Nama : Dyah Tri Wulandari S,Pd Asal sekolah : SMA Negeri 1 Kepohbaru Kelas : 003 Bahasa Jawa Menyusun Best Practice Menggunakan Metode Star (Situasi-Tantangan-Aksi-Refleksi) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran.
Lokasi : SMA Negeri 1 Kepohbaru, Bojonegoro
Tujuan yang ingin dicapai: Meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam menulis aksara Jawa khususnya aksara murda yang diterapkan dalam kaligrafi aksara Jawa. Penulis: Dyah Tri Wulandari, S.Pd Tanggal : 13 Oktober 2023 Situasi: Salah satu hal yang melatarbelakangi praktik ini Kondisi yang menjadi latar adalah rendahnya minat belajar siswa dalam belakang masalah: mengapa best pemeblajaran bahasa Jawa khususnya dalam materi practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran aksara Jawa yakni aksara murda. Tidak terbiasanya dan tanggung jawab mahasiswa siswa menulis dalam bentuk aksara Jawa khususnya PPG Daljab. aksara murda menjadi tantangan dalam pembelajaran ini. Selama ini pembelajaran aksara Jawa juga sangat dirasa sulit karena pembelajaran hanya berpusat pada guru serta kurangnya inovasi guru dalam mengembangkan model pembelajaran. Best practice ini dibagikan dengan tujuan agar para guru dapat mempergunakan praktik baik ini sebagai salahsatu reverensi dalam pembelajaran aksara murda bagi para guru yang mengalami kesulitan yang sama. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran aksara Jawa khususnya aksara murda. Sebagai seorang guru sekaligus mahasiswa PPG daljab saya berperan serta bertanggung jawab membuat desain pembelajaran yang menarik serta kreatif. Tentunya dengan menerapkan Strategi, model, dan media pembelajaran yang sesuai dalam pembelajaran aksara murda sehinga pengetahuan dan hasil yang diraih oleh perserta didik dalam pembelajaran aksara murda dapat meningkat dan tujuan pembelajaran yang diinginkan terkait pembelajaran menulis aksara jawa khususnya aksara murda dapat tercapai dan terlaksana dengan baik. Tantangan: Dari apa yang telah didapatkan berdasarkan hasil Apa saja yang menjadi tantangan literature dan wawancara, ada beberapa hal yang untuk mencapai tujuan tersebut, menjadi penyebab kurangnya atau rendahnya minat siapa saja yang terlibat. belajar peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Jawa khususnya dalam materi aksara Jawa. Peserta didik belum terbiasa menggunakan aksara Jawa dalam penulisan sehari-hari selain itu jumlah dari aksara Jawa sendiri terbilang banyak. Selain itu kurangnya kreativitas guru dalam mengembangkan model dan media pembelajaran juga berperan penting dalam peningkatan pembelajaran aksara Jawa khususnya aksara murda. Kebiasaan guru yang menggunakan metode konfensional membuat peserta didik merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mempelajarai aksara Jawa khususnya aksara murda. Dalam proses mencapai tujuan yang diinginkan harus ada peran serta beberapa pihak. Yang turut terlibat dalam proses tersebut antara lain: 1. Guru , dimana guru sebagai pengajar berperan penting dalam pembelajaran yang berlangung didalam kelas sehingga guru harus memiliki kemampuan paedagogik dan professional 2. Peserta didik yang dalam hal ini memiliki masalah pada pemiliki permasalahan dalam pembelajaran aksara Jawa khususnya aksara Murda. 3. Kepala sekolah sebagai pemangku kebijakan. 4. Waka sarpras yang berpern menyiapkan sarana pembelajaran. 5. Teman sejawat , yang berperan sebagai korektor dan motivator dalam pelaksanaan pembelajaran. Aksi: Dalam menghadapi tantangan yang terjadi pada Langkah-langkah apa yang kegiatan pembelajaran ini ada langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi harus dilakukan oleh guru sebelum pembelajaran tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana dikelas dilaksanakan. Langkah-langkah tersebut prosesnya, apa saja sumber diantaranya guru harus menentukan strategi daya/materi yang diperlukan pembelajaran yang tepat, mulai dari pendekatan yang untuk melaksanakan strategi akan dilakukan, metode yang tepat serta media yang tersebut. akan digunakan dalam pembelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari materi aksara Jawa khususnya aksara murda. Strategi yang dilakukan dalam pembelajaran ini adalah dengan menentukan pendekatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran aksara murda. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan saintifik, dimana pada pendekatan ini pemblajaran berpusat pada siswa sehingga siswa dapat berkembang lebih baik. Kemudian guru menentukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang dipilih dalam pembelajaran aksara murda ini adalah Projeck Based Learning (PJBL) yang dipadukan dengan media pembelajaran berupa power point dan video. Strategi pembelajaran yang telah dipilih tersebut kemudian disusun dalam bentuk sebuah modul ajar yang dapat digunakan Proses yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran ini adalah wujut pengaplikasian dari pendekatan, metode pembelajaran dan media pembelajaran yang diwujudkan dalam mudul ajar yang tersusun sesuai dengan kebutuhan. Strategi yang ada menjadi solusi atas tantangan yang dialami dalam pembelajaran aksara murda. Berikut ini adalah proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan materi aksara murda yang diterapkan dalam pembuatan kaligrafi aksara Jawa. Pembelajaran diawali dengan Pendahuluan yang didalamnya terdapat salam pembuka, do’a, mengecek kehadiran peserta didik, apersepsi tentang materi yang lalu, guru memaparkan tujuan pembelajaran dan penilaian. Dalam kegiatan inti berisi langkah-langkah sesuai model pembelajaran yang telah dipilih. Langkah- langkah kegiatan inti antara lain penentuan pertanyaan mendasar yang didalamnya meliputi kegiatan melihat vidio yang ada pada power point kemudian guru memberikan pertanyaan pemantik, dan siswa menggali materi melalui power point yang di tampilkan dan dipaparkan. Selanjutnya peserta didik mengerjakan LKPD untuk mengetahu seberapa pemaham mereka terhadapt materi aksara murda. Pada kegiatan berikutnya yaitu mendesain pelaksanaan proyek dimana kegiatan ini siswa membentuk kelompok, dan dimasing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Kemudian menyusun perencanaan proyek. Lalu guru memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek, disini guru memonitoring peserta didik yang sedang berdiskusi dan secara mandiri membuat desain kaligrafi aksara Jawa serta kreatifitas peserta didik dalam menuwangkan ide dan gagasanya dalam kaligrafi yang mereka buat. Kemudian dilaksanakan aktifitas menguji hasil dengan cara setiap kelompok maju untuk menampilkan dan memaparkan hasil kerjanya dan kelompok lain memberikan tanggapan dengan sopan. Setelah itu dilakukan evaluasi kegiatan belajar secara bersama-sama. Setelah kegiatan inti dilaksanakan lalu dilanjutkan dengan kegiatan penutup. Dalam tahapan ini siswa dan guru mengisi questioner refleksi pembelajaran dan membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari itu. Lalu pemberian kegiatan lanjutan dan dipimpin dengan do’a. Refleksi Dampak: Refleksi hasil: bagaimana dampak Refleksi digunakan sebagai sarana untuk mengetahui dari aksi terhadap langkah- dampak yang dirasakan setelah pembelajaran langkah yang dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dilaksanakan. Dan refleksi dilaksanakan pada akhir dan bagaimana respon siswa pembelajaran. Dalam pembelajaran aksara murda ini terkait strategi yang dilakukan, refleksi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cara apa yang menjadi faktor mengisi quisener yang ada. Selain itu dari aksi yang keberhasilan/ketidakberhasilan dilakukan memiliki dampak yang sangat baik bagi dari strategi yang dilakukan. guru dan peserta didik. Dampak bagi guru yang dirasakan adalah Meningkatnya kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran yang bermakna, menarik, dan inovatif. Meningkatkan ketrampilan guru dalam mengoperasikan berbagai aplikasi edit yaitu canva. Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola kelas agar peserta didik selalu aktif dalam pembelajaran. Sedangkan dampak bagi peserta didik antara lain Peserta didik lebih bersemangat saat proses pembelajaran, peserta didik menjadi lebih lancar dalam menulis kata atau kalimat menggunakan aksara Jawa terutama aksara murda. Peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya dalam menerapkan penggunakan aksara murda dalam nama mereka dan mewujudkanya dalam bentuk kaligrafi aksara Jawa. Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?Melalui hasil yang didapat, hasil yang didapat sangat efektif. Berdasarkan apa yang dipaparkan siswa dalam quisener, bahwa respon siswa terhadap proses dan model pembelajaran yang dilakukan sangat baik. Karena menurut mereka pembelajaran tersebut sangat menarik karena mengajak mereka untuk menungangkan kreatifitas mereka, Faktor keberhasilan/ketidakberhasilan dalam pembelajaran ini ditunjang dari berbagai hal, diantaranya dari strategi yang diterapkan, dari siswa, dan dari dukungan pihak sekolah yang menyediakan saran dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran aksara murda. Keberhasilan tujuan pembeljaran tersebut juga dapat dilihat dari nilai yang diraih oleh siswa setelah mengerjakan LKPD seperti pada gambar dibawah ini.