik dilaksanakan oleh perangkat daerah yang tugas dan fungsinya terkait dengan sub
urusan air limbah bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. Untuk menangani pengelolaan air
limbah domestik, pemerintah daerah dapat membentuk UPTD atau BUMD SPALD.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, pemerintah
menargetkan adanya peningkatan akses sanitasi dan air minum yang layak dan berkelanjutan. Dalam
RPJMN tersebut, ditargetkan terdapat 100% rumah tangga yang sudah memiliki akses air minum layak
dan 90% rumah tangga dengan sanitasi yang layak dan aman pada 2024. Dari 90% akses sanitasi
tersebut, sudah mencakup 15% aman dengan praktik buang air besar sembarangan (BABS) di tempat
terbuka mencapai 0%. Untuk mencapai layanan sanitasi layak dan berkelanjutan, diwujudkan salah
satunya melalui peningkatan kapasitas institusi dalam layanan pengelolaan sanitasi, yaitu penguatan
peran dan kapasitas PDAM sebagai penyedia jasa layanan pengelolaan air limbah domestik, terutama
bagi daerah dengan cakupan air perpipaan lebih dari 50 persen.
Penyelenggaraan sistem penyediaan air minum harus dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi
dengan penyelenggaraan sistem air limbah domestik untuk mencegah pencemaran air baku dan
menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan air minum. Penyelenggaraan kedua sistem tersebut
akan efektif, efisien dan berkelanjutan dalam bidang pelayanan apabila dilakukan oleh satu
lembaga. Penyelenggaraan layanan air minum dan air limbah domestik terintegrasi bertujuan untuk
meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan berkelanjutan, serta pengelolaan
air limbah domestik yang aman.
Salah satu upaya meningkatkan akses air limbah domestik adalah dengan meningkatkan peran BUMD
sebagai pengelola air limbah domestik. Saat ini, pengelolaan air limbah domestik di beberapa daerah
telah dilakukan oleh Perusahaan Daerah, yang meliputi: PDPAL Provinsi DKI Jakarta dan PDPAL Kota
Banjarmasin, atau menggabungkan dengan pengelola air minum dalam bentuk Perumda AM (dahulu
PDAM) seperti yang dilakukan oleh PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara, Perumda Tirtawening Kota
Bandung, Perumda AM Kota Surakarta, dan PDAM Kota Balikpapan.
Dalam rangka mendorong peningkatan peran Perumda AM untuk memperluas usaha melalui
pengelolaan air limbah domestik, maka disusun buku pedoman penyiapan integrasi pengelolaan air
minum dan pengelolaan air limbah domestik pada Perusahaan Umum Daerah Air Minum.

1.2 Maksud dan Tujuan


Dengan tersedianya pedoman ini diharapkan meningkatkan peran Perusahaan Umum Daerah Air
Minum sebagai penyedia jasa layanan pengelolaan air limbah domestik.
Buku Pedoman ini disusun sebagai petunjuk dalam penyiapan integrasi pengelolaan air limbah
domestik pada perusahaan umum daerah air minum.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

1.3 Landasan Hukum


Peraturan perundangan yang terkait dalam penyusunan kajian ini, antara lain:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
f. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2019 tentang Investasi Pemerintah;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;
m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi
Pemerintah Daerah;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Milik Daerah;
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik;
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 29/PRT/M/2018 tentang
Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat;
q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik
Daerah;
r. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018 tentang Rencana Bisnis, Rencana Kerja
Dan Anggaran, Kerja Sama, Pelaporan dan Evaluasi Badan Usaha Milik Daerah;
s. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
t. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja
Perusahaan Daerah Air Minum.
4

1.4 Tahapan Penyiapan Integrasi


Lingkup tahapan penyiapan integrasi meliputi:
a. Tahapan Identifikasi, berupa identifikasi kondisi eksisting dari Perumda AM dan pengelolaan
air limbah domestik yang saat ini dilaksanakan oleh perangkat daerah baik dinas maupun unit
pelaksana teknis dinas. Pada tahapan ini dilakukan analisis situasi atas kekuatan dan kelemahan
serta kesempatan dan tantangan pengelolaan air limbah domestik oleh Perumda AM. Pengelolaan
air limbah domestik oleh Perumda AM harus sejalan dengan arah dan kebijakan bidang sanitasi
baik RPJMN maupun RPJMD. Hasil identifikasi akan digunakan dalam penyusunan kelayakan usaha
pada tahapan penyiapan
b. Tahapan Kelayakan, merupakan penyusunan kelayakan operasional perluasan usaha perumda
dalam pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan air limbah domestik merupakan pelayanan
umum dan kebutuhan masyarakat. Kajian/studi kelayakan operasional meliputi aspek pasar, aspek
teknis, aspek keuangan, aspek peran dan masyarakat, aspek kelembagaan, serta aspek peraturan.
Kelayakan yang dimaksud merupakan kelayakan dalam mengelola pelayanan air limbah domestik
dimana prasarana pengelolaan air limbah domestik pembangunannya dilakukan oleh pemerintah.
c. Tahapan Pra Operasional, merupakan langkah sebelum operasional pengelolaan air limbah
domestik oleh Perumda AM. Setelah opsi integrasi dipilih, diawali dengan penyelarasan dengan
pengambilan kebijakan pemerintah daerah, antara lain: pembagian tugas teknis operasional
dengan UPTD (bila daerah telah memiliki UPTD PALD), kemudian mendapatkan persetujuan kepala
daerah, dan setelahnya adalah langkah-langkah persiapan operasional, antara lain kelengkapan
regulasi, kelembagaan serta aset dan menyesuaikan dengan pilihan opsi integrasi.
Tahapan Identifikasi Tahapan Kelayakan Tahapan Pra Operasional

Identifikasi Kondisi Eksisting


Perumda Air Minum Penyusunan Studi Kelayakan Operasional Penyelarasan Langkah Tindak Lanjut
Integrasi PALD pada Perumda Air Minum Pengambilan
Aspek Teknis Aspek Keuangan
Keputusan Pengesahan atas
Pemerintah Daerah perubahan Peraturan
Aspek Kelembagaan Aspek Peraturan Daerah Pendirian
Potensi pelanggan
Aspek Pasar Persetujuan Kepala Perumda yang telah
air limbah domestik
Daerah dan DPRD memuat lingkup usaha
PALD
Analisis Situasi Ketersediaan &
Aspek Teknis Kebutuhan Sarana
Prasarana PALD Pembagian tugas Penetapan susunan
Kekuatan dan Kelemahan
teknis operasional organisasi, uraian tugas
Perumda AM dalam PALD merupakan
PALD dengan UPTD fungsi dan tata kerjatelah
Perluasan Usaha Pelayanan Umum Aspek Rasio laba usaha dan
(bila ada) memuat pengelolaan air
& Kebutuhan Keuangan Return on Asset
limbah domestik
Peluang dan Tantangan Masyarakat
Pengelolaan Air Limbah Aspek Peran Serta Kesadaran Risiko dan Mitigasi
Masyarakat PHBS Pengangkatan Pegawai
Domestik Risiko setiap opsi dan Pengurus Perumda
lingkup usaha integrasi
Desain Struktur PALD
Aspek Penetapan tarif PALD
Organisasi & Uraian
Kelembagaan
Tugas
Identifikasi Kondisi Eksisting Penetapan Rencana
Pilihan Opsi Bisnis Perumda yang
Pengelolaan Air Limbah Domestik Peraturan perundangan Integrasi SPALD
Evaluasi Setiap Langkah Pelaksanaan

telah memasukkan
yang terkait penyiapan lingkup usaha PALD
Aspek Teknis Aspek Keuangan Aspek
payung hukum lingkup
Peraturan
usaha PALD pada
Aspek Aspek Kelembagaan Perumda Penetapan SOP
Peran Serta operasional PALD
Masyarakat Aspek Peraturan
Penetapan status BMD
yang Operasikan
dalam PALD

Gambar 1-1 Tahapan Penyiapan Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Pada Perumda Air Minum
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

5
02.
Tahapan Identifikasi
8

2.1 Kinerja dan Kesiapan Perumda Air Minum dalam Perluasan Usaha
Mengelola Air Limbah Domestik
2.1.1 Deskripsi
Sebelum dilakukan kajian kelayakan, didahului dengan identifikasi terkait kondisi internal Perusahaan
Umum Daerah Air Minum yang akan melakukan perluasan usaha dalam pengelolaan air minum.
Kondisi internal Perumda AM tersebut terkait dengan Kinerja dan Penilaian Kesiapan Dalam Perluasan
Usaha Pengelolaan Air Limbah Domestik.

2.1.2 Lingkup
a. Laporan evaluasi kinerja Perumda AM (PDAM) yang diterbitkan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP). meliputi hasil penilaian dari indikator kinerja sesuai dengan Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Penilaian Kinerja PDAM.
b. Hasil penilaian atas kesiapan Perumda AM dalam perluasan usaha pengelolaan air limbah
domestik, menggunakan indikator penilaian kesiapan dari Buku Tools Penilaian Kesiapan PDAM
dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik, 2018.

2.1.3 Instrumen Identifikasi


A. Kinerja Perumda Air Minum
Analisis atas kinerja dilakukan dengan pendekatan tren kinerja Perumda AM selama 5 tahun
terakhir, menggunakan Indikator Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Penilaian Kinerja
PDAM. Hasil penilaian kinerja Perumda AM dituangkan dalam tabel sebagaimana berikut ini.

Tabel 2-1 Hasil Penilaian Kinerja Perumda AM dalam Kurun Waktu 5 (Lima) Tahun Terakhir
NIlai
Aspek
Tahun (n-5) Tahun (n-4) Tahun (n-3) Tahun (n-2) Tahun (n-1)
Keuangan
Operasional
Administrasi
Nilai Total

Buku Pedoman ini disusun sebagai petunjuk dalam penyiapan integrasi pengelolaan air limbah
domestik pada perusahaan umum daerah air minum.

Tren nilai tingkat kesehatan dan kinerja yang membaik dari tahun ke tahun merupakan salah
satu indikator dalam menilai konsistensi baiknya tata kelola perusahaan. Apabila terlihat ada
tren penurunan, perlu didalami dari aspek mana dan indikator apa, sebagai salah satu dalam
pertimbangan akankah berdampak pada perluasan usaha.

Berikut ini indikator setiap aspek penilaian kinerja dari Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Penilaian Kinerja PDAM.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

9
1) Aspek Keuangan:
a) Rasio laba terhadap aktiva produktif;
b) Rasio laba terhadap penjualan;
c) Rasio aktiva lancar terhadap utang lancar;
d) Rasio utang jangka panjang terhadap total utang;
e) Rasio total aktiva terhadap total utang;
f) Rasio biaya operasi terhadap pendapatan operasi;
g) Rasio laba operasi sebelum biaya penyusulan terhadap angsuran pokok dan bunga jatuh
tempo;
h) Rasio aktiva produktif terhadap penjualan air;
i) Jangka waktu penagihan piutang;
j) Efektivitas penagihan.

2) Aspek Operasional
a) Cakupan pelayanan;
b) Kualitas air distribusi;
c) Kontinuitas air;
d) Produktifitas pemanfaatan instalasi produksi;
e) Tingkat kehilangan air;
f ) Peneraan meter air;
g) Kecepatan penyambungan baru;
h) Kemampuan penanganan pengaduan rata-rata per bulan;
i) Kemudahan pelayanan;
j) Rasio karyawan per 1.000 pelanggan.

3) Aspek Administrasi:
a) Rencana jangka panjang (corporate plan);
b) Rencana organisasi dan uraian tugas;
c) Prosedur operasi standar;
d) Gambar nyata laksana (as built drawing);
e) Pedoman penilaian kerja karyawan:
f ) Rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP);
g) Tertib laporan internal;
h) Tertib laporan eksternal;
i) Opini auditor independen;
j) Tindak lanjut hasil pemeriksaan tahun terakhir.
10
B. Kesiapan Perumda Air Minum dalam Perluasan Usaha
Analisis atas kesiapan Perumda AM dalam perluasan usaha pengelolaan air limbah domestik
dilakukan dengan pendekatan tren dari setiap parameter masing-masing yang meliputi: aspek
teknis, aspek keuangan dan aspek kelembagaan, serta nilai total akhir keseluruhan.
1) Aspek Teknis
Aspek Teknis, dilihat dari parameter sebagai berikut:
a) Cakupan Pelayanan
Perumda AM dengan tingkat pelayanan rendah menunjukkan bahwa Perumda AM masih
membutuhkan konsentrasi untuk pelayanan air minum dan sebaliknya bila cakupan
pelayanan lebih tinggi, ada peluang untuk menambah/memperluas jenis usaha baru
dalam hal ini pengelolaan air limbah domestik tanpa menurunkan kinerja pengelolaan
air minum. Cakupan pelayanan dilihat dari tren 5 tahun terakhir, yang dituangkan dalam
tabel sebagaimana berikut ini.
Tabel 2-2 Cakupan Pelayanan Perumda AM Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Cakupan Pelayanan Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Jumlah penduduk terlayani jiwa
b. Jumlah penduduk wilayah pelayanan jiwa
% Cakupan Pelayanan (a:b)

b) Tingkat Pelayanan
Untuk tingkat pelayanan yang diukur dari jumlah jam pelayanan Perumda AM kepada
pelanggan, apakah semua pelanggan mendapatkan pelayanan 24 jam dari Perumda
AM. Apabila kurang dari 24 jam, berapa jam pelanggan mendapatkan pelayanan air
dari Perumda AM. PDAM yang telah mampu melayani pelanggannya dengan optimal
diharapkan PDAM tersebut dapat mengelola pelayanan air limbah domestik tanpa risiko
kemunduran pelayanan air minum. Dituangkan dalam tabel sebagaimana berikut ini.

Tabel 2-3 Tingkat Pelayanan Perumda AM Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Cakupan Pelayanan Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
Tingkat pelayanan jam

c) Jumlah Pengaduan
Semakin rendah tingkat pengaduan maka diharapkan memberikan gambaran
bahwa pelanggan PDAM saat ini puas dengan pelayanan yang diberikan. Pengaduan
yang dimaksud adalah pengaduan terkait pelayanan, yang dituangkan dalam tabel
sebagaimana berikut ini.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

11
Tabel 2-4 Persentase Jumlah Pengaduan pada Perumda AM Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Jumlah Pengaduan Satuan (n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Jumlah pengaduan pelanggan
b. Jumlah pengaduan pelanggan
%Jumlah pengaduan (a:b)

2) Aspek Keuangan
Aspek keuangan dinilai dari parameter sebagai berikut:
a) Jumlah Minimum Kas
Kas Perumda AM adalah gambaran kondisi kas Perumda AM pada periode tertentu.
Jumlah kas diharapkan lebih tinggi dari kebutuhan minimum kas sebesar 45 hari.
Penilaian jumlah minimum kas bertujuan untuk menilai kemampuan kas dalam
memenuhi kebutuhan operasionalnya, yang dituangkan dalam tabel sebagaimana
berikut ini.

Tabel 2-5 Jumlah Minimum Kas Perumda AM Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Jumlah Pengaduan Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Minimum
1. Biaya operasional tahunan Rp juta
2. Biaya operasional harian Rp juta
b. Kas Rp juta
Jumlah hari kas (b:a.2) hari
Rata-rata jumlah hari kas hari

b) Tren Perolehan Laba 5 Tahun Terakhir


Perumda AM yang memperoleh laba selama 5 tahun terakhir menunjukkan kinerja
operasional, teknis, dan keuangan berjalan baik. Perumda AM dengan kondisi ini sudah
tidak mengalami kesulitan dalam pengelolaan pelayanan air minum, yang dituangkan
dalam tabel sebagaimana berikut ini.

Tabel 2-6 Tren Perolehan Laba Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Data Laba Bersih Perumda AM Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
Laba bersih tahun berjalan Rp juta
Keterangan Laba/Rugi
12
c) Pemberian Penyertaan oleh Pemerintah Daerah
Dukungan Pemerintah Daerah terhadap Perumda AM dalam bentuk Penyertaan Modal
Daerah (PMD) akan memperkuat kondisi keuangan.
Tabel 2-7 Pemberian Penyertaan Modal Daerah Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

PMD Pemda Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
Penyertaan Modal Daerah Rp juta

d) Komputerisasi Billing
Komputerisasi billing adalah pengelolaan rekening pelanggan dengan menggunakan
komputerisasi (tidak dengan sistem manual). Dengan telah teritegrasinya sistem billing
dan baca meter maka Perumda AM akan lebih mudah dalam pengelolaan pelanggan
limbah domestik.
Tabel 2-8 Komputerisasi Billing Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir
Pengelolaan Rekening Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Pelanggan (n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
Komputerisasi Biling Sudah/Belum

e) Jangka Waktu Penagihan Piutang


Semakin lama umur penagihan piutang akan semakin menyulitkan kondisi kas
Perumda AM karena uang yang terkumpul bulan berjalan tidak cukup untuk membayar
pengeluaran operasional.
Tabel 2-9 Jangka Waktu Penagihan Piutang Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Jangka Waktu Penagihan Piutang Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Piutang usaha Rp juta
b. Jumlah penjualan per hari Rp juta
Jangka waktu penagihan piutang hariri

f) Efektifitas Penagihan
Semakin rendah persentase penagihan maka nilai piutang Perumda AM akan semakin
besar dan akan menyulitkan kondisi keuangan khususnya kas Perumda AM.
Tabel 2-10 Efektifitas Penagihan Piutang Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Cakupan Pelayanan Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Rekening tertagih Rp juta
b. Jumlah penjualan air Rp juta
Efektifitas penagihan piutang %
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

13
3) Aspek Kelembagaan dan Peraturan
Aspek kelembagaan yang dinilai adalah rasio pegawai dan perda PDAM.
a) Rasio Pegawai
Rasio pegawai adalah mengukur efektivitas jumlah karyawan terhadap jumlah
pelanggan. Perhitungan idealnya adalah perbandingan antara jumlah pegawai terhadap
1.000 pelanggan.

Tabel 2-11 Rasio Pegawai Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Jumlah Pengaduan Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Jumlah karyawan (pegawai) karyawan
b. Jumlah pelanggan pelanggan
Rasio karyawan / 1.000 pelanggan hari

b) Perda Perumda AM
Peraturan Daerah mengenai pendirian Perumda AM merupakan penugasan yang
tertulis yang akan menjadi acuan kelancaran Perumda AM untuk mengelola air limbah
domestik.

Tabel 2-12 Perda Terkait Perumda Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir

Jumlah Pengaduan Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun


(n-5) (n-4) (n-3) (n-2) (n-1)
a. Telah mengatur pengelolaan air Ya/Tidak
minum dan air limbah domestik
b. Proses perubahan Perda, Ya/Tidak
mengatur pengelolaan air
minum dan air limbah domestik
c. Hanya mengatur pengelolaan air pelanggan
minum
14
c) Hasil Penilaian Kesiapan Perumda AM Mengelola Air Limbah Domestik
Masing-masing parameter dalam setiap aspek dinilai 1 hingga 5, seperti sebagai berikut:

Tabel 2-13 Bobot Penilaian Kesiapan Perumda Air Minum Mengelola Air Limbah Domestik
1. Aspek Teknis
a. Cakupan Pelayanan c. Jumlah Pengaduan
>80% 5 ≤3% dari jumlah pelanggan 5
>60-80% 4 >3-8% jumlah pelanggan 4
>40-60% 3 >8-12% jumlah pelanggan 3
>20-40% 2 >12-15% jumlah pelanggan 2
≤ 20% 1 >15% jumlah pelanggan 1
b. Tingkat Pelayanan
Semua pelanggan mendapat aliran air 24 jam 5
Pelanggan mendapat aliran air 20-24 jam 4
Pelanggan mendapat aliran air 16-20 jam 3
Pelanggan mendapat aliran air 12-16 jam 2
Pelanggan mendapat aliran air <12 jam 1

2. Aspek Keuangan
a. Jumlah Hari Kas d. Komputerisasi Billing
Di atas 45 hari 5 Integrasi dengan baca meter 5
40-45 hari 4 Terpisah 3
30-40 hari 3 Tidak ada 1
20-30 hari 2
Kurang dari 20 hari 1
b. Laba Bersih e. Jumlah Hari Piutang
Selalu laba tiap tahun 5 ≤ 60 hari 5
Laba 4 tahun terakhir 4 > 60-90 hari 4
Laba 3 tahun terakhir 3 > 90-150 hari 3
Laba 2 tahun terakhir 2 >150-180 hari 2
Laba 1 tahun terakhir 1 > 180 hari 1
c. PMD f. Tingkat Penagihan
Setiap tahun 5 > 90% 5
Dua tahun 4 > 85-90% 4
Tiga tahun 3 > 80-85% 3
Empat tahun 2 > 75-80% 2
Lima tahun 1 ≤ 75% 1
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

15
Tabel 2-13 Bobot Penilaian Kesiapan Perumda Air Minum Mengelola Air Limbah Domestik (Lanjutan)
3. Aspek Kelembagaan
a. Rasio Karyawan b. Perda
≤6 5 Mengatur pengelolaan air minum 5
< 6-7 4 Proses perubahan 3
< 7-9 3 Hanya mengatur air minum 1
< 9-10 2
> 10 1

Hasil penilaian setiap aspek disajikan ke dalam tabel seperti berikut ini:

Tabel 2-14 Hasil Penilaian Kesiapan Perumda Air Minum Mengelola Air Limbah Domestik
Penilaian Bobot (n-4) (n-3) (n-2) (n-1) (n)
- Teknis 40
- Keuangan 50
- Kelembagaan dan Peraturan 10
Jumlah 100

Penilaian Kesiapan PDAM Jumlah (n-4) (n-3) (n-2) (n-1) (n)


Mengelola Air Limbah Penilaian
Dapat mengelola > 85
Perlu peningkatan kinerja > 60-85
Fokus pada pengelolaan air minum < 60

2.2 Pengeloaan Air Limbah Domestik Saat Ini


2.2.1 Deskripsi
Identifikasi pengelolaan air limbah domestik saat ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kondisi
pengelolaan air limbah saat ini yang dilaksanakan oleh dinas atau UPTD. Diharapkan dari gambaran
pengelolaan saat ini, dapat memberikan informasi dalam opsi awal integrasi pengelolaan air limbah
yang dapat dilakukan oleh Perumda AM.

2.2.2 Lingkup
Identifikasi yang menggambarkan pengelolaan air limbah domestik saat ini, baik yang dilakukan UPTD
sebagai operator dan/atau dinas selaku regulator, meliputi aspek teknis, aspek keuangan, aspek peran
serta masyarakat, aspek kelembagaan, dan aspek peraturan.
16

2.2.3 Instrumen Identifikasi


A. Aspek Teknis
Aspek teknis yang diidentifikasi berupa ketersediaan (baik jumlah maupun jenis) sarana dan
prasarana pengelolaan air limbah domestik yang ada atau sedang dibangun, cakupan pelayanan,
serta gambaran sistem pengelolaan air limbah domestik yang sedang berjalan. Jumlah dan
kondisi sarana prasarana air limbah domestik yang diidentifikasi adalah semua komponen sarana
prasarana yang dikelola oleh rumah tangga, kelompok masyarakat, maupun pemerintah daerah,
serta layanan yang sedang berjalan.

Merujuk pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 04 Tahun
2017 tentang Penyelengaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik (SPALD) dikelompokkan menjadi dua tipe, yakni SPALD-S dan SPALD-T.
Data kondisi sarana prasarana yang dikompilasi minimal dapat menggambarkan hulu-hilir
pengelolaan air limbah yang ada saat ini, baik yang melalui sistem setempat maupun sistem
terpusat. Dengan mengetahui jumlah dan kondisi sarana-prasarana yang ada, Perumda AM
dapat mempertimbangkan manajemen pengelolaan aset yang akan diambil dalam integrasi
pengelolaan air limbah sehingga tidak mempengaruhi cash flow perusahaan yang sudah berjalan.

Capaian cakupan pelayanan sanitasi suatu kota terdiri dari penilaian akses sanitasi layak dan akses
sanitasi aman, yang dinilai dari komponen sarana prasarana dan pelayanan air limbah domestik
yang ada. Kriteria yang digunakan dalam menilai komponen sarana prasarana dan layanan yang
masuk dalam kategori akses sanitasi layak dan akses sanitasi aman dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2-15 Perda Terkait Perumda Selama 5 (Lima) Tahun Terakhir


Komponen Akses Layak Akses Aman
Bangunan atas Kloset leher angsa Kloset leher angsa
Bangunan bawah Tangki septik atau Sistem Pengolahan Air Tangki septik atau sistem
Limbah (SPAL) pengolahan air limbah
Pengguna Digunakan oleh rumah tangga sendiri atau Satu rumah tangga
bersama dengan rumah tangga lain tertentu.
Frekuensi (Tidak dinilai) Minimal sekali dalam jangka waktu
penyedotan 5 tahun terakhir.
Sumber: Pedoman Pengukuran Capaian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Berbasis Hasil (Outcome),
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas (2019)

Data jumlah sambungan rumah yang telah menggunakan akses sanitasi layak dapat diperoleh dari
data yang terdapat di dalam dokumen Profil Kesehatan Kota yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kota atau data prasarana air limbah yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahun.
Sedangkan data jumlah sambungan rumah yang telah menggunakan sanitasi aman diperoleh
dari UPTD dinas/instansi yang menangani pengelolaan lumpur tinja pada SPALD-S atau yang
menangani SPALD-T.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

17
Berikut contoh cara menghitung capaian cakupan akses sanitasi layak dan akses sanitasi aman di
suatu kota.
1) Contoh gambaran akses sanitasi layak
Tabel 2-16 Contoh Gambaran Akses Sanitasi Layak di Kota XYZ Tahun 2019

No. Uraian Jumlah per Kecamatan Jumlah


A B C
1 Jumlah rumah tinggal di Kota XYZ 39.586 27.711 43.546 199.938
2 Jumlah rumah tersambung dengan SPALD-T 5.365 546 1.815 12.190
skala permukiman
3 Jumlah rumah tersambung dengan SPALD-T 1.819 - - 2.922
skala permukiman dengan IPAL lengkap
4 Jumlah rumah tersambung dengan SPALD-T - - - -
skala kota
5 Jumlah rumah tersambung dengan SPALD-S 32.230 16.358 31.852 152.875
39.414 16.904 33.667 167.987
Total rumah memiliki sarana/akses sanitasi layak
99,6% 61,0% 77,3% 84,0%

2) Contoh gambaran akses sanitasi aman


Tabel 2-17 Contoh Gambaran Akses Sanitasi Aman di Kota XYZ Tahun 2017-2019
No. Uraian 2017 2018 2019
1 Jumlah rumah tinggal di Kota XYZ yang tersambung dengan 3.396 11.082 14.769
SPALD-S dan telah dilakukan pengurasan pada SPLD-S
2 Jumlah rumah tinggal di Kota XYZ yang tersambung dengan 517 517 517
SPALD-T skala permukiman dan telah dilakukan pengurasan
SPALD-T skala permukiman
3 Jumlah rumah tinggal di Kota XYZ yang tersambung dengan 1.227 1.227 1.227
SPALD-T skala kawasan yang dilengkapi bangunan pengolah
lumpur tinja
Jumlah rumah yang memiliki akses sanitasi aman 5.140 12.826 16.513
Jumlah rumah tinggal di Kota XYZ 197.938 197.938 199.938
Persentase akses sanitasi aman Kota XYZ 2,60% 6,48% 8,26%

I. SPALD Setempat (SPALD-S)


SPALD Setempat (SPALD-S) adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air
limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan
sarana pengangkut ke unit Pengolahan Lumpur Tinja. Pengelolaan air limbah domestik
sistem setempat terdiri dari 3 komponen, yaitu:
a) Sub-sistem Pengolahan Setempat, merupakan prasarana dan sarana untuk
mengumpulkan dan mengolah air limbah domestik dengan cara pengolahan biologis
di lokasi sumber, yang dibedakan berdasarkan kapasitas pengolahan terdiri atas:
18
• skala individual, yang diperuntukkan 1 (satu) unit rumah tinggal; dan
• skala komunal, yang diperuntukkan untuk 2-10 unit rumah tinggal atau dari
bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK).
b) Sub-sistem Pengangkutan, merupakan sarana untuk memindahkan lumpur tinja dari
Sub-sistem Pengolahan Setempat ke Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja. Sarana yang
digunakan berupa kendaraan pengangkut yang dilengkapi dengan tangki penampung
dan alat penyedot lumpur tinja serta diberi tanda pengenal khusus.
c) Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja, merupakan prasarana dan sarana untuk mengolah
lumpur tinja berupa Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT), yang terdiri dari bangunan
pengolahan lumpur tinja dan sarana penunjangnya.

Gambaran kondisi teknis layanan air limbah SPALD-S eksisting disajikan melalui data-data
sebagai berikut:
a) data sambungan rumah yang menggunakan SPALD-S yang menunjukkan cakupan
pelayanan SPALD-S;
b) data sarana pengangkutan lumpur tinja meliputi jumlah sarana, jenis sarana, volume,
dan ritasi;
c) IPLT yang terpasang meliputi jumlah dan kapasitas IPLT, tahun pembangunan, proses
pengolahan air limbah domestik, disertai dengan denah lokasi.

Pada tabel berikut dapat dilihat contoh gambaran kondisi sarana prasarana SPALD-S eksisting.
Selain data-data tersebut perlu juga dideskripsikan operasional layanan yang sudah berjalan
beserta masalah yang masih ditemui dalam SPALD-S.

Tabel 2-18 Kondisi Sarana Prasarana SPALD-S Eksisting


Sarana dan Prasarana yang Ada Keterangan
Sub Sistem Pengolahan Setempat
1. Jamban/kloset + Tangki septik individu ......... unit SR (.........% penduduk)
2. Jamban/kloset + Tangki septik komunal ......... unit SR (.........% penduduk)
Sub Sistem Pengangkutan
1. Truk tinja, kapasitas ...... m3 ......... unit (kondisi baik/tidak), milik Pemda/swasta
2. Motor tinja, kapasitas ...... m 3
......... unit (kondisi baik/tidak), milik Pemda/swasta
Sub Sistem Pengolahan
1. IPLT .................. (lokasi), Kapasitas ......... m3/hari Dibangun tahun ........., Beroperasi dengan baik/tidak
2. IPLT .................. (lokasi), Kapasitas ......... m /hari
3
Dibangun tahun ........., Beroperasi dengan baik/tidak
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

19
Pelayanan Penyedotan Lumpur Tinja
Pelayanan penyedotan lumpur tinja merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari
sistem pengelolaan air limbah setempat, di mana lumpur tinja yang ditampung di tangki
septik yang dikelola masyarakat, baik secara individu maupun komunal, perlu dikeluarkan
dari dalam tangki septik secara berkala (jika sudah penuh). Jika tidak, jamban yang ada tidak
dapat berfungsi dengan baik dan akan menimbulkan pencemaran lingkungan. Di beberapa
daerah, kegiatan penyedotan lumpur tinja sudah diwajibkan sebagai upaya pengendalian
pencemaran lingkungan, di mana pelayanannya dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan
kepada seluruh masyarakat pengguna tangki septik yang dikenal dengan istilah Layanan
Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT).

Gambaran tentang kondisi pelayanan penyedotan lumpur tinja saat ini diberikan oleh
institusi yang diberi kewenangan pengelolaannya. Informasi yang didapat meliputi data
kelembagaan, data teknis, dan data keuangan yang ada saat ini. Data kelembagaan meliputi
peraturan terkait tupoksi penyedotan lumpur tinja, jumlah SDM yang melayani, serta
informasi kerja sama dengan pihak swasta jika ada. Data teknis meliputi banyaknya tangki
septik yang telah dilayani penyedotan, jumlah rumah yang telah bersedia menjadi pelanggan
LLTT, berapa jumlah ritasi truk tinja per hari, berapa jumlah volume lumpur yang masuk dan
diolah di bangunan IPLT, serta kendala maupun permasalahan teknis yang ditemui dalam
pengelolaannya. Data keuangan yang perlu disampaikan meliputi tarif retribusi penyedotan
yang berlaku, jumlah penerimaan dan pengeluaran biaya operasional dari layanan tersebut,
serta upaya-upaya dalam penjaringan pelanggan.
II. SPALD Terpusat (SPALD-T)
Pengelolaan SPALD Terpusat (SPALD-T) adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan
mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke sub-sistem pengolahan
terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaan. Ditinjau dari komponennya,
SPALD-T memiliki tiga sub-sistem, yakni:
a) sub-sistem pelayanan;
b) sub-sistem pengumpulan; dan
c) sub-sistem pengolahan terpusat.

Sub-sistem Pelayanan merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah
domestik dari sumber, baik toilet maupun dapur, melalui perpipaan persil ke sub-sistem
pengumpulan. Sub-sistem pelayanan berada di pekarangan rumah yang menjadi tanggung
jawab masyarakat dalam pengoperasian dan perawatannya. Sub-sistem pelayanan terdiri
dari pipa tinja, pipa non-tinja, bak perangkap lemak dan minyak dari dapur, pipa persil, bak
kontrol, dan bak inspeksi.

Sub-sistem pengumpulan merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah
domestik melalui perpipaan dari sub-sistem pelayanan ke sub-sistem pengolahan terpusat.
Secara umum, prasarana dan sarana sub-sistem pengumpulan terdiri dari pipa retikulasi, pipa
induk, serta prasarana dan sarana pelengkap.
20
Sub-sistem pengolahan terpusat merupakan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik
(IPALD) pada SPALD-T ditujukan untuk mengolah air limbah domestik yang terkumpul
jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku mutu lingkungan yang sudah ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima.
Penentuan jenis sub-sistem pengolahan terpusat yang digunakan dilakukan dengan
mempertimbangkan skala atau cakupan pelayanan. Berdasarkan cakupan pelayanannya,
SPALD-T dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a) skala permukiman, untuk lingkup permukiman dengan layanan 50 (lima puluh) sampai
20.000 (dua puluh ribu) jiwa;
b) skala kawasan tertentu, seperti kawasan komersial dan kawasan rumah susun; dan
c) skala perkotaan, untuk lingkup perkotaan dan/atau regional dengan minimal layanan
20.000 (dua puluh ribu) jiwa.

Gambaran kondisi teknis layanan air limbah SPALD-T eksisting disajikan melalui data-data
sebagai berikut:
• data sambungan rumah yang menggunakan SPALD-T yang menunjukkan cakupan
pelayanan SPALD-T;
• data panjang dan diameter jaringan perpipaan air limbah domestik yang terpasang;
• IPALD yang terpasang meliputi jumlah dan kapasitas IPALD, tahun pembangunan, proses
pengolahan air limbah domestik, disertai dengan denah lokasi.

Pada tabel berikut dapat dilihat contoh gambaran kondisi sarana prasarana SPALD-T eksisting.
Selain data-data tersebut perlu juga dideskripsikan operasional layanan yang sudah berjalan
beserta masalah yang masih ditemui dalam SPALD-T.

Tabel 2-19 Kondisi Sarana Prasarana SPALD-T Eksisting


Sarana dan Prasarana yang Ada Keterangan
SPALD-T Skala Permukiman
1. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
2. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
SPALD-T Skala Kawasan Tertentu
1. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
2. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
SPALD-T Skala Kota
1. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
2. Lokasi ...... Kapasitas ...... m3/hari Dibangun tahun ......... melayani ......... unit SR (...... % penduduk),
berfungsi/tidak
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

21
B. Aspek Keuangan
Kondisi eksisting terkait aspek keuangan menggambarkan belanja pada dinas/UPTD yang
menangani operasional pengelolaan air limbah domestik selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah, beserta alokasi anggarannya, yang
meliputi kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik dalam Daerah
Kabupaten/Kota, khususnya pada sub kegiatan pada:
• Pembinaan Teknik Pengelolaan Air Limbah Domestik;
• Sosialisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Rangka Penyediaan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik;
• Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pengelolaan Air Limbah Domestik; dan
• Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.

Berikut ini, contoh identifikasi belanja pada sub kegiatan operasi dan pemeliharaan sistem
pengelolaan air limbah domestik pada UPTD PALD Kota XYZ.
Tabel 2-20 Contoh Belanja Operasi dan Pemeliharaan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
pada UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik Kota XYZ Tahun 2017-2019
Belanja 2015 2016 2017 2018 2019
Pagu - - 306.045.000 580.000.000 666.480.000
Realisasi - - 287.274.000 568.132.350 603.866.432
% Kinerja - - 93,86% 97,95% 90,61%

Pada contoh di atas, UPTD baru beroperasi tahun 2017, maka indentifikasi yang dilakukan pada
tahun 2020 hanya sampai dengan tahun 2017.

Alokasi anggaran pada program tersebut sebagai gambaran kasar awal kebutuhan operasional
di awal integrasi. Selain terkait belanja, dijelaskan juga terkait penerimaan dari retribusi air
limbah (bila daerah telah memiliki perda retribusi terkait pengelolaan air limbah domestik) yang
meliputi target dan realisasinya selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Pendapatan dari retribusi
dapat menjadi gambaran kasar di awal terkait pendapatan dari pengelolaan air limbah domestik.
Berikut ini format yang dapat digunakan dalam menuangkan gambaran pendapatan dari retribusi
pengelolaan air limbah domestik.
Tabel 2-21 Contoh Pendapatan Asli Daerah dari Retribusi Pengolahan Limbah Cair Kota XYZ Tahun 2017-2019
Retribusi Pengolahan Limbah Cair
Landasan Hukum Peraturan Daerah Kota XYZ Nomor 03 Tahun 2015 tentang
Retribusi Jasa Umum
Tahun
PAD Retribusi
2015 2016 2017 2018 2019
Target - - 8.000.000 34.000.000 45.000.000
Realisasi - - 14.865.000 55.200.000 73.800.000
% Kinerja - - 186% 162% 164%
22
Pada contoh, dikarenakan perda ditetapkan pada tahun 2019, maka pada kasus identifikasi tahun
2020 hanya diperoleh data sampai dengan tahun 2017.

Potensi pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat dari salah satunya perkembangan realisasi
retribusi pengelolaan air limbah domestik, selain itu jumlah rumah tangga yang belum memiliki
akses air limbah domestik.

C. Aspek Peran Masyarakat dan Swasta


Keberhasilan pengelolaan air limbah domestik juga tidak terlepas dari seberapa besar peran
serta masyarakat dalam pengelolaannya. Informasi mengenai peran serta masyarakat dalam
pengelolaan air limbah domestik bisa diperoleh dari beberapa data berikut:
• data kepemilikan sarana prasarana sanitasi layak dan aman;
• data penilaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang bisa diperoleh dari Laporan STBM
Kota yang disiapkan oleh Dinas Kesehatan Kota atau hasil SurveI Kebutuhan Nyata (RDS) dan
survei EHRA yang pernah dilakukan;
• data tentang jumlah usulan masyarakat untuk penyediaan sarana air limbah pada forum
musrenbang serta; dan/atau
• data jumlah masyarakat yang berinisiatif melakukan penyedotan lumpur tinja atau
menyambung dengan jaringan perpipaan air limbah pada sistem pengelolaan terpusat.

Data peran serta masyarakat tersebut juga dapat memberikan gambaran awal tentang potensi
pelanggan air limbah yang akan dilayani oleh Perumda AM, sekaligus juga untuk menentukan
upaya pemasaran layanannya.

Selain data peran serta masyarakat secara umum, dalam kegiatan penyiapan integrasi air limbah
domestik perlu juga didata adanya keterlibatan swasta dalam pengelolaan air limbah domestik.
Data tersebut dapat berupa adanya kerja sama usaha atau bisnis dengan institusi pengelola
maupun adanya hibah atau bantuan bagi penyelenggaraan pengelolaan air limbah domestik.

D. Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan, dijelaskan peran regulator dan operator air limbah domestik ada
pada dinas apa saja serta bidang/seksi yang terkait langsung dalam tugas dan fungsi air limbah
domestik. Operator yang melaksanakan tugas teknis operasional pengelolaan air limbah domestik
apakah telah dilaksanakan UPTD atau masih pada biang/seksi pada dinas.

Pada pelaksana teknis operasional pengelolaan air limbah domestik, juga menjelaskan terkait SDM/
personil yang menanganinya yang meliputi nama jabatan dan jumlah personilnya masing-masing,
serta status apakah PNS, PPPK, atau tenaga harian lepas (THL). Berikut ini contoh identifikasi pada
aspek kelembagaan.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

23

Contoh narasi penjelasan terkait aspek kelembagaan eksisting:


Kewenangan air limbah Kota XYZ dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, sesuai dengan Peraturan Daerah Kota XYZ Nomor 05
tahun 2019 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota XYZ. Kewenangan
air limbah diwadahi pada Bidang Cipta Karya, Seksi Air Minum, Air Limbah Domestik dan
Sumber Daya Air sesuai Peraturan Walikota XYZ Nomor 64 tahun 2019 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum, Penataan
Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota XYZ.

Kegiatan teknis operasional (operator) pengelolaan air limbah domestik menjadi tugas dari
Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Air Limbah Daerah, sesuai dengan Peraturan Walikota
XYZ Nomor 88 Tahun 2019 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Air
Limbah Domestik pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan
Permukiman. Ketersediaan jumlah personil yang menangani pengelolaan air limbah domestik
pada UPTD PALD, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2-22 Contoh Identifikasi Ketersediaan Personil UPTD PALD Kota XYZ Tahun 2019
No. Jabatan Jumlah Keterangan
1 Kepala UPTD 1
2 Pengadministrasi Umum 1 THL
3 Pengadministrasi Keuangan 1 THL
4 Pramu Bakti 3
5 Pengemudi 2 1 THL
6 Teknisi Keciptakaryaan (petugas pada sub- 3 2 THL
sistem pengolahan setempat dan sub-sistem
pengangkutan)
7 Teknisi Keciptakaryaan (Petugas di IPLT/sub-sistem 6 3 THL
pengolahan lumpur tinja)
8 Petugas Keamanan 1 THL
Jumlah 18 9 THL
24
E. Aspek Peraturan
Kebijakan daerah yang diwujudkan melalui peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah
domestik, yang mendukung pengembangan pengelolaan air limbah domestik. Pada identifikasi
aspek peraturan, menjelaskan perangkat aturan yang ada di daerah beserta muatannya, seperti:
perda, peraturan kepala daerah, dan kebijakan di daerah. Berikut ini beberapa contoh muatan
aturan peraturan daerah yang mendukung pengelolaan air limbah domestik seperti:
1) Tata ruang wilayah telah mengatur lokasi IPAL/IPLT;
2) Rumah dan/atau bangunan baru yang berada dalam cakupan pelayanan SPALD-T skala
perkotaan, skala permukiman dan skala kawasan tertentu yang sudah terbangun, harus
disambungkan dengan SPALD-T tersebut;
3) Rumah dan/atau bangunan yang tidak termasuk dalam cakupan pelayanan SPALD-T skala
perkotaan atau skala permukiman yang sudah terbangun harus membuat SPALD;
4) Perhotelan, perkantoran, asrama, rumah makan, rumah susun, rumah sakit, apartemen,
kawasan industri, dan perdagangan diwajibkan membangun prasarana dan sarana air limbah
domestik dengan sistem terpusat skala komunal atau skala permukiman atau skala kawasan
tertentu;
5) Kewajiban pembangunan tangki septik kedap/SNI terintegrasi dalam Izin Mendirikan
Bangunan (IMB).

Selain kebijakan daerah yang mendukung integrasi pengelolaan air limbah domestik pada
perumda, juga dapat dijelaskan kebijakan nasional yang mendorong upaya peningkatan peran
BUMD dalam pengelolaan air limbah domestik.

2.3 Analisis Situasi


2.3.1 Kekuatan dan Kelemahan Perumda Air Minum dalam Perluasan Usaha
Pengelolaan Air Limbah Domestik
A. Deskripsi
Peluang dan tantangan yang dimiliki Perumda dalam pengelolaan air limbah domestik merupakan
faktor eksternal lingkungan yang berpengaruh pada perusahaan untuk mengelola air limbah
domestik. Peluang dan tantangan merupakan hasil identifikasi kondisi eksisting pengelolaan air
limbah domestik serta kebijakan nasional dan daerah yang mendukung integrasi pengelolaan air
limbah domestik pada Perumda AM.

B. Lingkup
Dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam mengelola air limbah domestik, aspek-
aspek yang diidentifikasi meliputi:
1) Aspek Teknis
2) Aspek Keuangan
3) Aspek Peran Serta Masyarakat
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

25
4) Aspek Kelembagaan
5) Aspek Peraturan

C. Instrumen Identifikasi
Hasil identifikasi peluang dan tantangan pengelolaan air limbah domestik oleh Perumda AM dari
gambaran kondisi eksisiting pengelolaan air limbah domestik dapat dijabarkan dalam bentuk
tabel seperti di bawah ini.
Tabel 2-23 Kekuatan dan Kelemahan Perumda AM dalam Perluasan Usaha
Aspek Kekuatan Kelemahan
Teknis
- Cakupan teknis pelayanan air minum
- Tingkat pelayanan
- Persentase pengaduan
Keuangan
- Jumlah hari kas tersedia
- Tren Laba bersih Merupakan hasil dari identifikasi kondisi
- Dukungan pemerintah daerah dalam eksisting Perumda AM
penyertaan modal (Kinerja dan Kesiapan Perluasan Usaha pada
- Komputerisasi billing Perumda AM)
- Jangka waktu penagihan piutang
- Efektifitas penagihan piutang
Kelembagaan
- Rasio pegawai per 1.000 pelanggan
Peraturan
- Lingkup usaha pada Perda Perumda

2.3.2 Peluang dan Tantangan Dalam Mengelola Air Limbah Domestik


A. Deskripsi
Peluang dan tantangan yang dimiliki Perumda dalam pengelolaan air limbah domestik merupakan
faktor eksternal lingkungan yang berpengaruh pada perusahaan untuk mengelola air limbah
domestik. Peluang dan tantangan merupakan hasil identifikasi kondisi eksisting pengelolaan air
limbah domestik serta kebijakan nasional dan daerah yang mendukung integrasi pengelolaan air
limbah domestik pada Perumda AM.

B. Lingkup
Dalam mengidentifikasi peluang dan tantangan dalam mengelola air limbah domestik, aspek-
aspek yang diidentifikasi meliputi:

1) Aspek Teknis 4) Aspek Kelembagaan


2) Aspek Keuangan 5) Aspek Peraturan
3) Aspek Peran Serta Masyarakat
26
C. Instrumen Identifikasi
Hasil identifikasi peluang dan tantangan pengelolaan air limbah domestik oleh Perumda AM dari
gambaran kondisi eksisiting pengelolaan air limbah domestik dapat dijabarkan dalam bentuk
tabel seperti di bawah ini.

Tabel 2-24 Peluang dan Tantangan Pengelolaan Air Limbah Domestik


Aspek Peluang Tantangan
Teknis
- Cakupan
- Ketersediaan dan kondisi sarpras
Keuangan
- Target dan realisasi retribusi air limbah
domestik/tinja
- Alokasi anggaran belanja pengelolaan air
limbah domestik Merupakan hasil dari identifikasi
kondisi eksisting pengelolaan air
Peran Serta Masyarakat
limbbah domestik yang
- PHBS
dilaksanakan Dinas/UPTD PALD
Kelembagaan
- Pengelola saat ini
- Jumlah SDM pengelola saat ini
Peraturan
- Perda/PerKDH tentang pengelolaan air limbah
domestik
- Arah dan kebijakan bidang sanitasi pada RPJMN
dan RPJMD

2.4 Pelayanan Umum dan Kebutuhan Masyarakat dalam Pengelolaan Air


Limbah Domestik
Air limbah merupakan sub-urusan bidang pekerjaan umum yang merupakan urusan pemerintahan wajib
yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh semua daerah, sedangkan pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk
memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Untuk itu, pengelolaan air limbah merupakan kebutuhan
dasar masyarakat yang wajib dipenuhi pemerintah. Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah
domestik dalam daerah kabupaten/kota menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota,
sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Secara operasional tanggung jawab pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik
dilaksanakan oleh perangkat daerah yang tugas dan fungsinya terkait dengan sub urusan air limbah
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. Penanganan pengelolaan air limbah domestik dapat
dilaksanakan oleh UPTD atau BUMD SPALD, hal ini dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik. Sedangkan terkait ketentuan jenis dan mutu pelayanan dasar dalam hal ini air
limbah telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 29/PRT/M/2018
tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
03.
Tahapan Penyiapan
28
Tahap penyiapan berisi kajian kelayakan operasional yang dilakukan melalui beberapa pendekatan,
antara lain:
3.1 Pendekatan Aspek Pasar
3.1.1 Deskripsi
Pendekatan aspek pasar adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mempelajari berbagai masalah
tentang keadaan pasar. Pendekatan aspek pasar ini merupakan upaya untuk menentukan target pasar
dari layanan air limbah domestik yang akan menjadi target pasar dari Perumda AM dalam perluasan
usaha. Penentuan target pasar ini sangat penting agar perusahaan dapat mengidentifikasi bagian pasar
mana yang akan dilayaninya sebagai calon pelanggan utama (potensial) dan target pelanggan lainnya.

3.1.2 Lingkup
Target pasar ditentukan oleh lingkup layanan pengelolaan air limbah domestik yang akan menjadi
pengembangan usaha perumda air minum. Lingkup layanan tersebut meliputi:
• penyediaan dan pemasangan tangki septik sesuai standar;
• penyedotan tangki septik dan/atau pengolahan lumpur tinja di IPLT;
• penyambungan jaringan dan pengolahan air limbah terpusat di IPAL;
• kerja sama pengelolaan sistem air limbah domestik terpusat pada kawasan tertentu;
• penyediaan perlengkapan sanitasi, seperti bio filter;
• pemeriksaan laboratorium (kualitas air limbah); dan
• pemanfaatan hasil olahan air limbah domestik.

Berdasarkan klasifikasinya, terdapat dua target pasar yang akan dilayani oleh Perumda AM setelah
mengintegrasikan layanan air limbah domestik ke dalam perusahaan, yaitu:
a. Calon pelanggan potensial; dan
b. Calon pelanggan lainnya

Yang dimaksud dengan calon pelanggan utama (potensial) dalam rencana pelayanan air limbah oleh
Perumda AM adalah rumah atau bangunan yang telah menjadi pelanggan air bersih Perumda AM.
Disebut sebagai calon pelanggan potensial karena Perumda AM telah memiliki database pelanggannya,
baik dari sisi lokasi, klasifikasi bangunan dan kemampuan membayar air minum serta data pendukung
lainnya yang telah terekam. Hal ini akan memudahkan Perumda AM untuk memasarkan layanan air
limbah dengan besaran tarif yang telah diperhitungkan.

Calon pelanggan lainnya adalah calon pelanggan air limbah yang berasal dari non pelanggan air
minum Perumda AM. Untuk menjaring calon pelanggan ini dibutuhkan sosialisasi dan pemasaran yang
disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan calon pelanggan.

3.1.3 Instrumen Analisis


Perumda AM dapat memprediksi calon pelanggan potensial layanan air limbah domestik melalui data-
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

29
data berikut ini:
• Data pelanggan Perumda AM saat ini dan proyeksinya ;
• Data pengguna SPALD-S, SPALD-T, dan rumah yang masih BABS saat ini; dan
• Skenario pengembangan pengelolaan air limbah domestik.

Data pelanggan sudah dimiliki oleh Perumda AM yang terdiri dari nama pelanggan, alamat rumah,
jenis bangunan rumah, dan rata-rata pemakaian air minum. Jumlah pelanggan ini juga menunjukkan
cakupan pelayanan yang telah dicapai oleh Perumda AM hingga saat ini. Sedangkan proyeksi cakupan
layanan di tahun-tahun mendatang diambil dari dokumen Rencana Bisnis Perumda yang masih berlaku.

Data jumlah pengguna sarana air limbah yang digunakan oleh masyarakat dapat diperoleh dari:
• Profil Kesehatan yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan setiap tahun;
• Data prasarana air limbah yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahun.

Sedangkan skenario pengembangan pengelolaan air limbah domestik diperoleh dari studi perencanaan
yang masih berlaku, di mana di dalamnya termuat target dan sasaran pelayanan air limbah domestik
sesuai jangka waktu perencanaan. Dokumen perencanaan yang dimaksud di antaranya adalah
dokumen SSK, RPJMD, dan RISPAL untuk skala daerah, serta RPJMN untuk skala nasional. Formula yang
dapat digunakan untuk masing-masing lingkup layanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3-1 Perkiraan Calon Pelanggan Layanan Air Limbah Domestik oleh Perumda Air Minum

Jenis Pelayanan Jumlah Calon Jumlah Calon


Pelanggan Potensial Pelanggan Lainnya
Penyediaan dan pemasangan Jumlah pelanggan Perumda AM Non pelanggan Perumda AM yang
tangki septik sesuai standar yang belum memiliki tangki septik belum memiliki tangki septik non
non standar standar
Penyedotan tangki septik dan/atau Jumlah pelanggan Perumda AM Jumlah non pelanggan Perumda
pengolahan lumpur tinja di IPLT yang memiliki tangki septik AM yang memiliki tangki septik
Penyambungan jaringan dan Jumlah pelanggan Perumda AM Non pelanggan Perumda AM
pengolahan air limbah terpusat yang dilewati jaringan perpipaan yang dilewati jaringan perpipaan
SPALD-T SPALD-T
Pengelolaan sistem air limbah Jumlah pelanggan Perumda AM Jumlah non pelanggan Perumda
domestik terpusat pada kawasan yang dilewati jaringan perpipaan AM yang dilewati jaringan
tertentu SPALD-T perpipaan SPALD-T

Untuk memperkirakan prospek pasar akan layanan air limbah domestik pada masa mendatang,
dilakukan dengan menghitung besarnya target pelayanan berdasarkan proyeksi cakupan layanan yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan daerah/nasional yang masih berlaku. Perumda AM
tetap memperhitungkan jumlah pelanggan air minumnya sebagai calon pelanggan potensial untuk
layanan air limbah domestik di masing-masing lingkup layanan yang akan diintegrasikan. Pada tabel
berikut dapat dilihat proyeksi pasar (calon pelanggan) layanan air limbah domestik di Perumda AM.
30
Tabel 3-2 Proyeksi Jumlah Calon Pelanggan Layanan Air Limbah Domestik
Data Proyeksi
No. Uraian Satuan Eksisting Tahun Tahun
Tahun ...... ke ...... ke ......
A Jumlah Penduduk dan Bangunan Rumah
1 Jumlah penduduk jiwa
2 Jumlah rumah unit Data dari dokumen perencanaan
yang ada, RPJMD, Rencana Bisnis
3 Asumsi jumlah jiwa per rumah jiwa Perumda AM

B Pelayanan Air Minum Perumda


4 Penduduk dilayanani air minum %
jiwa
5 Jumlah pelanggan air minum sambungan Data dari dokumen Rencana
Bisnis Perumda AM
Penambah sambungan air minum per sambungan
tahun

C Pelanggan Potensial Pelayanan SPALD-T Skala Permukiman


6 Penduduk dilayani SPALD-T Skala %
Permukiman Penambahan sambungan
jiwa disesuaikan dengan jumlah
7 Jumlah pelanggan SPALD-T Skala sambungan pelanggan AM yang ada serta
Permukiman kesiapan Perumda AM dengan
8 Persentase pelanggan air minum dilayani % memperhatikan target layanan
SPALD-T skala permukiman yang tercantum di dalam
dokumen daerah/nasional

D Pelanggan Potensial Pelayanan SPALD-T Skala Kota


9 Penduduk yang dilayani SPALD-T Skala %
Kota Penambahan sambungan
jiwa disesuaikan dengan jumlah
10 Jumlah pelanggan SPALD-T Skala Kota sambungan pelanggan AM yang ada, serta
kesiapan Perumda AM dengan
memperhatikan target layanan
11 Persentase pelanggan air minum dilayani % yang tercantum di dalam
SPALD-T Skala Kota dokumen daerah/nasional
RISPAL/RPJMD/RPJMN

E Pelanggan Potensial L2T2


12 Penduduk yang dilayani L2T2 % Penambahan sambungan
jiwa disesuaikan dengan jumlah
pelanggan AM yang ada, serta
13 Jumlah pelanggan L2T2 sambungan
kesiapan Perumda AM dengan
14 Persentase pelanggan air minum dilayani % memperhatikan target layanan
L2T3 yang tercantum di dalam
dokumen daerah/nasional
15 Penambahan pelanggan L2T2 per tahun sambungan RISPAL/RPJMD/RPJMN
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

31
Tabel 3-2 Proyeksi Jumlah Calon Pelanggan Layanan Air Limbah Domestik
Data Proyeksi
No. Uraian Satuan Eksisting Tahun Tahun
Tahun ...... ke ...... ke ......
F Pelayanan Lainnnya
16 Penduduk yang dilayani L2T3 (akses sambungan Non pelanggan Perumda AM
sanitasi aman lainnya) yang telah memiliki tangki septik

17 Pelayanan penyediaan tangki septik sambungan Target pasar yang potensial


standar disesuaikan dengan jumlah
pelanggan yang telah dilayani
penyedotan lumpur tinja.

3.2 Pendekatan Aspek Teknis


3.2.1 Deskripsi
Pendekatan teknis adalah pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan jenis dan jumlah sarana
prasarana atau aset yang akan dikelola oleh Perumda AM ketika mengintegrasikan layanan air limbah
domestik ke dalam unit usahanya. Perhitungan ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam
penentuan tarif layanan dan manajemen pengelolaan aset oleh Perumda AM.

3.2.2 Lingkup
Lingkup teknis operasional menggambarkan jenis dan jumlah sarana prasarana yang dibutuhkan
dalam rangka penyiapan integrasi pengelolaan air limbah domestik oleh Perumda AM, yang ditentukan
berdasarkan:
a. jenis pelayanan yang akan dintegrasikan
b. target cakupan layanan mendatang
c. tahapan pelaksanaan integrasi

Jenis pelayanan yang akan diintegrasikan ditentukan oleh Perumda AM dengan persetujuan kepala
daerah sebagai pemilik. Penentuan jenis pelayanan ini tentunya sudah mempertimbangkan manfaat
(perolehan laba) bagi Perumda AM maupun upaya pencapaian target cakupan pelayanan air limbah
domestik yang tertuang pada kebijakan pembangunan daerah seperti RISPAL, Strategi Sanitasi Kota,
dan RPJMD. Sedangkan pengadaan sarana prasarana dilaksanakan sesuai tahapan pelayanan yang ada
pada tahapan integrasi yang direncanakan oleh Perumda AM.
32
Tabel 3-3 Jenis Pelayanan dan Kebutuhan Sarana Prasarana ALD yang Dibutuhkan
Jenis Pelayanan Jenis Sarana dan Prasarana Air Limbah Domestik
SPALD-S
Penyediaan dan pemasanagan tangki septik Tangki septik SNI
sesuai standar
Penyedotan tangki septik (L2T2/L2T3) dan/ - Kendaraan penyedot dan pengangkut lumpur tinja:
atau pengolahan lumpur tinja • Truk tinja; dan
• Motor tinja
- Bangunan IPLT dan sarana penunjang
SPALD-T
Penyambungan jaringan dan pengolahan air - Jaringan perpipaan air limbah
limbah terpusat - IPAL dan sarana penunjang
Pengelolaan sistem air limbah domestik - Jaringan perpipaan air limbah
terpusat pada kawasan terterntu - IPAL dan sarana penunjang
Layanan Lainnya
Penyediaan perlengkapan sanitasi - Misal: kloset, urinal, biofilter, dll.
Pemeriksaan laboratorium (kualitas air limbah) - Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air Limbah Domestik
Pemanfaatan hasil olahan air limbah domestik, - Diperlukan peralatan tambahan untuk memanfaatkan efluen
seperti pupuk, biogas, dll. yang dihasilkan dari IPLT/IPAL

3.2.3 Instrumen Analisis


Perkiraan kebutuhan jumlah atau kapasitas sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik yang
harus disiapkan Perumda AM untuk masing-masing jenis layanan air limbah domestik, adalah sebagai
berikut:
A. Pelayanan SPALD-S
1) Penyediaan Tangki Septik Standar
Penyediaan tangki septik standar dimaksudkan untuk membantu pelanggan memilki tangki
septik yang aman dan berstadar sesuai dengan SNI 2398:2017. Tangki septik yang disediakan
umumnya sudah memiliki ukuran khusus rumah tangga dan terbuat dari bahan kedap dan
mudah dalam hal pemasangan.
Jumlah tangki septik yang disediakan disesuaikan jumlah permintaan pelanggan dan hasil
survei fisik bangunan tangki septik yang dilakukan oleh Perumda AM.

2) Penyedotan tangki septik (L2T2/L2T3)


Layanan penyedotan tangki septik membutuhkan dukungan armada yang terdiri dari 3 (tiga)
komponen, yaitu 1) unit sedot tinja, 2) awak armada, dan 3) prosedur operasi. Kesesuaian
kolektif dari ketiga komponen tersebut harus mampu membuat operasi LLTT berlangsung
secara efisien, cepat, bersih, aman, dan profesional. Untuk memilih jenis kendaraan bermotor
yang akan digunakan sebagai unit sedot tinja, perlu mempertimbangkan hal‐hal berikut:
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

33
a) lebar ruas jalan yang akan dilalui,
b) volume tangki lumpur yang akan diletakkan di atasnya,
c) ketentuan lalu lintas, kelas jalan dan batas pembebanan jalan yang berlaku,
d) kenyamanan dan keamanan penggunaannya,
e) kemampuan pembiayaan investasi dan operasional,
f) kemudahan perawatan,
g) luas lahan yang tersedia untuk pool penyimpanan.

Perhitungan jumlah kebutuhan kendaraan pengangkut lumpur tinja didasarkan atas rencana
jumlah pelanggan yang akan dilayani serta menggunakan data dan asumsi sebagai berikut:
a) Periode penyedotan tangki septik
b) Jumlah hari dan kerja operator
c) Volume tangki truk tinja
d) Waktu rata‐rata penyedotan tangki septik
e) Waktu tempuh rata‐rata menuju IPLT
f) Volume rata-rata lumpur tinja yang disedot
g) Kapasitas angkut lumpur tinja dalam 1 ritasi
h) Waktu yang ditempuh truk tinja dalam 1 ritasi

3) Pengolahan Lumpur Tinja


Pelayanan pengolahan lumpur tinja dilakukan di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
yang terdiri dari bangunan pengolahan lumpur tinja dan sarana penunjangnya. Bangunan
pengolah lumpur tinja terdiri dari pengolahan fisik, pengolahan biologis, dan/atau
pengolahan kimia. Prasarana dan sarana IPLT terdiri atas:
a) Prasarana dan sarana utama yang berfungsi untuk mengolah lumpur tinja, meliputi:
Unit Penyaringan, Unit Pengumpulan, Unit Pemekatan, Unit Stabilisasi, Unit Pengeringan
Lumpur, Unit Pemrosesan Lumpur Kering.
b) Prasarana penunjang: jalan akses, kantor, laboratorium, bengkel, dll
Penentuan besarnya kapasitas pengolahan lumpur tinja tergantung jumlah truk tinja
yang membuang lumpur tinja ke IPLT dan kapasitas tangka dari masing-masing truk
yang masuk ke IPLT setiap hari kerja.

B. Pelayanan SPALD-T
1) Penyambungan jaringan dan pengolahan air limbah terpusat
Pengadaan pelayanan sambungan rumah untuk pengelolaan air limbah domestik secara
terpusat dapat dilakukan pada daerah yang telah dipasang jaringan perpipaan air limbah.

Pengadaan jaringan perpipaan air limbah ditentukan berdasarkan jumlah pelanggan di


34
rencana area pelayanan, volume air limbah yang dihasilkan di area tersebut, serta jalur jalan
dan topografi area pelayanan.

Untuk SPALD-T skala permukiman dapat melayani 50-20.000 jiwa di mana air limbah rumah
tangga dialirkan ke bangunan pengolahan yang lokasinya di sekitar permukiman. Unit
pengolahan dapat berupa pengolahan lengkap (termasuk pengolahan lumpur) ataupun
pengolahan sebagian (lumpur diolah di IPLT).

Sedangkan SPALD-T skala kota melayani lebih dari 20.000 jiwa di mana air limbah dari rumah
tangga dialirkan ke IPAL skala kota yang merupakan unit pengolahan lengkap.

Besarnya kapasitas unit IPALD-T dihitung berdasarkan jumlah pelanggan yang akan dilayani
dikali dengan volume air limbah domestik yang dihasilkan oleh masing-masing pelanggan.
2) Pengelolaan sistem air limbah domestik terpusat pada kawasan tertentu
Pelayanan pengelolaan sistem air limbah domestik untuk kawasan tertentu disediakan sesuai
permintaan pihak kawasan. Untuk menentukan besarnya kapasitas pengolahan dan jaringan
perpipaan yang dibutuhkan, akan ditentukan setelah dilakukan survei fisik lapangan.

Secara ringkas, pada tabel berikut dapat dilihat cara penentuan jumlah kebutuhan sarana-
prasarana yang perlu disiapkan oleh Perumda AM dalam integrasi pelayanan air limbah
domestik.
Tabel 3-4 Identifikasi Jumlah dan Kapasitas Kebutuhan Sarana Prasarana SPALD
Jenis Pelayanan Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Unit dan Kapasitas
Air Limbah Domestik yang Dibutuhkan
Penyediaan dan - Tangki Septik SNI - Sesuai hasil survei lapangan dan
pemasangan tangki permintaan pelanggan
septik sesuai standar
Penyedotan tangki septik - Kendaraan penyedot dan - Dihitung berdasarkan target cakupan
dan/atau pengolahan pengangkut lumpur tinja: pelayanan, keterjangkauan lokasi
lumpur tinja truk tinja dan motor tinja pelayanan dan jam kerja pelayanan
- Bangunan IPLT dan sarana - Dihitung berdasarkan rencana jumlah
penunjang truk tinja yang buang tinja setiap hari dan
kapsitas tangka dari masing-masing truk
Penyambungan jaringan - Jaringan perpipaan air - Dihitung berdasarkan target cakupan
dan pengolahan air limbah pelayanan, jumlah dan lokasi bangunan
limbah terpusat yang akan dilayani, perkiraan air limbah
yag dihasilkan, jarak area layanan sampai ke
IPAL, topografi area pelayanan. Diperlukan
survei lapangan dan perhitungan untuk
penentuan panjang pipa
- IPAL dan sarana penunjang - Dihitung berdasarkan target cakupan
pelayanan, jumlah dan lokasi bangunan
yang akan dilayani, perkiraan air limbah yag
dihasilkan, teknologi yang digunakan serta
baku mutu badan air penerima efluen
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

35
Tabel 3-4 Identifikasi Jumlah dan Kapasitas Kebutuhan Sarana Prasarana SPALD (Lanjutan)
Jenis Pelayanan Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Unit dan Kapasitas
Air Limbah Domestik yang Dibutuhkan
Pengelolaan sistem - Jaringan perpipaan air - Dihitung berdasarkan target cakupan
air limbah domestik limbah pelayanan, jumlah pengguna di lokasi
terpusat pada kawasan bangunan yang akan dilayani, perkiraan
tertentu air limbah yag dihasilkan, topografi area
pelayanan
- IPAL dan sarana penunjang - Dihitung berdasarkan target cakupan
pelayanan, jumlah pengguna di lokasi
bangunan yang akan dilayani, perkiraan air
limbah yag dihasilkan, baku mutu badan air
penerima efluen

Selain jenis pelayanan SPALD-S dan SPALD-T, Perumda AM juga dapat memanfaatkan
hasil pengolahan air limbah domestik sebagai usaha lainnya. Hasil pengolahan limbah
domestik dapat berbentuk: cairan; padatan; dan/atau gas, di mana untuk beberapa jenis
pemanfaatannya dibutuhkan tambahan pengolahan.

Hasil pengolahan air limbah domestik berbentuk cairan dapat dimanfaatkan diantaranya
untuk kebutuhan penggelontor kakus, alat pendingin udara, dan hidran kebakaran. Hasil
pengolahan air limbah domestik yang berbentuk padatan dapat dimanfaatkan untuk
campuran pupuk dan/atau campuran kompos untuk tanaman non pangan atau bahan
bangunan seperti batako. Hasil pengolahan air limbah domestik berbentuk gas dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan.

3.3 Pendekatan Aspek Keuangan


3.3.1 Deskripsi
Aspek keuangan akan memberikan informasi tren kondisi keuangan selama 5 tahun terakhir yang
dilihat dari pendapatan usaha dan laba bersih, nilai aset dan beban penyusutan, serta tarif rata-rata dan
harga pokok produksi dan memastikan dengan adanya penambahan lingkup usaha pengelolaan tidak
akan membebani perusahaan.

3.3.2 Lingkup
Kajian kelayakan keuangan untuk PDAM dalam pengelolaan limbah domestik diukur dengan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
A. Kondisi eksisting PDAM
1) Pendapatan Usaha dan Laba Bersih
Pendapatan usaha yang tinggi tidak selalu akan menghasilkan laba bersih yang tinggi apabila
beban yang harus dibayar oleh perusahaan juga tinggi. Selain itu laba bersih yang tinggi
atau rendah tidak dapat dijadikan sebagai ukuran yang mutlak untuk mengukur baik atau
36
tidaknya sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya, hal ini disebabkan adanya faktor
lain yang memiliki keterkaitan dengan laba, yaitu: seperti pendapatan lain-lain di luar usaha
utama perusahaan.

2) Nilai Aset di Luar Tanah dan Beban Penyusutan


Nilai penyusutan cenderung menurun, hal ini menunjukkan bahwa beberapa aset telah habis
umur penyusutannya. Sedangkan nilai penyusutan stabil, hal ini menunjukkan bahwa tidak
ada tambahan aset yang berarti.

3) Tarif Rata-rata dan Harga Pokok Produksi


Satu kendala pengembangan pelayanan air minum oleh Perumda Air Minum adalah harga
jual air atau tarif yang dikenakan pada pelanggan masih dibawa harga pokok produksi,
belum mencapai full cost recovery (FCR). Sebelum Perumda melakukan perluasan usaha,
Perumda telah efisien dalam operasionalnya sehingga dinilai mampu mempertahankan
kesinambungan pelayanan, dan dapat memperluas usaha. Hal ini dapat dilihat dari tren
tingkat FCR.

4) Rasio Keuangan
a) Rasio Laba Usaha
Rasio laba usaha digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dan mencari keuntungan dari aktivitas bisnisnya. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.
Formulasi rasio laba usaha adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
Rasio Laba =
Pendapatan

b) Return on Asset
RoA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa
menghasilkan laba bersih.
Formulasi rasio laba usaha adalah sebagai berikut:
Laba Bersih
Rasio Return on Asset =
Total Aktiva
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

37
B. Pendapatan
Pendapatan pengelolaan limbah domestik dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
1) SPALD – T
Pendapatan dari SPALD-T bersumber dari masyarakat yang terdaftar menjadi pelanggan
SPALD-T. Pembayaran dari pelanggan adalah pembayaran bulanan dengan tarif yang berbeda
berdasarkan golongan pelanggan.

Tarif yang dibebankan kepada pelanggan dapat dibedakan antara lain sebagai berikut:
a) satuan per pelanggan per bulan,
b) satuan m2 per bulan per pelanggan,
c) persentase pemakaian air minum.

2) SPALD – S
Pendapatan dari SPALD-S bersumber dari masyarakat yang mendapatkan layanan penyedotan
tangki septik. Pola penyedotan pelanggan dapat dibedakan menjadi terjadwal atau on call
sesuai permintaan dari masyarakat.
Pola pembayaran dari masyarakat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Pembayaran sekaligus pada saat mendapat pelayanan
b) Pembayaran bulanan dalam jangka waktu 36 bulan dengan pelayanan penyedotan 1
(satu) kali.

Dengan 2 pola pembayaran di atas, diharapkan tidak membebani keuangan karena


pengeluaran biaya diikuti dengan penerimaan pendapatan.

3.3.3 Instrumen Analisis


Kelayakan usaha yang diperhitungkan adalah nilai laba yang diperoleh dengan adanya tambahan
lingkup usaha untuk pengelolaan limbah domestik.
a. Tambahan pengelolaan limbah domestik disebut mempunyai kelayakan usaha bila perhitungan
rasio laba usaha dan return on asset adalah positif. Hal ini mengacu pada integrasi air minum dan
air limbah bahwa tambahan usaha untuk Perumda AM adalah:
• untuk memastikan kondisi keuangan eksisting Perumda AM cukup baik
• untuk memastikan tambahan beban tidak menyulitkan kondisi saat ini
b. Bila rasio laba usaha dan return on asset bernilai negatif menunjukkan bahwa tambahan usaha
pengelolaan limbah domestik membawa pengaruh negatif atau akan membebani keuangan
Perumda AM saat ini.
38

3.4 Pendekatan Aspek Peran Serta Masyarakat


3.4.1 Deskripsi
Keberhasilan dalam pelayanan air limbah domestik sebagian besar ditentukan oleh besarnya peran
serta masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat dunia usaha (swasta). Semakin besar
masyarakat yang peduli dan sadar terhadap pentingnya pengelolaan air limbah yang baik akan
mempermudah daerah untuk melakukan penanganan air limbahnya, demikian pula kalau yang terjadi
sebaliknya, akan berakibat sebaliknya juga.

Peran serta masyarakat membuka kemungkinan keputusan yang diambil didasarkan kebutuhan,
prioritas dan kemampuan masyarakat, hal ini akan dapat menghasilkan rancangan rencana, program
dan kebijaksanaan yang lebih realistis. Masyarakat diikutsertakan dalam aktivitas pengelolaan air
limbah yang dapat menjamin penerimaan dan apresiasi yang lebih besar terhadap segala sesuatu yang
dihasilkan.

Betapa pentingnya peran serta masyarakat ini, sehingga dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik diatur secara khusus dalam pasal tersendiri, yaitu pada Pasal 39. Dijelaskan
bahwa peran serta masyarakat dalam pelayanan publik dimulai sejak penyusunan standar pelayanan
sampai dengan evaluasi dan pemberian penghargaan, dengan demikian masyarakat juga memiliki
peran serta dalam pemberian pelayanan publik, hal tersebut diwujudkan dalam bentuk kerja sama,
pemenuhan hak dan kewajiban masyarakat, serta peran aktif dalam penyusunan kebijakan pelayanan
publik. Mengapa pelayanan air limbah dikaitkan dengan UU pelayanan publik, karena pada dasarnya
yang dilakukan dalam pengelolaan pelayanan air limbah merupakan pelayanan yang diberikan kepada
publik atau masyarakat. Pada dasarnya peran masyarakat disini diharapkan mampu memberikan
kontribusi dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah agar terwujud pelayanan air limbah yang
sesuai dan memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Secara umum peran serta masyarakat yang diwujudkan dalam kontribusi peran serta berupa
bantuan sumbangan berbentuk gagasan, tenaga dan materi dalam proses perencanaan pengelolaan
diantaranya adalah: pemberian informasi, saran, pertimbangan dalam penyusunan strategi pengelolaan
dan pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pengelolaan limbah termasuk bantuan untuk
memperjelas hak atas perencanaan pengelolaan.

Peran serta masyarakat dunia usaha (swasta) dalam pengelolaan air limbah domestik dapat dilihat
dari adanya kerja sama antara pengelola air limbah dalam hal pengadaan layanan jasa maupun sarana
prasarana pengelolaan air limbah domestik.

3.4.2 Lingkup
Peran yang dapat lakukan oleh masyarakat dalam konteks pengelolaan air limbah domestik, antara lain:
a. Peran sebagai individu terhadap kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat;
b. Peran sebagai pelanggan yang secara langsung berdampak pada penyelenggaraan pelayanan air
limbah;
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

39
c. Peran sebagai masyarakat pengguna layanan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
d. Peran sebagai penyedia layanan oleh masyarakat dunia usaha (swasta) dalam penyediaan sarana
prasarana pengelolaan air limbah.

3.4.3 Instrumen Analisis


Dalam konteks pengelolaan air limbah, peran serta masyarakat ini setidaknya dapat dibedakan dalam 3
peran yang lakukan oleh masyarakat:
a. Peran sebagai individu terhadap kesadaran berperilaku hidup bersih dan sehat
i. Memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang hidup bersih dan sehat;
ii. Memiliki akses terhadap informasi pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
iii. Memiliki pengetahuan mengelola limbah yang baik untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
b. Peran secara langsung berdampak pada penyelenggaraan pelayanan air limbah:
i. Kesediaan menjadi pelanggan air limbah
ii. Kesediaan membayar sesuai ketentuan yang telah diatur
iii. Kesediaan memberikan informasi dan atau menyampaikan pengaduan

c. Peran masyarakat sebagaimana diatur dalam UU Pelayanan publik


i. Penyusunan kebijakan Pelayanan Publik
ii. Penyusunan Standar Pelayanan
iii. Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan Pelayanan Publik
iv. Pemberian penghargaan

Dari ketiga hal tersebut penyelenggara pelayanan air limbah dapat menentukan langkah-langkah
strategis dalam meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat. Beberapa hal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam membangun peran serta masyarakat antara lain:
• Adanya ruang atau akses bagi kedua belah pihak, antara penyelenggara pelayanan dan masyarakat,
misal dengan penyebaran kuesioner dan survei langsung ke calon pelanggan.
• Keterbukaan informasi melalui sosialisasi dan promosi baik tentang kebijakan, standar dan
pengaduan pelayanan dan tarif;
• Saling menguatkan dalam membangun kepercayaan pelaksanaan pelayanan dengan meminta
umpan balik tentang kualitas pelayanan baik melalui mekanisme pengaduan pelanggan maupun
pelaksanaan survei kepuasan pelanggan yang diadakan secara rutin.
• Saling membuka komunikasi intensif: bisa melalui forum pelanggan dan lainnya

Salah satu cara untuk mengukur pengetahuan dan kepentingan masyarakat tentang pengelolaan air
limbah adalah dengan melakukan survei kebutuhan nyata (real demand survey, RDS). Melalui RDS ini
juga bisa digali tentang kesediaan dan kemampuan masyarakat dalam penyediaan sarana sanitasi dan
40
jasa pengelolaan air limbah. Survei ini akan membantu pengambil keputusan mengenai rencana dan
biaya pelayanan air limbah yang akan dilaksanakan, serta menyiapkan tahapan upaya peningkatan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik.

Setelah masyarakat menjadi pelanggan ALD yang dilayani oleh Perumda AM, masyarakat masih bisa
memberikan peran sertanya melalui mekanisme pengaduan pelanggan ataupun sebagai responden
dari survei kepuasan pelanggan yang disediakan oleh Perumda AM. Masyarakat juga dapat terus
meningkatkan peran sertanya hingga ikut terlibat dalam penyusunan kebijakan pengelolaan air limbah
domestik baik melalui forum pelanggan maupun dalam kegiatan musenbang daerah.

Peran serta masyarakat yang lainnya adalah peran serta masyarakat dunia usaha (swasta) dalam
pengelolaan ALD dapat difasilitasi oleh Perumda AM dengan pola kemitraan. Data keberadaan
operator/perusahaan yang menyediakan produk/jasa pelayanan dapat dilakukan dengan mencari di
daftar perusahaan yang telah memiliki izin usaha dari dinas terkait.

Selanjutnya Perumda AM menyiapkan dokumen lelang kerja sama dan mengundang mitra operator
untuk mengikuti pelelangan. Hanya pengusaha‐pengusaha yang dianggap layak yang dapat dijadikan
calon mitra operasi dan menyiapkan dokumen penawaran kerja sama yang nantinya akan dinilai hingga
diperoleh pemenang dari proses lelang tersebut.

3.5 Pendekatan Aspek Kelembagaan


3.5.1 Deskripsi
Integrasi pengelolaan air limbah domestik pada Perumda AM memiliki konsekuensi terjadi perubahan
organisasi, yang meliputi lingkup usaha, struktur organisasi dan uraian tugas, serta SDM. Tinjauan aspek
kelembagaan/manajemen ditujukan pada penyiapan perangkat kelembagaan/manajemen.

3.5.2 Lingkup
Perubahan pada lingkup usaha Perumda AM dengan menambahkan pengelolaan air limbah domestik
akan dipayungi dalam peraturan daerah tentang Perumda AM. Penyusunan desain struktur organisasi
dipengaruhi lingkup layanan pengelolaan air limbah yang akan dilaksanakan Perumda AM. Sebagai
perusahaan, lingkup layanan pengelolaan air limbah domestik yang dapat dilakukan, antara lain:
a. penyediaan dan pemasangan tangki septik sesuai standar;
b. penyedotan tangki septik dan/atau pengolahan lumpur tinja;
c. penyambungan jaringan dan pengolahan air limbah terpusat;
d. kerja sama pengelolaan sistem air limbah domestik terpusat pada kawasan tertentu;
e. penyediaan perlengkapan sanitasi, seperti: bio filter;
f. pemeriksaan laboratorium (kualitas air limbah);
g. pemanfaatan hasil olahan air limbah domestik.

Penambahan SDM dilakukan dengan memperhatikan hasil penilaian atas efisiensi pegawai terhadap
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

41
pelanggan, yang dihitung dari rasio jumlah pegawai per 1.000 pelanggan. Jumlah SDM yang saat ini
mengelola air limbah domestik pada dinas (bidang/seksi) atau UPTD menjadi acuan awal kebutuhan
SDM.

3.5.3 Instrumen Analisis


Desain struktur organisasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:
a. Struktur Organisasi Atas Dasar Fungsi;
b. Struktur Organisasi Atas Dasar Tahap-Tahap dari “Proses”;
c. Struktur Organisasi Atas Dasar Produk/Jasa;
d. Struktur Organisasi Atas Dasar “Pasar” atau “Wilayah Kerja”.

Setiap pilihan pendekatan, memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini keunggulan dan kekurangan
dari setiap pendekatan.

Tabel 3-5 Kelebihan dan Kekurangan Setiap Pendekatan Desain Struktur Organisasi
Pendekatan
Fungsi Proses Produk Pasar/Wilayah
Kelebihan - Adanya spesialisasi - Adanya kesatuan - Koordinasi antar - Fokus pada
keahlian tanggung jawab fungsi dalam pengelolaan
produk lebih pelanggan menurut
mudah karakteristik wilayah
- Tanggung jawab - Mudah
atas produk jelas menyesuaikan
perubahan
preferensi
pelanggan
Kekurangan - Personil harus - Kemungkinan - Koordinasi antar - Organisasi menjadi
memiliki terjadi produk tidak besar, karena
kemampuan penumpukan mudah setiap wilayah akan
pengetahuan personil pada - Kemampuan memiliki unit-unit
terhadap semua proses tertentu personil dalam organisasi
barang/jasa - Ada kondisi pemahaman
yang dihasilkan saling produknya sebatas
perusahaan memengaruhi produk yang
hasil pekerjaan menjadi tugasnya
antar unit
Pemilihan struktur organisasi menyesuaikan lingkup layanan usaha yang akan diintegrasikan. Berikut ini
beberapa contoh pendekatan dalam penyusunan struktur organisasi.
42
A. Desain Struktur Organisasi
I. Pendekatan Fungsi dan Produk
a) Alternatif 1

Direktur Utama

Direktur Direktur Teknik/


Umum dan Keuangan Operasional dan
Pelayanan

Manajer/Bagian Manajer/Bagian
Air Limbah Domestik Air Minum

Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Subbagian Asisten Manajer/


Subbagian Perencanaan Subbagian Pelayanan Pengangkutan (Penyedotan) Subbagian Pengolahan
dan Pengembangan dan Jaringan

Gambar 3-1 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Fungsi dan Produk

b) Alternatif 2

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur Teknik/


Umum dan Keuangan Perencanaan dan Operasional dan
Pengembangan Pelayanan

Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian


Perencanaan dan Perencanaan dan Air Limbah Domestik Air Minum
Pengembangan Air Minum Pengembangan Air Limbah

Asisten Manajer/
Asisten Manajer/ Asisten Manajer/
Subbagian Pengangkutan
Subbagian Pelayanan Subbagian Pengolahan
(Penyedotan) dan
Jaringan

Gambar 3-2 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Fungsi dan Produk
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

43
II. Pendekatan Produk dan Proses
a) Alternatif 1

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur


Umum dan Keuangan Air Minum Air Limbah

Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian


Perencanaan dan Pelayanan Pengangkutan (Penyedotan) Pengolahan
Pengembangan Air Minum dan Jaringan

Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Pengolahan Pengolahan Pengolahan Pengolahan Pengolahan Pengolahan

Gambar 3-3 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Proses

b) Alternatif 2

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur


Umum dan Keuangan Air Minum Air Limbah

Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian


Perencanaan dan Air Limbah Setempat Air Limbah Terpusat
Pengembangan

Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/


Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/
Subbagian Subbagian Subbagian
Subbagian IPLT Subbagian Subbagian IPAL
Pelayanan Pengangkutan Pelayanan
Pipa Jaringan
Setempat (Penyedotan) Terpusat

Gambar 3-4 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Proses
44
III. Pendekatan Produk dan Wilayah
a) Alternatif 1

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur


Umum dan Keuangan Air Minum Air Limbah

Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian


Perencanaan & Air Limbah Setempat Air Limbah Terpusat
Pengembangan Wilayah Wilayah

Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/


Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/
Subbagian Subbagian Subbagian
Subbagian IPLT Subbagian Pipa Subbagian IPAL
Pelayanan Pengangkutan Pelayanan Terpusat Jaringan
Setempat (Penyedotan)

Gambar 3-5 Alternatif 1 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Wilayah

b) Alternatif 2

Direktur Utama

Direktur Direktur Direktur


Umum dan Keuangan Air Minum Air Limbah

Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian Manajer/Bagian


Perencanaan dan Pelayanan Setempat Pelayanan Terpusat dan Pengolahan
Pengembangan dan Penyedotan Jaringan Wilayah

Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/ Asisten Manajer/
Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian Subbagian
Pelayanan Pengangkutan Pelayanan Pipa Jaringan Pengolahan IPLT Pengolahan IPAL
Setempat (Penyedotan) Terpusat

Gambar 3-6 Alternatif 2 Struktur Organisasi dengan Pendekatan Produk dan Wilayah
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

45
B. Uraian Tugas
I. Struktural
Pengelompokan tugas pada setiap level struktur organisasi:
Tabel 3-6 Contoh Level Struktural dan Tugasnya dalam Organisasi
No. Level Uraian Tugas
1 Direktur Utama Merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengendalikan
perusahaan
2 Direktur Merencanakan, mengelola, dan mengendalikan program
pada bidangnya
3 Manajer/Bagian Merencanakan dan mengawasi kegiatan pada bagiannya
4 Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Mengatur dan mengendalikan kegiatan pada subagiannya

Berikut ini contoh uraian tugas dan fungsi:


Direktur Utama
Direktur Utama mempunyai tugas merencanakan, mengelola, mengawasi dan mengendalikan
seluruh kegiatan operasional Perusahaan. Dalam menjalakan tugasnya, Direktur Utama
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Dewan Pengawas.
Direktur Utama mempunyai fungsi :
a) perumusan kebijakan pengembangan usaha Perusahaan dan pengembangan sumber
daya Perusahaan;
b) pelaksanaan perjanjian pinjaman, pengikatan diri dalam perjanjian, dan pelaksanaan
kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan
Pengawas;
c) penyusunan Rencana Bisnis 5 (lima) tahunan yang disahkan oleh Walikota melalui usul
Dewan Pengawas;
d) penyusunan dan penyampaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahunan
Perusahaan beserta revisinya yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Bisnis
kepada Walikota melalui Dewan Pengawas;
e) pengurusan dan pengelolaan kekayaan Perusahaan;
f) penandatanganan Laporan Triwulan terdiri dari laporan kegiatan operasional dan
keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas;
g) penandatanganan Laporan Tahunan terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit
dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas
disampaikan kepada Walikota dan menyebarluaskan Laporan Tahunan dimaksud melalui
media massa setelah disahkan oleh Walikota;
h) penetapan susunan organisasi dan tata kerja Perusahaan dengan persetujuan Dewan
Pengawas;
i) pengangkatan dan pemberhentian pegawai berdasarkan Peraturan Kepegawaian
Perusahaan;
46
j) pengangkatan pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi;
k) penyusunan dan pelaporan rencana suksesi kepemimpinan kepada Dewan Pengawas;
l) sebagai yang mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan;
m) penjualan, penjaminan dan pelepasan aset milik Perusahaan berdasarkan persetujuan
Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas; dan
n) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.

Direktur Air Limbah Domestik


Direktur Air Limbah Domestik mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan program di bidang air limbah domestik, yang meliputi perencanaan dan
pengembangan air limbah domestik, pelayanan setempat dan terpusat, pengangkutan/
penyedotan lumpur tinja, pemeliharaan jaringan, serta pengolahan lumpur tinja dan air
limbah domestik.
Direktur Air Limbah Domestik mempunyai fungsi :
a) perencanaan bisnis 5 (lima) tahunan bidang air limbah domestik;
b) perumusan perencanaan dan pengendalian program-program bidang air limbah
domestik yang meliputi perencanaan dan pengembangan air limbah domestik,
pelayanan setempat dan terpusat, pengangkutan/penyedotan lumpur tinja,
pemeliharaan jaringan, pengolahan lumpur tinja dan air limbah domestik;
c) pengendalian kebijakan umum di bidang air limbah domestik;
d) pengendalian pembuatan perencanaan desain proyek pada air limbah domestik;
e) pengendalian operasional dan perawatan pengangkutan, jaringan dan instalasi
pengolahan;
f) pengendalian tindak lanjut pengaduan pelanggan maupun masyarakat terkait air
limbah domestik;
g) pelaksanaan perjanjian pinjaman, pengikatan diri dalam perjanjian, dan pelaksanaan
kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan
Pengawas;
h) pengawasan laporan pelaksanaan tugas bidang air limbah domestik;
i) pengawasan laporan pelaksanaan proyek yang dilaksanakan pihak ketiga;
j) penandatanganan Laporan Triwulan terdiri dari laporan kegiatan operasional dan
keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas;
k) penandatanganan Laporan Tahunan terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit
dan laporan manajemen yang ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas
disampaikan kepada Walikota dan menyebarluaskan Laporan Tahunan dimaksud melalui
media massa setelah disahkan oleh Walikota;
l) pengangkatan dan pemberhentian pegawai berdasarkan Peraturan Kepegawaian
Perusahaan;
m) pengangkatan pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi;
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

47
n) sebagai yang mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan;
o) evaluasi terhadap tugas dan fungsinya; dan
p) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama sesuai tugas dan
fungsinya.

Manajer/Bagian Pengangkuan (Penyedotan) dan Jaringan


Manajer/Bagian Pengangkutan (Penyedotan) dan Jaringan mempunyai tugas merencanakan
dan mengawasi kegiatan Pengangkutan (Penyedotan) Lumpur Tinja dan Jaringan Air Limbah
Domestik.
Manajer/Bagian Pengangkutan (Penyedotan) dan Jaringan mempunyai fungsi:
a) merencanakan dan mengawasi kegiatan operasi penyedotan, pengangkutan, dan
pembuangan lumpur tinja;
b) merencanakan dan mengawasi kegiatan operasi dan pemeliharaan pada subsistem
pengumpulan yang meliputi antara lain pada lubang inspeksi, saluran pipa, manhole
pada sistem pengelolaan air limbah terpusat;
c) melakukan pembinaan pegawai pada Bagian Pengangkutan (Penyedotan) dan Jaringan;
d) evaluasi terhadap tugas dan fungsinya; dan
e) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur Air Limbah Domestik sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Pengangkutan (Penyedotan) Lumpur Tinja


Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Pengangkutan (Penyedotan) Lumpur Tinja mempunyai
tugas mengatur dan mengendalikan kegiatan.
Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Pengangkutan (Penyedotan) Lumpur Tinja mempunyai
fungsi:
a) mengatur dan mengendalikan kegiatan penyedotan lumpur tinja;
b) mengatur dan mengendalikan kegiatan pengangkutan dan pembuangan lumpur tinja;
c) melakukan pembinaan pegawai pada Subbagian Pengangkutan (Penyedotan) Lumpur
Tinja;
d) evaluasi terhadap tugas dan fungsinya; dan
e) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer/Kepala Bagian
Pengangkutan (Penyedotan) dan Jaringan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Jaringan Air Limbah Domestik


Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Jaringan Air Limbah Domestik mempunyai tugas mengatur
dan mengendalikan kegiatan.
Asisten Manajer/Subbagian/Seksi Jaringan Air Limbah Domestik mempunyai fungsi:
a) mengatur dan mengendalikan kegiatan operasi pada subsistem pengumpulan
48
yang meliputi antara lain pada lubang inspeksi, saluran pipa, manhole pada sistem
pengelolaan air limbah terpusat;
b) mengatur dan mengendalikan kegiatan pemeliharaan pada subsistem pengumpulan
yang meliputi antara lain pada lubang inspeksi, saluran pipa, manhole pada sistem
pengelolaan air limbah terpusat;
c) melakukan pembinaan pegawai pada Subbagian Jaringan Air Limbah Domestik;
d) evaluasi terhadap tugas dan fungsinya; dan
e) melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer/Kepala Bagian
Pengangkutan (Penyedotan) dan Jaringan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

II. Teknisi Pelaksana


Asisten manajer/subbagian/seksi akan dibantu beberapa teknisi. Teknisi pengelola air limbah
domestik, menyesuaikan dengan lingkup layanan yang akan dikelola Perumda AM. Apabila
Perumda AM akan melayani seluruh sistem pengelolaan air limbah domestik (SPALD-T dan
SPALD-S) maka seluruh jabatan berikut dapat dipergunakan.

Tabel 3-7 Contoh Jenis Teknisi dan Tugasnya dalam Organisasi


No. Level Uraian Tugas
1 Pelayanan Melakukan kegiatan promosi dan mencari pelanggan baru,
menerima keluhan pelanggan dan meneruskan ke bagian
yang terkait, serta penagihan rekening
2 Pengemudi (sopir truk Melakukan pemeriksaan, perawatan, kelengkapan kendaraan
penyedotan tinja) serta mengemudikan, memperbaiki, dan melaporkan segala
kerusakan agar kondisi kendaraan selalu siap pakai untuk
penyedotan, pengangkutan dan pembuangan lumpur tinja
3 Teknisi Pengangkutan Melakukan kegiatan yang meliputi pemasangan, perbaikan
(Penyedotan) Lumpur Tinja dan pengecekan, serta pemeliharaan pada pengangkutan
(penyedotan) lumpur tinja
4 Teknisi IPLT Melakukan kegiatan yang meliputi pemasangan, perbaikan
dan pengecekan, serta pemeliharaan IPLT
5 Teknisi SR dan Jaringan Melakukan kegiatan yang meliputi pemasangan, perbaikan
dan pengecekan, serta pemeliharaan jaringan dan
penanganan SR
6 Teknis IPAL Melakukan kegiatan yang meliputi pemasangan, perbaikan,
dan pengecekan serta pemeliharaan IPAL

3.6 Pendekatan Aspek Peraturan


3.6.1 Deskripsi
Integrasi pengelolaan air limbah domestik ke dalam Perumda Air secara hukum, prosedur yang
dijalankan adalah dengan menerbitkan perubahan Peraturan Daerah tentang pendirian Perumda AM.
Di mana pada batang tubuh perda perubahan tersebut memuat lingkup kegiatan usaha pengelolaan
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

49
air limbah domestik. Tinjauan aspek peraturan ditujukan pada penyiapan perangkat hukum/peraturan
yang memayungi lingkup perluasan usaha Perumda AM dalam pengelolaan air limbah domestik.

3.6.2 Lingkup
Lingkup analisis aspek peraturan, meliputi:

a. Undang-Undang; d. Peraturan Menteri; dan


b. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Daerah
c. Peraturan Presiden;

3.6.3 Instrumen Analisis


Penyusunan peraturan daerah sebagai payung hukum lingkup usaha Perumda, dilakukan
mempertimbangkan hierarki peraturan perundang-undangan meliputi:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
bahwa setiap raperda harus mencantumkan Pasal 18 ayat (6) Amandemen Undang-Undang Dasar
1945 sebagai kewenangan atribusi pembentukan suatu Peraturan Daerah yang diberikan oleh
konstitusi Negara Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa: “Pemerintahan daerah berhak
menetapkan Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan”.
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Perda dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsi dan tugas pembantuan.
BAB IX Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yang berisi 23 Pasal dimulai dari Pasal 236 sampai
dengan Pasal 258 adalah merupakan pedoman mendasar yang harus dipatuhi dalam menyusun
raperda.
Pasal-Pasal yang berkaitan dengan Raperda yang terkait BUMD dapat dilihat dari segi:
i. Penyertaan Modal
• Pasal 304 ayat (1) Daerah dapat melakukan penyertaan modal pada badan usaha milik
negara dan/atau BUMD. Ayat (2) Penyertaan modal Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat ditambah, dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat
dialihkan kepada badan usaha milik negara dan/atau BUMD. Ayat (3) Penyertaan modal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
ii. Pendirian BUMD
• Bab XII tentang BUMD; Pasal 331 Ayat (1) Daerah dapat mendirikan BUMD. Ayat (2)
Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Perda. Ayat (3)
BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perusahaan umum Daerah dan
perusahaan perseroan Daerah. Ayat (4) Pendirian BUMD sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk: (a) memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah pada umumnya; (b) menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
50
barang dan/atau jasa yang bermutu bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai
kondisi, karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan berdasarkan tata kelola
perusahaan yang baik; dan (c) memperoleh laba dan/atau keuntungan. Ayat (5) Pendirian
BUMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada: (a) kebutuhan Daerah; dan
(b) kelayakan bidang usaha BUMD yang akan dibentuk.
iii. Modal BUMD.
• Pasal 332 ayat (1) Sumber Modal BUMD terdiri atas: (a) penyertaan modal Daerah;
(b) pinjaman; (c) hibah; dan (d) sumber modal lainnya. Ayat (2) Sumber modal lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah: (a). kapitalisasi cadangan; (b)
keuntungan revaluasi aset; dan (c) agio saham.
iv. Penyertaan Modal Daerah
• Pasal 333 ayat (1) Penyertaan modal Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 332 ayat
(1) huruf a ditetapkan dengan Perda. Ayat (2) Penyertaan modal Daerah dapat dilakukan
untuk pembentukan BUMD dan penambahan modal BUMD. Ayat (3) Penyertaan modal
Daerah dapat berupa uang dan barang milik Daerah. Ayat (4) Barang milik Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinilai sesuai nilai riil pada saat barang milik Daerah
akan dijadikan penyertaan modal. Ayat (5) Nilai riil sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) diperoleh dengan melakukan penafsiran harga barang milik Daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pasal 334 ayat (1) Perusahaan umum Daerah adalah BUMD yang seluruh modalnya
dimiliki oleh satu Daerah dan tidak terbagi atas saham. Ayat (2) Dalam hal perusahaan
umum Daerah akan dimiliki oleh lebih dari satu Daerah, perusahaan umum Daerah
tersebut harus merubah bentuk hukum menjadi perusahaan perseroan Daerah. Ayat (3)
Perusahaan umum Daerah dapat membentuk anak perusahaan dan/atau memiliki saham
pada perusahaan lain.
• Pasal 337 ayat (1) Perusahaan umum Daerah dapat melakukan restruksturisasi untuk
menyehatkan perusahaan umum Daerah agar dapat beroperasi secara efisien, akuntabel,
transparan, dan profesional. Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai restruksturisasi
perusahaan umum Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam peraturan
pemerintah.
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
• Pasal 41 ayat (5) Penyertaan modal Pemerintah Daerah pada Perusahaan negara/daerah/
swasta ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
• Pasal 66 ayat (6) Penggunaan surplus APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) untuk
membentuk Dana Cadangan atau penyertaan dalam Perusahaan Daerah harus memperoleh
persetujuan terlebih dahulu dari DPRD.
• Bagian Penjelasan Umum: Surplus APBD digunakan untuk membiayai Pengeluaran Daerah
tahun anggaran berikutnya, membentuk Dana Cadangan, dan penyertaan modal dalam
Perusahaan Daerah.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

51
e. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• Pasal 31 ayat (1) Pendapatan asli Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 huruf a meliputi:
a. pajak daerah; b. retribusi daerah; c. hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
• Pasal 70 ayat (1) Pembiayaan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf c
terdiri atas: a. penerimaan Pembiayaan; dan b. pengeluaran Pembiayaan.
• Pasal 31 ayat (4) Pengeluaran Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat
digunakan untuk Pembiayaan: a. pembayaran cicilan pokok Utang yang jatuh tempo; b.
penyertaan modal daerah; c. pembentukan Dana Cadangan; d. Pemberian Pinjaman Daerah;
dan/atau e. pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perurndang-
undangan.
• Pasal 78 ayat (1) Daerah dapat melakukan penyertaan modal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 70 ayat (4) huruf b pada BUMD dan/atau badan usaha milik negara.
• Pasal 78 ayat (2) Penyertaan modal Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan
telah ditetapkan dalam Perda mengenai penyertaan modal daerah bersangkutan.
• Pasal 78 ayat (3) Perda sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan sebelum persetujuan
bersama antara Kepala Daerah dan DPRD atas rancangan Perda tentang APBD.
• Pasal 78 ayat (4) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
• Pasal 11 ayat (1) Perda pendirian perusahaan umum Daerah paling sedikit memuat: a. nama
dan tempat kedudukan; b. maksud dan tujuan; c. kegiatan usaha; d. jangka waktu berdiri;
e. besarnya modal dasar dan modal disetor; f. tugas dan wewenang Dewan Pengawas dan
Direksi; dan g. penggunaan laba.
• Pasal 11 ayat (2) Perda pendirian perusahaan perseroan Daerah memuat: a. nama dan tempat
kedudukan; b. maksud dan tujuan; c. kegiatan usaha; d. jangka waktu berdiri; dan e. besarnya
modal dasar.
• Pasal 11 ayat (3) Dalam hal pendirian perusahaan umum Daerah dilakukan dengan mengalihkan
tugas dan fungsi perangkat Daerah atau unit kerja maka Perda sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat juga ketentuan mengenai:
i. pengalihan seluruh atau sebagian kekayaan Daerah menjadi Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan; dan/atau
ii. pengalihan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban perangkat Daerah atau unit kerja
menjadi hak dan kewajiban perusahaan umum Daerah yang didirikan.
• Pasal 11 ayat (4) Ketentuan mengenai tata cara pengalihan kekayaan Daerah serta hak dan
kewajiban perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi
Pemerintah Daerah
52
• Pasal 2 ayat (1) Investasi pemerintah daerah dimaksudkan untuk memperoleh manfaat
ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.
• Pasal 2 ayat (2) Manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: a. keuntungan sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu berupa
deviden, bunga dan pertumbuhan nilai Perusahaan Daerah yang mendapatkan investasi
pemerintah daerah; b. peningkatan berupa jasa dan keuntungan bagi hasil investasi sejumlah
tertentu dalam jangka waktu tertentu; c. peningkatan penerimaan daerah dalam jangka waktu
tertentu sebagai akibat langsung dari investasi yang bersangkutan; d. peningkatan penyerapan
tenaga kerja sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat langsung dari
investasi yang bersangkutan; dan/atau e. peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai
akibat dari investasi pemerintah daerah
• Pasal 3, Investasi pemerintah daerah bertujuan untuk: a. meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan perekonomian daerah; b. meningkatkan pendapatan daerah; dan c.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
• Pasal 9, Bentuk Investasi pemerintah daerah meliputi: a. investasi surat berharga; dan/atau b.
investasi langsung.
• Pasal 10, Investasi surat berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, dilakukan
dengan cara: a. pembelian saham; dan/atau b. pembelian surat utang.
• Pasal 11, Investasi langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b meliputi: a.
penyertaan modal pemerintah daerah; dan/atau b. pemberian pinjaman
• Pasal 13, Pengelolaan investasi pemerintah daerah meliputi: a. perencanaan investasi; b.
pelaksanaan investasi; c. penganggaran, pelaksanaan anggaran, penatausahaan anggaran dan
pertanggungjawaban investasi pemerintah daerah; d. divestasi; dan e. pengawasan.
• Pasal 14 Investasi pemerintah daerah dapat dilaksanakan dalam hal: a. Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah diperkirakan surplus yang penggunaannya ditetapkan dalam Peraturan
Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; b. Terdapat barang milik daerah
yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah.
• Pasal 15 ayat (1) Pengelola Investasi menyusun perencanaan investasi pemerintah daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf a dilengkapi dengan alasan dan pertimbangan.
• Pasal 15 ayat (2) Perencanaan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam rencana kegiatan investasi pemerintah daerah.
• Pasal 15 ayat (3) Rencana kegiatan investasi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada kepala daerah untuk mendapat persetujuan.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2017 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik
• Pasal 62 ayat (3) Gubernur dan Bupati/Walikota dapat membentuk BUMD SPALD berupa
perusahaan daerah untuk menangani pengelolaan air limbah domestik.
• Pasal 62 ayat (4) Pembentukan perusahaan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
04.
Tahapan Pra Operasional
54

4.1 Pilihan Opsi Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik


4.1.1 Deskripsi
Lingkup usaha pengelolaan air limbah domestik yang memungkinkan dilakukan Perumda, meliputi
integrasi pada sistem pengelolaan air limbah domestik setempat maupun sistem pengelolaan air
limbah domestik terpusat. Opsi integrasi pada Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD) dapat
dilakukan sebagian atau seluruh komponen SPALD.

4.1.2 Lingkup
Opsi layanan usaha integrasi pengelolaan air domestik, antara lain meliputi:
A. SPALD-S:
i. Penyediaan dan/atau pemasangan tangki septik sesuai standar
Pada lingkup usaha ini, Perumda dapat bekerja sama dengan penyedia/produsen tangki
septik.
ii. Penyedotan tangki septik dan/atau pengolahan lumpur tinja di IPLT
Pada lingkup ini, Perumda dapat mengintegrasikan keseluruhan layanan yaitu: penyedotan
dan pengolahan lumpur tinja di IPLT atau Perumda dan UPTD PALD (apabila daerah memiliki
UPTD PALD) dapat bekerja sama membagi peran masing-masing, misalkan: Perumda
melakukan penyedotan di luar area UPTD sedangkan pengelolaan lumpur tinja di IPLT
dikelola UPTD, selain itu UPTD melakukan penyedotan di area cakupan UPTD.
B. SPALD-T:
i. Penyambungan jaringan dan pengolahan air limbah domestik terpusat pada IPAL
Pada SPLAD-T skala permukiman yang dikelola masyarakat (Sanimas), Perumda melakukan
pemeriksaan IPAL dan melakukan penyedotan pada IPAL yang lumpurnya masih memerlukan
pengolahan lebih lanjut.
ii. Kerja sama pengelolaan sistem air limbah domestik terpusat pada kawasan tertentu
Pengelola kawasan, seperti: kawasan wisata, hotel, apartemen, perkantoran dan lain-lain
yang memiliki sarana dan prasarana pengolahan air limbah sendiri, pengelolaannya dapat
dikerjasamakan dengan Perumda. Perumda pada lingkup usaha ini, dapat menawarkan jasa
pengelolaan air limbah domestik kepada pengelola kawasan tersebut.
C. Lainnya:
i. Penyediaan perlengkapan sanitasi, seperti biofilter
ii. Pemeriksaan laboratorium (kualitas air limbah)
iii. Pemanfaatan hasil olahan air limbah domestik

4.1.3 Instrumen Pemulihan Opsi


Untuk menentukan pilihan opsi integrasi tersebut yang memungkinkan dilakukan Perumda, dilakukan
analisis risiko dan mitigasi risiko dengan mempertimbangkan kondisi eksisting Perumda dan
pengelolaan air limbah domestik yang saat ini berjalan. Lingkup layanan usaha pengelolaan air limbah
domestik pada setiap pilihan opsi integrasi dapat dilakukan secara berjenjang/bertahap. Berikut ini
contoh analisis dalam penentuan opsi lingkup usaha integrasi pengelolaan air limbah domestik.
Tabel 4-1 Contoh Analisis Pemilihan Opsi Lingkup Usaha pada Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Kekuatan dan Peluang dan Tantangan Lingkup Usaha Jenis
Kelemahan Pengelolaan ALD Sistem Pengelolaan Kelebihan Risiko Mitigasi Risiko Opsi Integrasi PALD
Perumda AM Air Limbah Domestik
Perumda AM
Aspek Teknis Aspek Teknis Penyediaan dan - Bentuk sinergi - Perda Perumda AM - Mengubah perda Pilihan opsi lingkup
- Cakupan pelayanan - Potensi PAL terlihat dari pemasangan dalam mendukung belum mengatur pendirian Perumda usaha pengelolaan air
AM diatas 80%, realisasi retribusi air limbah tangki septik sesuai layanan penyedotan lingkup usaha air yang agar perumda limbah adalah pada
sehingga memiliki meningkat dalam 5 tahun standar terjadwal limbah domestik memiliki payung seluruh sistem (SPALD-S
potensi untuk terakhir - Memiliki potensi - Program LLTT UPTD hukum Pengelolaan dan SPLAD-T), yang
menambah/ - 85% bangunan telah pasar seiring baru mulai berjalan, Air Limbah Domestik akan dimulai dengan
memperluas jenis memiliki sarana/akses sanitasi pertumbuhan dikhawatirkan akan - Integrasi dilakukan kerja sama database
usaha baru layak wilayah dan berdampak pada melalui langkah pelanggan serta
- Semua pelanggan - Sarana &prasarana dukungan ketentuan proses yang sedang bertahap dengan penyedotan lumpur
AM telah pengelolaan yang tersedia perda terkait berjalan dimulai pembagian tinja dengan UPTD
mendapatkan truk penyedot lumpur tinja penggunaan tangki - Terjadi tumpang peran dalam PALD. Pengelolaan
aliran air 24 jam, hal 5 buah, IPLT, Jaringan air septik sesuai standar tindih kewenangan program LLTT lumpur tinja pada
ini menunjukkan limbah skala permukiman pengelolaan air untuk memperkuat tahap awal masih akan
Pengangkutan Potensi pelanggan
Perumda AM tersebar diseluruh kecamatan limbah dengan UPTD program LLTT dikelola UPTD, dan
(penyedotan) SPALD-S besar dan
yang telah sejumlah 150 dan IPAL - Masih terbatasnya - Pelimpahan diharapkan pada tahun
lumpur tinja apabila dilakukan
mampu melayani perkotaan dengan jumlah SR pengetahuan sebagian atau ke-2 integrasi akan
program Layanan
pelanggannya 22.000 dan kesadaran seluruh kewenangan mulai dikelola Perumda.
lumpur tinja terjadwal
dengan optimal masyarakat akan pengelolaan air Dan Perumda juga
guna meringankan
- Tingkat pengaduan Aspek Keuangan pengelolaan sanitasi limbah domestik mulai pada pengelolaan
pembayaran layanan
terkait layanan - Alokasi anggaran UPTD layak dan aman UPTD pada SPALD-T skala
dilakukan melalui
AM rendah, hal untuk operasional dan - Sosialisasi dan perkotaan dan
cicilan, dan penjadwalan
ini menunjukkan pemeliharaan air limbah promosi sanitasi permukiman.
layanan penyedotan

SPALD-S
pelanggan puas domestik terus meningkat layak dan aman bagi Perluasan selanjutnya
sehingga adanya cicilan
dengan layanan yang - Realisasi retribusi selama 5 masyarakat secara akan dilakukan pada
layanan penyedotan
diterima tahun diatas target berkesinambungan usaha penyediaan tanki
yang telah dibayar
dengan septik sesuai standar,
pelanggan dapat diakui
Aspek Keuangan Aspek Kelembagaan memanfaatkan kerja sama pengelolaan
perusahaan sebagai
- Tren peningkatan - Alokasi anggaran UPTD sarana komunikasi pada kawasan tertentu
pendapatan diterima
laba Selama 5 tahun untuk operasional dan yang ada (antara lain dan usaha lainnya
dimuka, karena layanan
terakhir pemeliharaan air limbah digital, media massa) pada bidang air limbah
belum diberikan
- Pemda setiap domestik terus meningkat domestik
dan pelanggan telah
tahun melakukan - Realisasi retribusi selama 5
membayar melalui
penyertaan modal tahun diatas target
mencicil sambil
sehingga akan
menunggu penyedotan.
memperkuat modal Aspek Peraturan
Perumda AM - Perda Kota XYZ No. 02 Pengolahan Seluruh komponen
- Memiliki pengelolaan tahun 2017 tentang PALD, lumpur tinja di IPLT SPALD-S, mulai
data pelanggan telah memuat ketentuan dari pengolahan
(komputesasi billing kewajiban setiap bangunan setempat (tangki
system) dalam cakupan air limbah septik), pengangkutan
terpusat wajib memasang SR (penyedotan), hingga
dan penyediaan sistem pengolahan lumpur
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

55
56
Tabel 4-1 Contoh Analisis Pemilihan Opsi Lingkup Usaha pada Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Lanjutan)
Kekuatan dan Peluang dan Tantangan Lingkup Usaha Jenis
Kelemahan Pengelolaan ALD Sistem Pengelolaan Kelebihan Risiko Mitigasi Risiko Opsi Integrasi PALD
Perumda AM Air Limbah Domestik
Perumda AM
Aspek Kelembagaan setempat untuk daerah yang tinja menjadi satu
- Perumda telah efektif tidak dalam cakupan sistem kesatuan akan
mengelola jumlah terpusat, serta ketentuan memudahkan
pegawai, dimana sarana prasarana air limbah pengawasan, selain
rasio jumlah pegawai harus sesuai SNI itu Perumda AM dapat
per 1.000 pelanggan - Penguatan peran dan mengembangkan
berada diangka ideal kapasitas PDAM sebagai potensi pasar melalui
penyedia jasa layanan kerja sama B to B
Aspek Peraturan pengelolaan air limbah dengan badan usaha
- Perda pendirian domestik, terutama bagi swasta dalam layanan
Perumda belum daerah dengan cakupan sedot tinja apabila ada
mengatur lingkup air perpipaan lebih dari keterbatasan sumber
usaha pengelolaan 50% merupakan salah daya Perumda AM
air limbah domestik satu strategi dalam rangka
Pengelolaan air Memiliki potensi - Perda Perumda AM - Mengubah perda
mewujudkan sistem layanan
limbah terpusat penambahan pel- belum mengatur pendirian Perumda
sanitasi berkelanjutan (Arah
Skala Perkotaan/ anggan apabila sisa lingkup usaha air yang agar perumda
kebijakan bidang sanitasi
Permukiman kapasitas terpasang limbah domestik memiliki payung
dalam RPJMN 2020-2024)
dioptimalkan - Sebagian besar hukum Pengelolaan
- BUMD dalam hal ini PDAM
sistem terpusat skala Air Limbah Domestik
dapat berperan serta
permukiman dikelola - Pada pengelolaan
menangani pengelolaan
masyarakat melalui air limbah skala
air limbah domestik sesuai
KSM permukiman yang
dengan PermenPUPR No.
- Kebutuhan sumber dikelola masyarakat,
04/PRT/M/2017 tentang
daya PDAM dalam perumda fokus pada
Penyelenggaraan SPALD
Kerja sama pen- Merupakan daer- pengelolaan air penyedotan lumpur
- Pengelolaan air limbah
gelolaan air limbah ah perkotaan dan limbah IPALD komunal
domestik telah berjalan dan
terpusat Skala tujuan wisata, sehingga - Rekrutmen
dilaksanakan oleh UPTD,
Kawasan Tertentu memilkiki potensi ker- diprioritaskan pada
serta saat ini sedang berjalan
jasama pengelolaan air tenaga harian lepas
program LLTT tahun ke-2

SPALD-T
limbah dengan pemilik/ UPTD
Aspek Peran Serta Masyarakat pengelola gedung/ - Pemetaan kawasan
- Masih diperlukan upaya bangunan/area rekreasi tertentu untuk
penyadaran akan peran pada kawasan tertentu memberikann
serta masyarakat tentang gambaran riil potensi
pengelolaan sanitasi layak kerjasama dengan
dan aman pengelola kawasan
dalam pengelolaan
air limbah domestik
sehingga beban
Perumda dapat
tergambarkan
kebutuhan sumber
dayanya
Tabel 4-1 Contoh Analisis Pemilihan Opsi Lingkup Usaha pada Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik (Lanjutan)
Kekuatan dan Peluang dan Tantangan Lingkup Usaha Jenis
Kelemahan Pengelolaan ALD Sistem Pengelolaan Kelebihan Risiko Mitigasi Risiko Opsi Integrasi PALD
Perumda AM Air Limbah Domestik
Perumda AM
- Penyediaan Potensi usaha yang Belum memiliki Menyiapkan kebutuhan
perlengkapan memungkinkan untuk peralatan yang peralatan dan SDM yang
sanitasi menambah pendapatan dibutuhkan dan SDM akan menanganinya
- Pemeriksaan lainnya pada bidang air
laboratorium limbah domestik
(kualitas air
limbah)
- Pemanfaatan
hasil olahan
air limbah
domestik
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

57
58

4.2 Penyelarasan Pengambilan Keputusan Pemerintah Daerah


4.2.1 Deskripsi
Lingkup usaha pengelolaan air limbah domestik yang akan dilaksanakan Perumda harus selaras atau
tidak ada tumpang tindih tugas dan fungsi pada unit kerja perangkat daerah yang melaksanakan
kewenangan pengelolaan air limbah domestik khususnya yang terkait teknis operasional. Selain itu,
perluasan usaha Perumda harus mendapatkan persetujuan KPM di mana Kepala Daerah yang mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayanan daerah yang dipisahkan. Untuk itu perluasan usaha
harus selaras juga dengan dengan keputusan pemerintah daerah, dalam hal ini kepala daerah dan
DPRD.

4.2.2 Lingkup
a. Pembagian Tugas Teknis Operasional PALD Perumda dan UPTD
b. Persetujuan Kepala Daerah dan DPRD

4.2.3 Instrumen
Pada daerah yang pengelolaan air limbah domestik telah dilakukan UPTD PALD, dimungkinkan adanya
pembagian tugas operasional dalam pengelolaan air limbah domestik antara Perumda dan UPTD
PALD, apabila keberadaan UPTD PALD masih dirasa diperlukan dalam pengelolaan air limbah domestik.
Integrasi PALD dapat secara keseluruhan dilaksanakan Perumda, atau dilakukan pembagian peran
dengan UPTD PALD.
Untuk mendapat persetujuan dari pengambil kebijakan di daerah, usahakan agar melakukan audiensi
ke kepala daerah dan pimpinan DPRD. Dalam audiensi disiapkan bahan dokumen integrasi pegelolaan
air limbah domestik pada Perumda. Hal‐hal yang harus dipaparkan setidaknya adalah:
a. Kondisi pengelolaan air limbah; mencakup informasi tentang tingkat akses jamban, kondisi
penggunaan tangki septik, kondisi sistem perpipaan air limbah, dan kondisi layanan lumpur tinja.
b. Kondisi kesehatan lingkungan; mencakup informasi tentang kondisi air tanah dan air sungai di
wilayah kota, berikut tingkat timbulan penyakit yang berkaitan dengan kondisi sanitasi yang
buruk.
c. Program kerja/rencana awal integrasi PALD yang akan dilaksanakan Perumda.
d. Pengelolaan air limbah merupakan kebutuhan daerah dan kelayanan unit usaha baru PALD pada
Perumda.

4.3 Penetapan Peraturan Daerah Pendirian Perumda Air Minum


4.3.1 Deskripsi
Pendirian BUMD, dalam hal ini adalah Perumda ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda).
Kedudukan Perumda sebagai badan hukum diperoleh pada saat Perda yang mengatur mengenai
pendirian Perumda mulai berlaku. Perda tentang Perumda atau Perda Pendirian Perumda merupakan
payung hukum atau legalitas usaha Perumda.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

59

4.3.2 Lingkup
Perda pendirian Perumda paling sedikit memuat:
a. nama dan tempat kedudukan;
b. maksud dan tujuan;
c. kegiatan usaha;
d. jangka waktu berdiri;
e. besarnya modal dasar dan modal disetor;
f. tugas dan wewenang Dewan Pengawas dan Direksi; dan
g. penggunaan laba.

4.3.3 Instrumen Penyiapan


Perumda yang memperluas usaha pengelolaan air limbah domestik, cukup mengubah Perda pendirian
yang sudah ada dengan menambahkan lingkup usaha pengelolaan air limbah domestik sebelum
Perumda AM menjalan usaha pengelolaan air limbah domestik. Perubahan Perda pendirian Perumda ini
sebagai payung hukum/legalitas Perumda dalam menjalankan usaha pengelolaan air limbah domestik.
Perubahan lingkup usaha pada muatan perda meliputi: maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya.
Peraturan Perundang-Undangan yang menjadi rujukan hukum dalam perubahan peraturan daerah ini
meliputi:
a. Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
b. Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
c. Permendagri No. 120 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendagri No. 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah.

4.4 Penetapan Struktur Organisasi dan Kepegawaian Perumda Air Minum


4.4.1 Deskripsi
Kinerja Perumda dalam pengelolaan air limbah domestik, memerlukan dukungan ketersediaan bagian
struktur organisasi yang mewadahi dan ketersediaan pegawai yang mengisinya. Setelah lingkup usaha
pengelolaan air limbah domestik telah termuat dapat perda pendirian Perumda, maka Perumda dapat
segera menetapkan susunan organisasi, uraian tugas fungsi dan tata kerjanya yang telah memuat
pengelolaan air limbah domestik. Setelah itu, dilakukan pengisian jabatan atau pegawai melalui
pengangkatan pegawai dan pengurus Perumda.

4.4.2 Lingkup
Peraturan atau keputusan terkait organisasi dan kepegawaian yang diperlukan dalam operasional
Perumda, antara lain:
a. Peraturan terkait susunan organisasi, uraian tugas fungsi dan tata kerja Perumda;
60
b. Peraturan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas dan Anggota Direksi
Perumda;
c. Keputusan terkait mengangkat dan memberhentikan Kepala Satuan Pengawasan Internal dan
jabatan struktural lainnya; dan
d. Keputusan terkait mengangkat dan memberhentikan pegawai Perumda.

4.4.3 Instrumen Penyiapan


Penambahan lingkup usaha pengelolaan air limbah domestik akan diikuti dengan penugasan
pengelolaan alir limbah domestik pada salah satu fungsi di bagian struktur organisasi Perumda sebagai
penanggung jawab pelaksanaan usaha pengelolaan air limbah domestik. Kebutuhan personil yang
memahami teknis pengelolaan air limbah domestik dapat dipenuhi dengan menambah jumlah
karyawan atau mengalihkan karyawan yang selama ini menangani air minum yang telah dibekali
dengan pelatihan terkait pengelolaan air limbah domestik. Penambahan karyawan dapat dipenuhi dari
personil pegawai harian lepas/kontrak pada UPTD/dinas yang sebelumnya menangani operasional
pengelolaan air limbah domestik.

4.5 Penetapan Tarif Pengelolaan Air Limbah Domestik dan Rencana Bisnis
Perumda
4.5.1 Deskripsi
Penetapan tarif PALD, tarif pelayanan air limbah domestik harus mencerminkan kebutuhan operasional
layanan sehingga tidak akan membebani operasional perusahaan. Pada kelompok masyarakat yang
kurang mampu, Pemda harus mengambil peran dalam memberikan subsidi dengan membuat payung
hukum pelaksanaannya terlebih dahulu. Penetapan Rencana Bisnis Perumda, serta Rencana Kerja dan
Anggaran Perumda. Rencana Kerja Perumda harus mencerminkan kegiatan pada layanan air minum
dan air limbah domestik.

4.5.2 Lingkup
Pola pelayanan air limbah domestik yang diberikan oleh pengelola air limbah domestik dapat berupa:
A. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
Sistem ini terdiri atas komponen sub-sistem pengolahan setempat, pengangkutan, dan pengolahan
lumpur tinja. Dari ketiga komponen SPALD-S tersebut, pengelola air limbah domestik memberikan
pelayanan berupa penyedotan lumpur tinja dari tangki septik, yang selanjutnya diangkut ke
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) untuk diolah sampai memenuhi baku mutu. Oleh karena
itu pada sistem ini pelanggan dikenakan beban operasional berupa beban pengangkutan dan
beban pengolahan lumpur tinja.

B. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)


Sistem ini terdiri atas komponen sub-sistem pelayanan, pengumpulan, dan pengolahan terpusat.
Dari ketiga komponen SPALD-T tersebut, pengelola air limbah domestik memberikan pelayanan
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

61
mulai dari sub-sistem pengumpulan di mana terdapat jaringan perpipaan air limbah domestik
termasuk sarana prasarana pendukungnya (lubang inspeksi, lubang kontrol (manhole), stasiun
pompa, dan lain-lain yang mengalirkan air limbah domestik dari sumber ke Instalasi Pengolahan
Air Limbah Domestik (IPALD). Oleh karena itu, pada sistem ini pelanggan dikenakan beban
operasional berupa beban jaringan perpipaan dan beban pengolahan terpusat.

Karena perbedaan beban operasional pada kedua sistem tersebut, maka pola perhitungan besaran tarif
pelayanan pada masing-masing sistem juga berbeda.

4.5.3 Instrumen Penyiapan


Dalam perhitungan tarif pelayanan SPALD-T perlu memperhatikan beberapa hal berikut (Pedoman
Penyusunan Tarif Retribusi SPALD, 2018):
a. Pelayanan SPALD-T merupakan jasa pelayanan air limbah secara terpusat yang dilakukan dengan
mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif sampai dengan IPALD untuk diolah
sebelum dibuang ke badan air permukaan.
b. Standardisasi diperlukan untuk menghitung beban operasional pelayanan yang akan dibebankan
dalam tarif pelayanan SPALD-T. Dalam buku ini, standardisasi yang digunakan adalah:
i. Waktu
Dalam menghitung beban tenaga kerja ditetapkan 1 hari = 8 jam kerja, 1 minggu = 40 jam
kerja.
Dalam menghitung beban penyusutan dan beban pemeliharaan ditetapkan 1 hari = 24 jam.
ii. Volume
Perhitungan tarif terhadap pelanggan, per m3 layanan dalam waktu 1 bulan. Besar tarif yang
dibayar oleh pelanggan sesuai dengan volume air limbah domestik yang dihasilkan oleh
masing-masing pelanggan.
c. Beban operasional pelayanan SPALD-T terdiri dari 3 kelompok, yaitu:
i. Beban jaringan perpipaan adalah beban yang dihitung mulai dari lubang inspeksi sampai
dengan air limbah masuk kedalam IPALD.
ii. Beban pengolahan terpusat adalah beban yang dihitung sejak air limbah masuk ke IPALD
sampai dengan dibuang ke badan air permukaan sesuai ketentuan yang berlaku.
iii. Beban operasional lainnya meliputi beban pemasaran, beban umum dan administrasi, beban
penyusutan aset fasilitas pendukung, beban analisa laboratorium, dan beban bahan kimia
untuk laboratorium (jika memiliki fasilitas laboratorium).
d. Dalam perhitungan tarif pelayanan SPALD-T ini, pelanggan dikelompokkan dalam kelompok
pelanggan, yaitu pengelompokan pelanggan sesuai dengan strata ekonomi.
e. Besaran tarif pelayanan SPALD-T dihitung berdasarkan Biaya Dasar (BD), yang menjadi acuan
bagi Pemerintah Daerah untuk menentukan tarif masing-masing kelompok pelanggan dengan
mempertimbangkan keterjangkauan dan azas keadilan. Tarif pelayanan SPALD-T:
i. Tarif Kelompok Pelanggan Domestik:
62
• Tarif Rendah, adalah tarif yang besarannya di bawah tarif dasar.
• Tarif Dasar, adalah tarif yang besarannya maksimal sama dengan beban operasional
pelayanan (biaya dasar).
• Tarif Tinggi, adalah tarif yang besarannya di atas beban operasional pelayanan (Biaya
Dasar). Pengenaan tarif tinggi dimaksudkan untuk pemberlakuan subsidi silang antar
kelompok pelanggan.
ii. Tarif Kelompok Pelanggan Non Domestik:
• Tarif sosial
• Tarif instansi pemerintah
• Tarif niaga
• Tarif industri

4.6 Penetapan Rencana Bisnis Perumda yang Telah Memasukkan Lingkup


Usaha PALD
4.6.1 Deskripsi
Rencana bisnis adalah rincian kegiatan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana Bisnis digunakan
sebagai dasar perjanjian kontrak kinerja Direksi.

4.6.2 Lingkup
Rencana bisnis mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018 tentang
Rencana Bisnis, Rencana Kerja Anggaran, Pelaksanaan dan Pelaporan Badan Usaha Milik Daerah.

4.6.3 Instrumen
Rencana Bisnis untuk BUMD yang telah berdiri paling sedikit memuat:
a. evaluasi hasil Rencana Bisnis atau dokumen pengelolaan sebelumnya;
b. kondisi BUMD saat ini;
c. asumsi yang dipakai dalam penyusunan rencana bisnis; dan
d. penetapan visi, misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan program kerja.

Perumda AM yang telah memiliki rencana bisnis dan melakukan perluasan usaha pengelolaan air limbah
domestik, maka perlu merevisi rencana bisnis tersebut dengan memuat lingkup usaha pengelolaan air
limbah domestik.
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

63

4.7 Penetapan SOP Operasional Pengelolaan Air Limbah Domestik


4.7.1 Deskripsi
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana, dan kapan harus dilakukan, di mana
dan oleh siapa dilakukan.

4.7.2 Lingkup
SOP menyesuaikan lingkup usaha yang akan dilakukan Perumda. Berikut ini beberapa SOP yang terkait
dengan operasional sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik.
A. SPALD-S, SOP pada:
1) Sub-sistem Pengolahan Setempat
2) Sub-sistem Pengangkutan
3) Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja
• Unit Pre-treatment
• Unit Pemekatan Lumpur
• Unit Pemekatan dan Stabilitasi Lumpur
• Unit Stabilitasi Cairan
• Unit Pengolahan Biologis Anaerobik
• Unit Pengolahan Biologis Aerobik
• Unit Penghilangan Organisme Patogen
• Unit Desinfeksi
• Unit Pengering Lumpur

B. SPALD-T, SOP pada:


1) Sub-sistem Pelayanan
2) Sub-sistem Pengumpulan
3) Sub-sistem Pengolahan Terpusat Unit Pengolahan Fisik
• Unit Pengolahan Biologis Anaerobik
- Sistem Tersuspensi (Suspended Growth)
- Sistem Terlekat (Attached Growth)
• Unit Pengolahan Biologis Aerobik
- Sistem Tersuspensi (Suspended Growth)
• Unit Pengolahan Biologis Kombinasi
• Unit Desinfeksi
• Unit Bangunan Pengolahan Lumpur
• Unit Bangunan Pengering Lumpur
64

4.7.3 Instrumen Penyiapan


Buku Pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) UPTD Pengelola Air Limbah Domestik, 2018
dapat menjadi rujukan dalam penyusunan SOP. Penetapan SOP operasional PALD, untuk menjamin
kelancaran pengelolaan air limbah domestik yang memenuhi persyaratan teknis maupun administratif,
maka perlu ditetapkan Standar Operasional dan Prosedur (SOP) untuk pengelolaan air limbah domestik
yang mengacu kepada standar yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
atau referensi lainnya yang dianggap layak sebagai SOP.

4.8 Penetapan Status Barang Miliki Daerah yang Digunakan Perumda dalam
Pelayanan Air Limbah Domestik
4.8.1 Deskripsi
Mengingat prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang akan dioperasikan Perumda telah
tersedia dan merupakan Barang Milik Daerah (BMD), maka diperlukan kejelasan status BMD tersebut
sebelum dioperasikan Perumda.

4.8.2 Lingkup
Penetapan status BMD yang dioperasikan Perumda dapat berupa:
a. Hibahkan
b. Penyertaan Modal
c. Kerja Sama Pengelolaan (KSP)
d. Sewa

4.8.3 Instrumen Penyiapan


Perluasan usaha Perumda AM dalam pengelolaan air limbah domestik, akan diikuti dengan pengalihan
sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik yang sebelumnya menjadi tugas dan fungsi
dinas/UPTD. Mekanisme pengalihan sarana dan prasarana ini mengikuti ketentuan dari:
• Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang
Milik Daerah
Biaya yang akan keluar dari adanya pengalihan aset menyesuaikan dengan bentuk pengalihannya, hal
ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4-2 Komponen Biaya dalam Pengalihan Status Aset
Pengalihan Status Aset Biaya
1. Hibah Aset menjadi milik Perumda Biaya Penyusutan + Biaya Pemeliharaan
2. Penyertaan Modal Pemerintah Aset menjadi milik Perumda Biaya Penyusutan + Biaya Pemeliharaan
3. Kerja Sama Pengelolaan (KSP) Aset tetap milik Pemda Biaya Kontribusi + Biaya Pemeliharaan
4. Sewa Aset tetap milik Pemda Biaya Sewa + Biaya Pemeliharaan
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

65

4.9 Langkah Tindak Lanjut dan Evaluasi


Penyiapan operasional integrasi, diperlukan langkah-langkah pra operasional integrasi berdasarkan
pilihan opsi. Langkah-langkah tersebut disusun agar lebih terukur jadwal pelaksanaannya. Contoh
langkah tindak lanjut dalam kerangka langkah pra operasional setiap opsi integrasi dapat dilihat pada
tabel di bawah.
Dan setiap tahap opsi integrasi yang telah beroperasi akan dilakukan evaluasi sebelum opsi operasional
selanjutnya berjalan. Evaluasi dilakukan pada setiap langkah menuju target operasional selanjutnya.
Evaluasi dilakukan untuk minimal pada aspek keuangan dengan melihat kondisi ROA dan rasio laba,
apakah masih pada nilai tetap positif dan kecenderungan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
66

Tabel 4-3 Contoh Langkah Tindak Lanjut Menuju Operasional Integrasi Pengelolaan Air Limbah Domestik

Institusi yang Kerangka Waktu


Rencana Kegiatan (Pra Operasional) Target Operasional Lingkup Usaha PALD
Terlibat 1 2 3 4 5 n
1. Koordinasi antara Perumda dan Pemda terkait Pengangkutan (penyedotan) lumpur tinja
pembagian tugas operasional PALD dan Pengolahan lumpur tinja di IPLT
2. Audensi dan mendapatkan persetujuan kepala
daerah dan DPRD
3. Pengesahan atas perubahan Peraturan Daerah
Pendirian Perumda sebagai payung Perumda
yang telah memuat lingkup usaha pengelolaan air
limbah domestik
4. Penetapan peraturan direktur utama tentang
susunan organisasi, uraian tugas, fungsi, dan
tata kerja telah memuat pengelolaan air limbah
domestik
5. Pengangkatan pegawai dan pengurus Perumda
6. Keputusaan status BMD yang dioperasikan
Perumda dalam PALD (Kerja sama Pemanfaatan
BMD atau Penyertaan Modal, Hibah)
7. Penetapan Rencana Bisnis Perumda (AM dan PALD)
8. Penetapan Tarif PALD
9. Penetapan SOP SPALD-S
10. Evaluasi pelaksanaan integrasi, sebelum
pelaksanaan operasional lingkup usaha berikutnya
11. Kerja sama dengan produsen tangki septik Penyediaan dan pemasangan tangki septik
12. Penetapan SOP SPALD-T sesuai standar
Pengelolaan air limbah terpusat Skala
13. Pemetaan IPALD skala perkotaan dan permukiman Perkotaan/Permukiman
dan penyiapan data pelanggan
14. Evaluasi pelaksanaan integrasi, sebelum
pelaksanaan operasional lingkup usaha berikutnya
Tabel 4-2 Komponen Biaya dalam Pengalihan Status Aset (Lanjutan)

Institusi yang Kerangka Waktu


Rencana Kegiatan (Pra Operasional) Target Operasional Lingkup Usaha PALD
Terlibat 1 2 3 4 5 n
15. Penyiapan sarana dan prasarana untuk Penyediaan perlengkapan sanitasi
penambahan usaha Pemeriksaan laboratorium (kualitas air
limbah)
16. Pemetaan kawasan tertentu untuk memberikan Kerjasama pengelolaan air limbah terpusat
gambaran riil potensi kerja sama dengan pengelola Skala Kawasan Tertentu
kawasan dalam pengelolaan air limbah domestik
17. Penyusunan proposal dan penawaran kerja sama
dengan pengelola kawasan, serta menyiapkan
sumber daya Perumda
18. Pemenuhan ketentuan dalam pemanfaatan hasil Pemanfaatan hasil olahan air limbah
olahan air limbah domestik domestik
19. Evaluasi pelaksanaan integrasi
PEDOMAN PENYIAPAN INTEGRASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PADA PERUMDA AIR MINUM

67
68

DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2018. Buku Tools Penilaian Kesiapan
PDAM Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik. Jakarta: Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2018. Pedoman Penyusunan Tarif
Retribusi SPALD. Jakarta: Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2018. Pedoman Standar Operasional
Prosedur (SOP) UPTD Pengelola Air Limbah Domestik. Jakarta: Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 2015. Pedoman Layanan Lumpur Tinja Terjadwal. Jakarta:
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.
Tim Pengarah Pembangunan Perumahan Permukiman, Air Minum dan Sanitasi Program PPSP. 2020.
Panduan Fasilitasi Pembangunan Sanitasi Permukiman. Jakarta
Indonesia Urban Water Sanitation And Hygiene Penyehatan Lingkungan Untuk Semua (IUWASH
PLUS). 2016. Saatnya Sekarang! Layanan Lumpur Tinja Terjadwal. Jakarta
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Direktorat Perkotaan, Perumahan Dan
Permukiman Kedeputian Bidang Pengembangan Regional. 2019. Pedoman Pengukuran Capaian
Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Berbasis Hasil (Outcome).

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 305).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 04/
PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.
Lampiran.
Pengalaman Integrasi Pengelolaan Air Minum
dan Air Limbah Kota Surakarta
70

S ejak akhir tahun 1990-an, Pemerintah Kota


Surakarta membenahi kondisi sanitasi di
wilayahnya. Pemerintah Kota Surakarta sadar bahwa
Daerah Air Minum Kota Surakarta mulai layanan
penyedotan lumpur secara terjadwal atau yang
dikenal dengan layanan lumpur tinja terjadwal
air limbah domestik yang tidak dikelola dengan baik (L2T2) secara resmi mulai beroperasi pada Juli
merupakan ancaman besar bagi air baku. 2018. Pelanggan dikenakan tarif layanan yang
besarannya mulai Rp5.000 hingga Rp70.000 per
Berbagai program telah dilakukan untuk
bulan, tergantung golongan langganan. Pelanggan
menyelesaikan masalah air limbah tersebut, mulai
PDAM secara otomatis akan memperoleh layanan
dari menunjuk Perumda Air Minum (dahulu PDAM)
penyedotan tangki septik di rumahnya masing-
Surakarta untuk mengelola air limbah, penerbitan
masing secara reguler setiap tiga tahun sekali.
peraturan walikota, hingga promosi perilaku hidup
Sebelum L2T2 dikenakan tarif resmi, PDAM sudah
bersih dan sehat kepada masyarakat.
melakukan uji coba layanan tersebut. Selama satu
Sudah 20 tahun, Perumda Air Minum tahun uji coba yang dilakukan untuk 200 pelanggan,
Surakarta ditunjuk sebagai operator air limbah di PAM tidak mengenakan biaya alias secara gratis. Uji
samping tetap menyediakan layanan air minum coba lebih menekankan pada sistem computerized,
sebagai tugas utamanya. Dari awalnya mengelola sebab proses layanan terpantau secara online, mulai
sewerage system peninggalan Belanda, hingga kini dari penyedotan tangki septik di rumah pelanggan
melayani pengelolaan air limbah domestik secara yang disertai pemindaian barcode hingga
menyeluruh. Penugasan pengelolaan air limbah pembuangan di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja
domestik kepada PDAM diawali dengan keluarnya (IPLT) Putri Cempo.
Surat Perintah Walikotamadya Kepala Daerah
Integrasi layanan air minum dan air limbah di
Tingkat II Surakarta Nomor 800/646 Tanggal 10 Juni
Kota Surakarta terbukti membawa manfaat besar,
1998 kepada Direktur PDAM untuk Pengelolaan Air
antara lain
Limbah Domestik.
1. Melindungi sumber air minum masyarakat
Seiring dengan adanya peraturan terbaru Delapan puluh persen air minum yang
BUMD, payung hukum pendirian PDAM dikonsumsi masyarakat akan dibuang ke
menyesuaikan menjadi Peraturan Daerah Kota lingkungan sebagai air limbah. Jika tidak
Surakarta Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perusahaan dikelola dengan baik, air limbah yang dibuang
Umum Daerah Air Minum Kota Surakarta. Untuk ke lingkungan dapat meresap ke sumber air
mendukung pengelolaan air limbah domestik, minum masyarakat dan mencemarinya, serta
beberapa peraturan walikota yang telah diterbitkan: menimbulkan masalah kesehatan.
a. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 8 Tahun 2. Pelanggan layanan air limbah sudah
2016 Tanggal 2 Mei 2016 tentang Pengelolaan diidentifikasi
Lumpur Tinja; Perusahaan air minum yang mengelola air
b. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 5 limbah dapat memberikan pelayanannya
Tahun 2018 Tanggal 5 Februari 2018 tentang kepada masyarakat yang sudah berlangganan
Penetapan Tarif Layanan Lumpur Tinja Terjadwal air minum sehingga mereka tidak perlu
dan Golongan Pelanggan Perusahaan Umum mencari pelanggan lain untuk memulai. Saat
Daerah Air Minum Kota Surakarta; dan ini sekitar 5.000 (lima ribu) pelanggan Perumda
c. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 6 Air Minum Surakarta sudah mendapat layanan
Tahun 2018 Tanggal 5 Februari 2018 tentang lumpur tinja terjadwal. Ke depan, mereka
Penetapan Tarif Sistem Pengelolaan Air Limbah menargetkan lebih dari 45.000 (empat puluh
Domestik Terpusat dan Golongan Pelanggan lima ribu) pelanggan.
Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kota 3. Memudahkan proses supervisi
Surakarta. Dari sisi pengawasan, menyatukan layanan air
minum dan air limbah cukup efektif karena
Pada layanan Sistem Pengelolaan Air Limbah
layanan tersebut dikelola oleh satu organisasi
Setempat (SPALD-S), setelah mempersiapkan diri
yang sama.
sekitar empat tahun silam, Perusahaan Umum
Sumber: diolah dari berbagai sumber.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT SANITASI

Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru


Jakarta Selatan 12110
http://ciptakarya.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai