Anda di halaman 1dari 17

KONSEP & TEORI BELAJAR

KELOMPOK 1

Disusun oleh: 1. Ayin Antisyah


2. Taufik Akbar Azwar
3. Oktazsya Marjelina Lorenza
Teori Belajar Behavioristik

Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang


menekankan perubahan tingkah laku (behavior) sebagai tujuan
akhir dari proses pembelajaran.

Konsep dalam teori :

Stimulus --- Response

• Reinforcement
• Punishment
Penerapan Teori Belajar
Behavioristik dalam Kelas
• Guru memberikan drilling atau Latihan secara intesif
kepada peserta didik. Misalnya dalam konteks mata
pelajaran Bahasa Inggris, guru melatih penggunaan
kata kerja past form dalam bentuk latihan membuat
kalimat masa lampau.
• Guru memberikan feedback atau koreksi on the spot
pada kesalahan peserta didik. Misalnya, saat peserta
didik melafalkan suatu kata dengan kurang tepat, guru
langsung meperbaiki pelafalan siswa saat itu juga.
Teori Belajar Sosial-Kognitif

• Teori belajar social-kognitif adalah teori belajar


yang mengakomodasi kemampuan berfikir manusia
dalam berfikir dan belajar melalui pengamatan
social

• Istilah-istilah dalam teori ini:


Observational Learning (Pengamatan)
Modelling (Peniruan)
Penerapan Teori Belajar Sosial-
Kognitif dalam Kelas
• Guru meminta siswa untuk mereflektifkan hasil belajar
mereka setiap minggu yang dituliskan di dalam jurnal
sebagai portofoli mereka. Contoh: setelah mengajarkan teks
deskriptif, siswa diminta menuliskan apa yang telah mereka
pelajari berkaitan dengan teks deskriptif.
• Guru meminta siswa untuk berdiskusi kemudian
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas dan
menjawab pertanyaan dari teman kelas lainnya. Contoh:
guru meminta siswa mendisikusikan sebuah soal tentang
teks eksposisi dan hasil diskusi dipresentasikan sehingga
teman kelasnya dapat memberikan pertanyaan.
Teori Belajar Konstruktivisme

• Teori belajar konstrutivisme adalah teori belajar


yang menekankan pada terjadinya interaksi
individu dengan lingkungannya.

• Istilah-istilah dalam teori ini:


Zone of proximal development (ZPD)
Scaffolding
Penerapan Teori Belajar
Konstruktivisme dalam Kelas
• Guru membentuk siswa dalam kelompok dan para siswa
terlibat aktif dalam diskusi kelompok.
• Guru memilih tutor sebaya untuk menjadi mentor di dalam
kelompoknya sehinga siswa yang lain bisa belajar dari teman
yang lebih bisa (More capable peers) Scalfolding/ZPD.
• Guru mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi (HOT).
Contoh: guru meminta siswa menganalisis unsur kebahasaan
di dalam beberapa teks, dan menjustifikasi jawabannya.
Metode Pembelajaran
Kontruktivisme
1. Jigsaw
Metode ini dapat melibatkan seluruh siswa dalam
kelas dan sekaligus dapat melatih siswa untuk dapat
mengajarkan sesuatu kepada orang lain.
2. Tanya Jawab

a. Secara umum, metode ini dapat digunakan untuk


meninjau ulang pelajaran yang telah disampaikan
dalam proses pembelajaran sebelumnya.
b. Selain itu, metode pembelajaran tanya jawab ini
juga dapat mengarahkan pengamatan dan
pemikiran siswa dalam proses pembelajaran
3. Role Playing (bermain peran)

a. Tujuan utama dari penerapan metode pembelajaran


ini adalah untuk mengajarkan siswa berempati
dengan kasus yang akan di bahas dalam proses
pembelajaran di kelas.
b. Metode ini dapat menstimulasi siswa untuk
mengasosiasikan dirinya dalam suatu peran
tertentu sehingga mereka lebih dapat memahami,
mendalami, dan mengerti tindakan sosial yang
dilakukan oleh orang lain di lingkungan mereka.
4. Brainstorming (curah
gagasan/ide)
Metode ini merupakan langkah-langkah eksplorasi
dan inventarisasi ide melalui curah pendapat tentang
topik tertentu dengan bebas tanpa seleksi.
5. Metode Deduktif

Metode ini dijelaskan dan mengarahkan teori


kedalam bentuk realitas atau menjelaskan dan
mengarahkan teori kedalam bentuk realitas atau
menjelaskan hal-hal yang bersifat umum yang
bersifat khusus.
6. Metode Induktif

a. Metode induktif dimulai dengan pemberian


berbagai kasus, fakta, contoh, atau sebab yang
mencerminkan suatu konsep atau prinsip.
b. Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras
mensintensiskan, menemukan, atau
menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran
tesebut.
7. Small Group Discussion (diskusi
kelompok kecil)

Tekhnik Pembelajaran Diskusi dalam kelompok


kelompok kecil ini dimaksudkan untuk membangun
kerjasama individu dalam kelompok, kecakapan
analitis dan kepekaan sosial serta tanggung Jawab
individu dalam kelompok.
8. Critical incident
(Pembelajaran insiden)
• Metode pembelajaran insiden ini pada umumnya
digunakan untuk memulai proses pembelajaran.
• Penggunaan metode pembelajaran ini adalah untuk
melibatkan individu sejak awal yaitu dengan
meminta mereka untuk mengungkapkan
pengalaman-pengalamannya
Studi Kasus
Cara untuk meningkatkan motivasi para siswa
yang ada di kelas
Tania, 7 tahun Samuel, 10 tahun
bekerja keras untuk
memiliki
menjaga harga
kemampuan rendah - Menyajikan metode dan dirinya pada tingkat
dan keinginan yang
rendah untuk media belajar yang bervariatif, tinggi, tetapi
menarik dan menyenangkan memiliki rasa takut - Melakukan pendekatan
sukses.
dalam proses pembelajaran akan gagal yang kuat secara emosional dengan
- Memberikan reward dan menanyakan penyebab ia takut
apresiasi untuk meningkatkan gagal
semangat atas usahanya dan
mengembangkan potensinya

- Membangun hubungan yang - Menggunakan teori belajar


positif dengan siswa dan coba sosial-kognitif dengan
kenali mereka lebih dekat memberikan contoh kisah
peristiwa aktual dari orang-
- Menyajikan kisah-kisah yang orang sukses yang banyak
menarik tentang orang-orang mengalami kegagalan namun
sukses tetap bangkit
Robert, 16
Sandra, 13 tahun tahun
tenang di kelas sedikit minat di
dan meremehkan sekolah dan saat ini - Memperhatikan minat dan
keterampilan tinggal bersama
kemampuan anak dengan
bibinya,
mereka. - Menanamkan sikap dan nilai- orangtuanya tidak memberi perhatian kepada
nilai moral untuk saling dapat dihubungi karena siswa akan
menghargai dan membantu menunjukkan minat dan
satu sama lain motivasi pada guru yang
memiliki perhatian kepadanya.

- Mengajak ia berbicara empat


- Memberikan kegiatan untuk
mata dan dari hati ke hati
menumbuhkan empatinya
melalui jalur konselor sekolah
berupa kerjasama dan berbagi
tentang harapannya dan
agar ia bisa meningkatkan
permasalahannya. Lalu,
kepekaaan terhadap
memberikannya solusi,
lingkungan sekitar
motivasi dan arahan.

Anda mungkin juga menyukai