Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah salah satu candi terbesar yang ada di
Indonesia dan merupakan salah satu situs kebanggan yang dimiliki Indonesia
baik sebagai objek wisata maupun sarana keagamaan. Candi ini merupakan
candi yang bercorak hindu sesuai dengan fakta Sejarah yang ada. Candi ini
terbilang unik dan menarik karena pada awalnya candi ini dibangun tidak
menggunakan semen atau perekat lainnya. Candi ini adalah salah satu warisan
budaya dunia UNESCO dan merupakan contoh arsitektur candi hindu yang luar
biasa. Candi Prambanan bukan hanya sebagai monumen agama, tetapi juga
sebagai karya seni monumental dan saksi Sejarah perkembangan agama dan
seni di Indonesia pada masa lalu.

Candi Prambanan merupakan candi hindu yang dibangun oleh raja-raja


dinasti Sanjaya pada abad IX, ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi
ini yang menimbulkan pendapat bahwa candi ini di bangun oleh Rakai Pikatan
kemudian diselesaikan oleh raja Rakai Balitung berdasar kan prasasti barangka
tahun 856 M “Prasasti siwargiha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan
kedudukan sebagai raja yang besar. Terjadinya perpindahan pusat Kerajaan
Mataram ke Jawa Timur berkaitan tidak terawatnya candi di daerah ini di
tambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali letusan gunung merapi
menjadikan candi Prambanan tinggal puing-puing batu yang berserakan.
Apalagi ditambah dengan gempa pada tahun 2006, Usaha pemugaran pun mulai
dilakukan.

Gambar 2.1.1 Tampak atas candi Prambanan


Sumber : https://captchapulse.azurewebsites.net/tl/?pl=CHiI7Gh3GUyTa8XGgNqDyQ&sm=robot-
edge&click_id=cn0madijvq30sqcqgij0&appspot=true
Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi Induk Loro jonggrang
secara resmi dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia pertama. Komplek percandian Prambanan terdiri atas bawa, latar
Tengah dan latar atas (Latar Pusat) Latar bawah tak berisi apapun. Didalam latar
Tengah terdapat reruntuhan candi-candi parawa. Latar pusat adalah latar
terpanjang diatas berdiri 6 buah candi besar dan kecil. Candi-candi utama terdiri
atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu candi Siwa, candi
Wisnu, dan candi Brahma. Deret kedua yaitu candi Nandi, candi Angsa dan
candi Garuda. Pada ujung Lorong yang memisah kedua deretan candi tersebut
terdapat candi apit secara keseluruhan percandian ini terdiri atas 240 buah
candi.

2.1.1 Lokasi Candi Prambanan


Candi Prambanan terletak di lingkungan Taman Wisata Prambanan,
kurang lebih 17 km ke arah timur dari Yogyakarta, tepatnya di Desa Prambanan
kecamatan Bokoharjo. Lokasinya hanya sekitar 100 m dari jalan raya Yogya –
Solo, sehingga tidak sulit untuk menemukannya. Sebagian dari Kawasan wisata
yang terletak pada ketinggian 154 m di atas permukaan laut ini termasuk dalam
wilayah kabupaten Sleman. Sedangkan sebagaian lagi masuk dalam wilayah
Klaten. Secara administratif kompleks candi ini berada di perbatasan Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 1.2.1 Lokasi Candi Prambanan


2.1.2 Pembangunan Candi Prambanan
Bangunan candi pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh
Rakai Pikatan. Kemudian proses Pembangunan dilanjutakan oleh raja-raja
selanjutnya seperti Raja Lokapala dan Raja Balitung Mah Sambu. Proses
Pembangunan candi juga diiringi dengan perubahan tata air dan wilayah-
wilayah di sekitar candi agar candi lebih terjaga. Kompleks bangunan candi
dibangun secara berkala dan dilanjutkan raja lain seperti Raja Daksa dan Raja
Tulodong. Dibangun juga ratusan candi tambahan disekitar bangunan candi
utama sebagai candi pendamping.
Setelah itu, terbentuklah bangunan candi yang sangat megah. Kemegahan
candi Prambanan pun mendapat sambutan luas dari Masyarakat di era itu. Candi
ini dipersembahkan untuk Trimurti, Tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma
sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai pemelihara, dan Siwa sebagai dewa
pemusnah.

Gambar 2.1.2.1 Candi Prambanan sekitar 1959


Sumber : https://i.pinimg.com/originals/10/c1/de/10c1defa0097699c0714519d23d41f80.jpg

Candi Prambanan sempat diterlantarkan sekitar tahun 930 masehi. Hal ini
kemungkinan besar diakibatkan oleh letusan hebat Gunung Merapi di utara
candi Prambanan. Ibu kota kerajaan Mataram pun dipindahkan ke Jawa Timur
oleh Mpu Sindok, yang kemudian mendirikan Wangsa Isyana.
Candi Prambanan kemudian ditemukan oleh CA. Lons asal Belanda pada
tahun 1733. Candi ini pun menarik perhatian banyak kalangan pada masa
pendudukan Inggris atas Jawa. Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles
kemudian memerintahkan penyelidikan reruntuhan candi ini lebih lanjut.
Kemudian sekitar tahun 1855, dilakukan pembongkaran besar-besaran untuk
memulihkan bangunan candi. Meski begitu banyak arca dan batu candi yang
diambil sembarangan oleh warga sekitar. Pemugaran candi Prambanan secara
serius baru dimulai pada tahun 1930an. Pada tahun 1991, candi Prambanan
resmi masuk dalam situs warisan dunia yang dilindungi oleh UNESCO.

Pada tanggal 27 Mei 2006, pukul 05.55, Yogyakarta dan beberapa


wilayah Klaten (Jawa Tengah) mengalami gempa bumi yang sangat dahsyat
dengan skala 5.9 skala Richter sekitar satu menit. Candi Prambanan merupakan
salah satu warisan budaya yang mengalami kerusakan terparah akibat
guncangan gempa. Prambanan yang merupakan salah satu warisan budaya
dunia dan menjadi daya Tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara,
mendapat perhatian khusus untuk menyelamatkan bangunan Candi Prambanan.

Gambar 2.1.2.2 Candi Prambanan mengalami kerusakaan pada saat gempa tahun 2006
Sumber : https://borobudurpark.com/wp-content/uploads/2017/11/Candi-Prambanan5-1200x873.png
Berdasarkan data Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta,
kerusakan yang terjadi pada kompleks Candi Prambanan mulai dari material
batuan sehingga struktur bangunan. Kerusakan material di kompleks Candi
Prambanan berupa runtuhnya batuan atap dan pagar langkan pada Candi Siwa,
Candi Brahma, Candi Wisnu, dan Candi Wahana serta Candi Apit. Banyak
komponen batu candi yang lepas, jatuh dan retak. Kerusakan struktur berupa
deformasi terjadi pada bangunan candi. Deformasi terparah yaitu pada Candi
Siwa.

Hasil penelitian juga menunjukkan penyebab kerusakan ini terlepas dari


getaran dan gerakan yang terjadi saat gempa, namun juga disebabkan oleh
penggunaan metode restorasi yang diindikasi kurang tepat dengan daerah
Prambanan. Kerusakan pada candi utama dan terbesar di kompleks Candi
Prambanan tersebut. Sebab, saat pemugaran pada masa Hindia-Belanda tahun
1937, bagian bawah Candi Siwa saat pemugaran oleh Belanda tidak di apa-
apakan, hanya susunan batu. Tetapi, di bagian atas sambungan antar batu berisi
semen cair sehingga konstruksinya kaku dan tidak fleksibel ketika terkena
guncangan, seperti gempa bumi.

Gambar 2.1.2.3 Pendataan kerusakan Candi Prambanan akibat gempa bumi oleh Balai
Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3)
sumber : https://asset.kompas.com/data/photo/2016/05/27/0938389CANDI-PRAMBANAN1-
021780x390.JPG

Pasca gempa, pihak BP3 melakukan upaya penyelamatan dan


pemugaran situs budaya. Pemugaran kompleks Candi Prambanan melibatkan
berbagai lintas ilmu, mulai dari ahli Teknik sipil sampai ahli geologi.
Dibandingkan bangunan candi lainnya di kompleks Prambanan, proses
pemugaran bangunan Candi Siwa terbilang lebih lama. Bahkan baru tahun
2014, Candi Siwa selesai dipugar.

Gambar 2.1.2.4 Monumen gempa bumi di Yogyakarta yang berlokasi di area Candi
Prambanan

Keberadaan monumen gempa bumi ini dibiarkan tergeletak setelah


pristiwa gempa bumi besar itu berlangsung. Benda berbobot ratusan kilogram
tersebut seakan menandakan kehebatan gempa bumi besar yang terjadi pada
tahun 2006 yang memporak-porandakan wilayah Yogyakarta dan Klaten, Jawa
Tengah. Dan terdapat satu bangunan candi yang sengaja disusun tidak rapi.
Bangunan tersebut berada di sebelah utara candi Siwa. Bangunan yang Bernama
Candi Apit utara.

2.1.3 Struktur Candi Prambanan

Candi Prambanan memiliki pengaruh besar pada arsitektur abad


ke-19 dan ke-20 di Indonesia. Candi Prambanan dengan mengintegritaskan
aliran Indonesia dan Cina menciptakan suatu gaya arsitektur yang disebut gaya
Prambanan, yang telah membentuk arsitektur tradisional di seluruh Indonesia.
Selain itu, Candi Prambanan juga memainkan peran penting dalam puncak
creatif arsitektur hindu di Indoensia, yang melahirkan desain seperti Taman
Kompleks Kedaton tempat Pandra Situmorang. Candi Prambanan Juga
berdampak pada arsitektur modern di Indonesia, dan telah meninggalkan
banyak ide untuk arsitek modern untuk ditemukan dan diteruskan.
Pintu masuk utama Candi Prambanan menunjukkan rangkaian dan
elemen Candi yang megah, yang merupakan salah satu yang terbesar di Asia
Tenggara

Gambar 2.1.3.1 Tampak Depan candi Prambanan


Sumber : WISATA CANDI PRAMBANAN ~ AZZAM THE EXPLORER (azzamsakha.blogspot.com)

Candi Prambanan mempunyai tinggi 47 meter dan Lebar 34 meter, yang


mana tertinggi dari candi sejenisnya

Gambar 2.1.3.2 Candi Prambanan

Sumber : https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/x/photo/2022/03/04/candi-prambanan-
yogyakartajpg-20220304014013.jpg
Aslinya ada sekitar 250 candi di kompleks dan merupakan kompleks
dengan tiga zona yang berbeda yaitu luar, Tengah, dan bagian dalam, yang
merupakan tempat paling suci

Gambar 2.1.3.3 Dokumentasi BPCB DIY.2019


Sumber : Kompleks Candi Prambanan - Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (kemdikbud.go.id)
Candi Prambanan memiliki 3 halaman yang di tata memusat (pola konsentris). Setiap
halaman di batasi pagar keliling. Pada halaman I (pusat) terdapat 16 candi antara lain : 3 candi
utama ( Candi Brahma, Candi Siwa, Candi Wisnu); 3 Candi Wahana (Candi Garuda,, Candi
Nandi, Candi Angsa) 2 Candi apit ( Apit Utara dan Apit Selatan); 4 Candi Kelir: dan 4 Candi
Patok.

Anda mungkin juga menyukai