Portofolio Riset
Portofolio Riset
OKY DEWANTARA
2. Strategi Pembekuan tradisi
1. Strategi Isolasionisme Pada aspek pembekudan tradisi secara prinsip
Isolasionisme secara tema besar merupakan masyarakat berupaya mewacanakan tradisi lewat
kecenderungan masyarakat membatasi dan upaya dan promosi fungsi adat, seperti mewacanakan
mendefinisikan apa yang disebut bukan Kajang pasang sebagai sesuatu pranata adat yang otentik
berdasarkan pembatasan zona adat. Kecenderungan suku Kajang Dalam. Bagi masyarakat Kajang pasang
membatasi keseragaman bentuk hunian sebagai didaulat manjadi sebagai nilai-nilai yang paling baik
pembeda suku Kajang Dalam dan suku Kajang Luar, dan benar sehingga menjadi dasar keyakinan dan
pembatasan tersebut menghasilkan masyarakat multi kepercayaan akan jalan menuju keselamatan dunia
peran, disatu sisi dapat modern dan di sisi lainnya dan hari kemudian.
dapat hidup sederhana.
3. Strategi Sakralisasi
Di lihat dari aspek sakralisasi masyarakat suku Kajang
Dalam membangun gagasan territorial adatnya
dimana di dalamnya berlaku norma atau nilai adat,
dan upaya masyarakat mengsakralkan tempat sebagai
Strategi konservasi budaya dalam pengertian yang upaya proteksi dari luar, misalnya pada daerah
digunakan adalah suatu upaya untuk memproteksi a). Penegasan berdasarkan arsitektur rumah. Secara gerbang adat, sumber air bersih, rumah Ammatoa
segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan suatu fisik rumah suku Kajang Dalam sebagai label rumah dan hutan adat. Upaya pengsakralan di sekitar
kelompok masyarakat, kebudayaan erat dengan nilai- tradisional ditinjau dari material yang alami, bentuk gerbang adat yang dilakukan masyarakat Kajang
nilai atau norma di dalam kehidupannya. Yang dan dimensi sesuai keseragaman aturan adat dan sebagai tindakan untuk menjaga kualitas lingkungan
dimaksud dengan tradisi dan kebiasaan-kebiasaan orientasi hanya ke arah barat. Sedangkan rumah Suku pada area tersebut. Masyarakat suku Kajang Dalam
tersebut adalah kelompok-kelompok masyarakat Kajang Luar dilabelkan sebagai rumah modern, mensakralkan beberapa bagian dan tempat pada
dengan tradisi yang khas baik dalam budaya menyerap dan mengadopsi modernisasi seperti lingkungan permukiman, upaya tersebut dilakukan
bermukimnya, terutama dalam hal ini yang penggunaan listrik, material bahan bangunan hasil sebagai proteksi dari luar agar nilai yang terkandung
berhubungan dengan arsitektur dan budaya yang industri, ukuran dan bentuk yang bebas, ada unsur pada lingkungan permukiman adat tetap terjaga dan
bersifat menjaga lingkungan hutan. Strategi kemewahan dan orientasinya bebas mengikuti bertahan.
konservasi pada kajian permukiman vernakular orientasi jalan.
4. Strategi Penegasan Status
masyarakat Suku Kajang Dalam dirunutkan sebagai Kesimpulan pada aspek penegasan status pada
Batas adat dan modernisasi
berikut: masyarakat suku Kajang Dalam terkait dengan
1. Pemisahan zonasi permukiman untuk pengukuhan identitas arsitektur Kajang. Masyarakat
membedakan mana yang asli mana yang telah suku Kajang Dalam cenderung melakukan penegasan
berkembang menjadi modern pemisahan tersebut dan penjelas apa yang bukan Kajang Dalam dan
sebagai upaya untuk menahan dan membendung b). Penegasan rumah berdasarkan zona adat. Setiap Kajang Luar. Misalnya dari aspek bangunan ditandai
arus modernisasi yang terjadi. Upaya melabeli rumah masyarakat suku Kajang Dalam yang berada di oleh adanya pembeda dari rumah asli dan rumah
berdasarkan pemisahan zona adat menjadi upaya dalam zona adat Ammatoa disebut sebagai modern.
yang dilakukan sebagai wujud toleransi dan masyarakat ilalang embayya atau wilayah sederhana
Masyarakat Kajang berkembang, hingga kini mereka
partisipasi masyarakat terhadap dunia modern sedangkan yang di luar zona adat Ammatoa disebut
tidak saja membentuk kesatuan dengan
karena hidup berdampingan dengan modenisasi ripantarang embayya atau di luar wilayah sederhana
masyarakatnya sendiri, tapi dengan lingkungan dan
adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. yang sekarang menjadi wilayah modernisasi.
masyarakat sekitarnya dengan saling mendukung baik
2. Penegasan perbedaan Suku Kajang Dalam
di dalam maupun di luar kawasan, adanya ikatan yang
(SKD) dan Suku Kajang Luar (SKL). Penegasan
saling menguntungkan agar roda kehidupan dapat
perbedaan masyarakat SKD dan SKL dapat ditinjau
tetap berjalan, masyarakat berrotasi dari dalam ke
dari:
luar begitu juga sebaliknya dengan upaya untuk
menjaga dan mempertahankan warisan budaya dari
leluhur.
OKY DEWANTARA