Anda di halaman 1dari 2

Statuta Roma merujuk pada Statuta Pengadilan Pidana Internasional (International Criminal Court, ICC)

yang diadopsi pada Konferensi Diplomatik tentang Pendirian Pengadilan Pidana Internasional pada
tahun 1998 di Roma, Italia. Statuta Roma mengatur berbagai jenis kejahatan HAM yang sangat berat,
termasuk War Crimes (Kejahatan Perang).

Kejahatan Perang, sebagaimana diatur dalam Statuta Roma, mencakup serangkaian tindakan yang
melanggar hukum perang dan konvensi-konvensi internasional yang mengatur perlindungan korban
perang, termasuk Konvensi Jenewa. Kejahatan Perang mencakup tindakan seperti:

1. Serangan terhadap warga sipil yang tidak terlibat dalam konflik.

2. Serangan yang tidak proporsional terhadap militer lawan.

3. Penggunaan senjata terlarang, seperti senjata kimia atau biologi.

4. Penyanderaan atau perlakuan tidak manusiawi terhadap tawanan perang.

5. Penyerangan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang dilindungi.

Statuta Roma mendefinisikan dan mengatur tindakan-tindakan semacam itu sebagai kejahatan perang,
dan ICC memiliki yurisdiksi untuk mengadili individu yang dituduh melakukan kejahatan semacam itu.
Keberadaan Pengadilan Pidana Internasional ini bertujuan untuk mengakhiri impunitas bagi pelaku
kejahatan perang dan meningkatkan pertanggungjawaban internasional dalam konteks konflik
bersenjata. Keberlakuan Statuta Roma juga mendorong negara-negara untuk menjadi pihak dalam
pengadilan ini dan mematuhi prinsip-prinsip perlindungan HAM yang kuat.

Langkah awal dalam proses penyelesaian kasus pelanggaran HAM adalah pengkajian. Pada langkah ini,
beberapa hal yang terjadi meliputi:

1. Pengumpulan Informasi: Pengkajian dimulai dengan pengumpulan informasi yang relevan terkait
dengan kasus pelanggaran HAM yang sedang diselidiki. Ini mencakup bukti-bukti, laporan, saksi,
dokumen, dan data terkait lainnya.
2. Identifikasi Pihak yang Terlibat: Identifikasi pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran HAM adalah
langkah penting. Ini mencakup individu, kelompok, atau entitas yang mungkin terlibat dalam
pelanggaran tersebut.

3. Analisis Hukum: Pada langkah ini, dilakukan analisis hukum terkait pelanggaran HAM yang diduga
terjadi. Ini melibatkan menilai apakah pelanggaran tersebut melanggar hukum internasional atau hukum
nasional.

4. Menilai Dampak: Dalam pengkajian, juga perlu dilakukan penilaian terhadap dampak pelanggaran
HAM terhadap individu atau kelompok yang terkena dampak, serta dampak sosial, politik, dan ekonomi
yang lebih luas.

Pengkajian ini merupakan langkah awal yang penting dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM, dan
hasilnya akan membantu menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam proses penyelesaian.

Anda mungkin juga menyukai