Anda di halaman 1dari 6

AKTIVITAS HARIAN BURUNG KAKATUA JAMBUL KUNING (Cacatua

Galerita) di BONTOMARANNU EDUCATION PARK

Nurjamilah Zakiyah Ali1

*Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Alauddin Makassar
x
Corresponding author: Jl. HM. Yasin Limpo 36 Gowa, Sulawesi Selatan, Indonesia. 92113
E-mail addresses: 60300119053@uin-alauddin.ac.id

Kata kunci a b s t r a k
Aktivitas Harian Aktivitas adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu dan
kakatua jambul organisme terhadap dirinya sendiri atau lingkungannya, yang mencakup
kuning (Cacatua sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati).
galerita) Pengamatan tentang aktivitas harian burung kakatua jambul kuning
Metode kualitatif (Cacatua galerita) belum banyak dilakukan sehingga dilakukanlah
sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas harian apa
saja yang dilakukan oleh burung kakatua (Cacatua galerita) setiap
*Duajukan sebagai harinya. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui
syarat lulus pada mata pengamatan secara langsung dengan mengamati segala yang dilakukan
kuliah pilihan objek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang dominan
perilaku hewan dilakukan yaitu makan, sosial, vokalisasi, bertengger, memanjat,
berpindah tempat dan menaikkan jambulnya serta dari hasil wawancara
selain dari perilaku tersebut kakatua jambul kuning juga melakukan
kegiatan mebersihkan dirinya dan perilaku kawin.

1. Pendahuluan
Indonesia memiliki begitu banyak tempat wisata yang bertemakan kebun binatang
dengan koleksi berbagai macam spesies salah satunya terdapat di Bontomarannu Education
Park yang telah menghadirkan konservasi satwa. Pada saat memasuki kawasan tersebut suara
kicauan burung menjadi daya tarik lokasi tersebut dikarenakan spesies yang paling dominan
adalah jenis aves.
Aves (burung) merupakan sekelompok hewan yang bertulang belakang (vertebrata)
yang cukup unik, dikarenakan pada sebagian besar aves ialah binatang yang beradaptasi
dengan kehidupan secara sempurna. Aves tergolong hewan berdarah panas dimana hal
tersebut serupa dengan mamalia, aves ini berkembnag biak dengan oviper (bertelur). Sebagian
besar hidup menetap, dan ada juga yang hidup berpindah-pindah tempat. Seiring dengan
perkembangan waktu, jumlah spesies burung yang terdapat di dalam habitatnya semakin
berkurang. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai macam faktor seperti, pembukaan
lahan yang menyababkan habitat burung menjadi terancam, selain itu kegiatan perburuan
yang dilakukan juga mengancam populasi burung di habitatnya, serta faktor-faktor lain yang
berpotensi mengganggu keberadaannya di alam [1].
Burung kakatua Cacatua galerita merupakan burung yang memiliki ukuran tubuh
sedang hingga besar, biasanya berwarna putih dan beberapa jenisnya memiliki jambul yang
akan ditegakkan pada saat menunjukkan perilaku terkejut, terngsang dan pada saat merasa
terancam dilingkungan sekitarnya. Burung kakatua yang paling populer dipelihara adalah
jenis burung kakatua jambul kuning Cacatua galerita, dikarenakan burung jenis ini mudah
jinak dan cepat berinteraksi dengan orang [2].
Aktivitas harian diartikan sebagai segala kegiatan atau keaktifan yang dilakukan oleh
organisme pada setiap harinya yang umumnya meliputi berbagai macam jenis perilaku yang

1
dilakukannya, seperti pergerakan, makan, seksual, khas dan sosial. Perilaku juga di pelajari
didalam penangkaran untuk dapat mngamati secara langsung. Penangkaran adalah upaya
untuk menjaga populasi yang terancam punah [3], perilaku hewan secara objektif lebih
mengkaji mengenai berbagai kondisi lingkungan, serta melihat perilaku tersebut sebagai
respon adaptif dan evolusioner [4].
Pengamatan tentang aktivitas harian burung kakatua jambul kuning (Cacatua galerita)
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas studi pengamatan
aktivitas harian kakatua jambul kuning dimanfaatkan untuk mengetahui keberadaan satwa dan
untuk menjinakkan dan memelihara satwa serta perilaku perilaku yang dilakukan oleh jenis
burung tersebut. Perilaku dapat diartikan sebagai ekspresi satwa dalam bentuk gerakan-
gerakan yang dilakukan pada setiap harinya.

2. Metode Penelitian
Pengamatan dilaksanakan dengan melakukan 2 kali kunjungan yaitu pada tanggal 11
dan 25 Juni 2022, di kebun binatang Bontomarannu Education Park, Desa Sokkolia,
Bontomarannu, Kab. Gowa. Objek yang diamati pada penelitian ini adalah burung dengan
jenis kakatua jambul kuning (Cacatua galerita) yang berada di kawasan kebun binatang
Bontomarannu Education Park, Desa Sokkolia, Bontomarannu, Kab. Gowa.
Instrumentasi. Alat yang digunakan dalam pengamatan ini yaitu alat tulis menulis,
camera Hp, alat perekam suara, tripod dan beberapa spesies burung kakatua jambul kuning.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui pengamatan
secara langsung dengan mengamati objek dengan bantuan camera dan data dar hasil interview
(sekunder) dan data dari hasil pengamatan (primer) yang diperoleh dengan melakukan
prosedur kerja. Terlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada saat
melakukan pengamatan. Melakukan pemasangan camera Hp menggunakan tripod pada posisi
tegak dan camera Hp menghadap ke objek dengan jarak tripod 1 meter dari kandang burung.
Pengamatan dilakukan selama 20 menit pada pagi hari dengan interfal waktu (09.00-09.30)
dan siang hari (14.00-14.30) dengan mencatat segala aktivitas yang dilakukan burung kakatua
jambul kuning. Melakukan wawancara kepada salah satu penjaga kebun binatang dilakukan
guna memperoleh tambahan informasi terkait objek pengamatan. Hasil yang diperoleh
kemudian dianalisis dan diidenfitikasi jenis peilaku apa saja yang telah dilakukan oleh burung
kakatua jambul kuning.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan dua kali kunjungan yaitu
pada tanggal 11 dan 25 juni 2022 di kebun binatang Bontomarannu Education Park
didapatkan hasil aktivitas harian burung kakatua jambul kuning (Cacatua galerita) yang
berbeda beda setiap saat, dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Aktivitas harian kakatua jambul kuning (Cacatua galerita)
Waktu Jenis Pola Perilaku
Makan
Sosial
Vokalisasi
Sabtu pagi 18 juni 2022
Bertengger
Jam (09.00-09.30)
Memanjat
Berpindah tempat
Menaikkan jambulnya

2
makan
Sabtu sore 18 juni 2022 Bertengger
Jam (14.00-14.30) Memanjat
Menaikkan jambulnya
Makan
Bertengger
Vokalisasi
Sabtu pagi 25 juni 2022
sosial
Jam (09.00-09.30)
Memanjat
Berpindah tempat
Menaikkan jambulnya
Makan
Bertengger
Sabtu sore 25 juni 2022
Menaikkan jambul
Jam (14.00-14.30)
Memanjat
Merenggangkan sayapnya
Sumber : Data Primer (2022)
3.2 Pembahasan
Kakatua jambul kuning merupakan anggota dari famili Psittacidae yang berukuran 38-
51 cm, berat 815-975 g. Ukuran betina relatif lebih kecil dari jantan, warna tubuh putih,
jambul kuning, paruh hitam, bulu di bawah sayap dan ekor berwarna kuning. Salah satu
manfaat burung antara lain adalah peran ekologisnya yang secara jelas dapat dilihat dan
dirasakan langsung [5]. Burung ini memiliki musim kawin dihabitatnya berlangsung antara
Agustus-Januari di bagian sebelah selatan dan Mei-September di bagian utara [6]. Kakatua
jambul kuning yang berada di BEP dikabarkan telah berumur 12 tahun dan pernah
bereproduksi menghasilkan telur pada tahun 2021 silam namun sangat disayangkan terlur-
telur kakatua rusak dan mati.
3.2.1 Perilaki Makan
Aktivitas makan yang dilakukan burung kakatua jambul kuning (Cacatua galerita)
menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan cara makan dari kelima spesies tersebut.
Kakatua jambul kuning menggunakan satu kakinya untuk mencengkram makanan yang
ukurannya besar contohnya pada jagung dan pisang sambil diarahkan ke paruhnya. Burung
kakatua jambul kuning dalam pengamatan ini cenderung memilih jenis pakan jagung untuk
dimakan pertama kali. Spesies kakatua jambul lebih meminati pakan yang ukurannya cukup
besar dan yang mudah digenggam dengan kaki serta paruhnya. Selanjutnya burung kakatua
akan memotong makanan yang telah didapatkan menjadi potongan-potongan kecil [6].
3.2.2 Perilaku Sosial
Burung kakatua jambul kuning yang berada di BEP ini kerap kali berinteraksi
terhadap para pengunjung dengan cara memberi makan dan mengajak burung tersebut
berbicara, dari pengamatan yang telah dilakukan bahwa burung tersebut sangat cerdas hal
tersebut terlihat ketika para pengunjung berbicara, burung kakatua jambul kuningpun juga
mengikutinya seperti dengan kata “hallo, kakak dan Assalamualaikum”, burung kakatua
jambul kuning dinobatkan sebagai burung pintar dikarenakan kemampuannya dalam
mengikuti kata-kata yang di sebutkan [7]. Berdasarkan data hasil wawancara yang telah saya
lakukan bahwa dari kelima burung kakatua jambul kuning yang ditangkarkan dalam satu
kandang terlihat bahwa satu diantaranya menunjukkan perilaku yang lebih aktif dikarenakan
adanya pengaruh habitat aslinya sebelum dilakukan penangkaran.
3.2.3 Perilaku Vokalisasi

3
Vokalisasi merupakan aktivitas yang juga dilakukan kakatua dengan cara
mengeluarkan suaranya yang dilakukan untuk berkomunikasi dengan individu lainnnya.
Perilaku tersebut diserati dengan menundukkan kepalanya dan semua bulunya di mekarkan.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ketika salah satu individu mengeluarkan suara
(vokalization), maka individu lainnya juga mengikuti.
3.2.4 Perilaku Bertengger
Burung-burung yang dipelihara di penangkaran lebih banyak menggunakan waktunya
dalam beristirahat dengan bertengger di kandang dibandingkan dengan jenis burung di alam
liar [6] yang lebih sering terbang untuk mencari makanannya sendiri.
3.2.5 Perilaku Memanjat
Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa individu burung kakatua jambul kuning
lebih suka memanjat di jeruji besi pada kandang, setelah dilakukan wawancara ternyata hal
tersebut mempunyai maksud yaitu burung kakatua jambul kuning lebih suka melihat secara
dekat dan luas jika memanjat dijeruji besi dibandingkan dengan dahan pohon yang telah
disiapkan didalam kandang. Selain itu, kakatua jambul kuning lebih senang melakukan
akativitas berpindah tempat melewati jeruji besi karena cengkramannya cukup kuat
3.2.6 Perilaku Berpindah Tempat
Aktivitas bergerak untuk melakukan pepindahan tempat pada burung kakatua jambul
kuning setelah diamati spesies ini melakukannya dengan cara menggigit kawat dan
mencengkram karena bentuk paruhnya yang bengkok dan kuat sehingga burung jenis ini lebih
mudah berpindah tempat menggunakan kaki dan paruhnya [8]. Aktivitas tersebut dilakukan
guna memperoleh pakan dan air minum.
3.2.7 Menaikkan Jambul
Aktivitas menaikkan jambul kuningnya sebagai salah satu respon tubuh terhadap
lingkungan sekitar, Cacatua galerita menggunakan ekspresi wajah dengan merenggangkan
semua bulunya untuk menunjukkan emosi positif. Menurut [9], bahwa ekspresi melalui
gerakan bulunya merupakan hal umum pada burung kakatua.
3.2.8 Perilaku Kawin
Perkawinan pada kakatua jambul kuning ditandai dengan proses pemilihan pasangan,
kemudian proses percumbuan yang cukup lama. Kakatua akan saling menelisik pasangannya
dengan menegakkan jambulnya. Pada proses percumbuan, juga dilakukan proses observasi
pohon yang akan dijadikan sebagai sarang. Biasanya kakatua jambul kuning akan bermain di
sekitar pohon sarang untuk menjaga dan memastikan lubang sarang pada pohon yang
dipilihnya aman [6]. Namun pada saat pengamatan yang terlihat bahwa burung kakatua
jambul kuning di tangkarkan didalam suatu kandang sehingga untuk sarangnya dibuat
langsung oleh pengelola BEP.
3.2.9 Perilaku Membersihkan Diri
Dari interview yang dilakukan diperoleh data sekunder bahwa burung kakatua juga
diketahui biasa melakukan aktivitas membersihkan tubuhnya dengan cara mandi. Meskipun
dalam pengamatan yang dilakukan tidak ditemukan, namun dilaporkan bahwa kakatua kerap
kali melakukan aktivitas tersebut sendiri yang berarti tanpa bantuan oleh manusia. Aktivitas
mandi dilakukan secara rutin sebagai salah satu cara alami untuk merawat bulunya agar tetap
bersih dan juga untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap dingin pada saat suhu udara panas
[10].
Burung kakatua memiliki jumlah populasinya kecil, menurun dan sangat terancam,
oleh karena itu perlu dilindungi oleh Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 dan secara
khusus melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 350/Kpts-11/1997 tentang
penetapan Kakatua Jambul Kuning sebagai satwa yang dilindungi. Secara internasional status

4
konservasi jenis ini masuk kedalam redlist IUCN (International Union for Conservation
Nature and Natural Resources) critically endangered [11] dan appendiks 1 CITES
(Convention on International Trade In Endangered Species of Wild Fauna and Flora) [12]
4. Kesimpulan
Aktivitas harian burung kakatua jambul kuning (Cacatua galerita) selama
pengamatan menunjukkan perilaku makan, sosial, vokalisasi, bertengger, memanjat,
berpindah tempat dan menaikkan jambulnya serta dari hasil wawancara selain dari perilaku
tersebut kakatua jambul kuning juga melakukan kegiatan mebersihkan dirinya dan perilaku
kawin. Berdasarkan waktu pengamatan pagi dan siang hari, perilaku dominan yang menonjol
terlihat pada waktu pagi hari adalah makan dan mengeluarkan suara sedangkan pada siang
hari bersosialisasi dan berpindah tempat.

Daftar Pustaka
[1] R. Hidayat, S. Rifanjani, and Wahdina, “Studi Keanekaragaman Jenis Burung Diurnal
di Hutan Sebadal Taman Nasional Gunung Palung Kabupaten Kayong Utara,” J. Hutan
Lestari, vol. 5, no. 3, pp. 696–703, 2017, [Online]. Available:
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/viewFile/22072/17689.
[2] Eka arismayanti et al., “Perilaku Alami dan Tidak Alami Burung Kakatua Jambul
Kuning (Cacatua sp.) di Animal Sanctuary Trust Indonesia, Jawa Barat,” J. Sumberd.
Hayati, vol. 7, no. 1, pp. 9–16, 2021, doi: 10.29244/jsdh.7.1.9-16.
[3] Y. Akmal, C. Nisa, and S. Novelina, “Morfologi Kelenjar Aksesori Kelamin Jantan
pada Trenggiling (Manis javanica) (MORPHOLOGY OF THE MALE SEX
ACCESSORY GLANDS OF THE PANGOLIN (MANIS JAVANICA)),” J. Vet., vol.
20, no. 1, p. 38, 2019, doi: 10.19087/jveteriner.2019.20.1.38.
[4] S. H. Amrullah, D. Dirhamzah, A. Rustam, and H. Hasyimuddin, “Tinjauan Umum
Perilaku Hewan Di Indonesia Dan Integrasi Keilmuannya,” Teknosains Media Inf.
Sains Dan Teknol., vol. 15, no. 1, p. 1, 2021, doi: 10.24252/teknosains.v15i1.15379.
[5] R. Rudiansyah and M. Radhi, “Perilaku Satwa Liar Pada Kelas Burung (Aves),” J.
OSF Prepr., vol. 1, no. 1, pp. 1–10, 2019.
[6] R. Rachmatika and S. Maharani, “AKTIVITAS HARIAN DAN KEBUTUHAN
NUTRIEN KAKATUA JAMBUL KUNING ( Cacatua galerita ) PADA MASA
MEMELIHARA ANAK DAILY ACTIVITY AND NUTRIENT REQUIREMENT OF
SULPHUR CRESTED COCKATOO ( Cacatua galerita ) ON REARING PERIOD,”
vol. 27, no. 1, pp. 50–61, 2018.
[7] M. Rumanta, H. Lelloltery, R. M. Kunda, and P. Kakisina, “Selection of plants species
as feed sources and nesting places salmon-crested cockatoo (Cacatua moluccensis)
Maluku endemic in Manusela National Park (MNP),” Adv. Anim. Vet. Sci., vol. 7, no.
6, pp. 474–479, 2019, doi: 10.17582/journal.aavs/2019/7.6.474.479.
[8] M. Takandjandji, Kayat, and dan G. N. Njurumana, “Perilaku burung bayan sumba
((Eclectus roratus cornelia Bonaparte) di Penangkaran Hambala, Sumba Timur, Nusa
Tenggara Timur (Behaviour of Bayan Sumba Bird (Eclectus roratus cornelia
Bonaparte) in Hambala Captive Breeding, East Sumba, East Nusa Tenggara),” J.
Penelit. Hutan dan Konserv. Alam, vol. 7, no. 4, pp. 357–369, 2010.

5
[9] T. Haryoko, “Keanekaragaman jenis burung di bunguran utara, pulau bunguran,
kabupaten natuna,” Zoo Indones., vol. 20, no. 2, pp. 17–25, 2011.
[10] A. Gitta, B. Masy, and E. Suzanna, “AKTIVITAS HARIAN DAN PERILAKU
MAKAN BURUNG KAKATUA-KECIL JAMBUL KUNING (Cacatua Sulphurea
Sulphurea Gmelin , 1788 ) DI PENANGKARAN ( Daily Activites and Feeding
Behavior of Lesser Sulphur-crested Cockatoo ( Cacatua sulphurea sulphurea Gmelin ,
1788 ) in,” vol. 17, no. 1, pp. 23–26, 2012.
[11] CITES. (2013). Appendices 1, 2,
3.http://www.cites.org/eng/app/appendices.php.Diakses tanggal 20 Juni 2022.
[12] IUCN. (2013). The IUCN red list of threatened species. http:// www.iucnredlist.org.
Diakses tanggal 20 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai