Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN INFARD MIOKARDIUM

DI SUSUN OLEH

STEVEN KRISTEN LAPANDIO


NIM : PO0220216046

CI INSTITUSI CI KLINIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN POSO
TAHUN AJARAN 2018
BAB 1 KONSEP MEDIS

A. DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan, biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan beberapa perubahan
baik secara mental maupun fisik seseorang, yang disebut dengan thyrotoxicosis.

B. ETIOLGI
1. PENYAKIT GRAVE
Penyebab tersering hipertiroidisme, adalah seatu penyakit autoimun yanga biasanya di tandai
oleh produksi autoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
2. GONDOK NODULAR
Adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid.
Peningkatan kebutuhan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau kebutuhan
metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau kehamilan.
3. Dapat terjadi ADENOMA HIPOFISI sel-sel penghasil TSH atau penyakit hipotalamus,
walaupun jarang

C. PATOFISIOLOGI
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan di sertaimpenurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang
tinggi. TRF akan rendah akibat umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat
malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang
berlebihan.
PATHWAY

TIROIDITIS PENYAKIT GRAVES


( ANTIBODI RESEPTOR TSH NODUL TIROID TOKSIK
MERANGSANG ANTI VIRUS
TIROID )

SEKRESI HORMON TIROID


YANG BERLEBIHAN

HIPERTIROIDISME

HIPERMETABOLISME GERAKAN KELOPAK


AKTIVITAS SIMPATIK
MENINGKAT MATA RELATIF
BERLEBIHAN
MELAMBAT TERHADAP
BOLA MATA

PERUBAHAN KONDUKSI
LISTRIK JANTUNG
INFILTRASI
LIMPOSIT,SEL MAST
PENURUNAN KETIDAKSEIMBANGAN KEJARINGAN ORBITAL
BERAT BADAN
BEBAN KERJA JANTUNG DAN OTOT MATA
ENERGI GENGAN
KEBUTUHAN TUBUH MENINGKAT

ARITMIA,TAKIKARDIA
KURANG
EKSOFTALAMUS
INFORMASI

RESIKO PENURUNAN
CURAH JANTUNG RESIKO KERUSAKAN
KURANG INTEGRITAS JARINGAN
PERUBAHAN KELELAHAN
PENGETAHU NUTRISI KURANG
AN DARI KEBUTUHAN
TUBUH
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Peningkatan frekuensi denyut nadi
2. Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan kepekaan terhadap
katekolamin
3. Penurunan berat dan peningkatan rasa lapar
4. Melolot
5. Dapat terjadi eksoltalmus (penonjolan bola mata)
6. Peningkatan frekuensi BAK
7. Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
8. Dangguan reproduksi

E. KOMPLIKASI
Krisis tirotoksik, hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan HT dalam jumblah yang sangat
besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, termor, hipertermia, dan apabila tidak di
obati akan mengakibatkan kematian.

F. PENATALAKSANAAN
1. Apabila masalahnya berada di tingkat kelenjar tiroid, maka pengobatan yang di
berikan adalah pemberian obat anti tiroid, yang menghambat produksi HT.
2. Obat-obat yang merusak jaringan tiroid juga dapat di berikan. Misalnya, iodium
radioaktif yang di berikan per oral akan di serap secara aktif oleh sel-sel tiroid
yang hiperaktif.
3. Tiroidektomi parsal atau toyal jaga dapat merupakan pengobatan pilihan.
Tirodektomi total, dan mungkin tirodektomi parsial, menyebabkan
hipotiroidiesme.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas KlienLakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang meliputi:
nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama, tanggal pengkajian.
2. Keluhan Utama Sering menjadi alasaan klein untuk meminta pertolongan kesehatan adalah Sesak 
napas, batuk berdahak, demam, sakit kepala, ny dan kelemahan
3. Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)Penderita TB paru menampakkan gejala nyeri, sesak napas,
batuk dengan dahak yang kental dan sulit dikeluarkan, badan lemah, ujung jari terasa dingin.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu (RKD)Penyakit yang pernah dialami oleh pasien sebelum masuk
rumah sakit, kemungkinan pasien pernah menderita penyakit sebelumnya seperti : asthma, alergi
terhadap makanan, debu, TB dan riwayat merokok.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)Riwayat adanya penyakit pneumonia pada anggota keluarga
yang lain seperti : TB, Asthma, ISPA dan lain-lain.
B. Data Dasar pengkajian pasien
1,Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2.Sirkulasi
Gejala:riwayat adanya /GJK kronis
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3.Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan kakeksia (malnutrisi),
hiperaktif bunyi usus.
4. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perubahan mental (bingung, somnolen)
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia, nyeri dada substernal
(influenza).
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk membatasi gerakan).
6. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispneaTakipnue, dispnenia progresif,
pernapasan dangkal, penggunaan otot aksesori, pelebaran nasal.Tanda : Sputum: merah muda,
berkarat atau purulen. Perkusi: pekak datar area yang konsolidasi. Premikus: taksil dan vocal
bertahap meningkat dengan konsolidas   Gesekan friksi pleural. Bunyi nafas menurun tidak ada
lagi area yang terlibat, atau napas bronkial.   Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku.
7. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun, misal SLE,AIDS, penggunaan steroid, kemoterapi,
institusionalitasi, ketidak mampuan umum, demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar, kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola,
atau varisela.

Rencana keperawatan
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (noc) Intervensi keperawatan (nic)
Bersihan jalan napas b.d retensi Setelah dilakukan perawatan 1 x 1. Posisikan pasien untuk
sekret 24 jam diharapkan masalah memaksimalkan
bersihan jalan napas teratasi ventilasi
dari 2 (berat) menjadi 3 2. Melakukan batuk
(sedang) dengan kriteria evektif
1. Batuk berkurang 3. Posisikan pasien untuk
2. Akumulasi sputum meringankan sesak
berkurang napas
3. Dipsnea saat istirahat 4. Penatalaksanaan
hilang pemberian analgesik
Gangguan pola tidur yang Setelah dilakukan perawatan 1 x 1. Monitor dan catat pola
berhubungan dengan batuk 24 jam diharapkan masalah tidur pasien dan jumlah
gangguan pola tidur dapat jam tidur
teratasi dari 2 ( banyak 2. Dorong penggunaan
terganggu ) menjadi 3 ( cukup obat yang tidak
terganggu ) dengan kriteria : mengandung zat
1. Jam tidur lebih baik penekan tidur REM
2. Pola tidur lebih teratur 3. Penetalaksanaan
3. Kualitas tidur lebih baik pemberian analgesik
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A. dan Wilson, Lorraine M. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Tambayon Dr. Jan.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan.Jakarta:EGC

Digiulio Mary Dkk.2014.Keperwatan Medikal Bedah Demystified.Yogyakarta:Rapha Publishing

Reeves J Chariene, Rox Gayle, Lockhart Robin.2001. Buku Satu Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai