Disusun Oleh:
ABDULAH SYAFEI
NIM. 422021231004
FAKULTAS USHULUDDIN
1445/2024
A. Latar Belakang Masalah
1
Ibn Manzur, Jamal al-Din Muhammad ibn Makram, Lisan al-Arab (Bayrut: Dar Sadir,
1994), 14: 84
2
Rohi Baalbaki, Kamus al-Mawrid (Bayrut: Dar El-Ilm Lil Malayin, 1995), 21.
3
Al-Mu’jam al-Wasit, Cet. Keempat (Kaherah: Maktabah al-Syuruk al-Dauliyah, 2005),
71.
4
Faisal Mohd.Shah, “Konsep al-Ibtila’ dan Cara Menghadapinya Menurut al-Quran dan
al-Sunnah,. 2
5
Ibn Manzur, Jamal al-Din Muhammad ibn Makram, Lisan al-Arab (Bayrut: Dar Sadir,
1994), 14: 84.
6
Nassar As‘ad Nassar, “Mafhum al-Ibtila’ fi al-Quran,” Jurnal Jami’ah Damsyiq 20, Bil.
1 (2004), 3.
1
baik, dan terkadang buruk. Didalam Qamus al-Quran, Karya Husayn
Muhammad al-Damighani mengisyaratkan maksud Bala’ disini adalah
bermaksud nikmat.7 Begitupun Muhammad bin Abi Bakr al-Jauziyyah
membagikan al-Ibtila’ kepada dua yaitu kenikmatan dan kesusahan.8
Didalam kitab Mu’jam al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an Al-Karim karya
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi terdapat 37 ayat yang berkaitan dengan
kata al-Ibtila’ yang tersebar dalam beberapa surat, jumlah tersebut sudah
termasuk bentuk-bentuk katanya.9
7
Abu Ja‘far Muhammad ibn Jarir al-Tabari, Tafsir al-Tabari: al-Musamma Jami’ al-
Bayan fi Ta'wil alQur'an (Bayrut, Lubnan: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1999), 1: 274 dan 524.
8
Al-Husayn ibn Muhammad al-Damighani, Qamus al-Quran aw al-Ahl Islah al-wujuh
wa-al-naza'ir fi alQur'an al-Karim, tahqiq ‘Abd al-‘Aziz Sayyid (Bayrut: Dar al-‘Ilm lil-Malayin,
1970), 77.
9
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi, Mu’jam al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an Al-Karim
(Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 135-136.
10
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.
318.
2
Abdul Mudjib. Ia menyatakan bahwa fitnah adalah menyiarkan berita
tanpa dasar kebenaran, yang hakikatnya hendak merugikan orang lain.11
11
Tim Penyusun, Ensiklopedi al-Qur’an Dunia Islam Modern, (Yogyakarta: Dana Sakti
Primayasa, 2005), hlm. 99.
12
Majd al-Din Muhammad al-Fairuzzabadi, Bashar Zawi al-Tamyiz fi Lataif al-Kitab al-
Aziz, (Kairo: al-Majlis al-Majlis al-‘Ala li Syu’un al-Islamiyyah, 2000), hlm. 166.
13
Umar Latif, KONSEP FITNAH MENURUT AL-QUR’AN, Jurnal Al-Bayan / VOL. 22,
NO. 31, (2015), hlm. 73.
14
Umar Latif, KONSEP FITNAH MENURUT AL-QUR’AN, Jurnal Al-Bayan / VOL. 22,
NO. 31, (2015), hlm. 74.
15
Muhammad Fuad Abd. Baqi, Mu’jam al-Muhfahras li al-Fadh al-Qur’an al-Karim,
(Beyrut: Dar al-Fikr, t.th), hlm. 511-512.
3
34, Surat Ad Dukhan ayat 17, Surat Al Hadid ayat 14, Surat Al Buruj ayat
10, Surat At Taubah ayat 16, 47, 48, dan 49, Surat Al Jin ayat 17, Surat An
Nisa ayat 91 dan 101, Surat Al A’raf ayat 27 dan 155, Surat Yunus ayat
83, Surat Al Maidah ayat 41 dan 49 dan 71, Surat Al Isra’ ayat 60 dan 73,
Surat An Nahl ayat 110, Surat An Naml ayat 47, Surat Adz Zariyat ayat 13
dan 14, Surat As Shafat ayat 63 dan 162, Surat Al Qalam ayat 6, Al
Baqarah ayat 102, 191, 193, 217, Surat Ali Imran ayat 7, Surat Al Anfal
ayat 25, 28, 39, 73, Surat Yunus ayat 85, Surat Al Anbiya ayat 35 dan 111,
Surat Al Haj ayat 11, dan 53, Surat An Nur ayat 63, Surat Al Furqan ayat
20, Surat Al Ahzab ayat 14, Surat Az Zumar ayat 49, Surat Al Qomar ayat
27, Surat Al Mumtahanah ayat 5, Surat At Taghabun ayat 15, dan Surat Al
Mudatsir ayat 31.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
5
3. Menggali rahasia tentang Ibtila’ dan Fitnah dari sisi linguistik
kepada masyarakat.
4. Sebagai hasil yang konkrit dari asumsi-asumsi mufassir lughowi
tentang Ibtila’ dan Fitnah.
5. Meluruskan asumsi yang kurang di masyarakat tentang penafsiran
makna Ibtila’ dan Fitnah.
E. Penelitian Terdahulu
6
dihimpunnya. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa penafsiran Buya
Hamka yang terdapat pada Surat Al Insan ayat 2 tentang penafsiran bahwa
manusia diberikan dua alat bantu yang penting yaitu pendengaran dan
pengelihatan sebagai alat bantu untuk merespon dan menerima petunjuk
serta dapat memilih yang baik terhadap jati dirinnya, dalam hal ini Buya
Hamka berpendapat bahwa ujian atau Bala’ yang dimaksud adalah ujian
terhadap pada tantangan kehidupan. Hal yang serupa juga dikemukakan
oleh Al – Qurthubi dalam tafsirnya “Jami’ul Ahkamil Quran” yang
mengatakan bahwasanya pendengaran dan penglihatan tersebut merupakan
alat bantu yang dikaruniakan Allah swt. kepada manusia sebagai petunjuk
untuk melalui bala’ terebut. Akan tetapi beda halnya dengan pandangan
Ibn Katsir dalam tafsirnya “Tafsir al – Quranil ‘Azhim” yang
menerangkan bahwa bala’ tidak hanya pada tantangan kehidupan namun
juga terhadapa penganugerhan pendengaran dan pengelihatan tersebut juga
sebagai bala’ atau bentuk ujian manusia untuk menentukan kebaikan dan
kemaksyiatan. Hal ini menunjukkan bahwa para mufassir memiliki
keseamaan dan perbedaan dalam menafsirkan Surat Insan ayat 2 diatas
yaitu sama-sama menafsirkan bahwa tantangan kehidupan merupakan
ujian, dan berbeda saat menafsirkan penganugerahan pendengaran dan
pengelihatan, Buya Hamka dan Al Qurtubi sama tidak menjadikan
penganugerahan pendengaran dan pengelihatan sebagai ujian namun
sebagai alat bantu untuk menghadapi ujian, sedangkan Ar-Razi dan Ibnu
Katsir menyebutkan bahwa itu sebagai ujian pula.
2. Lainnya, ada karya yang bagus dari Yuniawati.17 Mahasiswa
sarjana Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Program Studi Ilmu Al
Quran dan Tafsir INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA lulusan tahun 2018 ini menyelesaikan studi sarjananya
dengan judul, Fitnah Dalam Al Quran Al Karim Kajian Tafsir Al
Munir Fi Aqidah Wa Syariah Wa Manhaj Karya Dr. Wahbah
17
Yuniawati, Fitnah Dalam Al Quran Al Karim Kajian Tafsir Al Munir Fi Aqidah Wa
Syariah Wa Manhaj Karya Dr. Wahbah Zuhaily, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, Program
Studi Ilmu Al Quran dan Tafsir, Institut Ilmu Al Quran (IIQ) ( Jakarta, 2018 ).
7
Zuhaily. Dalam penelitiannya, Yuniawati, menggunakan metode
penelitian pustaka (library research) yaitu serangkaian kegiatan
yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengkaji bahan penelitian. Adapun
hasil dari penelitian ini adalah; Bahwasannya Penafsiran Wahbah
Az-Zuhailî mengenai fitnah yang bermakna ujian di jelaskan
bahwa Allah SWT memberi ujian bukan hanya terhadap manusia
saja melainkan juga kepada jin. Baik dari golongan mukmin
maupun kafir, juga baik dari golongan fasik maupun takwa. Ujian
yang Allah SWT berikan kepada mereka pun berbeda-beda, bukan
hanya berupa penderitaan yang diantaranya adalah diberi penyakit,
kesengsaraan maupun ditimpa dengan berbagai musibah.
Melainkan juga berupa kenikmatan yang diantaranya yaitu berupa
harta dan anak, kepintaran, maupun kesehatan. Sejatinya
kenikmatan merupakan ujian yang Allah SWT berikan secara
tersirat sedangkan penderitaan merupakan ujian yang Allah SWT
berikan secara tersurat. Adapun tujuan Allah SWT memberi ujian
kepada mereka adalah sebagai sebuah peringatan terhadap
keimanan mereka, untuk mengetahui pengingkaran mereka
terhadap nikmat yang telah diberikan kepada mereka, untuk
mengetahui siapa orang-orang yang benar-benar beriman dan siapa
orang yang berdusta.
3. Ada juga thesis yang bagus yang ditulis oleh Ahmad Fauzan,
S.Th.I.18 Mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Beliau
menyelesaikan studi Pascasarjananya dengan Judul Thesis
“Korelasi Sholat dan Zakat Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis
Tafsir Maudui)”. Dalam penelitiannya, Ahmad Fauzan, S.Th.I
menggunakan metode penelitian Kualitatif, menggunakan data
18
Ahmad Fauzan, Korelasi Sholat dan Zakat Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Tafsir
Maudui), Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
( Surabaya, 2018 ).
8
tertulis yang berupa buku, jurnal, kitab, dan sebagainya. Adapun
analisa datanya didasarkan pada data-data kepustakaan (Library
research). Adapun hasil dari penelitian ini adalah: Penelitian ini
menjelaskan Sholat dan Zakat adalah risalah semua nabi yang
pernah di utus oleh Allah Sebagai pondasi dalam menjalani
kehidupan di dunia ini yang dimana dua ini untuk menghambakan
kepada Allah dan untuk bersosial dengan sesamanya. Dan juga
Pengaruh terhadap pelaksanaan Sholat ini dapat menjadikan Jiwa
untuk teguh dan istiqomah dengan pendiriannya dan untuk zakat
agar dapat meningkatkan kemulian hidup dengan solidaritas, serta
berpegang teguh dengan amalan Sholeh, dan terakhir yaitu dengan
Sholat dapat meminta pertolangan kepada Allah sedangkan Zakat
untuk menegakkan solidaritas dengan saling tolong menolong. Jadi
peniliti ataupun tesis ini menjelaskan korelasi antara Sholat dan
Zakat menurut mufassir yang mana poin penjelasan dari beberapa
mufassir ini dihubungkan satu persatu, sedangkan peneliti
menjelaskan dari satu mafassir.
19
Rahmad Azmi, Hubungan Sabar dan Shalat dalam al-Qur‟an (Kajian Surat ai-
Baqarah ayat 45 dan 153), Program studi Ilmu Al Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan
Filsafat Universitas Negeri Islam Ar-Raniry Darussalam ( Aceh, 2018 ).
9
tema penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah:
Penelitian ini mengungkapkan bahwa makna Sabar dibagi menjadi
tiga: Pertama sabar dalam menghadapi musibah, Kedua sabar dari
melakukan perbuatan maksiat dan ketiga sabar dalam menjalankan
ketaatan kepada Allah SWT. Dan Shalat adalah do‟a atau suatu
amal yang terdiri dari bacaanbacaan dan gerakan-gerakan yang
dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan
rukun tertentu. Akan tetapi penelitian tersebut membahas tentang
Hubungan Sabar dan Shalat dalam al-Qur‟an (Kajian Surat ai-
Baqarah ayat 45 dan 153), sedangkan peneliti sekarang membahas
tentang korelasi sabar dan shalat dalam perspektif tafsir isyari.
10
keterikatan lima hukum. Maka dari ujian yang diberikan Allah
SWT, hambanya harus yakin akan janji Allah. Karena Allah SWT
telah berjanji kepada hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah SWT
Berfirman (dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar). Kedua, sabar dan syukur memiliki hubungan yang saling
terkait, bahwasannya sabar dan syukur merupakan syarat
menyempurnakan iman orang beriman.
11
Mu’min yang Haqiqi memungkinkan kita untuk tidak terbebani
oleh kedua amalan tersebut. Adapun Keutamaan dan Manfaat
Hubungan Sholat dan Zakat adalah Membersihkan diri dan
Mensyukuri Nikmat Allah, Meningkatkan Iman dan Mendidik Ruh
Hak bagi Seorang Muslim dan Menambah rasa kasih kepada
sesama, Syarat membaskan orang musyrik yang diperangi dan
dapat Memakmurkan Masjid, Seruan dari para Nabi sebelum
Islam, Sifat yang mendeskripsikan Seorang Muslim yang Mu’min,
Dan Hikmah daripada Hubungan Sholat dan Zakat dalam al-
Qur’an adalah dalam Ibadah Spiritual Manusia dan dalam
kehidupan Masyarakat.
F. Kerangka Teori
12
Dan Adapun Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka
penulis akan menggunakan metode dari pada penafsiran Maudhui atau
corak tematik yang berdasarkan kepada Teologinya antara lain sebagai
berikut:
Pertama, Menghimpun ayat-ayat Al Quran yang berkaitan
tentang Ibtila’ dan Fitnah, yang berkenaan dengan judul tersebut sesuai
dengan kronologi urutan turunnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
adanya ayat yang mansukh, dan sebagainya.
Kedua, Menelusuri latar belakang turun (asbab nuzul) ayat-ayat
yang telah dihimpun, yg akan dijelaskan oleh Imam Abu Al Hasan Ali
bin Ahmad Al Wahidi, dalam kitab Asbabu Nuzul.
Ketiga, Mengkaji ayat- ayat tersebut, dari semua aspek yang
22
berkaitan dengannya. Seperti bahasa, budaya, sejarah, munasabat ,
pemakaian kata ganti, dan sebagainya, dan untuk memperjelas itu
semua, pembahas akan mengambil dari kitab ulumul qur’an manna al
qathan.
Keempat, Mengkaji pemahaman ayat-ayat tentang Ibtila’ dan
Fitnah dari pemahaman berbagai aliran dan pendapat para Mufasir,
baik klasik maupun modern, maka pengkaji mengambil itu dari teori
beberapa Mufassir baik dalam bidang Sosial, Fiqih, Sufi dan Sains.
Kelima, Semua dikaji secara tuntas dan seksama dengan
menggunakan penalaran objektif melalui kaidah-kaidah tafsir yang
mu’tabar, serta didukung oleh fakta (kalau ada), dan argumen-argumen
dari al-Qur’an, hadis, atau fakta-fakta sejarah yang dapat ditemukan.
Hal ini bertujuan untuk menghindarkan mufasir dari pemikiran-
pemikiran subjektif.23
13
Tafsir yaitu analisa data yang sudah dikumpulkan agar diperoleh suatu
gambaran yang bermanfaat dari semua data yang dihasilkan 24, yang
mana berdasarkan tema-tema tertentu dalam Al-Qur’an, adapun
langkah langkah yang dilakukan atau sistem kerja yang akan dilakukan
peneliti dapat di rincikan sebagai berikut:
G. Metode Penelitian
1. Sumber Data
a. Data Primer
14
2. Kitab Tafsir Mafatih al-Ghaib Karya Fakhruddin al-
Razi. Tafsir ini peneliti gunakan dengan tujuan
untuk menggali makna yang lebih spesifik terhadap
kata Ibtila’ dan Fitnah.
3. Kitab Tafsir At-Tahrir wa at-Tanwir karya Ibnu
Asyur. Tafsir yang bercorak bahasa ini peneliti
gunakan untuk melihat rahasia dan kaitannya antara
kalimat Ibtila’ dan Fitnah pada ayat-ayat yang
bersangkutan.
4. Kitab Tafsir Al-Muharar al-Wajiz fi Tafsir al-Kitab
al-Aziz karya Ibnu Atiyah. Karya tafsir yang
bercorak bahasa ini digunakan sebagai sumber
analisis data untuk melihat rahasia dan kaitannya
antara kalimat Ibtila’ dan Fitnah pada ayat-ayat
yang bersangkutan.
5. Kitab Tafsir Ruh al-Ma’ani fi Tafsiri al-Qur’an al-
Adzim wa as-Sab’I al-Matsani, Karya tafsir al-Alusi
al-Baghdadi ini yang bercorak bahasa ini digunakan
sebagai sumber analisis data untuk melihat rahasia
dan kaitannya antara kalimat Ibtila’ dan Fitnah pada
ayat-ayat yang bersangkutan.
6. Kitab Tafsir Al-Bahru al-Muhith karya Abu hayyan
al-Andalusi. Tafsir ini peneliti gunakan sebagai
sumber untuk menganalisa penafsiran ayat yang
bersangkutan terkait Ibtila, dan Fitnah.
b. Data Sekunder
15
3. Kitab Ulumul Quran, Karya Manna Al Qathan.
4. Kitab Lisanul Arab, Karya Ibnu Mandzur
5. Mu’jam al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an, Karya
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi
6. Al Mu’jam Al Istiqoqi Al Muwashal lialfadzil
Quran, Karya Muhammad Hasan Hasan Jabal.
2. Analisis Data
a. Metode Deskriptif
b. Metode Analitis
25
Nasiruddin Baidan dan Erwati Aziz, Metodelogi Khusus Penelitian Tafsir (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016) Cetakan. 1, Hal. 52
26
Sandu Siyoto dan Ali Sodik , Dasar Metodologi Penelitian, (Literasi Media Publishing,
Yogyakarta,2015) Cetakan. 1
16
menggunakan buku yang berkaitan dengan tema yang di bahas oleh
penulis.
H. Sistematika Pembahasan
17
Outline Penulisan
Judul:
Analisis Konsep Penderitaan dan Fitnah serta Hubungannya Terhadap
Keimanan dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Al-Maraghi
BAB I: Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kajian Terdahulu
F. Kerangka Teori
G. Metode Penelitian
H. Sistematika Pembahasan
18
2. Fitnah
B. Macam-macam Ibtila’ dan Fitnah
1. Bala’ Dalam Bentuk Kebaikan Dan Keburukan
2. Bala’ dalam bentuk harta dan jiwa
3. Fitnah sebagai arti azab
4. Fitnah sebagai arti mendatangkan cobaan (menyiksa),
mendatangkan bencana.
5. Fitnah berarti penipuan, kesesatan atau penyimpangan dari
kebenaran.
6. Fitnah berarti (menimbulkan kekacauan).
C. Hikmah Hubungan Ibtila’ dan Fitnah dalam al-Qur’an
1. Hikmah Ibtila’ dan Fitnah dalam Ibadah Spiritual Manusia
2. Hikmah Ibtila’ dan Fitnah dalam kehidupan Masyarakat
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
19
Jarir al-Tabari, Abu Ja‘far Muhammad, Tafsir al-Tabari: al-Musamma
Jami’ al-Bayan fi Ta'wil alQur'an (Bayrut, Lubnan: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah,
1999)
al-Damighani, Al-Husayn ibn Muhammad, Qamus al-Quran aw al-Ahl
Islah al-wujuh wa-al-naza'ir fi alQur'an al-Karim, tahqiq ‘Abd al-‘Aziz Sayyid
(Bayrut: Dar al-‘Ilm lil-Malayin, 1970),
‘Abd al-Baqi, Muhammad Fuad, Mu’jam al-Mufahras li Alfaz Al-Qur’an
Al-Karim (Beirut: Dar al-Fikr, 1981)
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2001)
Tim Penyusun, Ensiklopedi al-Qur’an Dunia Islam Modern, (Yogyakarta:
Dana Sakti Primayasa, 2005)
al-Fairuzzabadi, Majd al-Din Muhammad, Bashar Zawi al-Tamyiz fi
Lataif al-Kitab al-Aziz, (Kairo: al-Majlis al-Majlis al-‘Ala li Syu’un al-
Islamiyyah, 2000)
Latif, Umar, KONSEP FITNAH MENURUT AL-QUR’AN, Jurnal Al-
Bayan / VOL. 22, NO. 31, (2015)
Muslim, Musthofa, Mabahist fi Tafsir Al Maudhu’i, (Darul Qolam :
Damaskus, 2010).
Al-Farmawi, Abd. Hayy, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar Terj :
Suryan A.Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994)
Widi, Restu Kartika, Asas Metologi penelitian, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010)
Nasiruddin Baidan dan Erwati Aziz, Metodelogi Khusus Penelitian Tafsir
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016)
20