Nama Guru : FANNI NARO HUTAGALUNG, S.Pd Asal Institusi : SDN 153002 SIPAKPAHI AEK LOBU 1
TABEL HASIL EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH
Masalah yang Hasil Eksplorasi Penyebab Analisis Eksplorasi NO telah Masalah Penyebab Masalah diidentifikasi 1. Pedagogik Kajian Literatur : Setelah dianalisis Peserta didik di Menurut Setiawan, A. (2016), kurangnya semangat kelas IV kurang beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik karena : termotivasi dan motivasi belajar siswa rendah a) Kurangnya pendekatan kurang semangat adalah kurang dukungan dari orang guru terhadap peserta dalam mengikuti tua, guru atau lingkungan sekitar. didik dalam pembelajaran pelajaran berlangsung. Menurut Sardiman (2018:73), b) Kurangnya pemahaman semangat dapat dikatakan sebagai konsep dan cara guru daya penggerak dari dalam dan di dalam menyampaikan dalam subjek untuk melakukan materi sehingga peserta aktivitas-aktivitas tertentu demi didik jenuh dan bosan. mencapai suatu tujuan. Ini c) Tidak melibatkan orangtua merupakan pendorong seseorang dalam kegiatan proses untuk melakukan suatu kegiatan. pembelajaran. Fungsi Semangat : a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi b) Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai c) Dengan demikian semangat dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. d) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yg harus dikerjakan.
Menurut KBBI, semangat adalah
roh kehidupan yang menjiwai segala makhluk, baik hidup maupun mati (menurut kepercayaan orang dulu dapat memberi kekuatan).
Wawancara dengan teman guru
dan Kepala Sekolah : a) Guru belum memberikan kesempatan peserta didik untuk mencari cara belajar yang menurut mereka mudah. b) Belum banyak guru yang menerapkan metode yang tepat untuk dapat mengembangkan semangat peserta didik. c) Pembelajaran yang dilakukan menjenuhkan peserta didik dan tidak menyenangkan. d) Peserta didik merasa bosan di dalam kelas dikarenakan pembelajaran kurang variatif. 2. Literasi Kajian Literatur : Setelah dianalisis tidak Tidak tersedia Menurut Jurnal Sosial Humaniora tersedianya pojok baca pojok baca dan pendidikan 2020, membaca dikelas karena : didalam kelas IV adalah kemampuan untuk a) Sekolah yang ditempati mengasimilasi informasi melalui masih sekolah yang teks atau membaca. Membaca termasuk dalam sekolah memberi kita informasi, wawasan, terpencil dan tertinggal. dan kemampuan berpikir kritis. b) Fasilitas sekolah masih Tanpa membaca, kita tidak dapat minim prasarana dan mengetahui apa yang terjadi di sarana masih kurang planet ini, dan kita tidak dapat lengkap seperti buku mengetahui informasi yang paling buku bacaan yang kabur tentang informasi yang ada di menrik masih kurang. planet ini, oleh karena itu membaca c) Pembelajaran dikelas adalah sesuatu yang penting dala masih belum melibatkan keaktifan peserta didik. Menurut Dafit et al.2020, sudut d) Guru tidak memberikan literasi memiliki dampak yang bimbingan secara khusus signifikan terhadap tumbuhnya untuk meningkatkan minat baca. Pojok literasi dapat kemampuan dasar dibentuk dengan membuat area baca matematis peserta didik. di sekitar kelas dan mendekatkan buku kepada siswa (Batubara & Ariani, 2018). Pembuatan pojok literasi di sekolah dasar bertujuan untuk mendorong siswa agar sering membaca (Wiratsiwi, 2020). Selain memuat bahan bacaan yang berkualitas,pojok literasi juga harus nyaman bagi siswa. Poster berisi informasi dan ajakan untuk mendorong literasi membaca dapat ditempelkan di pojok literasi.
Wawancara dengan teman guru
dan kepala sekolah : a) Sekolah yang ditempati masih terbilang sekolah tertinggal dan terpencil. b) Sekolah masih minim fasilitas seperti buku- buku bacaan yang menarik bagi peserta didik. 3. Numerisasi Kajian Literatur : Setelah dianalisis Kemampuan dasar Kemampuan dasar adalah memiliki kemampuan peserta didik matematis peserta dasar kemampuan (mampu) berfikir rendah dikarenakan: didik masih dedukatif dalam membangun teori a) Kurangnya kemampuan rendah. dan mengkomunikasikan hasil-hasil seorang guru dalam kegiatan keilmuan dengan benar mengaplikasikan sebuah serta mampu mengkomunikasikan materi kedalam benruk bahasa artifikal yang bersifateksak yang sederhana yang dan cermat. seharusnya dipahami oleh siswa. Yuli, dkk. (2018) mengatakan b) Dikarenakan adanya kemampuan dasar matematika siswa pikirikan peserta didik rendah karena pembelajaran yang bahwasannya diberikan masih berbasis teacher matematika itu sulit , center. sehingga peserta didik tidak mau dalam Artikel detik.com (2019) mencoba belajar mengatakan pelajaran matematika matematika. masih menjadi mata pelajaran yang sulit yang dihadapi oleh setiap siswa.
Sumarno dan Mufarrihah 2020.
Mengklasifikasi kemampuan dasarmatematika dalam lima standar kemampuan, yaitu: a) Pemahaman matematis b) Pemecahan masalah matematika c) penalaran matematis; d) koneksi e) matematis f) komunikasi matematis.
National Council of teachers
Mathematics (NCTM) menetapkan standar-standar kemampuan matematika seperti pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi yang seharusnya dapat dimiliki oleh peserta didik.
Wawancara dengan teman guru
dan kepala sekolah : a) Kurangnya kemampuan seorang guru dalam mengaplikasikan sebuah materi kedalam benruk yang sederhana yang seharusnya dipahami oleh siswa. b) Dikarenakan adanya pemikiran peserta didik bahwasannya matematika itu sulit , sehingga peserta didik tidak mau dalam mencoba belajar matematika.
4. Pembelajaran di Kajian Literatur Setelah dilakukan
kelas masih belum HOTS (High Order Thinking Skill) analisis terhadap kajian berbasis HOTS adalah konsep pembelajaran yang literatur dan dikemukan oleh Benyamin S wawancara, penyebab Bloom, dkk dalam buku yang Pembelajaran di kelas berjudul Taxonomy of Educational masih belum berbasis Objectives: The Classification of HOTS (Higher Order Educational Goals (1956) yang Thinking Skill) : mengkategorikan berbagai tingkat a) Paradikma lama siswa pemikiran dari yang terendah hanya di suruh hingga tertinggi, bernama menghafal bukan Taksonomi Bloom. Konsep ini berlatih untuk merupakan tujuan pembelajaran kemampuan menalar. yang terbagi menjadi tiga ranah, b) Kemampuan Guru dalam yaitu: kognitif (pengetahuan), menyususn pembelajaran afektif (sikap) dan psikomotor berbasis HOTS masih (keterampilan). Rendah.
Implementasi Kurikulum Merdeka
membuat sistem pembelajaran berubah dari yang semula berpusat kepada guru, menjadi berpusat kepada siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa mengharuskan siswa untuk mampu berpikir kritis. Untuk mempersiapkan hal tersebut, guru dan siswa dituntut untuk memiliki kemampuan HOTS atau Higher Order Thinking Skill. Sumber:https://naikpangkat.com/seb erapa-penting-hots-dalam- kurikulum-merdeka-simak- penjelasan-berikut/1/ Wawancara dengan teman guru dan kepala sekolah : a. Karena anak belum begitu memahami materi dan belum siap mengerjakan Soal -soal yang HOTS b. Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) karena guru masih mengajar dengan paradikma lama siswa hanya di suruh menghafal bukan berlatih untuk kemampuan menalar. Selain itu dikarenakan pengetahuan guru dan murid yang kurang. c. Pelatihan Guru tentang cara menerapkan pembelajaran berbasis HOTS kurang sehingga kurang menguasai metode yang akan diterapkan