Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dede Risma Noviana

NPM : 211204026
Kelas : A RMIK

RESUME REKAM MEDIS ELEKTRONIK


INTERNATIONAL SEMINAR HEALTH INFORMATION MANAGEMENT
(ISHIM 4Th)
“Electronic Medical Record Implementation Strategy to Improve Health Data Exchange
and Security in Supporting SATU SEHAT in Primary Healthcare Facilities (ISHIM 4th)”
A. DIGITAL MATURNITY INDEX
 Transformasi sistem kesehatan 2021-2024
1. 5 RPJMN
a. Meningkatkan Kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi.
b. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
c. Memperbaiki pengendaliaan penyakit.
d. Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS).
e. Memperkuat sistem Kesehatan dan pengendalian obat dan makanan.
2. 6 pilar transformasi
a. Transformasi layanan primer yaitu Edukasi penduduk, Pencegahan
primer, Pencegahan sekunder, Meningkatkan kapasitas dan
kapabilitas layanan primer.
b. Transformasi layanan rujukan yaitu meningkatkan akses dan mutu
layanan sekunder dan tersier.
c. Transformsi sistem ketahanan Kesehatan yaitu meningkatkan
ketahanan sector farmasi dan alat Kesehatan dan memperkuat
ketahanan tangap darurat.
d. Transformasi sistem pembiayaan Kesehatan.
e. Transformasi SDM Kesehatan.
f. Transformasi teknologi Kesehatan terdiri dari intergrasi dan
pengembangan sistem data Kesehatan, intergrasi dan pengembangan
sistem aplikasi pelayanan Kesehatan, dan pengembangan ekosistem
teknologi Kesehatan.
 Implementasi arsitektur transformasi kesehatan digital 2024

Mewujudkan transformasi dalam menciptakan pelayanan Kesehatan yang


lebih berkualitas ke masyarakat Indonesia berbasis data, efisiensi layanan dan
ekosistem kesehatan.

1. Intergrasi dan pengembangan data Kesehatan


a. Pada tahun 2021 yaitu desain arsitektur.
b. Pada tahun 2022 yaitu pengembangan sistem data besar berbasis
identitas Kesehatan individu.
c. Pada tahun 2023 yaitu pemanfaatan dan analisis Kesehatan individu
berbasis AI.
d. Pada tahun 2024 yaitu identitas Kesehatan individu yang diperluas,
2. Intergrasi dan pengembangan sistem aplikasi
a. Pada tahun 2021 yaitu desain arsitektur interperablilitas sistem
Kesehatan.
b. Pada tahun 2022 yaitu pnegembangan sistem informasi fasilitas
Kesehatan terpadu.
c. Pada tahun 2023 yaitu implementasi sistem infomasi fasilitas
Kesehatan terpadu.
d. Pada tahun 2024 yaitu memperluas cangkupan sistem informasi
fasilitas Kesehatan terpadu.
3. Pengembangan ekosistem teknologi Kesehatan
a. Pada tahun 2021 yaitu desain infrastruktur dan keamanan sistem
informasi Kesehatan.
b. Pada tahun 2022 yaitu perluasan infrastruktur pendukung
telemedicine.
c. Pada tahun 2023 yaitu penerapan regulatory sandbox berbasis AI,
Blokchain dan IoT.
d. Pada tahun 2024 yaitu perlusan perizinan inovasi teknologi
Kesehatan.
 SATUSEHAT
SATUSEHAT menghubungkan dan memberdayakan seluruh ekosistem sistem
Kesehatan serta pengguna (masyarakat).
1. Sumber data
a. Fasilitas Kesehatan
b. Industry kesehatan
2. Pemanfaatan data
a. Masyarakat
b. Pemerintah
3. Standarisasi data Kesehatan
a. ICD 10
b. ICD 9 CM
c. L0INC
d. DICOM
e. SNOMED-CT
4. Master data Kesehatan
a. Master Patient
b. Master Sarana
c. Master Nakes
d. Kamus Farmasi Dan Alkes
e. Master Data Pembiayaan
f. Data Layanan
5. Regulasi
a. Platfom SATU SEHAT
b. SATUSEHAT Mobile
c. Standarisasi data
d. Research dan policy

 Kematangan digital di rumah sakit


Nilai kematangan digital di rumah sakit adalah nilai atau ukuran terkait
seberapa matang kemampuan digital dari rumah sakit. Kemampuan digital ini tidak
hanya dilihat dari seberapa mutakhir teknologi yang digunakan oleh sebuah rumah
sakit, namun juga dilihat dari proses, orang, sumber daya, standar data, dan aspek
penting lain yang secara langsunh berdampak pada kesuksesan penggunan rekam
medis elektronik.
1. Tujuan kematangan digital
a. Menentukan fase atau posisi kematangan digital di RS.
b. Menilai level atau tingkat adopsi teknologi digital rumah sakit untuk
meningkatkan kualitas dan efisiensi layanan medsi.
c. Identifikasi tantangan penerapan Kesehatan digital di tingkat rumah
sakit untuk Menyusun rekomendasi adopsi, strategi, dan prioritas
investasi Kesehatan digital.
d. Menyediakan alat untuk Benchmarking adopsi inovasi digital
e. Membuat identifikasi Gap Implementasi RME dengan standar
penilaian.
f. Membantu memahami keadaan Kesehatan digital saat ini dan
menentukan tujuan masa depan.
2. Model kematangan digital
a. Nasional dan sub nasional (Makro)
1) Kepemimpinan dan tatakelola
2) Manajemen dan SDM
3) Infrastruktur TIK
4) Standar dan interoperabilitas
5) Kualitas dan pemanfaatan data.
b. Fasyankes, termasuk RS (Mikro)
1) Sistem informasi dan infrastruktur sistem informasi rumah
sakit.
2) Standar dan interoperabilitas.
3) Tata Kelola dan manajemen SIRS
4) Data analitik
5) Kompetensi, keteramplian, dan penggunaan SIMRS
6) Keamanan infoamsi, privasi dan kerahasiaan data
7) Reka medis elektronik dan patient center care
c. Detail komponen
1) Sistem informasi dan infrastruktur IT
• Front Office
• Back Office
• Sumber Daya Manusia
• Support Teknis Sistem Informasi
• Perencanaan Infrastruktur SI
• Bridging Sistem Informasi
2) Standar dan interoperabilitas
• Interoperabilitas internal
• Interoperabilitas eksternal

3) Tata Kelola dan manajemen SIMRS


• Tata Kelola
• Manajemen Sistem Informasi
4) Data analitik
• Sistem Pendukung Keputusan Klinis Dasar
• Sistem Pendukung Keputusan Klinis Lanjut
5) SDM dan pemanfaatan IT
• Literasi Digital
• Persepsi Kemudahan dan Kebermanfaatan Insentif
Penggunaan SIMRS
6) Keamanan informs, privasi dan kerahasiaan data
• Keamanan Informasi
• Penerapan Prosedur Keamanan Sistem Informasi
7) Rekam medis elektronik
• Fungsi EMR
• Patient Center Care
d. Tingkat kematangan digital
1) Lv 1 Adhoc dan fragmentasi
2) Lv 2 inisiasi pondasi
3) Lv 3 terbentuk dan otorisasi
4) Lv 4 terkelola kolaborasi
5) Lv 5 optimal dan terintergrasi
e. Tingkat kematangan Adopsi RME
Level/Tingkat terdefinisi
0 Tidak memiliki RME
1 Registrasi dan penerimaan pasien
2 Penilaian pasien, Resep elektronik, Ringkasan
Pemulangan, dan Hasil Tes
3 Pengeluaran Obat, Standar Terminologi
(Diagnosis, Prosedur dan Tes)
4 Order Entry (termasuk uji lab), LIS,
interpretasi Radiologi, standar
interoperabilitas
5 Dokumentasi keperawatan, Sistem
Pendukung Keputusan Klinis Dasar, PACS di
departemen radiologi, rekonsiliasi obat
6 Sistem pendukung keputusan klinis tingkat
lanjut, catatan kesehatan pribadi
7 Sistem PACS lengkap, dokumentasi sub-
spesialisasi, dan analitik tingkat lanjut

f. Manfaat penilaian
1) Mengukur kemampuan organisasi untuk terus meningkatkan
dimensi / aspek yang memerlukan optimalisasi
2) Membantu memahami status digitalisasi rumah sakit pada
saat ini dan membantu memberikan rekomendasi roadmap
untuk mencapainya.
3) Semakin besar tingkat kematangan maka semakin kuat sistem
dan kemampuannya menghadapi gangguan.
4) Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman organisasi dalam penerapan sistem informasi.
5) Membantu rumah sakit mempersiapkan dan meningkatkan
implementasi rekam medis elektroniknya
B. STANDARISASI DATA KESEHATAN DAN INTEROPERABILITAS DATA
REKAM MEDIS ELEKTRONIK.
1. Sistem informasi di fasilitas Kesehatan
• EMR adalah rekam medsi terkomputerisasi yang digunakan untuk
menangkap, menyimpan dan berbagai informasi antara penyedia
layanan Kesehatan dalam suatu organisasi, mendukung pemberi
layanan Kesehatan kepada pasien.
• EHR adalah catatan Kesehatan terkomputerisasi yang digunakan
untuk menangkap, menyimpan dan berbagi informasi ringkasan
pasien antara organisasi layanan Kesehatan dan penyedia layanan.
2. Urgensi intergrasi data Kesehatan dalam pelayanan Kesehatan
a. Tantangan data Kesehatan
1) 233 juta jumlah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan
Kesehatan selama 2021
2) 60-70 sistem informasi di fasyankes terlalu banyak dan
memberatkan pekerja bagi tenaga Kesehatan.
3) 400+ banyaknya sistem informasi Kesehatan baik di pusat
maupun di daerah.
b. Dampak dari masalah
1) Tata kelola pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang tidak efisien mengakibatkan kurang
optimalnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2) Data kesehatan pribadi yang tidak terintegrasi, tidak akurat,
dan tidak dapat dioperasikan dengan baik akibat administrasi
kesehatan yang tidak efisien
3) Data kesehatan pribadi yang tidak terintegrasi, tidak akurat,
dan tidak dapat dioperasikan dengan baik akibat administrasi
kesehatan yang tidak efisien
3. SATUSEHAT
a. Platform satu sehat
1) Digitalisasi dan Integrasi
Platform SATUSEHAT memberikan manfaat dengan
menghubungkan semua pihak dalam ekosistem industrikesehatan
(rumah sakit, puskesmas, startup, apotek, dinas kesehatan,
laboratorium, dll).
2) Standardisasi Pelayanan

Platform SATUSEHAT menyediakan spesifikasi dan


mekanisme standar untuk proses bisnis, data dan keamanan data.

3) Kemudahan dan Fleksibilitas Industri Kesehatan Digital

Memberikan ruang bagi ekosistem untuk


mengembangkan industri Rekam Medis Elektronik Fasilitas
Pelayanan Kesehatan sepanjang mengikuti spesifikasi dan
mekanisme pertukaran informasi yang ditentukan.

4) Kesehatan Individu Berdasarkan Data

Seluruh data kesehatan terintegrasi SATUSEHAT didasarkan


pada data individu dengan menggunakan Nomor Induk
Kependudukan sebagai pengenal unik informasi kesehatan setiap
individu untuk menjamin kesinambungan fasilitas kesehatan dan
layanan kesehatan yang dipersonalisasi.

b. Bagaimana mencapai interopabilitas?


Kerangka peraturan Hukum dan peraturan
Struktur informs Standar (terminology)
Infrastruktur Teknis Jaringan komunikasi, direktori
elektronik,identifikasi,
otentikasi, struktur informasi.
Sistem TIK yang suportif Catatan Kesehatan elektronik,
dan dapat diopersikan sistem pendukung administrasi,
ringkasan pasien nasional,
pendukung keputusan,
dukungan resep.
Akses informasi Akses lintas organisasi dan
batas-batas
c. Standardisasi Data Sebagai Strategi Menuju Satu Data Indonesia
Dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan kesehatan
melalui HIS
1) Data pasien (indeks pasien utama)
• Produk data yang dirancang khusus sebagai
standar data pasien yang akan divalidasi oleh
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(DUKCAPIL) untuk data terkait demografi.
• Dapat dijadikan standar utama data pasien oleh
semua orang fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia melalui IHS.
2) Data fasilitas pelayanan kesehatan (Indeks Fasilitas
Induk)
• Master data yang dirancang khusus sebagai
standar data fasilitas pelayanan kesehatan yang
terdiri dari 35 jenis Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
• Data ini dikumpulkan berdasarkan berbagai
sumber tersebut seperti SISDMK, RS ONLINE,
SIMADA, dll.
3) Data Puskesmas (Puskesmas Utama Indeks)
Produk data yang dirancang khusus sebagai
standar atau indeks tenaga kesehatan yang digabungkan
dari berbagai sumber data SDM tenaga kesehatan (nama,
STR, SIP, dll).
4) Data Alat Kesehatan dan Obat
Data produk yang dirancang sebagai data Induk
Farmasi, Obat, dan Alat Kesehatan yang dikumpulkan
dari berbagai sumber data seperti BPOM, LKPP sebagai
standar acuan data obat (kandungan zat aktif, ukuran,
volume, dll) dan alat kesehatan.
5) Data Pembiayaan
Produk data yang dirancang sebagai data Induk
Pembiayaan yang dapat digunakan oleh seluruh Fasilitas
Kesehatan dan dapat digunakan sebagai standar
penyusunan format biaya pelayanan, tindakan dan lain-
lain.
6) Data Layanan
Produk data yang dirancang sebagai Service Data
Master yang dapat digunakan oleh seluruh fasilitas
kesehatan dan dapat digunakan sebagai standar
pengkodean layanan.
d. Interopabilitas
Interopabilitas adalah kemampuan data untuk dibagi antara sistem
elektronik yang berinteraksi.
1) Standar terminology
ICD 10, ICD 9, LOINC, RXNORM, SNOMED-CT.
2) Standar pertukaran data
DICOM, FHIR
3) Standar privasi dan keamanan data
GDPR, HIPAA
4) Standar identitas
Indeks induk pasien, NIK, No RM.
4. Apa itu SNOMED CT?

Sebuah sistem terminologi yang dimiliki, dikelola dan dikembangkan


oleh organisasi nirlaba SNOMED International.

a. Fungsi:
• Digunakan untuk mencatat data klinis pada Electronic Medical
Record (EMR)
• Digunakan untuk bertukar data kesehatan
• Platform analitik untuk tujuan analitis (klinis, populasi,
manajemen, penelitian)
b. Penggunaan SNOMED CT
• Riset
• Analisis manajemen
• Entri dan intergrasi data
• Analisis populasi
• Analisis tempat perawatan
• Berbagai pertukaran informasi klinis
c. SNOMED CT RME
• SNOMED-CT bisa digunakan untuk berbagai jenis integrasi data
dan menukarkan, dokumentasi dan data tujuan kesinambungan.
• Hirarki di SNOMED-CT bisa menentukan kondisi klinis mana
yang lebih tepat diterapkan di fasilitas kesehatan.
• SNOMED-CT mampu untuk mendefinisikan satu konsep dengan
lebih menyelesaikan klasifikasi dari kondisi klinis
• Hubungan dalam SNOMED-CTKonsep klinis ditunjukkan
dengan adanya “orang tua” dan “anak”.
5. LOINC
LOINC adalah standar internasional yang diprakarsai oleh Regenstrief
pada tahun 1994 untuk mengidentifikasi pemeriksaan radiologi, dokumen,
survei, dll. Mempermudah pemahaman kode karena terdiri dari sekelompok
pengidentifikasi, nama, dan kode untuk mengidentifikasi pengukuran kondisi,
observasi, dan dokumen Kesehatan.
Terdapat 4 kategori utama dalam LOINC yaitu :
• Radiologi
• Klinis
• Lampiran HIPAA, dan
• Instrumen Survei Terstandar.
6. FHIR
FHIR adalah standar global (internasional) yang menetapkan format data dan
elemen-elemennya (disebut “sumber daya”) dan standar antarmuka pemrograman
aplikasi (API) untuk pertukaran informasi Rekam Medis Elektronik (EMR). Ini
dibuat oleh Health Level Seven International (HL7), a organisasi standar
kesehatan.
• Data kesehatan di FHIR dibagi menjadi beberapa kategori seperti pasien,
hasil laboratorium, hasil pemeriksaan fisik, dll.
• Kategori ini diwakili oleh sumber daya FHIR yang menentukanelemen
data, batasan, dan hubungan data antar sumber daya
7. Tahapan klister SATUSEHAT
a. Sumber klaster 1
Resgistrasi/ kunjungan pasien dan diagnose.
b. Sumber klaster 2
Prosedur medis, kondisi vital, diet.
c. Sumber klaster 3
Resep dan penyaluran obat.
d. Sumber klaster 4
Labolatorium
e. Sumber klaster 5
Alergi, kondisi fisik, kondidi keluar, rumah sakit, Pendidikan, RTL.
8. Kesimpulan
• Standar mendukung komunikasi data antar organisasi layanan
kesehatan, pemberian layanan kesehatan yang efisien (interopabilitas)
• Beberapa inisiatif yang mengatasi masalah interopabilitas
• Banyak model interopabilitas yang sudah ada
• Perlu tata kelola yang jelas untuk mencapai interopabilitas

Anda mungkin juga menyukai