Anda di halaman 1dari 6

Modul Sosiologi Ekonomi

PERTEMUAN 5:
DISTRIBUSI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian distribusi; pandangan
para tokoh sosiologi tentang distribusi; fokus kajian sosiologi tentang
distribusi; dan jenis-jenis distribusi.
Setelah mempelajari modul perkuliahan ini, Anda harus mampu:
5.1. Mengidentifikasi pengertian distribusi
5.2. Memetakan pandangan para tokoh sosiologi tentang distribusi
5.3. Memetakan fokus kajian sosiologi tentang distribusi
5.4. Memetakan jenis-jenis distribusi

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
Pengertian Distribusi

Para ahli ekonomi klasik menjelaskan distribusi sebagai alokasi nilai-nilai


langka (tenaga kerja, capital, tanah, teknologi, dsb) yang dikaitkan dengan
pertukaran sosial. Nilai-nilai langka biasanya dihubungkan dengan tenaga kerja,
kapital, tanah, teknologi, dan organisasi sehingga barang dan jasa juga menjadi
bernilai langka. Dengan kata lain, sesuatu yang memiliki nilai-nilai langka biasanya
dalam bentuk barang dan jasa, memperoleh nilai (sifat) kelangkaan tersebut karena
dikaitkan dengan aktifitas yang berhubungan dengan tenaga kerja, kapital, tanah atau
organisasi.
Bagi sosiolog, proses yang dikemukakan ekonom tersebut terjadi dalam
suatu jaringan hubungan sosial interpersonal. Jadi, distribusi dapat dipahami sebagai
suatu perangkat hubungan sosial yang melaluinya orang mengalokasikan barang dan
jasa yang dihasilkan (Damsar, 2009: 94). Distribusi juga menunjuk suatu proses
alokasi dari produksi barang dan jasa sampai ke tangan konsumen.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 34


Modul Sosiologi Ekonomi

Tujuan Pembelajaran 5.2:


Pandangan Para Tokoh Sosiologi Tentang Distribusi

Berikut ini akan diuraikan pandangan tokoh terutama para peletak dasar
sosiologi yaitu Karl Marx, Karl Polanyi dan Max Weber mengenai distribusi.

a. Karl Marx (1818-1883)


Dalam Capital; A Critique of Political Economy (1867/1967), Marx
melihat ada 3 tipe sirkulasi komoditi yg dialami umat sepanjang sejarah.
Pertama, sirkulasi dengan Tipe K-K, yaitu suatu komoditi ditukar langsung
dengan komoditi lain. Misalnya seorang petani menukarkan satu karung
gabah dengan sekeranjang ikan kepada nelayan. Tipe K-K tersebut dikenal
juga dengan sistem barter. Dalam tipe ini, para aktor melakukan interaksi
sosial dan mereka dapat saling mengontrol perilaku mereka.
Kedua, tipe K-U-K, yaitu komoditas ditukarkan dengan uang,
kemudian dikonversi lagi menjadi barang/komoditas. Misalnya, nelayan
menjual hasil tangkapannya kemudian uang hasil penjualan tersebut
digunakan untuk membeli beras, dan lain-lain. Dalam tipe ini, uang
digunakan oleh aktor sebagai sarana konversi. Para aktor, sebagaimana dalam
tipe pertama, dapat mengembangkan jaringan sosial di antara sesamanya
secara spontan dan dapat saling mengontrol perilaku di antara mereka.
Ketiga, tipe U-K-U, yang terdapat dalam masyarakat kapitalis. Dalam
tipe ini, uang digunakan untuk membeli komoditi, dan komoditi dijual untuk
memperoleh uang. Uang dalam tipe ketiga ini merupakan modal. Uang yang
digunakan dalam masyarakat kapitalis, telah membuat komoditi dapat
dipertukarkan tanpa kehadiran para aktor pada suatu tempat dan waktu yang
sama. Ini berarti, menurut Karl Marx, komoditi merupakan hasil dari aktifitas
produksi dan sekaligus sebagai aspek kemanusiaan dari para aktor, tidak
dapat lagi dikontrol oleh aktor dalam jaringan hubungan sosial.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 35


Modul Sosiologi Ekonomi

Dalam masyarakat kapitalis, segala sesuatu dapat dibeli oleh uang,


termasuk harkat dan martabatnya sebagai manusia. Konsekuesi logis dari
keadaan ini adalah aktor merasa terasing terhadap diri dan dunia sosialnya.
Bagi Marx, transportasi dan perdagangan, seperti juga aspek-aspek lain dari
masyarakat muncul dari fondasi produktifnya (1848, 1857-58, 1867).
Transportasi merupakan suatu konsekuensi, bukan sebagai sesuatu sebab dari
hubungan produksi. Demikian pula, perdagangan ditentukan oleh sifat dari
produksi.

b. Karl Polanyi (1886-1964)


Menurut Polanyi dan kawan-kawan (1957/1971:43,68), ekonomi dalam
masyarakat pra industri melekat dalam institusi sosial, politik dan agama. Ini
berarti bahwa fenomena seperti perdagangan, uang dan pasar diilhami oleh
tujuan selain mencari keuntungan. Kehidupan ekonomi dalam masyarkat pra
industri diatur keluarga subsistensi, resiprositas dan redistribusi. Sedangkan
dalam masyarakat modern, sistem redistribusi tidak lagi dominan, ia
digantikan oleh ekonomi pasar yang ditandai dengan “pasar yang mengatur
dirinya sendiri”.
Mekanisme pasar tidak dibolehkan untuk mendominasi kehidupan
ekonomi, oleh karena itu permintaan penawaran bukan sebagai pembentuk
harga tetapi lebih pada tradisi atau otoritas politik.

c. Max Weber (1864-1920)


Max Weber merupakan sosiolog yang paling banyak mencurahkan
perhatiannya dibandingkan dengan peletak dasar lain terhadap distribusi
dalam bentuk pertukaran di pasar. Menurut Weber, ekonomi
(sozialokonomik) harusnya merupakan ilmu yang luas. Dalam Economy and
Society (1922/1978:635), Weber melihat bahwa suatu pasar ada apabila
terdapat kompetisi atau persaingan, meskipun hanya unilateral. Kumpulan
orang-orang (secara fisik) pada suatu tempat, seperti pada tempat berdagang
lokal, pekan raya, atau pertukaran (pasar perdagangan) hanya merupakan
salah satu pembentuk pasar yang utama.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 36


Modul Sosiologi Ekonomi

Menurut Weber, tindakan sosial di pasar, bermula dari persaingan, dan


berakhir dengan pertukaran. Pertukaran menunjukkan “pola dasar” dari
semua tindakan sosial rasional dan merupakan misalnya ‘suatu hal yang
sangat dibenci pada setiap sistem dan etika fraternal”.
Weber juga melihat elemen perebutan atau konflik dalam pasar. Ia
menggunakan istilah perebutan pasar (market struggle) ketika menjelaskan
pertempuran antara seseorang dengan orang lainnya di pasar. Konsep
persaingan digunakannya ketika ia menjelaskan konflik yang damai, sejauh ia
merupakan suatu usaha formal yang damai untuk memperoleh pengontrolan
terhadap kesempatan dan keuntungan yang diharapkan oleh yang lainnya.

Tujuan Pembelajaran 5.3:


Fokus Kajian Sosiologi Tentang Distribusi

Fenomena-fenomena distribusi meliputi seperti yang disajikan dalam


tabel di bawah ini:
Tabel 5.1. Fenomena Distribusi
Redistribusi
Resiprositas
Pertukaran
Pasar (aktor, mekanisme, ruang dan waktu)
Transportasi
Kewirausahaan
Uang
Pemberian
Perusahaan
Ritel
Distributor
dll

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 37


Modul Sosiologi Ekonomi

Tujuan Pembelajaran 5.4:


Jenis-jenis Distribusi
Ada tiga jenis distribusi yang dapat ditemukan dalam aktifitas ekonomi
masyarakat yaitu resiprositas, redistribusi dan pertukaran.
a. Resiprositas
Resiprositas adalah gerakan di antara kelompok-kelompok simetris
yang saling berhubungan. Hubungan bersifat simetris terjadi apabila
hubungan antara berbagai pihak (antara individu dan individu, individu
dan kelompok, serta kelompok dengan kelompok) memiliki posisi dan
peranan yang relatif sama dalam suatu proses pertukaran (Damsar, 2009;
104). Ciri-ciri dari resiprositas adalah: kelas sosial sama; terjadi secara
bergiliran (silih berganti); dan saling kenal satu sama lain.

b. Redistribusi
Menurut Sahlin (1976), redistribusi merupakan “pooling”,
perpindahan barang dan atau jasa yang tersentralisasi, yang melibatkan
proses pengumpulan kembali dari anggota-anggota suatu kelompok
melalui pusat dan pembagian kembali kepada anggota-anggota kelompok
tersebut. Jadi redistribusi merupakan gerakan appropriasi ke arah pusat,
kemudian dari pusat didistribusikan kembali.
Dalam masyarakat modern, pemungutan dalam bentuk pajak, fiskal
restribusi dan sejenisnya yang dilakukan oleh negara modern merupakan
bentuk redistribusi. Pungutan tersebut selanjutkan didistribusikan
kembali kepada rakyat melalui program-program pembangunan.

c. Pertukaran
Pertukaran (exchange) merupakan distribusi yang dilakukan
melalui pasar. Dalam kajian sosiologi, pasar dibedakan atas; market
place dan market. Market place merujuk pada pasar secara fisik,
sementara market dilihat sebagai suatu institusi sosial.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 38


Modul Sosiologi Ekonomi

Sosiologi melihat market sebagai suatu institusi sosial, yaitu suatu


struktur sosial yang memberikan tatanan siap pakai bagi pemecahan
persoalan kebutuhan dasar kemanusiaan, khususnya kebutuhan dasar
ekonomi dalam distribusi barang dan jasa. Oleh sebab itu, pasar dapat
dilihat sebagai serangkaian hubungan sosial yang terorganisasi di seputar
proses jual beli sesuatu yang berharga.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Jelaskan pandangan para tokoh sosiologi (peletak dasar sosiologi)
tentang distribusi
2. Jelaskan fokus kajian sosiologi tentang distribusi!

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

Damsar. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi, (ed.kedua), Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang 39

Anda mungkin juga menyukai