1. Pengertian (Definisi)
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram)
( Rusepno Hasan,1998).
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memperhatikan usia gestasi (Wong, 2009)
2. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
b. Orang tua : nama ayah/ibu,umur,agama, suku atau kebangsaan, pendidikan dan alamat
c. Riwayat Kesehatan:
1) Riwayat Antenatal:
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, Hipertensi,gizi buruk,merokok,ketergantungan
obat-obatan,DM, penyakit kardiovaskuler dan paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya kelahiran multiple,kelainan
kongenital.
c) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
permasalahan pada bayi baru lahir.
2) Riwayat Post Natal:
a) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua : (0-3) asfiksia berat, (4-6)
asfiksia sedang, (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : preterm atau BBLR ˂ 2500 gram, untuk aterm 2500 gram, LK kurang
atau lebih dari normal (34-36)
c) Pola nutrisi yang perlu di kaji pada bayi dengan BBLR yaitu gangguan absorbsi
gastrointestinal, muntah, aspirasi, kelemahan menghisap.
d) Pola eliminasi yang di kaji pada neonatus adalah BAB : frekuensi ,jumlah , konsistensi. BAK
: frekuensi dan jumlah.
e) Tanda-tanda Vital
f) Keadaan umum : pada neonatus dengan BBLR keadaannya lemah dan hanya merintih,
kesadaran dapat di lihat dari respon terhadap rangsangan.
8
g) Kaji keadaan
kulit,kepala,mata,hidung,mulut,telinga,leher,Thorak,abdomen,umbilicus,genetalia,anus,ekste
mitas,reflex.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan glukose darah terhadap hipoglikemia
2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan
3. Titer TORCH sesuai indikasi
4. Pemeriksaan kromosum sesuai indikasi
5. Pemantaun elektrolit
6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (misal: foto thorax)
9
Intervensi (SIKI) Observasi
Identifikasi kontraindikasi penggunaan terapi
Monitor suhu alat terapi
Monitor kondisi kulit selama terapi
Monitor kondisi umum, kenyamanan dan keamanan
selama terapi
Monitor respon pasien terhadap terapi
Terapeutik
Pilih metode stimulasi yang nyaman dan mudah
(misal :botol air panas, bantal panas listrik )
Pilih lokasi stimulasi yang sesuai
Bungkus alat terapi dengan menggunakan kain
Gunakan kain lembab di sekitar area terapi
Tentukan durasi terapi sesuai dengan respon pasien
Hindari melakukan terapi pada daerah yang
mendapatkan terapi radiasi
Edukasi
Ajarkan cara mencegah kerusakan jaringan
Ajarkan cara menyesuaikan suhu secara mandiri
Collaboration
……………………
2. Diagnosis Keperawatan (SDKI) Pola nafas Tidak efektif (D.0005) berhubungan dengan
Depresi Pusat Pernafasan
Hambatan upaya nafas (nyeri saat bernafas, kelemahan
otot pernafasan.
Gangguan Neuromuskular
Penurunan Energi
Sindrom hipoventilasi
………………………………………………………
Dibuktikan dengan :
Subjektif
Dispnea
………………………………………………………
Objektif
Penggunaan otot bantu pernafasan
Fase ekspirasi memanjang
Pola Nafas tidak normal (Takipnea /Bradipnea/
Kussmaul / Cheyne stokes)
……………………………………………………
Tujuan (SLKI) Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
………………. diharapkan pola nafas membaik, dengan
kriteria hasil:
Dispnea menurun (5)
Penggunaan otot bantu nafas menurun (5)
Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5)
Frekuensi nafas membaik (5)
Kedalaman nafas membaik (5)
Intervensi (SIKI) Observasi
Monitor pola nafas
10
Monitor bunyi nafas tambahan
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Posisikan semi Fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Lakukan pengisapan lendir kurang dari 15 detik
Edukasi
Ajarkan teknik batuk efektif
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
11
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
4. Evaluasi Keperawatan
a. Termoregulasi membaik
b. Pola nafas membaik
c. Status nutrisi membaik
5. Discharge Planning
a. Jadwal kontrol
b. Obat yang diminum dirumah
c. Menjaga kebersihan kulit bayi, lingkungan sekitar dan peralatan bayi
d. Memberi minum setiap 2 jam sekali
6. Penelaah Kritis
Komite Keperawatan
7. Kriteria pulang
a. Hari rawat sesuai Clinical Pathway
b. Suhu axilla ˂ 37,5⁰C
c. Respirasi rate dalam batas normal
d. Berat badan ˃ 2000 gram
e. Minum kuat dan bayi tidak icterus
8. Kepustakaan
Arif Mansjoer, Suprohaitan, Wahyu Ika W, Wiwiek S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:
Penerbit Media Aesculapius FKUI.
Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
12