Kepada Yth:
Seluruh Ketua PHDI Provinsi se-Indonesia
Untuk diteruskan kepada Umat Hindu Dharma
di daerah masing-masing.
OM Swastyastu,
Guna menghindari dan menjaga umat agar tidak terpengaruh oleh hasil kajian
tersebut, sekaligus mendapatkan pemahaman yang benar tentang
Sampradaya, kami memberikan penjelasan sebagai berikut:
1
Jalan Veteran I No. 36, Merdeka Utara, Jakarta 10110, Indonesia
Rumah Umat Hindu, Jalan Tukad Batanghari VII, No. 21. Denpasar Selatan, 80225, Bali
3. Karena Agama itu tuntunan untuk umat manusia, maka agama memiliki
keteraturan, bisa membedakan baik-buruk dan meyakini kebenaran
yang menjadi dasar keyakinannya. Di Indonesia mengakui hanya 6
Agama yaitu Islam, Katholik, Kristen, Hindu Dharma Indonesia, Buddha
dan Kong Hu Cu. Sedangkan spiritual adalah sebuah pencapaian batin,
maka sudah ada dalam lelaku yang benar, sehingga tidak melanggar
norma Agama, sifatnya sangat pribadi (privat). Artinya orang-orang di
jalan spiritual tidak akan pernah menyalahkan agama apapun, tidak
akan ada keinginan merubah agama orang lain.
4. Sampradaya memuja salah satu Ista Dewata, yaitu salah satu dari Dewa
yang ada atau mahluk hidup yang diyakini berkualitas suci, seperti
misalnya Hanoman. Dimana pemujaan ini dipuja sebagai Tuhan. Bahkan
guru atau pendiri Sampradaya diyakini sebagai inkarnasi Tuhan yang
turun ke bumi. Sedangkan Agama di Indonesia meyakini kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Agama Hindu Dharma Indonesia
Dresta Bali disebut dengan Sang Hyang Widhi dengan aspek Achintya,
Wyapi Wyapaka Nirwikara. Sampradaya apakah kemudian bisa
dikatakan Agama di Indonesia?, tentu tidak.
2
Jalan Veteran I No. 36, Merdeka Utara, Jakarta 10110, Indonesia
Rumah Umat Hindu, Jalan Tukad Batanghari VII, No. 21. Denpasar Selatan, 80225, Bali
5. Weda adalah suatu kitab tentang ajaran atau lelaku kerohanian, bukan
satu kitab tertentu. Weda yang dipakai Sampradaya, belum tentu sesuai
dengan Weda yang dipakai atau diyakini Agama Hindu Dharma
Indonesia. Contoh : Bagawad Gita. Kelompok Sampradaya Hare Krishna
memakai Bagawad Gita dengan (Bagawad Gita As It Is) dimana
interpretasi yang menyangkut Ketuhanan tidak cocok dengan
keyakinan umat Hindu Dharma. Dan menurut Hare Krishna bahwa
otoritas tertinggi yang boleh memakai Bhagawad Gita adalah kelompok
Hare Krishna, karena kelompok ini ikut Parampara atau guru suci yang
memiliki hubungan tegak lurus dengan Sri Krsna sebagai guru Arjuna
dalam dialog tersebut.
Tentu hal seperti ini, tidak bisa dikatakan Hare Krishna sebagai bagian
Hindu Dharma Indonesia atau sebaliknya, karena sama-sama memakai
Bhagawad Gita. Karena hal tersebut diatas, maka pandangan Agama
Hindu Dharma Indonesia, bahwa makna Bhagawad Gita sudah dirusak
dan diselewengkan oleh Hare Krishna.
Bahwa Tradisi Sampradaya tidak ada dalam Hindu Dharma Indonesia, berikut
penjelasannya:
3
Jalan Veteran I No. 36, Merdeka Utara, Jakarta 10110, Indonesia
Rumah Umat Hindu, Jalan Tukad Batanghari VII, No. 21. Denpasar Selatan, 80225, Bali
dalam Sada Siwa. Dilevel ini adalah level Spiritual. Sedangkan di level
beragama, atau manusia religius maka petitisnya adalah Sang Hyang
Siwa.
6. Tradisi Waisnawa yang memuja Wisnu sebagai yang tertinggi, ini juga
tidak ada dalam Hindu Dharma Indonesia. Hindu Dharma Indonesia
meyakini kebahagian akan dicapai bila ada tiga hubungan harmoni: 1.
Harmoni Manusi dengan Sang Hyang Widhi, 2. Harmoni manusia
dengan manusia, dan 3. Harmoni manusia dengan alam. Dan
keharmonian ini dituntun oleh Tri Sadakha yaitu Siwa, Budha dan
Bujangga/Waisnawa. Tri Sadhaka ini bukan soroh, tapi Ageman, atau
dalam lelaku spiritual yang berbasis Agama Hindu Bali atau Agama Bali
Kuno adalah Jnana yang diresapkan.
Dari seluruh antitesa tersebut, sampradaya tidak ada dalam Hindu Dharma
Indonesia. Karena sampradaya adalah suatu kelompok dalam satu perguruan
yang memiliki keyakinan tertentu. Sampradaya ini muncul dari berbagai sekte
yang ada di India, dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keinginan para pendirinya dan memudahkan serta menarik untuk dijual. Lebih
lanjut perlu disadari bahwa Sampradaya seperti Hare Krishna, Sai Baba dan
4
Jalan Veteran I No. 36, Merdeka Utara, Jakarta 10110, Indonesia
Rumah Umat Hindu, Jalan Tukad Batanghari VII, No. 21. Denpasar Selatan, 80225, Bali
Demikian Surat ini kami sampaikan untuk mendapatkan perhatian dari seluruh
jajaran PHDI Provinsi dan diteruskan kepada pihak terkait serta umat se-
dharma secara berjenjang hingga ke desa-desa.
MARSEKAL TNI (PURN) IB. PUTU DUNIA IDG Ngurah Surya Y. Anom
5
Sumber:
Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita
Parisada Hindu Dharma Indonesia
Nomor: 05/KEP/SP/I/PHDI/2022
Dharma Tula (Zoom) Tentang
Pertamina PHE
KAJIAN SAMPRADAYA
Jumat, 23 Februari 2023
Lahirnya Sampradaya
Pemujaan pd ista dewata yg sdh ada sejak jaman Weda
Sumber: dan masih tercantum dlm Weda sampai saat ini.
Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita Para penekun Weda (meskipun hanya mempelajari
beberapa aspek Weda saja) tetapi jika belajar secara
Parisada Hindu Dharma Indonesia
aguron-guron atau berguru dan berkesinambungan,
Nomor: 05/KEP/SP/I/PHDI/2022
maka secara otomatis mereka termasuk dlm kategori
Tentang samparadaya.
KAJIAN SAMPRADAYA