18910021-Syahidatu Rosyidah
18910021-Syahidatu Rosyidah
PENDAHULUAN
diiringi kematian (kemenkes, 2011). Atas data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2018 memperlihatkan tiap tahun ada 25,2% dari kematian balita di indonesia
morbiditas tinggi (Kemenkes0R1, 2011). Pada tahun 2017 kejadian diare yang terlapor
7,6%. Hampir 50% atas seluruh kasus di Jawa Timur berasal dari Malang Raya, terdapat
44,667 kasus diare (Kemenkes RI, 2019). Hampir 5% dari seluruh kasus di malang
berasal dari Kota Batu, terdapat 2,767 kasus dari semua umur (Dinkes Batu, 2019)
Gizi ialah salah satunya indikasi dimana untuk melakukan penilaian atas
sumber daya manusia yang bermutu. Masalah gizi disini masih menjadikan permasalahan
pokok pada dunia yaitu malnutrisi. Malnutrisi bisa memberikan peningkatan atas
kerentanan anak kepada penyakit dan berdampak pada tumbuh kembang anak
1
2
(Primayani, 2009). Hampir setengah dari seluruh kematian anak – anak dibawah 5 tahun
diakibatkan dari kurang gizi, yaitu kisaaran 3 juta kematian anak per tahunnya (WHO,
permasalahan gizi sampai 17,8% sama dengan tahun sebelumnya. Jumlah itu termasuk
Klinisnya penyebab dari diare dikelompokan pada golongan 6 besar ialah sebab
infeksi, mal absorbsi, alergi, keracunan, immunodefisiensi, dan keadaan gizi (Buku Saku
Petugas Kesehatan, 2011). Melihat begitu tinggi atas angka kematian serta kesakitan
diare dimana disebakan dari kondisi gizinya yang buruk jadi penanganannya penderita
haruslah dilaksanakan secara cermat. Disisi lain pengembalian cairan yang hilang,
ketercapaiaan kembali dari berat badan si anak (Sjahmiem dalam Hilyah M., 2010), Rata-
ialah anak berstatus gizi0buruk kemudian diikuti bertatus gizi kurang dan berstatus gizi
Karsa Husada Kota Batu telah didapatkan data angka kejadian Diare kepada anak 2018
hingga 2020 yang semua kejadiannya merupakan diare pada anak yang dirawat inap.
Pada tahun 2018 didapatkan angka kejadian Diare sebanyak 50 yang dirawat inap. Pada
tahun 2019 didapatkan angka kejadian Diare sebanyak 70 yang dirawat inap. Serta pada
tahun 2020 didapatkan angka kejadian Diare sebanyak 73 kasus yang dirawat inap.
Dengan demikian total 193 kasus kejadian diare di RSU Karsa Husada Kota Batu tahun
2018 sampai 2020 sebanyak kasus dengan diagnosis Diare akut yang dirawat inap.
3
dikonsumsi.
Berdasarkan uraian diatas pada tahun 2018-2020 di RSU Karsa Husada Kota
Batu yang setiap tahun nya mengalami peningkatan, mendorong penulis untuk meneliti
a. Mengetahui0keadaan status gizi pada anak di0Rumah Sakit Karsa Husada Batu
a. Bagi0Ilmu0Pengetahuan
4
dengan0lama perawatan diare akut pada anak yang di rawat inap di Rumah Sakit
akut pada anak dengan variable yang lebih rinci dan atau metode penelitian lebih
kompleks lagi.
a. Untuk Penulis
dan bisa dipakai untuk bahan bacaan beserta sebagaai acuan rujukan untuk
akut pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Karsa Husada Batu
pihak terkait dan dapat menjadi masukan bagi Rumah Sakit Karsa Husada Batu
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DIARE
diare0pada bayi0adalah BAB cair lebih0dari 40kali dan0pada anak adalah lebih0dari 3
kali. Diare bisa memiliki warna kehijauan ataupun bisa juga campur dengan lendir, darah
yaitu:
1) Diare akut
berhenti lebih atas 2 harian (Depkes RI 2002). Diare akut dibagi menjari 4
sampai 8% atas berat badan; (4) Diare dengan kondisi dehidrasi berat, jika
2) Diare persisten
5
6
harian, yaitu lanjutan atas diare akut ataupun peralihan dari diare akut menuju
kondisi kronik.
3) Diare kronik
lebih dari 30 hari, dan umumnya disebabkan oleh disebabkan dari non-infeksi,
b. Berdasarkan patofisiologi
1) Diare osmotik
tekanan osmotik intralumen yang penyebabnya dari obat-obat ataupun zat kimia
yang hiperosmotik.
2) Diare sekretorik
3) Diare motilitas
4) Diare Inflammatory
Aktivitas inflamasi pada usus halus dan kolon disebabkan karena diare
1) Diare Infektif
(patogen).
Diare non infektif ialah diare dimana terjadi dengan tanpa adanya
1) Diare organik
2) Diare fungsional
Diare masih merupakan permasalahan dari kesehatan global. Lebih dari satu
miliar orang didunia menderita diare setiap tahunnya. Di Amerika, setiap tahun teradapat
seratus juta orang mempunyai resiko diare akut. Dari keseluruhan, 10% penderita
dirumah sakit, dan 300 meninggal terutama yang berusia lanjut. Dari sejumlah kasus
diare 2-7% berkembang menjadi diare kronis (Nasronudin et al, 2017). Diare ialah
terbesar diseluruh dunia terutama pada anak-anak. Dalam 5 tahun terakhir, terdapat01,4
berbagai penjuru dunia, khususnya negara dengan sanitasi yang buruk. Faktor usia
Penyebab utama kejadian diare didunia adalah infeksi rotavirus. Pada negara
berkembang, diare umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan parasite (Scott et al,
2001).
1. Virus : Yaitu sebab dari diare akut paling banyak kepada anak (70% sampai 80%).
Berbagaai jenis virus sebab dari diare akut yaitu0Rotavirus serotype01, 2, 8, dan 9
bowel0structured0virus, Cytomegalovirus.
thypoid).
serta0balita.
negara0berkembang sebab0ini.
masyarakat kepada penyakit infeksi, dimana salah satunya ialah infeksi Soil-
kepada0kuman.
d. Penyimpanan0makanan0tidak0higienis
1. Faktor0lingkungan, yaitu:
11
Kakus0(MCK)
Disisi faktor0risiko itu terdapat berbagai faktor atas penderita yang bisa menaikan
atas kecenderungan diare yaitu: kurangnya gizi atau malnutrisi utamanya kepada anak
2.1.6. Patofisiologi
Terjadinya diareh disebakan lebih atas satu mekanisme. Dalam infeksi bakteri
Gangguan osmotik terjadi akibatnya ada peada makanan ataupun zat yang tidak
yang0rendah.
dinding usus maka akan terjadinya kenaikan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga
usus dan kemudian munculnya diare sebab adanya peningkatan isi rongga usus.
Sebaliknya jika hipoperistaltik akan berdampak bakteri tumbuh secaara berlebihan yang
menjadi0cepat dan0lebih0dalam.
tubulus ginjal akut, yang artinya gagal ginjal secara akut (Amin, 2015).
dalam tabel02.4.
2018)
kadar0cairan ekstrasel0lebih0rendah.
≥ 20tanda0dikolom0C: dehidrasi0berat
Sesuai dari Kementerian Kesehatan diare sesuai atas derajat dehidrasinya sendiri
2.1.8. Diagnosis
Diperlukan ditanya atas riwayat penyakit, latar belakang serta lingkungan pasien, riwayat
2.1.8.1. Anamnesis
1. Diare
c. Apakah0ada darah0dalam0tinja
d. Apakah0ada0muntah
Pemeriksaan secara fisik mencakup dari berat badan, suhu dari tubuh, denyut
nadinya dan frekuensi napas, tekanan darah, serta pelaksanaan pemeriksaan fisik lengkap.
1. Tanda-tanda0dehidrasi0ringan ataupun0dehidrasi0berat:
a.Rewel0ataupun0gelisah
b. Letargis/kesadaran0berkurang
c. Mata0cekung
2. Darah0pada0tinja
2.1.9. Tatalaksana
2. Zink00selama0100hari0berturut- turut
Zinc0ialah mineral penting untuk tubuh. Lebih dari 3000enzim pada tubuh0yang
pencegahan0malnutrisi.
Pemberian antibotik dengan empiris jarang terindikasikan pada diare akut infeksi,
sebab 40% kejadian diare infeksi sembuh kurang 3 harian tanpa diberikan
petugas0kesehatan jika0anak:
2. Muntah0berulang-ulang
3. Mengalami0rasa haus0yang0nyata
4. Makan0atau minum0sedikit
5. Demam
6. Tinjanya0berdarah
perut/turgor kembali0segera.
kulit0perut/turgor kembali0lambat.
2.1.10. Komplikasi
kesakitan dan kematian pada populasi (AAP, 2016). Menurut WHO, Diare0juga menjadi
2.2.1. Definisi
Gambar 2. 1. Kurva pertumbuhan WHO BB/TB laki-laki untuk umur 0-2 tahun (IDAI,
2011).
Gambar 2. 2. Kurva pertumbuhan WHO BB/TB perempuan untuk umur 0-2 tahun (IDAI,
2011).
22
Gambar 2. 3. Kurva pertumbuhan WHO BB/TB laki-laki untuk umur 2-5 tahun (IDAI,
2011).
Gambar 2. 4. Kurva pertumbuhan WHO BB/TB perempuan untuk umur 2-5 tahun (IDAI,
2011).
1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas
2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis
3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal
IMT.
4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga
mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran
2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini
diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh
3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2.
4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2.
5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat
Catatan:
1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal.
2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik
3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin
4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi
lebih.
5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated
2011)
25
dari0Rumah0sakit Karsa Husada Batu tahun 2015 yaitu 3,420hari (standar06-9 hari),
BAB III
KERANGKA0KONSEP0DAN0HIPOTESIS
3.1. KERANGKA0KONSEP
Lama perawatan
diare akut pada
anak
= Variabel0bebas
= Variabel0terikat
26
28
3.2. HIPOTESIS
Hi: Ada hubungan status gizi dengan lama perawatan diare akut pada anak
Ho: Tidak ada hubungan status gizi dengan lama perawatan diare akut pada anak
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
pendekatan0rekam medis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu rekam medis penderita diare pada balita di RSU Karsa Husada. Penelitian0ini
27
30
setiap pasien yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai
kurun waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi. Perhitungan
300
𝑛=
1 + 300 (0.052)
300
𝑛=
1 + 300 (0.052)
𝑛 = 172
N = Populasi
e = Error Margin
a. Kriteria Inklusi
2. Catatan medik dengan pengisian lengkap yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien , Usia, Jenis Kelamin, Status Gizi, Skor Dehidrasi,
b. Kriteria Eksklusi
atau0tidak jelas0terbaca.
26
31
1. Pasien0dengan keganasan.
2. Data0rekam medis0tidak0lengkap.
perawatan.
Variabel dependen atau terikat pada penelitian ini adalah mengenai diare.
26
32
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa rekam
data yaitu rekam medis penderita diare pada anak yang dirawat inap di RSU yang
memenuhi syarat inklusi di Karsa Husada Kota Batu dalam rentang waktu tahun 2018-
2020. Selanjutnya peneliti melakukan editing, coding, entry data, scoring, dan tabulating
26
33
peneliti menganalisis data menggunakan analisis univariat sehingga akan didapatkan hasil
penelitian.
Analisis data
Analisis Bivariat
Hasil Penelitian
26
34
BAB V
HASIL PENELITIAN
Karsa Husada Batu yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani No 11-13 Ngaglik
1. Karakteristik Sampel
26
35
(50,79%), kategoria usia 0-6 bulan sebanyak 30 orang (15,71%), kategori usia
24-60 bulan sebanyak 64 orang (33,51%), dan > 60 bulan sebanyak 3 orang
(1,5%). Berdasarkan tabel frekuensi lama perawatan diare diketahui bahwa lama
perawatan adalah <5 hari dengan sebanyak 139 atau (71,6%). Sedangkan
perawatan > 5 hari merupakan yang paling jarang yaitu sebanyak 55 atau (28,4%).
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui status gizi baik sebanyak 107 atau
(55,2%). Sedangkan paling sedikit terjadi adalah gizi lebih yaitu sebanyak 27
(13,9%). Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa. Rata-rata tinggi badan pada
anak berdasarkan data dari rekam medis diare akut pada anak 77,91± dengan
berdistribusi baik atau tidak (Suwarno, 2016:96). Adapun hasil uji baikitas data
26
36
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa data hubungan status gizi
dengan lama perawatan pasien diare pada anak berdistribusi tidak baik. Hal ini
berdistribusi0baik.
3. Analisis Bivariat
hubungan0antara variabel Lama Perawatan (X) dengan variabel Status Gizi (Y).
Tabel 4.2 Tabulasi Silang dan uji chi square antara Lama Perawatan terhadap Status Gizi
Status Gizi
Baik Kurang Lebih Total Nilai r Nilai p
Lama
Perawatan N % N % N % N %
< 5 hari 85 43,8 39 29,1 15 7,7 139 71,6 0.202 0.005
>5 hari 22 11,3 21 10,8 12 6,2 55 28,4
Total 107 55,2 60 30,9 27 13,9 194 100
dikarenakan berdasarkan uji baikitas data, data tersebut tidak baik. Hasil uji
analisis menggunakan uji analisis korelasi spearman dijumpai nilai r = 0,202 yang
artinya bahwa status gizi memiliki pengaruh terhadap lama perawatan. Selain itu
dijumpai nilai p= 0,005 yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan
26
37
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini berjudul hubungan status gizi dengan lama perawatan pasien
diare akut pada anak yang dilakukan di Rumah Sakit Karsa Husada Batu (RSKH)
terkait dengan pasien anak yang terdiagnosis diare dari tahun 2018-2020.
balita yang paling rentan menderita diare diumur >6 bulan sampai 24 bulan0sudah
dapat0mempengaruhi hal0tersebut.
26
38
atau0mainan ke0dalam0mulut.
Penelitian0status0gizi0awal0pasien00masuk00rumah00sakit sangat00penting
26
39
ini (IDAI,2018).
dan diare berkepanjangan. Adanya reaksi imunologis dan inflamasi mukosa yang
26
40
terjadinya injury berkepanjangan pada mukosa usus halus dan perbaikan mukosa
yang tidak efektif. Hal ini akan menyebabkan beberapa hal, diantaranya
translokasi. Sementara itu, malnutrisi energi protein juga diperparah karena terjadi
peningkatan
26
41
(Lestari, 2016)
26
42
panjang (AAP,2018).
Pada0penelitian0ini0secara0umum0sebagian00besar00responden0mengalami
al., 2015)
gizi dengan lama perawatan diare akut pada anak yang dirawat inap. Hal ini
lebih dan gizi baik lebih cepat sembuh dibandingkan dengan balita yang
26
43
diare dengan status gizi balita menurut BB/U. Sebagian besar ibu juga melakukan
dalam pengobatan diare akut adalah rehidrasi. Frekuensi diare yang jarang, durasi
bermakna(Rusmiati,2018)
Hasil penelitian0ini0sejalan0dengan0penelitian0yang0telah0dilakukan0oleh
bermasalah0akan0berakibat0menurunnya0imunitas0penderita0terhadap berbagai
2016).
Tanjungbalai0Medan0mendapatkan0adanya0hubungan0antara0lamanya kejadian
26
44
berobat0ke0tempat0pelayanan00kesehatan0seperti00bidan/dokter00(75,7%) dan
memberikan0oralit/cairan00rumah00tangga00(5,4%).0Tindakan00tersebut00akan
memperkecil00terjadinya0gangguan0keseimbangan0elektrolit0pada0anak0karena
yang0tepat0menyebabkan0diare0yang0terjadi0tidak0mempengaruhi00status gizi
balita0secara0bermakna.
diare. Karena0responden0yang0status0gizinya0baik00lebih00cenderung00tidak
oleh0balita0karena0apabila0balita0mengalami0kekurangan0gizi00akan0membuat
kekebalan0sel-sel00menjadi00terbatas0sekali00sehingga000kemampuan untuk
mengadakan0kekebalan0non0spesifik0terhadap0kelompok0organisme0berkurang
(Sukerdi,2018).
derajat0penyakit00merupakan00prediktor00yang00signifikan, untuk00terjadinya
terjadinya0masalah gizi kurang yang terjadi dorumah sakit dan pada akhirnya
dapat memperpanjang lama perawatan, akan tetapi pada penelitian ini tidak
26
45
dianalisa untuk tingkat derajat penyakitnya di kerenakan data rekam medis kurang
lengkap (Albone,2017)
BAB VII
1.1 KESIMPULAN
perawatan diare akut pada anak yang dirawat inap di Rumah Sakit Karsa
Husada Batu.
6.2 SARAN
26
46
diberikan0beberapa0saran0yang0mungkin0dapat0bermanfaat0bagi0semua pihak
yang0terkait0dalam0penelitian0ini. Adapun0saran0tersebut0berupa :
dari0berbagai0penyakit0khususnya0diare.
3. Bagi0pihak-pihak0terkait, disarankan0untuk0melakukan0berbagai0upaya
4. Diharapkan0adanya0penelitian0lebih0lanjut0dengan0jumlah0sampel yang
lebih0banyak.
diare dengan evaluasi berat badan dan tinggi badan selama perawatan di
rumah sakit.
26