Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS HUKUM

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH


HUKUM PAJAK DAN RETRIBUSI
Kelas: C

JUDUL
PAJAK AIR PERMUKAAN DAN PAJAK ROKOK

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


1. Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H.
2. Fitria, S.H., M.H. C.L.A

Oleh:

1. Nama: Pratiwi Arnandes Putri


NIM : B1A121094

2. Nama: Dheliya Tri Lestari


NIM : B1A121095

3. Nama: Rehan Fahri septiawan


NIM : B1A121096

4. Nama: Hati Hayati


NIM : B1A121098

5. Nama: Dewi Kusuma Lestari


NIM : B1A121100

Semester Ganjil 2023/2024


Bulan September 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam
ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang
lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh
alam.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata


kuliah hukum pajak dan retribusi berjudul “Pajak Air Permukaan dan Pajak
Rokok”. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami
haturkan terima kasih kepada.

• Bapak Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H.


• Ibu Fitria, S.H., M.H. C.L.A.

• Semua pihak yang tidak dapat kami rinci satu per satu yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik konstruktif demi perbaikan
makalah di masa mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin.

Jambi, 30 September 2023

Kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
1.1.Latar belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian pajak air permukaan dan pajak rokok...........................................5
2.2 Subjek dan Objek pajak air permukaan dan pajak rokok...............................7
2.3 Dasar Pengaturan pajak air permukaan dan pajak rokok...............................8
2.4 Penerapan tarif pajak air permukaan dan pajak rokok...................................9
BAB III..................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................12
Daftar Pustaka........................................................................................................13

BAB I
1.1. Latar belakang

Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan
air permukaan. Air Permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan
tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di darat. Pajak
Air Permukaan semula bernama Pajak Pengambilan Permanfaatan Air Bawah
Tanah dan Air Permukaan (PPPABTAP) berdasarkan Undang-Undang nomor 34
Tahun 2000. Hanya saja berdasarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009,
dipecah menjadi dua jenis pajak, yaitu Pajak Air Permukaan dan Pajak Air
Bawah Tanah, dimana Pajak Air Permukaan dimasukkan sebagai pajak provinsi
sedangkan Pajak Air Bawah Tanah menjadi pajak kabupaten/kota. Pembangunan
yang pesat dengan perubahan manusia, air permukaan tidak hanya menjadi
kebutuhan sosial seperti air permukaan untuk keperluan rumah tangga tetapi juga
sudah menjadi kebutuhan ekonomi yang luas untuk kebutuhan pertanian,
perkebunan, industry, pabrik, dan pembangkit energi. Pajak air permukaan
merupakan penyumbang penerimaan pajak daerah.
Pajak rokok adalah pajak yang dikenakan pada produk tembakau,
khususnya rokok. Pajak rokok pertama kali diberlakukan di Indonesia pada tahun
1951 dengan tarif 25% dari harga jual eceran. Pada tahun 1967, tarif pajak rokok
dibebankan menjadi 45% dan pada tahun 1971 dibebankan lagi menjadi 60%.
Pada tahun 1984, pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1984 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa serta Pajak
Penjualan atas Barang Mewah yang mengatur tentang pajak rokok. Pada tahun
2018, Pemerintah Indonesia kembali menaikkan tarif pajak rokok sebesar 10,04%
Pajak rokok merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang cukup besar.
Selain itu, pajak rokok juga dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi
konsumsi rokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat Namun kenaikan tarif
pajak rokok juga dapat berdampak pada penurunan pendapatan petani tembakau
dan industri rokok.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu pengertian pajak air permukaan dan pajak rokok?
2. Apa saja Subjek dan objek dari pajak air permukaan dan pajak rokok?
3. Bagaimana dasar pengaturan dari pajak air permukaan dan pajak rokok?
4. Bagaimana penerapan Tarif pajak air permukaan dan pajak rokok?

1.3 Tujuan

Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan konstitutif,
2. Menjelaskan lembaga
negara pemegang
kekuasaan Eksaminati
1. Untuk mengetahui pengertian pajak air permukaan dan pajak rokok.
2. Untuk mengetahui subjek dan objek pajak air permukaan dan pajak
rokok?
3. Untuk mengetahui dasar pengaturan pajak air permukaan dan pajak
rokok?
4. Untuk mengetahui penerapan tarif pajak air permukaan dan pajak rokok.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pajak air permukaan dan pajak rokok

A. Pajak air permukaan


Pajak Air Permukaan (PAP) adalah pajak atas pengambilan dan/atau
pemanfaatan air permukaan. Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada
permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di
darat. Pajak ini bertujuan untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan sumber
daya air serta memberikan pendapatan kepada pemerintah. Dalam beberapa
negara, pajak air permukaan digunakan untuk membiayai pengelolaan dan
pelestarian sumber daya air, serta mendukung kebijakan lingkungan yang
berkelanjutan. Pajak air permukaan dapat diterapkan dalam berbagai bentuk,
seperti pajak atas volume air yang diambil, tarif pajak berdasarkan penggunaan
air, atau pajak atas limbah yang dihasilkan dari aktivitas pengeboran atau produksi
air. Pajak ini biasanya dikenakan pada sektor industri, pertanian, dan perusahaan
yang menggunakan air dalam jumlah besar.
Salah satu tujuan utama dari pajak air permukaan adalah untuk mendorong
efisiensi penggunaan air. Dengan memberlakukan pajak yang signifikan,
pemerintah berharap dapat mendorong penggunaan air yang lebih hemat dan
efisien, serta mendorong penggunaan teknologi yang lebih ramah lingkungan
dalam pengelolaan air. Pajak ini juga dapat menjadi insentif bagi perusahaan dan
individu untuk mencari alternatif penggunaan air yang lebih berkelanjutan. Selain
itu, pajak air permukaan juga berperan dalam pengaturan dan pengendalian polusi
air. Dengan memberlakukan pajak atas limbah air yang dihasilkan oleh industri
atau perusahaan, pemerintah dapat mendorong pengurangan polusi air dan
mempromosikan praktik pengelolaan limbah yang lebih baik. Pajak ini dapat
memberikan insentif bagi pelaku usaha untuk mengadopsi teknologi pengolahan
limbah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

B. Pajak Rokok
Pajak rokok adalah bentuk pajak yang dikenakan oleh pemerintah terhadap
produksi, penjualan, dan konsumsi rokok. Pajak ini bertujuan untuk mengatur
penggunaan rokok, mengendalikan konsumsi, serta memberikan pendapatan
kepada pemerintah. Dalam banyak negara, pajak rokok digunakan sebagai
instrumen kebijakan kesehatan masyarakat untuk mengurangi konsumsi rokok,
mengendalikan dampak negatif rokok terhadap kesehatan, serta membiayai
program-program pencegahan dan pengobatan penyakit terkait merokok. Pajak
rokok dapat diterapkan dalam berbagai bentuk, seperti pajak khusus, pajak
penjualan, atau kombinasi dari keduanya. Pajak khusus rokok biasanya dikenakan
per unit atau berdasarkan berat rokok, sedangkan pajak penjualan rokok
dikenakan sebagai persentase dari harga jual rokok. Pajak ini dapat diterapkan
pada berbagai tahap rantai pasok rokok, mulai dari produsen hingga penjual
eceran.
Salah satu tujuan utama dari pajak rokok adalah untuk mengurangi
konsumsi rokok dan dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat. Dengan
memberlakukan pajak yang signifikan, pemerintah berharap dapat membuat harga
rokok lebih mahal sehingga mendorong penurunan konsumsi. Pajak rokok juga
bertujuan untuk mendorong perokok aktif untuk berhenti merokok atau beralih ke
alternatif yang lebih sehat. Selain itu, pajak rokok dapat menjadi instrumen
pengendalian perokok pemula yang rentan terhadap kecanduan.
Pajak rokok juga berperan dalam mengurangi beban penyakit terkait merokok dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mengurangi konsumsi rokok,
diharapkan akan terjadi penurunan kasus penyakit paru-paru, kanker, penyakit
jantung, dan gangguan pernapasan lainnya yang terkait dengan merokok.
Pendapatan yang diperoleh dari pajak rokok dapat digunakan untuk membiayai
program-program pencegahan dan pengobatan penyakit terkait merokok, serta
meningkatkan akses masyarakat terhadap perawatan kesehatan.
Selain itu, pajak rokok juga menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah.
Pendapatan dari pajak rokok dapat dialokasikan untuk berbagai keperluan, seperti
pendidikan, pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan program-program sosial.
Pajak rokok dapat menjadi salah satu sumber pendapatan yang signifikan bagi
negara dan membantu dalam pembiayaan kebutuhan publik.

C. Subjek dan Objek pajak air permukaan dan pajak rokok

 Subjek dan Objek Pajak Air Permukaan


Pada Pasal 21, objek dari pajak ini adalah pengambilan dan/atau
pemanfaatan air permukaan. Sedangkan yang tidak termasuk dalam objek
pajak ini adalah:

1. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk keperluan dasar


rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, dengan tetap
memerhatikan kelestarian lingkungan dan peraturan perundang-undangan.
2. Pengambilan dan/atau air permukaan lainnya yang ditetapkan dalam
peraturan daerah.
Lalu pada pasal 22, subjek PAP adalah orang pribadi atau badan yang
dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. Wajib pajak
PAP sendiri adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan
dan/atau pemanfaatan air permukaan.

 Subjek dan Objek pajak rokok


Objek Pajak Rokok seperti yang didefinisikan pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 adalah konsumem rokok. Rokok
sebagaimana dimaksud meliputi sigaret, cerutu, dan rokok daun. Dikecualikan
dari objek Pajak Rokok adalah rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan
peraturan perundang-undangan di bidang cukai. wajib pajak rokok adalah
pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin.
“Berdasarkan uraian tersebut di atas terdapat perbedaan antara objek dan subjek
cukai dengan subjek dan objek pajak rokok. Objek cukai rokok adalah hasil
tembakau yang meliputi sigaret kretek, sigaret putih, dan sigaret kelembak
kemenyan, sedangkan objek pajak rokok adalah konsumsi rokok. Subjek cukai
rokok adalah pengusaha pabrik atau pengusaha tempat penyimpanan, dan
importir, sedangkan subjek pajak rokok adalah konsumen rokok.

D. Dasar Pengaturan pajak air permukaan dan pajak rokok.

 Dasar pengaturan pajak air permukaan


Dasar hukum Pajak Air Permukaan (PAP) adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Merujuk pada Pasal 1 angka 17 UU PDRD, pajak air
permukaan dapat diartikan sebagai pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan. Semua air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air
laut, baik yang berada di laut maupun di darat dapat dikategorikan sebagai air
permukaan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2017 Tahun 2017 mengatur tentang Tata Cara Penghitungan Besaran
Nilai Perolehan Air Permukaan. Berikut adalah beberapa poin penting dari
peraturan tersebut:
A. Pedoman penghitungan besaran nilai perolehan air permukaan digunakan
sebagai dasar penghitungan pajak air permukaan.
B. Penghitungan besaran nilai perolehan air permukaan dilakukan berdasarkan
beberapa faktor, antara lain jenis sumber air, lokasi sumber air, tujuan, volume air
yang diambil dan/atau dimanfaatkan, kualitas air, luas area tempat pengambilan
dan/atau pemanfaatan air, dan tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh pengambilan dan/atau pemanfaatan air.
C. Besaran nilai perolehan air permukaan dihitung dengan menggunakan rumus
yang dijelaskan dalam peraturan tersebut.
D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
15/PRT/M/2017 Tahun 2017 ini berlaku sejak tanggal diundangkan yaitu pada
tanggal 31 Juli 2017
Peraturan ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi wajib pajak dalam
menghitung besaran nilai perolehan air permukaan sebagai dasar pengenaan pajak
air permukaan. Dengan adanya peraturan ini, diharapkan pengenaan pajak air
permukaan dapat dilakukan secara lebih transparan dan akuntabel.

 Pajak Rokok
1. PMK Nomor 115/PMK.07/2013 sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan PMK Nomor 11/PMK.07.2017 Tentang perubahan ketiga
atas PMK Nomor 115/PMK.07/2013 tentang tata cara pemunggutan pajak
rokok. Besaran pajak rokok dihitung berdasarkan jenis rokok dan harga
jual eceran tertinggi (HJET) rokok tersebut, Pajak rokok dikenakan pada
produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa Nomor Pokok
Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC).
2. PMK No. 128/PMK.07/2018 Tentang tata cara pemotongan pajak rokok
sebagai kontribusi dukungan program jaminan kesehatan
3. PMK No. 78/PMK.02/2020
4. Permenkes No.40 Tahun 2016- Permenkes No. 53 Tahun 2017 tentang
petunjuk teknis penggunaan pajak rokok untuk pendanaan layanan
kesehatan masyarakat.

E. Penerapan tarif pajak air permukaan dan pajak rokok

 Pajak Air permukaan


Tarif Pajak Air Permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen). Besarnya pajak air permukaan yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif dengan nilai perolehan air (NPA) dan volume air yang diambil
dan/atau dimanfaatkan.
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Nilai
Perolehan Air Permukaan
erikut adalah contoh perhitungan pajak air permukaan:
 Tarif pajak: 10%
 NPA: Rp. 1.000/M3
 Volume air yang diambil: 5.000.000 M3/bulan
 Pajak terutang: Tarif x NPA x Volume Air yang diambil = 10% x Rp.
1.000/M3 x 5.000.000 M3/bulan = Rp. 500.000.000/bulan
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemungutan dan pengelolaan Pajak Air
Permukaan, dapat diberikan biaya pemungutan, misalnya sebesar lima persen dari
hasil penerimaan pajak yang telah disetorkan ke kas daerah provinsi.

 Pajak Rokok
Tarif pajak rokok di Indonesia ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen)
dari cukai rokok. Besaran pajak rokok yang terutang dihitung dengan cara
mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak rokok, yaitu harga jual
eceran tertinggi (HJET) rokok. Berikut adalah contoh perhitungan pajak rokok:
 Tarif pajak: 10%
 Harga jual eceran tertinggi (HJET) rokok: Rp. 20.000/bungkus
 Pajak terutang: Tarif x HJET = 10% x Rp. 20.000 = Rp. 2.000/bungkus
Pajak rokok dikenakan pada produsen dan importir rokok yang memiliki izin
berupa Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) Penerimaan
pajak rokok ini dialokasikan untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan
penegakan hukum oleh aparat yang berwenang. Pajak rokok juga bertujuan untuk
melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok dan memberikan optimalisasi
pelayanan pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan masyarakat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
dapat disimpulkan bahwa pajak air permukaan adalah pajak atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. Objek pajak air permukaan
adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan, sedangkan subjek pajak
air permukaan adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan
dan/atau pemanfaatan air permukaan. Besarnya pajak air permukaan ditetapkan
sebesar 10% (sepuluh persen) dan dihitung berdasarkan nilai perolehan air (NPA)
dan volume air yang diambil dan/atau dimanfaatkan. Dasar hukum pajak air
permukaan adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, serta peraturan daerah dan gubernur
di masing-masing provinsi.
dapat disimpulkan bahwa pajak rokok adalah pungutan atas cukai rokok
yang dipungut oleh pemerintah daerah yang berwenang bersamaan dengan
pemungutan cukai rokok. Tujuan utama penerapan pajak rokok adalah untuk
melindungi masyarakat terhadap bahaya rokok dan memberikan optimalisasi
pelayanan pemerintah daerah dalam menjaga kesehatan masyarakat. Besaran
pajak rokok di Indonesia ditetapkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai cukai
rokok dan dihitung berdasarkan harga jual eceran tertinggi (HJET) rokok. Pajak
rokok dikenakan pada produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa
Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC). Penerimaan pajak
rokok ini dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen) untuk mendanai
pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang
berwenang. Dengan pajak rokok, kewajiban pemerintah untuk mengoptimalkan
kesehatan masyarakat bisa menjadi lebih baik.

B. Saran

A. Pajak Air Permukaan


 Pemerintah harus secara rutin mengevaluasi tarif dan struktur pajak air
permukaan untuk memastikan bahwa mereka mencerminkan kebutuhan
aktual dan tujuan kebijakan yang ditetapkan. Ini termasuk
mempertimbangkan penyesuaian tarif jika diperlukan untuk mencapai
efisiensi penggunaan air dan sumber daya keuangan yang cukup untuk
pemeliharaan infrastruktur air.
 Mendorong pemakaian air yang lebih efisien adalah langkah penting
dalam menjaga ketersediaan sumber daya air permukaan. Pemerintah
dapat memberikan insentif, pelatihan, atau bantuan teknis kepada industri,
pertanian, dan rumah tangga untuk mengurangi limbah dan meningkatkan
efisiensi penggunaan air mereka.
 Dalam merancang pajak air permukaan, penting untuk mempertimbangkan
dampaknya terhadap masyarakat, terutama mereka yang mungkin
terdampak oleh kenaikan harga air. Pemerintah dapat mempertimbangkan
program subsidi atau dukungan bagi rumah tangga dengan pendapatan
rendah untuk memastikan akses air yang terjangkau.
B. Pajak Rokok
 Pemerintah dapat mempertimbangkan kenaikan tarif pajak rokok secara
berkala. Ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi konsumsi
rokok dengan membuatnya lebih mahal dan oleh karena itu kurang
terjangkau bagi sebagian besar orang.
 Diversifikasi pendapatan pajak dapat menjadi strategi yang bijak. Alihkan
pendapatan dari pajak rokok ke sumber pendapatan lain yang lebih
berkelanjutan, seperti pajak atas sumber energi terbarukan atau pajak atas
produk-produk kesehatan yang lebih baik.
 Pastikan penegakan hukum yang ketat terhadap peredaran rokok ilegal
atau pabrikan rokok yang berusaha menghindari pajak. Ini dapat
membantu menjaga integritas sistem pajak rokok.

DAFTAR PUSTAKA

DDTC.News.com.(2020, 02 Juli). "Ketentuan Pemungutan Pajak Air Permukaan". Diakses


pada 1 Oktober 2023 , dari https://news.ddtc.co.id/ketentuan-pemungutan-
pajak-air-permukaan-22047.

Pajak.com. (2022).”Mengenal Pajak Air Tanah”. Diakses pada 1 Oktober 2023, dari
https://www.pajak.com/pajak/mengenal-pajak-air-tanah/

DDTC.News.com. (2020, 6 Juli).” Diakses pada 1 Oktober 2023


https://news.ddtc.co.id/begini-ketentuan-pemungutan-pajak-rokok-22116.
-. (2020, juli 28). pajak.io. Retrieved september 30, 2023, from pajak.io:
https://pajak.io/blog/pajak-rokok-pengertian-tarif-dan-cara-penghitungan/

amri, h. (2020, juli 06). news ddtc. Retrieved september 30, 2023, from
https://news.ddtc.co.id/begini-ketentuan-pemungutan-pajak-rokok-22116

galuh, n. (2021, agustus 07). news.ddtc. Retrieved september 30, 2023, from
news.ddtc.com: https://news.ddtc.co.id/apa-itu-pajak-rokok-31840

idris, m. (2020, agustus 03). kompas.com. Retrieved september 30, 2023, from
kompas.com: https://money.kompas.com/read/2020/08/03/212102526/jadi-
sumber-polemik-riau-dan-sumbar-apa-itu-pajak-air-permukaan

Anda mungkin juga menyukai