Anda di halaman 1dari 6

LK 1.2.

EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH


Nama Guru : FANNI NARO HUTAGALUNG, S.Pd
Asal Institusi : SDN 153002 SIPAKPAHI AEK LOBU 1

TABEL HASIL EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH


Masalah yang
Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi
NO telah
Masalah Penyebab Masalah
diidentifikasi
1. Pedagogik Kajian Literatur : Setelah dianalisis
Peserta didik di Menurut Setiawan, A. (2016), kurangnya semangat
kelas IV kurang beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik karena :
termotivasi dan motivasi belajar siswa rendah a) Kurangnya pendekatan
kurang semangat adalah kurang dukungan dari orang guru terhadap peserta
dalam mengikuti tua, guru atau lingkungan sekitar. didik dalam pembelajaran
pelajaran berlangsung.
Menurut Sardiman (2018:73), b) Kurangnya pemahaman
semangat dapat dikatakan sebagai konsep dan cara guru
daya penggerak dari dalam dan di dalam menyampaikan
dalam subjek untuk melakukan materi sehingga peserta
aktivitas-aktivitas tertentu demi didik jenuh dan bosan.
mencapai suatu tujuan. Ini c) Tidak melibatkan orangtua
merupakan pendorong seseorang dalam kegiatan proses
untuk melakukan suatu kegiatan. pembelajaran.
Fungsi Semangat :
a) Mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepaskan
energi
b) Menentukan arah perbuatan
yakni kearah tujuan yang
hendak dicapai
c) Dengan demikian semangat
dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuan.
d) Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan -
perbuatan apa yg harus
dikerjakan.

Menurut KBBI, semangat adalah


roh kehidupan yang menjiwai segala
makhluk, baik hidup maupun mati
(menurut kepercayaan orang dulu
dapat memberi kekuatan).

Wawancara dengan teman guru


dan Kepala Sekolah :
a) Guru belum memberikan
kesempatan peserta didik untuk
mencari cara belajar yang
menurut mereka mudah.
b) Belum banyak guru yang
menerapkan metode yang tepat
untuk dapat mengembangkan
semangat peserta didik.
c) Pembelajaran yang dilakukan
menjenuhkan peserta didik dan
tidak menyenangkan.
d) Peserta didik merasa bosan di
dalam kelas dikarenakan
pembelajaran kurang variatif.
2. Literasi Kajian Literatur : Setelah dianalisis tidak
Tidak tersedia Menurut Jurnal Sosial Humaniora tersedianya pojok baca
pojok baca dan pendidikan 2020, membaca dikelas karena :
didalam kelas IV adalah kemampuan untuk a) Sekolah yang ditempati
mengasimilasi informasi melalui masih sekolah yang
teks atau membaca. Membaca termasuk dalam sekolah
memberi kita informasi, wawasan, terpencil dan tertinggal.
dan kemampuan berpikir kritis. b) Fasilitas sekolah masih
Tanpa membaca, kita tidak dapat minim prasarana dan
mengetahui apa yang terjadi di sarana masih kurang
planet ini, dan kita tidak dapat lengkap seperti buku
mengetahui informasi yang paling buku bacaan yang
kabur tentang informasi yang ada di menrik masih kurang.
planet ini, oleh karena itu membaca c) Pembelajaran dikelas
adalah sesuatu yang penting dala masih belum melibatkan
keaktifan peserta didik.
Menurut Dafit et al.2020, sudut d) Guru tidak memberikan
literasi memiliki dampak yang bimbingan secara khusus
signifikan terhadap tumbuhnya untuk meningkatkan
minat baca. Pojok literasi dapat kemampuan dasar
dibentuk dengan membuat area baca matematis peserta didik.
di sekitar kelas dan mendekatkan
buku kepada siswa (Batubara &
Ariani, 2018). Pembuatan pojok
literasi di sekolah dasar bertujuan
untuk mendorong siswa agar sering
membaca (Wiratsiwi, 2020). Selain
memuat bahan bacaan yang
berkualitas,pojok literasi juga harus
nyaman bagi siswa. Poster berisi
informasi dan ajakan untuk
mendorong literasi membaca dapat
ditempelkan di pojok literasi.

Wawancara dengan teman guru


dan kepala sekolah :
a) Sekolah yang ditempati masih
terbilang sekolah tertinggal dan
terpencil.
b) Sekolah masih minim fasilitas
seperti buku- buku bacaan yang
menarik bagi peserta didik.
3. Numerisasi Kajian Literatur : Setelah dianalisis
Kemampuan dasar Kemampuan dasar adalah memiliki kemampuan peserta didik
matematis peserta dasar kemampuan (mampu) berfikir rendah dikarenakan:
didik masih dedukatif dalam membangun teori a) Kurangnya kemampuan
rendah. dan mengkomunikasikan hasil-hasil seorang guru dalam
kegiatan keilmuan dengan benar mengaplikasikan sebuah
serta mampu mengkomunikasikan materi kedalam benruk
bahasa artifikal yang bersifateksak yang sederhana yang
dan cermat. seharusnya dipahami
oleh siswa.
Yuli, dkk. (2018) mengatakan b) Dikarenakan adanya
kemampuan dasar matematika siswa pikirikan peserta didik
rendah karena pembelajaran yang bahwasannya
diberikan masih berbasis teacher matematika itu sulit ,
center. sehingga peserta didik
tidak mau dalam
Artikel detik.com (2019) mencoba belajar
mengatakan pelajaran matematika matematika.
masih menjadi mata pelajaran yang
sulit yang dihadapi oleh setiap
siswa.

Sumarno dan Mufarrihah 2020.


Mengklasifikasi kemampuan
dasarmatematika dalam lima standar
kemampuan, yaitu:
a) Pemahaman matematis
b) Pemecahan masalah
matematika
c) penalaran matematis;
d) koneksi
e) matematis
f) komunikasi matematis.

National Council of teachers


Mathematics (NCTM) menetapkan
standar-standar kemampuan
matematika seperti pemecahan
masalah, penalaran dan pembuktian,
komunikasi, koneksi, dan
representasi yang seharusnya dapat
dimiliki oleh peserta didik.

Wawancara dengan teman guru


dan kepala sekolah :
a) Kurangnya kemampuan
seorang guru dalam
mengaplikasikan sebuah materi
kedalam benruk yang
sederhana yang seharusnya
dipahami oleh siswa.
b) Dikarenakan adanya pemikiran
peserta didik bahwasannya
matematika itu sulit , sehingga
peserta didik tidak mau dalam
mencoba belajar matematika.

4. Pembelajaran di Kajian Literatur Setelah dilakukan


kelas masih belum HOTS (High Order Thinking Skill) analisis terhadap kajian
berbasis HOTS adalah konsep pembelajaran yang literatur dan
dikemukan oleh Benyamin S wawancara, penyebab
Bloom, dkk dalam buku yang Pembelajaran di kelas
berjudul Taxonomy of Educational masih belum berbasis
Objectives: The Classification of HOTS (Higher Order
Educational Goals (1956) yang Thinking Skill) :
mengkategorikan berbagai tingkat a) Paradikma lama siswa
pemikiran dari yang terendah hanya di suruh
hingga tertinggi, bernama menghafal bukan
Taksonomi Bloom. Konsep ini berlatih untuk
merupakan tujuan pembelajaran kemampuan menalar.
yang terbagi menjadi tiga ranah, b) Kemampuan Guru dalam
yaitu: kognitif (pengetahuan), menyususn pembelajaran
afektif (sikap) dan psikomotor berbasis HOTS masih
(keterampilan). Rendah.

Implementasi Kurikulum Merdeka


membuat sistem pembelajaran
berubah dari yang semula berpusat
kepada guru, menjadi berpusat
kepada siswa. Pembelajaran
berpusat kepada siswa
mengharuskan siswa untuk mampu
berpikir kritis. Untuk
mempersiapkan hal tersebut, guru
dan siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan HOTS atau Higher
Order Thinking Skill.
Sumber:https://naikpangkat.com/seb
erapa-penting-hots-dalam-
kurikulum-merdeka-simak-
penjelasan-berikut/1/
Wawancara dengan teman guru
dan kepala sekolah :
a. Karena anak belum begitu
memahami materi dan belum
siap mengerjakan Soal -soal
yang HOTS
b. Pembelajaran di kelas masih
belum berbasis HOTS (Higher
Order Thinking Skill) karena
guru masih mengajar dengan
paradikma lama siswa hanya di
suruh menghafal bukan berlatih
untuk kemampuan menalar.
Selain itu dikarenakan
pengetahuan guru dan murid
yang kurang.
c. Pelatihan Guru tentang cara
menerapkan pembelajaran
berbasis HOTS kurang sehingga
kurang menguasai metode yang
akan diterapkan

Anda mungkin juga menyukai