Anda di halaman 1dari 2

Apa yang Terjadi Bila Anak-Anak Terkena Omicron?

https://www.parenting.co.id/balita/apa-yang-terjadi-bila-anak-anak-terkena-omicron-
dikutip : Mnggu, 6 Februari 2022 pukul 19.35 WIB

Beberapa negara melaporkan peningkatan kasus COVID-19 Varian Omicron. Tak hanya orang dewasa,
varian baru COVID-19 ini juga banyak menginfeksi anak-anak dan menyebabkan peningkatan rawat
inap. Kepala Petugas Medis di Texas Children's Pediatrics, Dr. Stanley Spinner sebagaimana dilansir
dari CNN bahkan menyebut peningkatan kasus rawat inap anak-anak dengan omicron mencapai 48%.

Balita disebut juga lebih rentan terinfeksi omicron lantaran belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
CDC pada 1 Januari mengeluarkan data bahwa lebih dari 4 dari 100.000 anak di bawah usia 5 tahun
harus menjalani rawat inap di rumah sakit karena COVID-19. Bahkan, Spinner juga mengatakan,
“Menurut saya, kita akan melihat lebih banyak angka (rawat inap) sekarang daripada yang pernah kita
lihat sebelumnya."

Lalu apa yang terjadi pada tubuh anak-anak ketika mereka terkena omicron? Mengutip dari NBC, anak-
anak yang terinfeksi omicron akan mengalami batuk dengan suara menggonggong yang keras yang
dikenal sebagai croup.

Mengendap di Saluran Pernapasan


Dokter menjelaskan bahwa croup terjadi karena omicron alih-alih mengendap di paru-paru seperti
varian sebelumnya, justru cenderung mengendap di bagian lebih atas, yakni saluran pernapasan.
Ketika ini terjadi, anak mengalami pembengkakan pada saluran napas bagian atasnya, mulai dari
saluran pernapasan laring, batang tenggorokan atau trakea, sampai bronkus yang merupakan cabang
trakea menuju paru-paru dan bertugas sebagai jalur keluar-masuknya udara.
Dr. Buddy Creech, ahli penyakit menular pediatrik dan direktur Program Penelitian Vaksin Vanderbilt
di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, AS mengatakan, "Saluran udara anak-
anak kecil dan sangat sempit.” Ia menjelaskan bahwa peradangan yang jauh lebih sedikit saja dapat
dengan mudah menyumbatnya.

Meskipun croup umumnya menurut Creech tidak berbahaya, hal itu bisa menakutkan bagi orang tua
karena menyebabkan batuk yang terdengar seperti gonggongan anjing. Sejumlah virus lain termasuk
parainfluenza dan virus pernapasan syncytial dapat menyebabkan croup dan infeksi saluran
pernapasan yang disebut bronkiolitis.

Dr. Mark Kline, kepala dokter di Rumah Sakit Anak New Orleans, AS menjabarkan bahwa kondisi croup
lebih dapat ditangani karena tidak berhubungan dengan paru-paru. Ia bahkan menyampaikan
kelegaannya lantaran croup adalah salah satu diagnosis pediatrik yang sering ditangani oleh para
dokter. Bahkan ia mengatakan, "Croup adalah salah satu penyakit pertama yang Anda pelajari ketika
Anda (bila menjadi dokter) magang di pediatri.”

Perawatan yang Dibutuhkan


Perawatan croup adalah dengan menjaga saluran udara bagian atas tetap terbuka dan bersih sampai
peradangan mereda. Amy Edwards, ahli penyakit menular pediatrik di University Hospitals Rainbow
Babies & Children's Hospital di Cleveland, AS mengatakan bahwa beberapa anak dengan croup
mungkin memerlukan steroid untuk mengurangi pembengkakan atau peradangan dalam beberapa
hari. Tetapi beberapa juga dapat hilang dengan sendirinya. “Terkadang anak-anak dengan bronkiolitis
membutuhkan dukungan oksigen atau perawatan pernapasan sebelum umumnya pulih sepenuhnya,”
kata Edwards.

Sementara itu, Dr, Magna Dias, dokter pediaktrik dari Yale School of Medicine mengatakan bahwa
beberapa anak mungkin membutuhkan cairan infus untuk mengatasi dehidrasinya. “Sebagian besar
melakukannya dengan sangat baik dan pulang dalam beberapa hari. Sayangnya, beberapa harus
dibawa ke ICU,” ujarnya.

Jangan Diremehkan
Kendati para dokter menyebut masalah akibat omicron lebih punya peluang untuk ditangani, namun
tetap jangan meremahkan virus ini. Edwards mengingatkan risiko rawat inap sangat mungkin terjadi,
apalagi bagi anak yang belum divaksinasi. Apalagi, ia juga mengatakan bahwa bahkan beberapa anak
yang sebelumnya sehat, dapat mengalami komplikasi serius yang memerlukan rawat inap.

Sampai saat ini, vaksin menjadi salah satu cara terbaik untuk melindungi anak-anak terhadap infeksi.
Akan tetapi, untuk memberikan vaksin COVID-19 pada balita masih butuh perjalanan yang cukup
panjang. Oleh karenanya, salah satu cara melindungi mereka adalah dengan 'membentenginya'.
Artinya, mengelilingi mereka dengan orang dewasa serta anak-anak lebih besar yang sudah
divaksinasi.

Anda mungkin juga menyukai