Laporan Higiene Sanitasi 1
Laporan Higiene Sanitasi 1
Oleh:
Azuhrah Mawaddah Kadir
05031382126098
1.1.Latar Belakang
Kontaminasi didalam suatu ruangan dapat terjadi karena udara dalam
ruangan itu, udara tidak membentuk mikrofora secara alami tapi terkontaminasi
dari udara lingkungan sekitar yang mengandung berbagai mikroorganisme
seperti air, debu, proses aerasi dari penderita yang mengalami infeksi saluran
pencernaan, saluran pernapasan, dan mikroorganisme dari ruangan yang
digunakan sebagai tempat fermentasi. Flora mikroorganisme udara terdiri atas
organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada
partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di
udara. Peralatan pengolahan dan peralatan lain yang berhubungan langsung
dengan bahan pangan dapat menjadi sumber kontaminan. Mikroorganisme
disemburkan ke udara dari saluran pernapasan sehingga organisme-organisme
tersebut mendapat perhatian utama sebagai jasad penyebab penyakit melalui
udara.
Mikroorganisme yang tedapat diudara biasanya melekat pada bahan padat
mikro, misalnya debu atau terdapat didalam droplet atau tetesan air. Udara tidak
mengandung mikroorganisme secara alami, tetapi kontaminasi dari lingkungan
sekitarnya mengakibatkan udara 24 mengandung berbagai mikroorganisme
misalnya debu, air, proses aerasi dan penderita saluran infeksi dan lain-lain
(Widyastuti, 2015).
Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya serangga,
bakteri, kutu, binatang peliharaan, jamur.Dari lingkungan luar dapat berupa
jamur yang berasal dari organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan yang
mati dan bangkai binatang, Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu
kelembapan antara 25-75% : spora jamur akan meningkat dan terjadi
kemungkinan peningkatan pertumbuhan jamur, dan sumber kelembapan : kran
air, bak air kamar mandi (Laila, 2019).
1.2.Tujuan Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi jeni-jenis kerusakan bahan
pangan melalui pengamatan secara organoleptik, kimia dan mikrobiologi
1 Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kontaminasi ruangan
Kuman di udara bersifat sementara dan beragam. Keberadaan kuman di udara
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban udara, ukuran dan konsentrasi
partikel debu, temperatur, aliran udara, serta jenis mikroorganisme. Semakin
lembab maka kemungkinan semakin banyak kandungan mikroba di udara karena
partikel air dapat memindahkan sel-sel yang berada di permukaan. Rendahnya
pencahayaan di dalam ruangan merupakan kondisi yang disukai bakteri. Bakteri
dapat bertumbuh dengan baik pada kondisi yang gelap. Posisi ruang yang kurang
menguntungkan untuk mendapatkan cahaya alami juga menjadi faktor lain adanya
peningkatan angka kuman udara di dalam ruangan. (Yonata,et,.al 2020).
2.2. PCA
Plate Count Agar (PCA) merupakan sebuah media pertumbuhan
mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total
yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan
sampelsampel lainnya yang juga biasanya menggunakan metode Total Plate Count
(TPC). (Hamida,et,.al.2019).
2.3. PDA
Potato Destore Agar (PDA) digunakan untuk menumbuhkan fungi atau
jamur. Pembuatan medium pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato
Destore Agar) dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara
memasukkan aquades dan ekstrak kentang, deglucose dan agar kemudian
dipanaskan diatas hot plate 440 oC diikuti oleh pengadukan dengan tujuan dari
pemanasan dan pengadukan ini untuk menghomogenkan PDA dengan aquades, dan
pemanasan bertujuan mempercepat pelarutan dari PDA.
2 Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Februari 2022 dimulai pukul
jam 13.10 WIB sampai dengan selesai, dilakukan secara offline di laboratorium
UNSRI.
1. Bahan :
- Nutrient Agar ( NA ) Steril
- Potato Dextrose Agar ( PDA ) Steril
2. Alat :
- Cawan petri steril
- Incubator
3 Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil dari praktikum kali ini adalah :
4.1.1.Tabel Hasil Uji Kontaminasi Udara Ruang Pengolahan
Waktu Jumlah Keterangan
Tempat Media
Kontak Mikroorganisme
10 Tidak Terbentuk
PCA - mikroorganisme
menit
Kamar Mandi Terbentuk
10 mikoroorganisme yang
PDA +++
menit sedikit
Terbentuk
10 mikoroorganisme yang
PCA ++++
menit banyak
Laboratorium
AHP Terbentuk
10 mikoroorganisme yang
PDA ++++
menit banyak
10 Tidak Terbentuk
PCA - mikroorganisme
Laboratorium menit
Evaluasi Terbentuk
Sensoris 10 mikoroorganisme yang
PDA ++++
menit banyak
Terbentuk
10 mikoroorganisme yang
PCA +++
menit sedikit
Ruang
Timbang Terbentuk
10 mikoroorganisme yang
PDA ++++
menit banyak
4 Universitas Sriwijaya
5
4.2. Pembahasan
Keberadaan bakteri pada udara yang diisolasi pada peneliitian ini sangat
dipengaruhi oleh aktivitas di dalam ruangan, pengolahan limbah hasil pemotongan,
serta proses transportasi. Pencemaran udara dapat berasal dari dalam gedung
dengan sumber pencemaran diantaranya: aktivitas dalam ruangan, frekuensi keluar
masuknya pekerja atau karyawan yang tinggi sehingga memungkinkan masuknya
polutan dari luar ke dalam ruangan, asap rokok, penggunaan kipas angin, dan
sirkulasi udara yang kurang lancar. angin juga menentukan keberadaan
mikroorganisme di udara. Udara yang tenang menyebabkan partikel cenderung
turun oleh gravitasi tetapi sedikit aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi
untuk waktu yang relatif lama selain faktor aktivitas yang ada di dalam ruangan
faktor lingkungan pada ruangan tersebut juga dapat mempengaruhi peningkatan
jumlah bakteri yang dapat mencemari udara diantaranya suhu, atmosfer,
kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. (Hikmatyar 2015).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1405/MENKES/SK/XI/2002 dimana
angka kuman tidak boleh melebihi 700 koloni /m3 dan menurut Occupational
Safety and Health Administration (OSHA) dimana angka bioaerosols harus kurang
dari 1000 koloni /m3 . Keberadaan mikroorganisme secara alamiah tidak ada di
udara, karena udara bukan habitat mikroorganisme. Mikroorganisme berada di
udara karena terbawa angin bersama partikel debu atau untuk sementara
mengapung di udara. Udara bukan merupakan habitat hidup mikroba, aktivitas
manusia baik disengaja maupun tidak membantu terciptanya media hidup
sementara di udara, misalnya kelembaban yang terjadi saat manusia bernapas atau
bersin, furniture atau alas ruangan yang basah, dalam ruangan dan lain -lain.
(Trisno, K,et,.al. 2019).
Pencahayaan yang memadai sangat penting untuk menjamin bahwa semua
peralatan yang digunakan di dapur dan di ruang penyajian dalam keadaan bersih.
Selain itu pencahayaan yang memadai juga sangat penting untuk menjamin
keberhasilan pekerjaan preparasi, pengolahan, penyajian, dan penyimpanan
makanan. Sistem ventilasi dapur harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dihindari terjadinya kondensasi di ruangan dapur yang dapat memacu pertumbuhan
jamur dan bakteri. (Sawong,et,.al.2016).
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
1. Kontaminasi didalam suatu ruangan dapat terjadi karena udara dalam ruangan
itu.
2. Dari hasil pengamatan dengan menggunakan media NA mikroba yang paling
banyak tumbuh adalah di laboratorium Kimia Hasil Pertanian dan
Mikrobiologi umum.
3. Hygiene merupakan aspek yang berkenaan dengan kesehatan manusia.
4. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat berlangsung
tanpa oksigen.
5. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme adalah suhu, dan
kelembaban.
6. Waktu kontak dari media dengan udara mempengaruhi jenis dan
pertumbuhan dari mikroorganisme hal tersebut terlihat dari jumlah koloni
yang terbentuk dari setiap ruangan yang berbeda.
7. Faktor – faktor yang mempengaruhi atau penyebab tingginya kontaminasi
udara adalah sanitasi ruangan karena jika ruang pengolahan tidak bersih maka
akan mudah terkontaminasi.
8. Sumber utama kontaminasi ruang pengolahan adalah udara, karena udara
membawa berbagai macam mikroba. jenis mikroba yang terbawa pada
umumnya Pseudomonas Sp, Staphylococcus Sp , Micrococcus.
6 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Trisno, K., Tono, K., & Suarjana, I. G. K. 2019. Isolasi dan Indentifikasi Bakteri
Escherichia Coli dari Udara pada Rumah Potong Unggas Swasta di
Kota Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus, 8(5), 685-694.
Laila, U., Khasanah, Y., Nurhayati, R., Ariani, D., Istiqomah, L., Widiastuti, W.,
& Kurniadi, M. 2019. Kontrol Konsistensi Mutu dan Kandungan
Aflatoksin Produk Kacang Tanah Sangrai Melalui Standardisasi
Proses Produksi. Jurnal Riset Teknologi Industri, 13(2), 146-159.
Yonata, Q. U., Thohari, I., & Marlik, M. 2020. Faktor yang Berhubungan dengan
Angka Kuman Udara di Rumah Sakit Soemitro Surabaya. Jurnal
Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health
Research" Forikes Voice"), 11(3), 264-266.
7 Universitas Sriwijaya
8
LAMPIRAN
Universitas Sriwijaya