Anda di halaman 1dari 8

DATA PEMBAHASAN REFERENSI

Pengambilan darah Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah 1. VENA, P. D. (2010). Standar Operasional
vena untuk phlebotomy yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam Prosedur.
pemeriksaan praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh
laboratorium. darah, yaitu: melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit 2. Hasibuan, N. S. (2019). Pengaruh Lama
Natrium: 134 (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture Pembendungan Pada Pengambilan Darah
Kalium : 3 adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah Vena Terhadap Kadar Hematokrit Pada
phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture. (VENA, P. Mahasiswa Tingkat III Poltekkes Jurusan
D. 2010) Analis Kesehatan.
1. Pengertian
Pegambilan darah vena dapat diartikan sebagai suatu proses 3. (Nugraha, G. S.si 2015. Panduan
pengambilan darah yang dilakukan penusukan pada Pemeriksaan Laboratorium Hematologi
pembuluh darah vena yang biasanya diperoleh dari vena Dasar. Jakarta : CV. Trans Media Info.)
antekubital, dalam rangka untuk mendapatkan sampel. dalam (Hasibuan, N. S. (2019). Pengaruh
Dengan prinsip darah vena diambil dengan cara melakukan Lama Pembendungan Pada Pengambilan
penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk Darah Vena Terhadap Kadar Hematokrit
pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik torak atau Pada Mahasiswa Tingkat III Poltekkes
piston sampai volume darah yang dikehendaki. (Hasibuan, Jurusan Analis Kesehatan.)
N. S. 2019).

4. (Kiswari, R. 2014. Hematologi & Transfusi.


2. Lokalisasi
Semarang : Erlangga) dalam (Hasibuan, N.
Terdapat tiga lokasi utama penusukan yang umum
S. (2019). Pengaruh Lama Pembendungan
dilakukan dalam pengumpulan darah vena yaitu vena Pada Pengambilan Darah Vena Terhadap
sefalika, terletak pada lengan bagian atas dan sisi jempol Kadar Hematokrit Pada Mahasiswa Tingkat
tangan vena basilika, terletak pada lengan bagian bawah III Poltekkes Jurusan Analis Kesehatan.)
dan sisi kelingking tangan dan vena mediana cubiti, vena
yang menghubungkan vena basilika, vena sefalika pada 5. Gartika N. (2019). Modul Keperawatan
fossa antekubital atau lipatan siku. Vena mediana cubiti Medikal Bedah I 2019/2020. Bandung:
menjadi pilihan pertama dalam pengambilan darah karena Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam
letaknya jauh dari saraf pada lengan sehingga memberikan Penerbitan.
sedikit rasa sakit, umumnya ukuran vena lebih besar dari
kedua vena yang lain. (Nugraha, 2015) dalam (Hasibuan,
6. (Yaswir R, Ferawati I. Fisiologi dan gangguan
2019)
keseimbangan natrium, kalium dan klorida serta
Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan

Andalas. 2012;1(2):80-5.) dalam (Tambajong, R.


3. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah : Y., Rambert, G. I., & Wowor, M. F. (2016).
a. Lengan pada sisi mastectomy Gambaran kadar natrium dan klorida pada
b. Daerah edema pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-
c. Hematoma dialisis. eBiomedik, 4(1).).
d. Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
e. Daerah bekas luka 7. (Almatsier S. Prinsip dasar ilm gizi. Edisi
f. Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular ke-1. Jakarta: Gramedia Pustaka
g. Daerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini Utama;2005. h.233.) dalam (Tulungnen, R.
dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan S. T. S., Sapulete, I. M., & Pangemanan, D.
dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat H. (2017). Hubungan kadar kalium dengan
tertentu. (VENA, P. D. 2010). tekanan darah pada remaja di Kecamatan
Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang
4. Kesalahan dalam pengambilan darah vena Mongondow Utara. JKK (Jurnal Kedokteran
a. Pasien menolak untuk tindakan. Klinik), 1(2), 037-045.)
b. Darah tidak terisap.
8. (Edgar VL. Potassium: Refrence Range,
c. Vena bergerak-gerak saat ditusuk.
Interpretation, Collection, and panels. 2014
d. Volume darah yang terisap tidak cukup.
Mar 6 [cited in 2016 Agustus 15]. Avaible
e. Kekeliruan pemakaian jenis antikoagulan. (Kiswari,
from:
2014) dalam (Hasibuan, 2019)
http://emedicine.medscape.com/article/2054
364-overview)
5. Daftar Tilik tindakan keperawatan pengambilan darah
Dalam (Tulungnen, R. S. T. S., Sapulete, I.
(Gartika N, 2019)
M., & Pangemanan, D. H. (2017). Hubungan
a. Tahap pra interaksi
kadar kalium dengan tekanan darah pada
1) Validasi nama klien
remaja di Kecamatan Bolangitang Barat
2) Pastikan suhu tubuh telah diukur
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. JKK
3) Siapkan alat-alat:
(Jurnal Kedokteran Klinik), 1(2), 037-045.)
a) Baki beralas
b) Bak spuit
c) Sarung tangan
d) Spuit 2 cc+ 0,1 cc heparin
e) Kapas alcohol dan kassa
f) Tutup jarum dari karet
g) Kain pengalas
h) Tempat berisi es batu
i) Bengkok
j) Formulir permintaan
k) Thermometer
b. Tahap Orientasi
1) Melakukan 3S (senyum, sapa dan salam) kepada
klien
2) Menanyakan keadaan klien
3) Menjelaskan prosedur dan tujuan kegiatan pada
klien
4) Memberikan kesempatan klien dan keluarga untuk
bertanya
5) Menutup tirai
c. Tahap kerja
1) Siapkan formulir pengiriman, lengkapi dengan
mencantumkan suhu tubuh klien saat pengambilan
sampel darah, aliran oksigen yang diberikan pada
klien jika klien diberi oksigen
2) Cuci tangan
3) Lafazkan basmallah di depaan klien
4) Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan
5) Pasang sarung tangan
6) Tentukan tempat yang akan dilakukan penusukan
7) Pasang perlak/alas
8) Siapkan spuit yang telat diisi heparin 0,1 cc heparin
9) Lakukan desinfeksi pada area yang akan ditusuk
dengan menggunakan kapas alcohol
10) Tusukan jarum (45o untuk arteri radialis, 90o untuk
arteri femoralis)
11) Setelah sampel darah cukup, cabut jarum dan
lakukan penekanan dengan menggunakan kassa
pada tempat penusukan. Penekanan dilakukan
selama 5 menit untuk arteri radialis dan 10 menit
untuk arteri femoralis
12) Segera setelah dicabut, cek kemungkinan adanya
udara yang terperangkap dalam spuit, bila ada cepat
keluaran. Putar-putar spuit diantara kedua telapak
tangan agar tercampur merata dengan heparin
13) Segera jarum ditutup dengan menggunakan tutup
yang terbuat dari karet, simpan sampel darah pada
tempat yang diisi es bat dan segera kirimkan ke
laboratorium
14) Bereskan kembali alat dan rapihkan klein
15) Baca hamdallah
16) Buka sarung tangan
17) Cuci tangan
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi hasil seluruh kegiatan
2) Berikan feedback positif kepada klien
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
e. Dokumentasi
1) Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.
2) Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
3) Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.

Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel,


jumlahnya bisa mencapai 60 mmol per kg berat badan dan
sebagian kecil (sekitar 10-14 mmol/L) berada dalam cairan
intrasel. Dalam keadaan normal, ekskresi natrium pada ginjal
diatur sehingga keseimbangan dipertahankan antara asupan dan
pengeluaran dengan volume cairan ekstrasel tetap stabil. Lebih
dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel ditentukan oleh
garam, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan
natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan
osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan
konsentrasi natrium. Perbedaan kadar natrium dalam cairan
ekstrasel dan intrasel disebabkan oleh adanya transpor aktif dari
natrium keluar sel yang bertukar dengan masuknya kalium ke
dalam sel (pompa Na+ K+ ). Jumlah natrium dalam tubuh
merupakan gambaran keseimbangan antara natrium yang masuk
dan natrium yang dikeluarkan. Kadar natrium normal dalam
tubuh ialah 135-145 mmol/L. Pemasukan natrium yang berasal
dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan proses
difusi dan pengeluarannya melalui ginjal, saluran cerna atau
keringat di kulit. (Yaswir R & Ferawati I, 2012) dalam
(Tambajong, R. Y., Rambert, G. I., & Wowor, M. F. (2016).

Kalium merupakan salah satu elektrolit yang berperan penting


dalam tubuh. Kalium adalah ion bermuatan positif dan terdapat
di dalam sel. Kalium diabsorpsi di usus halus dan sebanyak 80-
90% kalium yang dikonsumsi diekskresi melalui urin, sisanya
dikeluarkan melalui feses, keringat dan cairan lambung. Kalium
berfungsi dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektrolit, keseimbangan asam basa, transmisi saraf dan
relaksasi otot. (Almatsier S, 2005)

Kadar normal kalium dalam serum/plasma pada orang dewasa


adalah 3.5-5.1 mEq/L dan pada anak-anak adalah 3.4-4.7
mEq/L. Kadar normal kalium dalam urin pada orang dewasa
adalah 25-125 mEq/L/hari dan pada anak-anak adalah 10-60
mEq/L/hari. (Edgar VL., 2014)

Anda mungkin juga menyukai