Anda di halaman 1dari 12

WAWASAN TENTANG PENGELOLAAN

INFEKSI ODONTOGENIK
Mayang Eria Tangkeallo
J014211603

PEMBIMBING :
Pembimbing : drg. Abul Fauzi, .Sp.BM
Abstrak

Infeksi odontogenik sering menyebar ke ruang potensial


di kepala dan leher. Penyebaran infeksi odontogenik ke
sinus maksilaris baik yang berdekatan atau ke tempat
yang jauh seperti pada orbital jarang terjadi. Namun,
apabila selulitis orbital terjadi maka akan menimbulkan
komplikasi yang serius , bahkan dapat menyebabkan
kematian.
Pengantar

Proses terjadinya abses

Terjadi peradangan
Bakteri masuk ke pulpa dan kolonasi
Rootkanal
dalam sistem saluran bakteri pada saluran
terbuka
akar akar

Invasi bakteri berlanjut ke


jaringan periapikal melalui
foramen apikal

Terjadi inflamasi pada sekitar


akar yang berakumulasi
menjadi pus

Infeksi apikal akut


Dengan tidak adanya pengetahuan yang memadai, diagnosis dan
pengobatan pada infeksi orbital sering tertunda sehingga berpotensi
untuk mengancam jiwa seperti penyakit sinus kavernosa, abses otak
sampai kematian. Selulitis periorbital dan orbital dianggap kondisi yang
analog namun perjalanan klinisnya berbeda.
Jurnal ini bertujuan untuk menunjukkan perbedaan dua kondisi dan
memberikan wawasan tentang klinis, manifestasi radiologis dan
bagaimana manajemennya.
Kasus 1 (Selulitis Periorbital Odontogenik)

Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri wajah bagian
tengah kiri, kelopak mata kiri atas turun dan bengkak di sekitar mata kiri sejak 2 hari.
Pasien mengungkapkan bahwa pembengkakan di sekitar mata berkembang setelah sakit
gigi parah di rahang kiri atas yang dia minum analgesik yang memberikan bantuan
sementara. Pemeriksaan fisik menunjukkan edema eritematosa di sekitar daerah
periorbital kiri dan kelopak mata kiri atas turun ( Gbr. 1 A). Penglihatan agak kabur
dengan mata berair tetapi tidak ada proptosis dan diplopia. Ketajaman visual, bidang
visual dan gerakan ekstraokular masih utuh. Pemeriksaan intraoral menunjukkan adanya
karies gigi premolar pertama rahang atas kiri yang nyeri tekan pada perkusi yang
berhubungan dengan drainase sinus ( Gbr. 1B). Radiografi menunjukkan radiolusensi
periapikal yang berhubungan dengan premolar pertama rahang atas kiri ( Gbr. 1 C).
Gambar 1: (A) Selulitis Periorbital pada Bagian Mata Kiri. (B) Periapikal Abses pada Gigi Premoral (C)
Radiolusensi pada Periapikal Gigi Premoral Pertama (D) penyembuhan total dengan pencabutan gigi karies
Manajemen kasus 1
Dilakukan ekstraksi gigi karies yaitu gigi premolar pertama RA
sebelah kiri setelah itu pasien diberikan obat antibiotic
amoksisilin, asam klavulanat dan metrodinazole.
Setelah tiga hari, dapat dilihat pembengkakan pada pasien
sudah meredah dan menunjukan pemulihan total pada hari ke
tujuh
Kasus 2 (Selulitis orbita odontogenik)

Seorang wanita berusia 60 tahun dilaporkan dengan pembengkakan di sisi kanan wajah yang
melibatkan mata kanan. Sejarah mengungkapkan bahwa timbulnya pembengkakan dimulai
secara spontan setelah sakit gigi dan dengan cepat melibatkan sisi kanan wajah. Pada
pemeriksaan fisik, pasien tampak sangat sakit, mudah tersinggung dan demam.
Pembengkakan di sekitar mata kanan terasa nyeri pada palpasi ( Gbr. 2 A).Penilaian oftalmik
dilakukan. Mata kanan mengalami proptosis ringan, konjungtiva kanan eritematosa dan
kemosed terkait dengan edema kelopak mata; dengan pembatasan moderat gerakan bola
mata. Refleks cahaya masih utuh. MRI mengungkapkan radiopacities tidak jelas yang
melibatkan kompartemen intraconal dan untaian lemak difus di kompartemen intraconal dan
ekstrakonal dengan proptosis resultan dari bola mata kanan dan pembengkakan jaringan
lunak wajah di sekitar orbit kanan ( Gbr. 2 B).
Gambar 2 : (A) Pembengkakan pada wajah di sisi kanan karena selulitis orbital (B) MRI menunjukan pembengkakan , (C)
proptosis bola mata kanan, radiopasitas yang tidak jelas , untaian lemak difus di kompartemen intrakonal dan ekstrakonal
Manajemen Kasus 2
Pasien menjalani evaluasi THT dan dilalkukan insisi lalu drainase pada
ruang temporal dan infratemporal, Cairan purulen juga dikirim untuk
untuk tes kultur dan sensivitas. Obat yang diberikan adalah Pirepacillin
Tazobactam intravena, minggu pertama terdapat regresi pembengkakan
wajah dan orbital gerakan kelopak mata dan epifora berkurang. Pada
minggu kedua, sudah berfungsi normal.
Pembengkakan mengakibatkan trismus, sehingga pasien diberi profilakis
oral lalu dilakukan fisioterapi untuk rahang.
Pada minggu ketiga, pembukaan mulut pasien sudah membaik sehingga
dapat dilakukan ekstraksi M3 lalu dilakukan drainase intraoral
Pemulihan total pada satu bulan pertama sehingga penglihatan bisa
normal, gerakan mata tidak berbatas dan pembukaann mulut tidak
berbatas.
Diskusi

Orbita dikelilingi oleh sinus yang berisi udara, yang memiliki sekat tulang
yang sangat tipis dan membuat orbita rentan terhadap penyebaran
berbagai infeksi yang menular.
Infeksi odontogenik dapat menyebar melalui berbagai jalur , penyebaran
langsung kedalam sinus maksilaris dapat dilakukan melalui fossa kanina
dimulai dengan adanya tromboflebitis vena wajah.
Pada pasien kasus pertama (Selulitis Periorbital), infeksi odontogenik
dekat dengan puncak akar gigi kemungkinan masuk melalui korteks
bukal ke masing-masing sinus maksilaris dan naik ke atas dan
melibatkan orbit. Sedangkan pada kasus kedua (Selulitis Orbita) infeksi
menyebar ke orbita melalui regio infra temporal
Kesimpulan

Infeksi orbital jarang terjadi namun dapat mengancam jiwa. Dokter harus
menyelidiki semua aspek infeksi meskipun jarang, namun sangat penting
untuk dipertimbangkan karena sering kali pasien tidak memiliki riwayat gigi
yang signifikan atau penyakit gigi yang terlihat. Tindak lanjut pasien yang
dirawat tergantung dari tingkat keparahan penyakit.

Anda mungkin juga menyukai