Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PAPER TEORI ARSITEKTUR

DOSEN PENGAMPUH :
ETIWU S.T., M.ARS.

DISUSUN OLEH :
AKHTAR MALIK MUZAKKIR
230211501013

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


PRODI ARSITEKTUR

TAHUN AJARAN 2023 – 2024


ABSTRAK
Ilmu arsitektur merupakan bidang studi yang mencakup prinsip-prinsip, teori, dan praktik dalam
merancang dan membangun lingkungan binaan, dengan mempertimbangkan aspek kreatif, teknis, dan
sosial untuk menciptakan lingkungan yang berfungsi, estetis, dan berkelanjutan. Pendekatan ilmiah
dalam arsitektur menekankan peran arsitek dan metodologi penelitian ilmiah dalam proses
perancangan. Teori arsitektur, disertai dengan konsep pembenaran teori, membentuk kerangka kerja
yang saling terkait dan terus berkembang. Proses perancangan arsitektur sering diparalelkan dengan
metodologi kegiatan ilmiah, di mana arsitek mencari referensi sebelumnya dan menerapkan teori yang
relevan. Ilmu arsitektur juga dapat dipahami melalui perspektif ilmu pengetahuan normatif, dengan teori-
teori yang mengarah pada implementasi langsung dalam perencanaan dan perancangan bangunan.
Selain itu, ilmu arsitektur secara intrinsik terkait dengan ilmu teknik, dengan pemahaman mendalam
tentang struktur, material, teknik konstruksi, dan tata letak menjadi kunci dalam menciptakan bangunan
yang optimal. Teknik struktur, material, konstruksi, dan tata letak adalah elemen-elemen penting dalam
merancang bangunan yang memenuhi tujuan fungsional, estetika, dan keberlanjutan.

DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………………………………………………….........
A.PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………..
B. PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………
a) Arsitektur Dalam Ilmu Pengetahuan……………………………………………………………………………
Arsitektur sebagai ilmu
pengetahuan………………………………………………………………………
Arsitektur dalam praktek
Keilmuan…………………………………………………………………………
Ilmu arsitektur sebagai
‘wacana’……………………………………………………………………………
Ilmu Arsitektur sebagai Ilmu Pengetahuan yang Normatif
………………………………………………
b) Arsitektur Dalam Ilmu
Teknik…………………………………………………………………………………….
Arsitektur masuk dalam kajian ilmu
teknik…………………………………………………………………
Prinsip - prinsip teknis dalam
Arsitektur……………………………………………………………………
C. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………..
REFERENSI…………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
A. PENDAHULUAN
Ilmu pengetahuan adalah studi tentang alam semesta, dunia fisik, kehidupan, dan fenomena alam
lainnya, yang melibatkan pengamatan, penelitian, dan pengembangan pengetahuan melalui eksperimen
dan analisis data. Ini mencakup berbagai disiplin seperti fisika, biologi, kimia, matematika, ilmu
komputer, dan ilmu bumi, serta berperan dalam kemajuan teknologi dan pemahaman manusia tentang
dunia di sekitarnya. Sementara itu, ilmu arsitektur mempelajari prinsip-prinsip, teori, dan praktik dalam
merancang dan membangun lingkungan binaan, dengan mempertimbangkan aspek kreatif, teknis, dan
sosial untuk menciptakan lingkungan yang berfungsi, estetis, dan berkelanjutan. Dalam konteks ilmu
pengetahuan, arsitektur menjadi cabang studi yang menekankan pada pendekatan ilmiah dalam
merancang lingkungan binaan dan memecahkan masalah terkait dengan keberlanjutan lingkungan dan
kebutuhan manusia.
Jon Lang (dalam Johnson, 1994) mengajukan dua dasar berpijak bagi beberapa teori. Yang satu
berkaitan dengan dunia „sebagaimana adanya‟ (disebut sebagai positive theory) sedangkan yang lain
berkaitan dengan dunia „sebagaimana mestinya‟ (disebut sebagai normative theory). Penjabaran
terhadap pandangan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
Teori Positif (deskriptif).
Teori positif berisikan pernyataan yang tegas yang melukiskan, menerangkan kenyataan dan mampu
untuk memperluas prediksi terhadap kenyataan-kenyataan dimasa mendatang. Tujuan teori positif
adalah untuk memberikan kemungkinan masyarakat ilmuwan dalam memperoleh banyak pernyataan
deskriptif dari pernyataan tunggal (Alan Johnson, 1994). Teori positif merupakan pernyataan-pernyataan
positif, yaitu pernyataan tegas tentang realita (sebagaimana adnya). Teori positif tidak akan menyiratkan
bahwa sebenarnya teori harus sesuai dengan epistemologi (ilmu yang mempelajari tentang asal usul)
para positivist (penganut teori positif) yang berpedoman bahwa tak ada kebenaran sebelum ada tahap
pembuktian sesuatu dan pembongkaran kepalsuannya.
Teori Normative.
Teori normatif berisikan preskripsi-preskripsi (petunjuk-petunjuk untuk bertindak melalui standart-
satndart (norma-norma), manifesto, prinsip-prinsip perancangan dan filosofi-filosofi (Alan Johnson,
1994). Karena teori normatif ini berkaitan dengan „dunia sebagaiman mestinya‟ maka biasanya
cenderung perupakan pernyataan sebagai petunjuk merancang. Dalam hal ini Normatif diartikan sebagai
norma-norma, aturan-aturan, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip.

BAB II
B. PEMBAHASAN

a) ARSITEKTUR DALAM ILMU PENGETAHUAN

o Arsitektur sebagai ilmu pengetahuan


Arsitektur terdiri dari teori-teori dan pernyataan yang membentuk kerangka sendiri, dengan nilai
kebenaran yang relatif dan terkait dengan paradigma ilmu pengetahuan. Meskipun kadang-kadang
terhubung dengan bidang lain, arsitektur memiliki kesepakatan internal di antara para ilmuwan terhadap
teori-teori dan pernyataan yang membentuknya. Diketahui bahwa masuknya arsitektur sebagai bagian
dari ilmu pengetahuan dimulai dengan pendirian Sekolah Arsitektur Bauhaus pada tahun 1925 di
Amerika oleh Walter Gropius. Awalnya, fokus sekolah ini hanya pada krisis dalam perancangan desain
perkotaan, tetapi seiring berjalannya waktu, sekolah ini terus berkembang dan mengeksplorasi berbagai
ilmu arsitektur lainnya. Hal ini menyebabkan sekolah ini menjadi landasan bagi perkembangan arsitektur
sebagai ilmu pengetahuan.
o Arsitektur dalam Praktek Keilmuan
Jika menerapkan konsep pembenaran teori sebagai elemen penting dalam pembentukan ilmu
pengetahuan dan praktik keilmuan ke dalam konteks arsitektur, pendekatan yang paling relevan adalah
yang menekankan peran arsitek dan metodologi penelitian ilmiah yang mereka terapkan. Dengan
demikian, proses perancangan arsitektur seringkali disamakan dengan pendekatan ilmiah yang
melibatkan metodologi penelitian. Hal ini tercermin dalam langkah-langkah berikut:
1) Saat merancang, arsitek tidak selalu mengikuti suatu teori tertentu, tetapi lebih cenderung
mengandalkan keyakinan pribadi dan spekulasi awal.
2) Tidak ada standar baku dalam proses perancangan; setiap arsitek memiliki pendekatan yang
unik.
3) Para arsitek “Hard Core” memiliki pendekatan yang beragam.
4) Proses falsifikasi dalam arsitektur sering disebut sebagai “kritik,” yang melibatkan upaya
penyempurnaan diri dengan merujuk pada teori dan pernyataan lain.
5) Heuristik Positif dilakukan melalui perbandingan karya dengan karya arsitek lain, literatur,
majalah, atau studi terhadap proyek serupa.
o Ilmu Arsitektur Sebagai 'wacana'
Arsitektur sebagai bidang pengetahuan menunjukkan keterkaitan antara berbagai pernyataan
dan teori, bahkan dari disiplin ilmu yang berbeda, yang membentuk pola-pola yang saling terhubung. Hal
ini berakar pada keyakinan bahwa setiap teori arsitektur tidak dapat dipisahkan. Karakteristik ini
tercermin dalam pengertian bahwa sebuah teori arsitektur:
Hubungan antara posisi dan lokasi pada saat sebuah teori diturunkan selalu berkaitan dengan posisi
dan lokasi sebelumnya.
hubungan antara teori-teori ini akan membentuk sebuah struktur yang menunjukkan pola-pola yang
khas
Pemahaman terhadap konsep tersebut juga dapat diterapkan dalam proses perancangan oleh
seorang arsitek. Proses perancangan arsitektur bisa dibandingkan dengan proses “Metodologi Kegiatan
Ilmiah”. Sebelum memulai perancangan, arsitek umumnya mencari referensi karya-karya sebelumnya
yang relevan dengan proyek dan situasi yang serupa, serupa dengan mencari teori-teori yang
mendukung untuk memperkuat dasar pemecahan masalah. Kemudian, dilakukan proses programing,
yang bisa dianggap mirip dengan Metodologi Kegiatan Ilmiah. Dengan demikian, proses dalam
perancangan arsitektur memiliki kesamaan dengan proses-proses yang ada dalam bidang ilmu
pengetahuan yang cenderung diskursif. Pemahaman ini juga menyoroti bahwa teori arsitektur
sebenarnya tidak bersifat mutlak dan independen. Pendekatan ini menjelaskan bahwa tidak ada yang
disebut sebagai “teori arsitektur” secara absolut, melainkan lebih sebagai “Teori Wacana Arsitektur”
(Sukada, 1999), di mana teori merupakan kumpulan pernyataan dari berbagai disiplin ilmu yang relevan
pada saat tertentu. Hubungan antara disiplin ilmu dalam konteks pernyataan dan waktu dipandang
sebagai “wacana” yang membentuk suatu bidang pengetahuan. Pendekatan ini, yaitu teori wacana
arsitektur, pada dasarnya bukanlah jenis teori baru, tetapi lebih sebagai “pandangan baru” yang
mencerminkan teori arsitektur sebelumnya, karena metodologi dan metode terkait tetap berlaku
meskipun dengan perspektif yang berbeda. Oleh karena itu, terdapat pandangan baru yang dapat
melahirkan teori-teori baru yang berbeda, yang pada akhirnya akan mempengaruhi karya-karya
arsitektur yang berbeda dari sebelumnya (Sukada, 1999).
o Ilmu Arsitektur sebagai Ilmu Pengetahuan yang Normatif
Ilmu Pengetahuan Normatif secara pokok menyoroti implementasi langsung. Teori-teori dalam
bidang arsitektur juga dapat dipahami melalui perspektif ilmu pengetahuan normatif, karena kebanyakan
teori tersebut ditujukan untuk digunakan dalam proses perencanaan dan perancangan bangunan.
Menurut Jon Lang (dalam Johnson, 1994), teori dalam pendidikan arsitektur menekankan bahwa
perancang merupakan pencipta dan berfokus pada pengembangan kerangka kerja dalam praktik
perancangan. Lebih lanjut, dijelaskan bahwa teori adalah serangkaian pedoman yang membimbing
arsitek dalam mengambil keputusan terkait berbagai masalah yang muncul ketika menerjemahkan
informasi menjadi desain bangunan.

b) ILMU ARSITEKTUR DALAM ILMU TEKNIK

o Ilmu Arsitektur masuk dalam kajian ilmu teknik


Ilmu Arsitektur termasuk dalam kajian ilmu teknik karena menerapkan prinsip-prinsip teknis dan
teknologi dalam proses perancangan dan pembangunan bangunan. Arsitektur membutuhkan
pemahaman mendalam tentang struktur, material, teknik konstruksi, tata letak, dan aspek teknis lainnya
untuk menciptakan bangunan yang memiliki fungsi, keamanan, dan keindahan yang optimal. Selain itu,
penggunaan perangkat lunak dan teknologi komputer dalam merancang dan memvisualisasikan proyek
juga menjadi bagian penting dalam praktik arsitektur. Dengan demikian, kajian ilmu Arsitektur secara
intrinsik terkait erat dengan ilmu teknik dan merupakan elemen penting dalam penelitian dan praktik
teknik.
Pernyataan diatas didukung dengan statement oleh Marcus Pollio Vitruvius (1486), menurut
beliau arsitektur adalah kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan
kegunaan/fungsi (utilitas). Dan Menurut Francis DK Ching (1979) arsitektur membentuk suatu tautan
yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.
o Prinsip – prinsip teknis dalam Arsitektur
Teknik struktur
Teknik struktur dalam arsitektur mencakup berbagai pendekatan yang digunakan untuk
merancang dan membangun elemen-elemen struktural bangunan. Hal ini melibatkan seleksi bahan,
metode pembangunan, dan strategi desain untuk mencapai tujuan struktural dan estetika yang
diinginkan.Teknik struktur sendiri meliputi:
1) Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan elemen dan komponen bangunan untuk menanggung
beban vertikal dan horizontal yang timbul. Struktur vertikal, seperti kolom, bertugas
menahan gaya vertikal dan menyebarkannya ke sub-struktur dan pondasi. Sedangkan
struktur horizontal, seperti lantai dan balok, berfungsi sebagai penopang beban mati dan
hidup yang kemudian ditransfer ke kolom.

2) Kestabilan
Kestabilan bangunan adalah kemampuan bangunan untuk mengatasi gaya-gaya lateral
eksternal, seperti angin, gempa, dan gravitasi bumi. Ini bisa dicapai melalui struktur
bangunan yang dirancang untuk memberikan tingkat kestabilan yang memadai.

3) Keseimbangan
Keseimbangan adalah cara massa menanggulangi gaya gravitasi bumi dan angin, yang
dicapai melalui struktur yang memiliki bidang vertikal yang kuat untuk mendistribusikan
beban dan membentuk sudut dengan tanah.
Material
Material dalam arsitektur memiliki dampak signifikan tidak hanya pada estetika bangunan, tetapi
juga pada kinerja fungsional, keberlanjutan, dan efisiensi energi. Beberapa material yang umum
digunakan dalam arsitektur meliputi:
1) Beton
Kuat dan tahan lama, digunakan untuk struktur bangunan dan elemen dekoratif.
2) Kayu
Memiliki kehangatan alami dan fleksibilitas desain, digunakan untuk struktur, lantai,
dinding, dan elemen dekoratif.
3) Batu
Memberikan tampilan yang elegan dan tahan lama, digunakan untuk dinding, lantai, dan
elemen dekoratif.
4) Logam
Biasanya digunakan untuk struktur, fasad, dan elemen dekoratif, seperti baja, aluminium,
dan tembaga.
5) Kaca
Memberikan transparansi dan cahaya alami, digunakan untuk jendela, dinding tirai, dan
elemen dekoratif.
6) Plastik
Dapat digunakan secara fleksibel dan mudah dibentuk, sering dimanfaatkan untuk
aplikasi seperti atap, jendela, dan panel dinding.
7) Material daur ulang
Material seperti bambu, kertas yang didaur ulang, atau plastik yang didaur ulang
digunakan untuk mendukung prinsip keberlanjutan
Teknik Konstruksi
Teknik Konstruksi dalam arsitektur memiliki Berbagai metode dan proses digunakan untuk
membangun struktur bangunan. Beberapa teknik konstruksi yang umum digunakan meliputi:
a. Kontruksi bata
Memanfaatkan bahan bata sebagai elemen utama untuk membangun dinding, lantai, dan
struktur lainnya.
b. Konstruksi beton bertulang
Menggunakan campuran beton yang diperkuat dengan baja tulangan untuk membangun
struktur yang kuat dan tahan lama.
c. Konstruksi Kayu
Menggunakan kayu sebagai bahan primer untuk konstruksi struktur, termasuk rangka
atap, dinding, dan lantai.
d. Konstruksi Baja
Memanfaatkan baja sebagai bahan utama dalam pembangunan struktur bangunan yang
memiliki kekuatan dan fleksibilitas, khususnya untuk bangunan bertingkat atau bangunan
dengan desain yang kompleks.
e. Konstruksi Kaca dan Baja
Gabungan kaca dan baja untuk menciptakan bangunan dengan fasad modern yang
transparan.
f. Konstruksi Pracetak
Membuat komponen bangunan seperti panel dinding atau lantai di tempat terpisah
sebelum dipasang di lokasi konstruksi.
g. Konstruksi Ramah Lingkungan
Memanfaatkan teknik konstruksi dan bahan-bahan yang ramah lingkungan, termasuk
penggunaan material daur ulang dan desain bangunan yang memanfaatkan energi
matahari serta ventilasi alami.
Tata letak
Tata letak dalam arsitektur melibatkan susunan dan penempatan ruang, elemen, serta fitur
dalam sebuah bangunan atau kompleks bangunan. Ini meliputi pembagian ruang fungsional, keterkaitan
antar ruangan, serta pengaturan elemen-elemen seperti dinding, pintu, jendela, tangga, dan perabot.
Tata letak yang efektif mempertimbangkan faktor-faktor seperti fungsi ruang, aliran lalu lintas, estetika
visual, dan kenyamanan penghuni.

C. KESIMPULAN

Arsitektur merupakan kajian ilmu pengetahuan yang terhubung dengan berbagai teori dan
konsepsi yang membentuk pola-pola yang terkait satu sama lain. Proses perancangan arsitektur
menyerupai langkah-langkah dalam metodologi kegiatan ilmiah, di mana arsitek mencari
referensi, merencanakan, dan menggunakan teori sebagai panduan dalam membuat keputusan
desain. Teori arsitektur dapat dipahami melalui dua sudut pandang utama: sebagai diskusi yang
timbul dari berbagai disiplin ilmu, dan sebagai pedoman standar untuk praktik perancangan. ilmu
arsitektur erat kaitannya dengan ilmu teknik, di mana pemahaman yang mendalam tentang
prinsip-prinsip teknis dan teknologi sangat penting dalam proses merancang dan membangun
bangunan.

REFERENSI
Ahmad Rizal. (2014). Teori dalam mendukung ilmu pengetahuan dalam arsitektur. Universitas
pendidikan Indonesia, Bandung.
https://www.academia.edu/8458544/Teori_Dalam_Mendukung_Ilmu_Pengetahuan_Dalam_Arsitektur

NK NOVIANTARA. (2014). Prinsip dasar struktur. Universitas Atma Jaya, Depok.


http://e-journal.uajy.ac.id/10520/3/2TS11006.pdf

Michael Tedja, Charleshan, Jefri Efendi. (2014). Perbandingan Metode Konstruksi Dinding Bata Merah
Dengan Dinding Bata ringan. BINUS University, Jakarta barat.
https://media.neliti.com/media/publications/168046-ID-perbandingan-metode-konstruksi-dinding-b.pdf
Alfarado. (2017). Baja konstruksi. Universitas Atma jaya, Depok.
http://e-journal.uajy.ac.id/11960/4/TS150413.pdf

Rion Rifaldo. (2019). Evaluasi kelayakan pelat Lantai dan balok pada proyek kaliban school 5 lantai.
Universitas internasional Batam, Batam.
https://repository.uib.ac.id/2586/5/k-1611050-chapter2.pdf

Ruly pujantara. (2014). Tata Letak, Konfigurasi Dan Interaksi Ruang Pada Rancangan Arsitektur
Dengan Konsep Superimposisi Dan Hibrid dalam teori Fuction Follow Form. Universitas negeri
Makassar, Makassar.
https://www.researchgate.net/publication/
276059968_TATA_LETAK_KONFIGURASI_DAN_INTERAKSI_RUANG_PADA_RANCANGAN_ARSITE
KTUR_DENGAN_KONSEP_SUPERIMPOSISI_DAN_HIBRID_DALAM_TEORI_FUCTION_FOLLOW_F
ORM

Anda mungkin juga menyukai