Jenjang Jenis peserta Karakteristik yang Kebutuhan layanan khusus
dan mata didik dimiliki sesuai bidang studi pelajaran berkebutuhan khusus SMA / Anak dengan Terbatasnya ruang gerak Memotivasi peserta didik Sejarah hambatan fisik peserta di bagian kaki dengan memberikan contoh (tunadaksa) sehingga mengalami teladan salah satunya Jendral kesulitan dalam berdiri Soedirman yang memiliki dan berjalan. masalah dibagian kaki namun Terkait kemampuan beliau tetap ingin masuk kognitif, berbicara dan tantara untuk menulis peserta didik memperjuangkan tersebut tidak kemerdekaan. Guru juga perlu mengalami kesulitan memotivasi agar anak Peserta didik tersebut menerima keadaannya dan dapat bersosialisasi meyakinkannya bahwa ada dengan baik antar teman bakat lain yang bisa sekelasnya dikembangkan bahwa melebihi kemampuan anak regular lainnya. Pada saat pembelajaran sejarah ketika mendapatkan tugas presentasi secara individu, saya akan meminta anak tersebut presentasi di tempat duduknya saja dan anak yang lain akan memperhatikan. Pada saat pembelajaran sejarah yang berkaitan dengan tugas diskusi kelompok, maka saya akan meminta anggota lain yang menghampiri ke tempat duduk ABK tersebut Proses pembelajaran sejarah bertujuan untuk pengembangan intelektual dan akademik seperti tugas menganalisis, mengkritis atau mendesain. Mencari tahu bakat dominan yang dimiliki anak tersebut kemudian diasah , bila memungkinkan didaftarkan perlombaan supaya nantinya kemampuan tersebut dapat berguna di masyarakat, dunia kerja maupun pendidikan lanjutan Mematangkan aspek sosial dengan pembentukan kelompok secara heterogen supaya melatih kemampuan sosial anak tersebut dan mengajarkan kepada anak regular untuk menumbuhkan rasa empati dan saling bekerjasama Melatih anak tersebut untuk berani berekspresi dan terbuka baik kepada guru, teman sekalas maupun lingkungan yang lebih luas. Salah satu cara yang dilakukan guru yaitu dengan melakukan pendekatan interpersonal. Anak yang Memiliki keterbatasan Pada saat pembelajaran mengalami dalam mendengar hal ini sejarah, saya akan hambatan juga mempengaruhi menjelaskan materi dan gangguan kemampuan mengajak berbicara dengan pendengaran berkomunikasi. ABK dengan tidak (tunarungu) Memiliki sifat ego- membelakanginya. sentrisnya melebihi anak Penyampaian materi normal, yang dilakukan secara berhadapan ditunjukkan dengan dengan ABK tersebut, agar sukarnya mereka ABK dapat membaca gerak menempatkan diri pada bibir dan dapat memahami situasi berpikir dan kata apa yang saya ucapkan. perasaan orang lain, ABK ditempatkan untuk serta sukarnya duduk di depan sehingga menyesuaikan diri. memiliki peluang lebih Tindakannya lebih mudah untuk membaca gerak terpusat pada “aku/ego”, bibir gurunya. sehingga mereka merasa Perhatikan postur tubuh anak keinginannya harus yang sering memiringkan selalu dipenuhi. kepala untuk mendengarkan. Merasa takut (khawatir) Bicara dengan anak dalam terhadap lingkungan posisi berhadapan, jika sekitar, sehingga mereka memungkinkan posisikan tergantung pada orang kepala guru sejajar dengan lain dan kurang percaya anak. diri. Ketika penyampaian materi, Apabila anak tunarungu guru perlu berbicara dengan menyukai suatu benda dengan volume biasa dan atau pekerjaan, perhatian jangan terlalu cepat. Selain itu mereka sukar dialihkan. dalam penyampaian per Memiliki sifat polos. kalimat harus disampaikan Secara umum, dengan gerakan bibir yang perasaannya dalam jelas. keadaan ekstrim tanpa Pada saat pembelajaran, guru banyak nuansa perlu melakukan pendekatan personal kepada ABK. Hal ini bertujuan agar guru dapat memantau sejauh mana ABK dapat mengikuti pembelajaran. Selain itu, ahl ini bertujuan agar guru dapat mengetahui permasalahan dan membantu ABK Ketika terjadi kendala selama proses pembelajaran. Anak dengan Anak autisme mudah Dalam pelajaran sejarah untuk hambatan marah, menangis, atau ABK Autisme guru dapat lainnya tertawa tanpa alasan menggunakan strategi belajar (Autisme) yang jelas, dalam seting kelompok. Peserta didik dengan ABK diberikan tempat duduk autisme juga memiliki di barisan terdepan sehingga masalah komunikasi, guru akan lebih mudah seperti sulit bicara, mengawasi dan agar ABK menulis, membaca, dan dapat lebih jelas melihat memahami bahasa papan tulis maupun PPT, serta isyarat, seperti memberikan perhatian ekstra menunjuk dan karena ABK kurang responsif melambai, atau sensitif terhadap melakukan tindakan atau perasaannya sendiri. gerakan tertentu Selama pembelajaran dilakukan secara berlangsung guru perlu berulang, seperti menggunakan beberapa teknik mengayun tangan atau untuk tetap membuat ABK memutar-mutarkan focus pada apa yang guru badan, sering jelaskan, guru lebih sering mengucapkan satu kata melakukan komunikasi secara berulang atau dengan ABK. yang beberapa waktu Pada saat guru menyampaikan lalu didengarnya, materi sejarah, guru harus mengucapkan sesuatu dapat membuat lingkungan dengan nada tertentu belajar yang nyaman dan atau seperti sedang menyenangkan untuk anak bersenandung, atau sehingga ABK akan merasa sering tantrum, senang belajar. Peserta didik dengan Guru beserta peserta didik autisme juga memiliki lainnya berusaha membuat kesulitan bersosialisasi keadaan di dalam kelas lebih karena mereka sering tenang agar ABK Autisme terlihat asyik dengan tidak merasa terganggu dan dunianya sendiri dapat focus pada satu hal, sehingga kurang karena apabila suasana di responsif atau sensitif kelas ramai maka focus ABK terhadap perasaannya akan mudah teralihkan dan sendiri atau pun orang ABK akan asyik dengan lain, dunianya sendiri. memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku.